Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

SURVEI LALU LINTAS


SEMESTER VI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Disusun Oleh:
Abdullah Harits Muttaqien 2011108
Bima Guna Bhakti 2011007
Delsa Tria Febis 2011021
Khasbi Aqsal Fauzi 2011008
Muhamad Bintang 2011025
Muhammad Alfie Diyaulhaq Daffa 2011024
Muhammad Insan Kamil Fazri 2011013
Mega Aprilianti 2011024
Pelita Maulida Nurani 2011001
Rafi Najib 2011030
Risdi Juanda 2011059
Tiara Dwi Putri Nurholis 2211111

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI GARUT
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Atas berkat rahmat dan karunia-Nya, kita dapat melaksanakan Survei Lalu Lintas
serta menyelesaikan Laporan ini. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah
limpahkan kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Laporan Survei Lalu Lintas ini adalah laporan yang kami buat setelah
melakukan survei di lapangan. Laporan ini kami susun dengan sistematis dan sebaik
mungkin berdasarkan pada hasil praktikum yang sebenarnya.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang sangat
berperan penting dalam proses kegiatan survei ini, terutama Dosen Pengampu
Rekayasa Lalu Lintas yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada kami. Tak
lupa saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman sekalian yang telah
saling membantu dan bahu-membahu saat praktikum berlangsung.
Akhir kata, semoga Laporan Survei Lalu Lintas ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi penulis, umumnya bagi kita semua. Saya menyadari laporan ini
masih memerlukan penyempurnaan. Maka dari itu, saya menerima segala bentuk
kritik dan saran demi penyempurnaan laporan.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Garut, Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ....................................................................................................i
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan Survei ................................................................................ 2
1.3 Manfaat Survei .............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Jalan ................................................................................. 3
2.2 Kinerja Ruas Jalan ......................................................................... 3
2.3 Tingkat Pelayanan ......................................................................... 7
BAB III PENGUJIAN LABORATORIUM
3.1 Lokasi Survei................................................................................. 9
3.2 Data Survei .................................................................................... 9
3.3 Jam Puncak dan Volume Kendaraan Jam Puncak ...................... 11
3.4 Jam Puncak dan Volume Hambatan Samping ............................ 12
3.5 Tingkat Pelayanan (LOS) ............................................................ 12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan.................................................................................. 16
4.2 Saran ............................................................................................ 16

i
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 emp untuk jalan perkotaan tak terbagi


Tabel 2.2 Kelas hambatan samping untuk jalan perkotaan
Tabel 2.3 Kapasitas dasar jalan
Tabel 2.4 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Lebar Jalur Lalu Lintas (Fw)
Tabel 2.5 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pemisah Arah
Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Hambatan Samping dengan Bahu
(Fsf)
Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Ukuran Kota (Fcs)
Tabel 2.8 Karakteristik Tingkat Pelayanan (LOS)
Tabel 3.1 Data survei volume lalu lintas per 15 menit
Tabel 3.2 Data survei lingkungan persil 1 per 15 menit
Tabel 3.3 Data survei lingkungan persil 2 per 15 menit
Tabel 3.4 Data survei lingkungan persil 3 per 15 menit
Tabel 3.5 Data survei lingkungan persil 4 per 15 menit
Tabel 3.6 Data survei lingkungan persil 5 per 15 menit
Tabel 3.7 Data Volume Kendaraan per Jam (kend/jam)
Tabel 3.8 Data Volume Kendaraan Jam (smp/jam)
Tabel 3.9 Jam Puncak dan Besar Volume Hambatan Samping

