Anda di halaman 1dari 16

“LAPORAN SURVEY ANTRIAN DAN TUNDAAN”

KARAKTERISTIK DAN SURVEI LALU LINTAS


DOSEN PENGAMPU : SUDIRMAN ANGGADA, MT.

Disusun oleh :

Satriya nazar
2001378
TD 2.1

D-IV TRANSPORTASI DARAT


POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA-STTD
TAHUN AJARAN 2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat allah swt Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan laporan SURVEY ANTRIAN
DAN TUNDAAN ini.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sudirman Anggada, MT. selaku
dosen pengampu mata kuliah Karakteristik dan Survey Lalu Lintas yang telah memberi
arahan sehingga laporan survey ini dapat saya selesaikan. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada orang tua saya dan kepada teman-teman yang telah memberikan
dukungan berupa tenaga dan juga doa.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Karakteristik dan Survey Lalu Lintas. Laporan ini saya susun
dengan semaksimal mungkin dan memperhatikan faktor-faktor tertentu dengan harapan
dapat memberikan hasil yang terbaik.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari bahwa laporan survey ini masih jauh
dari kata sempurna baik dalam penulisan maupun isinya. Oleh karena itu, saya
mengharapkan masukan, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
untuk menyempurnakan kembali laporan survey ini.

Lampung ,28 Desember 2021


Penulis

Satriya nazar
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kegiatan transportasi menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan masyarakat, dan keberadaan dari sarana transportasi ini dapat
memudahkan mobilitas baik orang maupun barang dari tempat asal menuju tujuan.
Transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) yang diakibatkan
oleh aktivitas ekonomi, social, dan lain sebaginya. Sarana transportasi ini akan
memberi dampak sangat baik bila dalam pengoperasiannya ditunjang dengan
prasarana transportasi yang baik juga, karena kedua hal tersebut memiliki
hubungan yang sangat erat dan bersifat saling melengkapi.

Transportasi adalah perpindahan orang dan atau barang dari suatu tempat
(asal) ke tempat lainnya (tujuan) dengan menggunakan suatu moda atau alat
transportasi. Seiring dengan tingginya perkembangan, pertumbuhan,
perkembangan suatu kota, maka pergerakan manusia-manusia yang ada di kota
tersebut dan jumlah penduduk pun akan mengalami perubahan dan perkembangan.
Seiring dengan hal tersebut, maka kebutuhan akan transportasi (baik sarana
maupun prasarana) pun juga akan mengalami peningkatan dan perkembangan.
Untuk mewujudkan lalu lintas angkutan jalan yang aman, lancar, tertib, cepat,
teratur, nyaman, efisien, dan dapat menjangkau seluruh pelosok wilayah darat,
serta dapat memadukan berbagai macam moda. Transportasi jalan diharapkan pula
dapat membantu pembangunan nasional.

Dalam pelaksanaan suatu sistem transportasi tentulah diperlukan suatu


sarana yang berfungsi untuk mempercepat masyarakat menuju suatu lokasi
untuk
melakukan aktifitasnya tersebut. Hal itu berdampak pula pada penambahan
kendaraan bermotor pada ruas jalan, dimana kendaraan merupakan sarana
transportasi yang diperlukan masyarakat dalam melakukan suatu perjalanan. Selain
itu, indikator jalan sebagai fasilitas dilaluinya sarana transportasi, seperti volume,
jam sibuk, presentase penggunaan moda dengan klasifikasinya, kapasitas dan
kondisi jalan itu sendiri harus saling sinkron dengan pengaturan lalu lintas agar
tercipta suatu transportasi yang terpadu dan sistematis.

Lalu lintas merupakan salah satu hal yang bersifat dinamis dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda pada kondisi dan situasi yang berbeda pula.
Perbedaan karakteristik lalu lintas dapat disebabkan oleh kondisi bidang sosial,
budaya, ekonomi, hukum, perilaku pengguna jalan dan lain-lain. Oleh karena itu
penanganan masalah transportasi perlu dilakukan dengan mempelajari karakteristik
lalu lintas yang ada agar dapat dilakukan analisis dan perencanaan, penanganan
serta manajemen yang terbaik sehingga dapat menciptakan kondisi lalu lintas lebih
baik.

