Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN

MENGANALISIS FASILITAS MRT KEPADA PENGGUNA MRT

DISUSUN OLEH :
Frandame Yudistira Aripin
(052001700054)

KELAS B
DOSEN
Ir. Mohammad Ali Topan,MSP

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA
2019

1|Page
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat – Nya maka
kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan TOD(Transit Oriented Development) MRT Setia
Budi. Dalam kesempatan ini penyusun tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar –
besarnya atas motivasi, bimbingan dan pentunjuk yang diberikan kepada kami dari berbagai
pihak, terutamanya :
1. Teman – teman Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Trisaktiatas semua
dukunganya.
2. Semua pihak baik di dalam MRT maupun luar yang tidak bisa disebutkan satu per- satu
yang telah membantu menyelesaikan laporan mata kuliah tipologi dan morfologi
bangunan
Laporan ini disusun dengan harapan dapat memberikan pembelajaran serta manfaat bagi
mahasiswa Arsitektur khususnya dan masyarakat luas pada umumnya
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari kata sempurna. Dan semoga dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman – teman yang membutuhkan.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat

Jakarta, 20 Juni 2019

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. 3

BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………………... 4
1.1. LATAR BELAKANG…………………………………………………… 4
1.2. RUMUSAN MASALAH………………………………………………… 5
1.3. PERTANYAAN PENELITIAN……………………………………….... 5
1.4. TUJUAN PENELITIAN..……………………………………………….. 5
1.5. MANFAAT PENELITIAN……………………………………………... 5
BAB II : KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………………. 6
2.1.PENGERTIAN MRT.....………………………………………………….... 6

2.2.MANFAAT KEHADIRAN MRT……..…………………………………... 8

2.3. Infrastruktur yang harus disiapkan…………………… 9

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN…………………………………………… 11


A.TEKNIK PENGAMBILAN DATA ..……………………………………..... 11

B.POPULASI DAN SAMPEL……………………………………………..…... 12


BAB IV: PEMBAHASAN……………….………………………………………...…… 13
4.1 Gambaran umum lokasi penelitian…………………………………...…... 13

4.2 Analisis………………………………………………….…………………... 14

4.3. Temuan Penelitian ………………………………………………….……... 16

KESIMPULAN………………………………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSAKA………………………………………………………………..……. 17

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu dari 5 besar Negara dengan penduduk terbanyak di dunia.

Otomatis, perlu adanya pengembangan – pengembangan alat yang mendukung produktifitas para

penghuninya. Tak terkecuali dalam bidang transportasi. Luasnya wilayah Indonesia tentu saja

membutuhkan teknologi transportasi yang memadai.

Di Indonesia sendiri, sekarang sudah tersedia teknologi transportasi darat, laut maupun udara.

Armadanya pun tergolong mendunia. Namun, dibalik semua kelengkapan itu pasti ada sesuatu

yang kurang. Banyaknya kecelakaan yang terjadi di jalan raya, rel kereta api, perairan Indonesia

dan jalur udara nasional membuktikan bahwa Indonesia masih jauh dari kata sempurna.

Kemacetan dimana-mana membuat warga tak nyaman untuk berlama – lama di angkutan umum

dan membeli kendaraan pribadi yang sejatinya malah menambah kemacetan. Tidak dapat

dipungkiri bahwa kegiatan perangkutan memiliki peran penting dalam menggerakkan

perekonomian kota-kota besar di Indonesia. Permintaan layanan perangkutan juga akan semakin

meningkat seiring dengan semakin besarnya jumlah penduduk. Karena ruang yang terbatas, kota-

kota besar seperti Jakarta tidak mampu memenuhi tingginya permintaan pergerakan penduduk

hanya melalui penambahan jalan dan angkutan umum berkapasitas kecil Kondisi tersebut

4|Page
semakin parah dengan munculnya emisi kendaraan yang dapat menimbulkan gangguan kondisi

kesehatan dan penurunan kualitas lingkungan. Selain itu, lamanya waktu yang dihabiskan di

jalan dapat menimbulkan dampak psikologis berupa penurunan ketidakstabilan emosi dan

dampak ekonomis berupa penurunan tingkat produktivitas kerja.

Menyadari bahwa penataan kota yang tak memungkinkan untuk menambah armada di jalan

tanah, pemerintah merencanakan untuk membangun MRT (Mass Rapid Transit) di sepanjang

Jakarta. Rencananya akan dimulai dari Lebak Bulus dan akan terus berkembang hingga

menjangkau seluruh kota. Pembangunan ini diharapkan akan membantu masyarakat dan

pengembangan kota.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa itu MRT?

 Apa manfaat kehadiran MRT di Benhil?

 Apa saja infrastruktur yang harus dipersiapkan untuk mendukung MRT?

1.3 Pertanyaan Penelitian


Pertanyaan yang timbul terkait permasalahan ini adalah:apakah fasilitas di MRT sudah
mencukupi pengguna MRT

1.4 Tujuan Penelitian


Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis fasilitas MRT kepada pengguna MRT
1.5 Manfaat Penelitian
 Tulisan ini bisa dipakai untuk memperbaiki tentang fasilitas yang masih kurang
 Tulisan ini juga bisa dijadikan ide atau referensi terkait penelitian TOD

5|Page
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian MRT


MRT (Mass Rapid Transit) adalah suatu sistem tranportasi perkotaan yang

mempunyai 3 kriteria utama, mass (daya angkut besar), rapid (waktu tempuh cepat dan

frekuensi tinggi), dan transit (berhenti di banyak stasiun di titik utama perkotaan). Namun,

belakangan ini kita sering salah kaprah tentang maksud definisi MRT itu sendiri.

Pemeberitaan media yang cenderung asal-asalan dan kurang memperhatikan konten

membuat masyarakat bukannya menjadi cerdas tapi menjadi makin bodoh.

MRT (mass rapid transit) secara harfiah dapat diartikan sebagai moda angkutan

yang mampu mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak (massal) dengan frekuensi

dan kecepatan yang sangat tinggi (rapid). Menurut modanya, MRT dapat dikelompokkan

menjadi beberapa jenis, antara lain: bus (buslane/busway), subway, tram, dan monorail.

Bus MRT dapat dibedakan dengan bus angkutan biasa dan kendaraan lain karena

biasanya merupakan shuttle bus yang memiliki rute perjalanan tertentu dan beroperasi pada

lajur khusus, sehingga sering disebut buslane/busway. Pemisahan lajur ini dilakukan agar

penumpang tidak mengalami penundaan waktu perjalanan dan tidak terganggu oleh aktivitas

moda angkutan lain yang melintasi rute perjalanan yang sama. Busway sendiri biasanya

bervariasi ada yang berbentuk ganda (bus gandeng), bus tunggal, dan bus bertingkat. MRT

jenis busway biasanya lebih banyak dipilih oleh kota-kota di negara berkembang karena

pengembangannya membutuhkan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan subway,

monorel, ataupun tram. Kota Bogota di Kolombia merupakan salah satu contoh sukses

6|Page
penerapan sistem busway. MRT dalam bentuk subway pada prinsipnya memiliki kesamaan

sistem operasi dengan kereta api. Namun, konstruksi teknisnya terdapat perbedaan karena

subway terletak di bawah tanah (underground) tetapi stasiun-stasiunnya langsung terhubung

ke lokasi pusat kegiatan. Di Eropa Barat, subway merupakan salah satu moda angkutan yang

sangat populer dan seringkali dikenal dengan istilah metro system. Kota London merupakan

kota pertama yang menerapkan sistem subway sebagai moda angkutan massal berkecepatan

tinggi pada tahun 1863.

Tram merupakan bentuk MRT dengan moda angkutan mirip dengan kereta api, tetapi

jalur operasinya dapat terintegrasi dengan jalan raya. Tram dapat ditemukan di hampir

semua kota menengah dan besar di Eropa dan di beberapa kota besar di Amerika. Tram

pertama kali diperkenalkan pada tahun 1807 di Inggris dan merupakan bentuk awal MRT di

dunia. Dalam operasionalnya, dikenal dua jenis tram: (1) tram yang jalur operasinya

menyatu dengan jalur lalu-lintas kendaraan; dan (2) tram yang memiliki jalur operasional

tersendiri yang dikenal dengan istilah light rail.

Monorail merupakan MRT yangmemiliki jalur tertentu dan biasanya tidak

mengambil ruang kota yang luas. MRT jenis ini biasanya memiliki jalur di atas jalan raya

dan yang ditopang dengan tiang-tiang yang sekaligus berfungsi untuk membentuk lintasan

monorail. Berbeda dengan MRT lainnya, monorail biasanya hanya terdiri atas satu rute

dengan sistem lintasan loop dengan beberapa stasiun pemberhentian yang menghubungkan

dengan MRT lainnya maupun langsung ke lokasi kegiatan tertentu. Penggunaan monorail

sudah banyak dikembangkan di kota-kota metropolitan di dunia antara lain Moskow, Tokyo,

dan Sydney.

7|Page
2.2. Manfaat kehadiran MRT di Benhil
Manfaat langsung dioperasikannya sistem MRT ini adalah mampu mengurangi

kepadatan kendaraan di jalan karena dengan adanya MRT diharapkan dapat mengalihkan

masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi missal.

Pembangunan MRT di Benhil juga diharapkan mampu memberi dampak positif

lainnya bagi Jakarta dan warganya antara lain:

 Penciptaan lapangan kerja

 Penurunan waktu tempuh & meningkatkan

 Dampak lingkungan : 0.7% dari total emisi CO2, yaitu sekitar 93.663 ton per tahun

akan dikurangi oleh MRT (Data Revised Implementation Program for Jakarta MRT

System 2005)

 Transit - Urban Integration yang menjadikan sistem MRT sebagai pendorong untuk

merestorasi tata ruang kota. Integrasi transit-urban diharapkan dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi pada area sekitar stasiun, sehingga dapat berdampak langsung

kepada peningkatan jumlah penumpang MRT Jakarta

Pengembangan MRT dapat menjadi alternatif solusi untuk mengatasi persoalan

perangkutan di kota-kota besar tersebut. Keunggulan sistem ini ialah kemampuannya

mengangkut penumpang dalam jumlah besar, cepat, dan dapat diandalkan dalam berbagai

situasi. Dengan mempergunakan MRT, ruang jalan akan jauh lebih efisien karena

penggunaan kendaraan pribadi dapat diminimalisasi.

Kereta rel listrik (KRL), kereta rel diesel (KRD), dan busway yang sudah

dikembangkan di kota-kota metropolitan di Indonesia sebenarnya sudah dapat

dikategorikan sebagai sarana transportasi massal. Namun, di berbagai kota, ketiganya


8|Page
belum dapat sepenuhnya dikategorikan sebagai MRT karena belum memenuhi kriteria

sebagai sarana transportasi yang benar-benar cepat dan handal dalam segala situasi.

2.3. Infrastruktur yang harus disiapkan

MRT bukanlah solusi yang berdiri sendiri untuk mengatasi kemacetan di Jakarta.

Sejumlah instrumen diperlukan untuk mengurai kepadatan lalu lintas

 Integrasi produk hukum dan kebijakan seperti: peningkatan disiplin lalu lintas,

pembatasan volume kendaraan melalui kebijakan pembatasan intensitas penggunaan

kendaraan pribadi seperti ERP (electronic road pricing) serta upaya-upaya teknik lalu

lintas seperti implementasi intelligent traffic system, perbaikan manajemen lalu lintas,

pembangunan fly over, under pass, dan lain-lain. Cara lainnya yakni dengan

memberlakukan harga tiket MRT Jakarta yang terjangkau, atau penerapan berbagai

kebijakan baik yang menggunakan instrument financial seperti peningkatan pajak

kendaraan pribadi, dan bentuk-bentuk pricing (road pricing, fuel pricing, parking

pricing), maupun yang tidak menggunakan instrument financial seperti kebijakan

ganjil genap, “3 in 1”, dan sebagainya.

 Integrasi dengan moda transport lain : Untuk memudahkan calon penumpang MRT

Jakarta sampai ke stasiun MRT Benhil sekaligus menambah jumlah penumpang maka

integrasi sistem MRT dengan sistem angkutan massal lainnya ataupun feeder seperti

bus umum, TransJakarta, kereta Jabodetabek menjadi hal yang penting. Selain

membangun jaringan baru untuk sistem MRT ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

bersama dengan Pemerintah Pusat juga sedang mengembangkan konsep optimasi jalur

kereta api lingkar (loopline) yang saat ini telah beroperasi sebagai bagian sistem kereta

urban Jabodetabek. Dalam rencana tata ruang dan wilayah Pemprov DKI Jakarta, jalur

9|Page
loopline akan diintegrasikan dengan jaringan MRT. Optimasi loopline ini ditargetkan

Pemprov DKI Jakarta dapat dituntaskan sebelum sistem MRT Benhil tahap I

dioperasikan.

 Penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat parkir (park and ride), jalur pejalan

kaki, trotoar, dan taman yang memadai. Warga yang tinggal atau beraktivitas di sekitar

jalur MRT dapat merasakan manfaat langsungnya. Warga yang tinggal agak jauh juga

dapat meninggalkan kendaraan pribadi dan mengakses MRT dengan angkutan umum

pendukung (feeder). Dengan demikian warga terutama pengguna kendaran pribadi

bisa didorong beralih ke MRT dengan memudahkan akses untuk menuju dan

meninggalkan stasiun.Selain itu stasiun MRT Benhil akan dihubungkan dengan pusat-

pusat aktivitas publik, baik perkantoran, komersial dan non-komersial. Koneksi yang

nyaman antara stasiun MRT dengan pusat perbelanjaan atau perkantoran akan menjadi

unsur kompetitif pembeda dengan usaha sejenis lainnya. Dengan laju manusia yang

lebih baik, pusat perbelanjaan menjadi ramai dan perkantoran terjamin tingkat

huniannya.

10 | P a g e
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma/Pendekatan Penelitian


Penilitian ini dilakukan dengan cara kualitatif,karna hasil data tidak terlalu pasti dan tidak
terhitung karna dilakukan dengan cara mewawancara petugas sekitar,survey dan melakukan
observasi sendiri ke lokasi penelitian

3.2 Metode/cara melakukan penelitian


Metode yang dilakukan yaitu:
-Metode Eksperimental
Dengan melakukan survey,observasi hingga wawancara sendiri langsung ke tempat yang akan
diteliti yaitu MRT Benhil
-Metode Deskriptif
Dengan cara membuat narasi atau biasa disebut deskriptif dari hasil survey dan observasi
dikumpulkam dan dijadikan satu laporan
A. Teknik Pengambilan Data
Teknik yang diambil yaitu Data Lapangan karna teknik ini dilakukan dengan melakukan
survey langsung ke lapangan/tempat penelitian sehingga data data yang diambil berdasarkan
survey dan temuan yang ada di lapangan(MRT Benhil)

11 | P a g e
B. Populasi Dan Sampel
No NAMA STASIUN MRT JUMLAH FASILITAS YANG DI GUNAKAN
PENGGUNA MRT
1 LEBAK BULUS GRAB 8
2 FATMAWATI 8
3 CIPETE RAYA 8
4 HAJI NAWI 8
5 BLOK A 8
6 BLOK M 8
7 ASEAN 8
8 SENAYAN 8
9 ISTORA MANDIRI 8
10 BENDUNGAN HILIR 8
11 SETIA BUDI ASTRA 8
12 DUKUH ATAS BNI 8
13 BUNDARAN HI 8

SAMPEL
Sampel penelitian ini adalah Fasilitas di MRT Benhil.Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik survey langsung ke tempat penelitian dan deskriptif sehingga data yang didapat dikumpulkan
dan dijadikan narasi
Dalam penelitian ini, tahapan yang dilakukan oleh peneliti yaitu, (1) survey secara langsung ke MRT
Benhil (2) kemudian peneliti mengumpulkan data hasil survey kemudian dijadikan narasi atau
deskriptif

12 | P a g e
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Ber alamat di Karet Semanggi, Setia Budi,


Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Pintu masuk MRT Benhil

13 | P a g e
4.2 Analisis
A.Lift
MRT ini memiliki lift yang berhubungan langsung dari dalam hingga keluar lift ini langsung bisa
mengakses ke dalam yaitu dekat tap tiket dan pembelian tiket

B.Tangga

Tangga pada MRT benhil ini cukup luas dengan lebar kira kira 2 meter sehingga menghindari
terjadinya penumpukan orang saat akan naik maupun turun.dan tangga ini di desain bersebelahan
eskalator sehingga mudah diakses

14 | P a g e
C.Eskalator

Terdapat akses naik maupun turun seperti escalator sehingga memudahkan lansia dan orang-
orang untuk naik maupun turun,dan letak dari escalator bersebelahan dengan tangga,tetapi
escalator jumlahnya tidak mencukupi kepada pengguna MRT sehingga kerap kali terjadi
penumpukan karna minimnya jumlah escalator.

15 | P a g e
4.3. Temuan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, untuk untuk menganalisis fasilitas MRT kepada pengguna
MRT, dengan menggunakan teknik dan prosedur analisis yang telah ditetapkan dalam metode
penelitian ini, serta memperhatikan seluruh indikatorBerkaitan dengan kondisi real atau
fenomena yang terjadi di lapangan, peneliti berusaha menggali dengan melakukan pengamatan
langsung berdasarkan lembar observasi yang telah peneliti tentukan pada saat dilaksanakannya
survey fasilitas di MRT Benhil. Data yang dikumpulkan melalui observasi digunakan sebagai
dasar analisis lebih lanjut. Data tersebut disajikan dalam bentuk deskriptif, dengan melakukan
analisis naratif dari masing-masing indikator instrumen.

KESIMPULAN
1. Pembangunan MRT sebenarnya masih kurang berdampak bagi warga disekitar

Benhil dikarenakan jumlah volume kendaraan bermotor tidak akan berkurang

2. MRT diharapkan menjadi sebuah solusi dalam dunia trasnsportasi Indonesia.

3. Dalam perkembangan berkelanjutan ini, MRT diharapkan mampu untuk

memberikan manfaat bagi warga DKI Jakarta dan daerah Benhil dalam

menanggulangi kemacetan yang ada.

16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Transportasi_umum
2. http://sosiologis.com/metodologi-penelitian
3. http://bospengertian.com/pengertian-populasi-dan-sampel/

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai