Anda di halaman 1dari 13

SURAT PERJANJIAN/KONTRAK

Nomor : 05/SPK/AZZ-YR/ V/2018 Tanggal 05 Mei 2018

Nama Pekerjaan : Pekerjaan Tanah & Pematangan Lahan (CUT AND FILL)
HOTEL POP
Satuan Kerja Departemen Sarana dan Prasarana Pembangunan
Lokasi : Hotel POP - Bandar Lampung
Nilai Kontrak : Rp. 18.511.099.000,00 (Delapan Belas Milyar Lima Ratus Sebelas
Juta
Sembilan Puluh Sembilan Ribu Rupiah)
Masa Pelaksanaan : 120 (seratus dua belas) hari kalender terhitung sejak tanggal 05
Mei 2016- 01 September 2016.

Pada hari ini Selasa tanggal Lima bulan Mei tahun Dua Ribu Delapan Belas (05-05-2018),
kami yang bertanda tangan di bawah ini adalah :

1. Nama : MOH IKLIL, ST


Jabatan : Direktur Sarana dan Prasarana Pembangunan
Alamat : Jl. Wolter Monginsidi No.56, Tj. Karang, Kec. Tj. Karang Pusat,
Kota Bandar Lampung, Lampung 35214

Telp/Fax : (0721) 241742

Bertindak untuk dan atas nama PT. POP INDONESIA berdasarkan Surat Keputusan Ketua
Yayasan No. 087/SK-Ket/YPI/III/2018 Tanggal 25 Maret 2018, tentang Pengangkatan
Direktur Sarana dan Prasarana Pembangunan, selanjutnya disebut “PIHAK KESATU”

2. Nama : YANTI SIHALOHO


Jabatan : Direktur
Alamat : Gedung Perkantoran Pulomas I Gedung II Lt. 4 R. 12, Jl. Jend. A.
Yani No. 2 Kel. Kayu Putih Kec. Pulogadung Jakarta Timur
Telp/Fax : (021) 29257665

Bertindak untuk dan atas nama PT. YANTI RECORD berdasarkan Akta Pendirian
Perseroan Terbatas (PT) Nomor : 443 Tanggal 29 Februari 1992 oleh Notaris JL.
Woworuntu, SH, telah diubah dengan Nomor : 407 Tanggal 15 Agustus 2008 oleh Notaris
H. Febby Rubein Hidayat, SH, dan telah mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor : AHU-98296.AH.01.02 Tahun 2008
tanggal 19 Desember 2008 , selanjutnya disebut “PIHAK KEDUA”

Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan perjanjian kerja sama PEKERJAAN
TANAH, PEMATANGAN LAHAN DAN PENATAAN TAMAN dengan ketentuan dan syarat-syarat
yang diatur dalam pasal-pasal di bawah ini :
PASAL IV
WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA bersedia menyelesaikan pekerjaan selama 120 (seratus dua puluh) hari
kalender terhitung sejak tanggal 05 Mei 2018 dan pekerjaan harus selesai tanggal 01
September 2018
2. Setiap penyelesaian Tahapan pekerjaan harus disertai dengan berita acara dan dokumentasi
oleh pihak pengawas.

PASAL V
SISTEM PEMBAYARAN

1. Pembayaran yang akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA akan
diuraikan sebagai berikut :

NO. PEMBAYARAN

I Nilai Kontrak
II Pembayaran Uang Muka
2.1 Uang Muka 20% dari Nilai Kontrak

III Pembayaran Angsuran


Pembayaran Tahap I 50% dari nilai
1.1
kontrak
1.2 Potongan Uang Muka
1.3 Setelah Potongan Uang Muka

2.1 Angsuran Kedua 45%


2.2 Potongan Uang Muka 50%
2.3 Setelah Potongan Uang Muka

3.1 Retensi 5%

2. Setiap pengajuan pembayaran disertai dengan Laporan Joint Inspection dan Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan.

PASAL VI
LOKASI PEKERJAAN

Pekerjaan yang akan dilakukan oleh PIHAK KEDUA yaitu PT. POP INDONESIA Indramayu.
PASAL VII
DIREKSI

1. Pembinaan terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam Surat Perjanjian ini dilakukan
oleh PIHAK PERTAMA.
2. Segala komunikasi permintaan dan perintah atas nama PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA harus disampaikan secara tertulis.

PASAL VIII
BAHAN-BAHAN DAN PERALATAN KERJA

1. Bahan-bahan, peralatan kerja dan segala sesuatunya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut disediakan oleh PIHAK KEDUA.
2. PIHAK PERTAMA berhak menolak bahan-bahan dan peralatan kerja yang disediakan oleh
PIHAK KEDUA, jika kualitasnya tidak memenuhi persyaratan.

PASAL IX
TENAGA KERJA DAN UPAH

1. Agar pekerjaan pembangunan dapat berjalan seperti yang direncanakan, PIHAK KEDUA
wajib untuk menyediakan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup dan mempunyai keahlian
serta keterampilan yang baik.
2. Semua upah tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan pemborongan tersebut
ditanggung oleh sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.

PASAL X
PELAKSANA PIHAK KEDUA

PIHAK KEDUA akan menunjuk seorang tenaga ahli sebagai Pimpinan Pelaksana pekerjaan
pemborongan yang mempunyai wewenang penuh/kuasa penuh, untuk mewakili PIHAK
KEDUA.

PASAL XI
MASA PEMELIHARAAN

1. Masa pemeliharaan ditetapkan sesuai dengan kontrak induk yaitu selama 180 (seratus
delapan) hari kalender untuk semua pekerjaan yang tercantum dalam kontrak, terhitung
mulai tanggal pekerjaan selesai 100 % (serah terima pekerjaan) dan dapat diterima oleh
PIHAK PERTAMA dalam keadaan baik yang dibuktikan dalam berita acara.

2. Untuk pekerjaan karena kerusakan yang terjadi dalam pemeliharaan dan bukan disebabkan
Force Majeure, maka pekerjaan tersebut wajib dikerjakan dan semua biaya yang dikeluarkan
ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

PASAL XII
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. PIHAK KEDUA dibebaskan dari tanggung jawab atas kerugian atau keterlambatan
penyelesaian pekerjaan yang telah ditetapkan, apabila terjadi keadaan memaksa (force
majeure).
2. Keadaan memaksa (force majeure) yang dimaksud ayat 1 pasal ini adalah :
 Bencana alam seperti : Gempa Bumi, Angin Topan, Tanah Longsor, Banjir, Kerusuhan,
Teror, Perang yang dapat mengakibatkan kerusakan dan terlambatnya pelaksanaan
Pekerjaan.
 Adanya pemogokan buruh yang bukan disebabkan oleh kesalahan pemborong.
3. Bila terjadi force majeure PIHAK KEDUA harus secepatnya memberitahukan secara tertulis
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 1 x 24 jam setelah kejadian .
4. Dalam hal ada pemberitahuan force majeure, maka selambat-lambatnya dalam waktu 1 x 24
jam PIHAK PERTAMA harus memberikan jawabannya.
5. Apabila PIHAK PERTAMA selama waktu yang ditentukan dalam pasal 12 ayat 4 diatas belum
memberikan jawaban berarti force majeure dapat diterima.

PASAL XIII
DENDA SANKSI-SANKSI DAN PEMUTUSAN KONTRAK

1. Kecuali karena keadaan force majeure seperti tersebut dalam pasal 12 ayat 1 dan 2,
pekerjaan tidak dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya, maka PIHAK KEDUA
dikenakan Denda .
2. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan atau membatalkan kontrak secara sepihak maka
PIHAK KEDUA wajib mengembalikan uang yang sudah diterima dari PIHAK PERTAMA.
3. Apabila PIHAK KEDUA lalai dalam mencapai progress pekerjaan yang diakibatkan
keterlambatan atau meninggalkan pekerjaan maka PIHAK PERTAMA berhak menentukan
progress pekerjaan yang dicapai oleh PIHAK KEDUA berdasarkan kwalitas pekerjaan dan
harga yang dibayarkan dihitung dari 50% dari harga terpasang.
4. Apabila PIHAK KEDUA meninggalkan pekerjaan atau menterbengkalaikan pekerjaan maka
dapat dilakukan dengan musyawarah. Apabila tidak maka PIHAK PERTAMA berhak
melaporkan ke pihak yang berwajib baik perdata maupun pidana pengadilan Negeri
Mataram.
PASAL XIV
RESIKO

Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah, rusak, tidak memenuhi spesifikasi teknik atau tidak
rapih dengan cara apapun sebelum diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, kecuali keadaan force
majeure, maka pihak kedua bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul,
kecuali PIHAK PERTAMA telah lalai menerima hasil pekerjaan dari PIHAK KEDUA tersebut.

PASAL XV
PENGAMANAN TEMPAT KERJA DAN TENAGA KERJA

1. PIHAK KEDUA wajib bertanggung jawab atas keamanan tempat dan tenaga kerja selama
pekerjaan berlangsung.
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas PIHAK KESATUan sarana untuk menjaga
keselamatan tenaga kerjanya, guna menghindari bahaya yang mungkin terjadi pada saat
melaksanakan pekerjaan.
3. Jika terjadi kecelakaan pada saat melaksanakan pekerjaan, maka PIHAK KEDUA diwajibkan
memberikan pertolongan kepada korban dan segala biaya yang dikeluarkan menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA

PASAL XVI
PERSELISIHAN

1. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan ini terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat
antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat antara kedua belah pihak.
2. Perselisihan dibidang teknik akan diselesaikan melalui suatu Panitia Arbitrase, yang akan
terdiri dari seorang anggota yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA, seorang yang ditunjuk
oleh PIHAK KEDUA dan seorang yang Netral sebagai ketua merangkap anggota yang
disetujui oleh kedua belah pihak.
3. Seandainya masih belum juga tercapai penyelesaian lewat Panitia Arbitrase tersebut, maka
akan dilanjutkan melalui prosedur Hukum yang berlaku.
4. Semua biaya penyelesaian perselisihan yang terjadi, menjadi tanggung jawab kedua belah
pihak.

Anda mungkin juga menyukai