KOTA YOGYAKARTA
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Trans
Jogja sebagai transportasi umum.
2. Mengetahui kualitas pelayanan Trans Jogja.
3. Mengetahui solusi agar Trans Jogja dapat lebih banyak digunakan
oleh masyarakat.
1. Trans Jogja
Trans Jogja adalah salah satu bentuk angkutan yang
berorientasi kepada pelanggan dan mengombinasikan halte,
kendaraan, perencanaan dan elemen-elemen sistem transportasi
kedalam sebuah sistem bus yang cepat, terpadu, aman, nyaman,
tepat waktu dan memiliki identitas yang unik. Trans jogja
merupakan transportasi publik yang hanya beroprasi khusus di
kota Yogyakarta. Untuk menunjang kinerja pelayanan, angkutan
umum harus berkelanjutan dalam hal transportasi dan
kenyamanan pelayanan. Terdapat lebih dari 200 terminal bus
Trans Jogja yang tersebar di berbagai lokasi strategis di
Yogyakarta untuk kemudahan akses. Selain itu, Trans Jogja
mendapat subsidi yang relatif besar. Alokasi subsidi digunakan
untuk mendanai pembelian stasiun portabel, pemeliharaan stasiun
bus, dan akses CCTV di setiap unit bus. Subsidi ini juga termasuk
dalam tarif Trans Jogja yang dinilai sangat terjangkau, dengan
hanya mengeluarkan Rp 3.500, penumpang sudah bisa berkeliling
menikmati Kota Yogyakarta.
4. Kualitas pelayanan
Asikin, Zainal (1998) dalam Chrisdianto (2004) menjelaskan
bahwa pengaturan bus merupakan usaha untuk menciptakan
pergerakan bus yang teratur, cepat, dan tepat dan memberikan
manfaat kepada semua pihak. Giannopoulus (1989) dalam
Chrisdianto (2004) memberikan beberapa faktor yang
mempengaruhi kualitas operasi antara lain :
a. Nilai okupansi bis (load factor).
Nilai okupansi adalah perbandingan antara jumlah
penumpang dengan jumlah kapasitas tempat duduk yang
tersedia di dalam bus. Nilai okupansi 125% artinya jumlah
penumpang yang berdiri ada 25% dari tempat duduk yang
tersedia, nilai okupansi 100% berarti tidak ada penumpang
yang berdiri dan semua tempat duduk terisi. Nilai ini
diperlukan untuk menentukan aksesibilitas yang diberikan
dan memberikan gambaran reliabilitas dari transportasi
perkotaan. Pada jam- jam sibuk nilai okupansi dapat
melebihi batas-batas yang diinginkan, maka frekuensi
pelayanan dan kapasitas bus juga harus meningkat.
b. Reliabilitas.
Reabilitas atau keandalan adalah faktor utama kepercayaan
masyarakat akan pelayanan angkutan umum. Istilah ini
digunakan untuk suatu ketaatan bis- bis pada jadwal yang
telah ditentukan sebelumnya. Reliabilitas ditunjukkan dengan
prosentase bis datang tepat waktu pada suatu tempat henti
terhadap tempat henti terhadap total jumlah kedatangan.
Sebuah bis tepat waktu jika bis tersebut tiba dalam interval
waktu yang telah dijadwalkan, standar waktu terlambat awal
datang antara 0 – 5 menit.
c. Kenyamanan, keamanan dan keselamatan.
Aspek yang harus betul-betul dipertimbangkan adalah
kenyamanan yang diterima oleh pengguna, yang
diasumsikan dengan pengaturan tempat duduk, kemudahan
bergerak dalam bis, diturunkan di tempat henti bis,
kenyamanan mengendarai, kemudahan naik turun bis serta
kondisi kebersihan bis.
d. Panjang trayek.
Trayek sedapat mungkin melalui lintasan yang terpendek
dengan kata lain menghindari lintasan yang dibelok-
belokkan, sehingga menimbulkan kesan pada penumpang
bahwa mereka membuang- buang waktu. Panjang trayek
angkutan kota agar dibatasi tidak terlalu jauh, maksimal
antara 2 - 2,25 jam perjalanan pulang-pergi.
e. Lama perjalanan.
Lama perjalanan ke dan dari tempat tujuan setiap hari, rata-
rata 1 - 1,5 jam, dan maksimum 2 - 3 jam. Waktu perjalanan
penumpang rata-rata pada saat melakukan penyimpangan
harus tidak melebihi 25% dari waktu perjalanan kalau tidak
melakukan penyimpangan terhadap lintasan pendek.
BAB IV SOLUSI
1. Kemacetan
Trans Jogja merupakan angkutan umum yang memang
diharapkan dapat mengurangi kemacetan, dengan harapan
masyarakat lebih memilih menggunakan Trans Jogja daripada
kendaraan pribadi, sehingga bisa mengurangi jumlah kendaraan di
jalanan dalam satu waktu. Tetapi, banyak keluhan masyarakat
yang mengatakan bahwa Trans Jogja seringkali tidak datang tepat
waktu, serta kurangnya armada Trans Jogja. Hal ini tentunya juga
bisa menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan, karena
kerumunanan orang yang mangkal menunggu Trans Jogja, serta
banyak masyarakat yang lebih memilih kendaraan pribadi karena
Trans Jogja yang sering terlambat. Solusi yang dapat diterapkan
pada permasalahan tersebut adalah, Trans Jogja harus hadir di
halte sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, serta dianjurkan
untuk menambah armada. Dengan kehadiran Trans Jogja yang
tepat waktu masyarakat akan lebih tertarik menggunakan Trans
Jogja, dan jika jumlah armada Trans Jogja ditambah maka
kapasitas masyarakat yang menggunakan Trans Jogja akan lebih
banyak, sehingga mengurangi jumlah penggunaan kendaraan
pribadi dan bisa mengurangi kemacetan.
BAB V KESIMPULAN
Dalam kaitannya dengan bukti fisik, bus Trans Jogja perlu untuk
melakukan perbaikan pada fisik bus dan halte, yaitu dapat dengan
mengecat ulang body bus Trans jogja serta sentuhan desain budaya
yang unik agar menambah kekhasan budaya kota Yogyakarta, dan
memperbaiki AC yang rusak serta bagian fisik bus yang sudah rusak
atau berkarat, merubah sebagian interior bus juga perlu dilakukan agar
lebih bagus dan menarik.
Selain itu interior dalam bus juga perlu dilakukan penataan ulang dan
pengecekan setiap beberapa bulan sekali. Untuk fasilitas yang
disediakan sudah bagus, tetapi masih perlu untuk ditingkatkan yaitu
dengan memperbaiki fasilitas-fasilitas yang ada di bus maupun halte.
Dengan begitu kualitas pelayanan publik untuk bus Trans Jogja sangat
lah perlu di tingkatkan lagi, sebagai kenyamanan masyarakat dalam
menggunakan Trans Jogja. Jika masyarakat nantinya banyak
menggunakan Trans Jogja dari pada kendaraan pribadi keuntungan nya
adalah berkurangnya peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang ada
di jogja.