Anda di halaman 1dari 35

ANALISIS KINERJA SISTEM ANGKUTAN

UMUM

SABRINA HANDAYANI, S.Si.T, MT


PERANGKINGAN DENGAN
METODE SEDERHANA
PERANGKINGAN DARI SEGI PENUMPANG
1
2
3
Dst
Indikator Perangkingan dari segi
Penumpang :
• Frekuensi (Peak dan Off Peak),
• Load Factor dalam % (Peak dan Off Peak),
• Umur Kendaraan
• Tingkat Perpindahan (jumlah
perpindahan/jumlah sampel wawancara x
100%).
FREKUENSI
• Frekuensi mempengaruhi waktu tunggu rata-rata.
• Penumpang mengharapkan frekuensi pelayanan yang tinggi sehingga waktu
menunggu rendah, terutama pada saat kebutuhan akan jasa angkutan
memuncak.
• Untuk pelayanan dalam kota dianjurkan frekuensi pada jam sibuk sebaiknya
12 kendaraan/jam atau headway rata – rata sebesar 5 menit.
• Jadi apabila frekuensi suatu trayek 12 kendaraan/jam atau lebih pada jam
sibuk maka pelayanan trayek tersebut dikatakan tidak ada masalah.
• Untuk waktu off peak (di luar jam sibuk) frekuensi rata- rata 6 kendaraan/jam
atau headway rata –rata 10 menit. Jadi apabila frekuensi di luar jam sibuk
pada suatu trayek sebesar 6 kendaraan/jam atau lebih maka dikatakan tidak
ada masalah.

Kesimpulan :
• Frekuensi peak ≥ 12 kendaraan/jam (BAIK/BAGUS/TIDAK ADA MASALAH)
• Frekuensi off peak ≥ 6 kendaraan/jam (BAIK/BAGUS/TIDAK ADA MASALAH)
LOAD FACTOR
• Penumpang lebih senang factor muat yang
rendah, yang dapat diartikan bahwa selalu
tersedia tempat duduk bagi mereka dan
perjalanannya lebih nyaman pada tingkat
pemuatan yang rendah minimum 70%.

Kesimpulan :
 Load Factor ≥ 70 %
TINGKAT PERPINDAHAN
• Dari segi penumpang pelayanan angkutan umum yang
baik jika suatu trayek melayani secara langsung
penumpang tersebut dari asal ke tujuan perjalanannya
tanpa adanya perpindahan antar moda angkutan maupun
antar pelayanan trayek.
• Apabila harus berpindah maka keseluruhan waktu
perjalanannya akan makin lama dan harus mengeluarkan
biaya yang lebih banyak.
• Menurut bank dunia standar tingkat perpindahan
penumpang adalah ≤ 50 %. Apabila lebih dari 50 % maka
dikatakan pelayanan trayek tersebut bermasalah.
UMUR KENDARAAN
• Kendaraan baru memiliki keuntungan potensial
kepada penumpang dibandingkan kendaraan
tua, oleh karena itu kendaraan baru lebih
memungkinkan untuk memberikan pelayanan
yang lebih nyaman, lebih dapat diandalkan dan
lebih aman
• Standarnya umur rata – rata kendaraan 5
tahun, apabila lebih dari 5 tahun mak trayek
tersebut bermasalah.
CONTOH HASIL ANALISA DATA

Bagaimana CARA perangkingannya???


CATATAN
• FREKUENSI (KEND/JAM) PEAK (≥ 12 diberi nilai 0 dan < 12 diberi nilai 12 – x)
• FREKUENSI (KEND/JAM) OFF PEAK (≥ 6 diberi nilai 0 dan < 6 diberi nilai 6 – x)
• LOAD FACTOR (%) PEAK (> 90% diberi nilai 1 tiap 10% dan ≤ 90% diberi nilai
0)
• LOAD FACTOR (%) OFF PEAK (> 70% diberi nilai 1 tiap 10% dan ≤ 70% diberi
nilai 0)
• TINGKAT PERPINDAHAN (> 50% diberi nilai 1 tiap 10% dan ≤ 50% diberi nilai
0)
• RATA – RATA UMUR KENDARAAN (> 5 tahun diberi nilai x-5 dan ≤ 5 tahun
diberi nilai 0)
• JADI : SEMAKIN BESAR NILAI SEMAKIN BERMASALAH/TIDAK MEMUASKAN
dan SEMAKIN MENDEKATI NILAI 0 SEMAKIN BAIK/MEMUASKAN
INDIKATOR YANG DIGUNAKAN
KODE FREKUENSI LOAD FACTOR TINGKAT RATA-RATA TOTAL
NO RANGKING
TRAYEK PEAK NILAI OFF PEAK NILAI PEAK NILAI OFF PEAK NILAI PERPINDAHAN NILAI UMUR KENDARAAN NILAI NILAI
(KEND/JAM) (KEND/JAM) (%) (%) (%) (TAHUN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 A 66 0 35 0 43,9 0 14,8 0 51 0,1 10 5 5,1 3
2 B 30 0 9 0 50,3 0 4,5 0 23 0 8,5 3,5 3,5 1
3 C 11 1 2 4 82,9 0 8,9 0 40 0 10 5 10 4
4 D 23 0 13 0 34,9 0 5,9 0 20 0 9,5 4,5 4,5 2
5 E 5 7 3 3 100 1 28,6 0 21 0 12 7 18 5

RANGKING 1 KINERJA DARI


SEGI PENUMPANG PALING
BAGUS
(MEMUASKAN/TIDAK ADA
MASALAH)
KESIMPULAN PERANGKINGAN DARI SEGI
PENUMPANG

• PERINGKAT/RANGKING 1 (TRAYEK B MARTAPURA – CEMPAKA)


• PERINGKAT/RANGKING 2 (TRAYEK D MARTAPURA – MATARAMAN)
• PERINGKAT/RANGKING 3 (TRAYEK A MARTAPURA –
LIANGANGGANG)
• PERINGKAT/RANGKING 4 (TRAYEK C MARTAPURA – RIAM KANAN)
• PERINGKAT/RANGKING 5 (TRAYEK E MARTAPURA – SEI TABUK)

JADI RANGKING 1 PALING BAGUS/MEMUASKAN/TIDAK ADA


MASALAH DAN RANGKING 5 PALING JELEK/TIDAK
MEMUASKAN/BERMASALAH
PERANGKINGAN DARI SEGI OPERATOR
1
2
3
Dst
Perangkingan dari segi Operator :
• Penumpang rata – rata tiap perjalanan (penumpang rata – rata
per perjalanan/kapasitas angkut kendaraan),
• Tingkat kemerataan penumpang (permintaan pada waktu
sibuk/permintaan di luar jam sibuk),
• Pendapatan penumpang/km (Rp) (rata-rata penumpang per km
x tarif /panjang trayek)
Nb :
penumpang rata – rata/kendaraan ( load factor (%) x kapasitas
kendaraan) ;
jumlah permintaan penumpang (penumpang rata – rata per
kendaraan x frekuensi) ;
rata –rata penumpang per km (jumlah penumpang per
km/jumlah ruas)
Pendapatan Penumpang Per Kilometer

• Semakin besar pendapatan penumpang per


kilometer dibandingkan dengan pendapatan
penumpang per kilometer semua trayek maka
akan memberikan keuntungan bagi operator
dalam menjalankan roda usaha angkutan
tersebut.
Penumpang Rata – Rata Tiap Perjalanan

• Semakin besar jumlah penumpang rata – rata


tiap perjalanan maka akan berimbas kepada
faktor muat yang besar (mencapai standar
load faktor 70%) sehingga memberikan
keuntungan bagi operator.
Tingkat Kemerataan Penumpang
• Bagu operator trayek – trayek yang
permintaannya merata sepanjang hari lebih
menguntungkan.
• Permintaan yang stabil/merata
memungkinkan para operator mencapai faktor
muat yang tinggi sepanjang hari.
CONTOH HASIL ANALISA DATA

Bagaimana CARA perangkingannya???


CATATAN
• Penumpang tiap perjalanan (PNP/KAPASITAS) APABILA ≥
1 MAKA NILAI 0 DAN APABILA < 1 MAKA NILAI = (1-X)*10
• Tingkat Kemerataan Penumpang (permintaan pada
waktu sibuk/permintaan di luar jam sibuk) APABILA ≤ 2
MAKA NILAI 0 DAN APABILA > 2 MAKA NILAI = (x-2)
• Pendapatan Penumpang Per Km (rata-rata penumpang
per km x tarif /panjang trayek) MAKA NILAI 1 UNTUK
POSITIF TERBESAR DAN SELANJUTNYA 2,3,DST UNTUK
POSITIF YANG SEMAKIN KECIL/ NEGATIF YANG SEMAKIN
BESAR
INDIKATOR YANG DIGUNAKAN
PENDAPATAN
KAPA PENUMPANG
KODE TINGKAT PENDAPATAN RATA - RATA TOTAL
NO SITA RATA-RATA PENUMPANG/ PENYIMPANGAN RANGKING
TRAYEK NILAI KEMERATAAN NILAI PENUMPANG PNP PER KM NILAI NILAI
S TIAP KAPASITAS DARI RATA-RATA
PENUMPANG PER KM SEMUA
PERJALANAN
TRAYEK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 A 14 12,63 0,90 0,98 2,41 0,41 2226,6 4267,12 -2040,52 3 4,3886 2
2 B 14 20,33 1,45 0 2,19 0,19 7888,52 4267,12 3621,40 1 1,19 1
3 C 14 30,67 2,19 0 5,26 3,26 2686,25 4267,12 -1580,87 2 5,26 3

RANGKING 1 KINERJA DARI


SEGI POPERATOR PALING
BAGUS (TIDAK ADA
MASALAH)
KESIMPULAN PERANGKINGAN DARI SEGI
OPERATOR

• PERINGKAT/RANGKING 1 (TRAYEK B MARTAPURA –


CEMPAKA)
• PERINGKAT/RANGKING 2 (TRAYEK A MARTAPURA –
LIANGANGGANG)
• PERINGKAT/RANGKING 3 (TRAYEK C MARTAPURA –
RIAMKANAN)

JADI RANGKING 1 PALING BAGUS/TIDAK ADA MASALAH


DAN RANGKING 3 PALING JELEK/BERMASALAH
PERANGKINGAN DARI SEGI PEMERINTAH
1
2
3
Dst
Perangkingan dari segi Pemerintah :
• Tingkat Penyimpangan Trayek ( panjang
penyimpangan trayek/panjang trayek x 100%),
• Tingkat Tumpang Tindih Trayek (panjang tumpang
tindih/panjang trayek x 100%),
• Tingkat Operasi Kendaraan (kendaraan yang
beroperasi/ kendaraan menurut izin x 100%),
Tingkat Penyimpangan Trayek
• Penyimpangan trayek adalah penyimpangan yang
dilakukan oleh suatu trayek dimana tidak mengikuti
rute yang ditetapkan oleh pemerintah.
• Terdapat 2 penyimpangan trayek yaitu trayek
tersebut menjadi lebih panjang atau pendek dari
ketentuan trayek sesuai ijin yang dikeluarkan
pemerintah.
• Semakin besar prosentase tingkat penyimpangan
maka menandakan trayek tersebut memiliki kinerja
yang buruk.
Tingkat Tumpang Tindih
• Tumpang tindih trayek yaitu dua atau lebih
trayek yang berbeda mempunyai lintasan rute
yang hampir seluruh bagian sama.
• Semakin tinggi prosentase tingkat tumpang
tindih trayek maka kinerja pelayanan angkutan
tersebut semakin buruk.
Tingkat Operasi Kendaraan
• Trayek yang mempunyai tingkat operasi
kendaraan dengan prosentase yang besar
mendekati 100% berarti memiliki kualitas
pelayanan yang baik, tetapi apabila lebih dari
100% atau prosentasenya jauh kurang dari
100% maka kualitas pelayanannya buruk/jelek.
CONTOH HASIL ANALISA DATA

Bagaimana CARA perangkingannya???


CATATAN
• Tingkat Penyimpangan Trayek ( penjang penyimpangan
trayek/panjang trayek x 100%) , PROSENTASE TERKECIL DIBERI
NILAI 1 DAN UNTUK PROSENTASE SAMPAI YANG TERBESAR
DIBERI NILAI 2,3,4,5,DST
• Tingkat Tumpang Tindih Trayek (panjang tumpang
tindih/panjang trayek x 100%), PROSENTASE TERKECIL DIBERI
NILAI 1 DAN UNTUK PROSENTASE SAMPAI YANG TERBESAR
DIBERI NILAI 2,3,4,5,DST
• Tingkat Operasi Kendaraan (kendaraan yang beroperasi/
kendaraan menurut izin x 100%), PROSENTASE TERBESAR DIBERI
NILAI 1 DAN UNTUK PROSENTASE SAMPAI YANG TERKECIL
DIBERI NILAI 2,3,4,5,DST
INDIKATOR YANG DIGUNAKAN
TINGKAT
KODE TINGKAT TOTAL
NO TINGKAT TUMPANG RANGKING
TRAYEK NILAI NILAI PENYIMPANGAN NILAI NILAI
OPERASI (% ) TINDIH
(% )
TRAYEK (% )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A 87,9 1 22,5 2 0 1 4 1
2 B 76,1 2 37,5 3 50 4 9 3
3 C 75,6 3 41,4 4 0 1 8 2
4 D 51,1 4 100 5 12,7 2 11 4
5 E 39,1 5 1,3 1 21,4 3 9 3

RANGKING 1 KINERJA DARI


SEGI PEMERINTAH PALING
BAGUS (HAMPIR TIDAK
ADA MASALAH)
KESIMPULAN PERANGKINGAN DARI SEGI
PEMERINTAH

• PERINGKAT/RANGKING 1 (TRAYEK A MARTAPURA –


LIANGANGGANG)
• PERINGKAT/RANGKING 2 (TRAYEK C MARTAPURA – RIAM KANAN)
• PERINGKAT/RANGKING 3 (TRAYEK B MARTAPURA – CEMPAKA
DAN TRAYEK E MARTAPURA – SEI TABUK)
• PERINGKAT/RANGKING 4 (TRAYEK D MARTAPURA –
MATARAMAN)

JADI RANGKING 1 PALING BAGUS/HAMPIR TIDAK ADA MASALAH


DAN RANGKING 4 PALING JELEK/BERMASALAH
SEKIAN & TERIMAKASIH
PEDOMAN TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN PENUMPANG
UMUM DI WILAYAH PERKOTAAN DALAM TRAYEK TETAP DAN TERATUR
(SK DIRJEN 274 TAHUN 1996)

Anda mungkin juga menyukai