ANGKUTAN UMUM
PENUMPANG
Penyelenggaraan angkutan umum penumpang di wilayah perkotaan
dalam trayek tetap dan teratur adalah salah satu cara penyelenggaraan
angkutan untuk memindahkan orang dari satu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum
yang terikat dalam trayek tetap dan teratur dengan dipungut bayaran.
PRINSIP DASAR
PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN UMUM
MENGURAIKAN ANTARA LAIN
MENGENAI:
1. Penentuan jumlah Armada
2. Penjadwalan kendaraan
3. Perhitungan tarif angkutan umum
DASAR HUKUM
PENYELENGGARAAN
ANGKUTAN PENUMPANG
UMUM ADALAH:
1. UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas & Angkutan Jalan
2. PP No 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara RI Tahun 1993
Nomor 59 dan tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3527)
3. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 68 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum
4. Keputusan Direktur jendral Perhubungan Darat No 274/HK.105/DRJD/96
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di
Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur
PENGERTIAN
Angkutan adalah pemindahan
orang dan atau barang dari Mobil Penumpang (MPU) adalah Biaya Pokok adalah besaran
suatu tenpat ke tempat lain mobil penumpang yang digunakan pengorbanan yang dikeluarkan
dengan menggunakan sebagai kendaraan umum untuk menghasilkan satu satuan
kendaraan unit produksi jasa angkutan
Tuntutan akan hal tersebut dapat dipenuhi bila penyediaan armada angkutan
penumpang umum berada pda garis yang seimbang dengan permintaan jasa
angkutan umum. Jumlah armada yang “tepat’’ sesuai dengan kebutuhan sulit
dipastikan, yang dapat dilakukan adalah jumlah yang mendekati besarnya
kebutuhan,
DIDALAM MENENTUKAN
JUMLAH ARMADA FAKTOR-
FAKTOR YANG SALING
BERKAITAN:
KAPASITAS
HEADWAY
WAKTU PERJALANAN
FAKTOR MUAT
KAPASITAS
Kapasitas kendaraan adalah jumlah maksimum penumpang yang dapat diangkut
dalam satu kendaraan. Secara real operasional di lapangan, kapasitas kendaraan
terdiri dari 8 seat tempat duduk, 11 seat tempat duduk, dan 24 seat tempat duduk.
FAKTOR MUAT
Faktor muat merupakam perbandingan antara jumlah penumpanh yang berada di
dalam kendaraan dengan kapasitas kendaraan dalam bentuk persentase. Faktor muat
ini diperoleh dari pencatatn terhadap jumlah penumpang (dalam persentase) saat
kendaraan dating dan berangkat dari terminal.
Di dalam Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1993 antara lain disebutkan bahwa
suatu trayek dapat dibuka dan tambahan kendaraan dapat dioperasikan pada trayek
yang ada jika factor muatan rata-rata perhari diatas 70% dan terdapat fasilitas
terminal yang memadai. Untuk trayek dalam kota factor muat tersebut harus
menggunakan ukuran dinamis penumpang naik turun, karena untuk mengetahui
apakah tingkat pelayanan angkutan tersebut masih memasuki batas ideal factor
muatan ≤ 70%, bila telah melewati batas ideal maka perlunya penambahan jumlah
armada.
LANJUTAN….
Faktor muat dapat dirumuskan sbb:
LF =
Keterangan:
LF : Faktor muatan dinamis
dikalikan dengan panjang perjalanannya dalam satu satuan
waktu tertentu
Jumlah perjalanan bus dikalikan dengan panjang trayek dalam satu satuan waktu
tertentu
C : Kapasitas Bus
HEADWAY
Headway atau waktu antara adalah jarak antara kendaraan yang satu terhadap
kendaraan lain di depannya.
Headway dalam angkutan umum dapat menggunkan satuan waktu maupun satuan
jarak.
