NEWSLETTER
JAKARTA
Angkutan kota
yang nyaman
MOBIL HYBRID
KECELAKAAN
LALU LINTAS
Perlunya pengembangan
lintas penyeberangan
alternatif
Jawa - Sumatera
Program sandwich
MSTT-UGM dengan Lund University
dibidang Road Trafc Safety Science
2007 - 2008
http://llasdp.files.wordpress.com
IRJEN MENYAPA
ASS.WR.WB
ara pembaca infoHUBDAT yang saya
cintai dan saya banggakan,
Sebagaimana kita ketahui bersama,
bahwa kita baru saja menyelesaikan
beberapa pekerjaan besar yang
merupakan agenda tahunan Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat, mulai dari hajatan nasional
berupa penyelenggaraan angkutan lebaran
1429H, dilanjutkan dengan penyelenggaraan
Rakornis Bidang Perhubungan Darat di
Surabaya pada November lalu, sampai kepada
Penyelenggaraan Angkutan Natal dan Tahun Baru
yang baru kita lalui.
Banyak pihak termasuk masyarakat menilai bahwa
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan tersebut relatif lebih baik, pelayanan
arus mudik maupun balik lebih lancar bila dibandingkan dengan
penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun-tahun sebelumnya, walau
belum sepenuhnya tanpa cela, demikian pula dalam penyelenggaraan
Rakornis bidang Perhubungan Darat yang baru lalu di Surabaya, banyak
pihak mengatakan penyelenggaraannya juga jauh lebih baik dibanding
dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya.
Ada hikmah yang dapat ditarik dari semakin baiknya penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan tersebut, yakni mulai terjalinnya rasa kebersamaan
diantara kita. Sejak saya dilantik sebagai Direktur Jenderal Perhubungan
Darat pada awal Oktober 2008 lalu, disetiap pertemuan kedinasan, seperti
Rapat Koordinasi, baik yang berskala nasional maupun regional, saya
selalu sampaikan pentingnya dibangun rasa kebersamaan diantara kita.
Kita harus senantiasa seiring seirama dalam langkah tindak, melihat dan
menangani setiap permasalahan seyogyanya kita senantiasa berada
dalam satu sudut pandang yang sama, yakni mengemban tugas sebagai
Pemerintah, dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat.
Bila kondisi seperti itu telah secara kokoh dapat kita tumbuh
kembangkan, telah terwujud sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
dalam penanganan tugas-tugas operasional, maka yakinlah tidak ada satu
masalah yang tidak dapat kita atasi secara cepat dan tepat.
Melalui kesempatan ini saya mengajak kepada semua pihak, marilah
kita saling bergandeng tangan, merapatkan barisan, saling bahu membahu
untuk bekerja secara lebih keras dan profesional, menatap masa depan,
mengerahkan tenaga dan pikiran membangun transportasi darat yang
handal agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,
semoga Allah SWT meridhoi upaya kita dan senantiasa memberikan
perlindungan kepada kita sekalian, Amin.
infoHUBDAT
Berpikir Jernih Membangun Transportasi Darat
Penanggung Jawab
Ahmad Syukri
Redaktur
Purwatiningsih
Redaktur Pelaksana
Djoko Sulaksono, SE
Penyunting/Editor
Sulistyo Sutanto, Drs, MSi, SH
Sekretariat
Ni Widianingsih, SE
Anggota
Wijianto, Drs, MM
Zainal Arin, SE
Hendro Putroko, Ir, MEng SC
Suyadi, SH
M. Malawat, ST, MT
Amirulloh, S.Sit
Fadli Aries, Ir, DESS
Ahmad Yani, ATD, MSi
I Made Suartika, ATD, MEng SC
Rudi Abisena, ST, MT
Ali Mursal, Drs
Puri Artyarti Rispratiwi, A.MD, TK
Iwan Budiono, S.Sos
Doddy Aranto, A.Md, LLAJ
Desi Waluyanti, A.Md, LLAJ, S,Sit
Dinaryati, SH
Esron Sinaga, SE
Anjar Dermawan, S.Kom
Muh. Samsul Anwar, SH
Nawangwulan Dwi A, ST
Y. Prihantoko, ST
Husein Saimima, ST, MT
Betta Margunadi, ST, MT
Dede Sudiatna, Drs
Subowo
Rio Susetyo, SH
Rizal Faisal, SH
Arif Pintoko
Achmad Rivai
Rusdinal, A.MD, MI
Endy Irawan, SH
Yoyok Harianto, SH
Riena Mur Kusumaningsih, SH
Yustinus Danang Rusdihanto, SH
EDAKSI
Diterbikan oleh
Humas Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat
Jl. Medan Merdeka Barat No. 8
Gedung Karsa Lantai 3
E-mail
infohubdat@hubdat.web.id
newsletter_infohubdat@yahoo.com
2
Salam Redaksi
DAFTAR
EDISI
DESEMBER 2008
ISI
01
DIRJEN MENYAPA
04
07
12
LAPORAN UTAMA
DAERAH
16
ARTIKEL
LLAJ
Fasilitas keselamatan lalu lintas jalan
dengan tenaga surya
Mengapa transportasi perlu
direncanakan
19
KTD
Mengenal Demerit Point System (DPS)
dalam penegakan hukum lalu lintas
Program sandwich MSTT - UGM
dengan Lund University dibidang Road
Trafc Safety Science 2007 - 2008
24
SETDITJEN
Kaderisasi sebagai upaya
mempertahankan dan meningkatkan
kinerja organisasi
25
LLASDP
Perlunya pengembangan lintas
penyemberangan alternatif
Jawa - Sumatera
28
BPLJSKB
Lebih dekat dengan BPLJSKB Bekasi
Mobil HYBRID
Metode maintenance moda transportasi
yang optimal
35
REGULASI
38
40
RENUNGAN
Ceramah
motivasi kerja
IN HOUSE
TRAINING
BUSSINESS
CONVERSATION
PROGRAM
Dalam rangka meningkatkan kemampuan
berbahasa Inggris, Ditjen Perhubungan Darat
bekerja sama dengan International Language
Programs (ILP) melakukan Corporate Training
(Kursus Bahasa Inggris) yang diselenggarakan
pada 27 Nopember - 11 Desember 2008 di ruang
Daha, Gedung Karsa Departemen Perhubungan.
