Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................. i
i
BAB I
PEMBAHASAN
1
batasan waktu tersebut, sehingga tidak ada pembatasan waktu pemakaian ruas jalan yang
tersedia.
Jalan bebas hambatan dioperasikan berdasarkan kondisi uninterrupted flow. Karena selain
tidak ada hambatan atau gangguan terhadap arus lalu lintas yang ada, juga karena seluruh jalan
masuk dan jalan keluar yang berhubungan dengan jalan bebas hambatan tersebut, dibatasi dan
dikontrol dengan baik. Jalan raya dengan banyak jalur dan jalan raya dua jalur dapat juga
dioperasikan dalam kondisi uninterrupted flow, apabila jalan tersebut mempunyai suatu segmen
yang cukup panjang yang dipisahkan oleh hambatan atau gangguan yang bersifat tetap. Secara
umum segmen jalan tersebut dapat dioperasikan dalam kondisi uninterrupted flow apabila jarak
antara kedua hambatan atau gangguan yang bersifat tetap tersebut lebih besar dari pada 2 mil.
Tetapi bila .jarak antara kedua hambatan tersebut kurang dari 2 mil, maka ruas jalan tersebut
dapat diklasifikasikan sebagai jalan arteri dan arus lalu lintas yang ada termasuk ,jenis
interrupted flow. Sedangkan pada jalan raya dengan banyak jalur dan jalan raya dua jalur,
seringkali diperlukan untuk menganalisa titik - titik dimana terdapat hambatan - hambatan yang
bersifat tetap. Demikian pula sebaiknya dilakukan analisa pada segmen jalan yang dioperasikan
dalam kondisi uninterrupted flow.
2
dimana di dalamnya termasuk kelas jalan, pembangunan di sisi kiri-kanan jalan, jumlah jalur
untuk masing-masing arah, lebar jalur, lebar bahu jalan, jarak pandang, kecepatan rencana.
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum yang dapat dipertahankan persatuan jam
yang melewati suatu titik di jalan dalam kondisi yang ada. Pada saat arus rendah kecepatan lalu
lintas kendaraan bebas tidak ada gangguan dari kendaraan lain, semakin banyak kendaraan yang
melewati ruas jalan, kecepatan akan semakin turun sampai suatu saat tidak bisa lagi arus atau
volume lalu lintas bertambah, disinilah kapasitas terjadi. Setelah itu arus akan berkurang terus
dalam kondisi arus yang dipaksakan sampai suatu saat kondisi macet total, arus tidak bergerak
dan kepadatan tinggi. Kapasitas telah diperkirakan secara teoritis dengan menganggap suatu
hubungan matematik antara kepadatan, kecepatan dan arus dinyatakan dalam satuan mobil
penumpang (smp).
3
menjumlahkan kendaraan persatuan waktu tidak bisa dianggap sama dari setiap jenis
kendaraan satu dengan yang lainnya.
B ≥ 70 ≤ 0,54 Stabil
C ≥ 50 ≤ 0,77 Masih batas stabil
D ≥ 40 ≤ 0,93 Tidak stabil
E ≥ 33 ≤ 1,0 Kadang terlambat
F < 33 >1 Dipaksakan/buruk
4
1.5. Perhitungan Arus Lalu Lintas Berdasarkan Standar Manual Kapasitas Jalan
Indonesia
Arus lalu lintas adalahJumlah kendaraan bermotor yang melalui titik pada jalan per satuan
waktu, dinyatakan dalam kend/jam (Qkend), smp/jam (Qsmp) atau LHRT (QLHRT Lalu-lintas
Harian Rata-rata Tahunan). Volume lalu lintas kendaraan dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Ada dua alternative untuk menentukan arus jam rencana dalam kendaraan/jam, yaitu :
a. Data tersedia hanya LHRT, pemisahan arah dan komposisi lalu-lintas
1. Masukkan data masukan herikut pada kotak yang sesuai dalam Formulir UR-2
LHRT (kend/hari) untuk tahun/soal yang diamati.
Faktor-k (rasio antara arus jam rencana dan LHRT; nilai normal k = 0,09)
Pemisahan arah SP (Arah 1/Arah 2, Nilai normal 50/50 %)
2. Hitung arus jam rencana (QDH = k × LHRT × SP/100) untuk masing-masing arah
dan total (1+2). Masukkan hasilnya ke dalam tabel untuk data arus kendaraan/jam
pada Kolom 9 Baris 3, 4 dan 5.
3. Masukkan komposisi lalu-lintas dalam kotak, dan hitung jumlah kendaraan untuk
masing-masing tipe dan arah dengan mengalikannya dengan arus rencana pada
Kolom Masukkan hasilnya pada Kolom 2, 4 dan 6 dalam Baris 3, 4 dan 5.
5
b. Data yang tersedia adalah arus lalu-lintas per jenis per arah
1. Masukkan nilai arus lalu-lintas jam rencana (QDH) dalam kend/jam untuk masing-
masing tipe kendaraan dan arah ke dalam Kolom 2, 4 dan 6; Baris 3, 4 dan 5. Jika
arus yang diberikan adalah dua arah (1+2) masukkan nilai arus pada Baris 5, dan
masukkan pemisahan arah yang diberikan (%) pada Kolom 8, Baris 3 dan 4.
Kemudian hitung arus masing-masing tipe kendaraan pada masing-masing arah
dengan mengalikan nilai arus pada Baris 5 dengan pemisahan arah pada Kolom 8,
dan masukkan hasilnya pada Baris 3 dan 4.
2. Menentukan ekivalensi mobil penumpang (emp)
Tabel Emp untuk jalan perkotaan tak-terbagi
6
3. Menghitung- parameter arus lalu-lintas yang diperlukan untuk analisa
Hitung arus lalu-lintas rencana per jam QDH dalam smp/jam dengan mengalikan
arus dalam kend/jam pada Kolom 2, 4 dan 6 dengan emp yang sesuai pada Baris
1.1 dan 1.2, dan masukkan hasilnya pada Kolom 3, 5 dan 7; Baris 3, 4 dan 5.
Hitung arus total dalam smp/jam dan masukkan hasilnya ke dalam Kolom 10.
Hitung pemisahan arah (SP) sebagai arus total (kend/jam) Arah 1 pada Kolom 9
dibagi dengan arus total Arah 1+2 (kend/jam) pada Kolom yang sama.
Masukkan hasilnya ke dalam Kolom 9 Baris 6. SP = QDH,1/QDH,1+2
Hitung faktor satuan mobil penumpang Fsmp = Qsmp/Qkend dengan membagi
jumlah arus pada Kolom 10 Baris 5 dengan jumlah arus pada Kolorn 9, Baris 5.
Masukkan hasilnya ke dalam Kolom 10 Baris 7.
Tabel Kelas hambatan samping untuk jalan perkotaan
7
C = Co x FCw x FCSP x FCSF
dimana:
C = kapasitas (smp/jam)
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan
8
Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu-Lintas (FCW)
Tabel Penyesuaian kapasitas untuk pengaruh lebar jalur lalu-lintas (FCW)
9
Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping (FCSF)
Tabel Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh hambatan samping
dan lebar bahu (FCSF) pada jalan perkotaan dengan bahu
Tabel. Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh hambatan samping dan jarak
kerebpenghalang (FCSF) jalan perkotaan dengan kereb
10
Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota (FCS)
Tabel. Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota (FCCS) pada jalan
perkotaan
1.7. Perhitungan Indeks Tingkat Pelayanan (ITP) Jalan Dalam Studi Kasus
Volume lalu lintas kendaraan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Q = (LV x emp) + (HV x emp) + (MC x emp)
Keterangan:
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
LV = Jumlah kendaraan ringan (smp/jam)
HV = Jumlah kendaraan berat (smp/jam)
MC = Jumlah sepeda motor (smp/jam)
emp = Nilai ekivalen mobil penumpang
Nilai a (ITP) untuk suatu ruas jalan dapat dihitung dengan beberapa pendekatan. Pada
penelitian ini menggunakan pendekatan linear dan pendekatan tidak linear.
11
Perhitungan ITP Pendekatan Linear
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, maka nilai parameter B dan A dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
12
Berikut ini adalah rekapitulasi nilai a (indeks tingkat pelayanan) pendekatan linear arah
Kairagi dan Airmadidi pada hari Senin 15 Mei 2017 sampai Sabtu 20 Mei 2017
Rekapitulasi nilai a (ITP) Pendekatan Linear
13
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, nilai ‘a’ dapat ditentukan dengan menggunakan nilai
𝑌𝑖 ̂ = 𝑇𝑄 𝑖 T0 dan 𝑋𝑖 = 𝑄𝑖 𝐶 maka nilai ‘a’ bisa didapat dengan menggunakan persamaan berikut.
Berikut ini adalah rekapitulasi nilai a (indeks tingkat pelayanan) pendekatan tidak linear arah
Kairagi dan Airmadidi pada hari Senin 15 Mei 2017 sampai Sabtu 20 Mei 2017 dapat dilihat
pada table:
Rekapitulasi nilai a (indeks tingkat pelayanan) Pendekatan Tidak Linear
Dari hasil rekapitulasi terlihat bahwa nilai a (indeks tingkat pelayanan) pada pendekatan
tidak linear adalah sama dengan nilai a (indeks tingkat pelayanan) pada pendekatan linear.
14
Dibawah ini grafik hubungan arus lalu lintas dengan waktu tempuh yang di dapat di
lapangan pada penelitian Sabtu 20 Mei 2017 arah Kairagi.
Grafik Hubungan Arus Lalu Lintas (Q) dengan Waktu Tempuh (𝑇𝑄)
Dari hubungan antara waktu tempuh kendaraan dan arus lalulintas dapat dilihat
bahwa semakin arus bertambah maka waktu tempuh juga bertambah. Untuk perhitungan
nilai indeks tingkat pelayanan (a) = 1,2632 dengan koefisien determinasi (R2) = 0,9587,
artinya besar pengaruh arus lalu lintas terhdap waktu tempuh adalah 95,87%, sedang
sisanya dipengaruhi variable lain.
1.8. Bentuk Aplikatif Perhitungan Volume Arus Lalu Lintas, Kapasitas Jalan, dan ITP
dalam Perencanaan Ruang
Bentuk aplikatif dari perhitungan volume arus lalu lintas, kapasitas jalan, dan indeks tingkat
pelayanan dalam perencanaan ruang, direncanakan terutama agar pengguna dapat
memperkirakan perilaku lalu lintas dari suatu fasilitas pada kondisi lalu lintas, geometrik dan
keadaan lingkungan tertentu. Dengan mengetahui perhitungan lalu lintas kita dapat menentukan
15
denah dan rencana awal dari sebuah perencanaan yang sesuai dari suatu fasilitas jalan yang baru
berdasarkan ramalan arus lalu-lintas.
Setelah mengetahui perhitungan lalu lintas suatu daerah tentunya kita dapat menentukan
fungsi dari jalan dan mampu mengontrol aktifitas-aktifitas pembangunan yang cocok atau tidak
cocok dengan fungsi jalan tersebut. Penerapan perhitungan lalu lintas terhadap perencanaan
ruang dapat mengenatisipasi kemacetan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Jika suatu
jalan raya akan ditingkatkan pelayanannya maka diadakan penghitungan lalu-lintas, atau bila
untuk suatu lokasi baru, dibuat suatu perkiraan.
Jadi, dengan adanya perhitungan lalu lintas yang tepat dapat memperbaiki penataan ruang
wilayah dan kota menjadi semakin baik lagi.
16
BAB II
KESIMPULAN
2.1. Kesimpulan
1. arus lalu lintas adalah suatu pergerakan dimana terjadinya antar pengendara di jalan raya
dalam waktu tertentu. Maksudnya semakin banyak kendaraan yang berinteraksi dalam satu
waktu maka akan mempengaruhi pergerakan lalu lintas.
2. Kapasitas jalan adalah jumlah maksimum dalam setiap jam di mana setiap orang atau
kendaraan akan dapat melewati titik atau bagian yang seragam dari sebuah lajur atau jalur
selama periode waktu yang ditentukan sesuai kondisi sebelumnya pada badan jalan, lalu
lintas, dan kontrol.
3. keterkaitan antara kapasitas jalan dengan arus lalu lintas yaitu semakin lancar lalu lintas
yang artinya kapasitas maksimum jalan belum tercapai maka tingkat pelayanan jalan
semakin baik.
4. Konsep dari tingkat pelayanan didefinisikan sebagai suatu ukuran untuk menjelaskan
kondisi operasional yang ada pada suatu arus lalu-lintas yang dapat dirasakan oleh para
pemakai jalan.
5. Rumus yang di gunakan untuk menghitung arus lalu lintas ialah :
Q = (LV x emp) + (HV x emp) + (MC x emp)
Dimana Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
LV = Jumlah kendaraan ringan (smp/jam)
HV = Jumlah kendaraan berat (smp/jam)
MC = Jumlah sepeda motor (smp/jam)
emp = Nilai ekivalen mobil penumpang
6. Rumus yang di gunakan untuk menghitung kapasitas ialah :
C = Co x FCw x FCSP x FCSF
Dimana C = kapasitas (smp/jam)
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan
17
7. Nilai a (ITP) untuk suatu ruas jalan dapat dihitung dengan beberapa pendekatan. Pada
penelitian ini menggunakan pendekatan linear dan pendekatan tidak linear.
8. Dengan mengetahui perhitungan lalu lintas kita dapat menentukan denah dan rencana awal
dari sebuah perencanaan yang sesuai dari suatu fasilitas jalan yang baru berdasarkan ramalan
arus lalu-lintas.
18
DAFTAR PUSTAKA
19