JALAN
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
1. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum;
2. Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha,
3. Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan
2004 tentang Jalan dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan
utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan
1
2. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
rata-rata rendah.
Jalan dijelaskan bahwa fungsi jalan terdapat pada sistem jaringan jalan primer dan
sistem jaringan jalan sekunder yang merupakan bagian dari Sistem jaringan jalan
merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan
primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki.
menerus maka ruas-ruas jalan dalam sistem jaringan jalan primer tidak terputus
perkotaan yang diatur secara berjenjang sesuai dengan fungsi kawasan yang
dihubungkannya.
2
1.3. Klasifikasi berdasarkan beban muatan sumbu
angkutan, jalan dibagi dalam beberapa kelas yang didasarkan pada kebutuhan
Pengelompokkan jalan[5] menurut muatan sumbu yang disebut juga kelas jalan,
terdiri dari:
1. Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton, yang saat ini masih belum
sebesar 13 ton;
2. Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
3
terberat yang diizinkan 10 ton, jalan kelas ini merupakan jalan yang sesuai
3. Jalan Kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui
4. Jalan Kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan
5. Jalan Kelas III C, yaitu jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat
4
Berikut ini lapisan-lapisan pembentuk Perkerasan Jalan Raya beserta Fungsinya.
Lapisan permukaan terletak palign atas pada suatu jalan raya. Lapisan
yang biasanya kita pijak, atau lapisan yang bersentuhan langsung dengan ban
kendaraan. Lapisan ini berfungsi sebagai penahan beban roda. Lapisan ini
memiliki stabilitas yang tinggi, kedap air untuk melindungi lapisan dibawahnya
sehingga air mengalir ke saluran di samping jalan, tahan terhadap keausan akibat
ke lapisan dibawahnya.
terutama berfungsi untuk menahan gaya lintang akibat beban roda dan menerus
lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah. Material yang digunakan untuk
lapisan ini diharus material dengan kualitas yang tinggi sehingga kuat menahan
Lapisan ini berada dibawah lapisan pondasi atas dan diatas lapisan tanah
dasar. Lapisan ini berfungsi untuk menyebarkan beban dari lapisan pondasi bawah
pada lapisan pondasi atas, karena biasanya menggunakan material yang lebih
murah. Selain itu lapisan pondasi bawah juga berfungsi untuk mencegah partikel
5
halus nah masuk kedalam material perkerasan jalan dan melindungi air agar tidak
Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya.
6
2. DAMIJA (Daerah Milik Jalan)
DAMIJA (Daerah Milik Jalan) adalah daerah yang dibatasi oleh lebar
yang sama dengan Damaja ditambah ambang pengaman konstruksi jalan
dengan tinggi 5 meter dan kedalaman 1.5 meter. Sekarang diganti
namanya menjadi RUMIJA (Ruang Milik Jalan).
7
Gambar 1.5. Penampang Melintang Jalan Tanpa Median
80/100 atau penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume yang
digunakan berkisar antara 0,4 sapai dengan 1,3 liter/ m 2 untuk lapis pondasi
agregat kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2 untuk pondasi tanah semen. Setelah
pengeringan selama 4 sampai 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap kedalam
lapis pondasi. lapis resap pengikat yang berlebih dapat mengakibatkan pelelehan
(bleeding) dan dapat menyebabkan timbulnya bidang geser, untuk itu pada daerah
yang berlebih ditabur dengan pasir dan dibiarkan agar pasir tersebut diselimuti
aspal.
8
Menjaga lapis podasi agregat dari pengaruh cuaca, khususnya hujan. Sehingga air
tidak masuk ke dalam lapisan pondasi agregat yang bias saja menyebabkan
Lapis perekat berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis lama
dengan baru, dan dipasanag pada permukaan beraspal atau beton semen yang
kering dan bersih. Bahan lapis perekat adalah aspal emulsi yang cepat menyerap
atau asapal keras pen 80/100 atau pen 60/70 yang dicairkan dengan 25 sampai 30
bgian minyak tanah per 100 bagian aspal. Pemakaiannya berkisar antar 0,15
liter/m2 samapai 0,50 liter /m2. Lebih tipis dibandingkan dengan pemakaian lapis
resap pengikat.
dengan segere meskipun proses pengeringan belum sepenuhnya selesai, ada juga
yang berpendapat bahwa harus menunggu lapisan lapis perekat ini kering terlebih
Pemasangan lapis resap pengikat dan lapis perekat digunakan alat asphalt
distributor. Asphalt Distributor adalah truk atau kendaraan lain yang dilengkapi
dengan aspal, pompa, dan batang penyemprot. Umumnya truk dilengkapi juga
dengan pemanas untuk menjaga temperatur aspal dan juga penyemprot tangan
9
(hand sprayer). Hand sprayer digunakan untuk daerah – daerah yang sulit dicapai
disemprot bebas dari kotoran dan debu – debu. lalu asphalt distributor harus
dengan jarak nosel agar diperoleh penyemprotan yang tumpang tindih sebanyak 2
menggangu pekerjaan, pastikan pelaksana mengalihkan arus lalu lintas jika dirasa
perlu.
10
BAB II
JENIS DAN TIPE JALAN
11
c) Kelas IIIA, Jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatannya yang lebar maksimum 2,5 m, panjang maksimum 18 m dan
muatannya dengan sumbu terberat maksimum 8 ton.
d) Kelas IIIB, Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatannya yang lebar maksimum 2,5 m, panjang maksimum 12 m dan
muatannya dengan sumbu terberat maksimum 8 ton.
e) Kelas IIIC, Jalan lokal yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatannya yang lebar maksimum 2,1 m, panjang maksimum 9 m dan
muatannya dengan sumbu terberat maksimum 8 ton.
12
merupakan sejenis jalan sempit di kawasan kampung. Biasanya tidak
cukup lebar untuk dua kenderaan berselisih. Kebanyakan tidak dilapisi dengan
perkerasan aspal atau dengan hanya dengan aspal tipis
13
Gambar 2.5. Spoiler for jalan tanah
14
2.2.. Struktur Perkerasan
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan
yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :
· Lapisan tanah dasar (sub grade)
· Lapisan pondasi bawah (subbase course)
· Lapisan pondasi atas (base course)
· Lapisan permukaan / penutup (surface course)
15
Shell, ESSO 2000 dllnya) . Komponen aspal memberikan sumbangan sebesar
60% dari biaya total hot mix.).
16
· Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah
pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya
kepadatan yang kurang baik.
2. Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)
Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas
lapisan tanah dasar dan di bawah lapis pondasi atas.
Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
· Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
· Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
· Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis
pondasi atas.
· Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat
lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
· Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.
3. Lapisan pondasi atas (Base Course)
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara
lapis pondasi bawah dan lapis permukaan.
Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
· Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan
beban ke lapisan di bawahnya.
· Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga
dapat menahan beban-beban roda.Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu
dipertimbangkan beberapa hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga,
volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.
4. Lapisan Permukaan (SurfaceCourse)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban
roda kendaraan. Lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
· Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
· Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).
· Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan
bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
17
· Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh
lapisan di bawahnya.
Apabila diperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus
(wearingcourse) diatas lapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah
sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air
dan untuk memberikan kekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Apis aus
tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.
5. Kelebihan jalan aspal
· Jalan lebih halus, mulus, dan tidak bergelombang sehingga enak dalam
berkendara.
· Warna hitam aspal mempengaruhi psikologi pengendara menjadi lebih
teduh dan nyaman
· Untuk penggunaan pada jalan dengan lalu lintas kendaraan ringan, jalan
aspal lebih murah dibanding konstruksi jalan beton.
· Proses perawatan lebih mudah karena tinggal mengganti pada area yang
rusak saja, dengan cara mengganti dengan yang baru pada area jalan yang
rusak.
6. Kekurangan jalan aspal
· Tidak tahan terhadap genangan air, sehingga memerlukan saluran drainase
yang baik untuk proses pengeringan jalan aspal pasca hujan atau banjir
· Pada struktur tanah yang buruk harus dilakukan perbaikan tanah terlebih
dahulu sebelum ditumpangi oleh konstruksi jalan aspal.
b. Rigid Pavement / Perkerasan Kaku (Beton)
18
Gambar 2.10. Struktur lapisan Rigid Pavement / Perkerasan Kaku (Beton)
Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku,
terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah
(bisa juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat
beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya
lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaan.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan
mendistribusikan beban ke bidang tanah dasra yang cukup luas sehingga bagian
terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal
ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari
tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.
Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang
menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan
tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam
kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap
kapasitas struktural perkerasannya.
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa
pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali
terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah
dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan
konstruksi.
Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
19
· Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.
· Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade
reaction = k), menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite
reaction).
· Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.
· Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.
· Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah
bersama air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir
perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban
lalu lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah pelat.
1. Kelebihan Jalan Beton
· Dapat menahan beban kendaraan yang berat
· Tahan terhadap genangan air dan banjir
· Biaya perawatan lebih murah dibanding jalan aspal
· Dapat digunakan pada struktur tanah lemah tanpa perbaikan struktur
tanahnya terlebih dahulu
· Pengadaan material lebih mudah didapat
2. Kekurangan jalan beton
· Kualitas jalan beton sangat bergantung pada proses pelaksanaannya misal
pengeringan yang terlalu cepat dapat menimbulkan keretakan jalan, untuk
mengatasi hal ini dapat menambahkan zat kimia pada campuran beton atau
dengan menutup beton pasca pengecoran dengan kain basah untuk
memperlambat proses pengeringan
· Untuk penggunaan pada jalan rayadengan kapasitas berat kendaraan yang
tinggi, maka biaya konstruksi jalan beton lebih mahal dibanding jalan
aspal, namun lebih murah pada masa perawatan.
· Kehalusan dan gelombang jalan sangat ditentukan pada saat proses
pengecoran sehingga diperlukan pengawasan yang ketat.
· Proses perbaikan jalan dengan cara menumpang pada konstruksi jalan
beton yang lama, sehingga menaikan ketinggian elevasi jalan, sehingga
terkadang elevasi jalan lebih tinggi dibanding rumah di sampingnya.
20
· Warna beton membuat suasana jalan menjadi keras dan gersang shingga
menimbulkan efek kehati-hatian bagi pengendara di atasnya.
C. Block Pavement Perkerasan menggunakan Paving Block
Jenis perkerasan jalan lainnya yaitu paving block , yang terbuat dari
campuran pasir dan semen ditambah atau tanpa campuran lainnya (abu batu atau
lainnya). Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah
suatuko mposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau
bahan perekat hidrolis lainnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut.
Sedangkan menurut SK SNI T-04-1990-F, paving block adalah segmen-
segmen kecil yang terbuat dari beton dengan bentuk segi empat atau segi banyak
yang dipasang sedemikian rupa sehingga saling mengunci (Dudung Kumara,
1992; Akmaluddin dkk. 1998).
21
· Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang nyaman
untuk kendaraan dengan kecepatan tinggi. Sehingga perkerasan paving
block hanya cocok untuk mengendalikan kecepatan kendaraan di
lingkungan permukiman dan perkotaan yang padat.
3. Mutunya dan standar yang disyaratkan :
· mempunyai bentuk yang sempurna,
· tidak retak-retak dan cacat,
· bagian sudut dan rusuknya tidak mudah direpihkan dengan kekuatan
tangan.
4. Bentuk Dan Ukuran
· Berdasarkan bentuknya paving block dapat dibedakan menjadi dua yaitu
bentuk segi empat dan segi banyak.
· Ketebalan 6 cm, 8 cm dan 10 cm,
· Warna umumnya abu-abu atau sesuai dengan pesanan konsumen.
· Toleransi ukuran yang disyaratkan adalah ± 2 mm untuk ukuran lebar
bidang dan ± 3 mm untuk tebalnya serta kehilangan berat bila diuji dengan
natrium sulfat maksimum 1%.
2.4. Kelas Jalan
22
a) DAMAJA (Daerah Manfaat Jalan)
DAMAJA (Daerah Manfaat Jalan) adalah daerah yang dibatasi oleh batas
ambang pengaman konstruksi jalan di kedua sisi jalan, tinggi 5 meter di atas
permukaan perkerasan pada sumbu jalan, dan kedalaman ruang bebas 1,5 meter di
bawah muka jalan.
23
Gambar 2.13. Penampang Melintang Jalan Tanpa Median
24
yang berlebih ditabur dengan pasir dan dibiarkan agar pasir tersebut diselimuti
aspal.
Kegunaan dari lapis resap pengikat adalah untuk :
- Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran aspal
- Mencegah lepasnya butiran lapis pondasi agregat jika dilewati kendaraan
sebelum dilapis dengan campuran aspal.
- Menjaga lapis podasi agregat dari pengaruh cuaca, khususnya hujan.
Sehingga air tidak masuk ke dalam lapisan pondasi agregat yang bias saja
menyebabkan kerusakan struktur jalan.
