Anda di halaman 1dari 25

NAMA : ACHMAD MAULANA EFENDI

NIM : 20201333045
MATA KULIAH : REKAYASA GEOMETRI JALAN
DOSEN PENGAMPU :

JAWABAN UAS REKAYASA GEOMETRI JALAN


1. DASAR-DASAR MENDESAIN PERSIMPANGAN SEBIDANG
1.1 Struktur Geometri
A. Lebar Lajur
Dipersimpangan umumnya bila lebar jalur pada kaki persimpangan terlalu
besar, maka dua kendaraan akan cenderung antri berdampingan. Guna
menghindari kejadian seperti di atas, maka dalam mendesain diusahakan agar
lebar lajur dekat persimpangan dapat diperlambat dan kendaraan tetap pada
lajurnya masing-masing.
B. Lajur Belok Kiri dan Kanan
pada jalan yang tidak lebar, kadang-kadang sulit untuk menyediakan lajur
belok atau kiri. Namun, pada kenyataanya kapasitas persimpangan banyak
dipengaruhi oleh kendaraan yang membelok. Oleh karena itu lajur belok
kanan dan belok kiri tetap perlu disediakan walaupun volume lalu-lintas belok
kanan atau kiri sangat kecil.
C. Jumlah Lajur
Jumlah lajur pada kaki mamasuki persimpangan sebaiknya tidak melebuhi
jumlah lajur pada kaki keluar dari persimpangan.
Penyediaan dua lajur belok kanan pada satu kaki simpang tidak diperkenankan
apabila kaki simpang lainnya hanya mempunyai satu lajur setiap arahnya.
D. Kanalisasi
Kanalisasi dipakai pada persimpangan sebidang dengan tujuan utama sebagai
berikut :
 Untuk memisahkan atau mengarahkan arus lalu-lintas yang
berlawanan.
 Untuk menjamin sudut-sudut berpencar atau bergabung yang tepat.
 Untuk mengendalikan kecepatan.
 Guna menjamin keamanan kendaraan yang menunggu atau ruang
antrian.
 Untuk melindungi pejalan kaki.
 Mengurangi daerah penyebrangan agar tidak terlalu besar.

Selain itu Kanalisasi juga digunakan untuk maksud-maksud lain seperti :

 Dengan memberikan rambu dan marka, Pulau atau Kanal dipakai


sebagai pengarah arus yang akan membelok.
 Sebagai tempat pemasangan lampu lalu-lintas, rambu-rambu dan
lampu penerangan jalan.
 Pada pulau disediakan ruang untuk lansekap seperti tanaman, rumput,
sepanjang tidak menghalangi penglihatan.

Kanalisasi sangat efektif dalam mengatasi hambatan-hambatan (conflict)


arus lalu-lintas apabila didesain dengan baik. Desain yang kurang tepat
tidak saja memperbesar biaya kontruksi tetapi juga menurunkan kapasitas
serta tingkat pelayanan persimpangan.

Beberapa ketentuan Kanalisasi yaitu :

 Kanal harus mempunyai lebar yang cukup


 Pulau seharusnya mempunyai ukuran dan bentuk yang sesuai dengan
keperluannya.
a. Luas minimum pulau adalah 5 m2, namun disarankan
mempunyai luas 10 m2 atau lebih.
b. Pulau sebaiknya cukup panjanh untuk mnegarahkan lalu-lintas.
Kedua ujung pulau sebaiknya diperpanjang 3-4 m dengan
memakai marka jalan.
 Lalu-lintas menyebar dan mengumpul sebaiknya tidak diarahkan pada
satu titik.
 Pulau harus jelas dan mudah terlihat oleh kendaraan yang datang.

1.2. Pengendalian Lalu-lintas

Sebaiknya pengendalian stop tidak diterapkan bila lalu-lintas menerus


mempunyau kecepatan rencana 60 km/jam atau lebih karena dapat
mengakibatkan kecelakaan. Pengendalian stop dapat diterapkan pada
persimpangan dimana jumlah lalu-lintas memotong tidak melebihi 1.000
kendaraan/jam. Demi keamananya, apabila volume rencana kurang dari yang
disebut di atas pengendali stop dapat diterapkan pada jalan utama.
Pengendalian lalu-lintas untuk suatu persimpangan sebidang diterapkan sesuai
dengan rencana geometri jalan. Untuk persimpangan dengan pengendalian
stop, keadaan jalan (alinemen, lebar jalan, sudut persimpangan dan seterusnya)
didesain dengan maksud agar pengendara dapat melihat tanda pengendali
tersebut.