ROUND TRIP TIME (WAKTU
PULANG PERGI)
RTT adalah singkatan dari Round Trip Time yaitu waktu perjalanan bis setelah
berangkat dari titik 1 sampai dengan bis tersebut siap untuk berangkat kembali dari
titik 1 untuk perjalanan selanjutnya. Oleh karenanya RTT terdiri dari:
1. Running time dari titik awal ke titik akhir
2. Lay over time pada titik akhir
3. Running time dari titik akhir ke titik awal
4. Lay over time pada titik awal
PENJADWALAN BUS
Penjadwalan bus adalah pekerjaan untuk memastikan bahwa bis-bis yang akan
dioperasikan, dibuat dengan cara yang paling efisien.
Pentingnya penjadwalan adalah untuk mengetahui time table dari pelayanan tiap
trayek angkutan umum. Hingga mereka (pengguna jasa) akan tertarik untuk
menggunakannya.
Tujuan Utama Penjadwalan ialah membuat semua rencana perjalanan dapat
dilaksanakan, dengan cara yang paling efisien dan ekonomis. Cara yang ditempuh
ialah merencanakan untuk meminimumkan jumlah bis yang dioperasikan dengan
meminimumkan waktu singgah di terminal.
JADWAL BIS ATAU TIME TABLE YANG
BAIK HARUS MENCAKUP SEMUA
“INFORMASI YANG DIBUTUHKAN
PENUMPANG” TERHADAP PELAYANAN
YANG DITAWARKAN, SEPERTI:
1. Rincian perjalanan (nomor trayek, rute yang dilalui)
2. Headway keberangkatan
3. Waktu-waktu saat terjadi perubahan frekuensi pelayanan
4. Waktu keberangkatan dan kedatangan pada terminal awal dan akhir dan pada tiap
pemberhentian utama
5. Waktu tempuh
DI DALAM PENJADWALAN PELAYANAN
DASAR, TERDAPAT 2 HAL PENTING YAITU:
1. Waktu Perjalanan (Running Time) yaitu kelonggarann pada pengoperasian angkutan dalam
pelayanan angkutan penumpang untuk asal dan tujuan tertentu. Walaupun running time biasanya
memiliki standar pada suatu rute sepanjang hari, prinsip running time yang berbeda juga telah
diberlakukan yaitu kelonggaran waktu yang berbeda sesuai dengan keadaan dan kondisi sepanjang
hari.
2. Waktu Singgah (Lay Over Time) yaitu waktu yang mesti ditambahkan pada akhir perjalanan bis,
pada bagian tengah perjalanan untuk trayek yang panjang, yang diperuntukkan bagi pengaturan
operasional dan memberikan kelebihan. Lay over yang kelebihan adalah suatu produk proses
penjadwalan yang jika teradi dapat dihilangkan oleh produsennya. Jika kita gagal untuk
mengidentifikasikan kedua unsur tersebut secara terpisah, maka hal tersebut dapat berakibat pada
penyusunan jadwal yang tidak tepat dan kurang efektif.
Minimum Layover adalah waktu singgah minimum yang diperlukan sesuai dengan dana yang tersedia.
Excess Layover adalah suatu hasil dari proses penjadwalan dan hanya terjadi karena adanya hubungan
antara round trip time dan headway. Penghapusan excess layover bertujuan untuk efiisiensi penggunaan
bus.
PENGHITUNGAN PENJADWALAN BUS SALING
BERKAITAN DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH
ARMADA. DASAR PENENTUAN JADWAL PADA
ANGKUTAN PENUMPANG UMUM ADALAH:
1. Waktu antara Iheadway)
2. Jumlah Armada
3. Jam perjalanan dari asal/tujuan, serta waktu singgah pada tempat-tempat
pemberhentian.
PENENTUAN JUMLAH
ARMADA
Dalam penentuan jumlah armada, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut:
1. Kebutuhan jumlah armada dapat ditentukan berdasarkan waktu perjalanan pulang
pergi (Round Trip Time)
2. Kendaraan yang beroperasi atau siap operasi (SO) diasumsikan dengan factor
ketersediaan kendaraan 100%
PERMINTAAN PENUMPANG
Permintaan penumpang adalah jumlah penumpang yang naik dan turun kendaraan di
suatu titik pengamatan tertentu.
Contoh perhitungan permintaan penumpang di suatu titik pengamatan (dg kapasitas
kendaraan 11 seat tempat duduk):
Diketahui:
Lintasan trayek= 1-2-3-4-5-
Titik Asal adalah 1 dan titik tujuan adalah 5
LANJUTAN….
Titik Pengamatan Pnp naik Pnp Turun Kapasitas Pnp di dalam Bus
1-2 10 0 11 10
2-3 4 5 11 9
3-4 4 5 11 8
4-5 2 5 11 5
5 0 0 11 0
Sehingga berdasarkan table diatas maka jumlah permintaan penumpang sari titik1 – titik 5 adalah:
Jumlah permintaan penumpang
= Pnp di dalam bus titik 1 + Pnp di dalam bus titik 2 + Pnp di dalam bus titik 3 + Pnp di dalam bus titik
Jadi, permintaan penumpang dalam perjalanan menggunakan angkutan umum tersebut adalah sebesar 32
penumpang.
CONTOH MENGHITUNG LOADING FACTOR
Diketahui:
Periode pengamatan: 16-18 WIB
Waktu keberangkatan: 17.16
Waktu kedatangan: 18.14
Titik Pnp Naik Pnp Turun Kapasitas Pnp di Waktu Waktu Panjang Pnp (km)
Pengamat Dalam Bus Datang Berangkat Ruas (km)
5-4 8 0 11 8 16.40 1,8 14,4
4-3 3 5 11 6 16.45 16.48 2,4 14,4
3-2 5 4 11 7 16.52 16.53 2,6 18,2
2-1 3 2 11 9 16.59 17.00 2,1 18,9
1 10 9 0 17.07 0 0
LANJUTAN…
Keterangan:
~ Faktor muat didapat dari penumpang di dalam bus dibagi kapasitas kendaraan (11)
~ Penumpang – Km (pnp-km) didapat dari Pnp di dalam bus dikalikan dengan panjang ruas
jalan
~ Pnp-Km (titik 5 – titik 1) = 14,4 + 14,4 + 18,2 + 18,9 + 0 = 65,9
~ jumlah penumpang di dalam kendaraan = 30 penumpang
~ Waktu perjalanan dari titik 1 – titik 5 = 16.40 = 17.07 = 27 menit
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menghitung Load Factor (LF) untuk contoh kasus diatas:
~ Pnp-Km = total jumlah Pnp –Km (titik 1-titik5) + total jumlah Pnp-Km (titik 5-titik 1)
Pnp-Km= 72,6 + 77,4 + 64,6 + 60,8 + 69,1+ 65,9 + 410,4
~ Bus-Km = jumlah perjalanan bus dikalikan dengan panjajng trayek dalam satu satuan waktu tertentu
~ Jumlah perjalanan bus = 6 (titik 1-titik5 dan titik 5 –titik 1)
~ panjang trayek = 8,9 km
~ Bus-Km = 6 x 8,9 = 53,4 km
~ C = kapasitas kendaraan = 11
LANJUTAN…
Maka
perhitungan Load Faktor sbb:
LF =
= = 0,698x100%
= 70%
Jadi, Faktor muat Rata-Rata per Hari angkutan umum dengan kapasitas 11 seat tempat duduk
yang didapat berdasarkandata jumlah naik turun penumpang adalah 70%. Faktor muat ini
didapat dari penjumlahan keseluruhan perjalanan kendaraan dari peak pagi, off peak, dan
peak sore.
