POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG (TIMUR 1)
OLEH: ANGGOTA KELOMPOK TIMUR 1
DOSEN PEMBIMBING: YOSSYAFRA, ST, M.Eng, Sc, Ph.D
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK TIMUR 1
07172049 MUHAMMAD IQBAL 0810923162 YURI NOVEBRIAN 0810923179 BOB ARASMA 0910921008 FEBIANA MAULANI 0910922021 RIZKY HARYANTO 0910922033 FAJRI SURYANI 0910923119 YOUDI PINTO P 0910923169 YANOLLA MARETA 1010922044 LIDYA TRI SETIAWATI 1010922066 REZA NIRWANA SARI 1010922072 NOFERU SIRMAN 1010923015 SATRIA ANGGOMAN 1010923034 IRVAN FACHRI 1010923044 ANDREY PRASETIO
DAFTAR ISI
COVER DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK TIMUR 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 I.1 Umum 1 I.2 Perumusan Masalah 1 I.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 2 I.4 Maksud dan Tujuan 2 BAB II STUDI PUSTAKA 3 II.1 Tinjauan Studi Dalam Penentuan Rute 3 II.1.1 Sistem Rute 3 II.1.2 Kepadatan Rute 3 II.1.3 Daerah Pelayanan Rute 4 II.2 Indikator Pelayanan Angkutan Umum 4 II.2.1 Faktor Muat (Load Factor) 5 II.2.2 Frekuensi 5 II.2.3 Waktu Perjalanan 5 II.2.4 Waktu Tunggu 6 II.2.5 Waktu Antara (Headway) 6 II.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 6 II.3.1 Kenyamanan 6 II.3.2 Keterandalan (reliability) 7 II.3.3 Keselamatan 7 BAB III PENGOLAHAN DATA 8 III.1 Data Trayek Angkutan Umum Kota Padang Bagian Timur 1 8 III.2 Data Hasil Survey Lapangan (Data Primer) 8 III.2.1 Kode Trayek 436 8 III.2.2 Kode Trayek 304 9 III.2.3 Kode Trayek 307 9 III.2.4 Kode Trayek 448 10 III.2.5 Kode Trayek 054 10 III.2.6 Kode Trayek 054 11 BAB IV ANALISA DATA 12
IV.1 Faktor Muat (Load Factor) 12 IV.2 Frekuensi 12 IV.3 Headway 13 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 14 V.1 Kesimpulan 14 V.2 Saran 14 PUSTAKA LAMPIRAN SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Umum Transportasi adalah suatu proses memindahkan suatu benda yang mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lain. Kegiatan transportasi ini membutuhkan tempat yang disebut dengan prasarana transportasi, ciri utama prasarana transportasi adalah melayani pengguna, bukan berupa barang atau komoditas. System transportasi diusahakan memberikan suatu transportasi yang aman, cepat dan murah. Pertumbuhan ekonomi menyebabkan mobilitas sesorang meningkat sehingga kebutuhan pergerakannya pun meningkat melebihi kapasitas prasarana transportasi yang ada. Pergerakan penduduk dalam memenuhi kebutuhannya terjadi dari daerah bangkitan ke daerah tarikan seperti dari perumahan menuju ke sekolah, pasar, puskesmas, perkantoran dan lain- lain. Pergerakan ini merupakan pergerakan yang umum dari penduduk. Pada pagi sampai siang hari penduduk bergerak dari daerah perumahan menuju ke daerah pusat kegiatan, dan sebaliknya penduduk bergerak dari pusat kegiatan menuju ke daerah perumhan pada sore hari. Masalah transportasi pada dasarnya terjadi karena adanya interaksi yang sangat erat antara komponen-komponen system transportasi, dimana interaksi yang terjadi berada pada kondisi diluar kontrol, sehingga terjadi ketidakseimbangan. Ketidakseimbangan dimaksud dapat saja terjadi karena ketidaksesuaian antara transport demand (permintaan akan transportasi) dantransport supply (ketersediaan untuk mengantisipasi kebutuhan pergerakan) ataupun faktor-faktor relevan lainnya yang pada dasarnya menyebabkan pergerakan manusia dan barang menjadi tidak efisien dan efektif. Kinerja transportasi merupakan salah satu masalah transportasi yang sering ditemui saat ini. Kinerja transportasi yang dimaksud tidak hanya mencakup prasarana transportasi saja tetapi juga sarana transportasi misalnya agkutan kota.
