Anda di halaman 1dari 42

Politeknik

Negeri Bandung

REKOMENDASI TEKNIS
RUMAH MAKAN
ASEP SEMANGKA
Kelompok 3 :
Muhamad Faisal A.
Muhammad Septa S.
Mutiara Inayati F.
Prima Viryal A.D.P.
Lokasi Rencana
Pembangunan Restoran

Rencana pembangunan Rumah Makan


Asep Semangka direncanakan akan
dibangun di Jalan Aruna, Husen
Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat
dengan luas sebesar 6975 m2.
Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

Kawasan ini terdapat pada


area kepadatan penduduk
sedang dan termasuk
rencana pengembangan
kawasan perdagangan.
Fasilitas
Restoran

Lahan Parkir : Mobil, Motor dan Bus


Kapasitas Kursi : 256 Kursi
Ruang Rapat dan Ruang VIP
Mushola.
Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat pada sekitar area pembangunan berada pada kondisi
sosial dan ekonomi menengah.

Kondisi Lalu Lintas


Lalu lintas pada ruas jalan yang terpengaruh oleh area
pembangunan dinilai sedang. Hanya ada aktivitas perkantoran serta
pasar.
Kondisi Fisik
Sarana dan Prasarana
Lokasi rencana pembangunan restaurant
sangat dekat dengan fasilitas umum
seperti bandara, stasiun dan terminal.
Kondisi jalan eksisting dinilai kurang layak
karena terdapat kekurangan perlengkapan
jalan seperti marka jalan yang sudah tidak
ada dan minimnya rambu yang terpasang
Kondisi Lalu Lintas
Sekitar Area Pembangunan

Kondisi lalu lintas sekitar area


pembangunan sedang. Padat ketika pagi
dan sore hari. Mayoritas kendaraan niaga
yang melintas.
Kondisi Prasarana Jalan

Nama Jalan Jalan Aruna

Tipe Jalan 1/2 UD

Lebar Lajur 3,5 Meter

Fungsi Jalan Kolektor Sekunder

Status Jalan Jalan Kota

Kelas Jalan Kelas Jalan III


Kondisi Prasarana Jalan
Potongan Melintang Jalan
Kondisi Lalu Lintas Eksisting
Volume Lalu Lintas
Menurut PKJI 2014, semua nilai arus lalu lintas diubah menjadi satuan
kendaraan ringan dengan menggunakan ekivalensi kendaraan ringan (ekr).
Bobot nilai ekivalensi kendaraan ringan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel ekivalen kendaraan ringan untuk jalan terbagi


Sumber : PKJI, 2014

Untuk kepentingan analisis, kendaraan yang disurvei diklasifikasikan sebagai berikut:


a. Kendaraan ringan (KR) yang terdiri dari mobil penumpang, jeep, sedan, bus mini, pick up, dll;
b. Kendaraan berat (KB), berdiri dari bus dan truk; dan
c. Sepeda motor (SM).

Berdasarkan jurnal yang penulis dapatkan, arus lalu lintas pada ruas Jalan Aruna ini pada tahun 2021 sebesar 1704
smp/jam.
Kondisi Lalu Lintas Eksisting
Gerakan Membelok

Kendaraan yang membelok dari arah Jalan Jatayu, Jalan Arjuna dan Jalan Pajajaran tersebut yang kemungkinan akan terjadi
antrian dan tundaan di sekitar area pembangunan.
Kondisi Lalu Lintas Eksisting
Kecepatan rata-rata kendaraan dan waktu tempuh perjalanan
Persamaan hubungan antar waktu tempuh, kecepatan tempuh dan panjang segmen dapat dihitung sebagai berikut.
WT = L/VT
Keterangan:
WT = Waktu tempuh rata-rata kendaraan ringan (jam)
L = Panjang segmen (km)
VT = Kecepatan tempuh atau kecepatan rata-rata KR (km/jam)