DAFTAR GAMBAR

Grafik 3.1 Lokasi Survei

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lalu lintas merupakan turunan kedua dari transportasi di dalam Undang-undang No.
22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas
Jalan, sedang yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang
diperuntukkan bagi gerak pindah pindah Kendaraan, Kendaraan, orang, dan/atau
dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas fasilitas pendukung.
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1992, tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, dijelaskan bahwa untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu
lintas serta memudahkan bagi pemakai jalan, maka jalan wajib dilengkapi dengan rambu-
rambu lalu lintas. Di samping itu dalam tata laksana lalu lintas upaya-upaya dalam
menuntun, mengarahkan, memperingatkan, melarang dan sebagainya atau lalu lintas
yang ada dengan sedemikian rupa agar lalu lintas dapat bergerak dengan aman, lancar
dan nyaman di sepanjang jalur lalu lintas maka dibutuhkan penggunaan rambu-rambu
lalu lintas. Pada kota yang berpenduduk dalam jumlah besar dan mempunyai kegiatan
perkotaan yang sangat luas dan intensif, maka diperlukan pelayanan transportasi
berkapasitas tinggi dan ditata secara terpadu atau dinamis. Oleh karena itu pada dasarnya
transportasi merupakan derived demand artinya permintaan akan jasa transportasi timbul
dari permintaan sektor-sektor lain.
Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas.
Jalan raya merupakan sarana penting yang berpengaruh dalam segala aspek kehidupan.
Seringkalinya kita melihat permasalahan lalu lintas yang ada disekitar kita seperti arus
kendaraan pada jam-jam puncak yang terlalu banyak sehingga terjadi macet. Sehingga
kita merasa kurang nyaman memakai atau melalui jalan tersebut. Masalah ini juga
merupakan masalah lama yang sampai saat ini belum ditemukan solusi yang tepat. Untuk
itu perlu adanya kerja sama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat agar
masalah ini cepat terselesaikan. Setiap individu berhak memikirkan masalah ini, karena
sekecil apapun peran yang diberikan oleh individu tersebut tentu akan memberikan
pengaruh yang besar bagi dunia lalu lintas agar menjadi lebih aman dan nyaman.
Kondisi lalu lintas di Jl. Raya Bayongbong saat ini rawan untuk timbul masalah-
masalah lalu lintas, untuk itu sebagai mahasiswa yang ingin mengaplikasikan ilmu yang
didapat dalam perkuliahan Rekayasa lalu Lintas dan untuk menyelesaikan tugas
perkuliahan maka kami melakukan survei lalu lintas di Jl. Raya Bayongbong – Garut,
Muara Sanding, Kec. Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44119.

1.2 Tujuan Survei


Tujuan survei lalu lintas ini antara lain:
1. Mengetahui jam puncak arus lalu lintas
2. Mengetahui besarnya volume kendaraan pada jam puncak
3. Mengetahui level tingkat pelayanan di suatu daerah

1
1.3 Manfaat Survei
Manfaat dari dilakukannya survei lalu lintas ini adalah sebagai dasar perencanaan
lalu lintas.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Jalan


Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 jalan adalah
pasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan atau air, serta
diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

2.2 Kinerja Ruas Jalan


Kinerja ruas jalan merupakan suatu pengukuran kuantitatif yang menggambarkan
kondisi tertentu yang terjadi pada suatu ruas jalan.Umumnya dalam menilai suatu kinerja
jalan dapat dilihat dari kapasitas, derajat kejenuhan (DS), kecepatan rata-rata, waktu
tempuh perjalanan, tundaan, dan juga antrian melalui suatu kajian mengenai kinerja ruas
jalan.Ukuran kualitatif yang menerangkan kondisi operasional dalam arus lalu lintas dan
persepsi pengemudi tentang kualitas berkendara dinyatakan dengan tingkat pelayanan ruas
jalan.Secara garis besar kinerja ruas jalan adalah kemampuan dari suatu ruas jalan dalam
melayani arus lalu lintas yang terjadi pada ruas jalan tersebut (MKJI, 1997).

2.2.1 Kondisi Geometrik


Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), menjelaskan geometrik ruas jalan
perkotaan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat meningkatkan kinerja ruas
jalan tersebut. Yang harus diperhatikan dalam perancangan geometrik ruas jalan
perkotaan adalah:
a. Tipe jalan: mempengaruhi kinerja pada pembebanan lalu lintas tertentu, misalnya
jalan terbagi, jalan tak terbagi dan jalan satu arah.
b. Lebar jalur lalu lintas: kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan
penambahan lebar jalur lalu lintas.
c. Kereb: merupakan batas antara jalur lalu lintas dan trotoar yang berpengaruh
terhadap hambatan samping pada kapasitas dan kecepatan.
d. Bahu jalan: mempengaruhi pertambahan kapasitas dan kecepatan.
e. Median: median yang direncanakan dengan baik akan meningkatkan kapasitas.
f. Alinyemen jalan: secara umum kecepatan arus bebas didaerah perkotaan adalah
rendah, maka pengaruh ini diabaikan.

