Anda di halaman 1dari 13

Perencanaan Rute Angkutan Umum

Perkotaan

7
▪ Perencanaan rute adalah perencanaan awal dalam perencanaan
angkutan umum

▪ Dalam perencanaan ini perlu diperhatikan:


1. Waktu tempuh maksimal
2. Ketersinggungan antar rute
3. Perbandingan waktu tempuh antara jarak dari zona asal ke zona
tujuan melalui rute yang direncanakan dengan shortest path

4. Jenis rute
▪ Perencanaan rute
didasarkan pada
tujuan dari angkutan RITK / RIK
Data Tata Guna Lahan
umum: Data Penduduk
1. Commuting travel
2. Shopping travel, Potensi Perjalanan
3. Recreational
travel, dll
Kebutuhan Angkutan

▪ Konsep perencanaan
rute: Kendaraan Umum Kendaraan Pribadi

1. Meminimalkan
waktu tunggu Kriteria
Jaringan Trayek
Pelayanan
2. Memaksimalkan
nilai load factor
3. Meminimalkan Jaringan Trayek
waktu perjalanan
4. Meminimalkan RDBWK

jumlah transfer
Tipe Rute
Panjang Trayek Angkutan Umum Perkotaan
(Berdasarkan Klasifikasi Trayek, Ukuran Kota dan Waktu Perjalanan PP)

Klasifikasi Trayek Sedang Kecil

Utama X X
Cabang < 1 jam X

Ranting 0,75 jam < 1 jam

Langsung X X

11
Perencanaan rute tumpang tindih dan Penyimpangan Trayek

Tumpang tindih trayek dapat


diterima dengan kriteria: Kriteria Sedang Kecil

• Selang waktu antara bus yang


berhimpitan trayeknya lebih 20-25%
besar dari 3 menit di jam 15-20% dari
dari total
Tumpang Tindih total panjang
puncak dan 6 – 8 menit diluar panjang
trayek
jam sibuk. trayek

• Load faktor pada lintasan yang


tumpang tindih lebih besar dari 10-15%
5-10% dari
60 persen, rata- rata 70 %. Tingkat dari total
total waktu
Penyimpangan waktu
• Panjang lintasan yang tumpang perjalanan
perjalanan
tindih tidak boleh melebihi 50
persen dari panjang lintasan.

12
Cara Sederhana Menentukan Rute

1. Tentukan zona-zona yang akan dilayani oleh angkutan umum (zona


yang nilai bangkitan dan tarikannya besar - tahap trip generation)
2. Identifikasi semua ruas jalan yang menghubungkan antar zona
tersebut
3. Menentukan rute angkutan umumnya (dengan beberapa syarat
seperti waktu tempuh tercepat, jumlah transfer, dll.)
4. Mengidentifikasi data matriks asal tujuan (tahap trip distribution),
apakah jumlah pergerakan (OD matriks) yang besar dapat dilayani
oleh rute yang sudah ditentukan secara langsung (tanpa transfer) ?
5. Jika sudah, maka rute sudah cukup efektif
6. Jika belum, maka bisa dengan merubah rute yang sudah ditentukan
atau menambahkan rute baru (tergantung besarnya demand)

13
CONTOH
▪ Setelah melewati tahap 1 dan 2, maka ditentukan zona dan ruas jalan adalah
sebagai berikut

Pool bus
5
1 2

25
10 16
3

▪ Tentukan rute angkutan umumnya, jika:


1. Maksimal waktu perjalanan 30 menit/rute
2. Rute tidak memutar
3. Maksimal deviasi dari waktu perjalanan tercepat (shortest path) 40%
4. Antar rute tidak boleh saling bersinggungan
5. Maksimal transfer 1 kali
Langkah 1: Menentukan rute yang mungkin dari syarat 1 dan 2

No Rute Node yang dilalui (rute berlawanan) Waktu Perjalanan


1 1 – 2 (2 – 1) 5
2 1 – 2 – 3 (3 – 2 – 1) 30
3 1 – 2 – 3 – 4 (4 – 3 – 2 – 1) 46
4 1 – 3 (3 – 1) 10
5 1 – 3 – 2 (2 – 3 – 1) 35
6 1 – 3 – 4 (4 – 3 – 1) 26
7 1 – 2 – 3 – 1 (-) 40
8 1 – 3 – 2 – 1 (-) 40

Syarat 1 dan 2
▪ Rute tidak memutar = 1, 2, 3, 4, 5, 6
▪ Waktu perjalanan/rute kurang dari 30 menit = 1, 2, 4, 6

Anda mungkin juga menyukai