(LOA)
(LPP)
(B)
(H)
(T)
(V)
(ME)
:
:
:
:
:
:
:
:
www.orley.de/roro/.htm
40.30
METER
33.00
METER
11.60
METER
3.10
METER
1.85
METER
12.00 KNOTS
2 X 405 HP (1950 RPM)
BKI + A 100 (I) P KAPAL
: 197 ORANG
: 92 ORANG
: 37 ORANG
: 68 ORANG
: 7 UNIT TRUK
: 20 ORANG
: SATKER PENGEMBANGAN
LLASDP MALUKU
: PT. ADILUHUNG
SARANASEGARA INDONESIA
: A 026
: 2007
: PEMDA KAB. MALUKU
TENGGARA BARAT
infoHUBDAT
Berpikir Jernih Membangun Transportasi Darat
WORKSHOP
MANAJEMEN
KESELAMATAN
TRANSPORTASI
JALAN
Direktorat Keselamatan Transportasi Darat pada
tanggal 24 s/d 25 November 2008 bertempat di Sahid
Jaya Hotel, Jakarta menyelenggarakan Workshop
dengan tema Manajemen Keselamatan Transportasi
Jalan. Workshop tersebut mengundang Para Kepala
Dinas Perhubungan se Jabodetabek, perwakilan dari
beberapa Departemen terkait dengan keselamatan
jalan dan perwakilan dari klub motor.
6
APORAN UTAMA
wabah penyakit
tidak menular
OLEH: Gede Pasek Suardika, M.Sc Kasubdit Manajemen Keselamatan
299.446 orang meninggal dunia akibat kecelakaan dan sekurangkurangnya 2 juta luka-luka, pada tahun 2007 diperkirakan lebih
dari 470.000 orang meninggal dunia dan 20 - 30 juta orang lukaluka karena kecelakaan lalu lintas. Lebih dari setengah kecelakaan
transportasi jalan terjadi di wilayah Asia Pasific, walaupun jumlah
kendaraan yang teregestrasi hanya seperlima dari total kendaraan
di dunia. Bahkan pada tahun 2007 menduduki peringkat pertama
penyakit dan cedera yang menimpa masyarakat usia muda
sebagaimana tergambar dalam tabel.
7
4
infoHUBDAT
Berpikir Jernih Membangun Transportasi Darat
target menyelamatkan 600.000 jiwa dari tahun 2007 s/d 2015. Isi pokok
Deklarasi:
Menjadikan keselamatan jalan raya sebagai prioritas kebijakan;
Menjadikan jalan raya selamat bagi pengguna jalan termasuk anakanak, pejalan kaki dan sepeda motor;
Menjadikan jalan raya selamat dan mengurangi kecelakaan;
Menjadikan kendaraan bermotor selamat
Meningkatkan sistem, manajemen dan pelaksanaan keselamatan jalan;
Meningkatkan kerjasama dan memperkuat kemitraan;
Mengembangkan jalan Asia (Asia Highway) sebagai model keselamatan
jalan.
Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, maka telah ditetapkan Goals
and target yang menjadi acuan setiap Negara anggota ESCAP dalam
menyusun program program keselamatan jalan.
Asian Highway mulai dicanangkan sejak tahun 1959, yang merupakan jalan
utama sepanjang 140.000 Km yang melintasi 32 negara Asia Pasik mulai
dari Ajerbaijan sampai Denpasar, Bali. Indonesia asian Highway membentang
mulai dari pantai timur Sumatera pantai utara (Pantura) Pulau jawa sampai
Denpasar Bali kira-kira sepanjang 3600 km. Interagreement on The Asian
highway Network mulai diberlakukan sejak 4 Juli 2005 dimana setiap Negara
ESCAP harus mengadop Asian Highway network sebagai Coordinate Plan
menyangkut keserasian desain geometri jalan, perambuan serta komitmen
untuk mewujudkan keselamatan jalan sepanjang Asian Highway tersebut.
Dalam kaitannya dengan tingkat fatalitas kecelakaan jalan di sepanjang
koridor Asian Highway, UNESCAP mencatat bahwa tahun 2006 diestimasi
bahwa sebanyak 19.000 fatalitas terjadi dan 125.000 kecelakaan sepanjang
140.000 km atau fatalitas sekitar 14 per 100 Km. Guna mewujudkan target
menyelamatkan 600.000 jiwa dari tahun 2007 2015 tersebut maka investasi
yang dibutuhkan sebesar USD 2,5 M yang diperkirakan mampu memberikan
keuntungan ekonomi sebesar USD 15 M, untuk itu setiap Negara dihimbau
untuk mengalokasikan 10 % dana pembangunan jalan digunakan untuk
program-program keselamatan. Dalam kaitan ini beberapa Negara donor
seperti ederlan, Swedia dan lembaga keuangan internasional lainnya telah
sepakat untuk membantu pendanaannya.
