JALAN PERKOTAAN
LATAR BELAKANG
● Jalan adalah prasaran transportasi darat yang melliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkapan dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi
lalu lintas yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah
permukaan tanah atau air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Jalan merupaka factor yang sangat penting bagi penduduk untuk berhubungan
antara daerah yang satu kedaerah yang lain, selainitu juga berfungsi juga
mempelancar kegiatan perekonomian dan aktivitas sehari-hari penduduk.
● Lalu lintas terjadi akibat adanya kebutuhan akan transportasi dari masyarakat,
dimana masyarkat mencarin jalan yang cepat, lancar dan aman. Kenaikan jumlah
penduduk dan urbanisasi kendaraan perkotaan maka akan menimbulkan kemacetan,
sehingga kebutuhan akan transportasi meningkat pula.
● Kemacetan dalam berlalu lintas sudah sering terjadi apalagi di daerah kota kota
besar dan berkembang. Kondisi ini dapat dilihat dari ruas jalan dimana kondisi jalan
pada lalu lintas menjadi padat dan tidak teratur pada jam sibuk dan cuaca mendung
atau hujan bahkan pada jalur ini bisa terjadi kemacetan yang dapat mempengaruhi
keselamatan dan keterlambatan penggunaan jalan.
MASALAH
RUMUSAN
01 Bagaimana keadaan arus dan volume lalu
lintas pada jalan masjid?
Q = N/T
dengan : VOLUME
Q = volume (kend/jam)
LALU
N = jumlah kendaraan (kend)
LINTAS
T = waktu pengamatan (jam)
• Kecepatan jarak yang Ditempuh kendaraan persatuan waktu dan dapat dinyatakan dalam
m/detik atau km/jam.
• Kecepatan yang akan digunakan sebagai ukuran utama segmen jalan adalah kecepatan
tempuh, Karena mudah dimengerti dan diukur serta merupakan masukan yang penting
untuk biaya pemakai jalan dalam analisa ekonomi.
• Kecepatan tempuh adalah kecepatan rata-rata ruang dari kendaraan sepanjang segmen
jalan.
KECEPATAN
V = L/TT
dimana :
V= Kecepatan sesaat (km/jam)
L= Panjang segmen (km)
TT= Waktu tempuh rata - rata sepanjang segmen jalan (jam)
Kepadatan merupakan konsentrasi kendaraan di jalan. Kerapatan
adalah banyaknya kendaraan yang terdapat pada suatu panjang
jalan. Kerapatan dinyatakan sebagai kendaraan per km. Survei
kerapatan dilakukan dengan menggunakan foto udara atau video
dari tempat yang tinggi pada panjang jalan tertentu.
D=
KERAPATAN
dengan : D = kerapatan lalu lintas (kend/km)
Q = volume lalu lintas (kend/jam)
U = kecepatan lalu lintas (km/jam)
Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio
arus jalan terhadap kapasitas, yang digunakan sebagai
faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang
dan segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah
segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas
atau tidak. Persamaan dasar untuk menentukan derajat
kejenuhan adalah sebagai berikut:
DERAJAT
DS =
KEJENUHAN
dengan : DS = Derajat kejenuhan
Q = Arus lalu lintas (smp/jam)
C = Kapasitas (smp/jam)
Kemacetan adalah situasi tersendatnya atau bahkan
terhentinya lalulintas yang disebab kan oleh
banyaknya jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas
jalan, juga terjadi karena pengaruh hambatan atau
gangguan s amping yang tinggi, sehingga
mengakibatkan penyempitan ruas jalan, seperti :
• pejalan kaki, Kemacetan
• parkir di badan jalan,
• berjualan di trotoar dan badan jalan,
• Pangkalan ojek,
• dan lain - lain.
1. Jumlah kendaraan berhenti dan parkir (bobot 1,0)
2. Jumlah kendaraan bermotor yang masuk dan keluar
dari lahan samping jalan dan jalan samping (bobot 0,7)
3. Jumlah pejalan kaki berjalan atau menyeberang
sepanjang segmen jalan (bobot 0,5)
4. Arus kendaraan lambat, yaitu arus total (kend/ jam)
sepeda, becak, delman , pedati , traktor dan HAMBATAN
sebagainya (bobot 0,4).
SAMPING
Tingkat hambatan samping dikelompokkan ke dalam lima
kelas dari kondisi sangat rendah (very low), rendah (low),
sedang (medium), tinggi (high) dan sangat tinggi (very high)
sebagai fungsi dari frekuensi kejadian hambatan samping
sepanjang segmen jalan yang diamati.
HAMBATAN
SAMPING
• Beberapa contoh tipe jalan perkotaan diantaranya :
1.Jalan tak terbagi (tanpa median) : dua lajur dua arah tak terbagi (2/2 UD),
empat lajur dua arah tak terbagi (4/2 UD)
2.Jalan terbagi (dengan median) : empat lajur dua arah (4/2 D), enam lajur 2
arah ter bagi (6/2 UD)
3.Jalan satu arah : jalan satu arah dua lajur (1-2/1), jalan satu arah tiga lajur KONSEP
(1-3/1)
• Kondisi geometric jalan yang diperhitungkan untuk perhitungan sebagai
KAPASITAS
berikut : DAN KINERJA
1.Tipe jalan : terbagi, tak terbagi atau satu arah
2.Lebar jalan lalu lintas : pertambahan lebar jalur lalu lintas akan
JALAN
meningkatkan kec epatan arus bebas dan kapasitas
3.Kereb dan bahu : pertambahan kereb dan bahu jalan akan berpengaruh
terhadap kapasitas dan kecepatan sehubungan dengan adanya
pengurangan dampak hambata n samping
Kapasitas didefinisikan sebagai arus lalu lintas maksimum yang
melewati suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan pada kondisi
tertentu per satuan waktu. Kapasitas jalan tak terbagi dihitung untuk total
kedua arah sedangkan jalan terbagi terhitung per arah. Kapasitas Jalan
Perkotaan
Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas
3. Hambatan samping
Pelaksanaan survey untuk pengambilan data
hambatan samping dilakukan dengan cara mengamati
dan mencatat aktivitas samping jalan yang terjadi
selama waktu pengamatan
PELAKSANAAN PENGAMATAN
REKAPAN TABEL
11.00 – 13.00 2828
11.00 – 11.15 4 0 31
11.15 – 11.30 4 0 14
11.30 – 11.45
11.45 – 12.00 3 1 24
jumlah 4 0 33
12.00 – 12.15 15 0 102 9+15
12.15 – 12.30 5 1 43
12.30 – 12.45
12.45 – 13.00 3 1 20
jumlah 2 0 35
3 0 24
13 1 122
15.00 – 15.15 6 0 60
15.15 – 15.30 1 2 65
15.30 – 15.45
15.45 – 16.00 4 0 59
jumlah 5 0 53
Kendaraan Ringan Menengah Berat Sepeda Motor
Jam
(LV) (MHV) (MC)
1,30 0,35
1,30 0,35
3026
932 932 30 39 2017 706 53 2979 1677
40
Karena, tidak melebihi 3479,13
3026
44
29
KECEPATAN RUANG RATA-RATA KENDARAAN RINGAN
𝐿
𝑉=
𝑇
Dimana :
V = kecepatan ruang rata-rata kendaraan ringan (km/j)
L = panjang segmen (km)
T= waktu tempuh kendaraan ringan sepanjang segmen (jam)
= km/jam
= 28,99 km/jam