Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Beberapa istilah kebandarudaraan yang perlu diketahui adalah sebagai berikut


(Basuki, 1996; Sartono, 1996 dan PP No. 70 thn 2001):
Airport: Area daratan atau air yang secara regular dipergunakan untuk kegiatan
tinggal landas (take-off) and mendarat (landing) pesawat udara, dilengkapi dengan
fasilitas untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat, naik turun penumpang,
bongkar muat barang, dilengkapi dengan fasilitas keamanan dan terminal building
untuk mengakomodasi keperluan penumpang dan barang dan sebagai tempat
perpindahan antar moda transportasi.
Kebandarudaraan: meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan
penyelenggaraan bandar udara (bandara) dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan
fungsi sebagai bandara dalam menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus
lalulintas pesawat udara, penumpang, barang dan pos.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah proses
membangun lapangan terbang yang benar, tahap pembuatan drainase pada lapangan
terbang, serta standar khusus untuk lapangan terbang yang semestinya.

1.3 Batasan Masalah


Agar makalah ini dapat terarah dengan baik, maka penulis membatasi hal-hal
yang dibahas hanya pada sistem drainase di lapangan terbang yang meliputi pola
serta proses tahapan dalam pembuatan drainase di kebandarudaraan tersebut.
2

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Drainase
Drainase berasal dari bahasa inggris yaitu drainage yang berarti mengalirkan,
menguras, membuang atau mengalirkan air. Dalam bidang teknik sipil, drainase
seecara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi
kelebihan air, baik yang berasal dari hujan, rembesan maupun kelebihan air irigasi
di suatu kawasan / lahan sehingga fungsinya tidak terganggu dan dapat difungsikan
secara optimal.
2.2 Jenis-jenisDrainase
1. Drainase Berdasarkan Penempatannya
a. Drainase Permukaan

Drainase Permukaan adalah drainase yang dibuat untuk mengendalikan air


limpasan permukaan akibat air hujan dari permukaan tanah
kepembuangan air sehingga kondisi permukaan tanah tidak tergenang oleh
air hujan dan tetap dalam kondisi kering.
b. Drainase Bawah Permukaan

Drainase Bawah Permukaan yaitu Drainase yang dibuat untuk


mengalirkan air yang meresap kedalam permukaan tanah (bawah
permukaan).
2. Drainase Berdasarkan Sejarah Terbentuknya
a. Drainase Alamiah (Natural Drainage)
Drainase yang terbentuk secara alami dan terdapat bangunan- bangunan
penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu bata atau beton,
gorong-gorong, dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh goresan air
yang bergerak karena gravitasi yang lambat laun membentuk jalan air
yang permanen seperti sungai.
3

b. DrainaseBuatan (ArtificialDrainage)
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga
memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan, pasangan beton,
gorong-gorong, pipa dan lain-lain.
3. Drainase Menurut Fungsinya
a. SinglePurpose
Yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan suatu jenis air buangan,
misalnya air hujan atau air buangan lain seperti limbah limbah
domestik, limbah industri, dan lain-lain.
b. MultiPurposer
Yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air baik
secara bercampur maupun bergantian.
4. Drainase Menurut Konstruksi
a. DrainasePermukaan (SurfaceDrainage)
Yaitu saluran yang berada diatas permukaan tanah yang berfungsi
mengalirkan limpasan permukaan
b. Drainase Bawah Permukaan (Sub SurfaceDrainage)
Yaitu saluran yang bertujuan mengalirkan limpasan permukaan
melalui media dibawah permukaan tanah (pipa-pipa) dikarenakan
alasan-alasan tertentu seperti saluran listrik, dan juga tuntutan
fungsi permukaan tanah yang tidak memperbolehkan adanya
saluran dipermukaan seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang
(airport), taman, dan lain-lain
2.3 Pola Drainase
Saluran drainase dibuat sesuai dengan kondisi lahan dan lingkungan sekitarnya,
oleh karena itu dalam drainase dikenal beberapa pola jaringan drainase yaitu antara
lain :
4

1. Siku
Pola ini dibuat pada daerah yang mempunyai topografi yang sedikit lebih
tinggi dari sungai, sungai sebagai saluran pembuangan akhir berada
ditengah kota

Saluran Cabang

Saluran Utama

Gambar Saluran Pola Siku

2. Paralel
Pola ini dimana saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang
(sekunder) yang cukup banyak, apabila terjadi perkembangan kota saluran
dapat menyesuaikan

Saluran Cabang

Saluran Utama

Gambar Saluran Pola Paralel


5

3. Grid Iron
Pola ini untuk daerah dimana sungai nya terletak ditengah kota, sehingga
saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpul.

Saluran Cabang

Saluran Pengumpul Saluran Utama

Gambar Saluran Pola Grid Iron

4. Alamiah
Pola ini sama seperti polasiku, hanya saja beban sungai pola ini lebih besar

SaluranCabang

Saluran Utama
Saluran Cabang

Gambar Saluran Pola Alamiah


6

5. Radial
Pola ini pada daerah berbukit dimana pola saluran memancar kesegala arah

Gambar Saluran Pola Radial

6. Jaring-Jaring
Pola ini mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya dan
yang mengikuti arah jalan raya dan cocok untuk daerah dengan topografi rendah.

Gambar Saluran Pola Jaring-Jaring


7

2.4Bentuk Saluran

Bentuk-bentuk saluran untuk drainase tidak jauh berbeda dengan saluran


irigasi pada umumnya, dalam perencanaan dimensi saluran diusahakan dapat
membentuk saluran yang ekonomis, dimensi saluran yang terlalu besar berarti tidak
ekonomis, sebaliknya dimensi yang terlalu kecil akan menimbulkan permasalahan
karena daya tampung yang tidak memadai.

Adapun menurut Soewarno (1981) Bentuk saluran drainase antara lain :


a. Trapesium
Pada umumnya saluran terbuat dari tanah tetapi tidak menutup
kemungkinan dari pasangan batu, saluran ini memerlukan cukup ruang.
Fungsi saluran ini untuk mengalirkan air hujan, limbah rumah tangga, dan
lain-lain.

b. Persegi Panjang
Saluran terbuat dari pasangan batu atau beton, bentuk saluran ini tidak
memerlukan banyak ruang atau area
c. Setengah Lingkaran
Saluran ini berfungsi sebagai saluran air hujan dan limbah rumah tangga,
saluran ini dapat dibuat dari pasangan batu atau dari pipa-pipa baton
d. Tersusun
Saluran ini biasanya digunakan untuk ruang yang cukup besar. Saluran ini
dapat terbuat dari pasangan batu maupun dari tanah yang dipadatkan. Fungsi
saluran ini yaitu sebagai aliran limbah rumah tangga, air hujan atau irigasi,
apabila terjadi hujan maka air yang berlebihan ditampung dibagian atas.

2.5 Fungsi Drainase


Menurut fungsi :
8

1. Single purpose
Suatu jenis air buangan : air hujan, limbah domestic, limbah industri dll.
2. Multi purpose
Beberapa jenis air buangan tercampur.

2.6 Konstruksi Drainase


Menurut kontruksi :
1. Saluran terbuka
2. Saluran tertutup
9

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Proses Pembangunan


Proses membangun lapangan terbang yang benar harus diperhatikan dari nol
atau dari dasar yang secara umum hal yang berpengaruh dari proses pembangunan
lapangan terbang kebandarudaraan Kebandarudaraan: meliputi segala sesuatu yang
berkaitan dengan penyelenggaraan bandar udara (bandara) dan kegiatan lainnya
dalam melaksanakan fungsi sebagai bandara dalam menunjang kelancaran, keamanan
dan ketertiban arus lalulintas pesawat udara, penumpang, barang dan pos. yang benar
meliputi yang berpengaruh antara lain :
 Airfield: Area daratan atau air yang dapat dipergunakan untuk kegiatan
tinggal landas (take-off) dan mendarat (landing) pesawat udara. Fasilitas
untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat dan terminal building
untuk mengakomodasi keperluan penumpang pesawat.
 Aerodrom: Area tertentu baik di darat maupun di air (meliputi bangunan
sarana dan prasarana, instalasi infrastruktur dan peralatan penunjang) yang
dipergunakan baik sebagian maupun keseluruhannya untuk kedatangan &
keberangkatan penumpang dan barang, serta pergerakan pesawat terbang.
Namun aerodrom belum tentu dipergunakan untuk penerbangan yang
terjadwal. Airfield: Area daratan atau air yang dapat dipergunakan untuk
kegiatan tinggal landas (take-off) dan mendarat (landing) pesawat udara.
Fasilitas untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat dan terminal
building untuk mengakomodasi keperluan penumpang pesawat.
10

 Airfield: Area daratan atau air yang dapat dipergunakan untuk kegiatan
tinggal landas (take-off) dan mendarat (landing) pesawat udara. Fasilitas
untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat dan terminal building
untuk mengakomodasi keperluan penumpang pesawat. • Aerodrom: Area
tertentu baik di darat maupun di air (meliputi bangunan sarana dan prasarana,
instalasi infrastruktur dan peralatan penunjang) yang dipergunakan baik
sebagian maupun keseluruhannya untuk kedatangan & keberangkatan
penumpang dan barang, serta pergerakan pesawat terbang. Namun aerodrom
belum tentu dipergunakan untuk penerbangan yang terjadwal.

 Landing area: Bagian dari lapangan terbang yang dipergunakan untuk tinggal
landas dan mendarat. Tidak termasuk terminal area. • Landing strip: Bagian
yang bebentuk panjang dengan lebar tertentu yang terdiri atas bahu
(shoulders) dan landas pacu (runway) untuk tempat tinggal landas dan
mendarat pesawat terbang. • Runway (landas pacu): Bagian memanjang dari
sisi darat aerodrom yang disiapkan untuk tinggal landas dan mendarat pesawat
terbang. • Taxiway: Bagian sisi darat dari aerodrom yang dipergunakan
pesawat untuk berpindah (taxi) dari runway ke apron atau sebaliknya.
 Apron: bagian aerodrom yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk
parkir, menunggu, mengisi bahan bakar, mengangkut dan membongkar muat
barang dan penumpang. Perkerasannya dibangun berdampingan dengan
terminal building. • Holding apron: bagian dari aerodrom area yang berada di
dekat ujung landasan yang dipergunakan oleh pilot untuk pengecekan terakhir
dari semua instrumen dan mesin pesawat sebelum take off. Dipergunakan juga
untuk tempat menunggu sebelum take off.
11
12
13
14

3.2 Tahap Pembuatan


1. Landas Pacu (Runway)
Runway adalah jalur perkerasan yang dipergunakan oleh pesawat terbang
untuk mendarat (landing) atau lepas landas (take off). Menurut Horonjeff (1994)
sistem runway di suatu bandara terdiri dari perkerasan struktur, bahu landasan
(shoulder), bantal hembusan (blast pad), dan daerah aman runway (runway end safety
area).

2. Perkerasan & Bahu


15

 Perkerasan struktur mendukung pesawat sehubungan dengan beban


struktur, kemampuan manuver, kendali, stabilitas dan kriteria dimensi dan operasi
lainnya.
 Bahu landasan (shoulder) yang terletak berdekatan dengan pinggir
perkerasan struktur menahan erosi hembusan jet dan menampung peralatan untuk
pemeliharaan dan keadaan darurat.

3. Bantal Hembus
Bantal Hembus 3) Bantal hembusan (blast pad) adalah suatu daerah yang
dirancang untuk mencegah erosi permukaan yang berdekatan dengan ujung-ujung
runway yang menerima hembusan jet yang terus-menerus atau yang berulang. ICAO
menetapkan panjang bantal hembusan 100 feet (30 m), namun dari pengalaman untuk
pesawat-pesawat transport sebaiknya 200 feet (60 m), kecuali untuk pesawat
berbadan lebar panjang bantal hembusan yang dibutuhkan 400 feet (120 m). Lebar
bantal hembusan harus mencakup baik lebar runway maupun bahu landasan
(Horonjeff , 1994).

4. Daerah Aman Runway


Daerah aman runway (runway end safety area) adalah daerah yang bersih
tanpa benda-benda yang mengganggu, diberi drainase, rata dan mencakup perkerasan
struktur, bahu landasan, bantal hembusan dan daerah perhentian, apabila disediakan.
Daerah ini selain harus mampu untuk mendukung peralatan pemeliharaan dan dalam
keadaan darurat juga harus mampu mendukung pesawat seandainya pesawat karena
sesuatu hal keluar dari landasan.
16

Tampak atas unsur-unsur runway

3.3 Terminal Building:

Bagian dari aeroderom difungsikan untuk memenuhi berbagai keperluan


penumpang dan barang, mulai dari tempat pelaporan ticket, imigrasi, penjualan ticket,
ruang tunggu, cafetaria, penjualan souvenir, informasi, komunikasi, dan sebagainya.

