ABSTRAK
Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi
kelancaran pergerakan lalu lintas. Jembatan Landak memiliki peran penting untuk
menghubungkan 2 wilayah di Kota Pontianak. Penyempitan lebar badan jalan di Jembatan Landak
dinilai tidak sesuai dengan jumlah kendaraan yang melintas menyebabkan terjadinya hambatan
laju kendaraan yang melintas sehingga mengakibatkan kemacetan di jembatan saat memasuki jam
sibuk Sehingga diperlukan analisa kinerja lalu lintas jalan di Jembatan Landak agar dapat
ditentukan alternatif perbaikan masalah kinerja lalu lintas jalan di Jembatan Landak.
Pada penelitian ini pengambilan data primer berupa survey volume lalu lintas, geometrik
GDQ KDPEDWDQ VDPSLQJ SDGD KDUL -XP¶DW 6DEWX GDQ 6HQLQ MDP -18.00 wib serta data sekunder
yaitu peta lokasi, jumlah penduduk dan kendaraan Kota Pontianak. Selanjutnya data dianalisis
volume lalu lintas dalam satuan smp/jam dilanjutkan perhitungan kapasitas jalan hingga derajat
kejenuhan lalu lintas di Jembatan Landak. Sehingga dapat diketahui tingkat pelayanan kinerja lalu
lintas jalan di Jembatan Landak.
Berdasarkan hasil analisa diketahui derajat kejenuhan Segmen 1 = 0,381, Segmen 2 =
0,699, Segmen 3 = 1,341, Segmen 4 = 0,863, dan Segmen 5 = 0,383. Segmen 3 terletak di
Jembatan Landak memiliki nilai derajat kejenuhan paling tinggi, sehingga perlu perhatian khusus
dengan cara memberikan alternatif penanganan masalah lalu lintas di Jembatan Landak. Alternatif
penanganan pertama dapat dilakukan dengan mengatur lalu lintas menggunakan rambu-rambu
serta pengaturan langsung oleh aparat kepolisian, alternatif kedua dengan pembatasan kendaraan
berat dapat mengurangi derajat kejenuhan saat pembatasan kendaraan berat diterapkan yaitu pada
jam 07.00-08.00 wib dan 16.00-18.00 wib dan menambah derajat kejenuhan satu jam sebelum dan
sesudah pembatasan kendaraan berat diterapkan namun tidak setinggi derajat kejenuhan pada jam
puncak sebelum pembatasan kendaraan berat diterapkan, alternatif ketiga yaitu dengan pengalihan
arus lalu lintas kendaraan berat yang dapat mengurangi derajat kejenuhan hingga 0,024, alternatif
keempat duplikasi jembatan penghubung baru dengan rencana pekerjaan struktur jembatan baru
selesai tahun 2019 dapat memecahkan permasalahan lalu lintas di Jembatan Landak dengan nilai
Derajat Kejenuhan 0,418. Dari hasil sifat alternatif, maka alternatif yang paling tepat untuk
memperbaiki kinerja jalan adalah alternatif keempat dengan duplikasi jembatan.
2
sebagai faktor utama dalam menentukan
1. Sepeda Motor (MC) :Sepada Motor tingkay kinerja simpang dan segmen
dan kendaraan bermotor roda 3. jalan. Berdasarkan standar dari
2. Kendaraan Ringan (LV) : Mobil Derpatemen Pekerjaan Umum dalam
penumpang, opelet, mikrobis, pick- MKJI 1997 nilai derajat kejenuhan
up, dan truk kecil. menunjukan apakah segmen jalan
3. Kendaraan Berat (HV) : Bis, truk 2 tersebut mempunyai masalah kapasitas
as, truk 3 as, dan truk kombinasi. atau tidak, yang dinyatakan dalam
persamaan :
2.1.1 Volume lalu lintas Ê
Sebagai penentu dari arus lalu lintas &5 L
¼
pada suatu jalan raya dipakai volume
lalu lintas yang menunjukan banyaknya
kendaraan yang melewati suatu titik ruas 2.2.3 Hambatan Samping
jalan selama waktu tertentu. Macam- Hambatan samping adalah
macam volume lalu lintas, yaitu: dampak terhadap kinerja lalu lintas yang
a) Volume lalu lintas harian rata-rata berasal dari aktivitas samping segmen
(LHR) jalan. Hambatan samping yang
Besarnya LHR selalu berubah umumnya sangat mempengaruhi
sesuai dengan kendaraan pada saat kapasitas jalan adalah pejalan kaki,
pengamatan. Satuan yang biasanya kendaraan parkir atau berhenti,
digunakan untuk menghitung lalu kendaraan tak bermotor, kendaraan
lintas adalah volume lalu lintas masuk dan keluar dari fungsi tata guna
harian rata-rata (LHR). Secara lahan di samping jalan.
keseluruhan hasil pengukuran LHR Kelas hambatan samping telah
akan memberikan hasil volume lalu dikelompokkan dalam lima kondisi
lintas harian rata-rata dan volume sangat rendah hingga sangat
lalu lintas pada jam sibuk. tinggi. Kondisi ini sebagai fungsi dari
b) Volume jam perencana (VJP) frekuensi kejadian hambatan samping
VJP adalah volume lalu lintas yang sepanjang ruas jalan yang diamati.
digunakan sebagai dasar
perencanaan. Biasanya menjadi 2.2.4 Tingkat Pelayanan Jalan atau
volume jam perencana tersebut Kinerja Jalan (LOS)
adalah volume lalu lintas yang Tingkat pelayanan jalan adalah
paling maksimum. suatu ukuran yang digunakan untuk
mengetahui kualitas suatu ruas jalan
2.2 Tingkat Kinerja Ruas Jalan tertentu dalam melayani arus lalu lintas
2.2.1 Kapasitas Ruas Jalan yang melewatinya. Tingkat Pelayanan
Kapasitas didefinisikan sebagai Jalan ( Level Of Service/LOS) adalah
arus lalu lintas yang dapat didukung gambaran kondisi operasional arus lalu
pada ruas jalan kendaraan tertentu lintas dan persepsi pengendara dalam
(geometrik, komposisi, distribusi lalu terminologi kecepatan, waktu tempuh,
lintas dan faktor lingkungan). kenyamanan, kebebasan bergerak,
Berdasarkan standar dari Derpatemen keamanan dan keselamatan, (Wikipedia,
Pekerjaan Umum dalam MKJI 1997, 2008). Hubungan antara kecepatan dan
kapasitas jalan dinyatakan dengan volume jalan perlu di ketahui karena
persamaan : kecepatan dan volume merupakan aspek
penting dalam menentukan tingkat
pelayanan jalan.
C = Co × FCw × FCsp × FCsf × FCcs
2.2.2 Derajat Kejenuhan Rumus Perhitungan Tingkat Pelayanan
Derajat kejenuhan merupakan Jalan/LOS (Level Of Service)
arus terhadap kapasitas. Digunakan
3
Ï perencanaan, perancangan dan operasi
LOS =
¼
sistem lalu lintas untuk mencapai
Kualitas pelayanan jalan dapat
keselamatan dan pergerakan yang
dinyatakan dalam tingkat pelayanan
efisien terhadap orang dan barang.
jalan ( Level Of Service/LOS) (Ditjen
Pelaksanaan optimalisasi operasional
Bangda dan LPM ITB.1994). Tingkat
rekayasa lalu lintas dapat dilakukan
pelayanan jalan ( Level Of Service/LOS)
melalui:
dalam perencanaan jalan dinyatakan
a. Pengaturan arus lalu lintas di ruas
dengan huruf-huruf A sampai dengan F
jalan.
yang berturut-turut menyatakan tingkat
b. Pengaturan arus lalu lintas di
pelayanan yang terbaik sampai yang
persimpangan.
terburuk.
c. Penertiban lajur jalan.
d. Penertiban hambatan samping.
2.3 Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas
3. METODOLOGI PENELITIAN
2.3.1 Manajemen lalu lintas
3.1 3.1 Bagan Alir
Manajemen lalu lintas merupakan
Bagan alir atau flow chart
suatu teknik perencanaan transportasi
merupakan suatu kerangka rangkaian
yang sifatnya langsung penerapan di
beberapa kegiatan yang menunjukkan
lapangan biasanya berjangka waktu
secara garis besar beberapa langkah
yang tidak terlalu lama. Hal ini
kegiatan analisa dalam penelitian serta
menyangkut kondisi dari arus lalu lintas
dibuat dalam suatu program kerja yang
dan juga sarana penunjangnya baik dari
berguna untuk lebih mempermudah
saat sekarang maupun yang akan
melakukan analisa. Bagan alir penelitian
direncanakan.
dalam penelitian ini di tampilkan pada
gambar berikut ini :
Penerapan manajemen lalu lintas pada
ruas jalan meliputi :
a. Pengaturan lalu lintas satu arah dan
atau dua arah.
b. Pengaturan pembatasan masuk
kendaraan sebagian dan atau seluruh
kendaraan.
c. Pengaturan larangan berhenti dan
atau parkir pada tempat-tempat
tertentu.
d. Pengaturan kecepatan lalu lintas
kendaraan.
e. Pembatasan muatan sumbu terberat
bagi ruas-ruas jalan tertentu.
