ANALISA KAPASITAS
& TINGKAT PELAYANAN JALAN
OBJECTIVE
3.1 Pendahuluan
Karakteristik utama yang mempengaruhi kapasitas dan kinerja jalan jika dibebani lalu
lintas adalah :
Geometri jalan
Komposisi arus dan pemisah arah
Pengaturan lalu lintas
Aktivitas samping jalan
Perilaku pengemudi dan populasi kendaraan
1. Geometri Jalan
Tipe jalan, berbagai tipe jalan akan menunjukkan kinerja berbeda pada
pembebanan lalu lintas tertentu, misalnya jalan terbagi dan jalan tak terbagi. Lebar
jalur lalu lintas, kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan pertambahan
lebar jalur lalu lintas. Kereb, sebagai batas antara jalur lalu lintas dan trotoar
berpengaruh terhadap dampak hambatan samping pada kapasitas dan kecepatan.
Kapasitas jalan dengan kereb lebih kecil dibandingkan jalan dengan bahu.
Selanjutnya kapasitas berkurang jika terdapat penghalang tetap dekat tepi jalur lalu
lintas. Bahu, jalan perkotaan tanpa kereb umumnya mempunyai bahu jalan pada
kedua sisinya, lebar dan kondisi permukaannya mempengaruhi penggunaan bahu
dapat menambah kapasitas dan kecepatan. Median, yang direncanakan dengan baik
MPK Politeknik Negeri Bali 3-2
Manajemen Lalu Lintas
akan meningkatkan kapasitas. Alinyemen jalan, karena secara umum kecepatan arus
bebas di daerah perkotaan adalah rendah maka pengaruh ini diabaikan.
DS = Q/C
Dimana :
DS = derajat kejenuhan
Q = arus lalu lintas (smp/jam)
C = kapasitas (smp/jam)
Nilai derajat kejenuhan yang masih dapat diterima adalah 0,75, bila diperoleh
nilai DS yang melebihi nilai tersebut dapat dikatakan arus kendaraan yang melalui
jalan tersebut telah mendekati bahkan melampui kapasitas jalannya. Dalam
melakukan rekayasa nilai DS ini dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk melakukan
perubahan. Perubahan yang dilakukan dapat perubahan geometri atau arus lalu lintas
ataupun keduanya bersamaan.
2. Kecepatan Tempuh, V
Kecepatan tempuh didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata ruang dari kendaraan
ringan (LV) sepanjang segmen jalan. Kecepatan tempuh digunakan sebagai ukuran
utama kinerja segmen jalan karena mudah dimengerti, dapat diukur dan merupakan
masukan yang sangat penting untuk perhitungan biaya pemakai jalan dalam analisa
ekonomi.
V = L/TT
Dimana :
V = kecepatan tempuh kendaraan ringan (km/jam)
L = panjang segmen (km)
TT = waktu tempuh rata-rata kendaraan ringan sepanjang segmen
(jam)
3.2.3 Variabel Analisa
Nilai arus lalu lintas, mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan menyatakan
arus dalam satuan mobil penumpang (smp). Semua nilai arus lalu lintas (per arah dan
total) diubah menjadi satuan mobil penumpang (smp) dengan menggunakan
ekivalensi mobil penumpang (emp) yang diturunkan secara empiris untuk tipe
kendaraan berikut : kendaraan ringan (LV) ; termasuk mobil penumpang, minibus,
pick-up,truk kecil dan jeep.kendaraan berat (HV) ; termasuk truk dan bus, sepeda
motor (MC)
Dimana :
FV = kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan
(km/jam)
FV0 = kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang
diamati (km/jam)
FVW = faktor penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan
Tabel 3.3. Faktor penyesuaian untuk lebar jalur lalu lintas (FVW)
Tipe jalan Lebar jalur lalu-lintas efektif FVw (km/jam)
(Wc)
(m)
Empat-lajur terbagi atau Per lajur:
Jalan satu-arah 3,00 -4
3,25 -2
3,50 0
3,75 2
4,00 4
(FFVSF)
F • Arus tertahan
• Macet
• Lalu lintas pada kondisi tertentu
(Sumber : Peraturan Mentri Perhubungan)
Jika kondisi sesunguhnya sama dengan kondisi dasar (ideal) yang ditentukan
sebelumnya, maka semua faktor penyesuaian menjadi 1 (satu) dan kapasitas menjadi
sama dengan kapasitas dasar.
Keterangan :
LV = Light Vehicle (kendaraan ringan )
HV = Veavy Vehicle ( kendaraan berat )
MC = motorcycle ( sepeda motor )
UM = Unmotorised Vehicle ( kend. Tak bermotor )
MPK Politeknik Negeri Bali 3 - 13
Manajemen Lalu Lintas
Persamaan dasar untuk menentukan Kapasitas adalah sebagai berikut :
Dimana :
C = Kapasitas sesungguhnya ( smp/jam )
Co = Kapasitas dasar untuk kondisi ideal tertentu (smp/jam). Table 3.2
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalan table 3.3
FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah table 3.4
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping table 3.5
FCcs = factor penyesuaian ukuran kota table 3.6
KETERANGAN
VL = Sangat rendah = Daerah pemukiman,jalan dg jalan samping.
L = Rendah = Daerah pemukiman, beberapa kendaraan umum dst.
M = Sedang = Daerah industri, beberapa took disisi jalan.
H = Tinggi = daerah komersial, aktivitas sisi jalan tinggi.
VH = sangat tinggi = Daerah komersial dengan aktivitas pasar disamping jln.
SOAL
1. Suatu jalan dua lajur dua arah (2/2 UD) dengan lebar jalur lalu lintas efektif 6
meter dan bahu efektif masing-masing 1 meter pada kedua sisi telah terbangun
sebuah kota berpenduduk 900.000 jiwa. Observasi lapangan menunjukkan
bahwa kejadian hambatan samping adalah sebagai berikut :
- 250 pejalan kaki/jam/200 meter
- 150 kendaraan parkir atau berhenti/jam/200 meter
- 200 kendaraan masuk atau keluar dari atau ke sisi-sisi jalan /jam/200 m
Arus yang melintas pada ruas tersebut saat ini pada tiap arah masing-masing
450 smp/jam dan 229 smp/jam
Ditanyakan :
Dengan menggunakan metode yang disarankan MKJI 1997 :
a. Hitung kapasitas ruas jalan tersebut (C) dalam smp/jam
b. Hitung Derajat kejenuhan (DS)