Anda di halaman 1dari 17

MODUL PERKULIAHAN

Sistem
Angkutan
Umum
Terminal Angkutan
Penumpang dan Barang

Fakultas Program Studi eLearning Kode MK Disusun Oleh

06
Teknik Teknik Sipil 11049 Abdul Muis

Abstract Kompetensi
Materi kuliah ini memberikan Mahasiswa memahami fungsi-fungsi
pemahaman tentang terminal terminal, tipe dan klasifikasi serta
penumpang angkutan jalan dan hirarki terminal penumpang angkutan
terminal barang jalan, serta memahami persyaratan
lokasi terminal penumpang angkutan
jalan
1. Terminal

1.1 Pengertian terminal

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Direktorat Jenderal Perhubungan


Darat dan Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 1981, terminal didefinisikan sebagai :

a. Terminal merupakan prasarana angkutan penumpang, tempat kendaraan untuk


mengambil dan menurunkan penumpang, tempat pertukaran jenis angkutan yang terjadi
sebagai akibat tuntutan efisiensi perangkutan.

b. Terminal merupakan tempat pengendalian atau pengawasan dan pengendalian sistem


perizinan arus penumpang dan barang.

c. Terminal merupakan prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem jaringan
jalan raya untuk melancarkan arus angkutan penumpang dan barang.

d. Terminal merupakan tata ruang yang mempunyai peran yang penting bagi efisiensi
kehidupan wilayah dan kota.

Menurut Undang Undang No. 22 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2013,
terminal adalah pangkalan kendaraan bermotor umum yang digunakan untuk mengatur
kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta
perpindahan moda angkutan.

Sedangkan terminal menurut Morlok, EK (1991 : 26) didefinisikan sebagai alat proses dari
sistem transportasi dan merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar
dari sistem dan merupakan komponen penting dalam sistem transportasi yang memerlukan
biaya yang besar dan sering menimbulkan kongesti (kemacetan).

1.2 Klasifikasi terminal

Berdasarkan jenis angkutan, terminal dibedakan menjadi :

a. Terminal penumpang, yaitu merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan


menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antarmoda
transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.

13 Sistem Angkutan Umum


2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Terminal barang, yaitu merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan
membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antarmoda
transportasi.

Sedangkan menurut Warpani (2002), berdasarkan fungsi pelayanannya terminal


dikelompokkan dalam :

a. Terminal utama, adalah terminal yang melayani angkutan utama, angkutan


pengumpul/penyebaran antarpusat kegiatan nasional,dari pusat kegiatan wilayah ke
pusat kegiatan nasional serta perpindahan antarmoda khususnya moda angkutan laut
dan udara.

b. Terminal pengumpan, adalah terminal yang melayani angkutan pengumpul/penyebaran


antarpusat kegiatan wilayah, dari pusat kegiatan lokal ke pusat kegiatan wilayah. Terminal
jenis ini dapat dilengkapi dengan pelayanan angkutan setempat.

c. Terminal lokal, adalah terminal yang melayani angkutan penyebaran antarpusat kegiatan
lokal.

1.3 Fungsi terminal

Terminal titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem merupakan
komponen penting dalam sistem transport. Terminal bukan saja merupakaan komponen
fungsional utama dari sistem tetapi juga sering merupakan prasarana yang memerlukan
biaya yang besar dan titik dimana kongesti (kemacetan) mungkin terjadi. Terminal penting
bagi perencana transportasi yang bertanggungjawab untuk mendesain terminal pada lokasi
dan tujuan yang telah ditentukan. Koreksi terhadap kesalahan desain biasanya sangat
sukar, memakan waktu, dan mahal.

Walaupun terminal mempunyai fungsi penting dalam semua teknologi transport, tingkat
pengetahuan mengenai karakteristik-karakteristik operasi dan petunjuk desain sangat
berbeda-beda pada jenis terminal yang berlainan. Secara khusus , bandar udara dan
fasilitas parkir mudah dipahami secara menyeluruh, terminal pada pelabuhan laut dan
angkutan perkotaan kurang diketahui, dan terminal untuk kereta api dan truk paling sedikit
dipahami.

Fungsi utama dari terminal transportasi adalah untuk penyediaan fasilitas masuk dan keluar
dari obyek-obyek yang akan diangkut, penumpang ataau barang, menuju dan dari sistem.
Pada sistem transport kendaraan tujuan utama dari terminal adalah untuk membongkar dan
memuat kendaraan atau peti kemas tadi. Pada sistem arus terus menerus, dimana ruas dan

13 Sistem Angkutan Umum


3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
persimpangan, sejalan dengan lalu lintas penumpang atau barang, dapat menghasilkan
mobilisasi dan lokomosi secara langsung tanpa memerlukan kendaraan, terminal
ditempatkan pada lokasi dimana lalu lintas memasuki dan meninggalkan sistem ruas dan
persimpangan tadi.

Beberapa terminal yang hanya mempunyai satu fungsi, yaitu bongkar dan muat, umumnya
sangat sederhana. Sebagai contoh, suatu pemberhentian bus biasa pada perempatan jalan
sering hanya terdiri dari tempat dimana penumpang menunggu dan tanda yang
menunjukkan bahwa tempat tersebut adalah tempat pemberhentian bus. Yang juga
sederhana ialah fasilitas bagi suatu usaha pengirim dan penerima barang, yang mungkin
hanya terdiri dari satu pelataran tunggal (umumnya setinggi lantai truk) dimana muatan
diletakkan sebelum dan sesudah diangkut.

Oleh karena semua penumpang atau barang yang akan diangkut bersama pada satu
kendaraan tidak mungkin mencapai terminal tepat sebelum waktu keberangkatannya, maka
banyak terminal menyediakan fasilitas tempat tunggu bagi penumpang dan tempat
penyimpanan bagi muatan sampai saatnya dimuat kedalam kendaraan.

Apabila periode tunggu cukup lama, maka fasilitas yang lebih lengkap mungkin diperlukan.
Bandar udara daan terminal-terminal penumpang lain menyediakan jasa pelayanan yang
beragam untuk kenyamanan penumpang, termasuk ruang tunggu yang nyaman, restoran,
tempat hiburan, dan sebagainya. Distribusi penghasilan bandar udara dari perusahaan
penerbangan (operasi pesawat udara) dan sumber-sumber lainnya mungkin dapat
memberikan sedikit petunjuk mengenai pentingnya kegiatan-kegiatan tambahan ini. Telah
diperkirakan bahwa 60% dari biaya konstruksi dan operasi pelabuhan udara di Cleveland (di
luar bagian yang dipunyai oleh perusahaan penerbangan seperti hanggar pemeliharaan)
akan didapat tidak dari pendaratan pesawat udara dan hasil-hasil lainnya, tetapi dari konsesi
segala jenis yang ada di bandar udara tersebut, seperti restoran, took-toko, tempat parker,
usaha penyewaan mobil, dan lain sebagainya.

Fasilitas-fasilitas untuk muatan juga berfungsi sama, yaitu menyimpan muatan dan
melindunginya dari kemungkinan rusak atau hilang, termasuk penyimpanan tertutup bagi
bahan-bahan yang mudah rusak akibat cuaca dan sebagainya. Sebagian dari terminal
muatan ini juga berfungsi sebagai gudang dimana muatan dapat disimpan sampai
pemiliknya memutuskan untuk mengirimkannya ke tempat tertentu, yang mungkin
disebabkan karena pemilik tersebut menunggu sampai kebutuhan atau harga komoditi tadi
meningkat.

13 Sistem Angkutan Umum


4 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Terminal juga sering merupakan tempat dimana kendaraan-kendaraan transpor dipelihara
karena mau tidak mau kendaraan tersebut tetap harus berhenti disana. Sebagai contoh,
hanggar, tempat pengisian bahan bakar, dan fasilitas-fasilitas lain merupakan bagian dari
suatu bandar udara besar.

Pada kasus transpor darat, dimana terminal mungkin berada pada lokasi yang ramai
dengan harga tanah yang cukup tinggi, fasilitas-fasilitas untuk pemeliharaan biasanya
terletak diluar daerah perkotaan dimana harga tanah relative murah tetapi cukup dekat dari
terminal utama sehingga tidak terlalu banyak terjadi operasi kendaraan dalam keadaan
kosong.

Berikut ini adalah fungsi-fungsi terminal :

Memuat penumpang atau barang keatas kendaraan transpor (atau pita transpor,
rangkaian pipa, dsb) serta membongkar/menurunkannya. Memindahkan dari satu
kendaraan ke kendaraan lain.

Menampung penumpang/barang dari waktu tiba sampai waktu berangkat.

Menyiapkan dokumentasi perjalanan.

Menyimpan kendaraan (dan komponen lainnya), memelihara, dan menentukan tugas


selanjutnya.

Mengumpulkan penumpang dan barang didalam grup-grup berukuran ekonomis untuk


diangkut (misalnya untuk angkutan kereta api atau pesawat udara) dan menurunkan
mereka sesudah tiba di tempat tujuan

Tabel berikut memperlihatkan nama-nama yang umum untuk fasilitas-fasilitas yang berfungsi
sebagai terminal untuk berbagai moda transportasi.

Moda Transportasi Fasilitas Fungsi Utama


Utama
Udara Bandar udara Akses darat dan hubungan di udara
Lapangan Bandar udara dengan fasilitas terbatas
Hanggar Reparasi dan perawatan

Heliport Sama seperti bandar udara (khusus untuk


helicopter)

Basis untuk kapal udara Sama seperti bandar udara


Mobil (dan kendaraan Garasi parkir Penyimpanan kendaraan, akses dengan
jalan lain) berjalan kaki

Stasiun bahan bakar Reparasi dan perawatan kendaraan

Loket tol Pengumpulan karcis/biaya


Bus Stasiun bus Bus antar kota dan hubungan moda akses

Pemberhentian bus Hubungan dengan akses berjalan kaki


Kereta api penumpang Stasiun kereta api Akses lokal dan hubungan rel, kadang-kadang
termasuk moda-moda untuk antar kota
(misalnya bus)
Kereta api barang Gudang (freight house) Akses lokal (truk)

Team tracks Akses lokal (truk), areal terbuka sebagai lawan

13 Sistem Angkutan Umum


5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dari bangunan biasa

Private siding (tempat Dimuat atau dibongkar oleh pengirim atau


pemberhentian kereta api penerima muatan
khusus)

Petak klasifikasi Hubungan kereta api angkutan


Bengkel, rip track, dsb Reparasi dan perawatan kendaraan
Engine shed, round house Reparasi dan perawatan lokomotif
Air Pelabuhan laut Akses darat (biasanya rel, truk dan/atau
rangkaian pipa), dan kadang-kadang hubungan
kapal

Dok atau dermaga Fasilitas bongkar muat satu kapal

Dok kering (dry dock) Reparasi dan perawatan

2. Karakteristik Terminal
Terminal adalah suatu fasilitas yang sangat kompleks. Banyak kegiatan tertentu yang
dilakukan disana, terkadang secara bersamaan, dan terkadang secara parallel, dan sering
terjadi kemacetan yang cukup mengganggu. Selain itu, kegiatan ini adalah kegiatan yang
stokastik. Ia tidak dapat diselesaikan tanpa mengkaitkan berbagai variasi dalam
volumekedatangan atau waktu yang dibutuhkan untuk memproses kendaraan, penumpang,
dan barang. Di samping itu, terminal juga merupakan sesuatu yang unik, masing-masing
dengan desain dan metode operasi khusus yang jarang terdapat di tempat lain. Kesemua
hal diatas membuat kesulitan dalam menentukan berbagai karakter terminal secara
menyeluruh.

2.1 Terminal Penumpang

Karakteristik terminal paling mudah ditunjukkan melalui karakter komponennya. Walaupun


terminal bus berbeda dengan bandara, namun banyak komponennya sama, dalam hal
tingkat pelayanan dan tingkat kapasitasnya.

Tabel berikut memperlihatkan karakteristik arus dari beberapa komponen terminal yang
digunakan untuk memroses kendaraan. Data yang tertera dibagi antara kapasitas dan
tingkat pelayanan. Walaupun dalam teori kapasitas suatu alat pemroses merupakan
kebalikan dari waktu pelayanan rata-rata (terlihat dalam analisis bandara atau terminal
lainnya), namun volume lalu lintas yang terdapat sesuai dengan teori tadi akan
menghasilkan waktu tunggu yang terlalu lama. Maka untuk metode rekayasa, kapasitas ini
didefinisikan sebagai suatu volume yang menghasilkan waktu tunggu yang besarnya masuk

13 Sistem Angkutan Umum


6 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
akal dan dapat diterima. Waktu pelayanan diperuntukkan bagi penggunaan satu saluran dan
jenis prosesor (penanganan) yang kita inginkan, seperti gerbang udara ataupun jalur kereta
api pada pelataran penumpang. Tafsiran dan penggunaan data terlihat agak bersifat
langsung.