2. PROSEDUR DESAIN PERSIMPANGAN


Dalam desain persimpangan dibagi atas 3 tahap yaitu :

2.1 Tahap Data Dasar Desain


A. Data Lalu-Lintas
1. Volume Rencana
Daya yang penting dalam merencanakan persimpangan adalah
menentukan volume rencana lalu-lintas tiap jamnya. Dalam
memperkirakan volume rencana untuk suatu persimpangan sebidang dapat
dilakukan dengan mecam cara.

Untuk memperoleh Volume Rencana dilakukan langkah-langkah sebagai


berikut :
 Perhitungan lalu-lintas pada jam-jam puncak ( pagi, siang dan sore
hari ) pada hari-hari kerja. Volume lalu-lintas pada hari minggu
atau hari-hari libur biasannya akan lebih kecil daripada hari-hari
kerja. Pada jalan-jalan di daerah objek wisata, tingginya volume
lalu-lintas justru terjadi pada har minggu atau hari libur.
 Menetapkan rute untuk masing-masing jam puncak.
 Meramalkan volume kendaraan yang akan melalui setiap kaki
persimpangan.
2. Kendaraan Rencana
Dalam merencanakan persimpangan digunakan 3 tipe kendaraan rencana,
yaitu :
1) Kombinasi semi-trailer
2) Bus atau truk
3) Mobil penumpang.

Kendaraan kombinasi semi-trailer sering dihitung secara terpisah karena


aka mempengaruhi dalam mendesain, kombinasi antara kendaraan rencana
dengan gerakan membelok dala tahap rancangan dan desai akan
menentukan lebar jalur, jari-jari lengkung dan kanal pada persimpangan.

Gerakan membelok pada persimpangan akan mempunyai dampak yang


besar pada kapasitas dan tingkat pelayanannya. Dalam merencanakan lajur
membelok lebib baik berdarakan atas kendaraan rencana kombinasi semi-
trailer. Jari-jari lengkung yang terlalu besar, bukan hanya membuat tidak
ekonomis tetapi juga kendaraan yang akan membelok ke kiri akan
cenderung bergerak cepat, sehingga akan membahayakan pejalan kaki
yang menyebrang.
3. Kecepatan Kendaraan
Kecepatan kendaraan diperlukan guna mengevaluasi jarak pandang yang
diperlukan, kecepatan rencana lajur perpindahan dan kecepatan kendaraan
membelok. Kecepatan rencana kendaraan pada persimpangan harus sama
denan kecepatan rencana pada ruas masing-masing jalan di kaki
persimpangan. Sebaiknya lengkungan didesain untuk kecepatan yang lebih
rendah di persimpangan tegak lurus. Guna menjaga agar kecepatan
kendaraan sesuai dengan kecepatan rencana, maka diperlukan elemen-
elemen, seperti lajur belok kiri/kanan dan median. Dalam perencanaanya
keceatan yang diambil sebaiknya rendah. Walaupun kecepatan rencana
dipersimpangan lebih rendah, namun perbedaan kecepatan di
persimpangan dengan kecepatan pada ruas jalan dibatasi tidak lebih dari
20 km/jam.
4. Pejalan Kaki dan Sepeda
Pejalan kaki dan sepeda sangat mempengaruhi pengaruh dalam mendesain
suatu persimpangan terutama persimpangan dengan memakai lampu lalu-
lintas.
2.2 Tahap Desain Awal
B. Pemilihan Alternatif
Alternatif Layout dipilih dengan cara sebagai berikut :
 Siapkan beberapa sketsa kasar dalam skala 1 : 1000
 Uji beberapa kemungkinan dengan memperhatikan segi keamanan,
kapasitas, kelambatan, ( delay ), kemampuan mengendalikan lalu-
lintas, dan biaya.
 Buat lebih detail dua atau tiga sketsa yang dipilih.
 Siapkan rancangan desain yang lebih detail dari alternatif terpilih.
C. Perbandingan Biaya
Langkah yang dilakukan yaitu menyiapkan estimasi biaya dari alternatid
desain yang terpilih termasuk biaya pembebasan lahan, persiapan pelaksanaan,
konstruksi dan pemeliharaan.
D. Tahap Desain Akhir
Pada tahap ini desaia gambar beserta detailnya sudah tergambar dan baiya
konstruksi sudah dibuat sesuai dengan harga satuan yang berlaku.
2. KETENTUAN PERENCANAAN PERSIMPANGAN TAK SEBIDANG
2.1 Ketentuan Umum
Pemilihan jenis persimpangan jalan tak sebidang :
1. Perlu memperhatikan aspek biaya dan manfaat.
2. Perlu memperhatikan keserasian dengan lingkungan sekitarnya, dan
dilengkapi dengan lansekap yang mana harus memperhatikan topografi,
kondisi tanah dan vegetasi dan kesesuaian dengan geometri jalan.
3. Perlu memperhatikan peran, fungsi dan kelas dari jalan-jalan yang
dihubungkan.
4. Perlu memperhatikan faktor ketersediaan lahan.
5. Perlu memperhatikan rencana pembangunan secara bertahap.
6. Memberi kebebasan kepada perencana untuk memilih tipe yang paling sesuai
di antara yang memenuhi persyaratan.
7. Dapat berupa tipe yang lain, karena pedoman ini tidak mencakup seluruh
variasi yang mungkin ada.
2.2 Ketentuan Teknis
2.2.1 Aspek ekonomi pemilihan tipe sebidang
Sehubungan dengan aspek ekonomi, Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI), 1997 telah, mengunakan pendekatan analisis life-cycle-cost
(LCC) dalam menentukan jenis jalan dan persimpangan yang paling
ekonomis untuk variasi tingkat arus lalu lintas.
Aplikasi analisis LCC pada kasus persimpangan memungkinkan untuk
menetapkan tipe persimpangan yang memberikan net present value yang
paling rendah dan merupakan alternatif terbaik untuk suatu rentang arus
lalu lintas tertentu. Perbandingan hasil analisis LCC untuk berbagai tipe
persimpangan, ditampilkan pada Gambar 1. Tipe dengan biaya terendah,