Making roads safer for vulnerable road users, including children, senior
citizens, pedestrians, non-motorized vehicle users, motorcyclists, and
persons with disabilities;
Kemajuan yang telah dicapai antara lain: Pembangunan Zona selamat
Sekolah,
Pembangunan pilot project pejalan kaki,
Rencana pengembangan Lajur Khusus Sepeda motor,
Penggunaan Helm untuk Anak (Helmet for Kids)
APORAN UTAMA
Lapisan luar
yang keras
Lapisan dalam
yang tebal
Lapisan dalam
yang lunak
Pelindung mata
Pelindung dagu
Pengikat dagu
10
LESSON LEARNED
kriminologi1.files.wordpress.com
sebuahcatatan.files.wordpress.com
www.jabar.go.id
11
Jakarta
wujudkan impian
D
AERAH
wujudkan impian
angkutan kota
yang aman dan
nyaman
OLEH: Tim Info HUBDAT
12
4
Pertumbuhan jalan
www.unisa.edu.au
Portal
13
infoHUBDAT
Berpikir Jernih Membangun Transportasi Darat
14
15
A RTIKEL
LLAJ
16
LAMPU PENERANGAN
JALAN, SIANG HARI
LAMPU PENERANGAN
JALAN, MALAM HARI
MENGAPA TRANSPORTASI
PERLU DIRENCANAKAN
OLEH: Ahmad Yani, ATD, MT
fauvis.files.wordpress.com
17
infoHUBDAT
Berpikir Jernih Membangun Transportasi Darat
d. Dimana?
Pada setiap kegiatan proses perencanaan, berdasarkan urutan yang
diuraikan pada butir a).
e. Siapa?
Proses penetapan keadaan masa datang dilakukan oleh setiap manusia
sebagai pelaku perencanaan. Berdasarkan kenyakinan bahwa manusia dapat
mengubah masa depan sesuai dengan kehendak mereka.
f. Bagaimana?
Dilakukan melalui tahapan proses perencanaan, berdasarkan urutan yang
diuraikan pada butir a).
4. DIMANA PERENCANAAN TRANSPORTASI DILAKUKAN
Dilakukan pada proses perencanaan yang merupakan kegiatan manusia,
yang dalam kegiatan tersebut selalu diarahkan untuk merealisasikan setiap
tujuan yang hendak dicapai.
Kegiatan manusia
a. Pengertian
Kegiatan yang berkaitan dengan perpindahan dari satu tempat ke tempat
lain. Hampir setiap manusia melakukan kegiatan baik secara rutin maupun
tidak rutin seperti; bekerja, sekolah, berbelanja, rekreasi, dan lain lain Kegiatan
tersebut dilakukan dengan berjalan kaki atau dengan mengunakan moda
transportasi.
b. Mengapa?
Manusia melakukan kegiatan dalam rangka kegiatan rutin atau pemenuhan
keinginan dan kebutuhannya.
c. Kapan?
Kegiatan dilakukan selama ada kehidupan manusia di muka bumi, dan
selama adanya keinginan dan kebutuhan.
d. Dimana?
Didalam kehidupan manusia sehari-hari, dalam rangka pemenuhan
keinginan dan kebutuhannya.
e. Siapa?
Setiap manusia, manusia tidak hidup tidak melakukan kegiatan.
f. Bagaimana?
Manusia melakukan kegiatan secara perorangan atau berkelompok.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan berjalan kaki atau dengan mengunakan
moda transportasi.
5. SIAPA PELAKU PERENCANAAN TRANSPORTASI
Manusia, perencanaan sebagai ilmu timbul dari asumsi yang mendasar,
yaitu dari kenyakinan bahwa manusia dapat mengubah masa depan sesuai
dengan kehendak mereka, (man made nature nature made man).
Proses perencanaan
a. Pengertian
Proses berlanjut dengan urutan sebagai berikut:
Tahap pra perencanaan,
Menetapkan bentuk organisasi dan struktur organisasi, prosedur
perencanaan, mekanisme operasi real (manajemen perencanaan).
Tahap perencanaan awal,
Menentukan diagnosis, formula kebijaksanaan, penilaian kebutuhan, hitungan
biaya dan penetapan target.
Tahap formulasi rencana,
Menyiapkan seperangkat keputusan yang akan diambil oleh otoritas dan
menyediakan pola dasar pelaksanaan yang akan dilaksanakan oleh berbagai
satuan organisasi yang bertanggung jawab dalam implementasi keputusan
tersebut.
Tahap elaborasi rencana,
Melakukan rincian setiap tugas dari setiap unit pelaksana secara jelas.
Tahap implementasi rencana,
Implementasi rencana (transportasi) dimulai saat proyek dilaksanakan. Disini
proses perencanaan bergabung dengan proses manajemen.
Tahap evaluasi dan perencanaan ulang.
Memberikan gambaran tentang SWOT dan sebagai alat diagnosis.
b. Mengapa?
Dimaksudkan sebagai dasar atau landasan dan acuan dalam
pelaksanaannya agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan, diharapkan
dapat tercapai sesuai tujuan dalam rangka adanya perbaikan hidup.
c. Kapan?
