Anda di halaman 1dari 36

PT.

SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

METODE PELAKSANAAN
PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG –
GALING DAN TEMAJUK – MERBAU (UMYC)

PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP.


TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK – MERBAU
(UMYC)

PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG –


GALING DAN TEMAJUK – MERBAU (UMYC)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Proyek

Preservasi Jalan Bts. Serawak-Aruk-Sp. Tanjung-Galing dan Temajuk-Merbau merupakan


jalur yang menghubungkan dari ibukota Provinsi Kalimantan Barat dengan Pas Lintas Batas
Negara (PLBN) yang melintasi beberapa Kabupaten ke kabupaten Sambas, di kecamatan
Sajungan.

B. Relevansi RPJMN/Renstra/RKP Lembaga Pengusul

Paket Preservasi Jalan Bts. Serawak - Aruk - Sp. Tanjung - Galing dan Temajuk – Merbau
(MYC) merupakan implementasi dalam pemenuhan Renstra Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, dalam hal ini Ditjen Bina Marga 2020 - 2024, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.

Renstra Ditjen Bina Marga memiliki 2 (dua) sasaran strategis yaitu :


1. Meningkatkan dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing
2. Meningkatkan kemantapan jalan nasional, dan 3 (tiga) sasaran program :
- Menurunnya waktu tempuh pada koridor utama (jam/100 km),
- Meningkatnya pelayanan jalan nasional (milyar/kendaraan km) dan
- Meningkatnya fasilitasi terhadap jalan daerah untuk mendukung kawasan.

C. Maksud dan Tujuan Proyek


1. Maksud
Maksud Preservasi Jalan tersebut adalah untuk meningkatkan pelayanan lalu lintas
ruas jalan yang dihubungkannya, dalam hal ini ruas jalan Ruas Jalan Nasional Bts.
Serawak - Aruk - Sp. Tanjung - Galing dan Temajuk - Merbau, berada pada Koridor
yang menghubungkan PLBN (Pas Lintas Batas Negara) ke lbukota Provinsi
Kalimantan Barat (Pontianak), sehingga dapat membantu kelancaran transportasi
yang menghubungkan antar lokasi kegiatan ekonomi guna mendukung
perkembangan daerah-daerah pariwisata, pertanian dan daerah terpencil yang dapat
mendukung pertumbuhan bidang ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan.

2. Tujuan
Tujuan Tujuan dari kegiatan pelaksanaan Kegiatan adalah :
Penanganan Segmen Jalan Bts. Serawak - Aruk - Sp. Tanjung - Galing (Tahun
Anggaran 2020 - 2022) berfungsi secara baik untuk dilalui lalu lintas, pada akhir masa
pelaksanaan pekerjaan pada Tahun Anggaran 2022. Mendukung stabilitas ekonomi,

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

politik, sosial, dan keamanan di wilayah Kabupaten Sambas khususnya pada Pos
Lintas Batas Negara (PLBN) di kecamatan Aruk.

D. Ruang Lingkup Proyek

Paket Preservasi Jalan Bts. Serawak - Aruk - Sp. Tanjung - Galing dan Temajuk – Merbau
mempunyai ruang lingkup pekerjaan, sebagai berikut :
1. Umum;
2. Drainase;
3. Pekerjaan Tanah dan Geosintetik;
4. Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Seton Semen;
5. Perkerasan Aspal;
6. Struktur
7. Pekerjaan Harian dan Pekerjaan Lain-lain
8. Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja

E. lndikator Pencapaian Proyek

Preservasi Jalan Bts. Serawak-Aruk - Sp. Tanjung - Galing dan Temajuk - Merbau memliki
target efektif penanganan sepanjang 29.335 KM (MYC: 2020 - 2022), dengan Rencana
Tahun 2020 = 2,16 KM,
Tahun 2021=14,00 KM, dan
Tahun 2022 = 13,175 KM.

F. Lokasi Pelaksanaan Proyek

Lokasi Preservasi Jalan Bts. Serawak - Aruk - Sp. Tanjung - Galing dan Temajuk – Merbau
berada di KM 285+250 - 314+585 dari Pontianak yang terletak di Kabupaten Sambas Provinsi
Kalimantan Barat, dengan penanganan proyek per tahun sebagai berikut :

Tahun 2020: KM 285+250-287+410 (2,16 KM)


Tahun 2021 : KM 287+410- 301+410 (14,00 KM)
Tahun 2022: KM 301+410- 314+585 (13,175 KM)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

BAB II METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN


Setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterima oleh penyedia jasa, maka pelaksanaan
pekerjaan dapat segera dimulai. Adapun tahapan-tahapan metode penyelesaian pekerjaan
yang akan kami laksanakan adalah sebagai berikut :

1. Periode Pekerjaan Persiapan


2. Periode Kegiatan Pelaksanaan
3. Periode Pemeliharaan

I. Periode Pekerjaan Persiapan


a. Penyediaan Fasilitas
• Site Planning
Perlu dilakukan dan dibuatkan Site Planning untuk mengakomodasi hal-hal
diantaranya Traffic Management, Kantor Direksi Lapangan, Pos Jaga,
Gudang Material, Bengkel dan Laboratorium.
• Direksi Kit / Kantor Lapangan
Tempat kegiatan administrasi pihak direksi dan kontraktor selama kegiatan
pekerjaan berlangsung yang berada disekitar lokasi pekerjaan. Fasilitas yang
harus disediakan seperti, komputer, meja tulis, meja gambar dan lain-lain.
• Gudang
Tempat penyimpanan material dan peralatan yang akan dipergunakan selama
pekerjaan yang lokasinya disekitar lokasi pekerjaan.
• Bengkel
Tempat pemeliharaan peralatan sehingga tidak menggangu terhadap aktifitas
pekerjan yang diakibatkan kerusakan peralatan.
• Laboratorium
Tempat pengujian material yang akan dipergunakan serta Quality Control
terhadap hasil pekerjaan
• Mobilisasi
Mobilisasi peralatan yang diperlukan serta personil inti proyek serta pekerja.
• Papan Nama Proyek
Papan nama proyek dibuat untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas
tentang keberadaan kegiatan pekerjaan. Substansi yang ditulis dalam papan
nama proyek yaitu:
Instansi/Dinas yang menyelenggarakan kegiatan, nama kegiatan, sumber dana
yang digunakan, nilai dana yang digunakan, nama penyedia jasa serta konsultan
supervisi.
• Rambu-rambu Lalulintas
Karena lokasi pekerjaan pada jalan raya yang mempunyai arus lalu-lintas yang
sangat tinggi maka pengaturan lalu-lintasnya harus benar-benar diperhatikan.
Sehingga arus lalu-lintas tidak begitu terganggu akibat adanya pekerjaan dan
juga sebaliknya arus lalu-lintas tidak menggangu terhadap kelangsungan
pekerjan. Dengan demikian rambu-rambu pengatur dan rambu- rambu
peringatan harus dibuat sehingga pengguna jalan akan lebih berhati-hati
supaya tidak terjadi kecelakaan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

b. Pra-Konstruksi
Kegiatan Pra Konstruksi dilakukan sebelum pekerjaan-pekerjaan konstruksi
dilakukan. Kegiatan- kegiatan tersebut diantaranya :

• PCM (Pre Construction Meeting)


Rapat pra konstruksi dilakukan untuk membahas tentang pekerjaan-pekerjaan
yang akan dilakukan serta persiapan – persiapan yang harus dilakukan oleh
penyedia jasa atau kontraktor. Dalam rapat ini juga lebih dititik-beratkan pada
pembahasan administrasi proyek dan teknik. Dimana administrasi dalam
kelengkapan pelaksanaan pekerjaan harus dipenuhi atau dibuat oleh kontraktor
yaitu diantaranya :
- Pembuatan Jadwal Pelaksanaan, Laporan Harian, Laporan Mingguan,
Laporan Bulanan, Dokumentasi selama pekerjaan, Request gambar atau
Shop Drawing sebelum pekerjaan dilakukan, pengujian material yang akan
digunakan, pembuatan Job Mix Design untuk masing masing pekerjaan serta
pembuatan As-Build Drawing pekerjaan yang dikerjakan.
- Pembahasan teknik yaitu kontraktor dalam melaksakan pekerjaan harus
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dalam dokumen lelang dan
dijadikan lampiran dalan Buku Kontrak. Selain itu juga dalam rapat ini
kontraktor wajib menyerahkan Program Mobilisasi yaitu didalamnya berisi
tentang : Personil Inti yang akan ditempatkan berikut surat tugas, nama dan
jabatan, struktur organisasi serta jadwal penempatannya, Jadwal
Pelaksanaan,
- Jadwal Mobilisasi Tenaga Kerja, daftar peralatan yang akan digunakan
lengkap dengan jenis, kapasitas, jumlah kuantitas serta jadwal mobilisasinya.