I.2 Perumusan Masalah Salah satu indikator kota sebagai ciri kota modern ialah tersedianya sarana transportasi yang memadai bagi warga kota. Fungsi, peran serta masalah yang ditimbulkan oleh sarana transportasi ini semakin ruwet seiring dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk. Masalah lalu lintas dan angkutan semakin vital peranannya sejalan dengan kemajuan ekonomi dan mobilitas masyarakat.
SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
Secara umum permasalahan yang ada adalah : a. Pengaturan rute dan jalur trayek angkutan kota belum didasarkan pada analisis kebutuhan pasar. b. Sikap dan kesadaran para pengemudi, para penumpang dan juga petugas yang terkait relatif rendah.
I.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Studi kinerja operasi angkutan kota di kota Padang adalah sangat luas dan kompleks. Oleh karena itu, studi ini membatasi ruang lingkup sebagai berikut: a. Studi ini hanya dilakukan untuk Kota Padang bagian Timur 1, 7 (sembilan) line/trayek angkutan kota yang ada di Kota Padang. b. Waktu studi dilakukan pada jam sibuk dan tidak sibuk (peak and off peak). Jam sibuk yang dimaksud adalah jam pada periode dimana arus lalu lintas mengalir tinggi, yaitu pukul : 06.30 08.30. Jam tidak sibuk yang dimaksud adalah jam pada periode dimana arus lalu lintas mengalir tidak tinggi, yaitu pukul : 09.00 11.00. c. Studi ini membahas kinerja operasi yang ditinjau dari tingkat efektivitas dan efisiensi angkutan kota.
I.4 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dari Studi ini adalah untuk melihat kinerja operasi angkutan kota yang beroperasi di kota Padang. Sedangkan tujuan dari Studi ini adalah: a. Untuk mengetahui tingkat efektifitas pengoperasian angkutan kota, meliputi aksesibilitas, kerapatan, kecepatan rata-rata, frekuensi, dan headway. b. Untuk mengetahui tingkat efisiensi pengoperasian angkutan kota, meliputi tingkat operasional dan faktor muat penumpang (loadfactor). SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
3 BAB II STUDI PUSTAKA
II.1 Tinjauan Transportasi Dalam Penentuan Rute II.1.1 Sistem Rute Jika ditinjau dari aspek spesial geografis maupun jika ditinjau dari waktu pelayanan, maka penumpang dengan berbagai kepentingan dapat menggunakan rute angkutan umum secara bersama-sama. Dalam hal ini tentu saja, suatu rute angkutan umum akan melayani calon penumpang yang mempunyai asal dan tujuan yang berbeda-beda atau penumpang yang memiliki jarak perjalanan berbeda-beda. Selain karakteristik perjalanan yang berbeda-beda, suatu rute angkutan umum juga harus melayani penumpang yang mempunyai karakteristik sosial ekonomi yang berbeda dan karakteristik aktivitas yang berbeda-beda pula. Dilain pihak, jika ditinjau dari karakteristik aktivitasnya, maka sistem rute angkutan umum harus melayani kebutuhan mobilitas penumpang yang bervariasi dari waktu ke waktu. Ada saat kebutuhan pergerakan penumpang sangat tinggi (jam puncak), dan di lain waktu harus melayani kebutuhan pergerakan penumpang yang relatif rendah. Dalam hal ini suatu rute angkutan umum tidak mungkin melayaninya dengan cara pengaturan lokasi rute yang berbeda dari waktu ke waktu, karena hanya akan membuat bingung penumpang. Hal yang mungkin adalah dengan tetap menggunakan lokasi rute yang sama, tetapi dengan melakukan frekwensi yang berbeda dari waktu ke waktu.
II.1.2 Kepadatan Rute Kepadatan rute adalah rasio panjang yang dilalui angkutan umum terhadap luas area yang dilayani oleh angkutan umum. Nilai kepadatan rute menurut Giannopoulos merupakan umuran tingkat cakupan layanan angkutan umum. Nilainya bisa ditetapkan berdasarkan kepadatan penduduk yang merupakan angka indikatif, seperti dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Tingkat Kepadatan Rute Kepadatan Penduduk (org/Km2) Kepadatan Rute (Km rute/Km2 luas area) > 4600 2,5 3900 4600 2,0 3000 3900 1,65 SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
Pada tabel diatas terlihat bahwa makin besar kepadatan penduduk yang diindikasikan makin besarnya permintaan (demand) akan pelayanan angkutan umum, kepadatan rute yang diindikasikan penyedian (supply) layanan angkutan umum secara teoritis harus semakin besar.
