Anda di halaman 1dari 28

PERANAN LALU LINTAS DALAM GJR

1
Komposisi Lalu Lintas
 Tiap kendaraan mempunyai ukuran, berat, daya, dan
kecepatan serta sifat yang berbeda, sehingga dikenal adanya
faktor ekuivalen untuk memperhitungkan perbedaan beban
lalu lintas yang dinyatakan dalam Satuan Mobil Penumpang.

 Satuan Mobil Penumpang (smp) adalah satuan arus lalu


lintas dari berbagai tipe kendaraan yang diubah ke dalam
mobil penumpang menggunakan ekuivalen mobil penumpang.

2
Komposisi Lalu Lintas
 Ekuivalensi Mobil Penumpang (emp) adalah nilai atau
faktor konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan
dengan mobil penumpang sehubungan dengan
dampaknya pada perilaku lalu lintas.

3
Kendaraan Desain
Kendaraan desain yaitu kendaraan yang mewakili satu
kelompok jenis kendaraan yang digunakan untuk suatu
desain geometri jalan.
Ada dua karakteristik utama kendaraan desain, yaitu:
1. kendaraan penumpang (sedan, minibus/mikrobus,
pickup/truk kecil;
2. kendaraan besar (bus dan truk).

4
Proyeksi Lalu Lintas

 Pembangunan jalan baru atau perbaikan jalan lama biasanya


direncanakan berdasarkan proyeksi lalu lintas pada akhir
umur rencana, bukan berdasarkan lalu lintas sekarang.

 Lalu lintas sekarang dapat diproyeksikan ke masa yang akan


datang, biasanya digunakan 3 analisis, yaitu:
a. analisis lalu lintas sekarang;
b. analisis perkembangan lalu lintas mendatang;
c. faktor pertumbuhan lalu lintas.

5
Analisis Lalu Lintas Sekarang

Analisis lalu lintas sekarang dibagi menjadi 3 cara, yaitu:


a. perhitungan lalu lintas pada jalan yang ada, yang
memengaruhi arus lalu lintas pada jalan yang
diperbaiki;
b. wawancara asal tujuan di pinggir jalan untuk jalan antar
kota;
c. wawancara asal tujuan di pusat-pusat kegiatan untuk
jalan perkotaan.

6
Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas

Faktor pertumbuhan lalu lintas (i) merupakan nilai


perbandingan lalu lintas pada masa yang akan datang
dengan lalu lintas pada saat sekarang, yang terdiri atas 3
cara, yaitu:
a. akibat penambahan lalu lintas normal;
b. lalu lintas baru yang timbul;
c. akibat perkembangan penggunaan tanah.

7
Contoh Soal dan Penyelesaian
Hasil survei volume lalu lintas didapat jumlah kendaraan
suatu ruas jalan yang akan diperbaiki sebesar 5000
smp/jam. Melalui studi wawancara dan pengamatan di
lapangan diperkirakan faktor pertumbuhan lalu lintasnya
sebesar 6%/tahun selama 10 tahun mendatang. Hitung
volume lalu lintas pada tahun kesepuluh dan kebutuhan
lebar perkerasan jalan desain bila ditentukan kapasitas per
lajur 1450 smp/jam!

8
Contoh Soal dan Penyelesaian
Penyelesaian:
1. Rumus yang biasa digunakan dari pertumbuhan volume rata-rata
Vn = Vo (1+i)n
Vn = V10; Vo = 5000 smp/jam; i = 6%/tahun; n = 10 tahun

V10 = 5000 (1+0,06)10

V10 = 8954 smp/jam

2. Kebutuhan lajur jalan = 8954/1450 = 6,18 lajur ~ 6 lajur


Lebar perkerasan jalan desain = 6 x 3 meter = 18 meter

9
Kecepatan
 Untuk memenuhi sebagian besar keinginan pengemudi
dalam hal kecepatan kendaraan yang selamat dan
ekonomis, maka ditentukan 3 jenis kecepatan yaitu:

a. kecepatan desain;

b. kecepatan jalan;

c. kecepatan relatif.
 Kecepatan perjalanan merupakan indikator dari pelayanan
jalan, makin cepat kecepatan perjalanan berarti
pelayanannya semakin baik atau sebaliknya.
10
Kecepatan
 Tingkat pelayanan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kecepatan
perjalanan dan perbandingan antara volume dengan kapasitas (V/C).

 Highway Capacity Manual (HCM) membagi tingkat pelayanan jalan menjadi


6, yaitu:
a. tingkat pelayanan A: sangat lancar dengan volume kecil;
b. tingkat pelayanan B: lancar dengan volume sedang;
c. tingkat pelayanan C: ramai lancar dengan volume besar;
d. tingkat pelayanan D: padat lancar dengan volume mendekati maksimum;
e. tingkat pelayanan E: padat merayap dengan volume mengecil kembali;
f. tingkat pelayanan F: padat merayap tersendat-sendat dengan volume
lebih kecil.
11
Tingkat Pelayanan Berdasarkan Volume dengan Kapasitas yang
Dibandingkan dengan Kecepatan Operasi

12
Gambar Tingkat Pelayanan Secara Visual

13
Kecepatan Desain
 Kecepatan desain ditetapkan untuk mendesain dan mengkorelasikan
semua bentuk fisik jalan yang memengaruhi jalannya kendaraan, seperti
lengkung tikungan, kemiringan melintang dan memanjang jalan serta jarak
pandang.

 Kecepatan desain merupakan kecepatan aman maksimum yang dapat


diadakan dan kecepatan menerus tertinggi bila keadaan cuaca
mengizinkan.

 Kecepatan desain yang digunakan di Indonesia disesuaikan dengan kelas


jalan yang ada.
14
Kecepatan Desain
Pertimbangan utama dalam memilih kecepatan desain
adalah:
1. memungkinkan kendaraan desain melintas dengan aman
dan nyaman pada batas-batas kecepatan operasional
yang ditentukan, dalam cuaca yang cerah, arus lalu lintas
yang kepadatannya sedang, dan gangguan dari jalan
masuk yang dapat diabaikan;

15
Kecepatan Desain
2. mempertimbangkan fungsi jalan dan dipilih kecepatan
desain tertinggi dari rentang nilai kecepatan desain yang
diizinkan, kecuali dipilih yang lebih rendah karena
pertimbangan keselamatan, ekonomi, lingkungan, dan
kemudahan konstruksi;
3. mempertimbangkan medan jalan (datar, bukit, gunung);
4. mempertimbangkan karakter pengemudi;

16
Kecepatan Desain
5. pada ruas jalan yang akan ditingkatkan di masa yang akan
datang atau pelaksanaan konstruksi bertahap, maka
kecepatan desain yang dipilih hendaknya sesuai dengan
kecepatan desain di masa yang akan datang (akhir umur
desain final).

17
Korelasi Padanan Antar Pengelompokan Jalan Berdasarkan
SJJ, Fungsi, Status, Kelas, dan SPPJ serta Tipe Jalan dan
Rentang Kecepatan Desain

18
Korelasi Padanan Antar Pengelompokan Jalan
Berdasarkan SJJ, Fungsi, Status, Kelas, dan SPPJ serta
Tipe Jalan dan Rentang Kecepatan Desain

19
Kecepatan Jalan
 Kecepatan jalan adalah hasil pembagian jarak yang ditempuh

dengan waktu selama kendaraan dalam keadaan bergerak.


 Besaran ini digunakan untuk memberikan harga kompromi dan

nilainya lebih rendah dari kecepatan desain yang ditetapkan.


 Umumnya kecepatan jalan adalah:

a. 75% kecepatan desain untuk daerah luar kota;

b. 80% kecepatan desain untuk daerah kota pada waktu senggang;

c. 60% kecepatan desain untuk daerah kota pada waktu subuh.

20
Kecepatan Relatif

 Kecepatan relatif adalah jumlah faktor kecepatan


pertemuan kendaraan-kendaraan dalam arus lalu lintas
yang bertemu, pada waktu mendekati titik tabrakan.

 Besaran ini dipakai untuk persimpangan jalan.

21
Kapasitas Jalan

 Kapasitas jalan (C) didefinisikan sebagai jumlah


maksimum kendaraan yang dapat melewati
suatu titik pada jalur jalan selama waktu tertentu
dengan kondisi serta arus lalu lintas yang ada.

22
Kapasitas Jalan
 Dua faktor yang memengaruhi kapasitas yaitu:
a. faktor lalu lintas: volume kendaraan terklasifikasi,
pemisahan arah, ukuran kota, hambatan samping, dan
tata guna lahan;
b. faktor jalan: lebar jalan, kebebasan samping, keadaan
permukaan jalan, lebar dan keadaan bahu, letak dan
bentuk pertemuan tak sebidang, alinemen horizontal dan
vertikal sehubungan jarak pandang dan landai jalan.

23
Penentuan Kapasitas Ruas Jalan (MKJI, 1997)

 Jalan Perkotaan:

C = Co x FCw x FCSP x FCSF x FCCS


 Jalan Luar Kota:S

C = Co x FCw x FCSP x FCSF


 Jalan Bebas Hambatan:

C = Co x FCw x FCSP
C = kapasitas ruas jalan (smp/jam)
Co = kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas
FCSP = faktor penyesuaian pemisahan arah
FCSF = faktor penyesuaian akibat hambatan samping
FC
24 CS = faktor penyesuaian ukuran kota
Keselamatan dan Keamanan Jalan
 Keselamatan jalan adalah keadaan tidak terjadinya
kecelakaan pada kendaraan.
 Keamanan jalan adalah keadaan tidak terjadinya
gangguan pada penumpang, seperti: pelecehan seksual,
penodongan, perampokan.
 Tiga elemen lalu lintas yaitu manusia, jalan, dan
kendaraan.
 Kecelakaan banyak terjadi di segmen jalan yang lurus,
karena kendaraan biasanya berkecepatan tinggi.
25
Keselamatan dan Keamanan Jalan
 Perlu adanya keseimbangan antara lebar jalan, jarak
pandang serta alinemen horizontal dan vertikal dengan
kendaraan yang bergerak serta dikendalikan oleh
kemampuan pengemudi dan daya mesin serta rem.
 Faktor kelelahan, keterampilan, dan psikis dari
pengemudi memberi kontribusi yang sangat besar bagi
terjadinya kecelakaan lalu lintas.

26
Analisis Manfaat dan Biaya
 Analisis manfaat dan biaya telah dilakukan sejak awal dari
tahapan perencanaan berdasarkan studi kelayakan.

 Misalnya dalam penentuan lokasi yang ideal akan


menimbulkan pilihan yang sulit bagi perancang dalam
desain geometri sehubungan dengan keadaan fisik dan
topografinya.

27
Analisis Manfaat dan Biaya

 Ada 3 metode analisis, yaitu:


a. Benefit Cost Ratio (BCR);
b. Net Pesent Value (NPV);
c. Internal Rate of Return (IRR).

28

Anda mungkin juga menyukai