PERENCANAAN
ANGGOTA KELOMPOK
11. Ida Bagus Made Oka Sarjana Wedanta (2015124074
12. Kadek Krisna Dewi (2015124078)
13. I Wayan Wahyu Wintara (2015124086)
14. I Putu Kusuma Adi Permana (2015124098)
15. I Putu Agus Sefta Rai Saputra (2015124106)
Presentation title 3
PARAMETER PERENCANAAN
1. Kendaraan rencana
2. Kecepatan rencana
3. Volume kendaraan
4. Kapasitas jalan dan tingkat pelayanan yang
diberikan oleh jalan
5. Jarak pandangan
Presentation title 5
KENDARAAN RENCANA
• Merupakan suatu keperluan perencanaan, yang dimana setiap kelompok kendaraan diwakili oleh satu ukuran
standar. Kendaraan rencana ini dipakai sebagai dasar untuk merencanakan bagian-bagian dari jalan. Ukuran lebar
dari kendaraan akan mempengaruhi lebar lajur yang dibutuhkan, sifat membelok kendaraan akan mempengaruhi
perencanaan tikungan dan lebar median dimana mobil diijinkan untuk memutar arah ( U Turn ).
Presentation title 6
Presentation title 7
KECEPATAN RENCANA
• Kecepatan rencana adalah kecepatan yang dipilih untuk perencanaan setiap bagian jalan raya, baik secara langsung
seperti tikungan, kemiringan jalan dan jarak pandang, maupun secara tidak langsung seperti lebar lajur, lebar bahu
dan kebebasan melintang.
Presentation title 8
Lalu lintas harian rata-rata (volume lalu lintas rata-rata per hari)
Diperoleh data dari :
Diperlukan karena arus lalu lintas bervariasi dari jam ke jam berikutnya, maka untuk perencanaan dipakai volume
lalu lintas dalam 1 jam.
Volume lalu lintas selama 1 jam yang dapat dipakai sebagai VJP haruslah sedemikian rupa sehingga :
1. Volume tersebut tidak boleh terlalu sering terdapat pada distribusi arus lalu lintas setiap jam untuk periode 1
tahun.
2. Apabila terdapat volume lalu lintas per jam yang melebihi volume jam perencanaan, maka kelebihan tersebut
tidak boleh mempunyai nilai yang terlalu besar.
3. Volume tersebut tidak boleh mempunyai nilai yang sangat besar, sehingga tidak mengakibatkan jalan menjadi
lenggang dan membutuhkan biaya konstruksi yang besar.
Presentation title 13
Kapasitas
Merupakan jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu penampang jalan pada jalur jalan selama 1 jam
dengan kondisi arus lalu lintas tertentu.
Perbedaan :
VJP : menunjukkan volume lalu lintas yang direncanakan akan melintasi suatu penampang jalan selama 1 jam.
Kapasitas : menunjukkan volume lalu lintas yang maksimum yang dapat melintasi penampang jalan tersebut dalam 1
jam.
Presentation title 14
TINGKAT PELAYANAN
Lebar lajur yang dibutuhkan akan lebih lebar jika tingkat pelayanan dari jalan diharapkan lebih tinggi. Disamping itu,
kebebasan bergerak yang dirasakan oleh pengemudi akan lebih baik pada jalan-jalan dengan kebebasan samping yang
memadai. Artinya, untuk mendapatkan tingkat pelayanan yang lebih tinggi, akan dibutuhkan daerah manfaat jalan
yang lebih lebar pula.
Tingkat Pelayanan adalah gambaran tingkat keamanan dan kenyamanan yang dapat diberikan oleh jalan kepada
pemakai jalan, yang dinyatakan dengan perbandingan antara volume lalu lintas yang melewati suatu penampang jalan
dengan kapasitas jalan tersebut.
Tingkat Pelayanan dari suatu ruas jalan akan lebih mudah dipahami dengan menunjukkan nilai perbandingan
antara Volume dengan Kapasitasnya ( V/C ). Semakin tinggi nilai V/C nya, maka dapat dikatakan suatu ruas
jalan akan semakin tidak nyaman. Jalan pertama mempunyai nilai V/C = 0,5 sedangkan jalan kedua mempunyai
nilai V/C = 0,67.
Presentation title 15
JARAK PANDANGAN
Jarak pandangan adalah panjang jalan di depan kendaraan yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh
pengemudi.
Jarak pandangan berguna untuk :
1. Menghindarkan terjadinya tabrakan yang dapat membahayakan kendaraan dan manusia akibat
adanya benda berukuran besar, kendaraan yang sedang berhenti, pejalan kaki atau hewan pada lajur
jalannya.
2. Memberi kemungkinan untuk mendahului kendaraan lain yang bergerak dengan kecepatan yang
lebih rendah dengan mempergunakan lajur di sebelahnya.
3. Menambah efisiensi jalan tersebut, sehingga volume pelayanan dapat dicapai semaksimal mungkin.
4. Sebagai pedoman bagi pengatur lalu lintas untuk menempatkan rambu-rambu lalu lintas yang
diperlukan pada setiap segmen jalan
Presentation title 16
1. Jarak Pandangan Henti, yaitu jarak yang dibutuhkan oleh pengemudi untuk menghentikan kendaraannya setelah
melihat adanya rintangan pada lajur jalannya. Jarak pandangan henti minimum merupakan jarak yang ditempuh
pengemudi selama menyadari adanya rintangan sampai menginjak rem, ditambah jarak untuk mengerem. PIEV
adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses deteksi, pengenalan dan pengambilan keputusan. Besarnya waktu ini
dipengaruhi oleh kondisi jalan, mental pengemudi, kebiasaan, keadaan cuaca, penerangan dan kondisi fisik
pengemudi.
Presentation title 17
Untuk perencanaan, AASHTO ’90 mengambil waktu PIEV sebesar 1,5 detik. Setelah pengemudi mengambil
keputusan untuk menginjak rem, maka pengemudi membutuhkan waktu sampai dia menginjak pedal rem. Rata-rata
pengemudi membutuhkan waktu sebesar 0,5 detik. Untuk perencanaan diambil sebesar 1 detik. Sehingga total waktu
yang dibutuhkan oleh pengemudi dari saat dia melihat rintangan sampai menginjak pedal rem ( waktu reaksi ) adalah
2,5 detik. Jarak yang ditempuh selama waktu tersebut adalah d1 meter, atau dinyatakan dalam bentuk persamaan :
d1 = V . t meter
= 0,278 V.t ; dimana V dalam km/jam dan t dalam detik
Presentation title 18
Jarak mengerem ( d2 ) adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan, dari saat menginjak pedal rem sampai kendaraan
itu berhenti. Dengan memperhitungkan gesekan antara ban dengan muka jalan, maka :
sehingga :
d2 = V2 / ( 254 fm ) meter
Total Jarak Pandangan Henti minimum ( d ) = d1 + d2 = 0,278 V.t + V2 / ( 254 fm ) meter
19
Berdasarkan berbagai nilai kecepatan dan koefisien gesekan memanjang, didapat berbagai
jarak pandangan henti minimum, seperti pada tabel dibawah ini :
Presentation title 20
Pada jalan berlandai, komponen berat kendaraan yang sejajar dengan permukaan jalan berpengaruh terhadap jarak
pengereman. Pada jalan yang menurun, jarak pengereman akan semakin panjang sedangkan pada jalan yang mendaki,
jarak pengereman semakin pendek.
Untuk menentukan besarnya d2, berlaku persamaan :
Untuk jalan 2 arah tak terpisah, untuk landai menurun, jarak mengerem = jarak mengerem untuk jalan datar.
Untuk jalan 1 arah, jarak mengerem harus dipertimbangkan terhadap landai yang ada.
Presentation title 21
2. Jarak Pandangan Menyiap, yaitu jarak yang diperlukan untuk dapat menyiap kendaraan lain yang berada pada
lajur jalannya dengan menggunakan lajur untuk arah yang berlawanan. Jarak pandangan menyiap standar dihitung
berdasarkan panjang jalan yang dibutuhkan untuk dapat melakukan gerakan menyiap dengan sempurna dan aman,
berdasarkan asumsi yang diambil.
22
Dimana :
d1 = Jarak yang ditempuh selama waktu reaksi oleh kendaraan yang akan menyiap dan membawa kendaraannya yang hendak membelok ke lajur
kanan.
d2 = Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang menyiap selama berada di lajur kanan.
d3 = Jarak bebas yang harus ada antara kendaraan yang menyiap dengan kendaraan yang berlawanan arah setelah gerakan menyiap selesai
dilakukan.
d4 = jatak yang ditempuh oleh kendaraan yang berlawanan arah selama 2/3 dari waktu yang diperlukan oleh kendaraan yang menyiap berada
pada lajur sebelah kanan atau sama dengan 2/3 d2
Presentation title 23
Untuk berbagai kecepatan rencana, jarak pandangan menyiap dapat dilihat pada Tabel 3.5
Presentation title 24
Frekuensi pengadaan jarak pandangan menyiap pada seluruh panjang jalan akan sangat mempengaruhi volume
pelayanan dari jalan tersebut. Keadaan topografi dan kecepatan rencana mempengaruhi pengadaan jarak pandangan
menyiap. Seorang perencana akhirnya haruslah membandingkan efisiensi dari pemenuhan jarak pandangan menyiap
dengan biaya pembangunan jalan yang disesuaikan dengan fungsi jalan. Bina Marga ( luar kota ) menyarankan
sekurang-kurangnya 10 % dari panjang seluruh jalan harus mempunyai jarak pandang menyiap.
Presentation title 25
Presentation title 26
THANK YOU