4
lebih mempermudah melakukan kelapangan. Survey ini dilakukan untuk
kegiatan analisa di dalam suatu mendapatkan data jalan (survey volume
penelitian yang terdiri atas beberapa lalu lintas, survey hambatan samping,
tahap agar memperoleh hasil yang data geometrik jalan).
diharapkan. 2. Data Sekunder
Metode yang digunakan dalam Data sekunder dalam penelitian ini
penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu denah lokasi penelitian, data
yaitu prosedur pemecahan masalah yang jumlah penduduk, dan jumlah kendaraan
diteliti dengan menjabarkan keadaan Kota Pontianak, yang didapatkan dari
objek penelitian pada saat sekarang instansi atau sumber lain.
berdasarkan faktor±faktor yang tampak
atau sebagai mana adanya. 3.5.2 Pengumpulan Data (Survey)
Adapun teknik pengumpulan data ¾ Lokasi Survey
yang digunakan dalam penelitian ini Sebelum melakukan suatu
adalah: penelitian, langkah pertama yang harus
1. Observasi, dimana peneliti dilakukan adalah memilih lokasi dimana
melakukan peninjauan langsung ke survey harus dilakukan. Survey ini
lokasi yang akan dijadikan objek dilakukan di Jembatan Landak, dengan
penelitian yaitu Jembatan Landak. lokasi pos survey di titik awal dan akhir
2. Teknik studi dokumenter, dimana jembatan.
penulis mengumpulkan data-data baik ¾ Alat dan Bahan
dari dokumen maupun dari literatur serta Untuk membantu pelaksanaan
berbagai tulisan yang berhubungan survey diperlukan alat dan bahan dalam
dengan masalah yang dibahas. penelitian ini, yaitu :
x Counter berfungsi untuk menghitung
3.3 Studi Literatur jumlah kendaraan yang melintas pada
Tahap studi literatur ini adalah ruas jalan yang diteliti secara manual.
mempelajari literatur-literatur yang x Kamera berfungsi untuk
dapat mendukung dan berkaitan dengan mendokumentasikan survey.
penelitian yang dilakukan. x Meteran digunakan untuk mengukur
jarak geometri jalan yang diteliti.
3.4 Rencana Kerja x Formulir Pengisian Data Survey dan
Studi ini dimulai dengan alat tulis digunakan untuk mencatat
melakukan pengumpulan literatur dan hasil data survey.
data sekunder yang berkaitan dengan ¾ Waktu Survey
penelitian yang dilakukan. Dalam Waktu survey disesuaikan dengan
pelaksanaan survey di lapangan, data jenis survey yang dilakukan, untuk
primer akan dikumpulkan dengan mendapatkan gambaran tentang lalu
melakukan survey langsung ke lokasi lintas sebenarnya. Karena survey ini
studi. memerlukan biaya dan tenaga yang
cukup besar, untuk itu dilakukan
3.5 Penjelasan Rencana Kerja pendekatan dengan mengambil waktu
3.5.1 Persiapan Penelitian pengamatan.
Sebelum survey dilaksanakan,
dilakukan persiapan-persiapan sebagai x Survey volume lalu lintas
berikut: Survey ini dilakukan selama 3 hari
¾ Penentuan Metode Survey 6HQLQ -XP¶DW GDQ 6DEWX GLPXODL SXNXO
Penentuan metode survey digunakan 06.00 ± 18.00 WIB.
untuk mendapatkan data-data yang x Survey hambatan samping
digunakan dalam penelitian. Untuk mengetahui kelas hambatan
1. Data Primer samping 200 meter sebelum dan sesudah
Metode survey yang dilakukan jembatan. Survey hambatan samping
dengan cara melakukan survey langsung
5
dilakukan tiga hari pada hari Senin,
-XP¶DW GDQ 6DEWX GLPXODL SXNXO -
18.00 WIB.
x Survey geometrik jalan Gambar 4.1 Sketsa Memanjang dan
Tujuan survey ini adalah untuk Tititang
mendapatkan data geometrik jalan
seperti lebar badan jalan, bahu jalan, dan Gambar 2. Sketsa Memanjang dan Titik
lain-lain. Potongan Melintang
Hasil survey geometri potongan
3.6 Metode Analisa Data melintang jalan pada tiap titik potongan
x Langkah awal adalah mengumpulkan dapat dilihat sebagai berikut :
data sekunder yaitu gambar denah
lokasi penelitian, jumlah penduduk,
dan kendaraan Kota Pontianak.
x Selanjutnya mengumpulkan data
primer penelitian, yaitu :
1. Data Volume Lalu Lintas. Gambar 3. Sketsa Potongan Melintang
2. Data geometri jalan. Titik 1
3. Data hambatan samping jalan 200
meter sebelum dan sesudah
jembatan.
x Langkah selanjutnya menghitung
volume lalu lintas (smp/jam), kinerja
jalan meliputi kapasitas jalan, derajat Gambar 4. Sketsa Potongan Melintang
kejenuhan, hambatan samping, dan Titik 2
tingkat pelayanan kinerja jalan.
x Setelah data dianalisa, maka dapat
diambil alternatif perbaikan kinerja
jalan di atas Jembatan Landak untuk
pemecahan masalah lalu lintas.
x Setelah itu dapat ditarik kesimpulan Gambar 5. Sketsa Potongan Melintang
serta saran alternatif perbaikan Titik 3
kinerja jalan diatas jembatan landak
terhadap permasalahan di lokasi.
6
membagi segmen pada lokasi penelitian
4.1.2 Hasil Survey Lalu Lintas dan gambaran situasi sekitar lokasi
Data volume lalu lintas ini survey dapat dilihat pada Gambar 8 serta
didapat dari survey lalu lintas dilokasi hasil survey hambatan samping dapat
penelitian yaitu di Jembatan Landak. dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3 sebagai
Penelitian ini dilakukan selama 12 jam berikut :
dari pukul 06.00 ± 18.00 dalam 3 hari
SHQHOLWLDQ \DLWX -XP¶DW 6DEWX GDQ
Senin.
7
Tabel 3. Hasil survey hambatan samping Sehingga didapatkan arus kendaran
Segmen II dalam satuan mobil penumpang
x Kondisi badan jalan > 6 meter
- Sepeda Motor (MC)
: 4825 x 0,25 = 1206 smp/jam
- Kendaraan Ringan (LV)
: 434 x 1 = 434 smp/jam
- Kendaraan Berat (HV)
: 141 x 1,2 = 169 smp/jam
Total arus kendaraan kondisi badan jalan
> 6 meter pada hari senin jam 06.00 ±
07.00 wib = 1206 + 434 + 169 = 1809
smp/jam
8
Untuk hasil perhitungan bobot dan kelas
Tabel 5. Hasil Perhitungan Arus hambatan samping selanjutnya dapat
Kendaraan dengan lebar badan jalan > 6 dilihat pada tabel 4.6 dan tabel 4.7.
meter (SMP/Jam)
Jum'at, 20 Sabtu, 21 Senin, 23 Tabel 6. Bobot dan Kelas Hambatan
Mei 2016 Mei 2016 Mei 2016 Samping Segmen I (200m/jam)
Periode Waktu 1 Jam Total Arus Total Arus Total Arus
Kendaraan Kendaraan Kendaraan
SMP/Jam SMP/Jam SMP/Jam
06.00-07.00 1697 1542 1810
07.00-08.00 1911 1940 2093
08.00-09.00 1884 1789 2009
09.00-10.00 1932 1514 1892
10.00-11.00 1805 1443 1692
11.00-12.00 1670 1736 1867
12.00-13.00 1413 1904 1728
13.00-14.00 1757 1718 1687
14.00-15.00 1697 1568 1996 Tabel 7. Bobot dan Kelas Hambatan
15.00-16.00 1806 1945 1981 Samping Segmen II (200m/jam)
16.00-17.00 1981 2116 2376
17.00-18.00 1774 1875 2232
Total 21327 21090 23362
9
4.2.4 Analisa Tingkat Kinerja Jalan 2) Pembatasan kendaraan berat
Analisa tingkat kinerja jalan melintas pada jam sibuk.
akan dibagi menjadi lima segmen Pembatasan kendaraan berat bertujuan
berdasarkan kondisi lebar badan jalan untuk mengurangi volume lalu lintas
seperti gambar 4.1. Hasil analisa tingkat kendaraan pada jam-jam sibuk.
kinerja jalan sebagai berikut : Berdasarkan hasil survey diketahui
fluktuasi kendaraan yang melintas pada
Tabel 8. Kinerja Jalan per Segmen Jembatan Landak dapat dilihat pada
SEGMEN
Lebar Badan Jalan
SEGMEN 1 SEGMEN 2 SEGMEN 3 SEGMEN 4 SEGMEN 5
17,5 m 10,0 m 6,0 m 7,0 m 18,0 m
Gambar 9 sebagai berikut :
Tipe Jalan 4/2 UD 2/2 UD 2/2 UD 2/2 UD 4/2 UD
Kapasitas Dasar 6000 2900 2900 2900 6000
Lebar Lajur
untuk Kapasitas
Pemisahan
0.985 1 1 1 1
Arah
Hambatan
1.03 1.01 0.94 1.01 1.01
Samping
10
kapasitas maksimal 5 sampai 6 truk. = 4453 smp/jam
Durasi yang dibutuhkan feri Co = 1650 x 2 = 3300 smp/jam
penyebrangan untuk memasukan, (untuk 2 lajur jalan satu arah )
mengantar dan mengeluarkan kendaraan FCw = 0,92 x 2 = 1,84 (untuk Wc = 3
yang dibawa yaitu ± 20 menit, sehingga meter pada 2 lajur jalan satu arah)
feri penyeberangan dapat tiga kali dalam
satu jam menyeberangkan kendaraan. FCsp = 1,00 (untuk SP 50%-50% dua
Sehingga total kendaraan yang dapat lajur)
diseberangkan dalam satu jam yaitu : FCsf = 0,94 (untuk pengaruh
Kendaraan Berat Menyeberang per Jam hambatan samping dengan lebar bahu
= (Kapasitas KMP Bili x 3 per jam) + jalan<0,5 meter dan tipe jalan satu arah
Kapasitas KMP Saluang x 3 per jam) dengan kelas hambatan samping VL)
= (10 x 3) ± (5 x 3) FCcs = 0,94 (untuk ukuran kota
= 45 Kendaraan Berat / Jam berpenduduk 0,5 ± 1,0 juta)
= 45 x 1,2 = 54 SMP / Jam C = Co × FCw × FCsp × FCsf × FCcs
= 3300 × 1,84 × 1,00 × 0,94 × 0,94
4) Duplikasi jembatan penghubung = 5365,219 smp/jam
baru. Kapasitas 2 Jembatan
Derajat kejenuhan yang sudah melebihi = 5365,219 x 2
batas, membuat kebijakan pembangunan = 10.730,438 smp/jam
jembatan penghubung baru sangat DS = V / C
diperlukan. Pembangunan struktur = 4453 / 10.730,438
jembatan memerlukan waktu dalam = 0,415
pengerjaannya sehingga peneliti Sehingga didapatkan kinerja jalan
memproyeksikan jumlah penduduk dan setelah duplikasi Jembatan Landak
kendaraan dalam 3 tahun kedepan selesai pada tahun 2019 dengan nilai
hingga pengerjaan struktur jembatan 0,415 yang termasuk dalam klasifikasi
selesai pada tahun 2019. tingkat pelayanan A, yaitu arus
bebas,volume rendah dan kecepatan
Tabel 10. Proyeksi Jumlah Penduduk tinggi dapat memilih kecepatan yang
dan Kendaraan dikehendaki.
Tahun 2016 2019 Berdasarkan hasil alternatif 4 yaitu
Jumlah Penduduk 613617 651914 duplikasi Jembatan Landak dengan lebar
Kendaraan
11
dengan tingkat pelayanan kinerja berat diterapkan. Alternatif
jalan A. pembatasan kendaraan berat
x SEGMEN 2 dengan Kondisi lebar belum dapat menyelesaikan
badan jalan 10,0 meter memiliki masalah lalu lintas di Jembatan
Derajat Kejenuhan (DS) = 0,699 Landak namun dapat mengurangi
dengan tingkat pelayanan kinerja derajat kejenuhan seperti pada
jalan B. jam puncak tertinggi yaitu pada
x SEGMEN 3 dengan Kondisi lebar hari senin jam 16.00-17.00 dari
badan jalan 6,0 meter memiliki Derajat Kejenuhan (DS) 1,314
Derajat Kejenuhan (DS) = 1,314 menjadi 1,209 setelah pembatasan
dengan tingkat pelayanan kinerja kendaraan berat diterapkan.
jalan F. x Pengalihan lalu lintas untuk
x SEGMEN 4 dengan Kondisi lebar kendaraan berat menggunakan
badan jalan 7,0 meter memiliki kapal feri penyeberanagan.
Derajat Kejenuhan (DS) = 0,863 Berdasarkan hasil penelitian
dengan tingkat pelayanan kinerja pengalihan kendaraan berat
jalan D. menggunakan feri penyebrangan
x SEGMEN 5 dengan Kondisi lebar dengan menggunakan 2 unit feri
badan jalan 18,0 meter memiliki dapat mengurangi Derajat
Derajat Kejenuhan (DS) = 0,383 Kejenuhan (DS) sebesar 0,024 per
dengan tingkat pelayanan kinerja jam, namun alternatif ini belum
jalan A. dapat menyelesaikan masalah
hanya dapat mengurangi derajat
5) Berdasarkan dari hasil analisa kejenuhan di Jembatan Landak.
didapatkan alternatif-alternatif x Duplikasi jembatan penghubung
perbaikan untuk memecahkan baru.
permasalahan lalu lintas di Jembatan Duplikasi di rencanakan dengan
Landak sebagai berikut : lebar badan jalan yang sama
x Pengaturan arus lalu lintas. dengan sebelumnya yaitu 6 meter
Pengaturan lalu lintas dengan dengan asumsi lama pengerjaan
menggunakan rambu-rambu serta struktur selama 3 tahun. Sehingga
pengaturan langsung oleh aparat didapatkan Kapasitas 2 Jembatan
kepolisisan langsung dilapangan pada tahun 2019 yaitu 10.730,438
dapat meningkatkan kedisplinan dengan Volume Kendaraan pada
pengendara, namun belum dapat jam puncak pada tahun 2019
menyelesaikan permasalahan di adalah 4453 SMP/Jam. Sehingga
Jembatan Landak. didapatkan Derajat Kejenuhan
x Pembatasan kendaraan berat pada tahun 2019 dengan nilai
melintas pada jam sibuk. 0,415 yang termasuk klasifikasi
Pembatasan kendaraan berat tingkat pelayanan A yaitu arus
dilakukan pada hari senin hingga bebas, volume rendah dan
sabtu jam 07.00-08.00 WIB dan kecepatan tinggi dapat memilih
16.00-18.00 dapat mengurangi kecepatan yang dikehendaki.
derajat kejenuhan saat Sehingga dapat disimpulkan
pembatasan kendaraan berat Duplikasi Jembatan Landak dapat
diterapkan tetapi menambah memecahkan permasalahan lalu
derajat kejenuhan satu jam lintas di Jembatan Landak.
sebelum dan sesudah pembatasan
kendaraan berat diterapkan namun 5.2 Saran
tidak lebih tinggi dari derajat Berdasarkan hasil penelitian di
kejenuhan pada jam puncak Jembatan Landak, penanganan
sebelum pembatasan kendaraan permasalahan lalu lintas disarankan
12
mengunakan alternatif penanganan Pemerintah Republik Indonesia. 2011.
sebagai berikut : Peraturan Pemerintah nomor 32
a) Alternatif 1 melakukan Tentang Manajemen dan Rekayasa,
pengaturan lalu lintas yaitu Analisa Dampak, serta Manajemen
memasang rambu-rambu jalan Kebutuhan Lalu Lintas.
dan pengaturan lalu lintas
langsung oleh aparat kepolisian Saputra, Doddy Cahyadi. 2014. Rencana
terutama pada jam sibuk. Manajemen Dan Rekayasa Lalu
b) Alternatif 2 dengan melakukan Lintas Akibat Dibangunnya Rumah
pembatasan kendaraan berat Sakit Mitra Medika Di Jalan Sultan
melintas pada jam 07.00-08.00 Syarif Abdurahman Pontianak..
wib dan jam 16.00-18.00 wib. Universitas Tanjungpura Fakultas
c) Alternatif 3 dengan melakukan Teknik Jurusan Teknik Sipil.
pengalihan kendaraan berat ke feri
penyeberangan pada jam Siswanto, Budi. 2016. Pengaruh
operasional kapal feri Pembangunan Kawasan
penyebrangan yaitu jam 06.00 Perdagangan Terhadap Lalu Lintas
wib sampai 20.00 wib. Di Jembatan Landak (Ruko
d) Alternatif 4 dengan cara duplikasi Anggrek Pontianak Jl. Sultan
Jembatan Landak dengan lebar Hamid II). Universitas Tanjungpura
badan jalan 6 meter untuk Fakultas Teknik Jurusan Teknik
menyelesaikan masalah lalu lintas Sipil.
jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
13