Anda di halaman 1dari 6

TUGAS GEOMETRI JALAN

Nama : Christover Apryanto Tunda’


NIM : E1A1 20 028
Kelas : Sipil Genap

Jawaban :
1. Gambar penampang melintang jalan

Penampang melintang jalan adalah suatu potongan jalan yang tegak lurus pada sumbu jalan
yang menunjukkan bentuk serta susunan bagian-bagian jalan yang bersangkutan dalam arah
melintang. Penampang melintang yang digunakan harus sesuai dengan klasifikasi jalan dan
kebutuhan lalu lintas yang bersangkutan, demikian pula lebar badan jalan, drainase dan
kebebasan pada jalan raya harus disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
Lalu lintas Jalur lalu lintas adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang diperuntukkan
untuk lalu lintas kendaraan. Jalur lalu lintas terdiri dari beberapa lajur kendaraan. Jalur lalu lintas
terdiri dari beberapa tipe, diantaranya:
• 1 Jalur – 2 lajur – 2 arah (2/2tb)
• 1 jalur – 2 lajur – 1 arah (2 /1tb)
• 2 jalur – 4 lajur – 2 arah (4/2b)
• 2 jalur – n lajur – 2 arah (n/2b)
Lebar jalur sangat ditentukan jumlah dan lebar jalur peruntukkannya. Lebar jalur minimum
adalah 4,5 m yang memungkinkan 2 kendaraan saling berpas-pasan.
a. Drainase jalan Saluran samping berguna untuk :
• Mengalirkan air dari permukaan perkerasan jalan ataupun dari bagian luar jalan
• Menjaga supaya konstruksi jalan selalu berada dalam keadaan kering tidak terendam air
Umumnya bentuk saluran samping trapesium, atau empat persegi panjang. Untuk daerah
perkotaan, dimana daerah pembebasan jalan sudah sangat terbatas, maka
saluran samping dapat dibuat empat persegi panjang dari konstruksi beton dan ditempatkan di
bawah trotoar. Sedangkan di daerah pedalaman dimana pembebasan lahan bukan menjadi
masalah, saluran samping umumnya dibuat berbentuk trapesium. Dinding saluran dapat dengan
mempergunakan pasangan batu kali, atau tanah asli. Lebar dasar saluran disesuaikan dengan
besarnya debit yang diperkirakan akan mengalir pada saluran tersebut, minimum sebesar 30 cm.

b. Bangunan pelengkap jalan adalah bangunan untuk mendukung fungsi dan keamanan
konstruksi jalan yang meliputi jembatan, terowongan, ponton, lintas atas (flyover, elevated
road), lintas bawah (underpass), tempat parkir, gorong-gorong, tembok penahan, dan
saluran tepi jalan dibangun sesuai dengan persyaratan teknis.

c. Konstruksi jalan merupakan suatu konstruksi plat elastis yang berlapis – lapis dan terletak
di atas tanah dasar. Konstruksi jalan raya bertujuan untuk membangun sarana dan
prasarana sebagai salah satu penyedia akses transportasi berupa barang maupun jasa yang
menghubungkan antar wilayah dimana masyarakat mempunyai hak untuk
menggunakannya serta dalam penggunaannya diatur oleh hukum yang berlaku. Konstruksi
jalan raya sebagai salah satu kegiatan pembangunan moda transportasi darat mempunyai
peranan penting dalam sebuah komponen pembangunan di dalam sektor wilayah ataupun
regional yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi sehingga menjadi salah satu unsur
pengembang dari potensi sumber daya baik yang belum ada ataupun yang sudah ada agar
lebih berdayaguna.

d. Damaja Daerah manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang
pengamannya. Badan jalan meliputi jalur lalu lintas, dengan atau tanpa pemisah dan bahu
jalan.

e. Demija Daerah milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh
lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh Pembina Jalan dengan suatu hak tertentu.
Biasanya pada tiap jarak 1 km dipasang patok Damija berwarna kuning.Tinggi 5 meter si
atas permukaan perkerasan pada sumbu jalan dan kedalaman ruang bebas 1,5 meter di
bawah muka jalan.Sejalur tanah tertentu di luar Damaja tetapi di dalam Damija
dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan keluasan keamanan penggunaan jalan antara
lain untuk keperluan pelebaran Damaja di kemudian hari

f. Dewasja Daerah pengawasan jalan adalah sejalur tanah tertentu yang terletak di luar
Daerah Milik Jalan, yang penggunaannya diawasi oleh Pembina Jalan, dengan maksud agar
tidak mengganggu pandangan pengemudi dan konstruksi bangunan jalan, dalam hal ini tak
cukup luasnya Damija.