yang feasible dari aspek ketersediaan lahan dan kebutuhan lainnya,


seharusnya dipilih untuk studi atau analisis lebih lanjut.

2.2.2 Jalur utama dan jalur penghubung (ramp)


Persimpangan jalan tidak sebidang merupakan suatu kombinasi dari jalur
jalur-jalur utama yang berada pada level yang berbeda, dengan jalur-jalur
penghubung.
Jalur penghubung dapat berupa hubungan langsung (direct) untuk arus lalu
lintas yang relatif besar,semi-langsung (semi-derict), dan tidak langsung
(indirect) untuk arus yang relatif kecil. Tipikal dari jalur penghubung
ditunjukan dalam Gambar 2.
2.2.3 Matriks pemilihan jenis persimpangan jalan tak sebidang

Matriks pemilihan jenis persimpangan jalan tidak sebidang dapat dilihat pada Tabel 1.
Karakteristik masing-masing jenis persimpangan jalan tidak sebidang diberikan dalam
Lampiran.

Kokdefikasi jenis-jenis persimpangan jalan tak sebidang :

1. Kaki Tiga :
01 = Trumpet (Terompet)
02 = Double Trumpet (Terompet Ganda)
03 = Segitiga Langsung
2. Diamond :
04 = Conventional Diamond (Diamond Biasa)
05 = Compressed Diamond (Diamond Rapat)
06 = Split Diamond (Diamond Terpisah)
07 = Split Diamond with Frontage Road (Diamond Terpisah dengan Jalur Lambat)
08 = Conventional Diamond with Frontage Road (Diamond Biasa dengan Jalur Lambat)
09 = Reverse Diamond with X-Pattern (Diamond dengan pola X)
3. Single Point Urban Interchange (SPUI)/ Single Point Diamond Interchange (SPDI)