2.2.2 Arus dan Komposisi Lalu Lintas


Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), menjelaskan arus lalu lintas (Q)
mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil
penumpang (Smp). Semua nilai arus lalu lintas (per arah atau total) diubah menjadi
satuan mobil penumpang (Smp) dengan menggunakan Ekivalensi mobil penumpang
(Emp) yang diturunkan secara empiris untuk tipe-tipe kendaraan. Adapun tipe-tipe
kendaraan adalah (MKJI, 1997):

3
1) Kendaraan Ringan/Light Vehicles (LV): Angkutan kota, sedan, station wagon, jip,
carry, pick-up dan kendaraan bermotor beroda empat yang bukan truk yang dipakai
untuk angkutan barang dengan berat total maksimum 2,5 ton.
2) Kendaraan Berat (Bus dan Truck)/Heavy Vehicles (HV): Bus, yaitu kendaraan
bermotor untuk angkutan orang dengan jumlah tempat duduk lebih dari 9 orang
termasuk pengemudi. Truk, yaitu kendaraan bermotor beroda empat yang dipakai
untuk angkutan barang dengan tonase minimum 2,5 ton.
3) Sepeda Motor/Motorcycle (MC) : Kendaraan bermotor beroda dua.
Arus lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik
pengamatan dalam satuan waktu. Pengaruh kendaraan tak bermotor dimasukkan sebagai
kejadian terpisah dalam faktor penyesuaian hambatan samping (side friction) dan
ekivalensi mobil penumpang (Emp) untuk masing-masing tipe kendaraan tergantung
pada tipe jalan dan arus lalu lintas total yang dinyatakan dalam kendaraan per jam
(kend/jam) (MKJI, 1997). Semua nilai Emp untuk kendaraan yang berbeda ditunjukkan
pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 emp untuk jalan perkotaan tak terbagi

2.2.3 Hambatan Samping


Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), menjelaskan hambatan samping
merupakan dampak terhahadap kinerja lalu lintas dan aktifitas samping segmen jalan,
seperti pejalan kaki (bobot =0,5), kendaraan umum atau kendaraan lain berhenti (bobot
=1,0), kendaraan keluar atau masuk sisi jalan (bobot = 0,7), kendaraan lambat (bobot =
0,4). Hambatan samping yang berpengaruh pada kapasitas dan kinerja jalan adalah:
1) Pejalan kaki atau penyeberang jalan.
2) Angkutan umum, kendaraan lain berhenti dan parker.
3) Kendaraan lambat (sepeda, delman, pedati dst).
4) Kendaraan keluar masuk dari lahan samping jalan.
Untuk menyederhanakan dalam perhitungan, tingkat hambatan samping terbagi
dalam lima kelas dari sangat rendah sampai sangat tinggi sebagai fungsi dari frekuensi
kejadian sepanjang segmen jalan yang diamati (MKJI,1997: 5- 10).Tingkat hambatan
samping dapat dilihat pada tabel 2.2.

4
Tabel 2.2 Kelas hambatan samping untuk jalan perkotaan

2.2.4 Kapasitas Jalan


Kapasitas jalan didefinisikan sebagai arus maksimum melalui titik dijalan yang
dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua-lajur dua-arah,
kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan
banyak lajur, arus dipisahkan per arah kapasitas ditentukan per lajur. Kapasitas
dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp) (MKJI,1997). Perhitungan besarnya
kapasitas jalan didasarkan pada perhitungan kuantitatif yang besarnya tergantung faktor
fisik jalan dan komposisi lalu lintas.Kapasitas dasar ditentukan berdasarkan tipe jalan
yang bersangkutan (MKJI, 1997). Adapun nilai dari pada kapasitas jalan tercantum pada
tabel 2.3.
Tabel 2.3 Kapasitas dasar jalan

Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas (FCw) ditentukan
berdasarkan lebar jalur efektif yang didapatkan dari hasil pengukuran dilapangan (MKJI,
1997 :5-51). Adapun nilai dari faktor tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.
Besarnya faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas dapat dilihat dalam
tabel 2.4.

