Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Kapasitas dan Volume Lalu Lintas”

DISUSUN OLEH
Reggika Dwinanda Putra (193410343)

DOSEN PENGAMPU
Muhammad Sofwan, ST.,MT

TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2020
PEMBAHASAN TOPIK
1. Kapasitas Jalan

Kapasitas merupakan nilai numerik yang di dalam pengertiannya


merupakan jumlah maksimum kendaraan yang dapat lewat pada suatu arus atau
lajur jalan raya dalam satu arah ataupun dua arah untuk jalan dua arus dua
lajur/arah. Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalu lintas. Dari pengertian tersebut dapat didefinisikan bahwa
kapasitas jalan merupakan kemampuan maksimum jalan untuk dapat melewatkan
kendaraan yang akan melintas pada suatu jalan raya, baik itu untuk satu arah
maupun dua arah pada jalan raya satu jalur maupun banyak jalur pada satuan
waktu tertentu, dibawah kondisi jalan dan lalu lintas yang umum. Dimana
kapasitas jalan tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi jalan yang mencakup
geometrik dan tipe fasilitas lalu lintas (karakteristik dan komponen arus lalu
lintas), kontrol keadaan (kontrol desain perelengkapan, peraturan lalu lintas) dan
tingkat pelayanan.

Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum yang dapat dipertahankan


persatuan jam yang melewati suatu titik di jalan dalam kondisi yang ada. Pada
saat arus rendah kecepatan lalu lintas kendaraan bebas tidak ada gangguan dari
kendaraan lain, semakin banyak kendaraan yang melewati ruas jalan,
kecepatanakan semakin turun sampai suatu saat tidak bisa lagi arus atau volume
lalu lintas bertambah, disinilah kapasitas terjadi. Setelah itu arus akan berkurang
terus dalam kondisi arus yang dipaksakan sampai suatu saat kondisi macet total,
arus tidak bergerak dan kepadatan tinggi. Kapasitas telah diperkirakan secara
teoritis dengan menganggap suatu hubungan matematik antara kepadatan,
kecepatan dan arus dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp). Persamaan
dasar untuk penetuan kapasitas adalah sebagai berikut (Kaeng, Rompis dan
Elisabeth, 2017).

C = Co x FCw x FCSP x FCSF x FCcs


dimana:
C = kapasitas (smp/jam)
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan

Dalam teknik lalu lintas dikenal tiga macam kapasitas:

1. Kapasitas dasar adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati


sautu ruas jalan selama satu jam pada kondisi jalan dan lalu lintas yang
dianggap ideal.
2. Kapasitas rencana adalah jumlah kendaraan maksimum yang
direncanakan, yang dapat melewati suatu ruas jalan yang direncanakan
selama satu jam pada kondisi lalu lintas yang dapat dipertahankan sesuai
dengan tingkat pelayanan jalan tertentu, artinya kepadatan dan gangguan
lalu lintas yang terjadi pada arus lalu lintas dalam batas-batas yang
ditetapkan. Besaran kapasitas ini merupakan suatu besaran yang ditetapkan
sedemikian, sehingga lebih rendah dari kapasitas aktual. Kapasitas ini
ditetapkan untuk keperluan perencanaan suatu jalan untuk menampung
volume rencana jalan.
3. Kapasitas mungkin adalah jalan yang sebenarnya maksudnya yaitu
merupakan sebagai jumlah kendaraan maksimum yang masih mungkin
untuk melewati suatu ruas jalan dalam periode waktu tertentu pada kondisi
jalan raya dan lalu lintas yang umum.

Dalam kapasitas suatu jalan raya, sangat diperlukan sekali keterangan-


keterangan tentang keadaan jalan yaitu :

1. Faktor Jalan yaitu keterangan mengenai bentuk fisik jalan itu.


2. Faktor Lalu lintas yaitu keterangan mengenai lalu lintas yang mengenai
jalan itu.
Tanpa keterangan kapasitas suatu jalan raya, maka besaran kapasitas tidak
akan memberikan pedoman yang jelas, karena tidak memberikan keterangan
mengenai keadaan penggunaan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan antara lain :

1. Faktor jalan yaitu seperti lebar lajur, kebebasan lateral, bahu jalan, adanya
median atau tidak, kondisi permukaan jalan, alinyemen, kelandaian jalan,
trotoar dan lain-lain.
2. Faktor lalu lintas yaitu seperti komposisi lalu lintas, volume, distribusi
lajur, dan gangguan lalu lintas, adanya kendaraan tidak bermotor,
gangguan samping, dan lain-lain.
3. Faktor lingkungan yaitu seperti misalnya pejalan kaki, pengendara sepeda,
binatang yang menyeberang, dan lain-lain.

2. Volume Lalu lintas dan Indeks Tingkat Pelayanan (ITP)


Lalu lintas merupakan berjalan bolak balik, hilir mudik dan perihal
perjalanan di jalan dan sebagainya serta berhubungan antara sebuah tempat
dengan tempat lainnya (Djajoesman, 1976). Volume lalu lintas adalah banyaknya
kendaraan yang melewati suatu titik atau garis tertentu pada suatu penampang
melintang jalan. Data pencacahan volume lalu lintas adalah informasi yang
diperlukan untuk fase perencanaan, desain, manajemen sampai pengoperasian
jalan (Sukirman, 1994).
Arus atau volume lalu lintas pada suatu jalan diukur berdasarkan jumlah
kendaraan yang melewati titik tertentu selama waktu tetentu. Dalam beberapa hal
lalu lintas dinyatakan dengan ”lalu lintas harian ratarata per tahun” yang disebut
AADT (Average Annual Daily Traffic) atau”lalu lintas harian rata-rata (LHR) bila
periode pengamatannya kurang dari 1 tahun.
Arus lalu lintas pada suatu lokasi tergantung pada beberapa faktor yang
berhubungan dengan kondisi daerah setempat. Besaran ini sangat bervariasi pada
tiap jam dalam sehari, pada tiap hari dalam seminggu dan pada tiap bulan dalam
setahun.
Nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas dengan
menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang (smp). Semua nilai arus lalu
lintas (per arah dan total) diubah menjadi satuan mobil penumpang (smp) dengan
menggunakan ekivalensi, mobil penumpang (smp) yang diturunkan secara empiris
untuk type kendaraan (Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jendral Bina
Marga, 1997) sebagai berikut :

1. Kendaraan ringan (LV) termasuk mobil penumpang, minibus, truck,


pick up dan jeep.
2. Kendaraan berat (HV) termasuk truck dan bus.
3. Sepeda motor.

Indeks Tingkat Pelayanan merupakan fungsi dari faktorfaktor yang


menyebabkan keragaman dalam arus. Nilai Indeks Tingkat Pelayan suatu ruas
jalan dapat dihitung dengan beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan linear,
pendekatan tidak linear, pendekatan coba-coba dan pendekatan rata-rata (Kaeng,
Rompis dan Elisabeth, 2017).

Menurut Hobbs (1995), tahapan perencanaan pada proyek peningkatan


jalan secara umum adalah sebagai berikut :

A. Studi transportasi dan lalu lintas


Studi ini dimaksudkan untuk mendata seluruh aspek lalu lintas dalam
kaitannya dengan pola transportasi. Dengan adanya data-data tersebut, maka
akan didapatkan karakteristik lalu lintas. Dengan demikian, seluruh masalah
lalu lintas dapat diketahui sebab dan akibatnya baik pada masa sekarang
maupun masa yang akan datang. Data yang didapat dari studi transportasi dan
lalu lintas adalah sebagai berikut.
1) Volume dan komposisi lalu lintas
Volume lalu lintas pada suatu jalan adalah jumlah kendaraan yang
melintasi atau melewati suatu titik pada jalan tersebut pada satu satuan
waktu. Analisi volume lalu lintas ini berkaitan langsung dengan jumlah
jalur,lajur,lebar perkerasan yang diperlukan dan sangat bergunauntuk
menentukan konstruksi lapis perkerasan jalan. Komposisi lalu lintas suatu
jalan adalah variasi jenis kendaraan baik berdasarkan ukuran maupun berat
kendaraan yang akan melewati jalan tersebut. Data tersebut 2 untuk
memperhitungkan pengaruhnya terhadap arus lalu lintas dan kapasitas
jalan.
2) Lalu lintas harian rata-rata (LHR)
LHR adalah jumlah satuan lalu lintas dalam satu tahun dibagi banyaknya
hari dalam satu tahun. LHR ini hanya menunjukkan volume rata-rata
dalam satu tahun dan tidak memberikan gambaran perubahan-perubahan
penting lalu lintas yang terjadi, tidak menunjukkan variasi dalam lalu
lintas yang terjadi dalam beberapa bulan dalam satu tahun, beberapa hari
dalam satu minggu maupun beberapa jam dalam satu hari. Data LHR
digunakan juga untuk menghitung tebal perkerasan yang direncanakan
disamping data tanah pada proyek yang akan dilaksanakan.

3) Analisis kapasitas jalan


Analisis ini sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana
kemampuan jalan pada saat ini dalam menampung arus lalu lintas yang
melaluinya, apakah sudah melebihi kapasitas atau belum. Dengan melihat
kondisi jalan dan kebutuhan jalan sebagai pelayanan sarana transportasi
yang akan digunakan. Fungsi jalan juga sangat mendukung untuk
mengetahui kapasitas yang akan menampung kendaraan-kendaraan yang
akan melaluinya.

4) Proyeksi pertumbuhan lalu lintas


Hal ini atas dasar pemikiran bahwa jalan selain harus cukup baik melayani
lalu lintas pada saat sekarang, namun yang terpenting harus mampu
melayani lalu lintas selama jangka waktu yang layak dipakai sebagai dasar
rencana, sesuai dengan dasar perencanaan jalan yang harus nyaman, aman
dan ekonomis.

B. Survei
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengadakan studi yang intensif dari
suatu daerah yang akan dijadikan lokasi proyek. Hasil survai ini akan
menentukan apakah proyek ini perlu dikerjakan atau tidak dengan
pertimbangan berbagai hal berikut.
1. Seberapa jauh manfaat dari rencana proyek tersebut bagi masyarakat
sekitar dan khalayak umum sesuai dengan maksud dan tujuan proyek
2. Sampai di mana dampak positif dan negatif dari proyek tersebut
terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya.
3. Dari segi sosial ekonomi keputusan membuat proyek tersebut
dipertimbangakan apakah biaya yang tersedia cukup untuk
melaksanakan proyek tersebut atau jika perlu pinjaman dana dari luar
negeri perlu dipertimbangkan apakah bentuk pinjamannya
memberatkan atau tidak bagi negara dalam hal pembayarannya.

3. Kapasitas Ruas Jalan dan Indeks Tingkat Pelayanan (ITP)

Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik di jalan


yang dapat dipertahankan persatuan jam pada kondisi tertentu, tetapi untuk jalan
dua lajur dua arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah),
tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas
ditentukan per lajur (Wibisana, 2009). Kapasitas ruas jalan biasanya dinyatakan
dengan kendaraan (atau dalam Satuan Mobil Penumpang/SMP) per jam.
Hubungan antara arus dengan waktu tempuh (atau kecepatan) tidaklah linier.
Penambahan kendaraan tertentu pada saat arus rendah akan menyebabkan
penambahan waktu tempuh yang kecil jika dibandingkan dengan penambahan
kendaraan pada saat arus tinggi.

4. Contoh dan Tahapan Perhitungan Volume Lalu Lintas, Kapasitas Ruas


dan ITP
Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraaan yang melewati suatu titik atau
garis tertentu.
 Kendaraan dibedakan beberapa jenis, misalnya: kendaraan berat,
kendaraan ringan, sepeda motor, dan kendaraan tidak bermotor. 2
kendaraan ringan, sepeda motor, dan kendaraan tidak bermotor.
 Volume kendaraan dapat dinyatakan dalam:
1. kendaraan/jam;
2. smp/menit;
3. smp/waktu siklus;
4. kendaraan/24 jam.

 Data LHR atau LHRT digunakan untuk:


1. Menentukan prioritas pengembangan jalan raya
2. Mengukur dan mengevaluasi demand pada suatu ruas jalan untuk
mengetahui tingkat pelayanan jalan untuk mengetahui tingkat pelayanan
jalan
 Selain LHR dan LHRT juga terdapat:
1. Lalu Lintas “Hari Kerja” Rata-Rata Tahunan (LHRKT) = Average
Annual Weekday Traffic (AAWT)
2. Lalu Lintas “Hari Kerja” Rata-Rata (LHRK) = Average Weekday
Traffic (AWT)
 Volume lalulintas dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang:
1. Pola arus lalulintas
2. PHF, SF dan DF
3. LHR dan LHRT
4. Volume jam perencanaan (VJP)
5. Diagram volume lalu lintas
6. Matriks asal dan tujuan lalu lintas

 Daily Factor
 Daily factor (DF) adalah faktor konversi dari volume lalu lintas
tertentu ke volume lalu lintas rata-rata dalam seminggu.
 Untuk mendapatkan DF dilakukan analisis dari data yang
dikumpulkan selama 7 x 24 jam dalam bulan yang sama.
 Seasonal Factor
 Faktor konversi dari volume lalu lintas pada periode tertentu pada
bulan tertentu ke volume lalu lintas rata-rata dalam setahun.
 Untuk mendapatkan SF dilakukan analisis dari data yang dikumpulkan
selama 12 x 24 jam (satu bulan sekali pada hari yang sama).
 Peak Hour Factor
 Peak hour factor (PHF) adalah faktor konversi dari volume lalulintas
pada periode tertentu ke volume lalulintas pada jam puncak.
 Volume lalulintas jam puncak adalah volume lalulintas yang
terjadipada jam tersibuk. Jam tersibuk ini dapat terjadi pada beberapa
waktu yang berlainan seperti: pagi, siang dan sore.
 Contoh Soal

Tentukan nilai LHRT nya, jika survei lalu lintas dilakukan di hari Selasa
pada bulan Mei, dengan hasil pengamatan arus lalu lintasnya adalah sebagai
berikut:

- Pukul 7:00–8:00 pagi = 400 kend


- Pukul 8:00–9:00 pagi = 535 kend
- Pukul 9:00–10:00 pagi = 650 kend
- Pukul 10:00–11:00 pagi = 710 kend
- Pukul 11:00–12 siang = 650 kend

Cara pertama: dengan menganalisis hasil pengumpulan data volume lalulintas


jam sibuk selama 12 x 1 jam (1 jam sehari setiap bulan selama 12 bulan). Asumsi
yang dipakai adalah dalam 1 hari ada 1 jam tersibuk (puncak). Dengan cara ini
diharapkan bahwa pada jam puncak di hari normal jalan tersebut mampu melayani
lalulintas dengan baik (tidak macet).

Cara kedua: perlu dilakukan pengumpulan data jam-jam selama 24 jam x 365
hari (setahun). Data diurutkan dari yang tertinggi ke yang terendah dan
membentuk suatu grafik. Kemudian volume lalulintas jam-jaman yang terletak di
tumit dipilih sebagai VJP.
DAFTAR PUSTAKA

Alhani, Erwan, K., & Sulandari, E. (n.d.). ANALISA LALU LINTAS TERHADAP KAPASITAS
JALAN DI PINGGIRAN KOTA PONTIANAK (KASUS JALAN SUNGAI RAYA DALAM).
1-7.

Djajoesman. (1976). Polisi dan Lalu Lintas. Bandung: Bina Aksara.

Firdaus, O. (n.d.). ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN PADA RUAS JALAN UTAMA
KOTA PANGKALPINANG.

Hobbs, F. (1995). Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Penerbit Gadjah Mada University
Press.

Sukirman, S. (1994). Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan Raya. Bandung: Nova.

Anda mungkin juga menyukai