II.1.3 Daerah Pelayanan Rute Suatu daerah dimana seluruh warga dapat menggunakan atau dapat memanfaatkan rute tersebut untuk kebutuhan perjalanannya dan masih cukup nyaman untuk berjalan menuju rute angkutan umum untuk selanjutnya menggunakan jasa pelayanan angkutan umum untuk melakukan perjalanan. Besarnya daerah pelayanan suatu rute sangat tergantung pada seberapa jauh berjalan kaki itu masih nyaman. Jika batasan jarak berjalan kaki yang masih nyaman bagi penumpang adalah sekitar 400 meter, maka daerah pelayanan adalah koridor kiri kanan rute dengan lebar 800 meter seperti gambar 1.
Gambar 1 Daerah Pelayanan Rute (Coverage Area) Sumber: LPKM-ITB,1997
II.2 Indikator Pelayanan Angkutan Umum Pelayanan angkutan umum dinilai berdasarkan parameter-parameter tertentu baik kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik sistem angkutan umum yang ditinjau. Sebagai parameter untuk menilai karakteristik dari sistem angkutan umum digunakan standar yang dikeluarkan oleh Bank Dunia (World Bank) tahun 1993. SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
5
II.2.1 Faktor Muat (Load Factor) Jumlah penumpang yang berada didalam kendaraan yang dinyatakan dalam persen (%) pada suatu titik jalan tertentu dikatakan Load Faktor (faktor muat). Penumpang lebih menyukai faktor muat yang rendah daripada faktor muat tinggi, oleh karena faktor muat rendah penumpang selalu dapat naik di kendaraan yang datang pertama dan memperoleh tempat duduk. Faktor muat rendah cenderung menghasilkan waktu tunggu yang pendek. Ada 2 (dua) jenis faktor muat, yaitu: a. Faktor Muat Statis Survey diluar bis dimana pengumpul data (surveyor) berdiri disuatu tempat dengan menghitung dan mengumpulkan data jumlah penumpang yang berada didalam kendaraan yang melewatinya. b. Faktor Muat Dinamis Survey faktor muat dinamis sering disebut juga survei on bus atau survei naik turun penumpang dan waktu perjalanan, cara ini paling efektif untuk memperoleh data mengenai waktu perjalanan.
II.2.2 Frekuensi Bank Dunia telah merekomendasikan bahwa untuk angkutan kota dengan rute tetap, frekuensi pelayanan harus sekitar 6 (enam) kendaraan perjam. Data di Indonesia ditemukan bahwa frekuensi pelayanan angkutan kota dengan rute tetap di banyak kota juga melebihi standar minimum Bank Dunia.
II.2.3 Waktu Perjalanan Terdiri atas waktu berjalan (operating/cruising time), waktu berhenti dihentian (dwelling time) dan waktu tundaan disebabkan lalu lintas (misalnya oleh traffic light), waktu di terminal (waktu istirahat awak, lay over time). Waktu berjalan dihitung berdasarkan karakteristik percepatan dan perlambatan kendaraan, kecepatan berjalan dan hambatan kecepatan. Waktu berhenti tergantung pada kendaraan dan fasilitas menaikkan dan menurunkan penumpang. Bank Dunia menyarankan bahwa standar perpindahaan pada waktu sibuk pagi hari maksimalnya adalah 50%, jadi kurang dari 50% penumpang, yang menggunakan suatu rute pindah, maka rute tersebut diatas standar. SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
6 Tetapi sebaliknya jika lebih dari 50%, maka rute tersebut diatas dibawah standar.
II.2.4 Waktu Tunggu Bank Dunia merekomendasikan untuk waktu tunggu rata-rata 5 10 menit, maksimum 10 20 menit. Beragam kegiatan yang terjadi di terminal mengakibatkan waktu tunggu merupakan hal yang sering terjadi. Karakteristik ini merupakan kompenan yang penting dalam evaluasi terminal, dan ramalan terhadap kemungkinan antrian yang akan terjadi. Bagaimana mengurangi waktu tunggu adalah sesuatu yang sulit untuk dielakan, oleh karena itu kapasitas yang cukup harus disediakan untuk areal tempat tunggu untuk dapat menampung lalu lintas.