Berlangsung selama kegiatan perencanaan dan berakhir sampai dengan
tercapai apa yang diharapkan. Hasil dari perencanaan merupakan perwujudan
keadaan masa datang.
d. Dimana?
Pada setiap tahapan proses perencanaan untuk tujuan yang hendak
dicapai dengan harapan dapat mengurangi atau meniadakan kesenjangankesenjangan yang ada.
e. Siapa?
Manusia, organisasi dan lain lain
f. Bagaimana?
Dilakukan melalui tahapan-tahapan sesuai dengan urutan proses
perencanaan yang diuraikan pada butir a).
Dalam kegiatan manusia yang secara sadar dilakukan sehari-hari, tampak
bahwa kegiatan tsb selalu diarahkan untuk merealisasi tujuan tertentu yang
sebelumnya telah ditetapkan, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara
(alternatif). Dalam penentuan tujuan, identikasi kegiatan, antisipasi hambatan
dan cara mengatasinya, penetapan sumber-sumber, penetapan tingkat
keberhasilan dan kajian SWOT harus dilakukan sebelum kegiatan dimulai.
Untuk dapat membantu dalam proses perencanaan transportasi dengan
hasil yang baik, perlu dipahami teori perencanaan dan aplikasinya, sedangkan
untuk dapat melaksanakan suatu rencana dengan baik perlu dipelajari ilmu
manajemen.
Manusia
a. Pengertian
Makhluk Sang Pencipta yang paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk lainnya. Yang mempunyai akal dan budi.
b. Mengapa?
Karena mempunyai akal budi yang berpikir dan mengharapkan hari esok
akan lebih baik dibandingkan dengan hari sekarang dan kemarin.
c. Kapan?
Pada masa yang akan datang dengan kenyakinan bahwa manusia dapat
mengubah masa depan sesuai dengan kehendak mereka.
d. Dimana?
Dalam fenomena kehidupan sehari-hari, dengan harapan dapat mengurangi
atau meniadakan kesenjangan-kesenjangan yang ada.
e. Siapa?
Manusia, sebagai pelaku perencanaan transportasi.
f. Bagaimana?
Manusia melakukannya melalui suatu proses, yang merupakan proses
berkelanjutan, disebut juga proses perencanaan.
6. BAGAIMANA PERENCANAAN TRANSPORTASI DILAKSANAKAN
Melalui Proses Perencanaan yang merupakan proses berlanjut, yang
menjamin tidak saja cukup untuk memenuhi kebutuhan saat ini tetapi juga
membantu untuk mengarahkannya kepada pengembangan masyarakat pada
garis yang diinginkan untuk masa depan.
18
www.bpkpmd.malutprov.go.id
A RTIKEL
KTD
1. LATAR BELAKANG
Angka kejadian kecelakaan di Indonesia menunjukkan peningkatan dari
waktu ke-waktu. Penyebab terbesar kejadian kecelakaan adalah pelangggaran
yang dilakukan oleh pengemudi. Kejadian kecelakaan yang berkaitan dengan
pelanggaran pengemudi akan melibatkan multistakeholder yakni penyelenggara
jalan, pengguna dan penegak hukum. Penegakan hukum perlu didukung upaya
terintegrasi untuk mendidik perilaku pengemudi di jalan.
Sudah saatnya perlu dilakukan peningkatan dan perbaikan dalam sistem
pengawasan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran lalulintas di jalan
demi terwujudnya ketertiban dan keselamatan lalulintas di jalan mengingat
sampai dengan saat ini sistem penegakan hukum, terhadap pelanggaran
lalulintas di Indonesia masih dirasa kurang efektif, tidak memberikan efek
jera kepada masyarakat, belum transparan dan bahkan sering terjadi
penyalahgunaan wewenang yang sering merugikan masyarakat.
Dalam perkembangan permasalahan lalulintas yang semakin kompleks
perlu dilakukan langkah terobosan dalam criminal justice system yang saat ini
berlaku dengan pengenalan suatu konsep peraturan-peraturan lalulintas yang
didukung dengan suatu sistem pencegahan (preventif) dan sanksi berdasarkan
demerit points system (DPS) yang di negara-negara maju (Australia, Belgia,
Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Selandia Baru, Norwegia, Inggris, Amerika)
sistem ini telah digunakan.
DPS adalah suatu sistem pinalti yang mencakup pemberian beberapa
angka pinalti (demerit) terhadap pelanggar yang melakukan tindakan-tindakan
pelanggaran, semakin serius pelanggaran semakin besar angka/bobot pinalti
yang dijatuhkan bagi pelanggar. Secara eksplisit DPS dimaksudkan sebagai
pengindentikasian para pelanggar lalulintas yang mempunyai risiko kecelakaan
yang tinggi serta perilaku berlalu lintas yang tidak bertanggung jawab dan
berbahaya (unsafe and irresponsible driving behaviour) dengan akumulasi
angka kesalahan (demerit point).
2. KONSEP DPS
Dalam rangka penerapan sistem ini perlu dilakukan perumusan terhadap
beberapa komponen yang meliputi, antara lain:
1. Perumusan teknis penerapan Demerit Point System di Indonesia yang
ditinjau dari aspek sosial ekonomi, infrastruktur, legalitas, kelembagaan, SDM
dan dampak dalam penegakan hukum dalam perwujudan keselamatan
lalulintas jalan.
2. Penetapan bobot angka kesalahan (Demerit Point) dalam kerangka
penegakan hukum lalulintas jalan
3. Proses/tahapan implementasi dan mekanismenya dalam format Criminal
Justice System yang ada di Indonesia saat ini.
PENERAPAN DEMERIT POINT SYSTEM (DPS) SEBAGAI BAGIAN DARI
PERATURAN LALULINTAS MEMILIKI TUJUAN YANG EKSPLISIT YAITU:
1. Mengidentikasi kelompok pengemudi yang secara terus-menerus
melakukan pelanggaran dan beresiko kecelakaan tinggi, dan
2. Menekan perilaku mengemudi yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab.
Konsep peraturan DPS yang diperoleh berdasarkan studi sosioekonomi
kelompok pengemudi akan digabungkan dan diselaraskan dengan daftar
tindakan pelanggaran yang telah diberi skor sebelumnya, agar menghasilkan
sebuah peraturan yang utuh dan menyeluruh. Di samping itu perlu disadari
adanya berbagai hal yang menjadi prasyarat penunjang bagi pemberlakuan
DPS secara efektif, seperti kemungkinan direformasinya sistem pengelolaan
Surat Ijin Mengemudi (SIM), aspek-aspek deteksi dan penegakan hukum, serta
kursus atau pelatihan mengemudi sebagai sarana reintegrasi pengemudi.
Demerit Point System merupakan sebuah mekanisme baru, dimana DPS
JENIS PELANGGARAN
DEMERIT
POINT
15
15
15
15
10
10
8
6
10
15
19
infoHUBDAT
Berpikir Jernih Membangun Transportasi Darat
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Program Sandwich
MSTT-UGM dengan
Lund University dibidang Road
Trafc Safety Science 2007 - 2008
OLEH: Jonter Sitohang, MT
20
Maksud dan tujuan program detached course bidang trafc safety science
yang diselengarakan oleh Lund University ini adalah untuk membekali
pendekatan ilmiah kepada para peserta dan menetapkan suatu pandangan
sistematis di bidang keselamatan lalu lintas.
Program detached course bidang trafc safety science ini memberikan
pengetahuan yang luas tentang manajemen keselamatan lalu lintas, dimana
subyek utama dari program detached course ini adalah mengenai teknik
lalu lintas, serta evaluasi dan analisis keselamatan lalu lintas. Setelah
menyelesaikan program detached course bidang trafc safety science ini,
mahasiswa yang dikirim diharapkan akan mampu mengadakan investigasi
keselamatan lalu lintas secara independen, menyusun skema tentang
keselamtan lalu lintas dan mengevaluasi efeknya.
Program detached course bidang trafc safety science ini mengundang
secara langsung para ahli yang terkait dengan materi perkuliahan dari
dalam maupun luar Lund University dengan topik-topik penting yang terkait
di dalam ruang lingkup program detached course ini yaitu: (1) faktor-faktor
yang mempengaruhi jumlah dan keparahan kecelakaan lalu lintas, (2)
adaptasi perilaku pengemudi, (3) efek keselamatan lalu lintas terhadap
kebijakan, strategi-strategi, skema dan proyek transportasi, (4) pengaruh
pemikiran mengenai keselamatan lalu lintas pada perencanaan lingkungan
masyarakat sekitar, (5) target vision-zero atas keselamatan lalu lintas, (6)
upaya penanganan keselamatan lalu lintas pada kendaraan, (7) pertolongan
darurat dalam kecelakaan lalu lintas, (8) perundang-undangan lalu lintas,
(9) enforcement, (10) pelatihan dan tes bagi pengemudi, (11) publikasi dan
kampanye keselamatan lalu lintas serta (12) tindakan teknis pada upaya
peningkatan keselamatan lalu lintas.
Empat orang staf Departemen Perhubungan yang sedang tugas belajar
di MSTT-UGM mendapatkan bantuan dari Depdiknas melalui Program
Beasiswa Unggulan untuk mengikuti Trafc Safety Science di Lund University.
Keempat mahasiswa tersebut adalah Jonter Sitohang dari Ditjen Hubdat,
Imam Prasetyo dari Ditjen Perkeretaapian, Budisatuti Indah Kartikawati dan
Ryeska Fajar Kusuma dari Biro Kepegawaian Dephub. Keempat mahasiswa
program Magister Sistem dan Teknik Transportasi di Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta yang menerima beasiswa unggulan dari Departemen Pendidikan
Nasional untuk beasiswa studi detached course bidang trafc safety science di
Lund University Swedia adalah sebagai berikut:
Lecture Topic
PBL topictopic
PBL1 How
to measure
trafc safety
(analysis
methods)
PBL2 Trafc
safety theory
Behavioural models
Risk theories
Socio-psychological factors
The speed problem
PBL3 Special
problems of
vulnerable
road users
PBL4
Organisational
Organisational principles
prerequisites
for trafc
safety work
PBL5 Trafc
safety
measures
PBL6 How do
we evaluate
the effects of
trafc safety
measures?
Evaluation studies
Cost-benet analysis
Sesi pelatihan yang terdapat di dalam program detached course ini terdiri
dari 5 macam pelatihan yang terkait dengan keselamatan lalu lintas yaitu:
Pelatihan 1: Accident analysis. Identication of black-spots.
Pelatihan 2: Trafc Conicts studies.
Pelatihan 3: Analysis of Speed data.
Pelatihan 4: Road safety audit.
Pelatihan 5: Cost-benet analysis.
21
A RTIKEL
KTD
setiap peserta akan mereview laporan yang ditulis oleh peserta lain
dan dipresentasikan oleh penulis pada saat seminar akhir dan reviewer
diberikan kesempatannya untuk memberikan opini dan komentar terhadap
laporan yang dipresentasikan oleh penulis.
STUDY VISITS
REPORT WRITTING
PENILAIAN
FIELD STUDIES
Report writting merupakan bagian dari ujian yang dinilai. Setiap peserta
ditugaskan untuk menulis sebuah laporan yang terkait dengan topik-topik
tertentu yang dipilih peserta dan tutor. Dalam penulisan report writting
22
KESIMPULAN
23
A RTIKEL
SETDITJEN
manat untuk
melaksanakan
kaderisasi secara
terencana sebenarnya
sudah termaktub
dalam Undang-undang Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 43
Tahun 1999 tentang Perubahan Atas
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974
Tentang Pokok-pokok Kepegawaian.
Pada Pasal 22 UU Nomor 8 Tahun 1974
disebutkan bahwa Untuk kepentingan
pelaksanaan tugas kedinasan dan
dalam rangka pembinaan Pegawai
Negeri Sipil dapat diadakan perpindahan
jabatan dan atau perpindahan wilayah
kerja, dan pada Penjelasan Pasal 22
dimaksud diatur lebih jelas lagi bahwa
Untuk kepentingan pelaksanaan tugas
kedinasan dan sebagai salah satu
usaha untuk memperluas pengalaman
dan mengembangkan bakat, maka
perlu diadakan perpindahan jabatan dan perpindahan wilayah kerja bagi
Pegawal Negeri Sipil, terutama bagi mereka yang menjabat jabatan
pimpinan dengan tidak merugikan hak kepegawaiannya.
Secara normal, perpindahan jabatan atau perpindahan wilayah kerja
itu dilaksanakan secara teratur antara 2 (dua) sampai dengan 5 (lima)
tahun. Dalam merencanakan dan melaksanakan perpindahan wilayah kerja
disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara. Lebih lanjut Bapak Ir.
Jusman Syai Djamal selaku Menteri Perhubungan dalam pidato pelantikan
Bapak Drs. Suroyo Alimoeso selaku Direktur Jenderal Perhubungan Darat
yang baru pada hari Jumat tanggal 10 Oktober 2008 menyampaikan
bahwa dalam rangka pembinaan pegawai perlu dilakukan promosi, mutasi,
demosi secara teratur antara 3 (tiga) sampai dengan 6 (enam) tahun.
Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat tidak
24
4
A RTIKEL
LLASDP
Perlunya pengembangan
lintas penyeberangan alternatif
Jawa - Sumatera
Lintas penyeberangan
Merak Bakaheuni merupakan lintas
penyeberangan yang sangat strategis
sebagai penghubung Pulau Sumatera
dengan Pulau Jawa, sehingga dipandang
sangat penting untuk menghindarkan
terjadinya stagnasi transportasi di lintas
tersebut dari akibat berbagai hal termasuk
akibat bencana alam baik di Merak
ataupun di Bakaheuni, untuk itu perlu
dikembangkan lintas penyeberangan
sebagai lintas alternatif
Merak Bakaheuni.
OLEH: Nurhadi U. Wibowo, ST, MT
I. LATAR BELAKANG
1 di Bakauheni
1 di Merak dan 1 di Bakauheni
infoHUBDAT
Berpikir Jernih Membangun Transportasi Darat
2002
Rata-rata Naik
Penumpang
3.273.000 org
9.452.000 org
9,4%/thn
Kendaraan
(R2+R4)
329.000 unit
2.185.000 unit
28,2%/thn
32 unit
Ukuran kapal bervarisai dari 3000 sampai 9000 GRT,
dengan kecepatan maksimum juga bervariasi dari 8
sampai 15,5 knot
Kapal Cepat
(KC)
14 unit
Maksimal 64 trip/hari.
Normal 80% : 51 trip/hari
Jumlah trip KC
Maksimal 27 trip/hari.
Normal 80% : 21 trip/hari
KAPASITAS PELAYANAN :
Kendaraan
PERMASALAHAN TEKNIS :
26
Jenis Permintaan
2006
2023
Rata-rata Naik
Penumpang
12.504.000 org
18.962.000 org
2,87%/thn
Kendaraan
(R2+R4)
72.000 unit
164.000 unit
164.000 unit
6.035.000 unit
28,2%/thn
Total Kendaraan
2.723.000 unit
6.198.000 unit
7,10%/thn
2023
Penumpang
56.300 org
97.718 org
Kendaraan
(R2+R4)
449 unit
4.412 unit
1.078 unit
10.604 unit
4.861 unit
11.682 unit
Jenis Permintaan
Total Kendaraan
Rata-rata Naik
4,08%/thn
7,80%/thn
B. PROYEK ALTERNATIF
V. KESIMPULAN
27
A RTIKEL
BPLJSKB
SEJARAH BPLJSKB
28
4
11. Melakukan pengujian ulang terhadap item-item uji yang perlu mendapat
klarikasi bila diperlukan.
12. Kasi Pengujian menyerahkan kembali kendaraan uji kepada Pemohon.
13. Pengujian selesai dan Pemohon membawa pulang kendaraan uji
14. Seksi Pengujian dan Seksi Sertikasi membuat draft resume kepada
Kepala Balai.
15. Kepala Balai membuat resume dan diserahkan kepada Ditjen Hubdat.
16. Ditjen Hubdat membuat keputusan lulus/ tidak lulus uji tipe. Bagi item yang
tidak lulus harus melakukan pengujian ulang.
2.966.500
- BAHAN BAKAR
SOLAR
2.949.500
2.764.500
-
1.289.500
1.906.000
- BAHAN BAKAR
BENSIN
Tahun 2004
728 kendaraan
Tahun 2005
650 kendaraan
Tahun 2006
606 kendaraan
Tahun 2007
592 kendaraan
514 kendaraan
TANTANGAN KEDEPAN
Daftar pustaka
Dalam menjalankan tugasnya BPLJSKB memiliki mitra kerja, yaitu:
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Asosiasi
Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Himpunan Pengusaha Motor
Indonesia (HPMI) dan Asosiasi Industri Kendaraan Indonesia (AIKI).
245.000
245.000
123.000
245.000
PENGUJIAN KINCUP
RODA (SLIDE SLIP)
202.000
PENGUJIAN
LAMPU UTAMA
PENGUJIAN BERAT
KENDARAAN
258.000
258.000
129.000
258.000
247.000
247.000
123.000
SPEEDOMETER
849.000
849.500
424.500
849.000
REM
369.000
369.000
184.000
369.000
RADIUS PUTAR
184.500
184.500
184.500
GAS BUANG
SOLAR
201.000
PENGUJIAN GAS
BUANG BENSIN
218.000
218.000
109.000
184.500
184.500
92.000
105.000
10 PENGUKURAN
DIMENSI
11
PENGUJIAN
SUARA KLAKSON
Pelatihan Meansuring
Dimension
209.000
209.000
Uji Emisi
(EURO II)
Sepeda
Motor
29
Kebisingan knalpot
kendaraan bermotor
OLEH : Saiful Bachri, ST, MT
(Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertikasi Kendaraan Bermotor)
Grak nilai standar mutu noise yang telah ditetapkan oleh Eropa (EC)
pada tahun 1970 sampai dengan 2005 adalah sebagai berikut:
< 2010
> 2010
L < 125 cc
85
80
L > 125 cc
90
85
M, N, O < 3,5 T *)
80
74
M, N, O > 3,5 T *)
85
80
< 2010
> 2010
L < 125 cc
95
90
L > 125 cc
100
95
M, N, O < 3,5 T *)
105
100
M, N, O > 3,5 T *)
115
110
30
A RTIKEL
BPLJSKB
Mobil HYBRID
Mobil hybrid adalah mobil yang memiliki sistem penggerak ganda, atau disebut hybrid
(dalam istilah pertanian hybrid berarti perkawinan silang). Dalam mobil ini, ada
perkawinan antara penggerak yang konvensional yakni dengan bahan bakar bensin dan
penggerak dengan energi listrik.
OLEH: M. SYAFRIZAL
Staf BPLJSKB
31
infoHUBDAT
Berpikir Jernih Membangun Transportasi Darat
Modus konventional.
Modus elektrik
Modus Boosten
1. Mesin diesel/bensin
2. Transmisi
3. Tangki bahan bakar cair
4. Diferential
5. Mesin elektrik
6. Kopling otomatis
7. Komponen pendukung
8. Baterai
Dengan bantuan kopling otomatis kita dapat memilih mode apa
yang akan di gunakan selama kita mengemudikannya, apakah dengan
menggunakan mesin listrik yang energinya bersumber dari baterai
atau mode energy recovery (pengecasan baterai) tanpa menghambat
perputaran mesin bensin/diesel yang berlebihan sewaktu mode energy
recovery ini kita gunakan.
3
32
33
Total cost
Cost for
preventive
maintenance
Cost for corrective
maintenance
main
Amount of
maintenance
Grak perbandingan cost antara preventive maintenance dan
corrective maintenance
Grak di atas memberikan ilustrasi biaya perawatan, jika memilih
corrective maintenance biaya perawatan semakin kecil dan sebaliknya jika
memilih preventive maintenance biaya perawatan semakin besar. Sebagai
pilihan optimalisasi perawatan lakukan kombinasi antara corrective
maintenance dan preventive maintenance, artinya buatlah skala prioritas
3
34
Reliabillity
1.0
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
Weibull
542 WF 1 (1)
P=3, A=RRY
1: F=22/S=0
99.42 177.21 255.11 332.95 410.79 488.63 566.67 644.32 722.16 800.00
21.58
8
6
INTEGRITY INDEX
RBI BASED
0
0
10
20
30
YEARS
SERVICE LIFE
EGULASI
Keberadaan
peraturan daerah
dalam pelaksanaan
Otonomi daerah
Dalam ketentuan Undang Undang No.32 Tahun 2004
sebagaimana telah diubah dengan UU No.12 Tahun
2008 Tentang Pemerintahan Daerah diatur bahwa dalam
menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak
antara lain untuk memungut pajak daerah dan retribusi
daerah. Pungutan pajak dan retribusi daerah tersebut
harus memenuhi ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku dan harus dituangkan dalam
Peraturan Daerah.