Tabel Waktu Pelayanan dan Kapasitas Proses (Penanganan) Kendaraan di Terminal


Penumpang untuk Penumpang Antar Kota

Kegiatan Waktu rata-rata atau kapasitas

Udara
Waktu pelayanan pesawat udara di gerbang

Perhentian antara (tidak tersedia pelayanan kabin) 20 30 menit/penerbangan


Akhir perjalanan (pelayanan kabin) 40 60 menit/penerbangan

Kapasitas gerbang

Gerbang yang diperuntukkan bagi satu perusahaan 0,5/G


penerbangan 0,7/G dimana G = waktu
Gerbang untuk berbagai perusahaan penerbangan penghunian gerbang per
penerbangan
Bus

Waktu pelayanan bus di gerbang 10 20 menit/bus


Rel

Waktu pelayanan kereta api di pelataran



Kereta api harian, hanya melintas 1 4 menit/kereta api

Kereta api penumpang, surat dan ekspres 3 20 menit/kereta api

Kereta api Pullman, hanya penumpang dan bagasi 3 20 menit/kereta api

Mengganti lokomotif, kontrol keamanan kereta api 4 15 menit/kereta api
Horonjeff (1975, hal 266, 150-153)
Horonjeff (1975, hal 267)
Rallis (1967, 101)
Droege (1916, hal 146-208)
Rallis (1967, hal 157)

2.2 Terminal Barang

Terminal barang pada dasarnya berbeda dari terminal penumpang dalam satu hal penting
yaitu barang harus digerakkan seluruhnya dengan usaha dari operator terminal, barang
tersebut tidak dapat bergerak sendiri seperti penumpang. Perbedaan ini menimbulkan
konsekuensi yang cukup besar dalam desain dan operasi terminal barang. Salah satu
diantaranya ialah biasanya pemrosesan barang di terminal lebih lama dibandingkan
pemrosesan penumpang yang lebih mudah dan lancar diatur tanpa memerlukan banyak
operator. Terminal penumpang juga dapat menampung beban puncak dengan lebih cepat,
dan sering hanya dengan tambahan sedikit ruang, yang berarti membutuhkan biaya yang
lebih kecil, sehingga volume lalu lintas dapat berubah-ubah dari jam ke jam. Selain itu sudah
tentu nilai dari waktu yang dapat dihemat akan lebih banyak didapat pada penumpang jika

13 Sistem Angkutan Umum


7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dibandingkan dengan barang, sehingga kapasitas periode puncak di terminal penumpang
akan lebih mungkin diatasi daripada di terminal barang.

Jumlah alat pemroses yang dapat menggerakkan barang umumnya terbatas, sehingga perlu
mempertimbangkan kapasitas alat pemroses dalam memuat dan membongkar barang di
samping melakukan fungsi-fungsi terminal lainnya. Kapasitas ini biasanya disebut tingkat
produktivitas, dan biasanya dinyatakan dalam ton atau satuan muatan lainnya per jam
proses atau hari proses.

Oleh karena operasi diadakan biasanya bersifat padat karya (melibatkan banyakpekerja),
maka produktivitas ini berbedaa-beda sesuai dengan kondisi cuaca dan lingkungan lainnya,
dan sesuai dengan kualitas manajemen, kebudayaan, dan sebagainya. Dengan tingkat
produktivitas dan jumlah pegawai yang terlibat dalam operasi yang sesuai, waktu yang
dibutuhkan untuk memuat dan membongkar muatan di suatu kendaraan dapat dihitung
dengan mudah. Nilai khusus untuk waktu pemrosesan di Amerika Utara dapat dilihat pada
table berikut. Waktu untuk aspek lain dalam pemrosesan di terminal juga dapat dilihat pada
tabel tersebut, dan dapat ditambahkan dengan waktu sebenarnya untuk membongkar atau
memuat barang sehingga waktu total di terminal dapat diperoleh.

