Anda di halaman 1dari 8

Teknik Lalulintas Lecture 2

Prof. Ir. Harnen Sulistio, M.Sc, Ph.D halaman 1 dari 8

ANTRIAN DAN TUNDAAN


(Queue and Delay)

A. Teori Antrian

Penggunaan teori ini berkaitan dengan perencanaan dan operasi sistem pelayanan

(service) fasilitas transportasi. Sistem pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih

pelayanan, di mana sistim akan memberikan pelayanan kepada pelanggan yang datang

pada fasilitas itu. Apabila kapasitas sistim terbatas, maka ada beberapa pelanggan

yang harus menunggu sebelum dilayani (terjadi antrian).

Struktur dasar antrian umumnya adalah sebagai berikut:

SISTIM ANTRIAN

SUMBER ANTRIAN SISTIM SATUAN YANG


ANTRIAN PELAYANAN TELAH DILAYANI

Struktur dasar antrian

B. Disiplin Pelayanan

Merupakan disiplin yang menentukan urutan satuan antrian akan dilayani. Ada

beberapa disiplin pelayanan yang dikenal yaitu:

FIFO (First In First Out), yaitu sistem di mana kendaraan/orang yang masuk

pertama akan dilayani terlebih dahulu.

LIFO (Last In First Out), sistem ini umum dipakai dalam sistem administrasi, di

mana sistem justru akan melayani terlebih dahulu untuk yang datang terakhir.

Service in Random Order (SIRO), pelayanan secara acak.

PS (Priority Service), pelayanan diberikan kepada yang mempunyai prioritas lebih

tinggi dibanding yang mempunyai prioritas rendah, meskipun yang terakhir


Teknik Lalulintas Lecture 2
Prof. Ir. Harnen Sulistio, M.Sc, Ph.D halaman 2 dari 8

kemungkinan sudah tiba di garis tunggu. Contoh: kendaraan mobil lebih dahulu

dilayani kemudian bus, dan terakhir truk.

Pada komponen sistim transportasi, kejadian antrian banyak dijumpai di

persimpangan, di mana pelayanan menggunakan sistim pelayanan FIFO. Pada

persimpangan, proses pelayanan ditentukan oleh pengaturan lampu lalulintas seperti

waktu siklus, sedangkan proses kedatangan ditentukan oleh arus lalulintas yang

memasuki persimpangan. Contoh lain adalah proses pelayanan pada terminal,

kedatangan penumpang pada tempat pemberhentian kendaraan angkutan umum, pada

pintu masuk dan keluar jalan tol ataupun tempat parkir kendaraan dll.

Teori antrian (queuing theory) umumnya digunakan untuk perencanaan ataupun

evaluasi kinerja sistim transportasi. Ukuran-ukuran yang umum digunakan di

antaranya sebagai berikut:

Total waktu yang diperlukan oleh sistim untuk melayani 1 pelanggan (kendaraan)
Waktu tunggu yang dialami oleh 1 pelanggan (kendaraan) dalam sistim
Panjang/ jumlah antrian
Waktu dalam antrian (tundaan atau delay)

Untuk mewakili distribusi kedatangan dan pelayanan dapat digunakan distribusi

Poisson dan Negative exponential. Dengan asumsi distribusi ini maka rata-rata

kedatangan sebesar kendaraan per satuan waktu dan rata-rata pelayanan sebesar

kendaraan per satuan waktu (kend/detik, kend/menit) dalam kondisi steady-state,

maka probabilitas terdapat n kendaraan dalam sistim adalah:

P (n) = n (1 )

Untuk n = 0, P (0) = 0 (1 ) = (1 )

di mana adalah faktor utilitas = derajat kejenuhan = traffic intesity = /


Teknik Lalulintas Lecture 2
Prof. Ir. Harnen Sulistio, M.Sc, Ph.D halaman 3 dari 8

Jumlah rata-rata kendaraan dalam sistim adalah sama dengan probabilitas untuk

setiap jumlah kendaraan dikalikan dengan jumlah kendaraan itu sendiri, jadi:

n = 1.P(1) + 2.P(2) + 3.P(3) + ....

= p(0) { + 22 + 33 + ....} = (1 ). / (1 - )2

= / (1 ) = / ( )

Sedangkan, waktu rata-rata kendaraan dalam sistim adalah:

Ts = 1/ ( )

Jumlah rata-rata kendaraan dalam antrian adalah (panjang antrian):

q = 2 / 1 -

Waktu rata-rata kendaraan dalam antrian (tundaan atau delay):

Tw = Ts S

di mana S = 1/ : waktu pelayanan per kendaraan

Tundaan biasanya dihitung untuk keseluruhan kendaraan dalam antrian, sehingga

rumusnya adalah: D = q x Tw

Apabila nilai rasio pelayanan () naik maka waktu yang diperlukan oleh sistim juga

naik. Batas nilai rasio pelayanan 1 menunjukkan kondisi jenuh (saturated) di mana

angka kedatangan (arrival rate) mendekati sama dengan angka pelayanan (service

rate), artinya pada kondisi ini sistim beroperasi pada kapasitasnya.


Contoh-1:

Sistim pelayanan bongkar muat barang rata-rata dapat membongkar muatan 1

kendaraan dalam waktu 30 menit, atau angka pelayanan = 2 kend/jam. Angka

kedatangan rata-rata kendaraan = 1 kend/jam, jadi rasio pelayanan = = 0.5

Dengan rumus-rumus di atas dapat dihitung:

Jumlah kendaraan dalam sistim: n = 0.5 / (1 0.5) atau 1 / (2 1) = 1 kendaraan

Waktu kendaraan dalam sistim: Ts = 1 / (2 1) = 1 jam/kend

Jumlah kendaraan dalam antrian: q = (0.5)2/(10.5)= 0.5 kend (teoritis)

Waktu per kendaraan dalam antrian: Tw = 1 jam 30 menit = 30 menit


Teknik Lalulintas Lecture 2
Prof. Ir. Harnen Sulistio, M.Sc, Ph.D halaman 4 dari 8

Tundaan: D = 0.5 x 30 = 15 kendaraan-menit

Probabilitas terjadi 2 kendaraan atau lebih di dalam antrian setiap saat adalah:

P (n=2) = 2(1 )

= 0.52 (1 0.5) = 0.125

Contoh-2:

Arus lalulintas 900 kend/jam memasuki sebuah pintu gerbang tol. Kemampuan

pelayanan pintu tol sebesar 1200 kend/jam.

Kedatangan (arrival) = 900 kend/jam = 900/3600 = 0.25 kend/detik

Pelayanan (servive) = 1200 kend/jam = 1200/3600 = 0.33 kend/detik

Rasio pelayanan = / = 900/1200 = 0.75

Jumlah kendaraan dalam sistim: n = 0.75 / (1 0.75) = 3 kendaraan

Waktu kendaraan dalam sistim: Ts = 1 / (0.33 0.25) = 12 detik/kend

Jumlah kendaraan dalam antrian: q = (0.75)2 / (1 0.75) = 2.25 kendaraan

Waktu kendaraan dalam antrian: Tw = Ts (1/ ) = 12 3 = 9 detik/kend

Tundaan: D = 2.25 x 9 = 20.25 kendaraan-detik

Teori di atas menggunakan anggapan bahwa arus lalulintas dalam kondisi steady-

state, hal ini tidak selalu seperti pada kondisi sebenarnya di mana arus lalulintas

kadang berubah-ubah, ingat hubungan flow-speed-density. Oleh karena itu, salah

satu pendekatan yang dapat dipertimbangkan adalah dengan membagi-bagi kondisi

arus lalulintas non-steady-state menjadi beberapa bagian steady-state untuk

menentukan kapasitas rencana dari sistim ( 1).

C. Fluid-Flow Approximation

Pendekatan lain yang dapat digunakan adalah fluid-flow approximations. Aplikasi

dari pendekatan ini untuk kasus kedatangan kendaraan dan pelayanan oleh sistim

(lampu lalulintas) di persimpangan seperti diperlihatkan pada gambar di bawah.


Teknik Lalulintas Lecture 2
Prof. Ir. Harnen Sulistio, M.Sc, Ph.D halaman 5 dari 8

Kurva pada gambar ini merupakan hasil survai di lapangan atau dapat juga sebuah

hasil simulasi antrian kendaraan di persimpangan. Kurva memperlihatkan hubungan

antara waktu, kedatangan (arrival) dan pelepasan (departure) kendaraan di sebuah

persimpangan yang dioperasikan dengan lampu lalulintas. Pada saat awal (signal

phase pertama), saat lampu hijau menyala (waktu hijau 1), tidak terjadi antrian,

jumlah arrival sama dengan departure (sistim dapat melayani seluruh kedatangan,

tidak terjadi antrian sehingga kedua garis berimpit). Saat waktu merah, tidak ada

departure (garis putus-putus mendatar), terjadi antrian, kemudian hijau lagi (waktu

hijau 2), terjadi departure, antrian habis, dan seterusnya, sampai akhirnya terjadi

ke-tidak-seimbangan antara arrival dan departure (arus lalulintas semakin besar,

arrival > departure).

Dari kurva di atas, beberapa besaran dapat diketahui:

1. Waktu pengamatan adalah T dengan jumlah kedatangan dan pelepasan yang

sama yaitu sebesar N.

2. Jumlah kendaraan dalam antrian pada setiap waktu yang ditetapkan adalah

sebesar n
Teknik Lalulintas Lecture 2
Prof. Ir. Harnen Sulistio, M.Sc, Ph.D halaman 6 dari 8

3. Waktu kendaraan dalam antrian untuk setiap kedatangan adalah sebesar w

4. Jumlah total tundaan (delay) yang dialami oleh seluruh kendaraan adalah luas

area A (bagian diarsir) di antara 2 kurva arrival dan departure

5. Jumlah rata-rata kendaraan dalam antrian: n = A / T

6. Waktu rata-rata kendaraan dalam antrian (tundaan): w = A / N

7. Tundaan: D = A/T x A/N = A2 / T.N

Kareana dengan cara grafis maka metode ini memerlukan ketelitian yang tinggi

untuk memperoleh hasil yang akurat.

Studi tundaan lalulintas pada sebuah persimpangan juga dapat dilakukan dengan

cara lain (data langsung di lapangan), seperti pada contoh berikut.


Teknik Lalulintas Lecture 2
Prof. Ir. Harnen Sulistio, M.Sc, Ph.D halaman 7 dari 8

Minimum sampel untuk contoh di atas adalah 225 buah, dengan tingkat kepercayaan

(level of confidence) 95%. Dengan periode waktu pengukuran 10 menit telah didapat

jumpah sampel (volume kendaraan pada approach) 232 (>225). Interval waktu

pengukuran (sampling interval) kendaraan yang berhenti ditetapkan 15 detik, angka

ini boleh ditentukan lain (10 detik). Kendaraan yang masih tetap berhenti (total

number of vehicles stopped) sampai interval berikutnya (kelipatan 15 detik)

dihitung kembali (counted more than once). Pada saat lampu hijau (green time)

kendaraan yang berhenti = 0. Selama periode waktu pengukuran (10 menit) volume

kendaraan pada pendekat (approach volume) dibedakan antara jumlah kendaraan

yang berhenti (tanpa dihitung ulang) dan yang tidak berhenti selama sub-periode

waktu 1 menit. Hasil perhitungan beberapa atribut terkait dengan tundaan seperti

pada bagian bawah hasil pengukuran. Dikaitkan dengan tingkat pelayanan (Amerika)

maka persimpangan tersebut di atas beroperasi dengan tingkat pelayanan (LOS) C

(ADSV = 16.5 detik).


Level of Service Stopped delay per vehicle (sec)
A < 5.0
B 5.1 to 15.0
C 15.1 to 25.0
D 25.1 to 40.0
E 40.1 to 60.0
F > 60.0

Untuk Indonesia, rumus-rumus antrian dan tundaan untuk pergerakan kendaraan di

persimpangan tanpa lampu dan dengan lampu lalulintas serta bagian jalinan (weaving

area) dapat dilihat dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997.

D. Beberapa pengertian dalam MKJI:

Untuk persimpangan dengan lampu lalulintas:

Antrian (NQ) yaitu jumlah kendaraan yang mengalami antrian dalam suatu

pendekat (approach) dalam satuan kendaraan atau smp


Teknik Lalulintas Lecture 2
Prof. Ir. Harnen Sulistio, M.Sc, Ph.D halaman 8 dari 8

Panjang antrian (QL) yaitu panjang antrian kendaraan dalam suatu pendekat,

dalam satuan meter

Angka henti (NS) yaitu jumlah rata-rata berhenti per kendaraan (termasuk

berhenti berlang-ulang dalam antrian)

Tundaan (D), yaitu waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melewati

suatu persimpangan dibandingkan dengan kondisi tanpa persimpangan.

Untuk persimpangan tanpa lampu lalulintas:

Peluang antrian (QP %) yaitu peluang antrian dengan lebih dari dua kendaraan di

daerah pendekat (approach) pada kaki persimpangan tanpa lampu lalulintas.

Tundaan (D), yaitu waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melewati

suatu persimpangan dibandingkan dengan kondisi tanpa persimpangan.

Anda mungkin juga menyukai