Oleh: Endy Irawan, S.H
35
4
infoHUBDAT
esuai dengan ketentuan Pasal 136 ayat (3) dan ayat (4) UU No.32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa
Peraturan Daerah merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan ciri
khas masing-masing daerah dan dilarang bertentangan dengan
kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Urusan pemerintahan di bidang Perhubungan Darat khususnya bidang lalu
lintas dan angkutan jalan serta Bidang Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau dan
Penyeberangan yang merupakan kewenangan pemerintahan Provinsi maupun
Kabupaten/Kota yang boleh diatur didalam Peraturan Daerah telah diatur
secara jelas dalam lampiran Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Berdasarkan Penjelasan Pasal 7 UU No.10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, jenis Peraturan Perundangundangan diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat
sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi
dan kekuatan hukum peraturan perundang-undangan adalah sesuai dengan
hierarki yaitu setiap jenis peraturan Perundang-undangan yang didasarkan
pada asas bahwa peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak
boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,
sehingga Peraturan Menteri dan Peraturan Direktur Jenderal yang merupakan
peraturan pelaksana dari Undang-undang dan/atau Peraturan Pemerintah
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.
BEBERAPA CONTOH PERDA PERDA DIBIDANG PERHUBUNGAN DARAT YANG TELAH DIBATALKAN OLEH PEMERINTAH PUSAT :
NO
36
PERDA KOTA/KABUPATEN
DAN PROPINSI
ALASAN PEMBATALAN
10
www.kota-ternate.go.id
37
A YO BELAJAR TRANSPORT
Konsep eko
ekonomi
dalam transportasi
q = p
dimana q adalah jumlah permintaan perjalanan, p adalah harga dan adalah
parameter permintaan yang konstan. Fungsi permintaan digambarkan dengan
kemiringan negatif yang memperlihatkan situasi yang sering kita temukan
dimana penurunan harga biasanya akan menghasilkan peningkatan perjalanan
meskipun hal ini tidak selalu benar.
Gambar 1.2 memperlihatkan kurva-kurva permintaan yang telah mengalami
pergeseran, menunjukkan perubahan kuantitas perjalanan yang terjadi akibat
variable-variabel lain diluar harga. Pada kondisi seperti ini kita harus mampu
membedakan antara perubahan-perubahan jangka pendek pada kuantitas
perjalanan akibat perubahan harga pada gambar 1.1 dengan perubahanperubahan jangka panjang akibat aktivitas atau veriabel-variabel perilaku yang
diperlihatkan oleh pergeseran-pergeseran fungsi permintaan pada gambar 1.2.
38
gambar 1.1
PB
PA
gambar 1.2
D3
Harga P
Harga P
B
A
D1
D2
P0
Jumlah
perjalanan
qB qA
Jumlah
perjalanan
q2
Volume, q
q1
q3
Kurva Permintaan
yang telah bergeser
Jika fungsi permintaan dan penawaran akan suatu fasilitas dan pelayanan
transportasi telah diketahui selanjutnya baru dapat dibicarakan tentang
keseimbangan pasar. Keseimbangan dikatakan tercapai ketika faktorfaktor yang mempengaruhi jumlah permintaan dan juga faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah penawaran berada dalam kondisi yang secara statik
sama, sebagai contoh sederhana berikut ini mengilustrasikan keseimbangan
antara permintaan dan penawaran.
Contoh:
Dari hasil survai terhadap waktu tempuh pada salah satu ruas jalan yang
menghubungkan dua pusat kegiatan dapat dinyatakan dengan persamaan
yang mempresentasikan fungsi pelayanan :
t = 15 + 0,02v
Dimana t diukur dalam menit dan v dalam kendaraan per jam. Fungsi
permintaan untuk perjalanan yang menghubungkan dua pusat kegiatan diatas
adalah v = 4000 120t.
Pertanyaan?
a. Gambarlah grak untuk kedua persamaan di atas dan tentukan wawaktu
keseimbangan dan kecepatan perjalanan.
b. Jika panjang jalan tersebut adalah 20 mil, berapakah kecepatan rata-rata
kendaraan yang melalui ruas jalan tersebut?
Jawab :
t = 15 + 0,02v
v= 4000 120v
t (menit)
t = 15 + 0.02v
(647, 27, 94)
v = 4000-120t
4000
Keseimbangan
Statis dari
Permintaan dan
Biasanya harga, waktu atau satuan harga diplot pada sumbu vertical
sedangkan acuan kuantitas diplot pada sumbu horizontal.
gambar 2.1
15
-3
10
q = 200 - 10p
gambar 3.1
Harga
jual
Kurva permintaan
-1
-0,133
50
100
Volume, q
150
gambar 2.2
Fungsi permintaan q = p
Elastis sempurna =
Harga P
Daerah elastis
Titik elastis satuan (
eP
= -1)
e=0
S2 = Kurva
penawaran
setelah
peningkatan
E1
Satuan harga ($)
S1 = Kurva penawaran
saat ini
gambar 3.2
tak-elastis sempurna
Volume, q
Daerah tak-elastis
L
Jumlah
Permintaan tersamar
(a)
200
Kurva
penawaran
Nilai surplus
konsumen
Harga P
20
2. Sensitivitas Permintaan
Perjalanan
P1
E2
P2
Kurva permintaan
O
Q1
Q2
Jumlah
39
ENUNGAN
Demi
Demi Masa. Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi. Kecuali mereka
yang beriman dan beramal sholeh. Juga mereka yang saling nasehat menasehati
dalam kebenaran dan nasehat menasehati dalam kesabaran (QS: Al Ashr)
40