Perlu diingat bahwa untuk mendapatkan data yang valid, survai naik turun penumpang ini
dilakukan selama 16 jam. Survai dalam kendaraan (on board survey atau on bus survey)
dengan jumlah sampel yang benar adalah cara terbaik untuk mendapatkan penumpang-
kilometer dan bus-kilometer.
Catatan: Perhitungan Load factor (LF) dapat juga dilakukan dengan menggunakan
perhitungan kapasitas menggunakan 8 seat tempat duduk dan 24 seat tempat duduk
CONTOH PERHITUNGAN HEADWAY
Kontrol waktu antara existing, dengan factor muatan eksisting yaitu:
60xCxLF
Dimana:
~ C = kapasitas kendaraan = 11 tempat duduk
~ LF = factor muat = 70%
~ P = jumlah penumpang per jam pada periode pengamatan
~ Jumlah total Pnp titik 1- titik 5 = 32+29+31= 92 penumpang
~ Jumlah total Pnp titik 5 - titik 1= 35+27+30 = 92 penumpang
~ Jumlah total Pnp titik 1- titik 5 + Jumlah total Pnp titik 5 - titik 1 = 92+92 = 184 penumpang
~ Waktu perjalanan:
~ waktu perjalanan titik 1- titik 5 + titik 5 - titik 1=
30 menit+28 menit+32 menit+28 menit+26 menit+27 menit =171 menit
~ waktu perjalanan rata-rata = 171 menit/6= 28 menit
~ Jumlah penumpang per jam pada periode pengamatan: P = = 65 pnp/jam
~ Headway untuk kapasitas kendaraan 11 seat: H = 60 x 11x 0,70 = 7,1 menit
Jadi, Headaway rata-ratanya untuk kapasitas kendaraan 11 seat tempat duduk adalah sebesar 7,1 menit.
CONTOH KASUS ROUND TRIP
TIME DG KAPASITAS 11 SEAT
Diketahui:
Waktu perjalanan rata-rata: 28 menit
Waktu tunggu rata-rata: 4 menit (asumsi waktu tunggu rat-rata di terminal)
= 2 x 32 = 64 menit
Jadi, round trip time kendaraan dengan kapasitas 11 seat berdasarkan perhitungan diatas
adalah 64 menit.
CONTOH KASUS PERHITUNGAN
JUMLAH ARMADA (DG MENGGUNAKAN
KAPASITAS 11 SEAT TEMPAT DUDUK)
Diketahui:
Kapasitas kendaraan 11 seat
RTT : 64 menit
H : 7,1 menit
Fa : 100%
Jumlah armada yang dibutuhkan pada kapasitas kendaraan 11 seat tempat duduk adalah:
K==
Jadi, jumlah armada yang dibutuhkan sebanyak 9 kendaraan untuk kendaraan
berkapasitas 11 seat tempat duduk.
CONTOH KASUS PENJADWALAN BUS
DG KAPASITAS 11 SEAT
Diketahui:
Waktu perjalanan rata-rata: 28 menit
Waktu tunggu rata-rata: 4 menit
RTT = 2x (waktu perjalanan + waktu tunggu)
= 2x (28 menit + 4 menit)
= 2x (32)
= 64 menit
Dengan demikian, penjadwalan bus dengan kapasitas 11 seat tempat duduk adalah
sbb:
Nomor Bis 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Titik Pengamatan
1 6:20 6:27 6:34 6:41 6:48 6:55 7:02 7:09 7:16
Pengoperasian
Angkutan yang
Buruk
Kemacetan Arus
Lalu Lintas
ALAT ANGKUT
Masalah utama buruknya alat angkut adalah tidak cukupnya atau buruknya kondisi
alat angkut itu sendiri. Sehingga alat angkut tidak dapat mengankut penumpang yang
membutuhkannya.
