Anda di halaman 1dari 21

KAPASITAS JALAN DAN VOLUME LALU LINTAS/RUBIK ANALITIK

Disusun Oleh :

Puan Edelweis Maharani (213410650)

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................. i

BAB 1 PEMBAHASAN ...............................................................................................................1


1.1. Arus Lalu Lintas .................................................................................................................1
1.2. Pengertian Kapasitas Jalan .................................................................................................2
1.3. Keterkaitan Antara Kapasitas dan Volume Arus Lalu Lintas ...........................................3
1.4. Pengertian Indeks Tingkat Pelayanan (ITP) Jalan .............................................................4
1.5. Perhitungan Arus Lalu Lintas Berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia ................5
1.6. Perhitungan Kapasitas Jalan Berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia ..................7
1.7. Perhitungan Indeks Tingkat Pelayanan (ITP) Jalan dalam Studi Kasus ..........................11
1.8. Bentuk Aplikatif Perhitungan Volume Arus Lalulintas, Kapasitas Jalan dan ITP dalam
Perencanaan Ruang ..........................................................................................................15

BAB II KESIMPULAN .............................................................................................................17


2.1. Kesimpulan ......................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................19


DAFTAR PERTANYAAN ........................................................................................................20

i
BAB I
PEMBAHASAN

1.1. Arus Lalu Lintas


Arus lalu lintas adalah suatu pergerakan dimana terjadinya antar pengendara di jalan raya
dalam waktu tertentu. Maksudnya semakin banyak kendaraan yang berinteraksi dalam satu
waktu maka akan mempengaruhi pergerakan lalu lintas.Secara umum arus lalu lintas dapat
diklasifikasikan dalam 2 golongan, yaitu :
 Uninterrupted flow (Arus yang tidak terganggu). Kondisi ini dapat terjadi apabila tidak
ada hambatan - hambatan yang dapat mengganggu kelancaran arus lalu lintas, seperti
rambu - rambu lalu lintas atau gangguan - gangguan lain dari luar . Kondisi arus lalu
lintas adalah hasil interaksi dari kendaraan - kendaraan yang ada terhadap lingkungan
di sekitarnya.
 Interrupted flow (Arus yang terganggu). Pada interrupted flow terdapat gangguan-
gangguan yang bersifat tetap yang dapat mengurangi kelancaran arus lalu lintas secara
berkala. Gangguan - gangguan ini dapat berupa traffic light, tanda untuk berhenti, serta
rambu - rambu lalu lintas lainnya. Elemen - elemen tersebut dapat menyebabkan arus
lalu lintas berhenti secara berkala atau setidaknya mengurangi kecepatan, tanpa
memperhatikan volume lalu lintas yang ada.
Istilah uninterrupted flow dan interrupted flow dipakai untuk menerangkan jenis arus lalu
lintas yang ada, bukan untuk menggambarkan volume dan kepadatan arus lalu lintas pada suatu
periode waktu tertentu. Misalnya pada suatu jalan bebas hambatan, dalam kondisi sangat padat
sekalipun tetap merupakan jenis uninterrupted flow, karena penyebab kepadatan tersebut berasal
dari dalam arus lalu lintas itu sendiri, bukan akibat pengaruh dari luar.
Analisa yang diterapkan pada kedua jenis arus lalu lintas tersebut berbeda. Untuk
interrupted flow analisa yang dipakai harus memperhitungkan akibat adanya hambatan atau
gangguan yang bersifat tetap. Misalnya pada suatu traffic light harus dipertimbangkan batasan
waktu yang memungkinkan kendaraan - kendaraan untuk bergerak dari masing - masing arah
pada suatu persimpangan jalan. Kapasitas suatu ruas jalan tidak hanya bergantung pada kondisi
geometrik jalan, tetapi juga pada pengaturan waktu yang tersedia yang memungkinkan
kendaraan - kendaraan untuk bergerak. Sedangkan pada uninterrupted flow tidak ada batasan -

1
batasan waktu tersebut, sehingga tidak ada pembatasan waktu pemakaian ruas jalan yang
tersedia.
Jalan bebas hambatan dioperasikan berdasarkan kondisi uninterrupted flow. Karena selain
tidak ada hambatan atau gangguan terhadap arus lalu lintas yang ada, juga karena seluruh jalan
masuk dan jalan keluar yang berhubungan dengan jalan bebas hambatan tersebut, dibatasi dan
dikontrol dengan baik. Jalan raya dengan banyak jalur dan jalan raya dua jalur dapat juga
dioperasikan dalam kondisi uninterrupted flow, apabila jalan tersebut mempunyai suatu segmen
yang cukup panjang yang dipisahkan oleh hambatan atau gangguan yang bersifat tetap. Secara
umum segmen jalan tersebut dapat dioperasikan dalam kondisi uninterrupted flow apabila jarak
antara kedua hambatan atau gangguan yang bersifat tetap tersebut lebih besar dari pada 2 mil.
Tetapi bila .jarak antara kedua hambatan tersebut kurang dari 2 mil, maka ruas jalan tersebut
dapat diklasifikasikan sebagai jalan arteri dan arus lalu lintas yang ada termasuk ,jenis
interrupted flow. Sedangkan pada jalan raya dengan banyak jalur dan jalan raya dua jalur,
seringkali diperlukan untuk menganalisa titik - titik dimana terdapat hambatan - hambatan yang
bersifat tetap. Demikian pula sebaiknya dilakukan analisa pada segmen jalan yang dioperasikan
dalam kondisi uninterrupted flow.

1.2. Kapasitas Jalan


Kapasitas jalan adalah jumlah maksimum dalam setiap jam di mana setiap orang atau
kendaraan akan dapat melewati titik atau bagian yang seragam dari sebuah lajur atau jalur selama
periode waktu yang ditentukan sesuai kondisi sebelumnya pada badan jalan, lalu lintas, dan
control. Secara umum kapasitas dari suatu ruas jalan dapat diartikan sebagai jumlah waktu rata -
rata yang diperlukan oleh suatu kendaraan untuk inelintasi suatu ruas jalan selama periode waktu
tertentu berdasarkan kondisi lalu lintas yang ada. Periode waktu yang dipakai pada analisa
kapasitas ini umum nya adalah 15 menit, dimana selama periode waktu ini diasumsikan arus lalu
lintas yang ada cukup stabil. Kapasitas suatu jalan ditentukan berdasarkan kondisi jalan, kondisi
lalu lintas, dan kondisi rambu lalu lintas yang ada, dimana seharusnya sama untuk seluruh ruas
jalan yang dianalisa. Bila terjadi perubahan pada kondisi lalu lintas yang ada, maka akan
menyebabkan perubahan kapasitas jalan. Kapasitas jalan yang ada diasumsikan dalam kondisi
cuaoa dan kondisi perkerasan yang baik dengan karakteristik geometrik jalan yang bersangkutan,

2
dimana di dalamnya termasuk kelas jalan, pembangunan di sisi kiri-kanan jalan, jumlah jalur
untuk masing-masing arah, lebar jalur, lebar bahu jalan, jarak pandang, kecepatan rencana.
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum yang dapat dipertahankan persatuan jam
yang melewati suatu titik di jalan dalam kondisi yang ada. Pada saat arus rendah kecepatan lalu
lintas kendaraan bebas tidak ada gangguan dari kendaraan lain, semakin banyak kendaraan yang
melewati ruas jalan, kecepatan akan semakin turun sampai suatu saat tidak bisa lagi arus atau
volume lalu lintas bertambah, disinilah kapasitas terjadi. Setelah itu arus akan berkurang terus
dalam kondisi arus yang dipaksakan sampai suatu saat kondisi macet total, arus tidak bergerak
dan kepadatan tinggi. Kapasitas telah diperkirakan secara teoritis dengan menganggap suatu
hubungan matematik antara kepadatan, kecepatan dan arus dinyatakan dalam satuan mobil
penumpang (smp).

