Anda di halaman 1dari 43

PERENCANAAN

GEOMETRI JALAN
KULIAH KE-3

Aztri Yuli Kurnia


Standar Perencanaan
Jalan menurut PU BM
Standar Perencanaan Geometrik yang dibuat
oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, yang
disesuaikan dengan klasifikasi jalan
berdasarkan peruntukan jalan raya, yaitu :

• Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan


Raya No. 013/ 1990
• Standar Perencanaan Geometrik untuk
Jalan Perkotaan , 1992
• Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan
Antar Kota No. 038T/BM/1997.
PARAMETER PERENCANAAN
GEOMETRIK JALAN
Dalam perencanaan geometrik jalan terdapat
beberapa parameter perencanaan seperti :
-Kendaraan Rencana dan Jarak Putar
-Kecepatan Rencana
-Volume dan Kapasitas Jalan
-Tingkat Pelayanan Jalan
-Karakteristik Lalu Lintas
-Gaya Sentrifugal dan Gaya Gesekan Melintang
-Jarak Pandang
Karakterikstik Kendaraan
Kendaraan Rencana
Kendaraan Rencana adalah kendaraan yang
merupakan wakil dari kelompoknya dimana
dimensi dan radius putarnya dipakai sebagai
acuan dalam perencanaan geometrik.
Kendaraan Rencana dibagi dalam 3 kategori :
1. Kendaraan Ringan/Kecil : kendaraan yang
mempunyai 2 as dengan 4 roda dengan jarak as 2-
3m. (Mobil penumpang, Mikrobus, Pick-Up, Truk
kecil)
2. Kendaraan Sedang : kendaraan yang mempunyai 2
as gandar, dengan jarak as 3,5–5 m.(Bus Kecil, Truk
2 as dengan 6 roda)
3. Kendaraan Berat/Besar
Bus Besar, yaitu Bus dengan 2 atau 3 gandar,
dengan jarak as 5-6 m.
Truk Besar, yaitu Truk dengan 3 gandar dan Truk
Kombinasi tiga, dengan jarak gandar (gandar 1 ke
gandar 2) < 3,5 m
TABEL DIMENSI KENDARAAN RENCANA

Dimensi Kendaraan Radius


Tonjolan (Cm)
Kategori (Cm) Putar (Cm) Radius
Kendaraan Tonjolan
Rencana (Cm)
Tinggi Lebar Panjang Depan Belakang Min Max

Kecil 130 210 580 90 150 420 730 780

Sedang 410 260 1210 210 240 740 1280 1410

Besar 410 260 2100 120 90 290 1400 1370


Jarak Putaran (Manuver) Kendaraan
Setiap Kendaraan mempunyai jangkauan
putaran, pada saat kendaraan yang
bersangkutan menikung atau memutar pada
suatu tikungan jalan. Ini tergantung pada
dimensi kendaraan dan radius putar kemudi.
Kegunaannya :
-Intersection (persimpangan)
-Roundabout
-Radius minimum tikungan
JARI-JARI MANUVER KENDARAAN KECIL
JARI-JARI MANUVER KENDARAAN SEDANG
JARI-JARI MANUVER KENDARAAN BESAR
Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Satuan Mobil Penumpang (SMP) adalah unit
satuan kendaraan untuk dimensi kapasitas jalan,
dalam hal mana sebagai referensi mobil
penumpang dinyatakan mempunyai nilai 1 SMP

Ekivalen Mobil Penumpang (emp)

N Datar/
O
Jenis Kendaraan Pegunungan
Perbukitan
1 Sedan, Jeep, Starion Wagon 1,0 1,0
2 Pick-Up, Bus Kecil, Truk Kecil 1,2-2,4 1,9-3,5
3 Bus dan Truk Besar 1,2-5,0 2,2-6,0
2. Kecepatan Rencana
Kecepatan Rencana (VR) adalah kecepatan
yang dipilih sebagai dasar perencanaan
geometrik jalan (tikungan, kemiringan jalan,
jarak pandang, dll) yang memungkinkan
kendaraan-kendaraan bergerak dengan
aman dan nyaman dalam kondisi cuaca
yang cerah, lalu lintas yang lengang dan
pengaruh samping jalan yang tidak berarti.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kecepatan
rencana :
1. Keadaan terrain, apakah datar, berbukit
atau gunung
Medan dikatakan datar jika kecepatan kendaraan
truk sama atau mendekati kecepatan mobil
penumpang. Medan dikatakan perbukitan jika
kecepatan kendaraan truk berkurang sampai
dibawah kecepatan mobil penumpang, tetapi
belum merangkak. Medan dikatakan pergunungan
jika kecepatan kendaraan truk berkurang banyak
sehingga truk tersebut merangkak melewati jalan
tersebut dengan frekuensi yang sering.
2. Sifat dan tingkat penggunaan daerah
TABEL KECEPATAN RENCANA
Kecepatan Rencana (VR), km/jam
Fungsi
Datar Bukit Pegunungan
Arteri 70 - 120 60 - 80 40 - 70