3.4 Fungsi Drainase Lapangan Terbang


a) Intersepsi dan mengalirkan air permukaan dan air tanah yang berasal dari
lokasi di sekitar lapangan terbang
b) Membuang air permukaan dari lapangan terbang
c) Membuang air bawah tanah dari lapangan terbang.
17

Dua tipe tampang melintang lapangan terbang Shoulder Run way


Shoulder
18

3.5 Sistem Drainase


Sistem drainase lapangan terbang biasanya terdiri dari :

1. DRAINASE PERMUKAAN
Berfungsi untuk menangani air permukaan di sekitar lapangan terbang,
khususnya yang berasal dari hujan.
a. Langkah perencanaan :
 Menentukan debit rencana (berupa aliran permukaan/runoff)
Debit rencana sama dengan besarnya aliran permukaan. Dapat ditentukan
dengan rumus rasional Hujan rencana harus mempertimbangkan faktor teknis
dan ekonomis. FAA menyarankan : - untuk lapangan terbang sipil digunakan
hujan rencana dengan kala ulang 5 tahun - untuk lapangan terbang militer
digunakan hujan rencana dengan kala ulang 2 tahun.
 Layout drainase permukaan
Penentuan layout sistem drainase permukaan didesain berdasarkan hasil
akhir peta kontur landasan pacu (runway), landasan taksi (taxiway), dan
apron. Layout harus dapat menghindari gerusan dan pengendapan saluran.
Jika digunakan saluran bulat maka diameter minimumnya tidak boleh kurang
dari 12 inchi (30 cm). Jarak antar inlet (lubang pemasukan) ke arah
memanjang berkisar antara 60 – 120 m sedangkan jauhnya tidak lebih dari 75
ft (22,5 m) dari tepi perkerasan. • Inlet pada apron diletakkan pada perkerasan.
19
20

2. DRAINASE BAWAH PERMUKAAN


Berfungsi :
1. Membuang air dari base course
2. Membuang air dari subgrade di bawah permukaan
3. Menerima, mengumpulkan, dan membuang air dari mata air atau lapisan
tembus air.
21

Untuk saluran bawah tanah dapat dipakai pipa berlubang dengan bahan pipa
terbuat dari metal, beton, PVC,dll. Lubang-lubang biasanya meliputi sepertiga dari
keliling pipa. Berdasarkan pengalaman, pipa dengan diameter 6 in (15 cm) sudah
cukup untuk mengalirkan air.
22

Detail potongan melintang drainase bawah permukaan lapangan terbang


Perkerasan Turf Base course drainage Subgrade Material filter dipadatkan Muka air
tanah setelah drainase Pipa 6” 6” 18”

Pedoman/Peraturan2 :

 FAA (Federal Aviation Administration)


 ICAO (International Civil Aviation Organization)
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2001 tentang
Kebandarudaraan • Kepmen Perhubungan No. KM 44 Tahun 2002 tentang
Tatanan Kebandarudaraan Nasional.
23

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Kebandarudaraan: meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan


penyelenggaraan bandar udara (bandara) dan kegiatan lainnya dalam melaksanakan
fungsi sebagai bandara dalam menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus
lalulintas pesawat udara, penumpang, barang dan pos udara, penumpang, barang dan
pos.
Proses membangun lapangan terbang yang benar harus diperhatikan dari nol
atau dari dasar yang secara umum hal yang berpengaruh dari proses pembangunan
lapangan terbang kebandarudaraan Kebandarudaraan: meliputi segala sesuatu yang
berkaitan dengan penyelenggaraan bandar udara (bandara) dan kegiatan lainnya
dalam melaksanakan fungsi sebagai bandara dalam menunjang kelancaran, keamanan
dan ketertiban arus lalulintas pesawat

TAHAP PEMBUATAN

1. Landas Pacu (Runway)


2. Perkerasan & Bahu
3. Bantal Hembus
4. Daerah Aman Runway

4.2 Saran

Mudah mudahan dengan makalah kami ini khalayak umum dapat mengetahui

rencana drainase lapangan terbang dan dampak-dampak geometrik jalan terhadap

lingkungan.
24

Anda mungkin juga menyukai