Beberapa penelitian di kota-kota besar di Indonesia menyimpulkan bahwa


waktu keterlambatan (delay) di persimpangan berkontribusi hampir 60-70% dari
total waktu perjalanan (travel time). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penanganan masalah kemacetan di persimpangan merupakan masalah yang sangat
krusial dalam usaha mengatasi masalah kemacetan secara umum.

Permasalahan pada persimpangan timbul karena pergerakan lalu lintas yang


datang dari setiap lengan persimpangan (belok kiri, lurus, dan belok kanan) akan
menggunakan ruang yang sama pada waktu yang bersamaan, sehingga
menimbulkan titik-titik konflik pada ruang persimpangan tersebut.

Jika volume arus kendaraan dari setiap lengan persimpangan cukup besar,
maka perlu dilakukan pengaturan menggunakan APILL. Pengaturan tersebut
didasarkan pada waktu fase (phase) setiap lampu APILL tersebut. Fase dapat
didefinisikan sebagai selang waktu tertentu di mana sekelompok pergerakan
kendaraan bergerak secara bersama-sama. Pengaturan ini dapat mengurangi titik
konflik secara signifikan.

Simpang empat pasar Buleleng dengan volume lalu lintas yang cukup padat,
pergerakan kendaraan angkutan barang dan kendaraan pribadi. Maka dari itu perlu
adanya survei untuk mengamati suatu persimpangan apakah persimpangan masih
dapat memberikan tingkat pelayanan yang baik atau tidak. Apabila jumlah
kendaraan yang melalui ruas jalan di kaki persimpangan tertentu pada satuan
waktu tertentu melebihi kapasitas pada jalan tersebut maka dapat dikatakan ruas
jalan pada kaki persimpangan sudah mencapai tingkat pelayanan yang buruk.
Usaha untuk meningkatkan tingkat pelayanan tersebut adalah dengan melakukan
survey antrian dan tundaan pada persimpangan lalu dilanjutkan dengan analisis.

Tundaan didefinisikan sebagai waktu tempuh tambahan untuk melewati


simpang bila dibandingkan dengan situasi tanpa simpang. Tundaan lalu lintas
yakni waktu menunggu akibat interaksi lalu lintas yang berkonflik dan Tundaan
geometric yaitu yakni akibat perlambatan dan percepatan kendaraan yang
terganggu dan tak terganggu.

Survey ini diharapkan mampu mewujudkan peningkatan pembangunan dan


kelancaran arus lalu lintas di suatu daerah sehingga akan menciptakan ketertiban
dan mencegah terjadinya kecelakaan, hal yang diutamakan kan adalah
memperbaiki fasilitas lalu lintas yang dirasa masih kurang baik agar dijadikan
sebuah perhatian.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Berikut ini merupakan maksud dan tujuan dilaksanakannya survey
antrian dan tundaan

1. Mengetahui besar antrian dan tundaan akibat lampu lalu lintas

2. Mendapatkan data tentang jumlah kendaraan selama antrian tundaan

3. Mengetahui berapa besar waktu antrian dan tundaan rata-rata


terhadap suatu kendaraan.

1.3 RUANG LINGKUP


Karena keterbatasan waktu dan tenaga pada saat pelaksanaan survey,
maka dalam laporan ini saya membatasi ruang lingkup wilayah survey dan
juga pengambilan data.

Adapun ruang lingkupnya adalah :

 Untuk survey antrian dan tundaan pada simpang bersinyal, saya


mengambil tempat di simpang jl sultan agung.
 Untuk survey antrian kami mengumpulkan data di lapangan selama 15
menit dan tundaan selama 5 menit per 15 detik pada periode waktu
tersibuk

1.4 BATASAN MASALAH


Untuk memudahkan penelitian maka dalam pelaksanaan survey ini, saya
membatasi masalah hanya pada untuk mengetahui Panjang antrian dan tundaan
pada simpang di wilayah studi.
1.5 TARGET DATA
Target data untuk survey antrian dan tundaan yaitu :

• Ukuran panjang antrian kendaraan

• Waktu lama antrian kendaraan

• Jumlah kendaraan berhenti

1.6 METODE PENELITIAN


Metode survey yang digunakan untuk survey ini adalah dengan cara :

1. MCC (Manual Clasified Count) atau secara manual.

Sebelum melaksanakan survey, terlebih dahulu kami menentukan titik-titik di


ruas jalan dari masing-masing pos untuk pelaksanaan survey antrian dan tundaan di
simpang, Selain itu juga harus membagi batasan-batasan dari tiap-tiap pos untuk
pelaksanaan survey antrian dan tundaan.