• Field Engineering ( FE)

Kegiatan ini dilakukan untuk menyesuaikan kembali volume atau kuantitas


masing-masing item pekerjaan yang ada dalam kontrak dengan kebutuhan
lapangan. Sehingga volume pekerjaan tersebut benar - benar sesuai dengan
kebutuhan lapangan. Adapun volume pada masing-masing item pekerjaan bisa
bertambah atau berkurang sesuai kebutuhan lapangan, untuk itu maka perlu
dibuatkan kontrak volume addendum yang selanjutnya menjadi acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

II. Periode Kegiatan Pelaksanaan


A. Periode mobilisasi
1. Memobilisasi peralatan dan personil
Pelaksanaan mobilisasi peralatan disesuaikan dengan pemakaian peralatan
pada kelompok kegiatan di lapangan. Untuk mobilisasi dan demobilisasi alat
serta tenaga perlu adanya penanganan yang spesifik (khusus), hal tersebut
dimaksudkan untuk keselamatan kerja, keamanan dan pengaturan lalu lintas
saat mobilisasi alat dan tenaga berlangsung. Sedangkan pekerjaan
demobilisasi dapat dilaksanakan setelah semua pekerjaan selesai.
2. Melaksanakan survey lapangan (drainase, perkerasan, selokan), uji lab
l aboratorium yang diperlukan (termasuk pembuatan job mix formula) dan
pengukuran (stationing & cross).
3. Pemasangan papan informasi sebagai media untuk sosialisasi adanya
pelaksanaan pekerjaan di daerah tersebut.

B. Periode pelaksanaan pekerjaan


Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

Setelah periode tahapan pekerjaan mobilisasi selesai dilaksanakan, maka tahapan


selanjutnya adalah periode pekerjaan pelaksanaan konstruksi, dimana
sebelumnya kami akan menyususun rencana kerja untuk selama periode
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak yang telah
ditandatangani. Penyusunan rencana kerja akan disiapkan dalam Pelaksanaan
Pre Award Meeting. Sebagai langkah atau tahapan awal yang harus kami
siapkan adalah menyiapkan tata cara pelaksanaan pekerjaan setiap divisi
pekerjaan. Setelah rencana tata cara kerja ditetapkan, maka disusun rencana
jadwal pelaksanaan secara keseluruhan dan jadwal pelaksanaan pertahap dan
perjenis pekerjaan yang mengacu kepada waktu yang tersedia. Untuk membuat
rencana kerja tersebut maka perlu diidentifikasikan berbagai hal yang dapat
mendukung dan berbagai permasalahan baik teknis maupun nonteknis dalam
penyelesaian pekerjaan.

III. Periode pemeliharaan pekerjaan


Periode ini merupakan tahapan pekerjaan pemeliharaan / perawatan pekerjaan yang
telah selesai selama kurun waktu yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak.
Periode pemeliharaan pekerjaan dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan selesai
100 % yang ditandai dengan adanya Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan
(PHO). Sebelum dilakukan serah terima pertama pekerjaan ini, kontraktor telah
menyelesaikan seluruh kewajibannya baik administrasi maupun teknis teknis yang
meliputi penyusunan gambar, back pp, as built drawing, MC 100, dokumentasi 0%,
50% dan 100%, dll. Hal ini tidak berlaku untuk Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja Jalan
dan Jembatan.

BAB III URAIAN TAHAPAN PENYELESAIAN PEKERJAAN

Dalam uraian tahapan penyelesaian pekerjaan ini kami akan menyusun dan
menjelaskan metode pelaksanaan pekerjaan utama berdasarkan pada masing-masing
lingkup pekerjaan yang meliputi :

No. Lingkup Pekerjaan Panjang


1 Preservasi Rekonstruksi,Rehabilitasi Jalan 29.34 KM
2 Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan 100.84 KM
3 Pemeliharaan Jembatan 716.70 M
A Total Panjang Jalan 130.18 KM
B Total Panjang Jembatan 716.70 M

Sebelum kepada tahapan uraian penyelesaian pekerjaan sebagaimana terinci di bawah ini,
kami akan menjelaskan terlebih dahulu beberapa informasi yang menunjang terhadap
kelancaran pelaksanaan pekerjaan, antara laian :

LOKASI AMP
Untuk penyediaan hotmix dan beton pada paket pekerjaan ini serta peralatan utama seperti
AMP, Batching Plant dan Paving Set serta peralatan lainnya, kami bekerja sama dengan
perusahaan setempat yang lokasi Basecamp nya berada di Sambas, Kalimantan Barat,
dimana jarak rata-rata dari basecamp TMPP ke lokasi pekerjaan ± 0 Km melalui jalur jalan
Lokasi Pekerjaan memerlukan waktu tempuh ke lokasi pekerjaan ± 3 jam.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

LOKASI QUARRY MATERIAL UTAMA dan PERIJINAN QUARRY


Beberapa material utama yang dipergunakan dalam proyek ini akan dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan pengujian dan pada produk tertentu/pabrikan, pabrikan
diminta menunjukkan sertifikat uji test yang pernah dilakukan yang masih berlaku untuk
menjamin persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Sedangkan material
utama yang akan dipakai pada proyek ini diantaranya adalah agregat kasar, agregat
halus, filler, aspal, tanah timbunan, batu belah, dll. Dimana material- material
tersebut dalam pelaksanaan nanti harus sudah didatangkan ke lokasi pekerjaan
sebelum jadual pemakaian, sehingga tidak terjadi keterlambatan pekerjaan hanya
karena material belum datang.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut kami bekerja sama dengan PT. Bina Ardi Lestari
yang mempunyai quarry bahan material utama yang berlokasi di Jalan terusan Pontianak
No. 51 B Sungai Pinyuh – Kalimantan Barat , dan akan dibuat basecamp stockpile di dekat
lokasi proyek, dimana quarry tersebut telah mempunyai perijinan dari Bupati Mempawah
No.39 Tahun 2015, dan untuk quary timbunan tanah dari sumber pilihan kami bekerja
sama dengan CV Tanjungpura Brana Sakti yang berlokasi di Sungai Kunyit Mempawah
Kalimantan Barat sesuai dengan Izin Usaha Petambangan Eksplorasi yang di keluarkan oleh
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Kalimantan Barat
Nomor : 503/31/IUP-OP/DPMPTSP-C1/2019.

MOBILISASI PERALATAN DAN PERSONIL


Berikut kami sampaikan daftar peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan, sebagaimana
tertuang dalam Dokumen Pemilihan, yang terbagi dalam beberapa lingkup pekerjaan :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

Personel Manajerial
Penempatan dan kesiapan tenaga personil dengan fungsi dan tanggungjawabnya
merupakan bagian yang tidak terpisahkan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
pekerjaan ini.
Berikut kami sampaikan daftar personil yang akan dimobilisasi ke lapangan, sebagaimana
tertuang dalam
Dokumen
Pemilihan :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

URUTAN TAHAPAN PENYELESAIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Dalam penyusunan urutan tahapan penyelesaian pekerjaan konstruksi ini kami hanya akan
menjelaskan pelaksanaan pekerjaan yang termasuk ke dalam pekerjaan utama saja.
Berikut kami tampilkan flowchart tahapan pekerjaan keseluruhan dari awal sampai akhir

pekerjaan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

Adapun untuk metode pelaksanaan pekerjaan utama terdiri dari pekerjaan sebagai berikut:
1. Timbunan Biasa dari Sumber Galian
2. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
3. Lapis Pondasi Agregat Kelas B
4. Lapis Pondasi Agregat Kelas S
5. Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base)
6. Lataston Lapis Aus (HRS-WC)
7. Beton Struktur Fc’30 Mpa
8. Baja Tulangan Sirip-BjTS 420A
9. Marka Jalan Termoplastik

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

1. Timbunan Biasa dari Sumber Galian

Pekerjaan Timbunan biasa dari sumber galian mencakup pengadaan, pengangkutan,


penghamparan dan pemadatan tanah dari hasil galian yang disetujui Direksi
Pekerjaan.

Timbunan Biasa Dari Sumber Galian

Berikut Metode Pelaksanaan Pekerjaan Timbunan Biasa dari Sumber Galian :


Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

Persiapan :
Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.

 Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing) kepada Direksi


Pekerjaan.
 Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang
telah dilakukan.
 Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada
perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
 Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
 Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
 Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.Staking-out dimensi, bentuk dan lokasi
sesuai gambar rencana

Tahapan Pelaksanaan :

 Menyiapakan DMF dan JMF timbunan pilihan


 Mengajukan Request pekerjaan kepada direksi
 Penyiapan Tempat Kerja

Penyiapan tempat kerja :

1. Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh direksi pekerjaan.
2. Kecuali untuk derah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan atau tanah
rawa, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan
dan penggeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan
atas dasar atas pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan.
3. Bilamana timbunan akan dibangun atas permukaan tanah dengan kelandaian lereng
lebih dari 10%, ditempatkan diatas permukaan lama atau pembagunan timbunan baru,
maka lereng lama akan dipotong sampai tanah yang keras dan bertangga dengan lebar
yang cukup sehingga memungkinkan perlaratan pemadat dapat beroperasi. tangga-
tangga tersebut tidak boleh mempunyai kelandaian lebih dari 4% dan harus dibuatkan
sedemikian dengan jarak vertikal tidak lebih dari 30 cm untuk kelandaian yang kurang
dari 15% dan tidak lebih dari 60cm untuk kelandaiannya yang sama atau lebih besar dari
15%.
4. Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian hingga
memungkinkan pengoperasian peralatan pemadat yang efektif.

Penghamparan Timbunan

1. Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang bila di padatkan akan memenuhi toleransi tebal yang
disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut
sedapat mungkin di bagi rata sehingga sama tebal.
2. Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan
yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan
untuk persediaan, terutama selama musim hujan. biasanya tidak diperkenankan, terutama
selama musim hujan.
3. Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan
sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan
drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yaag sedikit demi sedikit
ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
4. Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang stsuktur harus dilaksanakan dengan
sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa struktur. Akan tetapi,
sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 3 jam setelah
pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity,
pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum
penimbunan kembali di skitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu dengan
mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari
5. Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, Iereng timbunan lama harus disiapkan
dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan harus
dibuat bertangga (atau dibuat bergerigi) sehingga timbunan baru akan terkunci pada
timbuan lama sedmikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan
yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah
dasar, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan
atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat
dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat
dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan
6. Lapisan penopang di atas tanah lunak termasuk tanah rawa harus dihampar sesegera
mungkin dan tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan penggalian atau pembersihan
dan pengupasan oleh Direksi Pekerjaan. Lapisan penopang dapat dihampir satu lapis atau
beberapa lapis dengan tebal antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai dengan kondisi lapangan
dan sebagaimana diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Pemadatan Timbunan

1. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memandai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai
mencapai kepadatan yang disyaratkan
2. Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada
dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum.
Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum
yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
3. Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari
bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta
mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut lapis
penutup ini harus dilalsanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang
disyaratkan.
4. Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji
kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya
dihampar.
5. Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan
sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang
sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas
pekerjan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat
menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
6. Dalam menempatkan timbunan di atas gorong-gorong dan bilamana disyaratkan, dalam
Kontrak, harus membuat timbunan tersebut sama tinggi pada kedua sisinya. Jika kondisi-
kondisi memerlukan penempatan timbunan kembali atau timbunan pada satu sisi lebih
tinggi dari sisi lannya, penambahan bahan pada sisi yang lebih tinggi tidak boleh dilakukan
sampai persetujuan diberikan oleh Direksi Pekerjaan dan tidak melakukan penimbunan
sampai struktur tersebut telah berada di tempat dalam waktu 14 hari, dan pengujian-
pengujian yang dilakukan di laboratorium di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

menetapkan bahwa struktur tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan
tekanan apapun yang ditimbulkan oleh metoda yang digunakan dan bahan yang dihampar
tanpa adanya kerusakan atau regangan yang di luar faktor keamanan.
7. Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat pemadat normal
harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan
seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan pemadat mekanis.
8. Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas
harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan
dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat
statis minimum 10 kg. pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian
khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa
terdukung sepenuhnya.

Peralatan yang digunakan :


 Excavator
 Daump Truck
 Motor Grader
 Vibrator Roller
 Water tank Truck
 Alat bantu

Tenaga Kerja yang dibutuhkan:


 Pekerja
 Mandor
 Personik K3
 Personil Keselamtan Lalulintas

Kapasitas Produksi :
 Produksi yang menentukan excavator
 Produksi harian

2. Metode pelaksanaan pondasi Agregat kelas A, kelas B dan Kelas S

Metode pelaksanaan pondasi Agregat kelas A, kelas B dan Kelas S- Pada kesempatan ini
saya akan berbagi pengalaman di proyek jalan khususnya tentang metode pekerjaan pondasi
jalan. Seperti yang sudah dijelaskan di artikel sebelumnya Struktur perkerasan jalan
aspal bahwa struktur jalan terdiri dari berbagai lapisan struktur mulai dari pondasi agregat
kelas B (LPB), pondasi agregat kelas A (LPA), AC-BC, AC-WC dan sebagainya. Masing-
masing lapisan struktur mempunyai metode pelaksanaan yang berbeda. Khusus untuk
pekerjaan LPA, LPB, dan LPS tidak menggunakan bahan material aspal karena struktur
tersebut masuk dalam kategori pondasi jalan. Sebelum memulai penjelasan tentang metode
pelaksanaan, berikut ini saya sampaikan apa yang dimaksud dengan lapis pondasi agregat
pada jalan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

Lapis pondasi agregat adalah lapisan struktur yang berada di atas tanah /sub grade yang
berfungsi untuk memberikan daya dukung pada jalan sehingga permukaan jalan tetap dalam
kondisi stabil. pondasi memegang peranan penting dalam ketahanan suatu jalan. Sebagian
besar kerusakan aspal jalan disebabkan karena lapis pondasi agregat tidak kuat dan tidak
stabil seperti pada penjelasan artikel Penyebab Kerusakan Pada Aspal Jalan. Lapis pondasi
agregat dibagi menjadi 2 tipe struktur yaitu agregat kelas A dan agregat kelas B. Berikut
penjelasan selengkapnya.

1. Lapis Pondasi Agregat Kelas B

LPB adalah lapis pondasi agregat yang berada di atas tanah dasar /subgrade. Tanah dasar di
bawah LPB bisa berupa tanah asli maupun tanah timbunan dan galian. Lapis pondasi agregat
kelas B ini merupakan campuran dari berbagai fraksi agregat dengan ketentuan gradasi sesuai
dengan Tabel SNI berikut.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

Tabel di atas adalah gradasi lapis pondasi agregat mulai dari kelas A, kelas B dan kelas S.
Agregat yang lolos saringan sesuai dengan kriteria akan dicampur menjadi lapis pondasi.
Komposisi campuran agregat kelas B tergantung dari Job Mix Formula yang telah dibuat.
Pembuatan JMF dimulai dengan berbagai pengujian material agregat antara lain pengujian
berat jenis, CBR, uji kekerasan batu (abrasi), dan lain sebagainya.
Contoh komposisi Agregat kelas B hasil dari JMF adalah sebagai berikut
Fraksi 1 (37.5 - 50) = 15%
Fraksi 2 (0 - 37.5) = 53%
Fraksi 3 (Pasir ) = 32%
Pembuatan komposisi agregat kelas B harus memenuhi syarat sebagai berikut.

A. Metode Pelaksanaan Agregat kelas B


Pelaksanaan agregat kelas B dilakukan setelah subgrade siap. Berikut langkah- langkah
pekerjaan agregat kelas B.
1. Pekerjaan persiapan subgrade. Apabila sudah siap maka dilakukan pengukuran
menggunakan alat ukur seperti TS, theodolit maupun waterpass.
2. Proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan menggunakan Stone Crusher
3. Blending material mulai dari fraksi 1, 2 dan 3 sesuai komposisi JMF. Blending bisa
menggunakan alat blending plant. Jika tidak tersedia, blending bisa menggunakan
excavtor maupun wheel loader
4. Proses pengangkutan dari stockpile menuju lokasi penghamparan menggunakan
dump truck.
5. Penghamparan agregat menggunakan Motor Grader. Tebal hamparan agregat
maksimum 20 cm.
6. Proses pemadatan menggunakan alat berat vibro roller. Pada saat pemadatan perlu
menjaga kadar air. Oleh karena itu perlu dilakukan penyiraman menggunakan truck
water tank.
7. Pengujian ketebalan LPB atau tes spit
8. Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone. Tingkat kepadatan
sampai 100%.
9. Pengujian CBR lapangan dan CBR lab. Nilai CBR minimal 60%
2. Lapis Pondasi Agregat Kelas A

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

Lapis pondasi agregat kelas A (LPA) adalah campuran agregat dengan berbagai fraksi dan
material yang digunakan untuk pondasi perkerasan aspal maupun perkerasan beton. LPA ini
berada di atas LPB. Perbedaan antara LPA dan LPB adalah komposisi campuran dan kriteria
pondasi. Kriteria pondasi agregat kelas A bisa dilihat pada tabel di atas.
Contoh komposisi agregat kelas A pada JMF antara lain:
Fraksi 1 (20- 37.5) = 38%
Fraksi 2 (10- 20) = 19%
Fraksi 3 (0 - 10) = 25%
Fraksi 4 (pasir) = 18%

Komposisi di atas tidak mutlak karena setiap proyek mempunyai JMF sendiri. Yang terpenting
adalah memenuhi kriteria pada tabel 5.1.2. (2)
Metode Pelaksanaan Agregat Kelas A
Pelaksanaan lapis pondasi agregat kelas A hampir sama dengan LPB. Berikut langkah kerja
pondasi agregat kelas A.
1. Apabila lapis pondasi agregat kelas B sudah finish grade, maka dilanjutkan dengan
agregat kelas A
2. Proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan menggunakan Stone Crusher.
3. Blending material mulai dari fraksi 1, 2, 3 dan 4 sesuai komposisi JMF. Blending bisa
menggunakan alat blending plant. Jika tidak tersedia, blending bisa menggunakan
excavtor maupun wheel loader
4. Proses pengangkutan dari stockpile menuju lokasi penghamparan menggunakan
dump truck.
5. Penghamparan agregat menggunakan Motor Grader. Tebal hamparan agregat
maksimum 20 cm.
6. Proses pemadatan menggunakan alat berat vibro roller. Pada saat pemadatan perlu
menjaga kadar air. Oleh karena itu perlu dilakukan penyiraman menggunakan truck
water tank.
7. Pengujian ketebalan LPA atau tes spit
8. Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone. Tingkat kepadatan
sampai 100%.
9. Pengujian CBR lapangan dan CBR lab. Nilai CBR minimal 90%.