Ukuran Ukuran
Efisiensi Efektivitas
Kombinasi
antara Efisiensi
UKURAN EFISIENSI
Ukuran yang digunakan untuk menilai efisiensi system pelayanan angkutan umum
meliputi aspek-aspek:
efisiensi biaya
produktivitas karyawan
tingkat penggunaan karyawan
tingkat penggunaan bahan bakar
UKURAN EFEKTIVITAS
Ukuran yang digunakan untuk menilai efektivitas sistem pelayanan angkutan umum
meliputi aspek-aspek:
Ukuran pelayanan
Aksesbilitas
Kualitas pelayanan
KOMBINASI ANTARA
EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS
Ukuran yang digunakan untuk menilai kombinasi antara efisiensi dengan efektifitas
sistem pelayanan angkutan umum meliputi aspek unjuk kerja keuangan perusahaan
angkutan.
Frekuensi pelayanan
ASPEK PELAYANAN
Metode Pemberangkatan
Aksesbilitas
ANGKUTAN UMUM
Keterandalan
Metode pemesanan tempat
Waktu perjalanan
Kapasitas bagasi
FREKUENSI PELAYANAN
ANGKUTAN
Frekuensi pelayanan angkutan adalah jumlah perjalanan kendaraan dalam waktu
tertentu.
Frekuensi ini dapat diukur dan dinyatakan sebagai frekuensi rendah atau frekuensi
tinggi. Frekuesi tinggi dapat diartikan bahwa jumlah perjalanan dalam suatu periode
tertentu banyak, sebaliknya frekuensi rendah diartikan sebagai jumlah perjalanan dalam
sutu periode tertentu adalah sedikit.
Contoh: jika bis pada suatu rute berangkat dari suatu terminal rata-rata setiap 15 menit,
maka frekuensi pelayanan adalah sebesar 4 perjalanan setiap jam. Perhitungannya sbb:
60 : 15 = 4 perjalanan tiap jam
Frekuensi pada kenyataannya merupakan faktor pelayanan angkutan penumpang yg sangat penting, karena
dapat mempengaruhi calon penumpang dalam menentukan moda mana yang akan dipilihnya untuk
melakukan perjalanan. Tentu saja, moda angkutan yang sama dengan frekuensi yang tinggi merupakan
alternatif pilihan yang menarik bagi calon penumpang
4 METODE DASAR PEMBERANGKATAN
YANG DAPAT DIPAKAI UUNTUK
PELAYANAN ANGKUTAN UMUM:
Pemberangkatan berjadwal
Pe
m
bu
at
an
da
ft
ar
na
m
a
a
w
ak
bi
s
PEMBUATAN DAFTAR
PERJALANAN
Daftar perjalanan adalah bagian yang penting dari apa yang disebut pengoperasian
secara berjadwal.
Daftar perjalanan harus memuat semua informasi yang diperlukan tentang pelayanan
bis khush, yaitu tentang:
a. Pelayanan yang dioperasikan secara terinci
b. Headways
c. Waktu yang memperlihatkan bilaman frekuensi itu berubah
d. Waktu keberangkatan dan waktu tiba di terminal, shelter dan rute utama
e. Waktu perjalanan
ISI INFORMASI DAFTAR
PERJALANAN YANG BAIK
Ada beberpa hal yang dapat kita pergunakan dalam daftar perjalanan yang baik,
yaitu:
A. Clock-face Headways
B. Inter timing
C. Interworking
A. CLOCK-FACE HEADWAYS
C-FH adalah suatu waktu yang dapat dibagi secar atepat dg periode 60 menit, yg selalu
diulangi pada sat yang sama setiap jam. C-FH merupakan alat bantu yang sangat berguna
bagi penumpang dan bagi mereka yang tugasnya mengontrol pelayanan bis untuk mengerti
suatu daftar perjalanan.
Contoh:
Jika jadwal perjalanan dinyatakan jam 7.30 dan tiap 10 menit, maka kita dapat mengetahui
bahwa keberangkatan adalah pada waktu yang sama setiap jam, dengan demikian kita dapat
dengan mudah mengetahui kapan bis akan tiba apabila melihat jadwal perjalnan berikut: