Anda di halaman 1dari 32

Kapsitas jalan, kecepatan rencana,

volume jam perencanaan, badan


jalan, bahu jalan dll
Mengerti/mengetahui definisi-definisi yang
dipakai dalam perencanaan geometri jalan raya
Mengetahui bagian-bagian jalan
 
2. KAPASITAS JALAN

• MERUPAKAN UKURAN EFEKTIFITAS FASILITAS LALU LINTAS UNTUK


MENGAKOMODASI LALU LINTAS.
• KAPASITAS ADALAH ARUS MAKSIMUM PER JAM DARI KENDARAAN YANG
MELINTASI SUATU TITIK ATAU RUAS JALAN YANG UNIFORM PADA PERIODA
WAKTU TERTENTU DENGAN KONDISI JALAN, LALU LINTAS, DAN
PENGATURAN YANG ADA.
• KAPASITAS MERUPAKAN UKURAN KUANTITAS DAN KUALITAS YANG
MEMFASILITASI EVALUASI KECUKUPAN MAUPUN KUALITAS PELAYANAN
KENDARAAN PADA KEADAAN FASILITAS JALAN YANG ADA.
KAPASITAS JALAN
• FAKTOR YANG MEMPENGARUHI:
– Faktor Jalan:
• Lebar lajur, kebebasan lateral, bahu jalan, keberadaan median, permukaan jalan,
alinemen, kelandaian jalan, keberadaan trotoar, dll.
– Faktor Lalu Lintas:
• Komposisi lalu lintas, volume, distribusi lajur, gangguan lalu lintas, keberadaan
kendaraan tidak bermotor, gangguan samping, dll.
– Faktor Lingkungan:
• Keberadaan pejalan kaki, pengendara sepeda, binatang menyeberang, dll.

• JALAN DAPAT MENAMPUNG VOLUME MAKSIMUM PADA KEADAAN IDEAL,


YAITU:
– Uninterrupted flow
– Lalu lintas hanya berupa kendaraan penumpang.
– Lebar lajur standard tanpa gangguan lateral.
– Geometri memadai untuk kecepatan rencana.
KAPASITAS JALAN
• UNTUK INDONESIA, PERHITUNGAN KAPASITAS MENGIKUTI MANUAL
KAPASITAS JALAN INDONESIA 1997 (MKJI 1997)
• KAPASITAS JALAN ANTAR KOTA:
C=CO X FCW x FCSP x FCSF
dimana: C = Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = Faktor penyesuaian pembagian arah
FCSF = Faktor penyesuaian gangguan samping

• KAPASITAS JALAN PERKOTAAN


C=CO X FCW x FCSP x FCSF X FSCS
dimana: C = Kapasitas (smp/jam)
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = Faktor penyesuaian pembagian arah
FCSF = Faktor penyesuaian gangguan samping

FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota


KEDUDUKAN KAPASITAS JALAN

• KAPASITAS JALAN SELANJUTNYA MERUPAKAN MASUKAN DALAM ANALISIS


REKAYASA LALU-LINTAS:
– Menurunnya sistem jalan yang ada, dengan evaluasi perbandingan volume (V)
dengan kapasitas (C) yaitu V/C.
– Usulan perubahan sistem kerangka jalan yang ada (geometri jalan, simpang
bersinyal, peraturan perpakiran, perubahan arah, marka)
– Perancangan fasilitas baru berdasarkan analisis kapasitas dengan kebutuhan
(demand)
– Pembandingan efektifitas relatif dari berbagai moda transportasi dalam
melayani suatu kebutuhan.
Kapasitas Jalan
Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk
menampung arus atau volume lalu lintas yang ideal dalam
satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan
yang melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam
(kendaraan/jam), atau dengan mempertimbangan berbagai jenis
kendaraan yang melalui suatu jalan digunakan satuan mobil
penumpang sebagai satuan kendaraan dalam perhitungan
kapasitas maka kapasitas menggunakan satuan mobil
penumpang per jam atau (smp)/jam.
Faktor yang memengaruhi kapasitas jalan adalah lebar jalur
atau lajur, ada tidaknya pemisah/median jalan, hambatan
bahu/kerb jalan, gradien jalan, didaerah perkotaan atau luar
kota.

REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh


7
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
Daftar isi
1 Pengelompokan Jalan
1.1 Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, dan kelas
1.1.1 Sistem jaringan jalan
1.1.1.1 Sistem jaringan jalan primer
1.1.1.2 Sistem jaringan jalan sekunder
1.1.2 Jalan umum menurut fungsi
1.1.2.1 Jalan arteri
1.1.2.2 Jalan kolektor
1.1.2.3 Jalan lokal
1.1.2.4 Jalan lingkungan
1.1.3 Jalan umum menurut status
1.1.3.1 Jalan nasional
1.1.3.2 Jalan provinsi
1.1.3.3 Jalan kabupaten
1.1.3.4 Jalan kota
1.1.3.5 Jalan desa
1.1.4 Jalan umum menurut kelas
2 Bagian jalan
2.1 Ruang manfaat jalan
2.2 Ruang milik jalan
2.3 Ruang pengawasan jalan
3 Pembangunan jalan
4 Perekonomian jalan
5 Sejarah Pembangunan Jalan
5.1 Jalan Mesopotamia-Mesir
5.2 Jalan di Eropa dan China
5.3 Jalan Romawi
5.4 Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa
6 Sejarah Teknik Membangun Jalan

REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh


8
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
Volume Jam Perencanaan
Volume jam perencanaan (VJR) adalah volume lalu lintas per jam yang dipergunakan
sebagai dasar perencanaan (Sony Sulaksono, 2001). Volume ini harus mencerminkan
keadaan lalu lintas sebenarnya tetapi biasanya tidak sama dengan volume terbesar
atau arus tersibuk yang akan melewatinya, perencanaan berdasarkan volume terbesar
ini akan mengahasilkan konstruksi yang boros yang hanya akan berguna pada arus
maksimum dan ini terjadi dalam kurun waktu singkat dalam sehari.

Volume lalu lintas untuk perencanaan geometrik umumnya ditetapkandalam Satuan Mobil Penumpang
(SMP) sehingga masing – masing jeniskendaraan yang diperkirakan yang akan melewati jalan rencana
harusdikonversikan kedalam satuan tersebut dengan dikalikan nilai ekivalensi mobilpenumpang (emp).
Besarnya faktor ekivalensi tersebut, dalam perencanaan geometrik jalan antar kota ditentukan pada tabel
di bawah ini:

LHRT=Lalu Lintas Harian Rata-rata Tahunan

REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh


9
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
LHR dan LHRT adalah volume lalu lintas dalam satu hari, merupakan volume harian sehingga nilai LHR dan
LHRT itu tak dapat memberikan gambaran perubahan – perubahan yang terjadi pada berbagai jam dalam hari.

Arus lalu lintas bervariasi dari jam ke jam berikutnya dalam satu hari, maka sangat cocoklah jika volume lalu
lintas dalam 1 jam dipergunakan untuk perencanaan dinamakan “Volume Jam Perencanaan (VJP)”
Volume 1 jam yang dapat dipergunakan sebagai VJP haruslah
sedemikian rupa sehingga:
• Vulume tersebut tidak boleh terlalu sering terdapat pada
distribusi arus lalu lintas setiap jam untuk periode satu tahun.
• Apabila terdapat volume arus lalu lintas per jam yang melebihi
jam perencanaan, maka kelebihan tersebut tidak boleh
mempunyai nilai yang terlalu besar.
• Volume tersebut tidak boleh mempunyai nilai yang sangat
besar, sehingga akan mengakibatkan jalan akan menjadi
lenggang dan biayanya pun mahal.

REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh


11
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
Tabel 2.4 Ekivalen Mobil Penumpang (emp)

NO JENIS KENDARAAN DATAR/ PEGUNUNGAN


PERBUKITAN
1 Sedan, Jeep, Station Wagon 1,0 1,0
2 Pick-Up, Bus Kecil, Truck Kecil 1,2-2,4 1,9-3,5
3 Bus dan Truck Besar 1,2-5,0 2,2-6,0
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997.

REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh


12
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
Dalam perencanaan geometrik jalan terdapat bebe-rapa
parameter perencanaan seperti:
• kendaraan rencana,
• kecepatan rencana,
• volume dan kapasitas jalan,
• tingkat pelayanan yang diberikan oleh jalan.
Parameter-2 ini merupakan penentu tingkat kenya-manan dan
keamanan yang dihasilkan oleh suatu bentuk geometrik jalan.

REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh


13
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan dengan
jalur lalu lintas yang berfunsi sebagai:
• ruangan untuk tempat berhenti sementara kenda-raan yang
mogok atau yang sekedar berhenti ka-rena pengemudi ingin
berorientasi mengenai jurus-an yang akan ditempuh, atau
untuk beristirahat.
• ruangan untuk menghindarkan diri dari saat-saat darurat,
sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan.
• memberikan kelegaan pada pengemudi, dengan demikian
dapat meningkatkan kapasitas jalan yang bersangkutan.

REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh


14
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
• ruangan pembantu pada waktu mengadakan peker-jaan
perbaikan atau pemeliharaan jalan (untuk tem-pat penempatan
alat-alat dan penimbunan bahan matrial)
• memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan jalan dari
arah samping.
• ruangan untuk lintasan kendaraan-kendaraan pa-troli,
ambulans yang sangat dibutuhkan pada ke-adaan darurat
seperti terjadinya kecelakaan.

REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh


15
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
Kecepatan rencana
Kecepatan rencana adalah dipilih untuk keperluan perencanaan
setiap bagian jalan raya seperti tikung-an, kemiringan jalan,
jarak pandang dan lain-lain.
Kecepatan yang dipilih tersebut adalah kecepatan tertinggi
menerus dimana kendaraan dapat berjalan dengan aman dan
keamanan itu sepenuhnya ter-gantung dari bentuk jalan.

2.2.4 Kecepatan Rencana


Kecepatan adalah besaran yang menunjukkan jarak yang ditempuh kendaraan dibagi waktu tempuh, biasanya
dinyatakan dalam km/jam.
Kecepatan Rencana adalah kecepatan yang dipilih untuk keperluan perencanaan setiap bagian jalan raya
seperti tikungan, kemiringan jalan, jarak pandang dan lain- lain (Sukirman, 1994).

REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh


16
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
Tabel 2.6 Kecepatan Rencana, VR, Sesuai Klasifikasi Fungsi dan
KiasifikasiMedan Jalan
Kecepatan Rencana, VR (Km/Jam)
Fungsi
Datar Bukit Pegunungan
Arteri 70 - 120 60 - 80 40 - 70
Kolektor 60 - 90 50 - 60 30 - 50
Lokal 40 - 70 30 - 50 20 - 30

Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kecepat-an rencana
adalah:
Keadaan terrain, Apakah datar, berbukit atau gunung
• Medan dikatakan datar jika kecepatan kendaraan truk sama
atau mendekati kecepatan mobil penum-pang.
• Medan dikatakan perbukitan jika kecepatan kendara-an truk
berkurang sampai dibawah kecepatan mobil penumpang, tetapi
belum merangkak.
• Medan dikatakan pegunungan jika kecepatan kendaraan truk
berkurang banyak sehingga truk tersebut merangkak melewati
jalan tersebut dengan frekuensi yang sering.

REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh


18
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
Tujuan utama dari perencanaan geometrik jalan ada-lah untuk
menjamin keamanan, efisiensi dan efekti-vitas pergerakan lalu
lintas.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan adalah sifat gerakan,
dimensi kendaraan, sifat pengemudi, dan
karakteristik arus lalu lintas.

REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh


19
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
BAGIAN-BAGIAN JALAN
Bagian yang bermanfaat untuk lalu lintas, terdiri dari:
• jalur lalu lintas,
• lajur lalu lintas,
• bahu jalan,
• Trotoar,
• Median

Bagian yang bermanfaat untuk drainase jalan, terdiri dari:


• ditch,
• kemiringan melintang jalan maupun bahu,
• kemiringan lereng

REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh


20
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
Gambar potongan melintang jalan

REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh


21
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
Keterangan:
• Bagian pelengkap, terdiri dari:
~ kerb,
~ guard rail atau parapet
• Bagian konstruksi jalan, terdiri dari:
~ lapisan surface,
~ lapisan pondasi atas,
~ lapisan pondasi bawah,
~ lapisan tanah dasar
• Ruang manfaat jalan (Rumaja)
• Ruang milik jalan (Rumija)
• Ruang pengawasan jalan (Ruwasja)

REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh


22
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
• Jalur lalu lintas (travelled/carriage way) adalah ke-seluruhan
bagian perkerasan jalan yang diper-untukkan untuk lalu lintas
kendaraan.
• Lajur lalu lintas adalah bagian dari jalur lalu lintas yang
khusus diperuntukkan untuk dilewati oleh satu rangkaian
kendaraan beroda empat atau lebih dalam satu arah.
• Bahu jalan adalah jalur yang terletak pada berdam-pingan
jalur lalu lintas dengan ataupun tanpa diper-keras.
• Trotoar (side walk) adalah jalur yang terletak ber-sisian
dengan jalur lalu lintas yang khusus diper-untukkan bagi
pejalan kaki (pedestrian).

REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh


23
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh
24
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh
25
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh
26
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh
27
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh
28
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh
29
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh
30
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh
31
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT
REKAYASA GEOMETRI JALAN Oleh
32
JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT

Anda mungkin juga menyukai