Anda di halaman 1dari 3

Aris Radita Pramana (15021020)

Kapasitas Jalan, Satuan Mobil Penumpang, dan


Tingkat Pelayanan Jalan

Kapasitas jalan dapat diartikan sebagai jumlah kendaraan terbesar yang memiliki
probabilitas yang cukup untuk melewati suatu ruas jalan, baik satu maupun dua arah, pada
periode waktu tertentu serta dengan kondisi jalan dan lalu lintas yang umum. (Oglesby dan
Hicks, 1993). Menurut MKJI (1997), kapasitas jalan adalah jumlah kendaraan maksimum yang
melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan untuk tiap satu jamnya dengan kondisi
tertentu. Untuk jalan dua lajur dua arah kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi
dua arah ), tetapi untuk jalan banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas ditentukan
per lajur.

Kapasitas jalan dipengaruhi oleh beberapa factor seperti lebar jalan, tipe jalan, pemisah
arah, hambatan samping, bahu jalan, dan ukuran kota. Persamaan dasar kapasitas jalan
berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997) dengan tujuan untuk
memperkirakan kapasitas jalan di Indonesia adalah sebagai berikut.

Analisis kapasitas jalan dilakukan pada satu periode satu-jam puncak. Apabila
menggunakan metode periode analisis sehari penuh, maka hasilnya akan telalu kasar untuk
dilakukan analisis operasional dan perencanaan. Namun, jika dilakukan dengan periode 15
menit puncak, hasilnya akan terlalu rinci.

Analisis kapasitas jalan menjadi dasar untuk mengoperasikan dan merencanakan cara
untuk mengetahui efektivitas fasilitas lalu lintas untuk menyesuaikan pergerakan arus lalu
lintas. Perhitungan kapasitas meliputi ukuran kualitas jalan yang mencakup kecepatan dan nilai
gangguan yang berpengaruh pada kapasitas jalan.

Satuan Mobil Penumpang (SMP) merupakan satuan untuk menyatakan arus lalu lintas,
dengan mengubah arus dari berbagai tipe kendaraan menjadi kendaraan ringan (termasuk mobil
penumpang) menggunakan ekivalensi mobil penumpang. Satuan mobil penumpang
dimafaatkan untuk membilangkan klasifikasi arus lalu lintas dengan menyatakan lalu lintas
bukan dalam jumlah kendaraan
Aris Radita Pramana (15021020)

Aspek yang memengaruhi penetapan faktor SMP berupa aspek fisik. Aspek fisik
tersebut meliputi dimensi dari kendaraan, energi, serta karakteristik persimpangan. Ekivalensi
kendaraan dengan mobil penumpang dipengaruhi oleh besar dan kecepatan kendaraan. Makin
besar ukuran atau dimensi kendaraan, maka nilai ekivalensi makin tinggi. Makin tinggi
kecepatan kendaraan, maka nilai ekivalensi makin rendah. Contoh langsung adalah kendaraan
berat walaupun memiliki dimensi yang sama dengan mobil penumpang, tentunya memerlukan
ruang dan waktu yang lebih untuk melewati suatu persimpangan

Menurut MKJI (1997), tingkat pelayanan jalan atau level of service pada suatu ruas
jalan dapat diartikan sebagai ukuran yang merefleksikan pandangan pengemudi mengenai
kualitas mengendarai kendaraan. Tingkat pelayanan jalan dirumuskan sebagai perbandingan
antara volume lalu lintas dan kapasitas jalan tersebut. Volume lalu lintas menggambarkan
kebutuhan terhadap arus lalu lintas sedangkan kapasiats jalan menggambarkan kemampuan
jalan untuk dilewati arus lalu lintas. Konsep tingkat pelayanan ini mengikutsertakan dua buah
faktor yang saling bertentangan yakni kecepatan rata-rata ruang volume lalu lintas. Apabila
volume lalu lintas rendah, kendaraan mempunyai kecepatan rata-rata ruang yang tinggi, begitu
dan sebaliknya. Saat keadaan lalu lintas bervolume rendah, maka kenyamanan pengemudi akan
meningkat, begitu pun sebaliknya.

Tingkat pelayanan jalan diklasifikasikan menjadi enam tingkatan. Tingkatan tersebut


antara lain.

a. Tingkat Pelayanan A
Arus lalu lintas bebas dengan kecepatan tinggi dan bervolume lalu lintas rendah.
Pengemudi mampu mempertahankan kecepatan tanpa tundaan
b. Tingkat Pelayanan B
Arus lalu lintas lebih stabil dengan kecepatan yang mulai dibatasi oleh kondisi lalu
lintas. Pengemudi masih cukup leluasa untuk mengontrol kecepatan serta untuk
memilih lajur yang akan digunakan
c. Tingkat Pelayanan C
Arus lalu lintas stabil dengan kecepatan dibatasi atau dikontrol oleh kondisi lalu
lintas. Pengemudi terbatas untuk mengontrol kecepatan, memilih lajur yang ingin
diambil, serta untuk mendahului.
d. Tingkat Pelayanan D
Aris Radita Pramana (15021020)

Arus lalu lintas tak stabil dengan kecepatan masih bisa ditoleransi dengan volume
lalu lintas tinggi. Kebebasan pengemudi untuk mengendarai kendaraan menjadi
terbatasi. Kenyamanan pengemudi menurun tetapi kondisi ini masih bisa
ditoleransi.
e. Tingkat Pelayanan E
Arus lalu lintas lebih rendah disbanding pelayanan D dengan kecepatan sangat
rendah dan volume lalu lintas mendekati kapasitas jalan. Kemacetan berdurasi
pendek mulai dirasakan oleh pengemudi
f. Tingkat Pelayanan F
Arus lalu lintas terbatas dan tertahan serta antrean kendaraan mengular. Saat
kemacetan terjadi, kecepatan serta volume turun hingga ke angka 0.

Untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan, terdapat dua variabel yaitu karakteristik geometric
jalan dan arus lalu lintas. Karakteristik geometric jalan terdiri dari jalur lalu lintas seperti
jumlah dan lebar jalur, lebar bahu jalan, jumlah lajur jalan, dan ketersediaan median jalan. Arus
lalu lintasnya meliputi jenis kendaraan ringan (LV), kendaraan berat (HV), dan kendaraan
bermotor (MC).

Daftar Pustaka :

Anwar, Rosehan. 2000. Menentukan Nilai Satuan Mobil Penumpang Kendaraan Di


Kotamadya Banjarmasin. INFO TEKNIK, Volume 1 No.1, Desember 2000

Dirjen Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesian (MKJI).

Gunawan, Hadi. 2007. Hubungan Volume Lalu Lintas Dengan Kapasitas Jalan di Jalan Veteran
Banjarmasin. INFO-TEKNIK Volume 8 No.1, JULI 2007(60-63)

http://e-journal.uajy.ac.id/1504/3/2TS09768.pdf. Diakses pada 21/09/2022 pukul 19.27

Anda mungkin juga menyukai