Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan laporan tugas Mata Kuliah Rekayasa Lalu Lintas ini.
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Rekayasa Lalu
Lintas Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pakuan.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah
sulit bagi kami untuk menyelesaikan laporan ini. Maka dari itu, tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:
1. Bapak Ir. Budi Arief, M.T, selaku Dosen Mata Kuliah Rekayasa Lalu lintas yang telah
memberikan kami ilmu dan pengetahuan serta bimbingan dalam belajar.
2. Winda Widia, selaku asisten dosen yang telah membibing kami dalam menyelesaikan
tugas dan laporan ini.
3. Kepada Orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik moril atau materil.
4. Serta rekan-rekan Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Univeritas Pakuan
tahun 2015 yang telah memberikan semangat dan dukungan baik moril atau materil.
Akhir kata, semoga Allah SWT berkenan membalas semua kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dimasa
yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Pembahasan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Parameter Arus Lalu Lintas
2.2. Tingkat Pelayanan
2.3. Metode Analisis Simpang Bersinyal
BAB III TABEL DAN PERHITUNGAN
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Sesuai dengan tugas yang telah kami laksanakan mengenai keadaan lalu lintas jalan
Kota Bogor, dalam penyusunan tugas ini dibatasi dengan penekanan meliputi:
1. Penentuan jumlah jalur dan lajur beserta lebar masing-masing sesuai dengan
prediksi volume lalu lintas yang dihitung berdasarkan Panduan MKJI tahun 1997.
2. Prediksi lalu lintas harian per/ 2 jam dengan 1 minggu 3 hari dan 1 hari 3 kali
survey jalan dan jalur yang mengalami rata-rata dan pertumbuhannya untuk jalur
yang akan dilewati kendaraan sampai dengan umur rencana.
3. Evaluasi perlunya jalan lingkar, dan jalan yang sudah rusak dan tidak nyaman
dalam berlalulintas.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kapasitas jalan pada daerah
yang telah ditentukan sebelumnya dengan perhitungan menggunakan Manual Kapasitas
Jalan Indonesia tahun 1997 (MKJI 1997).
1.5 Manfaat Penelitians
1. Memberikan infomasi kapasitas jalan pada daerah yang telah ditentukan yang
nantinya dapat dipergunakan dalam manajemen lalu lintas yang efektif.
2. Mengetahui perhitungan kapasitas jalan menggunakan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia tahun 1997 (MKJI 1997).
3. Dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Parameter lalu lintas adalah suatu ukuran yang digunakan sebagai tolak ukur dari
kegiatan lalu lintas. Arus lalu lintas terjadi karena adanya mobilisasi dari manusia
ataupun barang. Hal ini terjadi karena adanya kepentingan kebutuhan dari manusia yang
tidak dapat terpenuhi hanya di tempat itu. Mobilitas ini menyebabkan adanya konflik di
jalan. Setiap orang menginginkan akses yang baik yang dapat menunjang mobolitasnya.
Dalam bab ini akan diuraikan parameter yang mempengaruhi lalu lintas itu
sendiri, yaitu arus (flow), kecepatan (speed), dan kerapatan (density).
Arus adalah jumlah kendaraan yang melintas ruas jalan pada waktu
tertentu (pendek) dengan membedakan arah dan lajur yang dinyatakan dalam
smp/ waktu atau kendaraan/ waktu.
Elemen-elemen Arus Lalu Lintas terdiri dari karakteristik pemakai
jalan, yang termasuk di dalamnya yaitu; penglihatan dari seorang pengendara,
waktu persepsi dan reaksi serta karakteristik lain yang dimiliki oleh seorang
pengendara. Yang kedua adalah kendaraan itu sendiri, yang termasuk di
dalamnya yaitu; kendaraan rencana, kinerja percepatan kendaraan,
kemampuan mengerem kendaraan, dan persamaan jarak mengerem dan reaksi.
Serta yang ketiga adalah jalan menurut klasifikasi dan ciri geometrik jalan itu
sendiri.