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 26 Th. 1985 tentang jalan. Kecepatan rata-rata kendaraan pada
Jalan Aruna adalah 40 hingga 60 km/jam dengan waktu perjalanan estimasi yang dilakukan dengan mempertimbangkan
volume kendaraan yang melintasi adalah sebesar 40 km/jam. Hal tersebut telah sesuai dengan yang ada pada peraturan.
Kondisi Lalu Lintas Eksisting
Okupasi Jalan
Okupasi jalan harus diatur dan diawasi sesuai dengan hukum dan aturan lalu
lintas yang berlaku. Penggunaan jalan yang aman dan efisien penting untuk
menjaga keselamatan semua pengguna jalan, termasuk pejalan kaki,
pengendara sepeda, dan pengemudi kendaraan bermotor. Pada Jalan Aruna
dan sekitarnya, okupasi jalan mencakup berbagai jenis aktivitas, seperti
penggunaan kendaraan pribadi dan komersial serta penggunaan fasilitas
umum, lahan parkir, pusat perdagangan seperti pedagang kaki lima atau pasar.
Juga pemeliharaan atau pekerjaan konstruksi jalan, dimana jalan tersebut
dapat digunakan oleh alat berat, pekerja, dan peralatan konstruksi.
Kondisi Lalu Lintas Eksisting
Tingkat Pelayanan Jalan
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan umum dan
Perumahan Rakyat No 5 Tahun 2023 dan MKJI 1997, Nilai
Derajat Kejenuhan mencerminkan kuantitas pelayanan jalan
yang berkaitan dengan kemampuan jalan mengalirkan arus
lalu lintas.
Derajat kejenuhan didapatkan dari arus lalu lintas dibagi kapasitas.
Derajat Kejenuhan Kondisi
DS = Q/C
≤0,85 Baik
=2495 / 2494
= 1,004
Perlu dipertimbangkan
Dari perhitungan yang di dapat, dengan derajat kejenuhan pada jalan
>0,85 peningkatan kapasitas eksisting yaitu Jalan Aruna dan sekitarnya memiliki DS >0,85 sehingga
segmen perlu dilakukan peningkatan kapasitas segmen, seperti pelebaran jalan.
Kondisi Lalu Lintas Eksisting
Pejalan Kaki dan Sepeda
Sepanjang jalan eksisting dan sekitarnya, biasa terlihat Pejalan kaki dan Sepeda. Pada Jalan Eksisting dan sekitar nya tidak
dijumpai fasilitas khusus bagi pejalan kaki dan sepeda, seperti jalan khusus sepeda, trotoar atau zebra cross. Sehingga perlu
dilakukan penambahan fasilitas bagi pengguna jalan khususnya pejalan kaki dan Pesepeda di area jalan eksisting lokasi
pembangunan.
Kondisi Angkutan Jalan

Pada ruas jalan aruna termasuk ruas jalan yang


angkutan jalannya rendah. Hanya ada angkutan kota
yang melewati ruas Jalan Aruna. Perlu ada
penambahan angkutan jalan yang melalui ruas jalan
aruna.
Kondisi Angkutan Jalan

Faktor muat (load factor) merupakan perbandingan antara kapasitas


terjual dan kapasitas tersedia untuk satu perjalanan yang dinyatakan
dalam persen (%). Standar yang ditetapkan untuk nilai load factor antara
70% - 110%.

Jalan Aruna merupakan jalan dengan kelas II dan dapat


dilalui oleh kendaraan bermotor dengan panjang tidak
lebih dari 12 meter, lebar 3 meter, tinggi 4,2 meter, dan
muatan sumbu terberat 8 ton. Jenis kendaraan yang dapat
melintas adalah golongan I sampai dengan VI.
SIMULASI KINERJA LALU LINTAS YANG
DILAKUKAN TERHADAP ANALISIS
DAMPAK LALU LINTAS
Simulasi Kinerja Lalu Lintas Tanpa Pembangunan
Aktivitas lalu lintas cukup padat diakibatkan oleh aktivitas
perdagangan disekitar area pembangunan.
Q = 2495 smp/jam C = 2494 smp/jam
DS = 1,004 LOS = F

Faktor yang berpengaruh pada kinerja lalu lintas


1. Kelancaran arus lalu lintas
Ruas jalan aruna kerap kali dijadikan alterlatif ketika terjadi
kemacetan pada ruas jalan lain.
2. Kelelahan pengemudi
Kelelahan dapat menimbulkan risiko kecelakaan, ketika terjadi
kecelakaan akan terjadi hambatan pada arus lalu lintas
3. Pengaruh ekonomi dan bisnis
Banyaknya warung dan tempat berdagang masyarakat sekitar
yang terdapat pada ruas jalan
Simulasi Kinerja Lalu Lintas pada Saat Pembangunan
Akan terjadi peningkatan aktivitas lalu
lintas pada ruas jalan yang terdampak.
Q = 2523,6 smp/jam C = 2494
smp/jam
DS = 1,011 LOS = F

Penyebab : Solusi:
1. Keluar masuknya 1. Memasang rambu sedang melaksanaan pekerjaan konstruksi
kendaraan 2. Memasang penerangan pada akses keluar masuk area
proyek. proyek
2. Jatuhnya material 3. Menyediakan lokasi stock pile dan lahan untuk bongkar muat
pada ruas jalan. material.
3. Peningkatan 4. Penugasan personil keamanan
aktivitas 5. Membersihkan kendaraan proyek sebelum keluar area
masyarakat pada proyek.
area proyek 6. Penjadwalan bongkar muat material.
Simulasi Kinerja Lalu Lintas pada Saat
Operasional
Akan terjadi peningkatan aktivitas lalu lintas pada
ruas jalan yang terdampak.
Q = 2763 smp/jam C = 2494 smp/jam
DS = 1,107 LOS = F

Waktu Jam Sibuk Solusi:


Restoran 1. Menyediakan fasilitas
untuk kendaraan umum
1. Pukul 08.00 saat
seperti shelter untuk
karyawan masuk kerja. tempat naik turun
2. Pukul 11 - 13 saat jam penumpang.
makan siang. 2. Penugasan petugas
3. Pukul 16-19 saat jam parkir.
makan malam. 3. Pemasangan rambu
4. Pukul 21.00 saat karyawan dilarang stop pada ruas
pulang kerja jalan
Simulasi Kinerja Lalu Lintas pada Saat
Operasional 5 Tahun Mendatang
Akan terjadi peningkatan aktivitas lalu lintas pada
2029 ruas jalan yang terdampak.
Q = 7166 smp/jam C = 2494 smp/jam
DS = 2,8 LOS = F

Waktu Jam Sibuk Solusi:


Restoran 1. Pelebaran Jalan
2. Rekayasa Lalulintas
1. Pukul 08.00 saat
menjadi 1 arah
karyawan masuk kerja.
2. Pukul 11 - 13 saat jam
makan siang.
3. Pukul 16-19 saat jam
makan malam.
4. Pukul 21.00 saat karyawan
pulang kerja
REKOMENDASI DAN RENCANA
IMPLEMENTASI PENGANANAN DAMPAK
Penyediaan akses keluar masuk untuk orang,
kendaraan pribadi dan kendaraan barang

Untuk orang Untuk kendaraan pribadi Untuk kendaraan barang


Penyediaan fasilitas bongkar muat barang
Kegiatan mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan material khususnya pada saat bongkar muat harus
memenuhi aturan tata cara pengangkutan barang sesuai pasal 7 dan Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor 69 tahun 1993 antara lain :
Dilakukan di tempat - tempat yang tidak mengganggu keamanan, kelancaran, dan ketertiban lalu
lintas
Barang - barang umum yang melampaui bagian belakang mobil. barang tidak boleh melebihi 2 m
Bagian yang menonjol lebih dari 1 m harus diberi tanda yang dapat memantulkan cahaya
Untuk angkutan alat berat dengan muatan sumbu terberatnya melebihi ketentuan yang ditetapkan
agar atau wajib mengajukan permohonan persetujuan kepada Dirjen Perhubungan Darat
menyangkut antara lain:
1. Jenis alat berat yang diangkut
2. tempat pemuatan, lintas yang dilalui, tempat pemberhentian dan pembongkaran
3. Waktu dan jadwal pengangkutan
4. Jumlah dan jenis mobil pengangkut alat berat tersebut.
Penyediaan fasilitas bongkar muat barang
Penyediaan Fasilitas Menaikan dan
Menurunkan Penumpang
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas pada
Ruas Jalan
Tidak banyak rekayasa lalu lintas yang dilakukan, namun ada langkah-langkah yang
akan dilakukan demi kelancaran, keselamatan dan kenyamanan pengguna lalu lintas :
1. Pemasangan rambu restoran.
2. Sosialisasi kepada masyarakat bahwa ada restoran baru yang terbangun.
3. Penugasan petugas parkir
4. Penyediaan lahan bongkar muat logistik restoran dengan akses yang memadai.
5. Memasang penerangan pada akses keluar masuk restoran.
6. Studi dampak lalu lintas oleh pihak terkait.
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas

1. Melakukan studi lalu lintas sebelum memulai pembangunan


2. Memastikan perizinan dari otoritas setempat
3. Perencanaan akses keluar masuk ke lokasi rumah makan
4. Area parkir di desain dengan baik
5. Pemadaman dan pencahayaan pada jalan yang baik dan memadai di sekitar area
rumah makan
6. Pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap lalu lintas di sekitar lokasi
Penataan Sirkulasi di Dalam Kawasan

Tujuan penataan sirkulasi :


1. Optimalisasi sirkulasi
kendaraan pada koridor.
2. Terwujudnya integrasi ruang
kawasan antara fungsi-fungsi
ruang kawasan.
3. Mewujudkan sirkulasi dan
parkir yang nyaman dan aman
bagi penggunanya.
Penyediaan Fasilitas Pejalan Kaki dan
Berkemampuan Khusus
Penyediaan Fasilitas Parkir dan/atau Taman
Parkir
Penyediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan di
Dalam Kawasan
RENCANA PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pemantauan oleh pemerintah pusat atau
pemerintah daerah
Pemantauan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
terhadap rekomendasi teknis konstruksi biasanya dilakukan untuk
memastikan bahwa proyek konstruksi berjalan sesuai dengan
standar keselamatan, keberlanjutan, dan peraturan yang berlaku.
1. Pemantauan terhadap implementasi dari rekomendasi
penanganan dampak
2. Pemantauan terhadap kinerja ruas jalan di sekitar wilayah
pembangunan atau pengembangan
Pemantauan oleh pemerintah pusat atau
pemerintah daerah
Pemantauan terhadap implementasi dari rekomendasi penanganan
dampak
1. Kepatuhan Terhadap Peraturan dan Standar Teknis
2. Lisensi dan Izin
3. Pengelolaan Limbah dan Dampak Lingkungan
4. Keselamatan Kerja
5. Kualitas Bahan dan Pekerjaan
6. Jadwal dan Progress Pekerjaan
7. Pengelolaan Biaya
8. Inspeksi Rutin
Pemantauan oleh pemerintah pusat atau
pemerintah daerah
Pemantauan terhadap kinerja ruas jalan di sekitar wilayah
pembangunan atau pengembangan
1. Manajemen Lalu Lintas
2. Keselamatan Jalan
3. Pemeliharaan dan Perbaikan Infrastruktur
4. Koordinasi antara Pihak Terkait
5. Pemantauan Emisi dan Polusi
6. Informasi Publik
7. Evaluasi Dampak Jangka Panjang
Pemantauan Oleh Pengembang atau
Pembangun

Pemantauan yang dilakukan oleh pengembang antara lain :


1. Pemantauan dan evaluasi terhadap akses dan sirkulasi lalu lintas kendaraan.
2. Pemantauan terhadap fasilitas parkir
3. Pemantauan terhadap rambu, marka, dan fasilitas perlengkapan jalan
Pemantauan oleh pengembang atau pembangun
Pemantauan dan evaluasi terhadap akses dan sirkulasi lalu lintas kendaraan

Beberapa hal yang dapat dilakukan seperti dengan mengidentifikasi dan dokumentasikan akses keluar dan masuk ke rumah
makan, serta rute-rute yang digunakan oleh pengendara untuk mencapai lokasi tersebut. Dengan melakukan hal tersebut dapat
diketahui jika terdapat titik tumpuan yang sering terjadi atau masalah lalu lintas yang dapat mengganggu akses pelanggan menuju
rumah makan. Lalu dengan mengevaluasi jalur pejalan kaki yang cukup aman dan nyaman bagi pelanggan yang ingin berjalan kaki
ke rumah makan, serta melakukan evaluasi keselamatan jika terdapat titik-titik yang berpotensi berbahaya di sekitar rumah
makan.
Pemantauan oleh pengembang atau pembangun
Pemantauan terhadap fasilitas parkir

1. Memasang kamera pengawas ( CCTV) di area parkir


2. Memberikan tanda dan marka jalan yang jelas di area parkir
3. Pertimbangan menyewa penjaga parkir/petugas keamanan.
4. Melakukan evaluasi kapasitas parkir yang disediakan cukup dan dapat menampung kendaraan
5. Interaksi dengan pihak berwenang jika terjadi pelanggaran lalu lintas berulang atau tindak kriminalitas di area parkir
Pemantauan oleh pengembang atau pembangun
Pemantauan terhadap rambu, marka, fasilitas perlengkapan jalan

Rambu Lalu Lintas: Pastikan bahwa rambu lalu lintas di sekitar rumah makan terlihat dengan jelas dan dalam kondisi baik
Marka Jalan: Marka jalan yang digunakan untuk mengatur lalu lintas di sekitar rumah makan, seperti garis pembatas jalan, jalur
penyeberangan pejalan kaki, dan marka lajur, harus dalam kondisi baik dan terlihat dengan jelas.
Lampu Lalu Lintas: Pastikan lampu lalu lintas di sekitar area rumah makan berfungsi dengan baik. Lampu lalu lintas yang mati atau rusak
dapat mengganggu aliran lalu lintas dan memicu bahaya.
Zebra Cross: Jika ada penyeberangan pejalan kaki (zebra cross) di dekat rumah makan, pastikan bahwa jalur penyeberangan tersebut
dalam kondisi baik dan terlihat jelas. Ini akan membantu pejalan kaki untuk menyeberang dengan aman.
Fasilitas Penyeberangan: Pastikan bahwa ada fasilitas penyeberangan pejalan kaki yang memadai di sekitar rumah makan. Hal ini dapat
mencakup trotoar, lampu penyeberangan, atau penyeberangan yang ditinggikan untuk memudahkan pejalan kaki.
Tempat Parkir: Jika rumah makan memiliki area parkir, pastikan bahwa jalur, tanda-tanda, dan marka parkir jelas dan mudah diakses.
Kebijakan Keselamatan Rumah Makan: Selain pemantauan fisik fasilitas jalan, pastikan bahwa rumah makan memiliki kebijakan dan
prosedur keselamatan yang sesuai, termasuk untuk pelanggan dan karyawan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai