Tujuan Pembelajaran
• Siswa dapat Menjelaskan konsep dasar gambar konstruksi jalan
• Siswa dapat Menjelaskan konsep dasar gambar konstruksi
Jembatan
• Siswa dapat menjelaskan persyaratan penggambaran konstruksi
jalan
• Siswa dapat menjelaskan persyaratan penggambaran konstruksi
jembatan
01 KRITERIA
PERENCANAAN TEKNIS
JALAN
02 PERKERASAN JALAN
03 BAGIAN STRUKTUR
JEMBATAN
04 KETENTUAN GAMBAR
KONSTRUKSI JALAN
05 KETENTUAN GAMBAR
KONSTRUKSI
JEMBATAN
KRITERIA PERENCANAAN
TEKNIS JALAN
2. Bahu Jalan
Bahu jalan atau tepian jalan adalah bagian jalan yang terletak di antara
tepi jalan lalu lintas Kemiringan bahu jalan normal antara 3 - 5%.
Fungsi bahu jalan adalah sebagai berikut:
a. Lajur lalu lintas darurat,
b. Ruang bebas samping bagi lalu lintas
c. Penyangga sampai untuk kestabilan perkerasan jalur lalu lintas.
Penampang Melintang Jalan
3. Median
Fungsi median jalan adalah untuk :
a. memisahkan dua aliran lalu lintas yang berlawanan
arah;
b. mencegah kendaraan belok kanan.
c. lapak tunggu penyeberang jalan;
d. penempatan fasilitas untuk mengurangi silau dari
sinar lampu kendaraan dari arah yang berlawanan.
e. penempatan fasilitas pendukung jalan;
f. cadangan lajur (jika cukup luas);
g. tempat prasarana kerja sementara;
h. dimanfaatkan untuk jalur hijau;
Penampang Melintang Jalan
Kereb
penonjolan atau peninggian tepi perkerasan atau
bahu jalan, yang terutama dimaksudkan untuk
• keperluan-keperluan drainase,
• mencegah keluarnya kendaraan dari tepi
perkerasan,
• memberikan ketegasan tepi perkerasan.
PERKERASAN JALAN
PERKERASAN LENTUR
• Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transportasi melalui sungai, danau,
kali, jalan raya. jalan kereta api dan lain-lain.
• Jembatan berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-
rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang.
DRAINASE
Struktur Atas Jembatan
a. Trotoar
b. Slab lantai kendaraan
c. Gelagar
d. Balok diafragma
e. Ikatan pengaku
f. Andas / perletakan
g. Tumpuan
Struktur bawah jembatan
PILAR
ABUTMENT h. Pangkal jembatan (abdutment)
i. Pilar jembatan
j. Drainase
KETENTUAN GAMBAR
KONSTRUKSI JALAN
Penampang melintang
Penampang melintang suatu jalan adalah proyeksi/potongan melintang tegak lurus sumbu jałan.
Pada potongan melintang tersebut dapat dilihat bagian-bagian jalan.
Gambar profil melintang jalan dimaksudkan sebagai petunjuk teknis bagi pelaksana proyek jalan
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, dalam
membuat gambar terlaksana jalan yang merupakan bagian dari dokumen jalan.
Persyaratan gambar penampang melintang
jalan
1. Data Gambar yang dicantumkan.
a. Bentuk penampang melintang dan besarnya prosentase kemiringan melintang sampai pada batas
ruang milik jalan (Rumija).
b. Lokasi penampang melintang.
c. Sumbu jalan.
d. Bagian-bagian jalan dan ukurannya.
e. Bangunan pelengkap jalan yang tepat terletak pada irisan tersebut.
f. Bangunan pengaman jalan yang tepat terletak pada irisan tersebut.
g. Bangunan utilitas dan bangunan lainnya yang tepat terletak pada irisan tersebut.
h. Batas ruang milik jalan
Persyaratan gambar penampang melintang
jalan
2. Skala
Gambar penampang melintang dibuat dalam 2 (dua) skala:
a. Skala mendatar 1:100
b. Skala vertikal 1:50
3. Jarak Pengambaran.
c. Penampang melintang dibuat
1) Setiap jarak 25 meter pada tikungan spiral circle spiral (SCS); spiral spiral (SS).
2) Setiap jarak 50 meter pada tikungan tangent spiral (TS)
3) Setiap jarak 100 meter pada jalan lurus dan datar.
4) Setiap jarak 50 meter pada jalan lurus dan naik / turun dengan prosentase) 4%
b. Pada gambar penampang melintang digambarkan penampang jalan lama dan penampang ialan yang baru
dikerjakan proyek. Untuk pembangunan jalan baru agar digbarkan muka tanah asli.
TAMPANG MELINTANG TANPA MEDIAN
TAMPANG MELINTANG DENGAN MEDIAN
KETENTUAN GAMBAR
KONSTRUKSI JEMBATAN
Gambar rencana teknik untuk konstruksi jembatan harus mengikuti kaidah-kaidah:
1. Standar pendetailan, khususnya untuk baja dan beton bertulang, harus konsisten untuk seluruh gambar.
2. Komponen jembatan harus digambar sebagaimana tampak sebenarnya, hindari gambar bayangan dan
pandangan dari sisi yang berlawanan.
3. Tiap dimensi ukuran ditunjukkan hanya satu kali saja.
4. Tiap komponen jembatan harus digambarkan secara detail sebisa mungkin pada 1 lembar kertas.
5. Seluruh gambar harus memiliki skala dan skala tersebut tercantum dalam gambar (misalnya skala 1:100
untuk potongan melintang dan denah jembatan serta skala 1:20 untuk gambar detail)
6. Prosedur standar (SOP) harus digunakan dalam menggambar jembatan dan membuat dimensi komponen
termasuk format ukuran gambar, sampul, daftar isi, petunjuk arah, daftar simbol, rangkuman volume
TERIMAKASIH
PK UNY 2020