2. Jawaban :
a. Kelas Jalan :
• Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,5 m, ukuran panjang tidak melebihi 18 m, dan
muatan sumbu terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton.
• Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,5 m, ukuran panjang tidak melebihi 18 m, dan
muatan sumbu terberat yang diizinkan kurang dari 10 ton. Jalan kelas II ini merupakan
jalan yang sesuai untuk angkutan peti kemas.
• Jalan Kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor
termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,5 m, ukuran panjang tidak
melebihi 18 m, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan kurang dari 8 ton.
• Jalan Kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,5 m, ukuran panjang tidak melebihi 12 m,
dan muatan sumbu terberat yang diizinkan tidak melebihi 8 ton.
• Jalan Kelas III C, yaitu jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan
bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,1 m, ukuran panjang
tidak melebihi 9 m, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan kurang dari 8 ton.
Sementara itu peraturan terbaru terkait dengan kualifikasi kelasa jalan ada pada UU 22 Tahun
2009 Pasal 19 ayat 2 dan Pasal 125 yang menyebutkan klasifikasi kelas jalan dijelaskan sebagai
berikut:
• Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri atau jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor.
Ukuran standar yang diperbolehkan melewati jalan kelas 1 ini adalah kendaraan bermotor
dengan lebar kurang dari 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000
milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat 10 to
• Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui oleh
Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,5 m, ukuran panjang tidak
melebihi 12 m, ukuran paling tinggi 4,2 m, dan muatan sumbu terberat 8 (delapan) ton;
• Jalan Kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui oleh
kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2,1 m, ukuran panjang tidak
melebihi 9 m, ukuran paling tinggi kendaraan 3,5 m, dan muatan sumbu terberat 8 ton;
dan
• Jalan Kelas Khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui oleh kendaraan bermotor yang
memiliki ukuran lebar melebihi 2,5 m, ukuran panjangnya melebihi 18 m, ukuran paling
tinggi kendaraan 4,2 m, dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 ton.
b. Kendaraan Rencana adalah kendaraan yangdimensi dan radius putarnya dipakai
sebagaiacuan dalam perencanaan geometrik. Kendaraan Rencana dikelompokkan ke dalam
3 kategori:
• Kendaraan Kecil, diwakili oleh mobil penumpang.
• Kendaraan Sedang, diwakili oleh truk 3 as tandem atau oleh bus besar 2 as.
• Kendaraan Besar, diwakili oleh truk-semi-trailer.

c. Kecepatan Rencana adalah kecepatan maksimum yang aman dan dapat dipertahankan di
sepanjang bagian tertentu pada jalan raya tersebut jika kondisi yang beragam tersebut
menguntungkan dan terjaga oleh keistimewaan perencanaan jalan. kecepatan rencana /
kecepatan maksimum kendaraan yang aman yang dapat dipertahankan sepanjang bagian
jalan tertentu bila kondisi sedemikian baik sehingga ketentuan desain jalan merupakan
faktor yang menentukankendaraan yang dapat dicapai bila melaju tanpa gangguan dan
aman.
d. Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik atau garis
tertentu pada suatu penampang melintang jalan.Data pencacahan volume lalu lintas
adalah informasi yang diperlukan untuk fase perencanaan, desain, manajemen sampai
pengoperasian jalan. Volume lalu lintas menunjukan jumlah kendaraan yang melintasi satu
titi pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). Sehubungan dengan
penentuan jumlah dan lebar jalur, satuan volume lalu lintas yang umum dipergunakan
adalah lalu lintas harian rata-rata, volume jam perencanaan dan kapasitas. Jenis kendaraan
dalam perhitungan ini diklasifikasikan dalam 3 macam kendaraan yaitu :
• Kendaraan Ringan (Light Vechicles = LV) Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4
roda (mobil penumpang).
• Kendaraan berat ( Heavy Vechicles = HV) Indeks untuk kendaraan bermotor dengan roda
lebih dari 4 ( Bus, truk 2 gandar, truk 3 gandar dan kombinasi yang sesuai).
• Sepeda motor (Motor Cycle = MC) Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 2 roda.
e. Tingkat Tingkat pelayanan (tergantung - arus) Hal ini berkaitan dengan kecepatan operasi
atau fasilitas jalan yang tergantung pada perbandingan antara arus terhadap kapasitas.
Definisi ini digunakan oleh Highway Capasity Manual yang mempunyai 6 buah tingkat
pelayanan, yaitu :
• Tingkat pelayanan A - arus bebas.
• Tingkat pelayanan B - arus stabil (untuk merancang jalan antarkota).
• Tingkat pelayanan C - arus stabil (untuk merancang jalan perkotaan).
• Tingkat pelayanan D - arus mulai tidak stabil.
• Tingkat pelayanan E - arus tidak stabil (tersendat sendat).
• Tingkat pelayanan F - arus terhambat (berhenti, antrian, macet).
Tingkat pelayanan (tergantungfasilitas) Hal ini sangat tergantung pada jenis fasilitas bukan
arusnya Jalan bebas hambatan mempunyai tingkat pelayanan yang tinggi, sedangkan jalan
yang sempit mempunyai tingkat pelayanan yang rendah. Konsep ini dikembangkan oleh
lunden (1971), Wardrop (1952), dan Davidson (1966). Hasil eksperimen menghasilkan
karakteristik tertentu sebagai berikut :
• Pada saat arus mendekati nol titik potong pada sumbu Y terlihat dengan jelas (TO)
• Kurva mempunyai arsintot pada saat arus mendekati kapasitas
• Kurva meningkat secara monoton

f. Jarak Pandang yaitu panjang jalan di depan kendaraan yang masih dapat dilihat dengan
jelas oleh pengemudi yang diukur dari titik kedudukan pengemudi. Jarak pandang
berpengaruh terhadap keamanan dan kenyamanan pengemudi kendaraan untuk dapat
melihat dengan jelas dan meyadari situasi pada saat mengemudi.

Anda mungkin juga menyukai