Oleh Anyntya Finanty Sabryna, S.Pd MENELAAH FUNGSI DAN SEJARAH JALAN
1. Pengertian dan fungsi jalan
berdasarkan peraturan pemerintah nomor 34 tahun 2006 tentang jalan dan UU RI No 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, mendefinisikan jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan atau air, serta diatas permukaan air. begitu pula menurut (Clarkson H.oglesby, 1999:41), jalan adalah jalur tanah diatas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan mudah dan cepat. sehingga jalan berfungsi untuk mobilitas baik manusia maupun benda-benda dibutuhkan manusia. Prasarana lalu lintas dan angkutan jalan adalah ruang lalu lintas, terminal dan perlengkapan jalan yang meliputi marka, rambu, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengaman mengguna jalan, alat pengawasan dan pengamanan jalan serta fasilitas pendukung lainnya. 2. Sejarah jalan jalan sudah ada sejak manusia memerlukan area untuk berjalan terutama setelah menemukan kendraan beroda salah satu diantaranya berupa kereta yang ditarik kuda. Belum ada data yang jelas yang menerangkan peradaban mana yang pertama kali membuat jalan. Akan tetapi hamir semua perbedaan tidak terlepas dari keberadaan jalan. jalan pada awalnya hanyalah berupa jejak atau bekas lewatnya orang-orang yang mencari kebutuhan hidup. Misalnya bahan makanan, pakaian, hewan buruan, maupun sumber air. Hal ini karena manusia mulai hidup dalam kelompok, sehingga jejak-jejak mereka kemudian berubah menjadi jalan kasar atau jalan setapak. MENGIDENTIFIKASI BAGIAN-BAGIAN JALAN
jalan memiliki bagian-bagian yang sangat penting. Bagian-
bagian tersebut dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu bagian yang berguna untuk lalu lintas, bagian yang berguna untuk drainase jalan, bagian pelengkap jalan, dan bagian konstruksi jalan. Sebagaimana disajikan pada gambar penampang di bawah ini Bagian-bagian jalan ada jenis jalan dengan media yang berupa pemisah dalam wujud fisik dan pula jalan dengan median yang berupa garis tengah saja. Namun pada umumnya jalan raya memiliki bagian seperti badan jalan yang berupa jalur lalu lintas, jalur tepian, dan bahu jelan. Kemudian disusul trotoar dan saluran airnya. Berdasarkan gambar penampang jalan tersebut ternyata ada pembagian lagi dengan istilah seperti rumaja, rumija dan ruwasja. Berikut ini penjelasan dari bagian-bagian jalan pada umumnya. 1. Rumaja (ruang manfaat jalan) rumaja atau sering disebut juga Damaja (daerah manfaat jalan) adalah daerah yang dibatasi oleh batas ambang pengaman konstruksi jalan dikedua sisi jalan, tinggi 5 meter diatas permukaan perkerasan pada sumbu jalan, dan kedalam ruang bebas 1,5 meter dibawah muka jalan. ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. Ruang manfaat jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi dan kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh departemen yang berwenang. ruang manfaat jalan hanya diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong- gorong, perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya. Trotoar hanya diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki, meskipun pada prakteknya banyak digunakan untuk keperluan lain seperti tempat parkir atau tempat berjualan 2. Rumija (ruang milik jalan) rumija atau damija (daerah milik jalan) adalah daerah yang dibatasi oleh lebar yang sama dengan rumaja ditambah ambang pengaman konstruksi jalan dengan tinggi 5 meter dan kedalaman 1,5 meter. ruang milik jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu diluar ruang manfaat jalan. Ruang milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, kedalaman, dan tinggi tertentu. Rang milik jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu lintas pada masa yang akan datang serta kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan. Sejalur tanah tertentu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai lanskap jalan. 3. Ruwasja (ruang daerah pengawasan jalan) ruwasja (ruang daerah pengawasan jalan) adalah ruang sepanjang jalan diluar rumaja yang dibatasi oleh tinggi dan lebar tertentu, diukur dari sumbu jalan sebagai berikut a. jalan arteri minimal 20 meter b. jalan kolektor minimal 15 meter c. jalan lokal minimal 10 meter ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu diluar ruang milik jalan yang penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Ruang pengawasan jalan diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi maupun fungsi jalan. Ruang pengawasan jalan merupakan ruang sepanjang jalan diluar ruang milik jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu. Untuk memudahkan memahami pembagian rumaja, rumija dan ruwasja maka disajikan gambar berikut ini Batas rumaja, rumija dan ruwasja lebar ruang pengawasan jalan ditentukan dari tepi badan jalan paling sedikit dengan ukuran sebagai berikut: a. Jalan arteri primer 15 meter b. Jalan kolektor primer 10 meter c. Jalan lokal primer 7 meter d. Jalan lingkungan primer 5 meter e. Jalan arteri sekunder 15 meter f. Jalan kolektor sekunder 5 meter g. Jalan lokal sekunder 3 meter h. Jalan lingkungan sekunder 2 meter i. Jembatan 100 meter ke arah hilir dan hlu 4. Jalur jalur lalu lintas adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang diperuntukkan untuk lalu lintas kendaraan. Lebar jalur lalu lintas (travelled way = carriage way) adalah saluran perkerasan jalan yang digunakan untuk lalu lintas kendaraan yang terdiri dari beberapa jalur yaitu jalur lalu lintas yang khusus diperuntukkan untuk dilewati oleh kendaraan dalam satu arah. pada jalur lalu lintas, dijalan lurus biasanya dibuat miring. Hal ini diperuntukkan terutama untuk kebutuhan drainase jalan dimana air yang jatuh diatas permukaan jalan akan cepat mengalir kesaluran-saluran pembuangan. Selain itu, kegunaan kemiringan melintang jalur lalu lintas adalah untuk kebutuhan keseimbangan gaya sentrifugal yang bekerja terutama pada tikungan. Batas jalur lalu lintas dapat berupa median, bahu, trotoar, pulau jalan, dan separator 5. Lajur lajur adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang, dibatasi oleh marka lajur jalan, memiliki lebar yang cukup untuk dilewati suatu kendaraan bermotor sesuai kendaraan rencana. Lebar lajur tergantung pada kecepatan dan kendaraan rencana. Perbedaan jalur dengan lajur 6. Bahu jalan bahu jalan atau tepian jalan adalah bagian jalan yang terletak diantara tepi jalan lalu lintas dengan tepi saluran, parit, kreb, atau lereng tapi. Berikut ini fungsi dari bahu jalan antara lain: a. Ruang untuk tempat berhenti sementara kendaraan yang mogok atau yang sekedar berhenti karena mengemudi ingin berorientasi mengenai jurusan yang akan ditempuh, atau untuk beristirahat. b. Ruang untuk menghindarkan diri dari saat-saat darurat, sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan. c. Memberikan kelegaan pada pengemudi, dengan demikian dapat meningkatkan kapasitas jalan yang bersangkutan. d. Ruangan pembantu yang digunakan pada waktu mengadakan pekerjaan perbaikian atau pemeliharaan jalan (untuk tempat penempatan alat-alat, dan penimbunan bahan material). e. Memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan jalan dari arah samping. f. Ruangan untuk lintasan kendaraan patroli, ambulans, yang sangat dibutuhkan pada keadaan darurat seperti terjadinya kecelakaan. Gambar bahu jalan 7. Median jalan pada arus lalu lintas yang tinggi seringkali dibutuhkan median guna memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan arah. Jadi median adalah jalur yang terletak ditengah jalan untuk membagi jalan dalam masing-masing arah. Secara garis besar median jalan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. menyediakan daerah netral yang cukup lebar dimana pengemudi masih dapat mengontrol keadaan pada saat-saat darurat b. Menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi atau mengurangi kesilauan terhadap lampu besar dari kendaraan yang berlawanan arah c. Menambah rasa kelegaan, kenyamanan, dan keindahan bagi setiap pengemudi d. Mengamankan kebebasan samping dari masing-masing arah arus lalu lintas 8. Trotoar trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang khusus dipergunakan untuk pejalan kaki (pedestrian). Untuk keamanan pejalan kaki maka trotoar ini harus dibuat terpisah dari jalur lalu lintas oleh struktur fisik berupa kereb. Selain itu juga umumnya sejajar dengan sumbu jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan (untuk menjamin keselamatan pejalan kaki yang bersangkutan). Perlu atau tidaknya trotoar disediakan sangat tergantung dari volume pedestrian dan volume lalu lintas pemakai jalan tersebut. 9. Fasillitas fasilitas jalan adalah semua fasilitas yang diadakan untuk memudahkan para pengguna jalan. Contoh fasilitas jalan yaitu seperti badan jalan trotoar, jembatan penyeberangan, zebra cross, cermin disudut jalan yang menikung, halte, rambu-rambu, lampu atau penerangan, dan kelengkapan lain. Trotoar berguna untuk pejalan kaki. Jembatan penyeberangan dan zebra cross diperuntukkan bagi pejalan kaki yang hendak menyeberang agar aman. Cermin di sudut jalan menikung berguna untuk memberi isyarat kepada pengguna kendaraan bermotor berhati-hati. Rambu- rambu lalu lintas berguna untuk keamanan pengguna jalan. Lampu atau penerangan berguna memudahkan penglihatan pengguna jalan di malam hari. MENGKLASIFIKASIKAN JALAN BERDASARKAN FUNGSI DAN STATUS ada dua penyebutan jalan selain pengklasifikasian, yaitu jalan primer dan jalan sekunder. Jaringan jalan primer yaitu sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah ditingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat- pusat kegiatan. Sedangkan jaringan sekunder adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat didalam kawasan perkotaan. 1. Klasifikasi jalan sesuai fungsinya a. jalan arteri : melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. b. jalan kolektor : melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi c. Jalan lokal : melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak di batasi d. jalan lingkungan : melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah Jalan arteri di bagi menjadi dua, arteri primer dan arteri sekunder 1. Jalan arteri primer adalah jalan yang menghubungkan kegiatan nasional dengan wilayah. Kecepatan kendaraan bermotor roda paling rendah di jalan ini adalah 60 kilometer per jam. Ukuran lebar badan jalan pun minimal 11 meter. Tidak boleh ada gangguan oleh lalu lintas, kegiatan lokal. 2. Jalan arteri sekunder Jalan arteri sekunder menghubungkan kawasan primer dengan sekunder. Begitu juga untuk kawasan sekunder kesatu ke kedua. Kecepatan kendaraan paling rendah di sini adalah 30 kilometer per jam. Lebar badan jalan juga minimal 11 meter serta tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat. Jalan kolektor dibagi menjadi dua yaitu kolektor primer dan kolektor sekunder 1. Jalan kolektor primer menghubungkan kegiatan nasional dengan wilayah. Kecepatan kendaraan paling rendah 40 kilometer per jam dengan ukuran lebar badan jalan minimal 9 meter. Tetap ada pemberlakuan pembatasan pada jalan masuk. 2. Jalan kolektro sekunder menghubungkan kawasan sekunder pertama dengan kawasan sekunder kedua dan ketiga. Kecepatan paling rendah 20 kilometer per jalan dengan ukuran lebar badan jalan minimal 9 meter. Jalan ini tidak boleh terganggu lalu lintas lambat. Jalan lokal di bagi menjadi dua yaitu jalan lokal primer dan sekunder 1. Jalan lokal primer menghubungkan kegiatan nasional dengan kegiatan lingkungan. Kecepatan paling rendah adalah 20 kilometer per jalan dengan ukuran lebar badan jalan 7,5 meter. Jalan ini tak boleh terputus pada area pedesaan. 2. Jalan lokal sekunder menghubungkan kawasan sekunder kesatu, kedua, dan ketiga dengan kawasan perumahan. Kecepatan paling rendah 10 kilometer per jam dengan ukuran lebar badan jalan 7,5 meter. Jalan lingkungan di bagi menjadi dua yaitu jalan lingkungan primer dan sekunder 1. Jalan lingkungan primer menghubungkan aktivitas kawasan pedesaan dengan lingkungan sekitarnya. Kecepatan kendaraan paling rendah 15 kilometer per jam dengan ukuran lebar badan jalan 6,5 meter serta bisa dilalui motor roda tiga. 2. Jalan lingkungan sekunder menghubungkan kegiatan kawasan pedesaan dengan perkotaan. Kecepatan paling rendah 10 kilometer per jam dengan ukuran lebar badan jalan 6,5 meter serta bisa dilalui motor roda tiga. Untuk ukuran lebar jalan bagi kendaraan tidak bermotor dan non roda tiga adalah 3,5 meter. Jalan berdasarkan fungsi atau peranan nya 2. Klasifikasi jalan menurut statusnya Klasifikasi jalan menurut statusnya terdiri dari lima macam: a. jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibu kota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. b. Jalan propinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibu kota provinsi dengan ibukota kabupaten atau kota, antar ibukota kabupaten atau kota, dan jalan strategis provinsi. c. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten d. Jalan kota merupakan jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan serta menghubungkan antar pusat pemukiman yang berada didalam kota. e. Jalan desa merupakan jalan umum yang mnghubungkan kawasan dan atau antar permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan. MENGKLASIFIKASIKAN JALAN BERDASARKAN KELAS DAN MEDN JALAN 1. Klasifikasi jalan berdasarkan muatan sumbu (kelas jalan) kelas jalan diatur dalam undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Jalan di kelompokkan dalam beberapa kelas berdasarkan fungsi dan intensitas lalu lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas angkutan jalan. Selain itu juga berdasarkan daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi kendaraan bermotor. pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas jalan bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil. pembagian kelas jalan menurut UU nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan (pasal 19) adalah sebagai berikut: a. Jalan kelas I jalan kelas I adalah jalan arteri dan kolektor yang dapat di lalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton. b. Jalan kelas II jalan kelas II adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton c. Jalan kelas III jalan kelas III adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 meter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton. Dalam keadaan tertentu daya dukung jalan kelas III dapat di tetapkan muatan sumbu terberat kurang dari 8 ton. d. Jalan kelas khusus jalan kelas khusus adalah jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan ukuran lebar melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang melebihi 18.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 ton. muatan sumbu adalah beban kendaraan yang disalurkan pada suatu sumbu penumpu kendaraan yang berupa sumbu roda. Semakin berat suatu kendaraan, beban pada sumbunya akan semakin berat. Semakin banyak sumbu roda, beban pada tiap sumbu akan berkurang karena beban keseluruhan kendaraan didistribusikan pada banyak sumbu, berikut ini gambar kendaraan beserta kategori muatan sumbu terberatnya 2. Klasifikasi jalan berdasarkan medan jalan untuk dapat melakukan perencanaan geometrik jalan diperlukan ketentuan tentang klasifikasi medan yang akan dilalui oleh trase jalan. Tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota No. 038/T/BM/1997 memberikan klasifikasi medan dengan penjelasan sebagai berikut a. Medan jalan di klasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur b. Klasifikasi menurut medan jalan untuk perencanaan geometrik dapat lihat pada tabel di bawah ini keseragaman kondisi medan yang diproyeksikan harus mempertimbangkan keseragaman kondisi medan menurut rencana trase jalan dengan mengabaikan perubahan-berubahan pada bagian kecil dari segmen rencana jalan tersebut.