2. Lapis Perekat
Lapis perekat berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis lama
dengan baru, dan dipasanag pada permukaan beraspal atau beton semen yang
kering dan bersih. Bahan lapis perekat adalah aspal emulsi yang cepat menyerap
atau asapal keras pen 80/100 atau pen 60/70 yang dicairkan dengan 25 sampai 30
bgian minyak tanah per 100 bagian aspal. Pemakaiannya berkisar antar 0,15
liter/m2 samapai 0,50 liter /m2. Lebih tipis dibandingkan dengan pemakaian lapis
resap pengikat.
Banyak pendapat yang berbeda mengenai kapan penghamparan campuran
aspal dapat dilakukan. Ada yang berpendapat bahwa penghamparan bisa
dilakukan dengan segere meskipun proses pengeringan belum sepenuhnya selesai,
ada juga yang berpendapat bahwa harus menunggu lapisan lapis perekat ini kering
terlebih dahulu, baru bias dilakukan penghamparan campuran aspal. Tetapi
kenyataan dilapangan banyak menggunakan pendapat yang pertama.
3. Cara Pemasangan
Pemasangan lapis resap pengikat dan lapis perekat digunakan alat asphalt
distributor. Asphalt Distributor adalah truk atau kendaraan lain yang dilengkapi
dengan aspal, pompa, dan batang penyemprot. Umumnya truk dilengkapi juga
dengan pemanas untuk menjaga temperatur aspal dan juga penyemprot tangan
25
(hand sprayer). Hand sprayer digunakan untuk daerah – daerah yang sulit dicapai
dengan batang penyemprot.
Sebelum dilakukan pemasangan harus dipastikan bahwa daerah yang akan
disemprot bebas dari kotoran dan debu – debu. lalu asphalt distributor harus
dikalibrasikan terlebih dahulu, seperti sudut nosel, ketinggian dan kecepatan
kendaraan. Ketinggian batang penyemprot diatru sedemikian rupa disesuaikan
dengan jarak nosel agar diperoleh penyemprotan yang tumpang tindih sebanyak 2
– 3 kali. penyemprotan dilakukan secara merata sepanjang jalan. Agar tidak
menggangu pekerjaan, pastikan pelaksana mengalihkan arus lalu lintas jika dirasa
perlu.
5. Pekerjaan Tack Coat dan Prime Coat
Pemasangan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat Lapis resap
pengikat (prime coats) adalah lapisan ikat yang diletakkan diatas lapis
pondasiagregat, sedangkan lapis perekat
(tack coats) diletakkan di atas lapis beraspal atau lapis beton semen.
1 . Lapis Resap Pengikat (Prime Coats)
Bahan lapis resap pengikat umumnya adalah aspal keras pen 60 yang
dicairkan dengan minyak tanah. Perbandingan yang dipakai
terdiri dari 80 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal semen (80 pph-
kurang lebih ekivalen dengan viskositas aspal cutback jenis MC-30).
Kuantitas yang digunakan berkisar antara 0,4 sampai dengan 1,3 liter/m,
untuk lapis pondasi agregat kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m ntuk pondasi
tanah semen. Kuantitas pasti pemakaian lapis esap pengikat tergantung pada
bahan aspal, bahan lapis pondasi dan kondisi lingkungan (cuaca, angin,
kelembaban). Setelah pengeringan selama waktu 4hingga 6 jam, bahan
pengikat harus telah meresap kedalam lapis pondasi, meninggalkansebagaian
bahan pengikat pada permukaan sehingga permukaan terlihat berwarna hitam
secaramerata dan tidak porous.
26
Lapis perekat mempunyai kegunaan memberi daya ikat antara lapis lama
dengan baru, dandipasang pada permukaan beraspal atau beton semen yang
kering dan bersih. Bahan lapis perekatadalah aspal emulsi yang cepat mantap
atau aspal keras pen 60 yang dicairkan dengan 25 sampai30 bagian premium
per 100 bagian aspal (RC-250). Kuantitas yang digunakan sangat tergantung
pada jenis aspal yang dipakai, kondisi permukaan lapisan lama, dan kondisi
lingkungan. Pemakaian lapis perekat umumnya berkisar 0,20 liter/m sampai
0,50 liter / m.
Pada perkerasan dengan tekstur kasar seperti hasil garukan (milling),
maka kuantitas tack coat relatif lebih banyak disbanding pada permukaan
dengan tekstur halus.Jenis aspal yangmenggunakan bahan pengencer lebih
banyak memerlukan kuantitapenyemprotan yang relatif lebih banyak, agar
kuantitas aspal yang melekat pada perkerasan jumlahnya relatif sama.Jika
digunakan aspal emulsi maka lapis perekat akan berwarnacoklat karena
mengandung aspal dengan air. Pada tahap berikutnya warnanya akan berubah
dari coklat ke hitam sejalan dengan menguapnya kandungan air. Waktu yang
diperlukan untuk menguapkan seluruh kandungan air tersebut antara 1
sampai 2 jam, tergantung dari jenis aspal emulsi yang digunakan,
kuantitasnya, temperatur permukaan beraspal, dan kondisi
lingkungan.Pemasangan lapis perekat kadang-kadang tidak perlu dilakukan
jika campuran beraspal diletakkan pada campuran beraspal yang masih baru
(dipasang baru beberapa waktu), selama permukaanya tidak kotor atau
berdebu.Untuk memperoleh hasil yang merata sebaiknya pemasangan lapis
resap pengikat dan lapis perekat menggunakan asphalt distributorbatang
penyemprot atau penyemprot tangan (hand sprayer) Aspal distributor adalah
truk yang dilengkapi dengan tangki aspal, pompa,dan batang penyemprot.
27
BAB III
merupakan kegiatan dasar manusia. Pada awalnya, konstruksi jalan tanah yang
diperkeras dianggap cukup karena beban kendaraan dan arus lalulintas masih
ringan. Dengan perkembangan jaman, jalan tanah dinilai tidak memadai karena
lapis tambahan di atas permukaan jalan dalam rangka memperkuat daya dukung
jalan terhadap beban. Oleh karena lapis tambahan tersebut perlu diperkeras
dengan maksud untuk memperkuat daya dukung terhadap beban lalulintas maka
28
Perkerasan yang dibuat untuk konstruksi jalan disebut perkerasan jalan.
Sebagian besar beban tersebut didukung lapis perkerasan diatas tanah dasar.
Batuan butiran/granular yang disusun dengan baik secara alamiah memiliki sifat
saling mengunci sehingga cukup stabil mendukung beban roda sampai ukuran
berat tertentu. Namun demikian, jika beban yang bekerja di atas permukaan jalan
ternyata meningkat dan melebihi kemampuan sifat saling kunci agregat maka
susunan butiran tersebut dapat “lari”. Oleh karena itu maka diperlukan bahan ikat
dibedakan menurut bahan ikatnya yaitu perkerasan jalan aspal dan perkerasan
Jalan semen/beton.
bersifat relatif lentur karena aspal dapat melunak bila suhu meningkat atau
dibebani secara terus menerus. Oleh karena itu maka perkerasan jalan aspal sering
pelat-pelat. Struktur perkerasan jalan beton aspal bersifat relatif kaku karena
ikatan kimia antara agregat dan semen menghasilkan struktur komposit yang keras
29
dan kuat. Oleh karena itu maka perkerasan jalan beton sering juga disebut
perkerasan kaku.
politis. Jika rencana perkerasan jalan nantinya melewati permukaan tanah dasar
yang sudah keras maka secara teknis cukup digunakan struktur perkerasan lentur.
Jika rencana jalan terpaksa melewati daerah yang tanah dasamya berdaya dukung
jelek, maka secara teknis jenis perkerasan kaku lebih stabil dalammendukung
lebih baik dibandingkan perkerasan beton. Dilihat dari pembiayaan, terdapat sisi
kinerjanya agar tetap baik, sedangkan perkerasan kaku pada umumnya dianggap
perkerasan lentur.
komposit terdiri dari pelat beton yang berfungsi struktural dan lapis tipis
30
lapis tipis campuran beraspal menyediakan kekesatan dan kerataan permukaan
bandara atau jalan raya yang demandlalulintasnya tinggi dan tuntutan persyaratan
kinerjanya tinggi.
Perkerasan jalan dibangun di atas tanah dasar. Lapis perkerasan jalan yang
course). Lapis permukaan berfungsi struktural dan non struktural. Di antara lapis
permukaan dan tanah dasar terdapat lapis antara yang disebut lapis pondasi. Lapis
dan sebagai lantai kerja untuk pembuatan konstruksi lapis permukaan. Lantai
melibatkan banyak peralatan berat. Lapis pondasi dapat dibuat satu lapisan dengan
jenis bahan yang sarna. Seringkali lapis pondasi juga dibuat menjadi dua lapisan
yang berbeda kualitasnya yaitu lapis pondasi atas (LPA) dan lapis pondasi bawah
berikutnya.
atau semen merupakan bahan ikat butiran agregat yang menjaga agar agregat tidak
“lari”pada saat beban kendaraan bekerja. Penggunaan aspal atau semen tidak
31
hanya terbatas penggunaannya untuk lapis permukaan saja, tetapi juga dapat
digunakan untuk LPA, LPB bahkan tanah dasar sebagai bahan stabilisasi.
sebagai bahan konstruksi jalan adalah tar atau bio-aspal, serat alam, agregat hasil
32
Gambar 3.1. Perkembangan Konstruksi Perkerasan
33
(a) Cangkang kelapa sawit sebagai (b) Limbah kulit jagung sebagai sumber
sumber pembuatan aspal aspal hayati
hayati
(e) Komposit blok semen (f) Komposit baja profil dan beton
fotokatalis ringan
Gambar 3.2 Beberapa material inovatif konstruksi jalan
34
(a) Konstruksi perkerasan lentur (b) Konstruksi perkerasan modular
menggunakan bioasphalt vegecolTM menggunakan batu bata dari
aspal hayati abu sekam padi
35
3.2. Rangkuman
1) Perkerasan (pavement) adalah lapis tambahan yang diberikan di atas tanah
dasar dengan maksud untuk memperkuat daya dukung tanah dasar terhadap
beban kendaraan. Perkerasan yang digunakan untuk melayani lalulintas darat
disebut perkerasan jalan.
2) Secara umum ada tiga jenis perkerasan jalan yaitu perkerasan lentur,
perkerasan kaku dan perkerasan komposit. Perkerasan lentur adalah
perkerasan yang bahan susunnya menggunakan agregat dan aspal. Perkerasan
kaku adalah perkerasan yang bahan susunnya menggunakan agregat dan
semen. Perkerasan komposit adalah perkerasan yang lapis permukaan
strukturalnya menggunakan pelat beton sedangkan lapis permukaan non
strukturalnya menggunakan agregat dan aspal. Pemilihan jenis perkerasan
tergantung sejumlah faktor antara lain faktor teknis, pendanaan, kenyamanan
dan keamananberkendaraan bahkan seringkali harus mempertimbangkan
aspek politis.
3) Baik perkerasan lentur, perkerasan kaku dan perkerasan komposit secara
umum terdiri dari tiga lapisan yaitu lapis permukaan (surface course), lapis
pondasi (road foundation)dan tanah dasar (subgrade). Lapis permukaan terdiri
dari 2 lapisan yaitu lapis non struktural (wearing course)dan lapis struktural
(binder course). Lapis pondasi dapat terdiri dari 2 lapisan yaitu LPA (base
course)dan LPB (sub base course).
4) Bahan susun lapis perkerasan lentur adalah agregat dan aspal. Komposit
agregat dan aspal disebut campuran beraspal. Bahan susun lapis
perkerasankaku adalah agregat dan semen. Komposit agregat dan semen
disebut beton.
Konstruksi perkerasan komposit menggunakan binder course berupa pelat
beton dan wearing course berupa campuran beraspal.
5) Konstruksi perkerasan umumnya menggunakan bahan-bahan konvensional
yaitu aspal minyak dan agregat alam. Dimasa mendatang, pemanfaatan
material inovatif sebagai bahan jalan serta pelaksanaan konstruksi jalan yang
ramah lingkungan semakin dipertimbangkan. Beberapa contoh material
36
inovatif yang dapat digunakan sebagai bahan konstruksi jalan adalah tar atau
bio-aspal, serat alam, agregat hasil pengolahan limbah, komposit serta
smart/advanced material.
Gambar 3.5 Perbandingan antara Jalan kerikil dengan Jalan Kerikil dilapisi
aspal tipis
37
Gambar 3.6 Perbandingan antara perkerasan komposit dengan jalan beton
untuk lalu Lintas Berat
38
Gambar 3.8 Perbandingan Lapis perkerasan standar dengan perkerasan untuk
kendaraan berat
39
Gambar 3.10. Lapis perkerasan (Road pavement)
40