II.2.5 Waktu Antara (Headway) Merupakan interval waktu antara dua kendaraan umum yang sejenis dan satu rute yang berurutan. Waktu tunggu adalah separuh waktu antara (headway) kendaraan. Sebagai parameter untuk menilai karakteristik sistem angkutan umum digunakan standar Bank Dunia berkaitan dengan waktu tunggu penumpang rata-rata 5 10 menit dan headway rata-rata antar kendaraan umum sekitar 0 20 menit (Nasution, 1996).
II.3 Jenis Survey Pelayanan Angkutan Umum Kualitas pelayanan dapat diukur berdasarkan parameter yang telah ditetapkan oleh Pemerintah (Kementerian Perhubungan) yang disebut standar pelayanan, maupun dari The World Bank-Urban Transport.
II.3.1 Kenyamanan Faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan penumpang kemungkinan besar dipengaruhi oleh kekuatan pasar. Faktor muat benar mempengaruhi kenyamanan penumpang, dimana faktor muat yang tinggi tidak nyaman bagi penumpang. Kendaraan baru mempunyai berbagai keunggulan potensial bagi penumpang, dibandingkan dengan kendaraan tua. Bagi kendaraan baru ada kemungkinan yang SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
7 lebih besar untuk: lebih nyaman, lebih dapat diandalkan, dan lebih dapat menjamin keselamatan. II.3.2 Keterandalan (reliability) Walaupun usia rata-rata kendaraan merupakan suatu indikator dari keterandalan potensial kendaraan, tolok ukur yang lebih akurat tentang keterandalan adalah data frekuensi. Bila tiap hari frekuensi pada jam sibuk pagi pada suatu rute sama (atau hampir sama), hal ini merupakan petunjuk adanya kuantitas pelayanan yang dapat diandalkan.
II.3.3 Keselamatan Sumber utama data keselamatan adalah data kecelakaan, sehingga kota dapat mengukur dan/atau mengkuantifikasi aspek kualitas pelayanan dari pengumpulan dan analisa data kecelakaan. SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
8 BAB III PENGOLAHAN DATA
III.1 Data Trayek Angkutan Umum Kota Padang Bagian Timur 1
III.2 Data Hasil Survey Lapangan (Data Primer) III.2.1 Kode Trayek 436 Jumlah angkutan umum : 26 Unit Jam beroperasi : 06 00 19 00 WIB Jumlah RIT dalam 1 hari : 9 RIT Pendapatan dalam 1 hari : 650.000,- Faktor muat rata-rata : 65% Waktu rata-rata perjalanan 1 RIT : 1 jam 36 menit Frekuensi rata-rata - On Peak(Jam 06 30 -08 30 WIB) : 0,20 kend./menit - Off peak (Jam 09 00 -11 00 WIB) : 0,14 kend./menit Headway rata-rata - On Peak (Jam 06 30 -08 30 WIB) : 5,03 menit per kendaraan No. Kode Trayek Nama Trayek 1 436 PsrRaya-Thamrin-Proklamasi-Simp.Haru-Lubeg-By Pass-Kp.Jua 2 304 PasarRaya-Thamrin-Proklamasi-SimpangHaru-Lubeg- Bandar Buat-Indarung-Ngalau 3 307 PasarRaya-Thamrin-Proklamasi-SimpangHaru-Lubeg- Bandar Buat-UluGadut 4 448 PasarRaya-Patimura-A.Yani-Tan Malaka- SimpangHaru-Andalas-Ketaping-PasarBaru 5 054 Psr Raya-Psr Baru via Jati 6 439 Psr Raya-Thamrin-Proklamasi-Simp.Haru-Marapalam- Lb. Begalung-By Pass- Terminal Regional Bingkuang 7 720 Psr Baru Simp Bandar Buat SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
9 - Off peak (Jam 09 00 -11 00 WIB) : 7,36 menit per kendaraan Kantong Penumpang ; Kp. Jua, Depan Kampus UPI, Simp Haru, Psr Raya
III.2.2 Kode Trayek 304 Jumlah angkutan umum : 75 Unit Jam beroperasi : 05 30 20 30 WIB Jumlah RIT dalam 1 hari : 8 RIT Pendapatan dalam 1 hari : 750.000,- Faktor muat rata-rata : 80% Waktu rata-rata perjalanan 1 RIT : 1 jam 58 menit Frekuensi rata-rata - On Peak (Jam 06 30 -08 30 WIB) : 1,34 kend./menit - Off peak (Jam 09 00 -11 00 WIB) : 0,76 kend./menit Headway rata-rata - On Peak (Jam 06 30 -08 30 WIB) : 0,75 menit per kendaraan - Off peak (Jam 09 00 -11 00 WIB) : 1,32 menit per kendaraan Kantong Penumpang ; Simp Bandar Buat, Depan Kampus UPI, Tarandam, Psr Raya