3. Lapis Pondasi Agregat Kelas S

Lapis pondasi agregat kelas S adalah perkerasan berbutir yang digunakan sebagai bahu jalan.
Bahu jalan terletak di tepi kanan dan kiri badan jalan. Biasanya lebar agregat kelas S 1,5 - 2
m dan tebal 15 cm. Campuran yang digunakan untuk membuat LPS ini tergantung dari JMF
yang telah dibuat oleh kontraktor. Yang terpenting adalah memenuhi syarat Tabel 5.1.2. (2).
Contoh komposisi lapis pondasi agregat kelas S adalah
Fraksi 1 (10 - 25) = 30%
Fraksi 2 (Pasir) = 70%

Metode Pelaksanaan Agregat Kelas S


Pelaksanaan lapis pondasi agregat kelas S biasa dilakukan setelah perkerasan aspal AC-WC.
Berikut metode pelaksanaan yang biasa dilakukan.
1. Material agregat S di atas LPB pada bahu jalan.
2. Proses pemecahan batu menjadi fraksi yang diinginkan menggunakan Stone Crusher.
3. Blending material mulai dari fraksi 1 dan 2 sesuai komposisi JMF. Blending bisa
menggunakan alat blending plant. Jika tidak tersedia, blending bisa menggunakan
excavtor maupun wheel loader
4. Proses pengangkutan dari stockpile menuju lokasi penghamparan menggunakan dump
truck.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

5. Penghamparan agregat menggunakan Motor Grader disesuaikan dengan kemiringan


bahu jalan.
6. Proses pemadatan menggunakan alat berat vibro roller. Pada saat pemadatan perlu
menjaga kadar air. Oleh karena itu perlu dilakukan penyiraman menggunakan truck water
tank.
7. Pengujian ketebalan LPS atau tes spit
8. Pengujian kepadatan agregat menggunakan metode sand cone. Tingkat kepadatan
sampai 100%.
9. Pengujian CBR lapangan dan CBR lab. Nilai CBR minimal 50%.

Proses pelaksanaan pondasi agregat harus benar- benar dilakukan sesuai dengan prosedur
karena sangat berpengaruh terhadap kualitas badan jalan.

5. Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) Dan Lataston Lapis Aus (HRS-WC)

Hot Rolled Sheet ( HRS ) Atau Lataston ( Lapis Tipis Aspal Beton )
Merupakan campuran yang di rancang untuk lapisan penutup dengan kadar aspal yang tinggi
agar perkerasan memilik gradasi yang digunakan adalah senjang.
Dicampur dalam keadaan panas ( Hotmix )
Termasuk dalam lapisan yang tidak memilik nilai structural
Sifat dari HRS itu sendiri :
1. Fleksibilitas tinggi , awet
2. Tahan terhadap kelelahan ( fatique )
3. Kedap Air

Berikut metode pelaksanaan pekerjaan Aspal tersebut :

Persiapan dan Proses Produksi Hot mix:

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

Ilustrasi Proses Produksi Hot Mix


1. Pastikan Request Pekerjaan Aspal telah tersedia, berikut hasil pengecekan formula
disain (DMF) dan formula rumusan kerja (JMF)
2. Cek stock Asmin cukup untuk produksi, dan di panaskan pada suhu yang memadai.
3. Cek Stock Additif cukup untuk produksi (2a).
4. Additif ditakar sesuai kebutuhan produksi (JMF) (2b).
5. Jika menggunakan modifikasi asbuton Stock Asbuton harus pada kemasan, dengan
jumlah yang mencukupi untuk produksi saat itu
6. Suplai Asbuton ke Filler Bin dengan jumlah kg / Menit sesuai kebutuhan, dan hindari
over suplai Rujuk hasil kalibrasi. (3a)
7. Jumlah Asbuton butir harus sesuai kebutuhan berdasarkan RCK (JMF) (3b).
8. Suplai aggregate pada masing-masing Cold Bin harus sesuai dengan kalibrasi Cold
Bin, untuk mencegah penyimpangan gradasi dan overflow (4)
9. Filler ditakar sesuai kebutuhan prosuksi (JMF). (4a)
10. Pemanasan aggregate pada Drier harus memenuhi, untuk mendapatkan suhu
campuran yang di syaratkan. (5)
11. Jumlah berat aggregate masing masing Hot Bin sesuai dengan RCK (JMF) yang telah
disetujui. (6)
12. Pencampuran aggregate dengan waktu yang cukup untuk mendapatkan homogenitas
yang baik. (7)
13. Timbang Asmin sesuai jumlah kebutuhan, rujuk RCK (JMF). (8)
14. Tuang Asbuton pada campuran aggregate (campuran kering). (9)
15. Catat waktu pencampuran Asmin+Additif pada aggregate. (10)
16. Loading ke DT, gunakan DT yg telah ditimbang(12) ambil sample untuk Marshal tes
(15)
17. Timbang DT Kosong. (12)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

18. Pastikan campuran homogen, terselimuti bitumen dan suhu sesuai persyaratan, jika
tidak memenuhi, maka lakukan rekomendasi penolakan dan buang produk ). (13)
19. Hanya produk yang memenuhi kriteria pada pengecekan (13), yang direkomendasikan
untuk Diangkut kelokasi penghamparan. (14)
20. Ambil Sampel (Marshal Tes). (15)
21. Hanya produk yang memenuhi kriteria pada pengecekan (16)
22. Rekomendasi Pembayaran (17)
23. Pastikan campuran homogen, terselimuti bitumen dan suhu sesuai persyaratan, jika
tidak memenuhi, maka lakukan Rekomendasi penolakan dan buang produk (18)
24. Ketidaksesuaian dari hasil pengecekan visual pada verifikasi maupun, hasil Marshal
test harus ditindak lanjuti dgn pengendalian Produk Tidak Sesuai sebagaimana yang
diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai. (19)
25. Harus ada bukti telah dilakukan tindakan perbaikan atas produk tidak sesuai, dengan
meng- gunakan tatacara yang diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan HPTS Daftar Simak
Laporan Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai (HPTS). (20)

Prose Penghamparan Hot Mix :

Ilustrasi Proses Penghamparan Hot Mix


Persiapan
 Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilakukan pd saat cuaca cerah.
 Cek kesiapan lapangan pada Daftar Simak Kesiapan Lapangan
Pengangkutan
 Pastikan alat pengangkut (D. Truck) menggunakan penutup terpal.
 Menerima tiket pengiriman.
Cek Kesesuaian
 Cocokkan data no kendaraan, catat waktu penerimaan (amati selisih waktu)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

 Cek suhu diatas Dump Truck (suhu pasokan ke Finisher)130OC-150OC Aspal Pen,
dan 135OC-155OC bitumen asbuton murni atau modifikasi.
 Amati visual tampilan campuran, apakah rata?
 Jika tidak memenuhi ketentuan suhu diatas, campuran ditolak dan buang (4)
Pengendalian Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai
 Catat HPTS
 Lakukan pencatatan setiap ada kejadian yang serupa.
Cek Berulang
 Amati apakah kejadian berulang, baik saat itu maupun pada pelak sanaan
pekerjaan dihari yang lain.
 Jika berulang, evaluasi penyebab dan lakukan tindakan perbaik an.
Loading dan dumping ke Asphalt Finisher (AF)
 Pastikan dumping Asphalt Finisher tidak dalam posisi mendorong D.Truck.
 Dumping dilakukan tahap demi tahap, pada kondisi D.Truck dan Asfhalt Finisher
bergerak searah dengan kecepatan sama
Penghamparan
 Pastikan screed dipanaskan sebelum menghampar.
 Vibrasi pada tamper dipastikan berjalan baik.
 Pemasangan balok kayu atau material lain yg disetujui pada sisi hamparan.
 Lakukan penghamparan dengan mendahulukan sisi terendah.
 Amati apakah tekstur merata, secara visual memuaskan.
 Lakukan pengamatan pada pengukuran suhu campuran yang dihampar
(minimal 1x pada jarak 100 meter).
 Pastikan kecepatan penghamparan konstan, harus sesuai dengan standar yang
telah ditentukan, untuk menghindari timbulnya koyakan pada penghamparan.
 Jika terjadi segregasi, koyakan maka hentikan penghamparan dan sampai
ditemukan penyebabnya hamparan dilanjutkan.
 Amati mekanisme kerja Asphalt Finisher (Paver), jalan sempurna/ baik, penebaran
merata.
 Tidak diperbolehkan adanya penaburan butiran kasar pada permukaan yang telah
dihampar rapi.
 Cek hamparan dengan straight edge (mistar lurus), pada jarak 3,0 meter toleransi
masing-masing 4 mm untuk lapisan aus, 5 mm utk lapisan binder dan 6 mm untuk
lapisanPondasi.
Pemadatan awal (Breakdown Rolling)
 Suhu pemadatan awal antara 125OC-145OC (Aspal Pen), dan 130OC-150OC
(Asbuton Murni atau Modifikasi)
 Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem Roller).
 Roda penggerak saat pemadatan berada didepan.
 Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
 Sambungan melintang dikerjakan terlebih dahulu dengan membuat sambungan
memanjang sebagai media sepanjang (60-100) cm lebar gilasan 15 cm pada
campuran yg belum dipadatkan, lalu padatkan sambungan melintang dengan lebar
area 15 cm yg dipa datkan.
 Jumlah Pemadatan sesuai jumlah passing hasil percobaan.
Prosedur Pemadatan ;
Jika lajur berdampingan dengan lajur lain yg telah dihampar padat.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

 Pemadatan sambungan melintang.


 Pemadatan sambungan memanjang.
 Pemadatan tepi luar.
 Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju ke yang
lebih tinggi.
 Pemadatan kedua sesuai prosedur (4).
 Pemadatan akhir Break Down Rolling.
Jika lajur tidak berdampingan dengan lajur lain.
 Pemadatan sambungan melintang.
 Pemadatan tepi luar.
 Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju ke yang
lebih tinggi.
 Pemadatan kedua sesuai prosedur (3).
 Pemadatan akhir Break Down Rolling.
Pemadatan antara (Intermediate Rolling)
 Suhu pemadatan antara 90 C-125 C untuk Aspal Pen dan 95 C-130 C untuk
bitumen asbuton murni atau modifikasi atau sesuai dengan instruksi direksi.
 Peralatan pemadatan Penggilas Roda Karet Pneumatic Tire Roller (PTR)
 Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.
 Selama proses pemadatan roda alat pemadat dibasahi dengan air yang dicampur
sedikit deterjen, hindari penyiraman yg berlebihan.
 Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 10 km/jam.
 Proses pemadatan, harus menerus tidak boleh terputus.
Pemadatan akhir
 Suhu pemadatan 90 C-125 C untuk Aspal Pen dan 95 C-130 C untuk bitumen
asbuton murni atau modifikasi.Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel
wheel roller/Tandem Roller). atau sesuai dengan instruksi direksi
 Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
 Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.
Peralatan yang digunakan :
 Aspalt Mixing Plant + Laboratorium
 Generator set
 Whell Loader
 Dump Truck
 Aspal Sprayer
 Compressor
 Tandem Roller
 Asphalt Finisher
 Pneumatic Tire Roller
Alat pendukung lainnya
 Materal:
 Semen
 Agregat
 Bahan Anti Pengelupasan
Personil :
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

 Pelaksana
 Operator
 Petugas K3
 Tenaga Kerja
 Sasaran Mutu:
 Permukaan yang rata sesuai spesifikasi
 elevasi sesuai dengan yang direncanakan
 Ketebalan sesuai spesifikasi dan gambar serta toleransi yang diijinkan.

Demikian Metode Pelaksanaan Pekerjaan Aspal ini saya buat, semoga bermanfaat buat
teman-teman semua, kurang lebihnya saya mohon maaf. Trima kasih

7. Beton Struktur Fc’30 Mpa


Penyelesaian pekerjaan ini dengan menggunakan material semen, pasir, krikil dan
airdicampur dan diaduk menjadi beton dengan menggunakan concrete mixer, Beton di
cordalam bekisting yang telah disiapkan. Untuk menjaga mutu beton maka dilakukan
curingagar kuat tekan beton di dapatkan sesuai dengan rencana.

LINGKUP PEKERJAAN, Pekerjaan ini mencakup pengadaan material, pencampuran antara


semen portland, agregathalus, agregat kasar dan air pembentuk massa padat. Mutu beton
yang digunakan K-300 seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana dan spesifikasi
pekerjaan.
Pekerjaan ini melip uti pembuatan perkerasan beton semen ( perkerasan kaku ) dan
lapis pondasi bawah yang di laksanakan dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang
seperti yang di tunjukan dalam gambar atau sebagaimana di perintahkan pengawas dan atau
staff teknis.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

Toleransi dimensi
a) ketentuan yang di isyratkan dalam pasal 5.3.5. harus digunakan
b) ketentuan yang di isyaratkan dalam pasal 5.3.9. harus digunakan
c) Standar Rujukan
d) Ketentuan yang di isyaratkan dalam spesifikasi ini harus di gunakan Standar Nasional
Indonesia (SNI)
e) SNI 1972 : 2008 : cara uji slump beton
f) SNI 1974 : 2011 : cara uji kuat tekan beton
g) SNI 03-443-1997 : spesifikasi beton siap pakai.
h) SNI 03-4810-1998 : metode pembuatan dan perawatan benda uji beton dan lapangan.
i) SNI 03-6820-2002 : spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plelesteran
dengan bahan dasar semen.
j) SNI 03-6969-203 : metode pengujian untuk pengukuran panjang beton inti
k) Hasil pengeboran.
Pengajuan kesiapan kerja
Penyedia jasa harus mengajukan rincian proposal rencana pengendalian mutu
Untuk aspek pekerjaan ini.
jadwal kerja dan pengendalian lalu lintas
ketentuan yang disyaratkan dalam pasal 5.5.8 harus di gunakan

Pemasokan beton campuran siap pakai ( ready mix)


Beton yang dipasok sebagai campuran siap pakai (ready mix) oleh pemasok yang berada di
luar proyek harus memenuhi ketentuan SNI 03-4433-1997. Kecuali disebutkan lain dalam
kontrak, maka “pembeli” dalam SNI 03-4433-1997 haruslah penyedia jasa. Syarat-syarat
umum dari kontrak dan ketentuan-ketentuan dari spesifikasi seksi 5.3 akan didahulukan dari
pada SNI 03-4433-1997.Penerapan SNI 03-4433-1997 tidak membebaskan penyedia jasa
dari setiap kewajibannya dalam kontrak ini.

BAHAN
mutu perkerasan beton semen
Bahan pokok untuk mutu perkerasan beton semen harus sesuai dengan gambar rencana dan
atau Dokumen Pengadaan.
Ageregat halus harus memenuhi AASHTO M6 dan pasal 7.1.2.(3)dari spesifikasi selain yang
di sebabkan di bawah ini. Ageregat halus harus terjadi dari bahan yang bersih, butiran yang
dilapisi oleh apapun dengan mutu yang seragam, dan harus :
a) Mempunyai ukuran yang lebih kecil dari ayakan ASTM No.4(4,75mm)
b) Sekurang-kurangnya terdiri dari 50% (terhadap berat) pasir alam
c) Jika duajenis agregat halus atau lebih di campur, maka setiap sumber harus
memenuhi ketentuan-ketentuanyang disetujui pengawas / staff teknis.
d) Setiap fariasi agregat harus buatan halus terdiri dari batu pecah yang memenuhi
pasal

Table 5.3.2.(2) sifat sifat Ketentuan Metode pengajuan


agregat kasar Sifat
Kehilangan akibat Tidak melampuhi SNI 2417 : 2008
abrasi los angles 40% untuk 500 putaran
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

Berat isi lepas Minimum 1.200 SNI 03-4804-1998


kg/m
Berat jenis Minimum 2,1 SNI 19970 :2008
Penyerapan oleh iar Ampas besi : maks SNI 1970 :2008
6%
Lainnya : maks 2,5
%
Bentuk partikel pipih Masing masing ASTM D-4791
dan lonjong dengan rasio 3:1 maks 25%
Bidang pecah (2 atau Minimum 80% ASTM D-5821
lebih)

Semen
Semen adalah bahan ikat hidrolis yang digunakan dalam pekerjaan struktur beton dan
pasangan beton;
Agar daya ikat semen tidak mengalami penurunan, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
 Semen harus terlindung dari hujan dan udara lembab;
 Penumpukan zak semen diusahakan minimum 25 cm dari dinding gudang, dan disusun
diatas balok-balok kayu minimum 20 cm diatas lantai;
 Tumpukan semen dibatasi maksimum 12 zak. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
pengerasan semen akibat berat diatas tumpukan semen tersebut;
 Penumpukan diatur berurutan sesuai urutan datangnya;
 Pemeriksaan terhadap kualitas semen di lapangan dilakukan dengan cara meremas
butiran semen memakai tangan, jika semen telah menggumpal atau mengeras tidak
boleh dipakai;
 Pengawas berhak menolak dan atau menghentikan pekerjaan apabila dalam
pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa menggunakan semen yang tidak memenuhi
persyaratan;
 Semen yang dipakai harus Porland Cement dari segala merk yang ada di perdagangan
dan yang dalam segala hal memenuhi persyaratan beton tersebut di atas;

Air
Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Pengawas tentang air kerja yang akan
dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan;
 Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkali, garam, bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan
atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum;
 Apabila terdapat keraguan mengenai air, Penyedia Jasa diharuskan mengirimkan
contoh air ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui atau yang
direkomendasi oleh Pengawas dan staff teknis untuk diselidiki sampai seberapa
banyak air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak beton dan atau baja tulangan.
Dalam hal yang demikian pekerjaan beton harus dihentikan sampai di dapat keputusan
yang pasti mengenai air yang dapat dipakai untuk konstruksi beton dan penghentian

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

pekerjaan ini tidak membebaskan rekanan dari waktu pelaksanaan seluruh pekerjaan
yang telah ditetapkan;
 Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton ditentukan dengan ukuran isi
atau ukuran berat setepat-tepatnya;

Beton
a) Bahan Pokok Campuran
Persetujuan untuk proporsi bahan pokok campuran harus di dasarkan pada hasil
percobaan campuran (trial mix) yang di buat oleh penyedia jasa. Agregat kasar dan halus
harus sesuai dengan spesifikasi ini. Untuk menentukan rasio ageregat kasar dan agregat
halus, proporsi agregat halus harus di pertahankan seminimum mungkin. Akan tetap,
sekurang-kurang 40% agregat dalam campuran beton terhadap berat haruslah agregat
halus yang di definisikan sebagai agregat yang lolos ayakan 4,75 mm., Agregat gabungan
tidak boleh mengandung bahan yang lebih halus dari 0,075 mm sebesar 2 % kecuali bahan
pozolan. Penyedia jasa boleh memilih agregat kasar sampai ukuran maksimum 38 mm,
asalkan : campuran tidak mengalami segregasi; kelecakan yang memadai untuk instalasi
yang digunakan dapat dicapai dan kerataan permukaan yang di isyaratkan tetap dapat di
pertahankan. Menurut pendapatnya, staff teknis dapat meminta penyedia jasa untuk
mengubah ukuran agregat kasar yang telah dipilih oleh penyedia jasa.
Tidakan-tindakan tambahan,termasuk penurunanukuran maksimum agregat,dapat
dilakukan untuk mengendalikan segregasi dari beton dalam acuan gelincir ( slip form )
yang berasal oleh truck terakhir.
Ketika proporsi takaran yang sesuai telah di putuskan dan disetujui, proporsi-proporsi
tersebut hanya dapat diubah dengan persetujuan staff teknis.

b) kadar bahan pengikat untuk perkerasan beton semen


Berat semen yang disertakan dalam setiap meter kubik beton yang terpadatkan untuk
perkerasan beton semen tidak boleh kurang dari jumlah semen untuk keperluaan
pencapaian durabiitas beton dan tidak lebih dari jumlah semen yang akan mengakibatkan
suhu beton yang tinggi. Ketentuan jumlah semen minimum dan jumlah semen maksimum
harus tercantum dalam dokumen rancangan campuran beton sesuai dengan kondisi
lingkungan pekerjaan dan disetujui oleh pengguna jasa.

c) kekuatan
Kekuatan minimum untuk kuat tekan pada umur 28 hari untuk perkerasan beton semen di
berikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 5.3.2.(3) kuat tekan minimum untuk perkerasan beton semen

Uraian Syarat kuat tekan


(kg /cm2)
Beton percobaan campuran K.350 s/d K500 untuk 28 hari

Perkerasan beton semen K.350 s/d K500 untuk 28 hari


( pengendalian produksi )

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

Metode pengujian SNI 1974 : 2011


Ukuran benda uji Kubus150 x 150 x 150 mm
Silinder 150 x 300 mm

Catatan :
beton untuk perkerasan beton semen dalam pekerjaan permanen harus memenuhi ketentuan
kuat tekan minimum untuk beton perkerasan yang di berikan dalam tabel 5.3.2(3). Nilai kuat
tekan minimum untuk produksi dapat di
sesuaikan berdasarkan perbandingan kuat tekan yang di capai untuk serangkaian pengujian
yang tidak kurang dari 16 penguji kuat rancangan yang di setujui. Penyusuaian kuat tekan
minimum untuk pengendalian produk yang di berikan dalam tabel 5.3.2.(3) akan mengikuti
perintah atau persetujuan dari staff teknis.
Untuk kekuatan yang terjadi pada 7 hari, sementara disyaratkan70% dari kuat tekan
lapangan yang terjadi.

d) konsistensi untuk perkerasan beton semen


Konsistensi beton harus di tentukan dengan mengukur slump sesuai dengan SNI 1972 : 2008.
Penyedia jasa harus melakukan ujislump untuk setiap campuran beton dengan nilai slump 12
cm +- 2 cm.
e) pengambilan benda uji (sampling)
Sebelum Pengecoran
- Penyedia Jasa harus melakukan Tes Mix Design Beton untuk jenis-jenis material yang
akan dipakai untuk pengecoran ;
- Sertifikat mix design sebagai syarat ijin untuk pelaksanaan pengecoran di lapangan
dan harus diserahkan kepada pengawas dan Staff Teknis.
Pada saat Pengecoran
- Satuan lot akan di definisikan sebagai tiap 50 m.
- Untuk setiap lot, satu pasang (2 buah) benda uji kubus/ silinder harus di cetak
untuk pengujian kuat tekan,satu benda uji, di test kuat tekan pada umur 7 hari,
satu benda uji di test kuat tekan pada umur 28 hari.
- Bila hasil pengujian kuat tekanpertama (beton umur 7 hari) tidak mencapai 70
% dari kuat tekan yang diisyaratkan. maka dilakukan pengambilan benda uji inti
( core ) di lapangan, minimum 1 benda uji tiap lot, untuk dilakukan pengujian
kuat tekan. Jika kuat tekan benda uji inti (core) yang di peroleh ini mencapai
kuat tekan yang disyaratkan, maka produk beton ini dapat diterima untuk
pembayaran.
- Sertifikat tes kuat tekan beton menjadi persyaratan pembayaran.
PERALATAN
1. Umum
Peralatan harus memenuhi ketentuan spesifikasi ini. Penghamparan dapat dilakukan baik
di gunakan dengan menggunakan acuan tetap ( fixed form ).
2. kendaran pengangkut (Truck Mixer Agitator)
Penghantar jenis agitator ( penggoyang bolak-balik ) atau pencampur harus mampu
menuangkan beton dengan konsistensi adukan yang di isyaratkan. Dengan kapasitas
angkut minimal 5 ton.
3. Stamper
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

Stamper adalah alat mesin yang dipergunakan untuk pemadatan tanah. Alat ini merupakan
alat yang sangat membantu untuk mempercepat proses pemadatan tanah timbun maupun
pemadatan tanah asli kohesif. Disamping sebagai alat untuk pemadatan untuk bangunan
gedung alat ini juga sering dipergunakan dalam pekerjaan pemadatan jalan , halaman dan
juga untuk pekerjaan pemadatan timbunan lainnya.
4. vibrator ( penggetar )
Vibrator, untuk menggetarkan saluran lebar perkerasan beton, dapat berupa jenis “surface
pan” atau jenis “internal” dengan tabung celup ( immersed tube ) atau“multiple spuds”.
Vibrator dapat dipasang pada mesin penghampar atau mesin pembentuk, atau dapat juga
dipasang pada kendaraan (peralatan) khusus. Vibrator tidak boleh menyentuh
sambungan, perlengkapan untuk memindahkan beban (lood trasfer devices), tanah dasar
dan acuan (form) samping.

5. Gergaji Beton
Bilamana sambungan yang di bentuk dengan penggergajian (saw joints) disyaratkan,
penyedia jasa harus menyediakan peralatan gergaji dalam jumlah yang berkapasitas
memadai dan mampu menyelesaikan penggergajian ,atau dengan gerinda (abrasive
wheel) sesuai ukuran yang ditentukan. Penyedia jasa harus menyediakan paling sedikit 1
gergaji yang siap pakai (standby). Sebuah gergaji cadangan harus di sediakan di tempat
kerja setiap saat selama operasi pengergajian. Penyedia jasa harus menyediakan
penerangan yang memadai untuk penggergajian di malam hari. Seluruh peralatan ini harus
berada ditempat kerja sebelum dan selama pekerjaan perkerasan beton.
6. Garu / Garpu
Untuk membuat alur (grooves) pada permukaan jalan beton, diperlukan alat berupa garu /
garpu yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan membuat alur beton sesuai
dengan ketentuan pada gambar rencana.
Sehingga didapatkan alur yang rapih, rata dan tidak merusak permukaan jalan beton.
7. Acuan
Acuan samping yang lurus harus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak kurang dari 5 mm
dan harus disediakan dalam ruas-ruas dengan panjang tidak kurang dari 3m. Acuan ini
sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman sama dengan ketebalan perkerasan jalan tanpa
adanya sambungan horisontal, dan lebar dasar acuan tidak kurang dari kedalamnya. Acuan
yang dapat disesuaikan (Fleksibel) atau lengkung dengan radiusyang sesuai harus digunakan
untuk tikungan dengan radius 30,0 m atau kurang. Acuan yang dapat disesuaikan (Fleksibel)
atau lengkung harus dirangcang sedemikian hingga dapat diterima oleh staff teknis. Acuan
harus dilengkapi dengan sarana yangmemadai untuk keperluan pemasangan, sehingga bila
telah terpasang acuan tersebut dapat menahan, tanpa adanya lentingan atau penurunan,
segala benturan dan getaran dari alat pemadat dan pembentuk. Batang flens (flangebraces)
harus dilebihkan keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan. Acuan yang permukaan
atasnya miring,bengkok,terpuntir atau patah harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Acuan
bekas yang diperbaiki tidak boleh digunakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh
direksipekerjan. Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm dalam 3 meter
dan pada kaki tegaknya tidak boleh lebih dari 6 mm. Acuan ini harus dilengkapi juga dengan
pengunci ujung-ujung bagian yang bersambungan.

SAMBUNGAN ( JOINTS)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

sambungan susut melintang (tranverse contraction joint)


sambungan ini terdiri dari bidang yang diperlemah dengan membentuk dan membuat alur
dengan pemotong pada permukaan perkerasan, disamping itu bilamana dilanjutkan dalam
gambar juga harus mencakup perlengkapan untuk memindahkan beban (lood tranfer
assembiles).
a) Sambungan susut lajur melintang (transverse contraction joint)
Sambungan ini harus dibentuk dengan memasang bagian lajur melintang (strip)
sebagaimana di tunjukan gambar.
b) Alur yang di bentuk (formed grooves)
Alur ini harus dibuat untuk menekankan perlengkapan yang di setujui ke dalam beton yang
masih plastis. Perlengkapan tersebut harus tetap ditempat sekurang-kurangnya sampai
beton mencapai tahap pengesahan awal, dan kemudian harus dilepas tanpa merusak
beton didekatnya, kecuali bilamana perlengkapan tersebut memang merancang untuk
tetap terpasang pada sambungan.
c) Sambungan susut gergajian (sawn contraction joint)
Sambungan ini harus dibentuk dengan membuat alur dengan gergajian beton pada
permukan perkerasan dengan lebar, kedalaman, jarak dan garis sesuai dengan yang
ditunjukan dalam gambar. Setelah setiap sambungan digergaji, bekas gergajian dan
permukaan beton yang bersebelahan harus dibersihkan. Penggergajian untuk membentuk
sambungan harus dilakukan segera mungkin setelah beton cukup mengeras agar
pengergajian dapat dilakukan dengan hasil yang rapi tanpa menimbulkan keretakan, dan
umumnya tidak kurang dari 4 jam tetapi dalam segala hal tidak lebih dari 10 jam setelah
pemadatan akhir beton, diambilmana yang lebih pendek waktunya. Semua sambungan
harus dibentuk dengan pemotongan sebelum terjadi retak susut yang tidak terkendali. Bila
perlu, operasi penggergajian harus dilakukan siang dan malam dalam cuaca apapun.
Penggergajian untuk membentuk sambungan harus dilakukan bilamana keretakan terjadi
pada atau dekat lokasi gergajian pada saat sebelum digergaji. Penggergajian untuk
membentuk sambungan tidak boleh dilanjutkan bilamana keretakan meluas didepan
gergajian. bilamana terjadi kondisi estrim sedimikian hingga tindaklah praktis untuk
mencegah keretakan dengan penggergajian yang lebih dini, alur sambungan kontraksi
harus di buat sebelum beton mencapai pengerasan bertahap. Awal sebagaimana di
sebutkan diatas. Secara umum, setiap sambunganharus dibentuk dengan penggergajian
yang berurutan dan teratur.

PELAKSANAAN
a) umum
Sebelum mulai pekerjaan beton, semua pekerjaan lapis pondasi bawah dan yang
berdekatan harus sudah selesai atau disetujui pengawas / staff teknis.
Servis elevasi harus dilakukan pada lapis pondasi bawah dan setiap lokasi yang lebih tinggi
5 mm dari elevasi rancangan harus diperbaiki sebelum dilakukannya setiap pekerjaan
berikutnya.
b) acuan dan alat pengendali elevasi
Acuan dan alat pengendali elevasi (jenis kawat atau lainnya) harus dipasang secukupnya
di muka bagian pengerasan yang sedang dilakukan agar diperoleh kinerja dan persatuan
atas semua operasi yang sedang diperlukan pada atau berdekatan dengan garis garis
acuan. Acuan harus dipasang pada tempatnya dengan menggunakan sekurang-

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

kurangnya 3 paku untuk ruas sepanjang 3 m. Paku harus diletakkan pada setiap ujung
sambungan. Bagian bagian acuan harus kokoh dan tidak goyah. Perbedan permukaan
acuan dari garis yang sebenarnya tidak boleh lebih dari 5 mm. Acuan harus dibuat
sedemikian rupa sehingga tahan, tanpa terlihat adanya lentingan atau penurunan,
terhadap benturan dan tehadap benturan dan getaran dari peralatan pemadat dan
penyelesaian. Acuan harus bersih dan dilapisi pelumas sebelum beton dihamparkan,
ceceran beton yang tertumpah pada permukaan beton yang telah selesai dihampar halus
disingkirkan dengan cara yang disetujui.
Alinyemen dan elevasi kelandaian acuan harus di periksa dan bila perlu diperbaiki oleh
penyedia jasa segera sebelum beton dicor. Bilamana acuan berubah posisinya atau
kelandaiannya tidak stabil, maka harus diperbaiki dan diperiksa ulang.
Bagian atas acuan dan alat pengendali elevasi harus dipasang dengan toleransi elevasi
tidak melampaui -10 mm sampai + 10 mm relatif terhadap rancangan elevasi permukan
yang telah selesai. Lagipula, acuan dan alat pengendali elevasi harus dipasang
sedemikian hingga tidak ada satu titikpun pada ketebalan plat beton yang setelah
pengecoran dan pemadatan akan kurang dari tebal rancangan.
c) Pemasangan Plastik Cor
Sebelum pengecoran dimulai, pada lapisan bawah dan samping sebelum cor beton
dipasang plastik cor (lapisan kedap air) sehingga Air semen tidak turun dan meresap
kebawah.
d) pengecoran beton
Beton harus dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan
sedapat mungkin dihindari. Kecuali truck pencampur, truck pengaduk, atau alat angkutan
lainya yang dilengkapi dengan alat penumpah beton tanpa menimbulkan segregasi bahan
, beton dihamparkan secara manual sedemikian rupa untuk mencegah segregasi.
Penghamparan harusdilakukan secara menerus diantara sambungan melintang tanpa
sekatan sementara. penghamparan secaramanual harus dilakukan dengan memakai
sekop bukan perlengkapan perata (rakes) pekerja tidak boleh menginjak hamparan beton
yang masih baru dengan memakai sepatu yang dilekati oleh tanah maupun kotoran lainya.
Beton harus di padatkan merata pada tepi dan sepanjang acuan, sepanjang dan pada
kedua sisi setiap sambungan, dengan menggunakan vibrator yang dimasukan kedalam
beton. Vibrator tidak boleh menyentuh langsung perlengkapan sambungan atau sisi acuan.
Vibrator tidak boleh digunakan lebih dari 5 detik pada setiap tempat.
Cairan beton yang tertumpah pada permukaan beton yang telah selesai dihampar harus
disingkirkan dengan cara yang disetujui.
e) penyelesain dengan tangan
Bila perkerasan beton relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan, atau dengan
persetujuan staff teknis jika tempat kerja sangat terbatas untuk dilaksanakan dengan
metode yang disyaratkan, beton harus didistribusikan dan dihampar dengan tangan tanpa
segregasi atau prapemadatan.
Penghamparan perkerasan beton bertulang harus di laksanakan dalam dua lapis,
lapispertama harus di hamparkan, dibentuk dan dipadatkan sampai level tertentu
sehinggabaja tulangan setelah terpasang mempunyai tebal pelindung yang cukup. Segera
setelahpemasangan baja tulangan maka lapis atas beton harus dituangkan dan
diselesaikan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

f) Penyetrikaan Permukaan Beton


Beton yang diratakan dengan alat perata (penyetrika) beton manual harus dilaksanakan
minimal 2 kali lintasan.
g) memperbaiki permukaan
Setelah penyetrikaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih plastis,
bagian yang ambles harus segera diisi dengan beton baru, dibentuk, dipadatkan dan
diselesaikan (finishing) lagi. Lokasi yang memonjol harus di potong dandiselesaikan
(finishing) lagi. Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwapermukaan
sambungan memenuhi kerataan yang disyaratkan. Perbaikan permukaan harus
dilanjutkan sampai seluruh permukaan didapati bebas dari perbedaan tinggi pada
permukaaan dan perkerasan beton memenuhi kelandaian dan penampang melintang yang
diperlukan. Perbedaan tinggal permukaan menurut pengujian mistar lurus (strainghtedge)
tidak boleh melebihi toleransi yang disyaratkan.
h) membentuk tepian
Segera setelah beton di bentuk dan dipadatkan, tepi perkerasan beton di samping acuan
dan pada sambungan harus di selesaikan dengan perkerasan (edging tool) untuk
membentuk permukaan seperempat lingkaran yang halus dengan radius tertentu,
bilamana tidak ditentukan lain pada gambar, adalah 12 mm.
i) penyelesaian pekerjaan
Setelah sambungan dan tepian selesai dikerjakan, dan sebelum bahan perawatan pada
permukaan beton digunakan, permukaan beton harus dikasar dengan disikat tegak lurus
dengan garis sumbu (centreline) jalan. Jarak dan dimensi alur sesuai dengan gambar
rencana.
j) perawatan ( curing )
Permukaan perkerasan beton semen yang terekspos harus segera dirawati dengan
penyemprotan air segera setelah permukaan tersebut selesai dikasarkan dengan sikat
sesuai dengan kondisi berikut ini :
Bahan perawatan dapat berupa geotextile , karung kain (ghoni) , lapisan tanah lempung
atau potongan rumput/padi dan di semprotkan air dengan merata dalam 2 kali
penyemprotan
I. Pertama tama dalam waktu 15 menit setelah kondisi air permukaan “tidak begitu
mengkilap “, dan
II. Yang ke dua 10 sampai 30 menit setelah itu atau sebagaimana di sarankan
pengawas / staff teknis.
III. Penyemprotan dilakukan sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran.

Sebagai tambahan, apabila melakukan penghamparan pada segmen baru baik arah
melintang atau arah memanjang, maka pada perkerasan beton yang telah di cor sebelumnya
dalam umur kurang dari 7 hari harus di lakukan penyemprotan ulang minimum 2 m pada sisi
yang bersebelahan baik melintang atau memanjang, dan dapat diperluas pada lokasi yang
sering di lalui orang selama pengecoran.

8. Baja Tulangan Sirip-BjTS 420A

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

Tahapan Pekerjaan Pembesian


Pekerjaan pembesian selalu erat hubungannya dengan pembuatan elemen struktur beton
disamping pekerjaan bekisting dan pengecoran beton. Sebelum pekerjaan pembesian dimulai,
perlu dilakukan marking.

Marking sendiri adalah pengukuran as atau posisi kolom dimana pekerjaan pembesian tidak
boleh melenceng dari gambar rencana atau shop drawing.

Pekerjaan pembesian ini akan berpengaruh besar terhadap kualitas kekuatan dan daya tahan
pada bangunan yang akan dibuat.

Ada beberapa tahapan dalam melakukan pekerjaan pembesian, antara lain:

a) Pengadaan Material Baja Tulangan


Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja
tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk.
Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu
dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan.

Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel
diambil secara acak untuk setiap sekian ton baja ntuk masing-masing diameter dengan
panjang masing-masing 1 meter.

Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika
tidak sesuai, maka material akan dikembalikan ke supplier.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

b) Penyimpanan Material Baja Tulangan


Material besi tulangan yang telah memenuhi spesifikasi akan disimpan berdasarkan kelompok
diameternya masing-masing. Dalam penyimpanan, hal yang perlu diperhatikan adalah baja
tulangan tidak diperbolehkan bersentuhan dengan tanah.

Caranya dapat memakai balok kayu atau beton yang dijadikan sebagai dasar dan alas.
Tujuannya adalah agar baja tidak berkarat, kotor dan kena benturan.

c) Pemotongan dan Pembengkokan Baja Tulangan


Tahapan ini juga biasa disebut dengan fabrikasi. Pada proses fabrikasi ini akan dilakukan
pembengkokan dan pemotongan pada baja tulangan untuk kemudian dirakit sesuai desain
dan spesifikasi yang dibutuhkan.

Untuk pemotongan digunakan mesin Bar Cutter, sedangkan untuk pembengkokan digunakan
mesin Bar Bender.

Dengan cara ini, maka akan dibuat berbagai jenis tulangan, seperti sengkang, cakar ayam,
rangkaian tulangan kolom, balok, pelat, dan shear wall.

Pada komponen tulangan pelat dapat dipasang beton decking. Tujuannya adalah untuk
menopang tulangan pelat agar tidak melendut dan mengurangi tebal selimut beton. Selain itu,
Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

dipasang juga cakar ayam, yaitu tulangan ulir yang dibengkokkan dan dipasang diantara
tulangan atas dan bawah yang berfungsi menjaga ketebalan pelat lantai agar sesuai rencana.

d) Pengecekan Tulangan
Setelah seluruh tulangan terpasang, maka perlu dilakukan pengecekan tulangan oleh tim
Quality Control apakah jumlah dan posisi tulangan sudah terpasang dengan benar sesuai
dengan gambar rencana.

9. Marka Jalan Termoplastik

o Menyiapkan request pekerjaan


o Penyiapan rambu-rambu lalu lintas
o Penyiapan management traffic atau pengaturan lalu lintas
o Mobilisasi alat dan tenaga
o Menggunakan perlengkapan keselamatan bagi setiap pekerja dan Pasang
rambu peringatan atau barikade di sekitar lokasi pekerjaan
o Pengecekan lokasi
o Penentuan batas-batas lokasi pekerjaan
Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah seluruh rangkaian pekerjaan telah selesai. Marka jalan ini
dipakai untuk garis batas perkerasan.Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai berikut :

• Memasang rambu-rambu pengarah lalu lintas di lokasi yang akan dimarka


• Membersihkan permukaan perkerasan yang akan dimarka dari bekas-
bekas gemuk dan debu, sehingga permukaan perkerasan yang akan
dimarka benar-benar bersih dan kering atas maal tripleks yang dipasang di
permukaan jalan
• Mengecat permukaan perkerasan dengan mesin pengecatan dan
compressor yang ditarik dengan dump truck sesuai dengan bentuk dan
lokasi yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

• Marka tersebut selanjutnya dilindungi dari arus lalu lintas sampai marka
tersebut cukup kering dan tidak terkelupas atau adanya jejak roda.
• Glass Beat ditaburkan segera setelah cat marka selesai disemprotkan
Bahan :
• Cat Marka Thermoplastic
• Minyak Pencair (Thinner)
• Glass Bead
Peralatan :
• Compressor
• Dump Truck
• Alat Bantu
Tenaga :
• Pekerja Biasa
• Tukang
• Mandor

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

Berikut kami tampilkan flowchart untuk pekerjaan ini :

PEKERJAAN PENUNJANG

Pekerjaan penunjang adalah pekerjaan-pekerjaan yang mempengaruhi kelancaran


dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut. Termasuk pengaturan rambu lalu lintas, antisipasi
cuaca, jembatan sementara (apabila diperlukan).

1. Pengaturan Rambu Lalu-lintas.


Demi kelancaran dan keamanan serta kenyamanan bagi pengguna jalan maka untuk itu
kami akan buat rambu-rambu lalu-lintas yang akan di pasang pada minimal 200m’ sebelum
dan sesudah lokasi pekerjaan, dan sepanjang lokasi pekerjaan.
Demi kelancaran pekerjaan dan kelancaran arus lalu lintas kami juga akan melaksanakan
penutupan dengan sistim penutupan setengah lajur jalan/setengah badan jalan dan
apabila sangat mendesak, maka akan kami gunakan dengan sistim buka-tutp jalur yang
akan dijaga oleh penjaga rambu pada awal dan akhir pekerjaan dengan dilengkapi alat
komunikasi dan lampu penerangan serta lampu rambu yang memadai. Apabila diperlukan
kami akan meminta bantuan satlantas dalam pengaturan arus lalu-lintas.

2. Penempatan Material.
Dalam hal penempatan materil pada lokasi pekerjaan, diusahakan untuk penempatan
material dilakukan ditepi/bahu jalan (tidak mengganggu badan jalan). Apabila tidak ada
lokasi / sampai mengganggu pengguna jalan maka akan kami pasang rambu.
Dan dalam droping material kami usahakan kalu material tersebut akan segera digunakan,
sehingga diusahan material yang dating sekali habis. Agar tidak mengganggu pengguna
jalan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)
PT. SINAR ARENGKA SETIA MAJU – PEKAN BARU

3. Penerangan.
Apabila dilaksanakan pekerjaan pada malam hari maka kami akan menyediakan
penerangan yang cukup dengan mengadakan alat genset, serta lampu-lampu yang terang
sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan sesaui dengan spek.
4. ntuk kelancaran lalu-lintas penerangan juga kami pasang pada awal dan akhir pekerjaan
dan pada beberapa sepanjang lokasi pekerjaan sehingga pengguna jalan dapat melihat
bahwa di daerah tersebut sedang ada pekerjaan jalan.

5. Antisipasi Cuaca.
Untuk antisipasi cuaca, pada setiap dump truck kami lengkapi dengan terpal, sehingga
apabila pada saat bermuatan terjadi hujan material langsung ditutup dengan terpal. Dan
pada saat dump truck bermuatan hotmix, maka bak dump truck selalu ditutup terpal agar
suhu tetap terjaga.
Selain terpal kami juga menyediakan plastik untuk penutupan agregat apabila sebelum
tergelar padat sudah terjadi hujan.
Mengingat jarak antara AMP dengan lokasi pekerjaan tidak begitu jauh, maka terutama
pada saat penggelaran hotmix kami akan selalu berkomunikasi tentang cuaca di lapangan
dan di AMP/Base Camp.

PENCAPAIAN INDIKATOR KERJA

Metode pengopersian pemeliharaan perbulan.

a) Dalam pengopersian pemeliharaan kami pantau selalu melalu penempatan personil


inti dan penempatan peralatan utama untuk masa pemeliharaan. Dan apabila
ditemukan kerusakan pada hasil pekerjaan maka kami akan segera memperbaikinya.
b) Tingkat Layanan Jalan yang ditentukan berdasarkan indikator kinerja jalan dan batas
waktu tanggap penanganan sesuai Kelas Jalan dihitung sejak diterimanya surat
peringatan/pemberitahuan dari PPK atau Direksi Teknis sesuai tabel dibawah ini:
Pengelolaan peralatan perbulan.
Peralatan yang kami sediakan adalah peralatan milik sendiri dan sewa jangka panjang (sampai
masa pemelliharaan berakhir. Dan peralatan tersebut kami letakkan di lokasi pekerjaan dan
kami rawat setiap saat sehingga apabila sewaktu-waktu diperlukan bisa dimanfaatkan dengan
baik.

Penempatan personil perbulan.


Untuk peronil yang kami gunakan adalah personil tetap dan personil free line ttetapi sampai
dengan serah terima kedua, sehingga untuk personil tersebut apabila belum selesai
pekerjaannya masih bertanggung jawab atas hasil pekerjaan tersebut. dan personil sebelum
masa waktu pemeliharaan selesai di tempatkan dilokasi pekerjaan.

PENUTUP

Demikian Metode pelaksanaan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
untuk kelancaran paket pekerjaan tersebut.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan PRESERVASI JALAN BTS. SERAWAK – ARUK – SP. TANJUNG – GALING DAN TEMAJUK –
MERBAU (UMYC)

Anda mungkin juga menyukai