Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN SURVEI STATIS ANGKUTAN UMUM

TD 2.6
Disusun Oleh :
1. Farid Faishal Ma’ruf (18.01.090)
2. Faryabi R (18.01.091)
3. Happy Erdo Ferdiansyah (18.01.112)
4. Indra Budi Santoso (18.01.126)
5. Larasati Mega Tasik Allorante (18.01.140)
6. Megawani Sri Mulyani (18.01.154)
7. Muhamad Rifqi Putra Syam (18.01.175)
8. Muhamad Syafiul Hanif (18.01.176)

PROGRAM STUDI DIV TRANSPORTASI DARAT


SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT
2020/2021

Laporan Survei Angkutan Umum 2


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan “SURVEY STATIS ANGKUTAN UMUM”. Penulis mengucapkan syukur
kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan
survei ini sebagai salah satu kewajiban maupun tanggung jawab taruna Sekolah Tinggi
Transportasi Darat dalam memperluas ilmu pengetahuan kami khususnya dalam
mengidentifikasi jalan raya. Adapun isi laporan survey ini dibuat untuk mempelajari
dan memahami tentang informasi kondisi fisik jalan perkotaan. Sebelumnya, dengan
kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Eddy Gunawan, ATD, M.Eng.SC selaku Ketua Sekolah Tinggi
Transportasi Darat serta segenap jajarannya yang telah memberikan kemudahan-
kemudahan baik berupa moral maupun material selama mengikuti pendidikan di
Sekolah Tinggi Transportasi Darat

2. Ibu Dessy Angga Afrianti, S.SiT, M.Sc., M.T. selaku Ketua jurusan D.IV
Transportasi Darat.

3. Ibu Sabrina Handayani, M.T. selaku dosen mata kuliah Karakteristik dan Survey
Lalu Lintas yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan
bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan
makalah ini.

4. Kakak-kakak dan rekan-rekan yang telah mensukseskan survey.

Kami berharap semoga laporan survey ini dapat membantu dan memberi
informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan khususnya taruna program studi
DIV Transportasi Darat Sekolah Tinggi Transportasi Darat. Kami sebagai penulis
tentu menyadari bahwa laporan survey ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat

Laporan Survei Angkutan Umum iii


banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bekasi, November 2019

Penulis

Laporan Survei Angkutan Umum iv


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...........................................................................1

B. MAKSUD DAN TUJUAN....................................................................2

C. RUANG LINGKUP...............................................................................3

D. SISTEMATIKA PEMBAHASAN........................................................4

BAB II GAMBARAN WILAYAH STUDI.............................................................5

A. KONDISI GEOGRAFIS........................................................................5

E. KONDISI TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI............................7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................9

A. DESAIN PROSES PENELITIAN.........................................................9

F. PENGUMPULAN DATA...................................................................10

G. LANDASAN TEORI...........................................................................13

BAB IV HASIL SURVEI DAN PEMBAHASAN................................................16

A. SURVEI STATIS ANGKUTAN UMUM...........................................16

BAB V PENUTUP.................................................................................................42

A. KESIMPULAN....................................................................................42

H. SARAN................................................................................................42

Laporan Survei Angkutan Umum v


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Angkutan umum merupakan salah satu media transportasi yang digunakan masyarakat
secara bersama-sama dengan membayar tarif. Selain itu angkutan umum juga dapat
menggantikan angkutan tenaga manusia atau binatang dengan suatu mesin yang di desain
untuk melakukan fungsi yang sama. Sebagian masyarakat kurang tertarik dengan
angkutan umum karena kurangnya fasilitas dari angkutan umum itu sendiri. Akibatnya
masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan angkutan
umum. Banyaknya kendaraan pribadi mengakibatkan kemacetan yang semakin banyak di
jalan. Hal ini dikarenakan jumlah peningkatan kendaraan pribadi tidak sebanding dengan
peningkatan kapasitas jalan. Solusi yang baik untuk masalah ini adalah masyarakat harus
beralih ke angkutan umum karena semakin banyak masyarakat yang menggunakan
kendaraan umum, maka semakin efektif pula penggunaan jalan raya. Dengan kata lain,
kendaraan umum merupakan salah satu pemecahan masalah yang dihadapi hampir semua
kota besar di dunia kemacetan.

Maka dari itu kami melakukan survei angkutan umum. Survei pertama kami
melakukan survei inventarisasi, survei ini dilakukan dengan melakukan wawancara
langsung kepada sopir atau pengemudi sehingga diperoleh data mengenai karakteristik
pelayanan kendaraan umum pada suatu trayek serta dapat mengetahui mengenai
pelayanan angkutan umum yang beroperasi dilapangan baik aspek operasional maupun
fasilitas angkutan umumnya serta segi kepengusahaannya,lalu berkunjung ke dishub
setempat dan terminal untuk mendapatkan data sekunder.

Tujuan dilakukannya survei inventarisasi angkutan umum ini untuk mengetahui


prosedur angkutan umum itu beroperasi, apakah sesuai dengan apa yang diizinkan oleh
pusat atau tidak dan untuk mengetahui informasi-informasi tentang angkutan umum itu
sendiri seperti tentang kepemilikan, jumlah, jenis dan kapasitas kendaraan angkutan
umum itu, serta guna mencocokan dan melengkapi data sekunder tentang angkutan umum
yang diperoleh dari instansi terkait dengan data primer yang kita peroleh.

Laporan Survei Angkutan Umum 1


Kemudian survei selanjutnya kami melakukan survei Statis dan Dinamis serta
Wawancara Penumpang, ini merupakan program tetap yang telah dijadwalkan dalam
perkuliahan iKarakteristik Operasional dan Survei Angkutan Umum yang merupakan
latihan praktek bagi para Taruna/i Sekolah Tinggi Transportasi Darat untuk melatih diri
dan lebih mendalami serta lebih memahami materi yang telah diberikan mengenai segala
hal yang berhubungan dengan kebutuhan penumpang akan angkutan umum.

Survei ini perlu diadakan karena untuk mencocokan dan mengetahui apa yang kita
dapat dalam perkuliahan dengan keadaan sebenarnya dilapangan . Dalam penyelenggaraan
angkutan umum banyak sekali pihak yang terlibat baik perorangan, pemerintah maupun
swasta dengan kepentingan yang berbeda-beda. Keterlibatan pemerintah biasanya dalam
hal pelayanan, pengaturan, pembinaan dan pemberian ijin trayek. Sedangkan pihak swasta
yaitu mendapatkan keuntungan agar dapat melangsungkan dan mengembangkan
usahanya.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

A. Maksud Survei
Maksud dilaksanakannya survei statis angkutan umum adalah untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan gambaran pelayanan angkutan
umum, meliputi :
1. Untuk mengumpulkan data yang menyangkut faktor muat pelayanan angkutan
pada titik-titik survey yang telah ditentukan.
2. Untuk mengetahui adanya frekuensi pelayanan angkutan umum.
3. Untuk mengetahui nomor kendaraan yang beroperasi atau tidak beroperasi, dengan
kata lain untuk mengetahui jumlah kendaaraan yang memakai izin atau tidak.
4. Untuk mengetahui penjadwalan perjalanan yang dipakai oleh angkutan umum
apakah sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan atau tidak.
5. Untuk mengetahui tingkat kinerja dan pelayanan AU dengan trayek K – 38.
6. Untuk mengetahui jumlah penumpang yang diangkut dalam satu mobil pada satu
perjalanan untuk trayek tertentu.
7. Untuk mengetahui factor muatan (load factor) untuk setiap angkutan umum dalam
satu perjalanan pada trayek tertentu.