5
Tabel 2.4 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Lebar Jalur Lalu Lintas (Fw)

Khusus untuk jalan tak terbagi faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah
(FCsp) berdasarkan pengukuran terhadap kondisi jalan di lapangan. Untuk jalan terbagi
dari jalan satu arah, faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah tidak dapat
dipisahkan dan berlaku nilai 1,0 (MKJI, 1997 : 5- 52). Adapun nilai dari faktor tersebut
terdapat pada tabel 2.5
Tabel 2.5 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pemisah Arah

Untuk jalan terbagi dan jalan satu arah, faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah
arah tidak dapat diterapkan dan nilai 1,0. Faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan
samping/side friction berdasarkan lebar bahu efektif yang didapatkan dari hasil survei di
lapangan (MKJI, 1997: 5-53).Adapun nilai-nilai faktor tersebut ada di tabel 2.6.

6
Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Hambatan Samping dengan Bahu (Fsf)

Untuk nilai besarnya faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota dapat dilihat
dalam tabel 2.7.
Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Ukuran Kota (Fcs)

2.3 Tingkat Pelayanan


Tingkat pelayanan (level of service) adalah ukuran kinerja ruas jalan atau simpang
jalan yang dihitung berdasarkan tingkat pengguna jalan, kecepatan, kepadatan, dan juga
hambatan yang terjadi (MKJI, 1997).Karakteristik tingkat pelayanan suatu jalan dapat
dilihat pada tabel 2.8.

7
Tabel 2.8 Karakteristik Tingkat Pelayanan (LOS)

Faktor yang memengaruhi kapasitas jalan kota adalah lebar jalur atau lajur, ada
tidaknya pemisah/median jalan, hambatan bahu/kerb jalan, gradient jalan, didaerah
perkotaan atau luar kota, ukuran kota. Rumus di wilayah perkotaan ditunjukkan berikut
ini:
C = Co x FW x FSP x FSF x FCS
Dimana:
C = Kapasitas (smp/jam)
Co = Kapasitas dasar (smp/jam), biasanya digunakan angka 2300 smp/jam
FW = Faktor penyesuaian lebar jalan
FSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya utk jalan tak terbagi)
FSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb
FCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

Ukuran kualitatif yang mencerminkan persepsi pengemudi tentang kualitas


mengendarai kendaraan (LOS) ;
𝑉 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠
𝐿𝑂𝑆 = 𝐶 = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Lokasi Survei


Lokasi survei dilakukan di Jl. Raya Bayongbong – Garut, Muara Sanding, Kec. Garut
Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44119 sepanjang 450 m dengan terdapat 5 persil di
sepanjang jalan. Survei dilaksanakan mulai pukul 11.30 hingga pukul 13.30 WIB.

Gambar 3.1 Lokasi Survei

3.2 Data Survei


Dari survei yang telah dilakukan, didapatkan data-data sebagai berikut :

3.2.1 Data Geometrik


Lebar jalan efektif = 6,0 m (dua lajur dua arah)
Lebar bahu jalan = 1,0 m (rata dengan jalan)

3.2.2 Data Survei Volume Lalu Lintas


Tabel 3.1 Data survei volume lalu lintas per 15 menit
Khasbi (Utara) Tiara (Utara) Bima (Selatan) Mega (Selatan)
Periode
Kendaraan Kendaraan tidak Kendaraan Kendaraan tidak
Pengamatan Kendaraan Berat Sepeda motor Kendaraan Berat Sepeda Motor
Ringan bermotor Ringan bermotor
11.30-11.45 55 5 136 0 69 14 134 0
11.45-12.00 51 11 120 1 67 16 146 0
12.00-12.15 64 7 137 0 75 12 154 1
12.15-12.30 68 13 155 0 63 10 132 0
12.30-12.45 63 7 97 0 58 11 128 0
12.45-13.00 59 6 127 1 75 20 151 2
13.00-13.15 57 10 114 0 63 21 148 0
13.15-13.30 63 9 142 0 71 10 133 0

9
3.2.3 Data Survei Lingkungan
Tabel 3.2 Data survei lingkungan persil 1 per 15 menit
Risdi & Insan (Persil 1)
Waktu Kendaraaan
Kendaraan Pejalan kaki Pejalan kaki
Pengamatan keluar masuk
parkir menyebrang berjalan di sisi
persil
11.30-11.45 0 0 9 7
11.45-12.00 0 3 7 4
12.00-12.15 0 1 8 3
12.15-12.30 0 2 2 5
12.30-12.45 0 3 2 3
12.45-13.00 0 7 3 6
13.00-13.15 0 4 1 2
13.15-13.30 0 2 1 3

Tabel 3.3 Data survei lingkungan persil 2 per 15 menit


Harits & Rafi (Persil 2)
Waktu Kendaraaan
Kendaraan Pejalan kaki Pejalan kaki
Pengamatan keluar masuk
parkir menyebrang berjalan di sisi
persil
11.30-11.45 0 7 5 9
11.45-12.00 0 5 4 2
12.00-12.15 0 0 8 2
12.15-12.30 0 2 2 5
12.30-12.45 0 3 2 5
12.45-13.00 0 7 6 5
13.00-13.15 0 6 2 5
13.15-13.30 0 5 4 5

Tabel 3.4 Data survei lingkungan persil 3 per 15 menit


Bintang (Persil 3)
Waktu Kendaraaan
Kendaraan Pejalan kaki Pejalan kaki
Pengamatan keluar masuk
parkir menyebrang berjalan di sisi
persil
11.30-11.45 6 2 10 27
11.45-12.00 4 2 6 24
12.00-12.15 6 3 7 36
12.15-12.30 4 4 5 32
12.30-12.45 4 3 6 17
12.45-13.00 4 4 6 24
13.00-13.15 3 2 2 14
13.15-13.30 3 3 3 13

10
Tabel 3.5 Data survei lingkungan persil 4 per 15 menit
Pelita (Persil 4)
Waktu Kendaraaan
Kendaraan Pejalan kaki Pejalan kaki
Pengamatan keluar masuk
parkir menyebrang berjalan di sisi
persil
11.30-11.45 0 0 4 33
11.45-12.00 0 0 2 26
12.00-12.15 0 0 3 30
12.15-12.30 0 0 2 51
12.30-12.45 0 0 1 45
12.45-13.00 0 0 2 51
13.00-13.15 0 0 0 43
13.15-13.30 0 0 1 34

Tabel 3.6 Data survei lingkungan persil 5 per 15 menit


Alfie & Delsa (Persil 5)
Waktu Kendaraaan
Pejalan kaki Pejalan kaki
Pengamatan Kendaraan parkir keluar masuk
menyebrang berjalan di sisi
persil
11.30-11.45 5 14 13 11
11.45-12.00 6 9 7 6
12.00-12.15 10 22 10 15
12.15-12.30 3 9 13 15
12.30-12.45 2 12 1 12
12.45-13.00 2 9 3 10
13.00-13.15 4 11 7 13
13.15-13.30 5 8 2 9

3.3 Jam Puncak dan Besar Volume Kendaraan Jam Puncak

Tabel 3.7 Data Volume Kendaraan per Jam (kend/jam)


Khasbi (Utara) Tiara (Utara) Bima (Selatan) Mega (Selatan) Total
Periode Kendaraan Kendaraan
Kendaraan Kendaraan Sepeda Kendaraan Kendaraan Sepeda
Waktu tidak tidak Utara Selatan
Ringan Berat motor Ringan Berat Motor
bermotor bermotor
11.30-12.30 238 36 548 1 274 52 566 1 823 893
11.45-12.45 246 38 509 1 263 49 560 1 794 873
12.00-13.00 254 33 516 1 271 53 565 3 804 892
12.15-13.15 247 36 493 1 259 62 559 2 777 882
12.30-13.50 242 32 480 1 267 62 560 2 755 891

11
Tabel 3.8 Data Volume Kendaraan Jam (smp/jam)
emp 1 1,3 0,5 0 1 1,3 0,5 0
Khasbi (Utara) Tiara (Utara) Bima (Selatan) Mega (Selatan) Total
Periode Kendaraan Kendaraan
Kendaraan Kendaraan Sepeda Kendaraan Kendaraan Sepeda
Waktu tidak tidak Utara Selatan
Ringan Berat motor Ringan Berat Motor
bermotor bermotor
11.30-12.30 238 46,8 274 0 274 67,6 283 0 558,8 624,6
11.45-12.45 246 49,4 254,5 0 263 63,7 280 0 549,9 606,7
12.00-13.00 254 42,9 258 0 271 68,9 282,5 0 554,9 622,4
12.15-13.15 247 46,8 246,5 0 259 80,6 279,5 0 540,3 619,1
12.30-13.50 242 41,6 240 0 267 80,6 280 0 523,6 627,6

