www.themegallery.com
LOGO
INDIKATOR
4. Prosedur pengawasan
www.themegallery.com LOGO
Pelayanan Angkutan Umum Secara Tepat Guna Dibandingkan Dengan Hasil Guna
Kesimpulan :
3. Dari dua tujuan yang ekstrim, ini kelihatannya tidak ada yang
memuaskan, tetapi ada banyak situasi dan strategi pilihan diantara
dua ini, yaitu berapa ketepatgunaan dapat ditukar untuk
keberhasilgunaan yang lebih dan timbal balik
www.themegallery.com LOGO
Metode pengoperasian pelayanan bis
www.themegallery.com LOGO
Pelayanan Angkutan Umum Secara Tepat Guna Dibandingkan Dengan Hasil Guna
www.themegallery.com LOGO
Pelayanan Angkutan Umum Secara Tepat Guna Dibandingkan Dengan Hasil Guna
www.themegallery.com LOGO
Pelayanan Angkutan Umum Secara Tepat Guna Dibandingkan Dengan Hasil Guna
Bis tingkat dengan 1 liter bahan bakar akan menempuh jarak 1,4 km.
Jika bis ini mengangkut penumpang 120 orang dengan harga bahan
bakar Rp. 5000 per-liter, maka biaya bahan bakar tiap penumpang
kilometer =
Rp. 5000
------------ = Rp. 27,77 tiap penumpang kilometer
1,4 x 120
Bila penumpang bis ini hanya 20 orang, biaya bahan bakar tiap
penumpang kilometer akan menjadi tinggi
Rp. 5000
------------ = Rp. 178,57 tiap penumpang kilometer
1,4 x 20
www.themegallery.com LOGO
Pemberangkatan berjadwal
LOGO
PENJADWALAN BUS
PENGERTIAN :
LOGO
PENTINGNYA PENJADWALAN
LOGO
PENJADWALAN YANG BAIK
Jadwal bis atau time table yang baik harus
mencakup semua informasi yang butuhkan
penumpang terhadap pelayanan yang ditawarkan,
seperti :
LOGO
PENJADWALAN PELAYANAN DASAR
LOGO
WAKTU SINGGAH (Lay Over Time)
Lay over time adalah waktu yang mesti
ditambahkan pada akhir perjalanan bis,
pada bagian tengah perjalanan untuk
trayek yang panjang, yang diperuntukkm
bagi pengaturan oparasional dan
memberikan kepada awak kendaraan umum
untuk beristirahat.
Biasanya terdapat dua macam lay over time
yakni, minimum dan tambahan lay over
time. Tambahan (excess) lay over time
merupakan hasil dari proses penjadwalan
bis, dan oleh karenanya, harus (dapat)
dihilangkan dengan cara membuat jadwal
yang baik dan terintegrasi antar trayek.
LOGO
Layover time adalah suatu periode waktu yang dapat
ditambahkan pada akhir perjalanan atau juga di tengah
perjalanan yang panjang, yang dipergunakan untuk
mengatur operasi bus serta memberi kesempatan kepada
awak bus untuk mengaso.
LOGO
SPESIFIKASI PELAYANAN
LOGO
3. Headway putaran jam (clock headway),
yaitu headway yang jika dijadikan pembagi
dari 60 memberikan angka genap, sehingga
headway tersebut jika ditambahkan dengan
satu jam memberikan putaran yang sama.
LOGO
ATURAN OPERASI
LOGO
MENGHITUNG KEBUTUHAN JUMLAH KENDARAAN
Terminal A 16:00 16:12 16:24 16:36 16:48 17:00 17:12 17:24 Dst
Terminal B 16:18 16:30 16:42 16:54 17:06 17:18 17:30 17:42 Dst
LOGO
Tugas, !!!!! Kerjakan sekarang
LOGO
Jawaban !
Diketahui :
Running Time = 14 menit
waktu singgah = 4 menit
Headway = 10 menit
maka …..
LOGO
Ketika digunakan headway 12 menit, bis pertama, akan
berangkat pukul 16:00 dan berikutnya pada pukul 16:36 atau
36 menit kemudian.
Artinya bahwa RTT adalah 36 menit, sehingga kendaraan
yang dibutuhkan sebanyak 3 buah.