Tabel Waktu Pelayanan dan Kapasitas Proses di Terminal Barang Angkutan


Alat pemroses Waktu pelayanan atau Keterangan
kapasitas rata-rata

Waktu pelayanan di terminal truk :



Mengatur kendaraan di samping dok

Kendaraan kecil unit tunggal 0,5 menit Nilai rata-rata dari distribusi Poisson

Kendaraan sedang unit tunggal 2,0 menit

Truk trailer besar 3,0 menit

Waktu bongkar dan muat pada tempat 7,0 menit
pengiriman dan tempat dok penerima
yang kecil
Waktu pelayanan pemuatan kendaraan :

Memuat atau membongkar bungkusan T = NG/P T = waktu [jam]
barang N = jumlah pekerja
G = berat barang [lb]
P = tingkat prodiktivitas [lb/pekerja-
jam]
Perorangan = 5000 s/d 8000
Beregu = 6500 s/d 9500
Memuat atau membongkar muatan curah T = MG/P T = waktu [jam]
lewat pita transpor M = jumlah alat pemuat
G = berat barang [ton]
P = tingkat prodiktivitas [ton/jam]
Pita transpor batubara atau biji
besi :
3500 4600 ton/jam
Pita transpor untuk gula :
700 ton/jam
Memuat atau membongkar kapal tanker 10 jam Standar disain saat ini untuk pompa
minyak di kapal
Memuat atau membongkar trailer, peti kemas,
atau palet (pallet) pada :

13 Sistem Angkutan Umum


8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Gerbong datar (dari samping) 1,0 menit/jenis

Pesawat udara 1,0 1,25 menit/palet Pallet pada dasar beroda

Kapal 1,0 2,0 menit/jenis
Memuat atau membongkar muatan umum :

Masuk atau keluar kapal, per lobang 30 35 ton/8 jam kerja
bukaan (hatch)
Rallis (1967, hal 101 dan 108)
Drake, Startzman, Sheahan, dan Barclay (1950)
Quinn (1972, hal 526-536)
Dobson dan Stratford (1962, hal 92)
Nicolaou (1967, hal 127)

3. Terminal Penumpang Angkutan


Jalan
Terminal penumpang merupakan titik dimana penumpang masuk atau kelur dari sistem
jaringan transportasi. Ditinjau dari system jaringan transportasi secara keseluruhan, terminal
merupakan simpul utama dalam jaringan dimana sekumpulan lintasan rute secara
keseluruhan bertemu. Dengan demikian terminal merupakan komponen utama dalam sistem
jaringan transportasi jalan yang mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting. Terminal
bukan saja merupakan komponen fungsional utama dari sistem, tetapi juga sering
merupakan prasarana dimana titik kemacetan terjadi.

3.1 Fungsi terminal penumpang angkutan jalan

Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995. Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur
yang terkait, yaitu penumpang, pemerintah, dan operator angkutan umum. Fungsi-fungsi
tersebut adalah :

13 Sistem Angkutan Umum


9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Fungsi terminal bagi penumpang
Fungsi terminal bagi penumpang adalah :
untuk kenyamanan menunggu
untuk kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau
kendaraan lain
tempat fasilitas-fasilitas informasi, dan
fasilitas parkir kendaraan pribadi

2. Fungsi terminal bagi pemerintah

Fungsi terminal bagi pemerintah adalah :


dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untuk menata lalu lintas dan
angkutan serta menghindari dari kemacetan
sumber pemungutan retribusi, dan
sebagai pengendali kendaraan umum

3. Fungsi terminal bagi operator

Fungsi terminal bagi operator adalah :


pengaturan operasi bus
penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus, dan
sebagai fasilitas pangkalan

Paul H. Wright and Norman J. Ashford (1989), state that land transportation terminals may
be required to perform eight basic functions :

a. Traffic concentration
Passengers arriving in continuos flows are grouped in batch movements; small
shipments of freight are grouped into larger units for more efficient handling.

b. Processing
This function includes ticketing, checking in, and bagage handling for passengers and
preparation of waybills and other procedures for freight.
c. Penggolongan dan penyortiran (Classification and sorting)
Passengers and freight units must be classified and sorted into groups according to
destination and type of commodity.
d. Loading and unloading
Passengers and freight must be moved from waiting rooms, loading plattforms,
temporary storage areas, and the like to the transportation vehicle at the origin, and the
process must be reserved at the destination.
e. Penyimpanan (Storage)

13 Sistem Angkutan Umum


10 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Facilities for short-term storage such as waiting rooms for passengers and transit sheds
for freight commodities are required to permit loads to be assembled by concentration
and classification.

f. Traffic interchange
Passengers and freight arriving at a terminal often are destined for another location and
must transfer to a similar or different mode of travel to complete the journey
g. Service avaibility
Terminals serve as an interface between the transport user and the carrier, making the
transportation system and its services available to the shipper and the traveling public.
h. Pemeliharaan dan pemeriksaan (Maintenance and servicing)
Terminal seringkali harus dilengkapi dengan fasilitas pengisian bahan bakar, fasilitas
pembersihan, fasilitas pemeriksaan dan perbaikan kendaraan.

3.2 Jenis terminal penumpang angkutan jalan

Berdasarkan tingkat pelayanannya, terminal dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

a. Terminal induk
Terminal induk, merupakan terminal utama yang berfungsi sebagai pusat atau induk dari
terminalterminal pembantu dengan tingkat pelayanan yang berjangkauan regional atau
antar kota dan lokal atau dalam kota serta mempunyai kapasitas angkut dan volume
penumpang yang tinggi.

b. Terminal pembantu
Terminal pembantu atau sub terminal, merupakan terminal pelengkap yang menunjang
keberadaan terminal induk dengan tingkat pelayanan lokal dalam kota serta mempunyai
kapasitas angkut dan volume penumpang yang lebih sedikit.

c. Terminal transit
Terminal transit, merupakan terminal yang melayani aktifitas transit penumpang dari satu
tujuan ke tujuan lain, kendaraan umum hanya menurunkan dan menaikkan penumpang

Berdasarkan fungsinya, klasifikasi terminal terdiri dari :

a. Terminal utama, yaitu terminal yang berfungsi melayani arus penumpang angkutan
jarak jauh dengan volume tinggi, jumlah arus kendaraan per satuan waktu, 50 100
kendaraan/jam dengan kebutuhan ruang 10 Ha.

13 Sistem Angkutan Umum


11 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Terminal madya, yaitu terminal yang berfungsi melayani arus angkutan jarak sedang
dengan volume sedang, jumlah arus kendaraan per satuan waktu, 25 50
kendaraan/jam dengan kebutuhan ruang 5 Ha.

c. Terminal cabang, yaitu terminal yang berfungsi melayani arus angkutan jarak pendek
dengan volume kecil, jumlah arus kendaraan per satuan waktu kurang dari 25
kendaraan/jam dengan kebutuhan ruang 2,5 Ha.

3.3 Hirarki terminal penumpang angkutan jalan

Terminal bukan semata-mata terminal yang dikenal selama ini, yang berupa gedung dengan
berbagai fasilitas utama dan penunjang, tetapi pemberhentian bus dipinggir jalan (shelter,
halte) - melihat fungsinya sebagai tempat menaikkan dan menurunkan penumpang -
dikategorikan juga sebagai terminal.

Hirarki terminal penumpang angkutan jalan (dimulai dari terminal paling kecil sampai dengan
paling besar) adalah :

Road base bus stop


Road side bus bay
Bus stop distributed
Sub-nodal terminal
Nodal bus terminal
Inter-city bus terminal and inter-state bus terminal

3.4 Tipe terminal penumpang angkutan jalan

Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009, terminal penumpang angkutan jalan


dikelompokkan dalam 3 tipe, yaitu Tipe A, Tipe B, dan Tipe C. Setiap tipe dibagi dalam
beberapa kelas berdasarkan intensitas Kendaraan yang dilayani.

a. Terminal Tipe A

Terminal penumpang tipe A merupakan terminal yang peran utamanya


melayani kendaraan umum untuk angkutan lintas batas negara dan/atau angkutan
antarkota antarprovinsi yang dipadukan dengan pelayanan angkutan antarkota
dalam provinsi, angkutan perkotaan, dan/ atau angkutan perdesaan.

b. Terminal Tipe B

13 Sistem Angkutan Umum


12 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Terminal penumpang tipe B merupakan Terminal yang peran utamanya
melayani kendaraan umum untuk angkutan antarkota dalam provinsi yang
dipadukan dengan pelayanan angkutan perkotaan dan/atau angkutan
perdesaan.

c. Terminal Tipe C
Terminal penumpang tipe C merupakan terminal yang peran utamanya
melayani kendaraan umum untuk angkutan perkotaan atau perdesaan.

