Anda di halaman 1dari 28

PERANCANGAN

GEOMETRI JALAN
KULIAH KE-2

Aztri Yuli Kurnia


OUTLINE
1. Elemen – elemen geometri jalan
2. Konsep peta dan klasifikasi medan
3. Konsep alinyemen horizontal dan vertikal
I. PENDAHULUAN
• Perencanaan geometri jalan merupakan suatu
perencanaan rute dari suatu ruas jalan secara
lengkap, menyangkut beberapa komponen jalan
yang dirancang berdasarkan kelengkapan data
dasar, yang didapatkan dari hasil survey
lapangan, kemudian dianalisis berdasarkan acuan
persyaratan perencanaan geometri yang berlaku
PENDAHULUAN
•Perencanaan geometrik secara umum,
menyangkut aspek-aspek perencanaan
elemen jalan seperti lebar jalan, tikungan,
kelandaian jalan, dan jarak pandangan
serta kombinasi dari bagian-bagian
tersebut, baik untuk suatu ruas jalan,
maupun untuk perlintasan diantara dua
atau lebih ruas-ruas jalan
TUJUAN
• Tujuan dari perencanaan geometrik jalan adalah
menghasilkan infra struktur yang aman, efisiensi
pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan
ratio tingkat penggunaan/biaya pelaksanaan.
• Yang menjadi dasar perencanaan geometrik
adalah :
– Sifat Gerakan
– Ukuran Kendaraan
– Sifat Pengemudi Dalam Mengendalikan
Gerak Kendaraannya
– Karakteristik Arus Lalu Lintas
Standar Perencanaan Geometrik yang dibuat
oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, yang
disesuaikan dengan klasifikasi jalan
berdasarkan peruntukan jalan raya, yaitu :

• Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan


Raya No. 013/ 1990
• Standar Perencanaan Geometrik untuk
Jalan Perkotaan , 1992
• Peraturan Perencanaan Geometrik untuk
Jalan Antar Kota No. 038/T/bm/1997.
Elemen dari Perencanaan Geometrik
Jalan
1. Alinyemen horizontal/trase jalan, terutama
dititik beratkan pada perencanaan sumbu
jalan.
Pada gambar akan terlihat apakah jalan
tersebut merupakan jalan lurus, menikung
kekiri, atau menikung kekanan.
Sumbu jalan terdiri dari serangkaian garis
lurus, lengkung berbentuk lingkaran dan
lengkung peralihan dari bentuk garis lurus
ke bentuk busur lingkaran.
2. Alinyemen vertikal/penampang
memanjang jalan.
Pada gambar akan terlihat apakah jalan
tersebut tanpa kelandaian, mendaki atau
menurun.
Pada perencanaan alinyemen vertikal ini
dipertimbangkan bagaimana meletakkan
sumbu jalan sesuai kondisi medan
dengan memperhatikan sifat operasi
kendaraan, keamanan, jarak pandangan,
dan fungsi jalan.
3. Penampang melintang jalan.
Pada gambar akan terlihat bagian-
bagian dari jalan seperti lebar dan jumlah
lajur, ada atau tidak adanya median,
drainase permukaan, kelandaian lereng
tebing galian dan timbunan, serta
bangunan pelengkap lainnya.
II PENAMPANG MELINTANG JALAN

Penampang melintang jalan merupakan


potongan melintang tegak lurus sumbu
jalan. Pada potongan melintang jalan
dapat terlihat bagian-bagian jalan.
Bagian-bagian Jalan
1. Bagian yang langsung berguna untuk
lalu lintas
2. Bagian yang berguna untuk drainase
jalan
3. Bagian pelengkap jalan
4. Bagian konstruksi jalan
5. Daerah manfaat jalan (damaja)
6. Daerah milik jalan (damija)
7. Daerah pengawasan jalan (dawasja)
1. Bagian yang langsung berguna untuk
lalu lintas

◼ Jalur lalu lintas


◼ Lajur lalu lintas

◼ Bahu jalan

◼ Trotoar

◼ Median
Jalur lalu lintas
Jalur lalu lintas (travelled way = carriage
way) adalah keseluruhan bagian
perkerasan jalan yang diperuntukkan
untuk lalu lintas kendaraan
Lajur lalu lintas
Lajur lalu lintas adalah bagian dari jalur
lalu lintas yang khusus diperuntukkan
untuk dilewati oleh satu rangkaian
kendaraan dalam satu arah
Bahu jalan
Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan
dengan jalur lalu lintas yang berfungsi sebagai :
1. Ruangan untuk tempat berhenti sementara kendaraan.

2. Ruangan untuk menghindarkan diri dari saat-saat


darurat, sehingga dapat mencegah terjadinya
kecelakaan.
3. Memberikan kelegaan pada pengemudi.

4. Memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan jalan


dari arah samping.
5. Ruangan pembantu pada waktu mengadakan pekerjaan
perbaikan atau pemeliharaan jalan.
6. Ruangan untuk lintasan kendaraan-kendaraan patroli,
ambulans pada saat-saat darurat.
Trotoar

Trotoar adalah jalur yang terletak


berdampingan dengan jalur lalu lintas yang
khusus dipergunakan untuk pejalan kaki
(pedestrian).
Untuk keamanan pejalan kaki maka trotoar
ini harus dibuat terpisah dari jalur lalu lintas
oleh struktur fisik berupa kereb.
Median
Median adalah jalur yang terletak ditengah jalan
untuk membagi jalan dalam masing-masing arah.
Median berfungsi :
1. Menyediakan daerah netral yang cukup lebar.
2. Menyediakan jarak yang cukup untuk
mengurangi/membatasi kesilauan terhadap
lampu bwsar dari kendaraan yang berlawanan
arah.
3. Menambah rasa kelegaan, kenyamanan dan
keindahan bagi setiap pengemudi.
4. Mengamankan kebebasan samping dari masint-
masing arah arus lalu lintas
2. Bagian yang berguna untuk drainase
jalan

◼ Saluran samping
◼ Kemiringan melintang jalur lalu lintas

◼ Kemiringan melintang bahu

◼ Kemiringan Lereng
3. Bagian Pelengkap Jalan

◼ Kereb
◼ Pengaman Tepi
Kereb
Kereb adalah penonjolan atau peninggian tepi
perkerasan atau bahu jalan, yang terutama
dimaksudkan untuk keperluan-keperluan
drainase, mencegah keluarnya kendaraan dari
tepi perkerasan, dan memberikan ketegasan
tepi perkerasan.
Berdasarkan Fungsinya, kereb dibagi 4, yaitu :
◼ Kereb Peninggi (mountable curb)

◼ Kereb Penghalang (barrier curb)

◼ Kereb Berparit (gutter curb)

◼ Kereb Penghalang Berparit (barrier gutter curb)


JENIS KEREB

100
100
50
50 50

KEREB PENINGGI KEREB BERPARIT

250 200

50
50 50

KEREB PENGHALANG KEREB PENGHALANG BERPARIT


Pengaman Tepi
Pengaman tepi bertujuan untuk memberikan
ketegasan tepi badan jalan. Jika terjadi
kecelakaan, dapat mencegah kendaraan keluar
dari badan jalan
Pengaman tepi dapat dibedakan atas :
◼ Pengaman tepi dari besi yang digalvanised
(guard rail)
◼ Pengaman tepi dari beton (parapet)

◼ Pengaman tepi dari tanah timbunan

◼ Pengaman tepi dari batu kali

◼ Pengaman tepi dari balok kayu


JENIS PAGAR PENGAMAN
4. Bagian Konstruksi Jalan
◼ Lapisan Perkerasan Jalan
◼ Lapisan Pondasi Atas
◼ Lapisan Pondasi Bawah
◼ Lapisan Tanah Dasar
5. Daerah Manfaat Jalan (Damaja)

UU.13/1980 Tentang Jalan dan PP 26/85


Tentang Jalan menyebutkan bahwa Damaja
adalah suatu ruang sepanjang jalan, yang
dibatasi oleh lebar, tinggi dan kedalaman
ruang bebas tertentu, yang dimanfaatkan
untuk konstruksi jalan, terdiri dari badan
jalan, saluran tepi jalan dan ambang
pengamannya.
6. Daerah Milik Jalan (Damija)

Daerah milik jalan (Damija) atau yang


disebut juga ROW (Right of Way),
meliputi Damaja dan sejalur tanah
tertentu, dibatasi oleh patok tanda
batas Damija.
7. Daerah Pengawasan Jalan
(Dawasja)
Daerah pengawasan jalan (Dawasja), adalah
sejalut tanah, yang terletak diluar Damija,
yang penggunaannya diawasi oleh pembina
jalan, dengan maksud agar tidak
mengganggu pandangan pengemudi dan
bangunan konstruksi jalan.
PENAMPANG MELINTANG JALAN TANPA MEDIAN

PENAMPANG MELINTANG JALAN DENGAN MEDIAN

Anda mungkin juga menyukai