Anda di halaman 1dari 7

Perbedaan dan persamaan RCI dan IRI

IRI : suatu ukuran untuk mengekspresikan kekasaran sebagai statistik


kemiringan rata-rata berdimensi dari profil memanjang yang dapat
dinyatakan dalam m/km atau mm/m [Highway Design Maintenance
Standards Model, 1987]

Pengukuran IRI didasarkan pada perbandingan akumulasi pergerakan


suspensi kendaraan standar (m, mm) dengan jarak yang ditempuh oleh
kendaraan selama pengukuran berlangsung (km, m).

Untuk ketidakrataan permukaan jalan baru nilai IRI < 4 m/km yang dapat
ditempuh pada kecepatan 100 km/jam, dan untuk jalan lama nilai IRI < 6
m/km dengan kecepatan sekitar 80 km/jam [Sayer, 1986] .

Kriteria kemantapan jalan

Tabel 1. Skala Indeks Kondisi Jalan (RCI)


Tabel 2. Konversi Nilai RCI
ke IRI

dimana:

RCI=10 e(0.0501 IRI 1.220326)

Sumber:
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2-00706-SP
%20Bab2001.doc

SPM
UU 22/2009 memuat hal-hal berkaitan dengan SPM, tentang:

Kewajiban bagi perusahaan untuk memenuhi SPM (ps 141 ayat 1)

SPM diberikan sesuai dengan tingkat pelayanan (ps 141 ayat 2)

Penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek wajib memenuhi SPM (ps


177)

Tarif penumpang ditetapkan berdasarkan, salah satunya, pemenuhan atas


SPM (ps 183 ayat 1)

Jasa angkutan umum harus memenuhi SPM (ps 198 ayat 1)

Persaingan dan pelayanan harus sesuai dengan SPM (ps 198 ayat 2)

Implementasi SPM perlu dipantau dan dikendalikan (ps 198 ayat 2)

Penyelenggara terminal wajib memenuhi SPM (ps 41 ayat 1).

Draft RPP
memuat hal-hal
SPM, antara lain

Indikator

tentang Angkutan
berkaitan dengan
tentang:
SPM meliputi
keamanan,

keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan dan


keteraturan (ps 17).

Ketentuan tentang batasan indikator SPM (Ps 18)

Amanah kepada Menteri untuk menyusun SPM bagi angkutan umum (ps 19).

Membantu mengkaji kecukupan dan kinerja pelayanan pada saat ini


(eksisting). Dengan data tersebut dapat diketahui apakah pelayanan
angkutan umum tersebut telah dianggap sesuai dengan yang diharapkan
atau belum.

Untuk dapat memberikan arahan tentang disain dan pengoperasian


pelayanan yang diharapkan untuk perbaikan pada masa akan datang.
Informasi ini sangat penting agar pemanfaatan sumber daya yang tersedia
dapat dilakukan optimal.

MPU bus kota dibagi dalam 3 jenis pelayanan menurut SK Dirjen HubDat No.
687/2002 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum Di Wilayah
Perkotaan, yaitu:

Mobil bus kecil : mobil bus yang dilengkapi sekurang-kurangnya 9 19


tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk pengemudi.

Mobil bus sedang : mobil bus yang mempunyai kapasitas sampai dengan
30 orang termasuk yang duduk dan berdiri, tidak termasuk tempat duduk
pengemudi.

Mobil bus besar : mobil bus yang mempunyai kapasitas 79 orang termasuk
yang duduk dan berdiri, tidak termasuk tempat duduk pengemudi.

Klasifikasi Pelayanan
Berdasarkan Kelengkapan Bus Kota

Pelayanan ekonomi adalah pelayanan dengan tingkat pelayanan sekurangkurangnya tanpa menggunakan fasilitas tambahan.

Pelayanan nonekonomi adalah pelayanan dengan tingkat pelayanan


minimal menggunakan sekurang-kurangnya fasilitas pelayanan tambahan
berupa pendingin udara (AC) dan tiket.

Mutu pelayanan

Tingkat Pelayanan menggambarkan jumlah dari transportasi yang


dibutuhkan

Mutu Pelayanan mencerminkan cara dari jumlah itu yang mungkin dapat
dilakukan sehubungan dengan keselamatan, keluwesan, kecepatan,
waktu perjalanan dari pintu ke pintu, kenyamanan, energi, ekonomi,
dampak pada masyarakat dan lingkungan.
-

Keselmatan. Operator kendaraan yang bersangkutan apakah dia


pengemudi mobil, pilot pesawat, nahkoda kapal, masinis kereta api, kusir
delman, yang peranannya sangat besar dalam suatu kemungkinan
terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Keluwesan, Keluwesan adalah kemampuan untuk menampung terhadap
macam-macam kebutuhan atau perubahan kondisi terhadap penggunaan
kendaraan tertentu dalam hal volume, komoditi, dan rute.
Misalnya sepeda memberikan keluwesan terhadap pergerakan individu
tapi tidak efektif untuk mengangkut banyak orang begitu pula sebaliknya
kereta api
KEcepatan Angkutan sudah seharusnya disesuaikan terhadap mutu
pelayanan yang diharapkan apakah butuhnya kecepatan tinggi, sedang,
atau rendah.
Waktu Perjalanan dari Pintu ke Pintu, Perlu mendapat perhatian
bahwa waktu perjalanan itu: dimulai dari rumah ke stasiun, perpindahan
waktu dari moda yang satu ke moda yang lain,
Kenyamanan, Kenyamanan perjalanan sebagian besar ditentukan oleh
kendaraan dan jalan yang dilalui, disamping pelayanan yang lain seperti
pengaturan suhu ruangan, tempat duduk yang enak,
Dampak lingkungan Dampak Lingkungan dipengaruhi oleh suatu
perjalanan seperti pencemaran udara, pencemaran air,
kebisingan, penggunaan jenis energi.
Tata Guna Lahan dan Nilai-Nilai Masyarakat, Tata guna lahan dan
nilai-nilai masyarakat juga dipengaruhi oleh perkembangan mutu
pelayanan dari suatu moda transportasi seperti pembangunan
jalan tol, pelabuhan, dan bandara.

Pengendalian operasi tranportas

Anda mungkin juga menyukai