III.2.3 Kode Trayek 307 Jumlah angkutan umum : 100 Unit Jam beroperasi : 06 00 20 00 WIB Jumlah RIT dalam 1 hari : 8 RIT Pendapatan dalam 1 hari : 800.000,- Faktor muat rata-rata : 83% Waktu rata-rata perjalanan 1 RIT : 1 jam 56 menit Frekuensi rata-rata - On Peak (Jam 06 30 -08 30 WIB) : 1,09 kend./menit - Off peak (Jam 09 00 -11 00 WIB) : 0,62 kend./menit Headway rata-rata - On Peak (Jam 06 30 -08 30 WIB) : 0,93 menit per kendaraan - Off peak (Jam 09 00 -11 00 WIB) : 1,65 menit per kendaraan SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
10 Kantong Penumpang ; Simp Bandar Buat, Depan Kampus UPI, Tarandam, Psr Raya
III.2.4 Kode Trayek 448 Jumlah angkutan umum : 106 Unit Jam beroperasi : 05 30 19 00 WIB Jumlah RIT dalam 1 hari : 8 RIT Pendapatan dalam 1 hari : 750.000,- Faktor muat rata-rata : 80% Waktu rata-rata perjalanan 1 RIT : 1 jam 08 menit Frekuensi rata-rata - On Peak (Jam 06 30 -08 30 WIB) : 0,90 kend./menit - Off peak (Jam 09 00 -11 00 WIB) : 0,79 kend./menit Headway rata-rata - On Peak (Jam 06 30 -08 30 WIB) : 1,23 menit per kendaraan - Off peak (Jam 09 00 -11 00 WIB) : 1,28 menit per kendaraan Kantong Penumpang ; Pasar Baru, Simp By Pass, Simp Anduring, Psr Raya, Simp Patimura, Tan Malaka
III.2.5 Kode Trayek 054 Jumlah angkutan umum : 25 Unit Jam beroperasi : 06 00 18 00 WIB Jumlah RIT dalam 1 hari : 9 RIT Pendapatan dalam 1 hari : 450.000,- Faktor muat rata-rata : 70% Waktu rata-rata perjalanan 1 RIT : 44,15 menit Frekuensi rata-rata - On Peak (Jam 06 30 -08 30 WIB) : 0,47 kend./menit - Off peak (Jam 09 00 -11 00 WIB) : 0,33 kend./menit Headway rata-rata - On Peak (Jam 06 30 -08 30 WIB) : 2,29 menit per kendaraan - Off peak (Jam 09 00 -11 00 WIB) : 3,16 menit per kendaraan Kantong Penumpang ; Pasar Baru, Simp By Pass, Jati, Psr Ray SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
11
III.2.6 Kode Trayek 439 Jumlah angkutan umum : 16 Unit Jam beroperasi : 06 00 18 00 WIB Jumlah RIT dalam 1 hari : 4 RIT Pendapatan dalam 1 hari : 500.000,- Faktor muat rata-rata : 60% Waktu rata-rata perjalanan 1 RIT : 2 jam 42 menit Frekuensi rata-rata - On Peak (Jam 06 30 -08 30 WIB) : 0,168 kend./menit - Off peak (Jam 09 00 -11 00 WIB) : 0,068 kend./menit Headway rata-rata - On Peak (Jam 06 30 -08 30 WIB) : 06,11 menit per kendaraan - Off peak (Jam 09 00 -11 00 WIB) : 17,14 menit per kendaraan Kantong Penumpang ; Simp Lubeg, Depan UPI, Psr Raya SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
12 BAB IV ANALISA DATA
IV.1 Faktor Muat (Load Factor) Hasil factor muat penumpang angkutan umum antara lain: Trayek 436 : 65% Trayek 304 : 80% Trayek 307 : 83% Trayek 448 : 80% Trayek 054 : 70% Trayek 439 : 60% Menurut parameter World Bank dan DLLAJ memberikan batasan factor muatan penumpang sebesar 70%. Karena muatan penumpang rata-rata sudah memenuhi kapasitas normal penumpang, maka angkutan umum dapat dikatakan efisien. Tetapi, penumpang lebih menyukai faktor muat yang rendah daripada faktor muat tinggi, oleh karena faktor muat rendah penumpang selalu dapat naik di kendaraan yang datang pertama dan memperoleh tempat duduk. Faktor muat rendah cenderung menghasilkan waktu tunggu yang pendek.
IV.2 Frekuensi Hasil survey frekuensi pada jam sibuk (on peak) antara lain: Trayek 436 : 0,20 kend./menit Trayek 304 : 1,34 kend./menit Trayek 307 : 1,09 kend./menit Trayek 448 : 0,90 kend./menit Trayek 054 : 0,47 kend./menit Trayek 439 : 0,168 kend./menit Hasil survey frekuensi pada jam tidak sibuk (off peak) antara lain: Trayek 436 : 0,14 kend./menit Trayek 304 : 0,76 kend./menit Trayek 307 : 0,62 kend./menit Trayek 448 : 0,79 kend./menit Trayek 054 : 0,33 kend./menit Trayek 439 : 0,068 kend./menit SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
13 Bank Dunia telah merekomendasikan bahwa untuk angkutan kota dengan rute tetap, frekuensi pelayanan harus sekitar 6 (enam) kendaraan perjam. Data di Indonesia ditemukan bahwa frekuensi pelayanan angkutan kota dengan rute tetap di banyak kota juga melebihi standar minimum Bank Dunia.
IV.3 Headway Hasil survey headway pada jam sibuk (on peak) antara lain: Trayek 436 : 5,03 menit per kendaraan Trayek 304 : 0,75 menit per kendaraan Trayek 307 : 1,09 menit per kendaraan Trayek 448 : 1,23 menit per kendaraan Trayek 054 : 2,29 menit per kendaraan Trayek 439 : 6,11 menit per kendaraan Hasil survey headway pada jam tidak sibuk (off peak) antara lain: Trayek 436 : 7,36 menit per kendaraan Trayek 304 : 1,32 menit per kendaraan Trayek 307 : 1,64 menit per kendaraan Trayek 448 : 1,28 menit per kendaraan Trayek 054 : 3,16 menit per kendaraan Trayek 439 : 17,14 menit per kendaraan Sebagai parameter untuk menilai karakteristik sistem angkutan umum digunakan standar Bank Dunia berkaitan dengan headway rata-rata antar kendaraan umum sekitar 0 20 menit. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa headway trayek efektif. SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diambil adalah dengan pengamatan pada analisa data yang diperoleh dari hasil survey dan wawancara serta dengan membandingkannya dengan parameter-parameter yang ada. Berdasarkan hasil survey dan analisa data untuk trayek Kota Padang (Timur 1) dapat dikatakan bahwa tingkat pelayanannya efektif.
V.2 Saran Perlu dipertimbangkan untuk memperkecil jarak headway angkutan umum sehingga penumpang tidak terlalu lama menunggu, hal ini juga akan membuat jarak tempuh dalam satuan harian kendaraan semakin besar. Waktu tunggu yang lama juga mempengaruhi penumpang untuk memilih moda angkutan umum. SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
DAFTAR PUSTAKA
Morlok, E.K., (1985), Pengaturan Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta. Tarmin, O. Z., (1997), Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung. Warpani, S.Ir., (1990), Rekayasa Lalu Lintas, Penerbit Bharata Karya Aksara, Jakarta. www.google.com, Standar Pelayanan Angkutan Umum SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
LAMPIRAN
SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
PETA JARINGAN TRAYEK
SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG
DATA HASIL SURVEY
SISTEM ANGKUTAN UMUM POLA JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI KOTA PADANG