Karakteristik arus lalu lintas dapat dijabarkan dalam bebagai variasi,
diantaranya variasi arus dalam waktu yang meliputi; variasi arus lalu lintas
bulanan, variasi arus lalu lintas harian, variasi arus lalu lintas jam-jaman,
variasi arus lalu lintas kurang dari satu jam, volume jam perancangan, dan
volume perancangan menurut arah. Kemudian variasi arus dalam ruang dan
variasi arus terhadap jenis kendaraan.
2.1.2. Kecepatan (speed)
Kecepaan didefinisikan sebagai tingkat gerakan di dalam suatu jarak
tertentu dalam satu satuan waktu, yang dinyatakan dengan rumus
V=
Dengan,
V = kecepatan (km/jam)
d = Jarak perjalanan (km)
t = waktu perjalanan (jam)
2.1.3. Kerapatan
Kerapatan adalah jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang
jalan atau lajur dalam kendaraan per km atau kendaraan per km per lajur. Nilai
kerapatan dihitung berdasarkan nilai kecepatan dan arus, karena sulit diukur
dilapangan. Biasanya diperlukan titik ketinggian yang cukup sehingga
kendaraan dapat diamati dalam suatu ruas tertentu. Namun demikian
kepadatan dapat dihitung dari kecepatan dan volume, yang memunyai bentuk
hubungan seperti ditunjukkan pada rumus berikut.
F=SxD
Dengan,
F = Arus lalu lintas (smp/jam atau kend/jam)
S = kecepatan tengah berdasarkan ruang (km/jam)
D = kepadatan (smp/km atau kend/km)
Tingkat pelayanan (level of service) adalah ukuran kinerja ruas jalan atau
simpang jalan yang dihitung berdasarkan tingkat penggunaan jalan, kecepatan,
kepadatan dan hambatan yang terjadi. Dalam bentuk matematis tingkat pelayanan jalan
ditunjukkan dengan V-C Ratio versus kecepatan (V = volume lalu lintas, C = kapasitas
jalan).
2.2.1 Volume
Menurut McShane dan Roess (1990), dalam kegunaan untuk perancangan nilai
K sering dinyatakan dalam bentuk proporsi LHR pada jam puncak tertinggi yang ke
30 selama satu tahun. Volume jam puncak tertinggi yang ke 30 sering digunakan
untuk perancangan dan analisis pada jalan raya luar kota, namun demikian untuk jalan
perkotaan digunakan volume jam puncak tertinggi yang ke 50. Faktor D lebih
bervariasi di mana pembangkit lalu lintas utama pada suatu kawasan untuk kawasan
perkotaan misalnya nilai D berkisar antara 0,5 sampai 0,6.
2.2.2 Kapasitas
Kapasitas adalah arus lalu-lintas maksimum yang dapat dipertahankan
(tetap) pada suatu bagian jalan dalam kondisi tertentu (misalnya: rencana
geometrik, lingkungan, komposisi lalu-lintas dan sebagainya. Catatan:
Biasanya dinyatakan dalarn kend/jam atau smp/jam). Kapasitas harian
sebaiknya tidak digunakan sebagai ukuran karena akan bervariasi sesuai
dengan faktor-k.
1. arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan
kecepatan masih ditolerir namun sangat terpengaruh oleh perubahan
kondisi arus;
2. kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas dan
hambatan temporer dapat menyebabkan penurunan kecepatan yang
besar;
Simpang adalah suatu area kritis pada suatu jalan raya yang merupakan titik
konflik dan tempat kemacetan karena bertemunya dua ruas jalan atau lebih (Pignataro,
1973). Karena merupakan tempat terjadinya konflik dan kemacetan maka hampir semua
simpang terutama di perkotaan membutuhkan pengaturan. Untuk menganalisis simpang
bersinyal ada beberapa cara yaitu salah satunya metode akcelik dan sidra.
2.3.1. Metode akcelik
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Karakteristik dasar lalu lintas merupakan unsur pembentuk aliran lalu lintas
mempunyai pola hubungan yang dapat diuraikan sebagai berikut;
Hubungan antara volume dan kapasitas yaitu ketika kapasitas semakin besar
maka volume yang dapat ditampung akan semakin besar pula. Ketika volume terlalu
besar dan kapasitas jalan tidak sanggup untuk menampung jumlah kendaraan maka
akan terjadi over load pada jalan dan bisa mengakibatkan terjadinya kemacetan (jam
density).
Metode analisis akcelik mengubah teknik tradisional yang didasarkan atas metode
phase-related kepada pendekatan movement-related. Salah satu aspek penting adalah
penggunaan konsep movement lost time, sebagai pengganti phase lost time. Juga penerapan
waktu hilang persimpangan (intersection lost time), yang didefinisikan sebagai jumlah waktu
hilang pergerakan kritis, mengganti konsep jumlah waktu hilang seluruh fase. Pendekatan
baru ini membuat pengertian lebih jelas atas hubungan pergerakan dan karakteristik fase
sinyal serta memungkinkan penanganan terhadap sistem sinyal yang kompleks dengan multi-
fase.
Permasalahan lalu lintas adalah perihal yang akan selalu dimintakan upaya
untuk pembenahan terhadapnya. Dalam upaya mengatasi masalah lalu lintas tersebut
dibutuhkan perencanaan yang matang agar ketika kebijakan atau hasil rencana
tersebut diaplikasikan ke dalam kenyataan hal itu benar-benar memberikan manfaat
dan solusi atas permasalahan yang terjadi di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
2. http://en.wikipedia.org/wiki/Sidra_Intersection
3. http://hmtsunsoed.wordpress.com/materi-kuliah/semester-genap/semester-4/
4. http://id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Kapasitas_jalan
4. http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=METODE+ANALISIS+SIMPANG+AKCELIK&source=web&cd=3&
ved=0CDcQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.ummetro.ac.id%2Ffile_jurnal
%2F6_Farida_Juwita.pdf&ei=KWRpUdbhFc_jrAfFiIGoDw&usg=AFQjCNEhopXS
YG2AQFvuj0Ub9btgtoEh8Q
5. http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=METODE+ANALISIS+SIMPANG+SIDRA&source=web&cd=1&cad
=rja&ved=0CCsQFjAA&url=http%3A%2F%2Fhmtsunsoed.files.wordpress.com
%2F2012%2F05%2Ftranspsimpangsinyal.pdf&ei=HmdpUeWHLMfprAfmtIHYBw&
usg=AFQjCNGpiirBV72YsSFyxo5RkKFLrRnwJw
6. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=PARAMETER+ARUS+LALU+LINTAS
%2BKECEPATAN&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CFUQFjAH&url=http%3A
%2F%2Fwww.pu.go.id%2Fuploads%2Fservices
%2Finfopublik20130214135334.pdf&ei=-
F9pUcLJNInXrQen3IGIDA&usg=AFQjCNHVlN4NA42YO5vks335IdBnG4cU7Q
LAMPIRAN
Pada survey yang telah kelompok 2 lakukan, di jalan Padjajaran dan jalan Bangka.
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data lingkungan jalan termasuk pada jalan di
daerah komersial dan jalan arteri, dengan jumlah penduduk > 1 juta. Maka faktor k –
ukuran kota yang diperoleh adalah 0,07 – 0,08.
b. Nilai normal komposisi arus lalu lintas
Pada survey yang telah kelompok 2 lakukan, di jalan Padjajaran dan jalan Bangka.
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data ukuran kota termasuk pada 1-3 juta
penduduk, maka niai normalnya LV=55,5 HV=3.5 MC=41 dan (UM//MV)= 0.05
c. Nilai normal lalu lintas umum
Pada survey yang telah kelompok 2 lakukan, di jalan Padjajaran dan jalan Bangka.
Berdasarkan tabel di atas, di peroleh
Pada survey yang telah kelompok 2 lakukan, di jalan Padjajaran dan jalan Bangka.
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh jumlah penduduk 1,0 – 3,0 juta maka ukuran
kotanya besar.
b. Tipe Lingkungan Jalan
- Pada survey yang telah kelompok 2 lakukan, di jalan Padjajaran dan jalan
Bangka. Berdasarkan tabel di atas, bahwa daerah Jalan Padjajaran dan Jalan
Bangka termasuk daerah komersial. Karena terdapat bangunan mall, hotel,
restoran, dan lain sebagainya.
3. Langkah B-1
a. Tipe Simpang
- Pada survey yang telah kelompok 2 lakukan, di jalan Padjajaran dan jalan Bangka
termasuk simpang 3 lengan. Maka berdasarkan tabel di atas, menggunakan kode
IT 322, jumlah lengan simpang 3, jumlah lajur jalan minor 2, jumlah lajur jalan
utama 2.
b. Kapasitas dasar
- Pada survey yang telah kelompok 2 lakukan, di jalan Padjajaran dan jalan
Bangka. Berdasarkan tabel di atas menggunakan tipe simpang IT 322 dan
kapasitas dasar jalan (smp/jam) 2700.
4. Langkah C-3
- Pada survey yang telah kelompok 2 lakukan, di jalan Padjajaran dan jalan
Bangka. Berdasarkan tabel di atas, karena menggunakan tipe simpang 322
maka rumus yang digunakan untuk mencari faktor penyesuaian lebar pendekat
322: Fw
322: Fw ==0.73
0.73+ +0.0760 xW
0.0760 x1W1
b. Faktor penyesuaian median jalan
- Pada survey yang telah kelompok 2 lakukan, di jalan Padjajaran dan jalan
Bangka. Berdasarkan tabel di atas, pada Jalan Padjajaran tidak terdapat median
jalan utama, maka tipe M (Tidak ada) dan faktor penyesuaina median (FM) =
1,00
c. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota
- Pada survey yang telah kelompok 2 lakukan, di jalan Padjajaran dan jalan
Bangka. Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk > 1 uta maka, Ukuran kota
(CS) adalah Besar. Dan Faktor penyesuaian ukuran kota (FCS) = 1,00
d. Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan
- Pada survey yang telah kelompok 2 lakukan, di jalan Padjajaran dan jalan
Bangka. Berdasarkan tabel di atas:
Maka faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan
tak bermtor (FRSU) = 0,70
5. B-7 Faktor penyesuaian belok kiri
- Pada survey yang telah kelompok 2 lakukan, di jalan Padjajaran dan jalan Bangka.
Berdasarkan tabel di atas, untuk menentukan faktor penyesuaian belok kiri (FLT)
dengan menggunakan rumus :
- Pada survey yang telah kelompok 2 lakukan, di jalan Padjajaran dan jalan Bangka.
Berdasarkan tabel di atas, karena tipe simpang yang digunakan yaitu simpang 3-
lengan maka untuk menentukan faktor penyesuaian belok kanan (FRT) dengan
menggunakan rumus :
FMI = -0.595 x PMI2 + 0.595 x PMI3 + 0.74 untuk PMI = 0.5 – 0.9
- Pada survey yang telah kelompok 2 lakukan, di jalan Padjajaran dan jalan Bangka.
Berdasarkan tabel di atas, untuk menentukan tundaan lalu lintas simpang (DT) dengan
menggunakan rumus :
- Pada survey yang telah kelompok 2 lakukan, di jalan Padjajaran dan jalan Bangka.
Berdasarkan tabel di atas, untuk menentukan Tundaan lalu intas jalan utama (DT)
dengan menggunakan rumus :
- Pada survey yang telah kelompok 2 lakukan, di jalan Padjajaran dan jalan Bangka.
Berdasarkan tabel di atas, untuk menentukan Rentang peluang antrian (QP%) dengan
menggunakan rumus :