Laporan Survei Angkutan Umum 2


8. Untuk mengetahui lama waktu perjalanan untuk melayani perjalanan pada trayek
tertentu dalam sekali perjalanan termasuk waktu tundaan, waktu berhenti yang
digunakan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

B. Tujuan Survei
Tujuan dari survei statis angkutan umum untuk mengetahui :
1. Mendapatkan data kinerja AU dengan trayek K - 38 pada kondisi saat ini
(eksisting) guna mengetahui jumlah permintaan, kehandalan, kenyamanan,
ketepatan waktu dan keselamatan.
2. Mengupayakan pemecahan terhadap permasalahan yang ada guna mendapatkan
skenario/usulan yang paling baik untuk mengatasi masalah pelayanan. Sebagai
dasar evaluasi kinerja angkutan umum.
3. Mengidentifikasi permasalahan pada trayek tertentu.
4. Identifikasi kebutuhan jumlah armada, dapat berupa penambahan maupun
pengurangan armada yang beroperasi.
5. Untuk mendapatkan informasi kinerja pelayanan pada trayek tertentu angkutan.
6. Untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk kegiatan perencanaan
angkutan yang meliputi evaluasi tingkat pelayanan angkutan.
7. Untuk memperoleh data guna penyusunan rencana dan program aksi.

1.3 RUANG LINGKUP


Dalam penyusunan laporan ini penulis memberikan batasan-batasan terhadap masalah-
masalah yang akan dibahas dalam laporan ini. Hal ini tidak lain dikarenakan terdapatnya
keterbatasan-katerbatasan akan panduan yang menunjang penyusunan laporan maupun
dari segi kemampuan penulis sendiri dalam mengidentifikasi masalah dan memecahkan
masalah tersebut.
Adapun ruang lingkup kajian dalam penyusunan laporan survei statis ini yang diambil
oleh penulis adalah dalam survei ini ruang lingkup yang dikaji adalah terdapat tiga titik
yaitu titik awal, titik tengah dan titik akhir. Titik awal berada di Sentral Grosir Center,
titik tengah berada di SMAN 1 Cikarang Utara, dan titik akhir berada di Kantor Desa
Karangsetia.
Penulisan Laporan Umum ini hanya bersifat evaluasi karakteristik angkutan umum
yang ada sesuai dengan survei tersebut di atas. Hasil evaluasi tersebut merupakan dasar

Laporan Survei Angkutan Umum 3


dari pengidentifikasian masalah dan selanjutnya memberikan usulan serta rekomendasi
dari permasalahan angkutan umum yang ada di Kabupaten Bekasi.
Ruang lingkup wilayah studi ini dibatasi pada trayek angkutan umum K-38 meliputi
Terminal Cikarang – Sukamantri – Pule – PP .

1.4 SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Laporan ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN : Berisikan tentang latar belakang, maksud dan
tujuan penulisan, ruang lingkup penulisan, serta sistematika pembahasan.
2. BAB II GAMBARAN UMUM : Berisikan gambaran umum Kabupaten Bekasi
mengenai profil wilayah Kabupaten Bekasi , kondisi sosial ekonomi berupa
penduduk, sebaran kepadatan penduduk, dan PDRB (Produk Domestik
Regional Bruto), jariangan jalan, transportasi serta tata guna lahan dan RTRW
di Kabupaten Bekasi.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN : Berisi tentang metodologi penelitian
yaitu desain proses penelitian terkait tahapan dan bagan alir, pengumpulan data berupa
jenis dan sumber data, dan landasan teori yang berisi aspek legalitas dan aspek teori.
4. BAB IV HASIL SURVEI DAN PEMBAHASAN : Berisi mengenai hasil dan
analisis dari survei inventarisasi sarana,inventarisasi prasarana,penjelasan spm
berkaitan dengan inventarisasi angkutan umum, survei statis, survei dinamis ,
dan survei wawancara penumpang.
5. BAB V PENUTUP : Pada bagian ini disimpulkan secara keseluruhan hasil
analisis serta saran - saran guna menunjang keberhasilan dalam penerapan dan
perbaikan yang dilakukan.

Laporan Survei Angkutan Umum 4


BAB II
GAMBARAN WILAYAH STUDI

2.1 KONDISI GEOGRAFIS

Laporan Survei Angkutan Umum 5


A. Luas Wilayah Dan Letak Geografis
Wilayah Kabupaten Bekasi terbagi ke dalam 23 kecamatan yang meliputi 7
kelurahan (Bahagia, Kebalen, Wanasari, Telaga Asih, Sertajaya, Jatimulya,
Kertasari) dan 180 desa. Batas administrasi wilayah ini adalah:
1. Sebelah Utara : Laut Jawa
2. Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor
3. Sebelah Barat : Provinsi DKI Jakarta dan Kota Bekasi
4. Sebelah Timur : Kabupaten Karawang
5. Letak geografis : 6º10’53” - 6º 30’6” Lintang Selatan dan 106º48’28” -
107º27’29” Bujur Timur.
Luas wilayah mencapai 127.388 Ha. Kecamatan yang paling luas yaitu
kecamatan Muaragembong (14.009 Ha) atau 11 % dari luas kabupaten. Banyaknya
desa di kecamatan berkisar antara 6, yaitu Kecamatan Cikarang Pusat,
Bojongmangu, dan Muaragem- bong, sampai dengan 13, yaitu Kecamatan
Pebayuran.
B. Tofografi
Topografinya terbagi atas dua bagian, yaitu dataran rendah yang meliputi
sebagian wilayah bagian utara dan dataran bergelombang di wilayah bagian selatan.
Ketinggian lokasi antara 6 – 115 meter dan kemiringan 0 – 250 meter, dimana.
Suhu udara yang terjadi di Kabupaten Bekasi berkisar antara 28˚-32˚C. Curah hujan
tertinggi dan hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari.
C. Geologi Dan Jenis Tanah
Struktur geologi wilayah Kota Bekasi didominasi oleh pleistocene volcanik
facies namun terdapat dua kecamatan yang memiliki karakteristik struktur lainnya
yaitu:
1. Bekasi Utara : Struktur Aluvium
2. Bekasi Timur : Struktur Miocene Sedimentary Facies
3. Di Bekasi Selatan terdapat sumur gas JNG-A (106o 55’ 8,687” BT; 06o
20’54,051”) dan Sumur JNGB (106o 55’ 21,155” BT; 06o 21’ 10,498”)

Laporan Survei Angkutan Umum 6


D. Permukiman
Meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten Bekasi telah memberikan
pengaruh terhadap meluasnya kawasan pemukiman. Jumlah realisasi pembangunan
perumahan paling banyak yaitu tipe rumah dibawah tipe 36 dan lokasi paling
banyak berada di Kecamatan Karangbahagia.

2.2 KONDISI TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI


A. Panjang Jalan
Panjang jalan di wilayah Kabupaten Bekasi pada tahun 2017 terdiri atas 28,95
km jalan negara, 31,53 km jalan propinsi dan 941 km jalan kabupaten (Tabel
8.1.1.). 85,47 persen jalan sudah diaspal, sedangkan 8,49 persen masih berupa
tanah. Menurut kelas jalan, jalan negara dan jalan propinsi seluruhnya kelas II,
sedangkan jalan kabupaten seluruhnya termasuk kelas III.
B. Angkutan Darat
Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah penyangga ibukota negara.
Sebagai daerah penyangga, terutama dalam hal pemukiman dan kawasan industri
sangat dibutuhkan fasilitas jalan yang mendukung. Di antaranya adalah jalan tol
Cibitung dan Cikarang. Gerbang tol Cikarang Utama merupakan gerbang tol
dengan volume lalu lintas kendaraan terpadat.
C. Angkutan Kereta Api
Kereta api merupakan sarana angkutan yang banyak digunakan masyarakat
Bekasi. Stasiun kereta api yang berlokasi di Kabupaten Bekasi adalah Stasiun
Tambun, Cikarang, Lemahabang, dan Kedunggedeh. Stasiun Kereta Api Tambun
merupakan stasiun yang paling banyak menampung jumlah penumpang. Di Stasiun
Tambun, selama tahun 2017 penumpang kereta api berjumlah 426.579 orang.
D. Pos dan Telekomunikasi
Pos dan telekomunikasi sangat diperlukan keberadaannya. Pada tahun 2017
penjualan benda pos mencapai nilai 4,2 milyar rupiah. Nilai jasa paket pos sebesar
10,10 milyar rupiah, dan wesel pos sebesar 1,82 milyar rupiah.