Kelebihan dari survey secara manual adalah pelaksanaan yang dilakukan tidak
terlalu sulit atau dilakukan secara sederhana, tidak mahal, tidak memerlukan
keahlian khusus, cukup dengan pemahaman tata cara dari masing-masing survey.
Sedangkan kekurangan yang terjadi adalah data yang terkumpul kurang akurat dan
ketepatan kurang diyakini karena tergantung dari keahlian surveyor itu sendiri.

2. Metode Kepustakaan.

Metode ini merupakan suatu metode kajian terhadap suatu teori dan literatur-
literatur yang menjadi landasan berfikir dan berkaitan dengan penulisan laporan
ini.
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 PROFIL DAERAH STUDI

Kota Bandar Lampung adalah salah satu kota di Indonesia sekaligus ibukota dan kota
terbesar di Provinsi Lampung. Dengan kepadatan 5.332/km2, Bandar Lampung juga
merupakan kota terbesar dan terpadat kedua di Pulau Sumatra setelah Medan, serta termasuk
salah satu kota besar di Indonesia dan Kota terpadat di luar pulau Jawa.
Secara geografis, kota ini menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatra, tepatnya kurang
lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat
dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatra maupun sebaliknya. Kota
Bandar Lampung memiliki luas wilayah daratan 169,21 km² yang terbagi ke dalam 20
Kecamatan dan 126 Kelurahan dengan populasi penduduk 1.015.910 jiwa (berdasarkan data
tahun 2017). Saat ini kota Bandar Lampung merupakan pusat jasa, perdagangan, dan
perekonomian di provinsi Lampung.

2.2 Kondisi Tata Guna Lahan


Kondisi Tata Guna Lahan yang ada di Kawasan Jl. Sultan agung yakni, Kawasan
Komersial. Kondisi tata guna lahan yang cukup baik sehingga tidak mengganggu aktivitas
lalu lintas. Terdapat juga kondisi lain pada ruas ini dapat dikatakan belum memadainya
prasarana jalan sehingga menyebabkan penumpukan kendaraan pada jam – jam padat lalu
lintas, contohnya angkutan umum yang berhenti dipinggir jalan untuk menurunkan dan
menaikkan penumpang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 METODE PENGUMPULAN DATA


1. Perencanaan Survey

Demi kelancaran dalam pelaksanaan survey, perlu dilakukan perencanaan yang


matang. Sebelum pelaksanaan survey, dilakukan survey pendahuluan terlebih dahulu,
untuk menentukan daerah-daerah yang akan disurvey. Selain itu juga dilaksanakan briefing
meliputi penentuan titik-titik survey maupun pelaksanaan teknis lain yang dianggap perlu.

2. Metode pengumpulan data

Data yang dikumpulkan :

 Panjang antrian kendaraan dalam waktu tertentu


 Panjang tundaan kendaraan dalam waktu tertentu

3. Peralatan dan Perlengkapan

Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan survey


antrian dan tundaan kendaraan antara lain :

1. Alat tulis (pensil, dan lain-lain)


6. Counter
2. Clip board
7. Roll Meter
3. Formulir survei

4. Kendaraan Oprasional (Bus Sedang)

5. Kamera
4. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat pelaksanaan survey ini adalah


: Hari : Rabu
Tanggal : 22 Desember 2021
Waktu : Pukul 07.00 wib-selesai
Lokasi : Simpang jl.Sultan
agung

5. Peta Lokasi

Gambar Simpang jl.sultan agung


BAB IV
ANALISIS DATA

4.2 PENYAJIAN DATA


A. TUNDAAN SIMPANG BERSINYAL
TUNDAAN
TIMUR (JL.SULTAN AGUNG) SELATAN (KI MAJA) BARAT (JL.SULTAN AGUNG) UTARA (KI MAJA)
MENIT DETIK KE MENIT DETIK KE MENIT DETIK KE MENIT DETIK KE
TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL
0 - 15 15 - 30 30 -45 45 - 60 0 - 15 15 - 30 30 -45 45 - 60 0 - 15 15 - 30 30 -45 45 - 60 0 - 15 15 - 30 30 -45 45 - 60
0-1 4 6 3 0 13 0 - 1 5 0 0 6 11 0 - 1 3 8 0 0 11 0 - 1 3 5 0 1 9
1-2 0 7 6 2 15 1 - 2 4 5 8 0 17 1 - 2 1 3 2 4 10 1 - 2 2 8 6 0 16
2-3 0 4 5 11 20 2 - 3 0 3 4 6 13 2 - 3 4 6 0 0 10 2 - 3 3 3 4 5 15
3 - 4 11 6 9 0 26 3 - 4 5 7 3 0 15 3 - 4 1 3 2 4 10 3 - 4 5 7 0 1 13
4-5 0 3 4 7 14 4 - 5 1 3 4 0 8 4-5 3 0 1 4 8 4-5 1 5 3 6 15
TOTAL 15 26 27 20 88 TOTAL 15 18 19 12 64 TOTAL 12 20 5 12 49 TOTAL 14 28 13 13 68

SORE
TIMUR (JL.SULTAN AGUNG) SELATAN (KI MAJA) BARAT (JL.SULTAN AGUNG) UTARA (KI MAJA)

JUMLAH KENDARAAN BERHENTI 88 JUMLAH KENDARAAN BERHENTI 64 JUMLAH KENDARAAN BERHENTI 49 JUMLAH KENDARAAN BERHENTI 68

JUMLAH KENDARAAN TIDAK BERHENTI 103 JUMLAH KENDARAAN TIDAK BERHENTI 113 JUMLAH KENDARAAN TIDAK BERHENTI 96 JUMLAH KENDARAAN TIDAK BERHENTI 119

TOTAL 191 TOTAL 177 TOTAL 145 TOTAL 187

 ANALISIS
Timur

• Jum Pertundaan = 88 x 15 detik 1.320 detik


• Pertundaan rata-rata kend berhenti = jum pertundaan/kend terhenti
= 1.320/88
= 15 detik
• Persentase kend tertunda = (kend. Terhenti/ kend tdk terhenti) x
100%
= (88/103) x 100%
= 85,44 %
• Rata-rata pertundaan semua knd tdk berhenti= jum. Prtnda/kend tdk trhenti
= 1.320/103
= 12,8 detik
Selatan

• Jum Pertundaan = 64 x 15 detik = 960 detik


• Pertundaan rata-rata kend berhenti = jum pertundaan/kend terhenti
= 960/64
= 15 detik
• Persentase kend tertunda = (kend. Terhenti/ kend tdk terhenti) x
100%
= (64/113) x 100%
= 56,64 %
• Rata-rata pertundaan semua knd tdk berhenti= jum. Prtnda/kend tdk trhenti
= 960/113
= 8,4 detik
Barat

• Jum Pertundaan = 49 x 15 detik = 735 detik


• Pertundaan rata-rata kend berhenti = jum pertundaan/kend terhenti
= 735/49
= 15 detik
• Persentase kend tertunda = (kend. Terhenti/ kend tdk terhenti) x
100%
= (49/96) x 100%
= 51,0 %
• Rata-rata pertundaan semua knd tdk berhenti= jum. Prtnda/kend tdk trhenti
= 735/96
= 7,6 detik
Utara

• Jum Pertundaan = 68 x 15 detik = 1.020 detik


• Pertundaan rata-rata kend berhenti = jum pertundaan/kend terhenti
= 1.020/68
= 15 detik
• Persentase kend tertunda = (kend. Terhenti/ kend tdk terhenti) x
100%
= (68/119) x 100%
= 57,1 %
• Rata-rata pertundaan semua knd tdk berhenti= jum. Prtnda/kend tdk trhenti
= 1.020 / 119
= 8,5 detik
B. ANTRIAN SIMPANG BERSINYAL
ANTRIAN
TIMUR (JL.SULTAN AGUNG) SELATAN (KI MAJA) BARAT (JL.SULTAN AGUNG) UTARA (KI MAJA)
ANTRIAN WAKTU PANJANG ANTRIAN WAKTU PANJANG ANTRIAN WAKTU PANJANG ANTRIAN WAKTU PANJANG
KE- ANTRIAN (M) KE- ANTRIAN (M) KE- ANTRIAN (M) KE- ANTRIAN (M)
1 07.15-07.17 9 1 07.15-07.16 13 1 07.15-07.17 10 1 07.15-07.16 10
2 07.18-07.19 10 2 07.17-07.19 9 2 07.18-07.19 9 2 07.17-07.18 9
3 07.20-07.22 16 3 07.20-07.21 14 3 07.20-07.21 13 3 07.19-07.20 12
4 07.23-07.24 12 4 07.22-07.23 10 4 07.22-07.23 10 4 07.21-07.22 18
5 07.25-07.26 9 5 07.24-07.25 9 5 07.24-07.26 8 5 07.23-07.25 11
6 07.28-07.29 8 6 07.26-07.27 12 6 07.27-07.28 11 6 07.26-07.27 9
7 07.30-07.31 10 7 07.28-07.29 9 7 07.29-07.31 10 7 07.28-07.30 12
8 07.30-07.31 10 8 07.32-07.33 9 8 07.30-07.31 9
9 07.32-07.32 13

 Analisis
 Timur
Dari tabel diatas dapat dihitung Panjang antrian rata-ratanya adalah 10 m selain itu
dapat dilihat bahwa panjang antrian terbesar terjadi yaitu sepanjang 16 m, hal ini
dikarenakan jam saat berangkat kantor akibatnya banyak kendaraan yang melintas
melewati simpang JL.sultan agung ini.

 Selatan
Dari tabel diatas dapat dihitung Panjang antrian rata-ratanya adalah 11 m selain itu
dapat dilihat bahwa panjang antrian terbesar terjadi yaitu sepanjang 14 m, hal
ini dikarenakan jam saat berangkat kantor dan menuju pasar akibatnya banyak
kendaraan yang melintas melewati simpang JL.sultan agung ini.

 Barat

Dari tabel diatas dapat dihitung Panjang antrian rata-ratanya adalah 10 m selain itu
dapat dilihat bahwa panjang antrian terbesar terjadi yaitu sepanjang 13 m, hal
ini dikarenakan jam saat berangkat kantor dan menuju pasar akibatnya banyak
kendaraan yang melintas melewati simpang JL.sultan agung ini.

 Utara
Dari tabel diatas dapat dihitung Panjang antrian rata-ratanya adalah 11.25 m selain
itu dapat dilihat bahwa panjang antrian terbesar terjadi yaitu sepanjang 18 m, hal
ini dikarenakan jam saat berangkat kantor dan menuju pasar akibatnya banyak
kendaraan yang melintas melewati simpang JL.sultan agung ini.
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil survey tundaan yang telah dilaksanakan didapatkan bahwa
pertundaan tertinggi simpang bersinyal di simpang JL.sultan agung pada pagi hari
terletak pada kaki simpang bagian timur yang mencapai 1.320 detik. Sedangkan
jumlah pertundaan terendah terjadi pada kaki simpang barat sebesar 735 detik.
Presentase kendaraan tertunda tertinggi pada simpang JL.sultan agung terjadi pada
kaki simpang bagian timur yang mencapai 85,44 %.

Sedangkan untuk data antrian kendaraan di simpang JL.sultan agung


diperoleh jika rata-rata Panjang antrian di simpang tersebut adalah sepanjang 11 m.

5.2 SARAN
Dari survei antrian dan tundaan diharapkan kepada pihak terkait untuk
memantau pergerakan di lampu merah dan pergerakan di Simpang NonApill demi
terciptanya pelaksanaan transportasi yang tertib dan nyaman. Serta untuk para
pelaku perjalanan untuk mematuhi semua tata tertib dalam berkendara.

Anda mungkin juga menyukai