10 = SPUI/SPDI

4. Full Cloverleaf
11 = Full Cloverleaf (Daun Semanggi Baku)
5. Partial Cloverleaf (Parclo / Semanggi Parsial
12 = Semanggi Parsial A-2 kuadran
13 = Semanggi Parsial A-4 kuadran
14 = Semanggi Parsial B-2 kuadran
15 = Semanggi Parsial B-4 kuadran
16 = Semanggi Parsial AB / Diamond Terlipat
6. Directional (Langsung)
17 = Directional (Langsung)
18 = Semi Directional (Semi langsung) atau Turbine
19 = Fully Directional (Sangat Langsung)
2.2.4. Rangkaian persimpangan jalan tidak sebidang
Bila ada rangkaian persimpangan jalan tidak sebidang, maka operasi
sebaiknya seragam dalam arti :
Arus yang keluar dari arus utama harus mempunyai pola yang seragam seperti
misalnya selalu keluar sebelum titik persimpangan. Untuk ini jenis persimpangan
jalan tidak sebidang perlu disesuaikan, atau dimodifikasi.
2.2.5. Pergerakan Kendaraan Berat
Kendaraan berat yang berada di lajur paling luar dan bergerak di arah utama, harus
direncanakan agar tetap berada di lajur paling luar setelah lewat persimpangan jalan
tidak sebidang tanpa usaha pindah lajur, demi keselamatan lalu lintas. Untuk ini jenis
persimpangan dapat disesuaikan atau dimodifikasi.
2.2.6. Kapasitas dan Tingkat Kinerja
Kapasitas dan tingkat kinerja dari elemen-elemen persimpangan jalan tidak sebidang
ditetapkan dengan mengacu kepada MKJI. Elemen-elemen tersebut adalah jalur, jalur
penghubung, daerah jalinan, dan ujung jalur penghubung (ramp junction).
2.2.7 Jarak antara persimpangan jalan tidak sebidang
Jarak antara ujung ramp dua buah persimpangan jalan tidak sebidang dibatasi
minimum 500 m untuk arteri primer, 400 m untuk kolektor primer dan lokal primer
dan 250 m untuk arteri sekunder,
2.2.8 Landscape persimpangan jalan tidak sebidang
Tata ruang persimpangan diatur sedemikian rupa sehingga persimpangan memiliki
ruang bebas yang cukup. Akses masuk dan keluar persimpangan dibatasi dengan
ketentuan 500 m untuk jalan arteri primer, 400 m untuk kolektor primer dan 250 m
untuk arteri sekunder.
2.2.9 Kebutuhan luas lahan persimpangan jalan tidak sebidang
Luas lahan persimpangan jalan tidak sebidang yang dibutuhkan berdasarkan acuan
tipe-tipe simpang tidak sebidang yang telah ada di Indonesia ditabulasikan pada
Tabel 2

5 Tata Cara Pemilihan Jenis Persimpangan Jalan Tidak Sebidang


Tata cara pemilihan jenis sistem persimpangan jalan tidak sebidang diilustrasikan
pada Gambar 3, dan proses pemilihan jenis simpang tidak sebidang berdasarkan
karakteristik pelayanan simpang dijabarkan pada Gambar 4.
Penjelasan:
 Persimpangan di perentukanuntuk simpang dengan tiga kaki
 Arus lalu lintas dari pendekat a, b, dan c relatif sama besar dan diberi hubungan langsung
(direct)
 Kebutuhan luas lahan persimpangan tidak sebidang relatif sedang
 Memiliki kapasita relatif tinggi
 Biaya konstruksi yang di keluarkan relatif sedang
 Bentuk ini dapat dioperasikan pada jalan tol
 Krelas dan peran jalan sama pada ketiga ruas jalan
 Kecepatan operasi kendaraan di jalan relatif tinggi

Penjelasan:
 Persimpangan diperuntukan untuk simpang dengan empat kaki
 Pergerakan arus lalu lintas menerus dan belok keri dari setiap pendekat relatif lebih besar
daripada pergerakan balok kanan
 Pergerakan balok kanan tersebuk di akomendasi dengan adanya dua simpal bersinyal pada
jalan minor
 Kebutuhan luas lahan persimpangan jalan tidak sebidangrelatif kecil
 Memilikikapasitas relatif sedang
 Biaya konstruksi yang dikeluarkan relatif rendah
 Kelas dan peran jalan pada kedua jalan yang berpotongan berbeda
 Kecepatan operasi kendaraan di jalan relatif tinggi
Penjelasan Tipe 06 : Diamond Terpisah
o Persimpangan diperuntukkan untuk simpang dengan empat kaki
o Pergerakan arus lalu lintas menerus dan belok kiri dari setiap pendekat besar
daripada pergerakan belok kanan
o Pergerakan belok kanan tersebut diakomodasi dengan adanya 2 simpang bersinyal
pada jalan minor
o Kebutuhan luas lahan persimpangan jalan tidak sebidang relatif kecil
o Memiliki kapasitas relatif rendah
o Biaya konstruksi yang dikeluarkan relatif rendah
o Kelas dan peran jalan pada kedua jalan yang berpotongan berbeda
o Kecepatan operasi kendaraan di jalan relatif sedang

Penjelasan Tipe 07: Diamond Terpisah dengan Jalur Lambat

 Persimpangan diperuntukkan untuk simpang dengan empat kaki


 Pergerakan arus lalu lintas menerus dan belok kiri dari setiap pendekat relatif lebih
besar daripada pergerakan belok kanan
 Pergerakan belok kanan tersebut diakomodasi dengan adanya 2 simpang bersinyal
pada jalan minor
 Terdapat jalur lambat dengan posisi sejajar dengan jalan utama
 Kebutuhan luas lahan persimpangan jalan tidak sebidang relatif kecil Memiliki
kapasitas relatif rendah
 Biaya konstruksi yang dikeluarkan relatif rendah
 Kelas dan peran jalan pada kedua jalan yang berpotongan berbeda Kecepatan
operasi kendaraan di jalan relatif sedang

Penjelasan Tipe 08: Diamond Biasa dengan Jalur Lambat


o Persimpangan diperuntukkan untuk simpang dengan empat kaki
o Arus pergerakan belok kanan lebih kecil dari arus lalu lintas arah lainnya
o Pergerakan belok kanan tersebut diakomodasi dengan adanya 2 simpang bersinyal
pada jalan minor
o Terdapat jalur lambat dengan posisi sejajar dengan jalan utama
o Kebutuhan luas lahan persimpangan jalan tidak sebidang relatif kecil
o Memiliki kapasitas relatif rendah
o Biaya konstruksi yang dikeluarkan relatif rendah
o Kelas dan peran jalan pada kedua jalan yang berpotongan berbeda
o Kecepatan operasi kendaraan di jalan relatif sedang

Penjelasan Tipe 09: Diamond dengan Pola X

 Persimpangan diperuntukkan untuk simpang dengan empat kaki


 Arus pergerakan belok kanan lebih kecil dari arus lalu lintas arah lainnya
 Pergerakan belok kanan tersebut diakomodasi dengan adanya 2 simpang bersinyal
pada jalan minor
 Terdapat jalur lambat dengan posisi sejajar dengan jalan utama
 Kebutuhan luas lahan persimpangan jalan tidak sebidang relatif kecil
 Memiliki kapasitas relatif rendah
 Biaya konstruksi yang dikeluarkan relatif rendah
 Kelas dan peran jalan pada kedua jalan yang berpotongan berbeda
 Kecepatan operasi kendaraan di jalan relatif sedang

Penjelasan Tipe 10: SPUI/SPDI


o Persimpangan diperuntukkan untuk simpang dengan empat kaki
o Kebutuhan luas lahan persimpangan tidak sebidang relatif kecil
o Terdapat sebuah simpang bersinyal pada jalan minor
o Memiliki kapasitas relatif sedang Biaya konstruksi yang dikeluarkan relatif sedang
o Kelas dan peran jalan pada kedua jalan berbeda
o Kecepatan operasi kendaraan di jalan relatif sedang – tinggi
o Akomodasi bagi pedestrian sulit
Penjelasan Tipe 11: Daun Semanggi Baku

 Persimpangan diperuntukkan untuk simpang dengan empat kaki


 Arus lalu lintas pergerakan belok kanan relatif lebih kecil dari arah lainnya, diberi
hubungan tidak langsung (indirect)
 Arus menerus agak terganggu oleh adanya pergerakan jalinan
 Tingkat keselamatan/keamanan lebih tinggi akibat adanya ramp/jalan penghubung
tidak langsung tersebut
 Kebutuhan luas lahan persimpangan tidak sebidang relatif tinggi
 Memiliki kapasitas relatif sedang
 Biaya konstruksi yang dikeluarkan relatif tinggi
 Bentuk ini dapat dioperasikan pada jalan tol (pintu masuk/keluar) Kelas dan peran
jalan sama pada setiap ruas jalan
 Tidak diperlukan kontrol sinyal Kecepatan operasi kendaraan di jalan relatif tinggi

Penjelasan Tipe 12: Semanggi Parsial A-2 Kuadran


o Persimpangan diperuntukkan untuk simpang dengan empat kaki
o Arus lalu lintas pergerakan belok kanan dari jalan mayor menuju jalan minor relatif
tidak besar, diberi hubungan semi-langsung (semi-direct)
o Pintu keluar dari jalan utama dengan ramp. Pintu masuk ke jalan utama dengan
loop
o Pada dasarnya tidak diperlukan kontrol sinyal
o Tetapi pada bentuk lain, lintas menerus jalan minor harus berhenti dua kali, yang
mana tiap pemberhentian diatur dengan sinyal dua fase.
o Kebutuhan luas lahan persimpangan relatif tinggi
o Memiliki kapasitas tinggi
o Biaya konstruksi yang dikeluarkan relatif tinggi
o Kelas dan peran jalan pada kedua jalan yang berpotongan berbeda (tidak sama)
o Kecepatan operasi kendaraan di jalan relatif tinggi
o Terjadi manuver di daerah jalinan
Penjelasan Tipe 13: Semanggi Parsial A-4 Kuadran

 Persimpangan diperuntukkan untuk simpang dengan empat kaki


 Arus lalu lintas pergerakan belok kanan dari jalan mayor menuju jalan minor
relative kecil, diberi hubungan semi-langsung (semi-direct) dan tidak langsung
(indirect)
 Pintu keluar dari jalan utama dengan ramp. Pintu masuk ke jalan utama dengan
loop dan ramp
 Pada dasarnya tidak diperlukan kontrol sinyal
 Tetapi pada bentuk lain, arus lalu lintas menerus jalan minor harus berhenti dua
kali, yang mana tiap pemberhentian diatur dengan sinyal dua fase.
 Kebutuhan luas lahan persimpangan relatif tinggi
 Memiliki kapasitas tinggi
 Biaya konstruksi yang dikeluarkan relatif tinggi
 Kelas dan peran jalan pada kedua jalan yang berpotongan berbeda (tidak sama)
 Kecepatan operasi kendaraan di jalan relatif tinggi
 Terjadi manuver di daerah jalinan

Penjelasan Tipe 14: Semanggi Parsial B-2 Kuadran

o Persimpangan diperuntukkan untuk simpang dengan empat kaki


o Arus lalu lintas pergerakan belok kanan dari jalan mayor menuju jalan minor
relative kecil, diberi hubungan tidak langsung (indirect)
o Pintu keluar dari jalan utama dengan loop
o Pintu masuk ke jalan utama dibuat melalui ramp
o Pada dasarnya tidak diperlukan kontrol sinyal
o Tetapi pada bentuk lain, arus lalu lintas menerus jalan minor harus berhenti dua
kali, yang mana tiap pemberhentian diatur dengan sinyal dua fase
o Kebutuhan luas lahan persimpangan relatif tinggi
o Memiliki kapasitas tinggi
o Biaya konstruksi yang dikeluarkan relatif tinggi sama
o Kelas dan peran jalan pada kedua jalan yang berpotongan berbeda (tidak sama)
o Kecepatan operasi kendaraan di jalan relatif tinggi
o Terjadi manuver di daerah jalinan

Penjelasan Tipe 15: Semanggi Parsial B-4 Kuadran

 Persimpangan diperuntukkan untuk simpang dengan empat kaki


 Arus lalu lintas pergerakan belok kanan dari jalan mayor menuju jalan minor
relative kecil, diberi hubungan tidak langsung (indirect)
 Pintu keluar dari jalan utama dengan loop dan ramp.
 Pintu masuk ke jalan utama dibuat melalui ramp
 Pada dasarnya tidak diperlukan kontrol sinyal.
 Tetapi pada bentuk lain, arus lalu lintas menerus jalan minor harus berhenti sekali,
yang mana tiap pemberhentian diatur dengan sinyal dua fase
 Kebutuhan luas lahan persimpangan relatif tinggi
 Memiliki kapasitas tinggi
 Biaya konstruksi yang dikeluarkan relatif tinggi
 Kelas dan peran jalan pada kedua jalan yang berpotongan berbeda (tidak sama)
 Kecepatan operasi kendaraan di jalan relatif tinggi
 Terjadi manuver di daerah jalinan
Penjelasan Tipe 16: Semanggi Parsial AB/Diamond Terlipat
o Persimpangan diperuntukkan untuk simpang dengan empat kaki
o Simpang tipe ini memiliki satu loop keluar, satu ramp keluar, satu loop masuk dan
satu ramp masuk
o Pada dasarnya tidak diperlukan kontrol sinyal
o Tetapi pada bentuk lain, arus lalu lintas menerus jalan minor harus berhenti 2 kali,
yang mana tiap pemberhentian diatur dengan sinyal dua fase
o Karena loop-loop tersebut berada pada kuadran yang bersisian, pergerakan jalinan
menjadi masalah
o Untuk itu loop-loop tersebut harus diorientasi sedemikian rupa sehingga jalinan
yang terjadi hanya pada jalan minor sehingga pergerakan belok yang terjadi hanya
menghasilkan gangguan yang kecil bagi arus lalu lintas jalan utama
o Kebutuhan luas lahan persimpangan relatif tinggi
o Memiliki kapasitas tinggi
o Biaya konstruksi yang dikeluarkan relatif tinggi
o Kelas dan peran jalan pada kedua jalan yang berpotongan berbeda (tidak sama)
Kecepatan operasi kendaraan di jalan relatif tinggi
o Terjadi manuver di daerah jalinan
o Satu sisi jalan minor tidak dimanfaatkan
o Mudah ditingkatkan menjadi tipe full cloverleaf (Daun Semanggi Baku)
Penjelasan Tipe 17: Langsung

 Persimpangan diperuntukkan untuk simpang dengan empat kaki


 Pada beberapa pendekat dimana terdapat arus belok kanan yang sangat besar,
diberi hubungan langsung (direct), sementara pergerakan dengan arus belok kanan
yang kecil, hanya diberi hubungan tidak langsung (indirect)
 Kebutuhan luas lahan persimpangan relatif tinggi
 Memiliki kapasitas tinggi
 Biaya konstruksi yang dikeluarkan sangat tinggi
 Kelas dan peran jalan sama pada kedua jalan yang berpotongan
 Kecepatan operasi kendaraan di jalan relatif tinggi

Penjelasan Tipe 18: Semi Langsung Turbine


o Persimpangan diperuntukkan untuk simpang dengan empat kaki
o Pada beberapa pendekat dimana terdapat arus belok kanan yang tidak terlalu
besar, diberi hubungan semi-langsung (semi-direct), sementara pergerakan dengan
arus belok kanan yang kecil, hanya diberi hubungan tidak langsung (indirect)
o Kebutuhan luas lahan persimpangan tinggi
o Memiliki kapasitas tinggi
o Biaya konstruksi yang dikeluarkan sangat tinggi
o Kelas dan peran jalan sama pada kedua jalan yang berpotongan
o Kecepatan operasi kendaraan di jalan relatif tinggi

Penjelasan Tipe 19 : Sangat Langsung

 Persimpangan diperuntukkan untuk simpang dengan empat kaki


 Kebutuhan luas lahan persimpangan relatif tinggi
 Arus lalu lintas pergerakan belok kanan sangat besar dan hampir sama besarnya
pada setiap pendekat, sehingga diberi hubungan langsung (direct)
 Memiliki kapasitas sangat tinggi
 Biaya konstruksi yang dikeluarkan sangat tinggi
 Kelas dan peran jalan sama pada kedua jalan yang berpotongan
 Kecepatan operasi kendaraan tinggi

Penjelasan:
 Persimpangan diperuntukkan untuk simpang dengan empat kaki
 Pergerakan arus lalu lintas menerus dan belok kiri dari setiap pendekat relatif lebih besar
daripada pergerakan balok kanan
 Pergerakan balok okanan tersebut diakomendasi dengan adanya 2 simbang bersinyal pada
jalan minor
 Kebutuhan luas lahan persimpangan relatif lebih kecil daripada tipe 4 (konventional
diamond)
 Memiki kapasitas relatif rendah
 Biaya konstruksi yang dikeluarkan relatif rendah
 Kelas dan peran jalan pada kedua jalan yang berpotongan berbeda
 Kecepatan operasi kendaraan di jalan relatif sedang

Anda mungkin juga menyukai