Ketiga tipe terminal tersebut diklasifikasi menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu kelas 1, kelas 2 dan
kelas 3. Klasifikasi terminal penumpang ditetapkan setelah melalui kajian teknis terhadap
intensitas kendaraan yang dilayani dengan mendasarkan pada kriteria sebagai berikut :

tingkat permintaan angkutan


keterpaduan pelayanan angkutan
jumlah trayek
jenis pelayanan angkutan
fasilitas utama dan fasilitas penunjang t e r minal
simpul asal dan tujuan angkutan.

3.5 Lokasi terminal penumpang angkutan jalan

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 31 Tahun 1995, lokasi terminal baik
terminal tipe A, Tipe B, maupun Terminal terminal Tipe C harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :

a. Persyaratan lokasi terminal Tipe A

o Terletak di Ibu kota propinsi, kotamadya / kabupaten dalam jaringan trayek bus
o Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) dan Angkutan
Lintas Batas Negara.
o Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas II (mengacu
pada kelas jalan yang baru sesuai UU No. 22 Tahun 2009).
o Jarak antar dua terminal penumpang tipe A sekurang-kurangnya 20 km di pulau
Jawa, 30 km di pulau Sumatra, dan 50 km di pulau lainnya.
o Tersedia luas lahan sekurang-kurangnya 5 Ha untuk terminal di pulau Jawa dan
Sumatra dan 3 Ha di pulau lainnya.
o Mempunyai jalan akses ke dan dari terminal sekurang-kurangnya berjarak 100 meter
di pulau Jawa dan 50 meter di pulau lainnya.

b. Persyaratan lokasi terminal Tipe B adalah sebagai berikut :

13 Sistem Angkutan Umum


13 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
o Terletak di kotamadya/kabupaten dalam jaringan trayek angkutan kota dalam
propinsi.
o Terletak di jalan arteri / kolektor dan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas II
(mengacu pada kelas jalan yang baru sesuai UU No. 22 Tahun 2009).
o Jarak antar dua terminal penumpang tipe B atau dengan terminal tipe A
sekurangkurangnya 15 km di pulau Jawa, 30 km di pulau lainnya.
o Tersedia luas lahan sekurang-kurangnya 3 Ha untuk terminal di pulau Jawa dan
Sumatra dan 2 Ha di pulau lainnya.
o Mempunyai jalan akses masuk / jalan keluar ke dan dari terminal sekurang-
kurangnya berjarak 50 meter di pulau Jawa dan 30 meter di pulau lainnya.

c. Persyaratan lokasi terminal Tipe C adalah sebagai berikut :


o Terletak di dalam wilayah kabupaten dalam jaringan trayek angkutan pedesaan.
o Terletak di jalan kolektor / lokal paling tinggi kelas II (mengacu pada kelas jalan yang
baru sesuai UU No. 22 Tahun 2009).
o Tersedia yang sesuai dengan permintaan angkutan.
o Mempunyai jalan akses masuk / keluar kendaraan dari terminal sesuai dengan
kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal

Lokasi terminal penumpang harus memperhatikan rencana kebutuhan simpul terminal.


Lokasi terminal penumpang harus terletak pada Simpul Jaringan transportasi jalan
yang diperuntukkan bagi pergantian antar moda dan/ atau intermoda pada suatu
wilayah tertentu.

Suatu kota yang belum masuk dalam simpul jaringan transportasi jalan, belum dapat
membangun terminal. Suatu wilayah kota/kabupaten yang berkeinginan membangun
terminal penumpang di wilayahnya, dan belum termasuk dalam simpul jaringan
transportasi jalan terlebih dulu harus mengajukan permohonan penetapan simpul terminal
ke pejabat yang berwenang sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

Penetapan simpul terminal merupakan kewenangan :

Menteri, untuk Simpul Terminal penumpang tipe A


Gubernur, untuk Simpul Terminal penumpang tipe B
Bupati/Walikota, untuk Simpul Terminal penumpang tipe C
Gubernur, untuk Simpul Terminal penumpang tipe C Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta

3.6 Pengelolaan terminal penumpang angkutan jalan

13 Sistem Angkutan Umum


14 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengelolaan terminal penumpang yang harus dilakukan adalah meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan operasional terminal.