Jam puncak lalu lintas arah utara pada pukul 11.30-12.30 WIB dan volume
puncaknya (PHV1) sebesar 559 smp/jam. Sedangkan jam puncak lalu lintas arah selatan
pada pukul 11.30-12.30 WIB dan volume puncaknya (PHV1) sebesar 625 smp/jam.
3.4 Jam Puncak dan Besar Volume Hambatan Samping
Tabel 3.9 Jam Puncak dan Besar Volume Hambatan Samping
Data Lingkungan
Periode Kendaraaan
Kendaraan Pejalan kaki Pejalan kaki
Waktu keluar masuk
parkir menyebrang berjalan di sisi
persil
11.30-12.30 44 85 127 343
11.45-12.45 39 83 98 338
12.00-13.00 35 91 92 372
12.15-13.15 26 88 68 363
12.30-13.50 27 89 55 319

3.5 Tingkat Pelayanan (LOS)


Prosedur Perhitungan
a. Data Geometrik
Lebar jalan efektif = 6,0 m (dua lajur dua arah)

Co = 2900 smp/jam

12
Fw = 0,87
b. Data Volume Lalu Lintas
Arah utara = 559 smp/jam
Arah selatan = 625 smp/jam

Fsp = 0,97

c. Data Lingkungan
Kendaraan yang parkir = 44 kend/jam
Pejalan kaki yang menyeberang = 91 orang/jam
Pejalan kaki yang berjalan di sisi = 127 orang/jam
Kendaraan keluar masuk persil = 372 kend/jam

13
Kendaraan yang parkir = Rendah (R)
Pejalan kaki yang menyeberang = Rendah (R)
Pejalan kaki yang berjalan di sisi = Tinggi (T)
Kendaraan keluar masuk persil = Sedang (S)

Kendaraan yang parkir = Rendah (R) =1


Pejalan kaki yang menyeberang = Rendah (R) =1
Pejalan kaki yang berjalan di sisi = Tinggi (T) =4
Kendaraan keluar masuk persil = Sedang (S) =3
Total =9

Kelas hambatan samping Tinggi (T), lebar bahu jalan 1 m (rata dengan jalan)

14
Fsf = 0,92
Ukuran kota = 2.502.400 Jiwa

Fcs = 1
C = Co x FW x FSP x FSF x FCS
C = 2900 x 0,87 x 0,97 x 0,92 x 1
C = 2251,5252 smp/jam

𝑉 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠


𝐿𝑂𝑆 = 𝐶 = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛
559+625
𝐿𝑂𝑆 = 2251,5252 = 0,526 Level C

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan dan penelitian diatas, hal yang dapat kami simpulkan
bahwa volume lalu lintas di Jl. Raya Bayongbong – Muara Sanding, Kec. Garut Kota, Kab
Garut, Jawa Barat 44119 adalah jalan dengan tingkat pelayanan level C. Sesuai dengan
hasil survey kami bahwa ciri-ciri tingkat pelayanan jalan level C adalah :
1. Arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi oleh kondisi
lalu lintas.
2. Kepadatan lalu lintas sedang hambatan internal lalu lintas mulai mempengaruhi
kecepatan.
3. Pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih kecepatannya dan lajur jalan
yang digunakan.

4.2 Saran
Agar kinerja jalan lebih optimal, sebaiknya gangguan sisi kiri dan sisi kanan jalan perlu
diminimalkan. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan gangguan di sisi jalan
adalah :
1. Membuat fasilitas pejalan kaki berupa trotoar di sisi kiri dan kanan.
2. Membuat zebra cross untuk pejalan kaki yang menyeberang terutama pada lokasi persil.
3. Menyediakan tempat parker agar kendaraan tidak lagi parker di sisi jalan.

16

Anda mungkin juga menyukai