Laporan Survei Angkutan Umum 7


E. Hotel
Selama tahun 2016 tingkat penghunian kamar hotel bintang sebesar 42,44%.
Angka ini naik sebesar 9,9% dibandingkan tahun lalu. Sedangkan pada akomodasi
hotel non bintang tingkat penghunian kamarnya sebesar 39,97%. Angka ini turun
sebesar 18,39% persen dibandingkan tahun lalu
Tamu asing yang menginap ke hotel bintang berjumlah 37.205 orang dan tamu
domestic 102.254 orang. Sedangkan yang menginap di akomodasi lainnya dari
tamu asing 154 orang dan tamu domestik 20.325 orang. Rata-rata lama tamu asing
menginap di hotel bintang selama 3,52 hari dan tamu domestik 1,72 hari. Pada
akomodasi lainnya rata-rata lama menginap tamu asing 3,68 hari dan tamu
domestik 1,39 hari.
Kondisi transportasi di Kabupaten Bekasi tidak berbeda jauh dengan kabupaten
lain yaitu padat dan sering terjadi kemacetan. Kendaraan yang melintasi wilayah ini
sangat banyak dan bervariasi jenisnya serta dalam frekuensi yang besar. Di samping
kanan dan kiri jalan banyak ditemui pertokoan dan pusat perbelanjaan, serta
terdapat pula pasar yang membuat lahan parkir menjadi berkurang dan tepi jalan
pun banyak dimanfaatkan sebagai ruang parkir on street yang illegal dan lebar jalan
yang tidak sebanding dengan jumlah frekuensi kendaraan yang berakibat pada
kemacetan arus lalu lintas.

Laporan Survei Angkutan Umum 8


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 DESAIN PROSES PENELITIAN


Agar penyusunan laporan survei menjadi terarah, maka penulis menyajikan suatu
bagan alir penulisan yang merupakan tahapan dan urutan proses penyusunan laporan
sebagai berikut :

METODE SURVEI

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

a. Jenis angkutan umum


a. Peta Rute Angkutan Umum
b. Umur kendaraan
b. Data Lalu Lintas Angkutan
c. Kepemilikan
Jalan
d. Sistem keberangkatan
c. Jumalah armada dan
e. Titik awal,tengah,akhir
kapasitas kendaraan
f. Halte
d. Pejabat Pemberi izin
g. Pengamatan jalan
e. Tarif
h. Kapasitas penumpang
f. Asal dan tujuan serta
i. Load Factor
panjang rute
j. Waktu Tunggu (LOT)
k. Headway
l. Frekuensi
m. Waktu Perjalanan Pulang
Pegi (RTT)
n. Jumlah penumpang

ANALISA DARI HASIL SURVEI

KESIMPULAN DAN SARAN

3.2 PENGUMPULAN DATA


A. Jenis

Laporan Survei Angkutan Umum 9


Jenis dari pengumpulan data terdiri dari :
1. MCC (Manual Clasified Count) atau secara manual.
Sebelumnya surveyor di tempatkan di beberapa titik yang telah di tentukan
dari kendaraan yang akan disurvei (K38), kemudian surveyor harus menemukan
titik statis yang dianggap strategis bagi surveyor dalam menghitung dalam
melaksanakan survei nantinya.
Dalam survei Statis harus ada kerjasama yang baik antara surveyor diposisi
satu dengan posisi yang lainnya, untuk mempermudah dalam melaksanakan
survei ini tiap-tiap plat nomor kendaraan dicatat pada formulir survei dan nomor
serinya dan kemudian menghitung jumlah penumpang yang ada dalam
kendaraan tersebut.
Kelebihan survei secara manual ini adalah pelaksanaan yang dilakukan tidak
terlalu sulit atau dilakukan secara sederhana, tidak mahal, tidak memerlukan
keahlian khusus cukup dengan pemah aman kendaraan yang akan disurvei.
Sedangkan kekurangan yang terjadi adalah data yang terkumpul kurang akurat
dan ketepatan kurang diyakini karna tergantung dari keahlian surveyor itu
sendiri. Untuk survei Statis jenis kendaraan yang digunakan adalah kendaraan
Carry dan Grandmax dengan nomor trayek K-38.
2. Metode Intansional
Metode ini merupakan metode pengumpulan data dari satu instansi tertentu
untuk mendapatkan informasi mengenai survei yang kita lakukan.
3. Metode Interview
Metode ini kita lakukan dengan melakukan interview kepada para pengguna
angkutan umum K-38 untuk memperoleh data tentang masalah-masalah yang
menyangkut tentang data daerah asal dan daerah tujuan perjalanan penumpang
angkutan K-38. Bisa juga metode ini kita lakukan dengan melakukan interview
kepada para supir angkutan umum dan petugas yang ada di Terminal Kalijaya
dan sekitar Naga Swalayan (Jl.Raya Industri) untuk memperoleh data primer
yang bisa di cocokkan dengan data sekunder yang ada (khusus survei
inventarisasi).
4. Metode Kepustakaan

Laporan Survei Angkutan Umum 10


Metode ini merupakan suatu metode kajian terhadap berbagai teori dan
literature-literatur yang menjadi landasan berfikir dan berkaitan dengan
penulisan laporan ini.

B. Sumber Data
Sumber data yang didapat berdasarkan dari :
1. Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan untuk mendukung pengumpulan data primer
dan digunakan untuk proses analisis. Data Sekunder yang dikumpulkan
diperolah dari Dinas Perhubungan daerah setempat dan terminal daerah
setempat. Data sekunder tersebut berupa :
a. Peta Rute Angkutan Umum
Berupa rute –rute yang dilalui trayek yang ada di wilayah tersebut. Peta
rute angkutan umum berupa pengelompokan rute-rute yang dilayani
angkutan umum pada jaringan jalan diwilayah tersebut
b. Jumlah Armada dan Kapasitas Kendaraan
Informasi ini menerangkan tentang jumlah kendaraan yang harus
beroperasi sesuai dengan ijin yang dikeluarkan Dinas Perhubungan setempat
dan jumlah kendaraan yang siap beroperasi.
c. Asal dan Tujuan Trayek serta panjang rute
Informasi ini menerangkan tentang asal dan tujuan sejumlah trayek
yang dioperasikan
d. Tarif
Merupakan biaya yang dikenakan pada pengguna jasa angkutan umum
yang harus dibayar atas pelayanan / jasa angkutan umum yang dia dapat
untuk mencapai tempat tujuannya.Umumnya terdapat 2 (dua) jenis sistem
pentarifan
1) Tarif Datar
Yaitu sistem pengadaann tarif secara merata dimana tidak melihat
jauh tidaknya jarak tempuh. Sistem tarif ini biasanya digunakan untuk
angkutan dalam kota seperti Metro mini.

Laporan Survei Angkutan Umum 11


2) Tarif Jarak
Yaitu sistem pengenaan tarif yang besarnya disesuaikan dengan
panjangnya jarak yang ditempuh oleh suatu trayek. Tarif ini adalah
sistem pengenaan tarif yang umumnya sering dipakai pada layanan
angkutan umum baik antar kota maupun antar daerah dalam kota.
e. Pejabat Pemberi Izin
Informasi ini memberikan penjelasan mengenai pejabat yang
memberi ijin bagi pengoperasian angkutan umum di wilayah studi.
2. Data Primer
a. Survei Statis
Data yang akan diamati dan dikumpulkan serta dicatat melalui
formulir survei statis di luar bus, mencakup:
1) Nomor trayek kendaraan
2) Kapasitas Kendaraan
3) Tanda Nomor Kendaraan
4) Jam kedatangan dan jam keberangkatan.
5) Jumlah penumpang yang ada dalam bus (tidak termasuk awak
kendaraan)
Adapun data-data yang disajikan dalam survei statis ini adalah :
1) Frekuensi kendaraan peak dan off peak
2) Rata-rata Load Factor peak dan off peak
3) Headway peak dan off peak
4) Jumlah Penumpang rata-rata
5) Waktu tunggu (Lay over time)
6) Waktu pergi pulang (RTT)
7) Jumlah armada operasi

Laporan Survei Angkutan Umum 12


3.3 LANDASAN TEORI
A. Aspek Teori
Dalam tinjauan aspek teori ini memuat mengenai formula yang digunakan
dalam analisis survei, yang terdiri dari :
1. Formula yang digunakan dalam analisis Survei Statis
a. Frekuensi
Merupakan jumlah kendaraan (angkutan umum) yang melewati titik
survai selama satu jam untuk trayek yang sama.
b. Waktu Antara Kendaraan (Headway)
Pengertian jarak waktu antara kendaraan satu dengan yang lain
(headway) adalah sangat penting, sebab dengan headway yang teratur maka
lalu lintas akan berjalan lancer dan untuk mengurangi kemacetan.
Pengaturan Headway ini juga sangat berpengaruh pada frekuensi perjalanan
sebagaimana lay over time mempengeruhi besarnya frekuensi perjalanan
dan sebaliknya, dengan headway yang kecil akan memberikan peningkatan
pelayanan karena memperkecil waktu tunggu calon penumpang terhadap
kendaraan.
Headway dirumuskan sebagai berikut :

Headway = selisih antara kendaraan satu dengan


lainnya
60
Time Headway=
Frekuensi

Laporan Survei Angkutan Umum 13


c. Waktu Tunggu Kendaraan (Lay Over Time)
Waktu tunggu kendaraan atau waktu singgah kendaraan ini adalah waktu
yang dipergunakan untuk mengatur operasi dan memberi kesempatan awak
kendaraan untuk beristirahat. Lamanya waktu tunggu kendaraan ini
mempengaruhi besarnya frekuensi perjalanan, semakin lama waktu

Lay Over Time = Waktu berangkat kendaraan dari terminal – waktu


kendaraan tiba ke terminal

Jumlah Total Waktu Tunggu


Waktu Tunggu Rata−Rata=
Jumlah Kendaraan
tunggunya semakin kecil frekuensi perjalanannya dan sebaliknya jika waktu
tunggu semakin sedikit maka semakin besar frekuensi perjalanannya.
Dirumuskan sebagai berikut :

d. Waktu perjalanan pergi pulang (Round Trip Time)


Waktu perjalanan pergi pulang adalah waktu suatu kendaraan dari
terminal asal sampai kembali ke terminal asal lagi dengan
memperhitungkan pula waktu singgah dan waktu tunggu pada saat
menaikkan dan menurunkan penumpang. Dirumuskan sebagai berikut :

RTT=2 (TT +LOT )

Dimana :
RTT = Waktu perjalanan pergi pulang (Round Trip
Time)
TT = Waktu perjalanan (Travel Time)
LOT = Waktu tunggu kendaraan (Lay Over Time)

e. Faktor muat (Load Factor)


Faktor muat yaitu untuk mengetahui permintaan atau kebutuhan
masyarakat terhadap angkutan umum sehingga dapat diseimbangkan antara

Laporan Survei Angkutan Umum 14


permintaan (demand) dan penawaran (supply) akan angkutan umum.
Dirumuskan sebagai berikut :

Jumlah Penumpang
Load Factor = × 100 %
Kapasitas Kendaraan

f. Waktu perjalanan (Travel Time)


Adalah waktu yang diperlukan angkutan umum untuk menempuh
perjalanan dari tempat asal ke tujuan akhir. Rumus waktu perjalanan dapat
digambarkan sebagai berikut:

Waktu Perjalanan = Waktu Tiba – Waktu Barangkat

g. Tingkat operasi kendaraan


Tingkat operasi kendaraan merupakan perbandingan antara jumlah
kendaraan yang beroperasi dengan jumlah kendaraan menurut ijin dalam
bentuk persentase. Tingkat operasi kendaraan ini dapat diperoleh dengan
rumus perhitungan sebagai berikut :

Jumlah Kendaraan Operasi


TINGKAT OPERASI KENDARAAN = ×100 %
Jumlah Kendaraan Izin

Laporan Survei Angkutan Umum 15


BAB IV
HASIL SURVEI DAN PEMBAHASAN

4.1 SURVEI STATIS


A. Gambaran Wilayah Studi

1. Titik Awal (Sentral Grosir Cikarang)

Laporan Survei Angkutan Umum 16


Sentral Grosir Cikarang merupakan kawasan pusat perdagangan yang sangat
strategis karena terletak di segitiga emas Cikarang dan pada pertemuan 3 (tiga)
jalan utama yaitu Jalan Martadinata, Jalan Kpt. Sumantri (Jalan Provinsi) dan
Jalan Pembangunan 2. Yang beralamat di Jalan Veteran, Kabupaten Bekasi,
Jawa Barat, Indonesia. Pusat grosir ini menjadi salah satu akses keluar masuk
dari banyak angkutan umum yang beroperasi di Kabupaten Bekasi dan
sekitarnya. Namun sebagai salah satu terminal bayangan di Kabupaten Bekasi,
terminal ini masih memiliki banyak sekali kekurangan, salah satunya adalah
kurang bagusnya prasarana di terminal ini berupa jalan dan lahan parkir yang
memiliki banyak lubang sehingga air sangat mudah tergenang disitu saat hujan
turun.
Berikut adalah daftar trayek angkutan umum dari Terminal Bus Cikarang :

No. Lintasan Trayek Trayek

1 Kp. Utan - Setu - Serang – PP K - 14


2 Setu - Cibening - Pasar Serang - Lippo Cikarang – PP K - 14 A
3 Tambun - Tambelang - Balong Asem – PP K - 16
4 Cikarang - Cibarusah – PP K - 17
5 Cikarang - Sukatani – PP K - 18
6 Cikarang - sukatani - Muara Gembong – PP K - 18 A
7 Tambun - Cimuning - Setu – PP K - 23
8 Cikarang - Bojong - Pebayuran - Sumber Urip - Kp. Garong – PP K - 29
9 Cikarang - Rengas Bandung - Sukamakmur - Pebayuran – PP K - 29 A
10 Cikarang - Lm.Abang - Kp. Juang - Rw.Kuda - Kp.Keramat - Pebayuran – PP K - 29 B
11 Cikarang - Warung Bongkok - Sukadanau – PP K - 32
12 MM.2100 - Cibitung - Cikarang – PP K - 32 A
13 Cikarang - Lm.Abang - Pasir Gombong - Serang – pp K - 33
14 Cikarang - Lm.Abang - Tegal Danas - Sukamahi – PP K - 35
15 Sukamahi - Cicau - Cilangkara - Sirna Jaya - Cikutul - Cibarusah – PP K - 35 A
16 Cikarang - Lm.Abang - Graha Asri - Tegal Danas - Sukamahi – pp K - 35 B
17 Cikarang - Cibitung - Cbl – pp K - 36 A
18 Cikarang - Cibitung - Pesona Gading - TWI - Griya Yasa (CBL) – PP K - 36 AP
Pasir Hj Malik - Bojong Koneng - Bedeng - Cironggeng - CBL - Tanah Ungkuk -
19 K - 36 B
Tambelang – PP
20 Cikarang - Sukamantri - Pule – pp K - 38
21 Graha Prima - Sku - Cibitung - Cikarang – PP K - 39 C
22 Cikarang - Lm.Abang - Pasir Gombong - Lippo City – pp K - 42

Laporan Survei Angkutan Umum 17


23 Cibarusah - Cipamingkis - Rido Galih - Kp.Bedeng – PP K - 49
24 Cabang Bungin - Bojong Karatan - Tarumajaya - Marunda – PP K - 51
25 Cikarang - Citarik - Tegal Danas – pp K - 52
26 Sukatani - Bojong - Pebayuran – PP K - 53
27 Cikarang - Cipayung - Cilampayan – PP K - 55
28 Cikarang - Bojong Karatan - Tarumajaya – PP K - 55 A
29 Cikarang - Kalijaya - Tambelang – pp K - 57
30 Cibitung (Sinar Jaya) - Tegal Gede - Tegal Danas – PP K - 61
31 Kawasan Jababeka - Perum Cikarang Baru – PP K - 99

2. Titik Tengah (SMA Negeri 1 Cikarang)

Dalam survei statis yang kami lakukan terhadap angkutan umum K-38, kami
menjadikan kawasan SMA Negeri 1 Cikarang ini sebagai titik tengah
dikarenakan adanya pertigaan yang menjadi titik dimana banyak angkot K-38
melakukan penyimpangan trayek. Banyak angkutan K-38 yang menjadikan
kawasan SMA Negeri 1 Cikarang ini sebagai titik akhir perjalanannya
dikarenakan banyak penumpang yang naik dari titik ini dan menuju kembali ke
SGC atau melanjutkan perjalanan kearah Pule.

Laporan Survei Angkutan Umum 18


3. Titik Akhir (Kantor Desa Karangsetia)

Kantor Desa Karangsetia yang beralamat di Jalan Cikarang Pule No.23,


Karanganyar, Kecamatan Karangbahagia, Bekasi, Jawa Barat ini merupakan
titik akhir yang kami tentukan untuk trayek angkutan umum K -38. Di titik
inilah seharusnya angkutan K-38 mengakhiri perjalanannya dan kembali ke
Sentral Grosir Cikarang.
Kantor Desa Karangsetia merupakan salah satu kantor desa yang ada di
Kecamatan Karangbahagia yang menjadi tempat bagi masyarakat sekitar untuk
pusat pelayanan di desa, menjadi pusat segala kegiatan yang ada di Desa, baik
itu di bidang Pemerintahan, Pemberdayaan, Pembangunan ataupun Pembinaan
semua berpusat di Kantor Desa.

B. Pengolahan Data Statis


Adapun beberapa indicator dalam survei statis, yaitu :
1. Frekuensi
a. Frekuensi Angkot K-38 di Sentral Grosir Cikarang (SGC)

Laporan Survei Angkutan Umum 19


Waktu Frekuensi

06.00-07.00 8
07.00-08.00 17
08.00-09.00
frek 30sir cika ran g
uensi di sentra l g ro
09.00-10.00 16

31
10.00-11.00 9

25
11.00-12.00 14
18

17

17

16

16
15

15
12.00-13.00 16

11

11
10
9

13.00-14.00 14
14.00-15.00 10
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 . 0 8 . 0 9 . 0 0 . 0 1 . 0 2 . 0 3 . 0 424
15.00-16.00 .0 5.0 6. 0 7.0 8:0 9. 0
0 -0 -0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
0 - 016.00-17.00
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 . 7 . 8 . 0 9 . 0 0 . 0 1 . 0 2 . 0 3 . 0 4 . 015 5 . 0 6 . 0 : 0 8 . 0
0
0 0 17:00-18:000 0 1 1 1 1 1 101 1 1 7 1

18.00-19.00 15

Berdasarkan grafik dan tabel diatas dapat dilihat bahwa frekuensi


tertinggi terdapat pada pukul 08.00-09.00 sebesar 31, sedangkan frekuensi
terendah terdapat pada pukul 06.00-07.00 sebesar 9. Perbedaan yang drastis
ini sangat terlihat karena artinya, ada angkot-angkot tertentu yang hanya
beroperasi pada waktu padat (peak-time) saja. Juga berdasarkan tabel diatas
jumlah angkot K-38 paling banyak beroperasi pada waktu padat pagi hari
lebih tepatnya pada pukul 08.00-09.00, dikarenakan pada jam tersebut
banyaknya permintaan dari penumpang sehingga para supir angkutan K-38
memilih untuk beroperasi pada jam tersebut dan pada jam tersebut
merupakan jam operasi awal dari angkutan K-38 sehingga banyak angkot K-
38 yang mengawali perjalanannya dari Sentral Grosir Cikarang (SGC).
Frekuensi juga dapat bisa menentukan peak dan off peak. Peak dan off
peak didapatkan dari frekuensi terbanyak/terendah dalam satu jam. Dari
tabel dan grafik diatas dapat terlihat jelas peak dan off peaknya. Peak pagi

Laporan Survei Angkutan Umum 20


terdapat pada pukul 08.00-09.00 dengan frekuensi 31. Off peak pagi
terdapat pada pukul 06.00-07.00 dengan frekuensi 9. Peak siang terdapat
pada pukul 12.00-13.00 dengan frekuensi 17. Off peak siang terdapat pada
pukul 10.00-11.00 dengan frekuensi 10. Peak sore terdapat pada pukul
15.00-16.00 dengan frekuensi 24.

b. Frekuensi Angkot K-38 di Kantor Desa Karangsetia

Waktu Frekuensi

06.00-07.00 0
07.00-08.00 11
08.00-09.00 26
09.00-10.00 23
10.00-11.00 16
11.00-12.00 11
12.00-13.00 16
13.00-14.00 15
14.00-15.00 18
15.00-16.00 15
16.00-17.00 12
17:00-18:00 12
18.00-19.00 9

Laporan Survei Angkutan Umum 21


Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa frekuensi tertinggi
terletak pada pukul 08.00-09.00 sebesar 26 sedangkan frekuensi terendah
terletak pada pukul 06.00-07.00 sebesar 0. Perbedaan yang drastis ini dapat
terlihat karena pada pukul 06.00-07.00 tidak ada angkot K-38 yang sampai
kantor desar Karangsetia, ini dikarenakan belum banyaknya angkot yang
beroperasi dari arah Sentral Grosir Cikarang sehingga supir angkot K-38 lebih
memilih melakukan perjalan hingga segmen 2 (SMA Negeri 1 Cikarang) dan
memutar kembali ke arah Sentral Grosir Cikarang atau tidak mencapai segmen
akhir (Kantor Desa Karangsetia). Penyimpangan ini terjadi karena permintaan
penumpang yang menuju kantor desa Karangsetia sedikit bahkan tidak ada,
sehingga para supir lebih baik memutar balik daripada menuruskan perjalanan
hingga kantor desa Karangsetia.

Laporan Survei Angkutan Umum 22


2. Load Factor (Faktor Muat)
a. Load Factor di Sentral Grosir Cikarang (SGC)

Load Factor
Waktu
Tiba Berangkat
06.00-07.00 22.22% 21.30%
07.00-08.00 25.46% 24.54%
08.00-09.00 13.71% 11.56%
09.00-10.00 22.06% 17.65%
10.00-11.00 27.50% 20.00%
11.00-12.00 36.67% 22.22%
12.00-13.00 42.16% 28.92%
13.00-14.00 35.00% 20.00%
14.00-15.00 22.73% 19.70%
15.00-16.00 30.33% 22.00%
16.00-17.00 15.63% 19.79%
17:00-18:00 17.42% 17.42%
18.00-19.00 23.44% 20.83%

Laporan Survei Angkutan Umum 23


Berdasarkan grafik dan tabel diatas dapat dilihat bahwa, Besar nilainya
load factor menunjukkan karakteristik jumlah penumpang pada angkot
trayek K-38 secara umum. Load Factor pada saat tiba dan berangkat
tertinggi pada Sentral Grosir Cikarang terdapat pada pukul 12.00-13.00
sebesar 42,16% dan 28,92% karena pada jam tersebut merupakan jam
pulang karyawan pabrik dan penumpang yang kembali ke rumah masing-
masing usai melaksanakan aktivitas kerja dan lainnya. Sedangkan load
factor terrendah pada saat tiba maupun berangkat dari Sentral Grosir
Cikarang terdapat pada pukul 08.00-09.00 sebesar 13,71% dan 11,56%
dikarenakan pada jam tersebut belum banyak penumpang yang melakukan
perjalanan menggunakan angkot, masyarakat lebih memilih menggunakan
kendaraan pribadi pada saat pagi hari dibanding menggunakan angkutan
umum karena untuk menghindari angkot ngetem dan kemacetan.

b. Load Factor di Kantor Desa Karangasih

Load Factor
Waktu
Tiba Berangkat
06.00-07.00 0.00% 0.00%
07.00-08.00 31.82% 15.91%
08.00-09.00 29.17% 24.04%
09.00-10.00 11.96% 18.12%
10.00-11.00 9.90% 14.06%
11.00-12.00 28.79% 40.15%
12.00-13.00 20.83% 17.71%
13.00-14.00 18.89% 23.89%
14.00-15.00 10.65% 6.02%
15.00-16.00 27.22% 16.11%
16.00-17.00 29.86% 16.67%
17:00-18:00 0.69% 4.17%
18.00-19.00 0.00% 0.00%

Laporan Survei Angkutan Umum 24


Berdasarkan grafik dan tabel diatas dapat dilihat bahwa, Load factor pada
saat tiba dan berangkat tertinggi di Kantor Desa Karangasih terdapat pada pukul
07.00-08.00 sebesar 31,82% untuk waktu tiba dan 40,15% untuk waktu
berangkat pada jam 11.00-12.00 dikarenakan pada jam tersebut tersebut
merupakan jam pulang karyawan pabrik dan penumpang yang kembali ke
rumah masing-masing usai melaksanakan aktivitas kerja dan lainnya. Sedangkat
Load Factor terendah untuk waktu tiba dan berangkat terdapat pada pukul
06.00-07.00 sebesar 0% dikarenakan pada jam tersebut belum ada angkot K-38
yang sampai hingga titik akhir (Kantor Desa Karangasih) hal ini juga dapat
disebabkan jumlah masyarakat yang tinggal di daerah sekitar kantor desa
Karangsetia sedikit dan pada jam tersebut sebagian masyaraktnya jarang sekali
melakukan perjalanan dengan tujuan rute trayek angkot K-38 sehingga para
supir hanya ngetem beberapa menit saja di kantor desa Karangsetia atau bahkan
hanya melewati titik tengah (SMA Negeri 1 Cikarang) dan berputar balik ke
titik awal (Sentral Grosir Cikarang) sehingga tidak sampai pada titik akhir.

Laporan Survei Angkutan Umum 25


3. Headway
a. Headway di Sentral Grosir Cikarang

Headway
Waktu
Tiba Berangkat
06.00-07.00 0:07 0:05
07.00-08.00 0:02 0:05
08.00-09.00 0:01 0:03
09.00-10.00 0:03 0:03
10.00-11.00 0:06 0:05
11.00-12.00 0:04 0:04
12.00-13.00 0:03 0:03
13.00-14.00 0:04 0:04
14.00-15.00 0:05 0:04
15.00-16.00 0:02 0:02
16.00-17.00 0:03 0:04
17:00-18:00 0:05 0:08
18.00-19.00 0:03 0:03

Laporan Survei Angkutan Umum 26


Berdasarakan grafik dan tabel diatas dapat dilihat bahwa Headway pada saat
tiba terlama di Sentral Grosir Cikarang terdapat pada pukul 06.00-07.00 selama
7 menit sedangkan headway terlama pada saat tiba yaitu pada pukul 17.00-18.00
selama 8 menit hal ini dikarenakan pada jam tersebut jarang sekali penumpang
yang menaiki angkot K-38 sehingga angkot mengetem di tiap-tiap titik yang
menyebabkan angkot tersebut sampai lebih lama di Sentral Grosir Cikarang.
Sedangkan headway pada saat tiba tercepat di Sentral Grosir Cikarang terdapat
pada pukul 08.00-09.00 selama 1 menit sedangkan headway berangkat tercepat
pada jam 15.00-16.00 selama 2 menit.

b. Headway di Kantor Desa Karangsetia

Headway
Waktu
Tiba Berangkat
06.00-07.00 0:00 0:00
07.00-08.00 0:12 0:16
08.00-09.00 0:04 0:07
09.00-10.00 0:03 0:04
10.00-11.00 0:03 0:03
11.00-12.00 0:05 0:05
12.00-13.00 0:04 0:04
13.00-14.00 0:03 0:03
14.00-15.00 0:01 0:02
15.00-16.00 0:08 0:08
16.00-17.00 0:07 0:08
17:00-18:00 0:00 0:00
18.00-19.00 0:00 0:00

Laporan Survei Angkutan Umum 27


Berdasarkan grafik dan tabel diatas dapat dilihat bahwa, headway pada sata
tiba dan berangkat terlama di Kantor Desa Karangsetia terdapat pada pukul
07.00-08.00 selama 12 menit dan 16 menit saat berangkat dikarenakan pada jam
tersebut jarang sekali angkot K-38 yang berhenti hingga titik akhir (Kantor Desa
Karangsetia) sehingga hanya beberapa angkot K-38 yang sampai di Kantor
Desa Karangsetia dan adanya hambatan pada saat menuju Kantor Desa
Karangsetia. Hambatan tersebut berupa lamanya ngetem, macet, jalan yang
buruk, adanya perlintasan sebidang dan lain-lain. Hal tersebut yang
menyebabkan jarak/waktu antara satu kendaraan dengan kendaraan
dibelakangnya cukup lama.
Sedangkan headway saat tiba dan berangkat tercepat di Kantor Desa
Karangsetia terdapat pada pukul 14.00-15.00 selama 1-2 menit. Pada pukul
06.00-07.00; 17.00-18.00; dan 18.00-19.00 terdapat headway 0 (nol)
dikarenakan pada jam tersebut belum ada angkot K-38 yang sampai hingga titik
akhir (Kantor Desa Karangsetia).

Laporan Survei Angkutan Umum 28


Laporan Survei Angkutan Umum 29
4. Lay Over Time (LOT)
a. Lay Over Time di Terminal Cikarang

Waktu Lay Over Time

06.00-07.00 0:05
07.00-08.00 0:03
08.00-09.00 0:07
09.00-10.00 0:07
10.00-11.00 0:05
11.00-12.00 0:09
12.00-13.00 0:09
13.00-14.00 0:07
14.00-15.00 0:08
15.00-16.00 0:14
16.00-17.00 0:04
17:00-18:00 0:06
18.00-19.00 0:07

LAY OVER TIME DI SENTRAL


GROSIL CIKARANG
0:14
0:09

0:09

0:08
0:07

0:07

0:07
0:07

0:06
0:05
0:05

0:04
0:03

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7. 8. 9. 0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8: 9.
0 -0 0 -0 0 -0 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 0 -1 1 1
0- 00- 00-
1
.0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 .0 . 0 : .
06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Laporan Survei Angkutan Umum 30


Dilihat dari grafik dan table diatas diketahui bahwa lay over time (LOT)
terendah yang terdapat di Sentral Grosir Cikarang terletak pada pukul 07.00 –
08.00 yaitu selama 3 menit. Hal ini dikarenakan mayoritas angkutan K-38 yang
melintas di Terminal Cikarang pada waktu tersebut langsung datang dan pergi
tanpa ngetem karena angkutan umum mereka sudah penuh terisi penumpang.
Sedangkan lay over time (LOT) tertinggi yang terdapat pada Sentral Grosir
Cikarang terletak pada pukul 15.00 – 16.00 yaitu selama 14 menit. Hal ini
dikarenakan banyak angkutan umum K-38 yang ngetem untuk menunggu
penumpang.

b. Lay Over Time di Kantor Desa Karangsetia

Waktu Lay Out Time

06.00-07.00 0:00
07.00-08.00 0:14
08.00-09.00 0:10
09.00-10.00 0:07
10.00-11.00 0:06
11.00-12.00 0:13
12.00-13.00 0:11
13.00-14.00 0:13
14.00-15.00 0:08
15.00-16.00 0:17
16.00-17.00 0:13
17:00-18:00 0:01
18.00-19.00 0:00

Laporan Survei Angkutan Umum 31


Dilihat dari grafik dan table diatas dapat dilihat bahwa lay over time (LOT)
terendah di Kantor Desa Karangsetia terletak pada pukul 17.00 – 18.00 yaitu
selama 1 menit karena banyak angkutan K-38 yang langsung berangkat begitu
tiba di Kantor Desa Karangsetia tanpa menunggu penumpang. Sedangkan lay
over time (LOT) tertinggi di Kantor Desa Karangsetia terletak pada pukul 15.00
– 16.00 yaitu sebesar 17 menit. Dapat dilihat bahwa selisih lay over time (LOT)
terendah dan tertinggi begitu besar, hal ini terjadi karena angkutan K-38
menghabiskan terlalu banyak waktu untuk ngetem menunggu penumpang,
kebanyakan dari angkutan K-38 begitu tiba tidak langsung berangkat lagi.

Laporan Survei Angkutan Umum 32


5. Travel Time (TT)

Waktu Travel Time

06.00-07.00 0:43
07.00-08.00 0:35
08.00-09.00 0:39
09.00-10.00 0:52
10.00-11.00 0:47
11.00-12.00 0:37
12.00-13.00 0:41
13.00-14.00 0:47
14.00-15.00 0:28
15.00-16.00 0:22
16.00-17.00 1:18
17:00-18:00 1:50
18.00-19.00 0:00

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa waktu perjalanan terlama terjadi pada
pukul 17.00-18.00 ini dikarenakan banyak aktivitas masyarakat pada jam tersebut sehingga

Laporan Survei Angkutan Umum 33


banyak masyarakat melakukan perjalan dengan kendaraan pribadi ataupun angkutan umum.
Dengan terjadinya hal tersebut dapat menyebabkan kemacetan sehingga angkot
membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai tujuan. Adapun factor lain yang
menyebabkan angkot membutuhkan waktu perjalanan yang lama sampai tujuan diantaranya
adanya gangguan dijalan seperti perbaikan jalan, pasar, dll , dan angkot ngetem terlalu.
Pada pukul 18.00-19.00 memiliki travel time 0:00:00 ini dikarenakan angkot K-38
yang memulai keberangkatan dari terminal tidak sampai pasar Cibarusah.

6. Round Trip Time (RTT)

Waktu RTT

06.00-07.00 1:32
07.00-08.00 1:29
08.00-09.00 1:37
09.00-10.00 2:00
10.00-11.00 1:46
11.00-12.00 1:37
12.00-13.00 1:44
13.00-14.00 1:55
14.00-15.00 1:13
15.00-16.00 1:17
16.00-17.00 2:55
17:00-18:00 3:48
18.00-19.00 0:07

RTT
3:48
3:50
2:55
2:52
2:00
1:46 1:37 1:44 1:55
1:55 1:32 1:29 1:37
1:13 1:17

0:57
0:07
0:00
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 .0 8.0 9.0 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8:0 9.0
-0 -0 -0 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
.00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 :00 .00
06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Laporan Survei Angkutan Umum 34
Dilihat dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa round trip time (RTT)
tertinggi berada pada pukul 17.00 – 18.00 yaitu 3 jam 48 menit. Arus lalu lintas yang
padat menyebabkan lamanya perjalanan angkutan K-38 dari Sentral Grosir Cikarang
sampai Kantor Desa Karangsetia dan PP. Selain itu, tingginya volume kendaraan
yang waktu tersebut juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perjalanan
angkutan K-38 menjadi sebegitu lama.
Sedangkan round trip time (RTT) terendah berada pada pukul 14.00 – 15.00
yaitu sebesar 1 jam 13 menit. Pada waktu tersebut tidak begitu banyak kendaraan
yang melintas di sepanjang jalan angkutan K-38 dari Terminal Cikarang – Pasar
Cibarusah sehingga perjalanan angkutan K-38 menjadi lancar dan memakan waktu
yang cukup singkat apabila dibandingkan dengan round trip time (RTT) tertinggi
yang terdapat pada sore hari.

Analisis Operasional Angkutan Umum K-38

1. Panjang Trayek
Arah lintasan trayek K-38 melewati 2. Rute trayek Jalan Raya Pulo Bambu 14, Jalan
Raya Pulo Bambu 37, Jalan Karang Anyar, Jalan Karang Anyar, Jalan Karang Anyar, Jalan
Cikarang Pule 1, Jalan Cikarang Pule 34, Jalan Cikarang Pule 12, Jalan Cikarang Pule 55,
Jalan Cikarang Pule 34 – 35, Jalan Cikarang Pule 26, Jalan Cikarang Pule 23, Jalan
Cikarang Pule 10 – 11, Jalan Raya Pule 39, Jalan Raya Pule 12, Jalan Raya Pule 16, Jalan
Kampung Pelaukan 110, Jalan Kampung Pelaukan 50, Jalan Kampung Pelaukan 12, Jalan
Kampung Pelaukan 73, Jalan Kampung Pelaukan 43, Jalan Melati 44, Jalan Kampung
Sukamantri 69, Jalan Kampung Sukamantri 154, Jalan Kampung Sukamantri 85, Jalan Ki
Hajar Dewantara 40, Jalan Ki Hajar Dewantara 2, Jalan Ki Hajar Dewantara 27, Jalan Ki
Hajar Dewantara 10, Jalan Ki Hajar Dewantara 137, Jalan Ki Hajar Dewantara 4, Jalan Ki
Hajar Dewantara 8, Jalan Ki Hajar Dewantara 102, Jalan Ki Hajar Dewantara 67, Jalan Ki
Hajar Dewantara 57, Jalan Ki Hajar Dewantara 23, Jalan Ki Hajar Dewantara 33, Jalan Ki
Hajar Dewantara 40, Jalan Ki Hajar Dewantara 30, Jalan Ki Hajar Dewantara 41, Jalan Ki
Hajar Dewantara 23, Jalan Ki Hajar Dewantara 14, Jalan Gatot Subroto 138, Jalan Gatot
Subroto 68, Jalan Gatot Subroto 26, Jalan Gatot Subroto 30, Jalan Gatot Subroto 12, Jalan
Gatot Subroto 134, Jalan Gatot Subroto 8, Jl. Re. Martadinata, Jl. Re. Martadinata, Jl. Re.
Martadinata 47 • Jl. Re. Martadinata 27, Jl. Re. Martadinata 14 – 15, Indomaret RE
Martadinata, Jalan Fatahillah 39. Panjang trayek angkutan K-38 ini kurang lebih 8,5 km.

Laporan Survei Angkutan Umum 35


Jalur trayek awal K-38 dimulai dari terminal Cikarang, namun dari survei yang telah kita
temukan, angkutan K-38 ini memulai perjalanannya bukan dari terminal, hal ini
dikarenakan fasilitas yang tidak memadai dari terminal juga titik keramaian yang berada di
SGC, sehingga banyak dari armada beralih titik awal dan juga kami temukan bahwa banyak
angkutan K-38 yang juga tidak mencapai titik akhir yaitu Pule.

2. Jumlah Armada yang beroperasi


Jumah alokasi Armada K-38 yang beroperasi ada 58 armada. Sedangkan yang tertulis
di Surat Keterangan Dishub Kabupaten Bekasi jumlah Angkutan K-17 yang diizinkan
sebanyak 72. Banyaknya Angkutan K-17 yang sudah tidak layak pakai menjadi salah satu
alasan kuat mengapa terjadi perbedaan jumlah yang diizinkan dan yang beroperasi.

3. Waktu pelayanan angkutan (jam operasi)


Angkutan K-38 memiliki jam operasi mulai dari pukul 05.00 pagi sampai dengan
berakhirnya pukul 20.00. Pada SK Dinas Perhubungan dicantumkan bahwa jam operasi
angkutan K-38 adalah 24 jam, namun pada kenyataannya hanya sekitar 15 jam saja
angkutan K-38 beroperasi. Hal ini disebabkan karena panjang trayek angkutan K-38 sampai
titik akhir cukup jauh yaitu sekitar 8,5 km ,sehingga banyak angkutan K-38 yang tidak
mencapai titik akhir dalam pengoperasiannya. Banyak angkutan K-38 yang melakukan
putar balik di SMA Negeri 1 Cikarang atau Kantor Desa Karangsetia

4. Frekuensi Peak dan Off peak

Kantor Desa
Waktu SGC
Karangsetia

Peak Pagi
58 37
06.00-09.00
Off Peak
42 50
09.00-12.00
Peak Sore
36 33
14.00-16.00

Laporan Survei Angkutan Umum 36


Berdasarkan table diatas, Untuk mendapatkan suatu Frekuensi per jam dihitung
dengan cara. Frekuensi = Jumlah kendaraan yang melewati titik survei selama satu
jam
Dengan begitu akan mendapatkan frekuensi suatu kendaraan selama 1 (satu) jam.
Frekuensi juga dapat bisa menentukan peak dan off peak. Peak dan off peak
didapatkan dari frekuensi terbanyak dalam satu jam.
Frekuensi juga dapat bisa menentukan peak dan off peak. Peak dan off peak
didapatkan dari frekuensi terbanyak/terendah dalam satu jam. Dari tabel dan grafik
diatas dapat terlihat jelas peak dan off peaknya. Peak pagi terdapat pada pukul 06.00-
09.00. Off peak siang terdapat pada pukul 09.00-12.00. Peak sore terdapat pada
pukul 14.00-16.00

5. Headway rata-rata (Peak dan Off peak)

HEADWAY
Waktu Sentral Grosir Cikarang Kantor Desa Karangsetia
Peak Pagi 0:04:00 0:06:00
Off Peak 0:04:00 0:04:00
Peak Sore 0:03:00 0:05:00

Laporan Survei Angkutan Umum 37


Berdasarakan grafik dan tabel diatas dapat dilihat bahwa Headway terlama
di Sentral Grosir Cikarang terdapat pada waktu peak pagi dan off peak pukul 06.00-
09.00 dan 09.00-12.00 selama 4 menit dikarenakan pada jam tersebut jarang sekali
penumpang yang menaiki angkot K-17 sehingga angkot mengetem di tiap-tiap titik
yang menyebabkan angkot tersebut sampai lebih lama diterminal, sedangkan
headway terlama di Kantor Desa Karangsetia terdapat pada pukul 06.00-09.00
selama 6 menit dikarenakan pada jam tersebut jarang sekali angkot K-38 yang
berhenti hingga titik akhir (Kantor Desa Karangsetia) sehingga hanya beberapa
angkot K-38 yang sampai di Kantor Desa Karangsetia dan adanya hambatan pada
saat menuju titik akhir. Hambatan tersebut berupa lamanya ngetem, macet, terjadi
pembenaran jalan ,dan lain-lain. Hal tersebut yang menyebabkan jarak/waktu antara
satu kendaraan dengan kendaraan dibelakangnya cukup lama.
Berdasarkan Grafik diatas pula, headway tercepat di Sentral Grosir Cikarang
terdapat pada pukul 12.00-16.00 selama 3 menit. Hal tersebut karena arus lalu lintas
yang cenderung sepi, sehingga angkutan K-38 dapat berjalan dengan lancar.
Sedangkan headway tercepat di Kantor Desa Karangsetia terdapat pada pukul
09.00-12.00 selama 4 menit.

Laporan Survei Angkutan Umum 38


6. Lay Over Time

LAY OVER TIME


Sentral Grosir Kantor Desa
Waktu
Cikarang Karangsetia
06.00-07.00 0:05 0:00
07.00-08.00 0:03 0:14
08.00-09.00 0:07 0:10
09.00-10.00 0:07 0:07
10.00-11.00 0:05 0:06
11.00-12.00 0:09 0:13
12.00-13.00 0:09 0:11
13.00-14.00 0:07 0:13
14.00-15.00 0:08 0:08
15.00-16.00 0:14 0:17
16.00-17.00 0:04 0:13
17:00-18:00 0:06 0:01
18.00-19.00 0:07 0:00

Dilihat dari grafik dan table diatas diketahui bahwa lay over time (LOT)
terendah yang terdapat di Sentral Grosir Cikarang terletak pada pukul 07.00 – 08.00
yaitu selama 3 menit. Hal ini dikarenakan mayoritas angkutan K-38 yang melintas

Laporan Survei Angkutan Umum 39


di Sentral Grosir Cikarang pada waktu tersebut langsung datang dan pergi tanpa
ngetem karena angkutan umum mereka sudah penuh terisi penumpang. Sedangkan
lay over time (LOT) terendah di Kantor Desa Karangsetia terletak pada pukul
17.00-18.00 yaitu selama 1 menit karena banyak angkutan K-38 yang langsung
berangkat begitu tiba di Pasar Cibarusah tanpa menunggu penumpang.

lay over time (LOT) tertinggi yang terdapat pada Sentral Grosir Cikarang
terletak pada pukul 15.00 – 16.00 yaitu selama 14 menit. Hal ini dikarenakan
banyak angkutan umum K-38 yang ngetem untuk menunggu penumpang.
Sedangkan lay over time (LOT) tertinggi di Kantor Desa Karangsetia terletak pada
pukul 15.00 – 16.00 yaitu sebesar 17 menit. Dapat dilihat bahwa selisih lay over
time (LOT) terendah dan tertinggi tidak begitu besar, hal ini terjadi karena angkutan
K-38 menghabiskan terlalu banyak waktu untuk ngetem menunggu penumpang.

7. Faktor Muat (Load Factor)

Sentral Grosir Cikarang Kantor Desa Karangsetia


Waktu Jumlah Load Jumlah Load
Penumpang Faktor Penumpang Faktor
Peak Pagi
58 20% 37 17%
06.00-09.00
Off Peak
42 24% 50 20%
09.00-12.00
Peak Sore
36 24% 33 15%
14.00-16.00

Laporan Survei Angkutan Umum 40


Berdasarkan grafik dan tabel diatas dapat dilihat bahwa, pada peak pagi
perbedaan load factor antara Sentral Grosir Cikarang dengan Kantor Desa
Karangsetia memang sangat drastis, hal tersebut dikatakan oleh beberapa sopir
karena masyarakat dominan melakukan perjalanan dimulai dari Sentral Grosir
Cikarang menuju Kantor Desa Karangsetia, namun mereka turun di Kawasan SMA
Negeri 1 Cikarang, maka jelas pada grafik tampak seperti itu, dan pada peak sore
load factor di Sentral Grosir Cikarang tinggi karena jam tersebut merupakan jam
pulang karyawan dan penumpang yang kembali ke rumah masing-masing usai
melaksanakan aktivitas kerja dan lainnya.

Laporan Survei Angkutan Umum 41


BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan data-data di lapangan dan analisa yang telah dilakukan,dapat
disimpulkan bahwa :
1. Bahwa angkutan kota ini tidak melakukan perjalanan sampai akhir rute trayek yang
telah ditentukan, yaitu tidak melewati titik awal ataupun melakukan perjalanan
sampai tujuan akhir.
2. Saat kami melakukan survey peak pagi, trayek dimulai dari Sentral Grosir
Cikarang, tetapi perbandingan jumlah angkot yang melintas di titik awal, tengah,
maupun akhir berbeda cukup signifikan, hal ini menunjukkan terjadi penyimpangan
trayek yang dilakukan angkutan umum K-38.
3. Selama angkutan beroperasi dari pagi sampai siang, jumlah penumpang relative
sedikit, karena peminat dari angkutan umum ini pun tidak terlalu banyak, hal yang
menjadi salah satu alasannya yaitu penggunaan mobil pribadi yang masih dirasa
warga lebih nyaman dan efisien dibandingkan angkutan umum.

B. SARAN
1. Agar trayek K-38 dapat melakukan perjalanan penuh atau tidak mengakhiri perjalanan
sampai akhir, sehingga penumpang tidak akan kesulitan dalam mencapai tempat yang
dituju.
2. Kepada pihak terkait yaitu pemerintah agar lebih memperhatikan kondisi terminal cikarang,
dikarenakan fasilitas yang minim dan kurang terawatt mengakibatkan banyak armada
angkutan tidak memulai perjalanan di titik awal terminal ini, melainkan di daerah cikarang.
3. Kondisi dari beberapa armada yang kurang memadai juga perlu diperbaiki demi
kenyamanan penumpang.
4. Setiap sopir tiap angkutan umum untuk selalu memperhatikan keselamatan dalam
berkendara di jalan dengan tidak melaju dalam kecepatan tinggi untuk mencari penumpang.
5. Tidak melebihi kapasitas dalam angkutan umum, yaitu berjumlah maksimum 12 orang.

Laporan Survei Angkutan Umum 42

Anda mungkin juga menyukai