Sedangkan pada saat digunakan headway 10 menit, excess lay
over yang ditambahkan adalah 4 menit untuk mendapatkan
RTT 40 menit, sehingga kendaraan yang dibutuhkan sebanyak
4 kendaraan.
Perhatikan kendaraan No. 1. Pada perjalanan kedua kendaraan
tersebut tiba di pusat kota pada pukul 16:32, dan tidak dapat
diberangkatan lagi pada pukul 16:36 oleh karena di terminal
tersebut harus singgah selama, 4 menit.
Kendaraan I diberangkatkan untuk pedalanan kedua pada
pukul 16:40 sehingga excess lay over timenya, 4 menit.
LOGO
MEMBUAT TIME TABLE PADA RUTE – RUTE DENGAN
FRKWENSI YANG BERBEDA
Nomor Bis 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3
Pusat Kota 15:00 15:15 15:30 15:45 16:00 16:12 16:24 16:36 16:48 17:00
Pinggir Kota 15:17 15:32 15:47 16:02 16:17 16:29 16:41 16:53 17:05 17:17
Pinggir Kota 15:21 15:36 15:51 16:06 16:21 16:33 16:45 16:57 17:09 17:21
Pusat Kota 15:38 15:53 16:08 16:23 16:38 16:50 17:02 17:14 17:26 17:38
Kefika digunakan headway 15 menit, bis pertama, akan berangkat pukul 15:00 dan berikutnya
pada pukul 15:45 atau 45 ‑menit kemudian. Di sini harus ditambahkan excess lay over 3
menit untuk mendapatkan RTT 45 menit, sehingga kendaraan yang dibutuhkan sebanyak 3
buah..
Sedangkan pada saat digunakan headway 15 menit, excess lay over yang lain adalah 6 menit
untuk mendapatkan RTT 48 menit, sehingga kendaraan yang dibutuhkan sebanyak 4
kendarm.
Perhatikan kendaraan No. 1. Pada perjalanan kedua kendaraan tersebut tiba di pusat kota
pada pukul 16:23, dan tidak dapat diberangkatan lagi pada pukul 16:24 oleh karena di terminal
tersebut harus singgah selama, 3 menit.
Kendaraan I diberangkatkan untuk perjalanan ketiga pada pukul 16:36 sehingga excess lay
over timenya,menjadi 9 menit.
Dapat disimpulkan bahwa excess lay over dalam hal ini dapat dipergunakan untuk
penjadwalan yang tepat.
LOGO
Pemberangkatan berjadwal
Frekuensi = 5 menit (berdasarkan permintaan per hari dan kapasitas kendaraan)
Pelayanan pertama dilakukan oleh bis no.1 yang dimulai pada jam 06.00 ( dari Town centre)
dst
Blackhill 0618 0630 0642 0654 0706 0718 0730 0742
Town centre 0632 0644 0756 0708 0720 0732 07 756
_______________________________________________________________________________________________________________________
LOGO
Pemberangkatan berjadwal
DAFTAR WAKTU KERJA
________________________________________________________________________________________________________________________
Nomer Bis 1 2 3 1 2 3 1 2
_______________________________________________________________________________________________________________________
Town centre 0600 0612 0624 0636 0648 0700 0712 0724
Blackhill 0614 0626 0638 0650 0702 0714 0726 0738
dst
Blackhill 0618 0630 0642 0654 0706 0718 0730 0742
Town centre 0632 0644 0756 0708 0720 0732 07 756
_______________________________________________________________________________________________________________________
LOGO
Pemberangkatan yang diatur
Pada rute dimana waktu perjalanan tidak menentu oleh karena
kemacetan lalu lintas operator hanya dapat berusaha mengatur
frekwensi rata – rata.
Jika waktu perjalanan bolak– balik rata–rata 50 menit dan operator
menghendaki menyediakan 12 perjalanan tiap jurusan
( yaitu headway 5 menit ) dia harus menetapkan 10 bis untuk rute itu.
Operator sekarang harus menetapkan instruksi apa yang diberikan
kepada pengawasnya.
Terdapat beberapa kemungkinan tujuan yang berbeda – beda :
Frekwensi maksimum
Headway yang sama
Pemuatan maksimum
LOGO
Pemberangkatan yang diatur
Frekuensi maksimum,
yaitu pemberangkatan yang diatur untuk mencapai
jumlah perjalanan bis secara maksimum
Sebagai contoh jika beberapa bis macet dalam kemacetan lalu
lintas yang sama. Jika lalu lintas mulai mengalir lagi beberapa bis
akan tiba diterminal dalam waktu yang pendek.
LOGO
Pemberangkatan yang diatur
Headway yang sama,
Pengawas diinstruksikan untuk
memberangkatkan bis pada interval dengan
waktu yang teratur
Sebagai contoh, jika jumlah bis ditentukan pada rute cukup untuk
menyediakan headway rata-rata 10 menit, maka pengawas
memberangkatkan bis tiap 10 menit.
Akan tetapi ini tidak selalu mungkin. Selama waktu diluar sibuk dan
jika lalu lintas lancar bis dapat beroperasi menurut waktu perjalanan
yang diperkirakan. Mereka akan masuk pada setiap terminal secara
teratur dan jika waktu singgah (layover time) yang cukup
dimasukkan dalam waktu perjalanan bolak balik yang diperkirakan,
maka akan selalu terdapat bis untuk diberangkatkan.
LOGO
Pemberangkatan yang diatur
LOGO
Pemberangkatan yang diatur
Muatan maksimum,
yaitu pemberangkatan yang diatur dengan
muatan maksimum
LOGO
Pemberangkatan yang diatur
LOGO
Pemberangkatan yang tidak diatur
Bila pemberangkatan tidak diatur diberlakukan , maka
pengemudi diizinkan untuk memulai tiap perjalanan
kapan mereka menghendaki.
Pemberangkatan yang tidak diatur hanya akan efektip
bila pengemudi mendapatkan perangsang keuangan
untuk mengangkut penumpang sebanyak mungkin.
Dengan system WAP yang digunakan banyak operator
di Indonesia, pengemudi mendapatkan perangsang
yang banyak untuk mengangkut penumpang
sebanyak mungkin. Secara konsekwen masyarakat
beruntung oleh karena jika permintaan tinggi
pengemudi berusaha untuk membuat perjalanan
sebanyak dan secepat mungkin.
LOGO
Pemberangkatan yang tidak diatur
Pertama, pada waktu permintaan rendah, pengemudi mungkin
menetapkan untuk mengaso dan dengan demikian frekwensi
menjadi sangat rendah .
Kedua, jika ada kemacetan lalu lintas (pengemudi yang
berpengalaman dapat memperkirakan hal ini beberapa
pengemudi memparkir bisnya dan mengaso. Akibatnya frekwensi
rendah sewaktu permintaan tertinggi.
Ketiga, pengemudi memperlambat atau berhenti untuk
mengambil penumpang dibanyak tempat dan menambah
kemacetan lalu lintas sehingga memperlambat pemakai jalan yang
lain.
Keempat, untuk menyelesaikan perjalanan secepat mungkin,
khususnya padar rute-rute antara kota dan rute cepat , pengemudi
mungkin berjalan secara berbahaya
LOGO
Permintaan pada jam sibuk
LOGO
Permintaan pada jam sibuk, sebagai contoh
Antara jam :
08.30 – 16.30 1100 119 10 6 90 15
Dan jam :
18.30 – 22.00
Kondisi jam
sibuk
Antara jam :
06.30 – 08.30 1700 119 15 4 90 23
16.30 – 18.30
LOGO
• Dalam contoh ini diperlukan tambahan 8 bis
lagi untuk memenuhi permintaan waktu sibuk
selain memenuhi permintaan diluar waktu sibuk.
• Tambahan 8 bis ini hanya diperlukan 4 jam tiap
hari yaitu antara jam 06.30-08.30 dan 16.30-
18.30
• Sebagian besar biaya operasi bis akan sama jika
dioperasikan 4 jam atau 16 jam tiap hari
LOGO
Bagaimana para operator dapat mengurangi
biaya untuk memenuhi permintaan waktu sibuk ?
Bila operator diharuskan memenuhi permintaan
waktu sibuk, maka operator harus berusaha
mengurangi biaya untuk memenuhi permintaan tsb
dengan berbagai hal yang mungkin ditempuh yaitu :
LOGO
www.themegallery.com
LOGO