Kolektor 60 - 90 50 - 60 30 - 50
Lokal 40 - 70 30 - 50 20 - 30
Catatan : Untuk kondisi medan yang sulit, VR suatu segmen
jalan dapat diturunkan, dengan syarat bahwa penurunan
tersebut tidak lebih dari 20 Km/jam

Spesifikasi Standar untuk Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota, Bina Marga

Jenis Medan Kemiringan Melintang Rata-rata


Datar 0 – 9,9 %
Perbukitan 10 – 24,9 %
Pergunungan ≥ 25,0 %
3. Volume Lalu Lintas
Volume Lalu Lintas menunjukkan jumlah
kendaraan yang melintasi 1 titik pengamatan
dalam 1 satuan waktu (hari, jam, menit)
Satuan Volume Lalu Lintas yang umum
dipergunakan sehubungan dengan penentuan
jumlah dan lebar jalur adalah :
-Lalu Lintas Harian Rata-rata
-Volume Jam Rencana
-Kapasitas
Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)

LHR adalah volume lalu lintas rata-rata dalam satu hari.


Dari cara memperoleh data dibagi :
-Lalu lintas Harian Rata-rata Tahunan (LHRT), adalah
jumlah lalu lintas kendaraan rata-rata yang melewati satu
jalur jalan selama 24 jam dan diperoleh dari data selama
1 tahun penuh.
Jumlah lalu lintas dalam 1 tahun
LHRT = 365
Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR), adalah hasil bagi
jumlah kendaraan yang diperoleh selama pengamatan
dengan lamanya pengamatan.
LHR =
Jumlah lalu lintas selama pengamatan
Lamanya Pengamatan
Volume Jam Rencana (VJR)
Volume Jam Rencana (VJR) adalah prakiraan volume
lalu lintas pada jam sibuk tahun rencana lalu lintas,
dinyatakan dalam SMP/jam.
Volume Lalu Lintas Harian Rencana (VLHR) adalah
prakiraan volume lalu lintas pada akhir tahun rencana
lalu lintas, yang dinyatakan dalam SMP/hari.
VJR = VLHR X K/F
Dimana :
K = faktor K, adalah faktor volume lalu lintas jam sibuk
F = faktor F, adalah faktor variasi tingkat lalu lintas per
seperempat jam, dalam satu jam.
TABEL PENENTUAN FAKTOR K DAN FAKTOR F
VLHR (SMP/Hari) FAKTOR K FAKTOR F
(%) (%)
>50.000 4-6 0,90 - 1

30.000 – 50.000 6-8 0,80 - 1

10.000 – 30.000 6-8 0,80 - 1

5.000 – 10.000 8 - 10 0,60 – 0,80

1.000 – 5.000 10 - 12 0,60 – 0,80

< 1.000 12 - 16 < 0,60


Kapasitas
Kapasitas adalah volume lalu lintas maksimum
(mantap) yang dapat dipertahankan (tetap)
pada suatu bagian jalan dalam kondisi tertentu
(misalnya : rencana geometrik, lingkungan,
kompisisi lalu lintas dll).
Kapasitas lalu lintas merupakan jumlah lalu
lintas atau kendaraan yang dapat melewati
suatu penampang, dalam waktu, kondisi jalan
dan lalu lintas tertentu.
Faktor utama yang mempengaruhi
kapasitas lalu lintas :
1. Faktor lalu lintas yang meliputi sifat-sifat lalu
lintas ;
a. Persentase kendaraan Bus dan Truk
b. Pembagian jalur lalu lintas
c. Variasi dalam arus lalu lintas
2. Faktor fisik jalan, meliputi ;
a. Lebar perkerasan jalan
b. Lebar bahu jalan
c. Kebebasan samping
d. Tikungan dan kelandaian jalan
e. Kondisi permukaan perkerasan jalan
Beberapa Jenis Kapasitas Jalan Disesuaikan
Dengan Penggunaannya
1. Kapasitas Dasar atau Kapasitas Ideal,adalah jumlah
kendaraan maksimum yang melewati suatu penampang
pada suatu jalur atau jalam selama 1 jam dalam keadaan
jalan dan lalu lintas yang ideal yang dapat dicapai.
2. Kapasitas yang Mungkin (Possible Capacity), adalah jumlah
kendaraan maksimum yang melewati suatu penampang
pada suatu jalan selama 1 jan dalam keadaan jalan dan
lalu lintas yang mungkin dapat dicapai.
3. Kapasitas Praktis atau Kapasitas rencana atau Volume
Pelayanan, adalah jumlah kendaraan maksimum yang
melewati suatu jalau atau jalan selama 1 jam, pada kondisi
lalu lintas yang dipertahankan sesuai tingkay pelayanan
tertentu.
4. Tingkat Pelayanan

Adalah tolak ukur yang digunakan untuk


menyatakan kualitas pelayanan suatu jalan.
Tingkat pelayanan, dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu kecepatan perjalanan dan
perbandingan antara volume dengan kapasitas
(V/C)
Highway Capacity Manual, membagi
tingkat pelayanan jalah atas 6 keadaan
Tingkat Pelayan A, dengan ciri-ciri :
-Arus lalu lintas bebas tanpa hambatan
-Volume dan kepadatan lalu lintas rendah
-Kecepatan kendaraan merupakan pilihan
pengemudi
Tingkat Pelayanan B, dengan ciri-ciri :
-Arus lalu lintas stabil
-Kecepatan mulai dipengaruhi oleh keadaan lalu
lintas, tetapi tetap dapat dipilih sesuai kehendak
pengemudi
Tingkat Pelayan C, dengan ciri-ciri :
-Arus lalu lintas masih stabil
-Kecepatan perjalan dan kebebasan bergerak
sudah dipengaruhi oleh besarnya volume lalu
lintas sehingga pengemudi tidak dapat lagi
memilih kecepatan yang diinginkannya.
Tingkat Pelayanan D, dengan ciri-ciri :
-Arus lalu lintas sudah mulai tidak stabil
-Perubahan volume lalu lintas sangat
mempengaruhi besarnya kecepatan perjalanan.
Tingkat Pelayanan E, dengan ciri-ciri :
-Arus lalu lintas sudah tidak stabil
-Volume kira-kira sama dengan kapasitas
-Sering terjadi kemacetan
Tingkat Pelayanan F, dengan ciri-ciri :
-Arus lalu lintas tertahan pada kecepatan
rendah
-Seringkali terjadi kemacetan
-Arus lalu lintas rendah
5. Karakteristik Lalu Lintas
Data lalu lintas adalah data utama yang
diperlukan dalam perencanaan teknik jalan,
karena kapasitas jalan yang akan
direncanakan tergantung dari komposisi lalu
lintas yang akan menggunakan jalan pada
suatu segmen jalan yang akan ditinjau.
Besarnya volume atau arus lalu lintas
diperlukan untuk menentukan jumlah dan lebar
lajur, sedangkan jenis kendaraan akan
menentukan kelas beban atau Muatan Sumbu
Terberat.
6. Gaya Sentrifugal
W V²
F=
gR

Dimana : W = Berat kendaraan


g = Gaya gravitasi bumi
V = Kecepatan kendaraan
R = Jari-jari lengkung lintasan
Gaya yang mengimbangi gaya sentrifugal berasal :
1) Gaya gesekan melintang antara ban kendaraan
dengan permukaan jalan.
2) Komponen berat kendaraan akibat kemiringan
melintang permukaan jalan, akan menyebabkan rasa
tidak nyaman bagi pengemudi yang mengendarai
kendaraannya dengan kecepatan rendah.
7. Gaya Gesekan Melintang (Fs)
Adalah besarnya gesekan yang timbul antara ban
dengan permukaan jalan dalam arah melintang
jalan yang berfungsi untuk mengimbangi gaya
sentrifugal.Perbandingan antara gaya gesekan
melintang dan gaya normal yang bekerja disebut
koefisien gesekan melintang (f).
Besarnya koefisien gesekan melintang dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti jenis dan kondisi ban,
tekanan ban, kekasaran permukaan perkerasan,
kecepatan kendaraan dan keadaan cuaca.
Korelasi antara koefisien gesekan melintang dengan kecepatan rencana
Koefisien gesek maksimum untuk perencanaan
8. Jarak Pandang
Adalah suatu jarak yang diperlukan oleh
seorang pengemudi pada saat mengemudi
sedemikian, sehingga jika pengmudi melihat
suatu halangan yang membahayakan, maka
pengemudi dapat melakukan sesuatu tindakan
untk menghindari bahaya tersebut dengan
aman.
Jarak pandang dibagi 2 :
-Jarak pandang henti (Jh)
-Jarak pandang mendahului (Jd)
Jarak Pandang Henti (Jh)
Adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap
pengemudi untuk menghentikan kendaraannya
dengan aman, begitu melihat adanya halangan di
depan.
Jarak pendangan henti (Jh) terdiri dari :
-Jarak tanggap (Jht), adalah jarak yang ditempuh oleh
kendaraan sejak pengemudi melihat suatu halangan
yang menyebabkan ia harus berhenti sampai saat
pengemudi menginjak rem
-Jarak pengereman (Jhr), adalah jarak yang
dibutuhkan untuk menghentikan kendaraan sejak
pengemudi menginjak rem sampai kendaraan
berhenti.
Jarak Pandang Henti (Jh), dapat dihitung :
2
VR VR 3,6
Jh = Jht + Jhr Jh = T +
2gf
3,6
Dimana : VR = kecepatan rencana (km/jam)
T = waktu tanggap, 2,5 detik
g = percepatan gravitasi, 9,8 m/dt²
f = koefisien gesek memanjang
perkerasan jalan aspal, AASHTO menetapkan f = 0,28
– 0,45. Bina Marga menetapkan f = 0,35 – 0,55

Untuk Jalur Datar


Jh = 0,278 VR . T + VR²/254 f

Untuk Jalan dengan Kelandarian Tertentu


Jh = 0,278 VR . T + VR²/254 (f ± L)
L= landai jalan (%) atau perseratusan
Tabel Jarak Pandang Henti (JH), minimum

VR, Km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20

Jh, minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16


Jarak Pandang Mendahului (Jd)

Adalah Jarak yang memungkinkan suatu


kendaraan mendahului kendaraan lain
didepannya dengan aman sampai kendaraan
tersebut kembali ke lajur semula
Jarak Pandang Mendahului
Jarak pandang mendahului (Jd), ditentukan :
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Dimana :
d1 = Jarak ditempuh selama waktu tanggap (m)
d2 = Jarak yang ditempuh selama mendahului sampai
dengan kembali ke lajur semula (m)
d3 = Jarak antara kendaraan yang mendahului dengan
kendaraan yang datang dari arah berlawanan setelah
proses mendahului selesai (m)
d4 = Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang
dari arah yang berlawanan, yang besarnya diambil
sama dengan 2/4 d2 (m)
Rumus yang dipergunakan
d1 = 0,278 T1 (VR – m + a.T1/2) d3 = antara 30 – 100 m

d2 = 0,278 VR T2
d4 = 2/3 d2

Dimana :
T1 = waktu (dtk)→2,12 + 0,026 VR
T2 = waktu kendaraan berada di jalur lawan (dtk)→6,56 +
0,048 VR
a = percepatan rata-rata (km/jam/dtk) →2,052 + 0,0036 VR
m = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang mendahului
dan kendaraan yang didahului→10-15 km/jam
VR = kecepatan kendaraan rata-rata dalam keadaan
mendahului→kecepatan rencana (Km/jam)
d1 = Jarak kebebasan
d2 = Jarak yang ditempuh kendaraan yang datang dari arah
berlawanan
Tabel Besaran d3 (m)
VR, Km/jam 50 – 65 65 – 80 80 – 95 95 – 110

d3 (m) 30 55 75 90

Tabel Panjang Jarak Pandang Mendahului

VR, Km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20

Jd (m) 800 670 550 350 250 200 150 100


Asumsi menentukan jarak pandangan
mendahului
1. Kendaraan yang didahului kecepatannya tetap
2. Kecepatan kendaraan yang mendahului lebih besar
daripada kecepatan kendaraan yang didahului
3. Perlu waktu pengambilan keputusan mendahului bila
ruang untuk mendahului telah tercapai
4. Apabila start terlambat pada saat menyiap, harus
kembali ke jalur, dan kecepatan rata-rata mendahului
15 km/jam lebih besar dari pada kendaraan yang
didahului
5. Pada saat kembali ke jalur semula perlu jarak
dengan kendaraan yang arahnya berlawanan
Mengukur Jarak Pandang
Jarak pandangan diukur dari tinggi mata
pengemudi ke puncak sebuah obyek.
-Untuk pandangan henti
- Tinggi mata = 100 cm
- Tinggi obyek = 15 cm
-Untuk jarak pandangan mendahului
- Tinggi mata = 100 cm
- TInggi Obyek = 100 cm

Anda mungkin juga menyukai