1.3. Keterkaitan Kapasitas dan Volume Arus Lalu Lintas


Kapasitas jalan berkaitan dengan jumlah maksimum kendaraan yang melawati ruas jalan
sedangkan volume lalu lintas adalah total kendaraan yang melewati titik atau segmen lajur
atau jalur pada waktu tertentu, biasa dinyatakan dalam harian atau jam-jaman. Jadi
keterkaitan antara kapasitas jalan dengan arus lalu lintas yaitu semakin lancar lalu lintas
yang artinya kapasitas maksimum jalan belum tercapai maka tingkat pelayanan jalan
semakin baik. Faktor yang berkaitan dengan volume meliputi
 Komposisi jenis kendaraan, ini akan mempengaruhi kapasitas kerana kemampuan dari
kecepatan, ruang yang tersedia, dan percepatan/ perlambatan
 Distribusi arah memiliki pengaruh yang besar pada operasional jalan 2 lajur antar kota
yang akan mencapai kondisi optimal pada saat kendaraan memiliki arah yang sama.
Analisis kapasitas untuk jalan multilane akan terpusat pada satu arah lalu lintas.
Namun, pada setiap arah, biasanya direncanakan untuk mengakomodasi arus puncak
pada dua arah. Biasanya lalu lintas puncak pagi muncul pada satu arah, dan lalu lintas
puncak sore muncul pada arah yang sebaliknya. Distribusi lajur juga menjadi faktor
pada jalan multilane.
 Berbagai ragam kepentingan dari pengguna jalan menjadikan lalu lintas di jalan terdiri
atas berbagai macam jenis, variasi, dan kemampuan (heterogeneous). Untuk

3
menjumlahkan kendaraan persatuan waktu tidak bisa dianggap sama dari setiap jenis
kendaraan satu dengan yang lainnya.

1.4. Indeks Tingkat Pelayanan (ITP)


Konsep dari tingkat pelayanan didefinisikan sebagai suatu ukuran untuk menjelaskan
kondisi operasional yang ada pada suatu arus lalu-lintas yang dapat dirasakan oleh para pemakai
jalan. Tingkat pelayanan ini di dalamnya terdapat sejumlah faktor seperti speed (kecepatan),
travel time (waktu tempuh), kebebasan untuk melakukan manufer, gangguan terhadap arus lalu-
lintas, serta kenyamanan dan keamanan bagi para pemakai jalan. Nilai ‘a’ (indeks tingkat
pelayanan) untuk suatu ruas jalan dapat dihitung beberapa pendekatan yaitu: pendekatan linear,
pendekatan tidak linear, pendekatan coba-coba dan pendekatan rata-rata. Ada 6 tingkat
pelayanan sesuai dengan tingkatannya yang akan diterangkan pada bagian berikut ini.
 Tingkat pelayanan A – arus bebas
 Tingkat pelayanan B – arus stabil (untuk merancang jalan antar kota)
 Tingkat pelayanan C – arus stabil (untuk merancang jalan perkotaan)
 Tingkat pelayanan D – arus mulai tidak stabil
 Tingkat pelayanan E – arus tidak stabil (tersendat-semdat)
 Tingkat pelayanan F – arus terhambat (berhenti, antrian, macet)

Berikut merupakan indeks tingkat pelayanan berdasarkan kecepatan arus bebas :

ITP berdasarkan kecepatan arus bebas


Tingkat % dari kecepatan Tingkat Keterangan
Pelayanan bebas kejenuhan lalu
lintas
A ≥ 90 ≤ 0,35 Lalu lintas bebas

B ≥ 70 ≤ 0,54 Stabil
C ≥ 50 ≤ 0,77 Masih batas stabil
D ≥ 40 ≤ 0,93 Tidak stabil
E ≥ 33 ≤ 1,0 Kadang terlambat
F < 33 >1 Dipaksakan/buruk

4
1.5. Perhitungan Arus Lalu Lintas Berdasarkan Standar Manual Kapasitas Jalan
Indonesia
Arus lalu lintas adalahJumlah kendaraan bermotor yang melalui titik pada jalan per satuan
waktu, dinyatakan dalam kend/jam (Qkend), smp/jam (Qsmp) atau LHRT (QLHRT Lalu-lintas
Harian Rata-rata Tahunan). Volume lalu lintas kendaraan dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

Q = (LV x emp) + (HV x emp) + (MC x emp)


Dimana Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
LV = Jumlah kendaraan ringan (smp/jam)
HV = Jumlah kendaraan berat (smp/jam)
MC = Jumlah sepeda motor (smp/jam)
emp = Nilai ekivalen mobil penumpang

Ada dua alternative untuk menentukan arus jam rencana dalam kendaraan/jam, yaitu :
a. Data tersedia hanya LHRT, pemisahan arah dan komposisi lalu-lintas
1. Masukkan data masukan herikut pada kotak yang sesuai dalam Formulir UR-2
 LHRT (kend/hari) untuk tahun/soal yang diamati.
 Faktor-k (rasio antara arus jam rencana dan LHRT; nilai normal k = 0,09)
 Pemisahan arah SP (Arah 1/Arah 2, Nilai normal 50/50 %)
2. Hitung arus jam rencana (QDH = k × LHRT × SP/100) untuk masing-masing arah
dan total (1+2). Masukkan hasilnya ke dalam tabel untuk data arus kendaraan/jam
pada Kolom 9 Baris 3, 4 dan 5.
3. Masukkan komposisi lalu-lintas dalam kotak, dan hitung jumlah kendaraan untuk
masing-masing tipe dan arah dengan mengalikannya dengan arus rencana pada
Kolom Masukkan hasilnya pada Kolom 2, 4 dan 6 dalam Baris 3, 4 dan 5.

5
b. Data yang tersedia adalah arus lalu-lintas per jenis per arah
1. Masukkan nilai arus lalu-lintas jam rencana (QDH) dalam kend/jam untuk masing-
masing tipe kendaraan dan arah ke dalam Kolom 2, 4 dan 6; Baris 3, 4 dan 5. Jika
arus yang diberikan adalah dua arah (1+2) masukkan nilai arus pada Baris 5, dan
masukkan pemisahan arah yang diberikan (%) pada Kolom 8, Baris 3 dan 4.
Kemudian hitung arus masing-masing tipe kendaraan pada masing-masing arah
dengan mengalikan nilai arus pada Baris 5 dengan pemisahan arah pada Kolom 8,
dan masukkan hasilnya pada Baris 3 dan 4.
2. Menentukan ekivalensi mobil penumpang (emp)
Tabel Emp untuk jalan perkotaan tak-terbagi

Tabel Emp untuk jalan perkotaan terbagi dan satu-arah

6
3. Menghitung- parameter arus lalu-lintas yang diperlukan untuk analisa
 Hitung arus lalu-lintas rencana per jam QDH dalam smp/jam dengan mengalikan
arus dalam kend/jam pada Kolom 2, 4 dan 6 dengan emp yang sesuai pada Baris
1.1 dan 1.2, dan masukkan hasilnya pada Kolom 3, 5 dan 7; Baris 3, 4 dan 5.
Hitung arus total dalam smp/jam dan masukkan hasilnya ke dalam Kolom 10.
 Hitung pemisahan arah (SP) sebagai arus total (kend/jam) Arah 1 pada Kolom 9
dibagi dengan arus total Arah 1+2 (kend/jam) pada Kolom yang sama.
Masukkan hasilnya ke dalam Kolom 9 Baris 6. SP = QDH,1/QDH,1+2
 Hitung faktor satuan mobil penumpang Fsmp = Qsmp/Qkend dengan membagi
jumlah arus pada Kolom 10 Baris 5 dengan jumlah arus pada Kolorn 9, Baris 5.
Masukkan hasilnya ke dalam Kolom 10 Baris 7.
Tabel Kelas hambatan samping untuk jalan perkotaan

1.6. Perhitungan Kapasitas Berdasarkan Standar Manual Kapasitas Jalan Indonesia


Pada kebanyakan analisis kapasitas, kondisi yang dihitung tidak sama dengan kondisi
dasarnya, sehingga dibutuhkan penyesuaian dalam penghitungan kapasitas, jadi setelah
operasional kapasitas bukanlah angka yang mutlak tetapi dapat berubah dari waktu ke waktu dan
lokasi-lokasi lainnya, karena akan dipengaruhi oleh faktor pembentuknya. Faktor yang bisa
mempengaruhi kapasitas diantaranya, lebar efektif jalur atau lajur, ada tidaknya pemisah/median
jalan, hambatan bahu/kerb jalan, gradient jalan, karakteristik lalu lintas dan fisik jalan di ruas
jalan perkotaan atau antar kota, ukuran kota yang mempengarihi ruas jalan yang ditinjau, dan
hambatan samping sisi jalan. Berikut ini bentuk persamaan dasar kapasitas di ruas jalan adalah
seperti berikut ini;

7
C = Co x FCw x FCSP x FCSF
dimana:
C = kapasitas (smp/jam)
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan

Sedangkan untuk persimpangan persamaan dasar kapasitas seperti :


C = CO x FW x FM x FS x FRSU x FLT x FRT x FMI
Keterangan :
C = kapasitas;
CO = kapasitas Dasar;
FW = faktor penyesuaian lebar masuk;
FM = faktor penyesuaian median jalan utama;
FS = faktor penyesuaian ukuran kota;
FRSU = faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan tak
bermotor
FLT = faktor penyesuaian rasio belok kiri;
FRT = faktor penyesuaian rasio belok kanan;
FMI = faktor penyesuaian rasio arus jalan minor
Persamaan tersebut terlihat bahwa kapasitas dasar akan mengalami penurunan sesuai dengan
intensitas faktor pembentuknya. Berikut merupakan table perhitungan kapasitas, yaitu :
 Kapasitas Dasar (CO)
Tabel. Kapasitas dasar jalan perkotaan

8
 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu-Lintas (FCW)
Tabel Penyesuaian kapasitas untuk pengaruh lebar jalur lalu-lintas (FCW)

 Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah (FCSP)


Tabel Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah (FCSP)

9
 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping (FCSF)
Tabel Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh hambatan samping
dan lebar bahu (FCSF) pada jalan perkotaan dengan bahu

Tabel. Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh hambatan samping dan jarak
kerebpenghalang (FCSF) jalan perkotaan dengan kereb

10
 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota (FCS)
Tabel. Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota (FCCS) pada jalan
perkotaan

1.7. Perhitungan Indeks Tingkat Pelayanan (ITP) Jalan Dalam Studi Kasus
Volume lalu lintas kendaraan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Q = (LV x emp) + (HV x emp) + (MC x emp)
Keterangan:
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
LV = Jumlah kendaraan ringan (smp/jam)
HV = Jumlah kendaraan berat (smp/jam)
MC = Jumlah sepeda motor (smp/jam)
emp = Nilai ekivalen mobil penumpang

Nilai a (ITP) untuk suatu ruas jalan dapat dihitung dengan beberapa pendekatan. Pada
penelitian ini menggunakan pendekatan linear dan pendekatan tidak linear.

11
Perhitungan ITP Pendekatan Linear

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, maka nilai parameter B dan A dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :

Selanjutnya, dengan menggunakan nilai parameter B dan A tersebut, dapat dihitung


besarnya nilai T0 = A = 0,0682 jam atau 4,0904 menit dan nilai indeks tingkat pelayanan adalah:

12
Berikut ini adalah rekapitulasi nilai a (indeks tingkat pelayanan) pendekatan linear arah
Kairagi dan Airmadidi pada hari Senin 15 Mei 2017 sampai Sabtu 20 Mei 2017
Rekapitulasi nilai a (ITP) Pendekatan Linear

Perhitungan ITP Pendekatan Tidak Linear

13
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, nilai ‘a’ dapat ditentukan dengan menggunakan nilai
𝑌𝑖 ̂ = 𝑇𝑄 𝑖 T0 dan 𝑋𝑖 = 𝑄𝑖 𝐶 maka nilai ‘a’ bisa didapat dengan menggunakan persamaan berikut.

Berikut ini adalah rekapitulasi nilai a (indeks tingkat pelayanan) pendekatan tidak linear arah
Kairagi dan Airmadidi pada hari Senin 15 Mei 2017 sampai Sabtu 20 Mei 2017 dapat dilihat
pada table:
Rekapitulasi nilai a (indeks tingkat pelayanan) Pendekatan Tidak Linear

Dari hasil rekapitulasi terlihat bahwa nilai a (indeks tingkat pelayanan) pada pendekatan
tidak linear adalah sama dengan nilai a (indeks tingkat pelayanan) pada pendekatan linear.

1.7.1 Hubungan Arus Lalu Lintas dan Waktu Tempuh


Hubungan arus lalu lintas dengan waktu tempuh bisa di dapat dengan menggunakan
persamaan Davidson. Secara matematis, ciri tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.

14
Dibawah ini grafik hubungan arus lalu lintas dengan waktu tempuh yang di dapat di
lapangan pada penelitian Sabtu 20 Mei 2017 arah Kairagi.
Grafik Hubungan Arus Lalu Lintas (Q) dengan Waktu Tempuh (𝑇𝑄)

Dari hubungan antara waktu tempuh kendaraan dan arus lalulintas dapat dilihat
bahwa semakin arus bertambah maka waktu tempuh juga bertambah. Untuk perhitungan
nilai indeks tingkat pelayanan (a) = 1,2632 dengan koefisien determinasi (R2) = 0,9587,
artinya besar pengaruh arus lalu lintas terhdap waktu tempuh adalah 95,87%, sedang
sisanya dipengaruhi variable lain.

1.7.2. Analisis Data Sekunder


Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk mengumpulkan data yang berhubungan
dengan studi yang dilakukan. Data yang diperlukan hanyalah peta lokasi penelitian.

1.8. Bentuk Aplikatif Perhitungan Volume Arus Lalu Lintas, Kapasitas Jalan, dan ITP
dalam Perencanaan Ruang
Bentuk aplikatif dari perhitungan volume arus lalu lintas, kapasitas jalan, dan indeks tingkat
pelayanan dalam perencanaan ruang, direncanakan terutama agar pengguna dapat
memperkirakan perilaku lalu lintas dari suatu fasilitas pada kondisi lalu lintas, geometrik dan
keadaan lingkungan tertentu. Dengan mengetahui perhitungan lalu lintas kita dapat menentukan

15
denah dan rencana awal dari sebuah perencanaan yang sesuai dari suatu fasilitas jalan yang baru
berdasarkan ramalan arus lalu-lintas.
Setelah mengetahui perhitungan lalu lintas suatu daerah tentunya kita dapat menentukan
fungsi dari jalan dan mampu mengontrol aktifitas-aktifitas pembangunan yang cocok atau tidak
cocok dengan fungsi jalan tersebut. Penerapan perhitungan lalu lintas terhadap perencanaan
ruang dapat mengenatisipasi kemacetan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Jika suatu
jalan raya akan ditingkatkan pelayanannya maka diadakan penghitungan lalu-lintas, atau bila
untuk suatu lokasi baru, dibuat suatu perkiraan.
Jadi, dengan adanya perhitungan lalu lintas yang tepat dapat memperbaiki penataan ruang
wilayah dan kota menjadi semakin baik lagi.

16
BAB II
KESIMPULAN

2.1. Kesimpulan
1. arus lalu lintas adalah suatu pergerakan dimana terjadinya antar pengendara di jalan raya
dalam waktu tertentu. Maksudnya semakin banyak kendaraan yang berinteraksi dalam satu
waktu maka akan mempengaruhi pergerakan lalu lintas.
2. Kapasitas jalan adalah jumlah maksimum dalam setiap jam di mana setiap orang atau
kendaraan akan dapat melewati titik atau bagian yang seragam dari sebuah lajur atau jalur
selama periode waktu yang ditentukan sesuai kondisi sebelumnya pada badan jalan, lalu
lintas, dan kontrol.
3. keterkaitan antara kapasitas jalan dengan arus lalu lintas yaitu semakin lancar lalu lintas
yang artinya kapasitas maksimum jalan belum tercapai maka tingkat pelayanan jalan
semakin baik.
4. Konsep dari tingkat pelayanan didefinisikan sebagai suatu ukuran untuk menjelaskan
kondisi operasional yang ada pada suatu arus lalu-lintas yang dapat dirasakan oleh para
pemakai jalan.
5. Rumus yang di gunakan untuk menghitung arus lalu lintas ialah :
Q = (LV x emp) + (HV x emp) + (MC x emp)
Dimana Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
LV = Jumlah kendaraan ringan (smp/jam)
HV = Jumlah kendaraan berat (smp/jam)
MC = Jumlah sepeda motor (smp/jam)
emp = Nilai ekivalen mobil penumpang
6. Rumus yang di gunakan untuk menghitung kapasitas ialah :
C = Co x FCw x FCSP x FCSF
Dimana C = kapasitas (smp/jam)
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCSF = faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan

17
7. Nilai a (ITP) untuk suatu ruas jalan dapat dihitung dengan beberapa pendekatan. Pada
penelitian ini menggunakan pendekatan linear dan pendekatan tidak linear.
8. Dengan mengetahui perhitungan lalu lintas kita dapat menentukan denah dan rencana awal
dari sebuah perencanaan yang sesuai dari suatu fasilitas jalan yang baru berdasarkan ramalan
arus lalu-lintas.

18
DAFTAR PUSTAKA

kaeng, P, G. 2017. ANALISIS INDEKS TINGKAT PELAYANAN JALAN DENGAN


MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERSAMAAN DAVIDSON. Jurnal Sipil
Statik Vol.5 No.9.
Gunawan, H. 2007. Hubungan Volume Lalu Lintas Dengan Kapasitas Jalan di Jalan Veteran
Banjarmasin. Jurnal INFO-TEKNIK 8(1), 60 – 63.
Koesnandar, E. 2009. Pengkinian Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Pusat Litbang Jalan
dan Jembatan. Bandung.

19

Anda mungkin juga menyukai