1. Kegiatan perencanaan terminal penumpang meliputi :

a. Penataan fasilitas utama dan fasilitas penunjang.


b. Pengaturan lalu lintas di lingkungan kerja dan daerah pengawasan terminal.
c. Pengaturan kedatangan dan keberangkatan kendaraan bermotor umum.
d. Pengaturan petugas di terminal.
e. Pengaturan parkir kendaraan.
f. Penyajian daftar rute perjalanan dan tarif angkutan
g. Penataan pelataran terminal menurut rute atau jurusan.
h. Penyusunan jadwal perjalanan berdasarkan kartu pengawasan

2. Kegiatan pelaksanaan operasional terminal penumpang meliputi :

a. Pelaksanaan kegiatan perencanaan

b. Pendataan kinerja terminal, meliputi :

Pencatatan jumlah kendaraan dan penumpang yang datang dan berangkat.


Pencatatan waktu kedatangan dan keberangkatan.
Setiap kendaraan bermotor umum.
Pencatatan jumlah pelanggaran.
Pencatatan faktor muat kendaraan.

c. Pemungutan jasa pelayanan terminal penumpang


d. Pemberitahuan waktu keberangkatan kendaraan umum kepada penumpang dan
informasi lainnya.
e. Pengaturan arus lalu lintas di daerah lingkungan kerja terminal dan daerah
pengawasan terminal.

3. Kegiatan pengawasan operasional terminal penumpang meliputi :

a. Pemeriksaan terhadap kelengkapaan administrasi kendaraan, meliputi :

Kartu pengawasan terhadap keabsahan, masa berlaku, kesesuaian jam perjalanan


dan asal tujuan perjalanan.
Dokumen perizinan kendaraan yang digantikan jika kendaraan cadangan.
Kartu uji kendaraan terhadap keabsahan, masa berlaku, peruntukan.
Pemeriksaan manifes penumpang terhadap jumlah penumpang.

13 Sistem Angkutan Umum


15 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Pemeriksaan fisik kendaraan bermotor umum, meliputi :

Persyaratan teknis dan laik jalan.


Fasilitas tanggap darurat kendaraan bermotor umum.
Fasilitas penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-anak, dan wanita hamil.
Identitas kendaraan, meliputi nama perusahaan, stiker dan/atau papan trayek, dan
jenis pelayanan.

c. Pemeriksaan awak kendaraan bermotor umum, meliputi :


Pemeriksaan tanda pengenal dan seragam.
Pemeriksaan narkotika, psikotropika dan zat aditif (napza)
Pemeriksaan kondisi kesehatan dan fisik.
Jam kerja pengemudi.

d. Pengawasan ketertiban terminal, meliputi :

Pemanfaatan fasilitas utama terminal.


Pemanfaatan fasilitas penunjang terminal.
Ketertiban dan kebersihan fasilitas umum.
Keamanan di dalam terminal.

Daftar Pustaka

1. Edward K. Morlok. 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Erlangga.


Jakarta
2. Paul H. Wright and Norman J. Ashford. (1989). Transportation Engineering : Planning
and Design. John Wiley & Sons. New York

3. Sakti Adji Adisasmita. 2011. Jaringan Transportasi, Teori dan Analisis. Graha Ilmu.
Yogyakarta.

4. Sakti Adji Adisasmita. 2011. Perencanaan Pembangunan Transportasi. Graha Ilmu.


Yogyakarta.

5. Anonim, 2009. Undang Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan. Kementerian Perhubungan.

13 Sistem Angkutan Umum


16 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6. Anonim. 2013. Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan. Kementerian Perhubungan.

7. Anonim, 2015. Peraturan Menteri Perhubungan No. 132 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan. Kementerian Perhubungan.

8. Anonim, 1995. Peraturan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 1995 tentang Terminal
Transportasi Jalan. Kementerian Perhubungan.

9. http://www.slideshare.net/fullscreen/sumiran46muz/bus-terminal-library-study/1

10. http://documents.tips/documents/mata-kuliah-dasar-dasar-transportasi-
56989c46dcb44.html

13 Sistem Angkutan Umum


17 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai