PERMASALAHAN PELAYANAN
TRAYEK ANGKUTAN UMUM
Manajemen Angkutan Umum
PEMERINTAH
01
PERINGKATAN DARI
SEGI PENUMPANG
Indikator pelayanan umum angkutan umum dari sisi
penumpang
TINGKAT
PERPINDAHAN 3 4 UMUR
KENDARAAN
1. Frekuensi
Frekuensi mempengaruhi waktu tunggu rata-rata.
■ Penumpang mengharapkan frekuensi pelayanan yang tinggi sehingga waktu menunggu rendah,
terutama pada saat kebutuhan akan jasa angkutan memuncak.
■ Untuk pelayanan dalam kota dianjurkan frekuensi pada jam sibuk sebaiknya 12 kendaraan/jam atau
headway rata – rata sebesar 5 menit.
■ Jadi apabila frekuensi suatu trayek 12 kendaraan/jam atau lebih pada jam sibuk maka pelayanan
trayek tersebut dikatakan tidak ada masalah.
■ Untuk waktu off peak (di luar jam sibuk) frekuensi rata- rata 6 kendaraan/jam atau headway rata –rata
10 menit. Jadi apabila frekuensi di luar jam sibuk pada suatu trayek sebesar 6 kendaraan/jam atau
lebih maka dikatakan tidak ada masalah.
Kesimpulan
• Frekuensi peak ≥ 12 kendaraan/jam (BAIK/BAGUS/TIDAK ADA MASALAH)
• Frekuensi off peak ≥ 6 kendaraan/jam (BAIK/BAGUS/TIDAK ADA MASALAH)
2. LOAD FACTOR
Kesimpulan
• Load Factor ≥ 70 %
3. TINGKAT PERPINDAHAN
■ Dari segi penumpang pelayanan angkutan umum yang baik jika suatu trayek
melayani secara langsung penumpang tersebut dari asal ke tujuan
perjalanannya tanpa adanya perpindahan antar moda angkutan maupun antar
pelayanan trayek.
■ Apabila harus berpindah maka keseluruhan waktu perjalanannya akan makin
lama dan harus mengeluarkan biaya yang lebih banyak.
2
Pendapatan Penumpang Per
Penumpang Rata – Rata Tiap
Perjalanan
Penumpang Rata – Rata/Kendaraan
( Load Factor (%) X Kapasitas Kendaraan)
2
Tingkat Tumpang Tindih
1. Tingkat Penyimpangan Trayek
■ Penyimpangan trayek adalah penyimpangan yang dilakukan oleh suatu trayek dimana
tidak mengikuti rute yang ditetapkan oleh pemerintah.
■ Terdapat 2 penyimpangan trayek yaitu trayek tersebut menjadi lebih panjang atau
pendek dari ketentuan trayek sesuai ijin yang dikeluarkan pemerintah.
■ Semakin besar prosentase tingkat penyimpangan maka menandakan trayek tersebut
memiliki kinerja yang buruk.
■ Tumpang tindih trayek yaitu dua atau lebih trayek yang berbeda
mempunyai lintasan rute yang hampir seluruh bagian sama.
■ Semakin tinggi prosentase tingkat tumpang tindih trayek maka
kinerja pelayanan angkutan tersebut semakin buruk.
NOTE :
Semakin besar nilai semakin bermasalah/tidak memuaskan dan semakin mendekati nilai 0
semakin baik/memuaskan
penyelesaian
INDIKATOR YANG DIGUNAKAN
KODE FREKUENSI LOAD FACTOR TINGKAT RATA-RATA TOTAL
NO RANGKING
TRAYEK PEAK NILAI OFF PEAK NILAI PEAK NILAI OFF PEAK NILAI PERPINDAHAN NILAI UMUR KENDARAAN NILAI NILAI
(KEND/JAM) (KEND/JAM) (%) (%) (%) (TAHUN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 A 66 0 35 0 43,9 0 14,8 0 51 0,1 10 5 5,1 3
2 B 30 0 9 0 50,3 0 4,5 0 23 0 8,5 3,5 3,5 1
3 C 11 1 2 4 82,9 0 8,9 0 40 0 10 5 10 4
4 D 23 0 13 0 34,9 0 5,9 0 20 0 9,5 4,5 4,5 2
5 E 5 7 3 3 100 1 28,6 0 21 0 12 7 18 5
kesimpulan
Peringkat/rangking 1 (trayek b martapura – cempaka)
Peringkat/rangking 2 (trayek d martapura – mataraman)
Peringkat/rangking 3 (trayek a martapura – lianganggang)
Peringkat/rangking 4 (trayek c martapura – riam kanan)
Peringkat/rangking 5 (trayek e martapura – sei tabuk)
Jadi rangking 1 paling bagus/hampir tidak ada masalah dan rangking 4 paling
jelek/bermasalah
Thank You