Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN

(Studi Kasus Jalan Parit Baru-Sarang Halang)

Risfa Azrina (risfa.azrina@mhs.politala.ac.id)

Vergiawan Al-Hafidz (vergiawan.al.hafidz@mhs.politala.ac.id)

Abstrak

PENDAHULUAN
Pelaihari merupakan salah satu kota yang berada di Kalimantan Selatan yang
sedang berkembang, hal ini berkaitan dengan adanya pembangunan dan pembaharuan
berbagai tempat di kota Pelaihari. Perkembangan kota pelaihari juga dilihat dari wisata yang
ada di Pelaihari, banyak wisatawan luar kota yang berkunjung ke kota Pelaihari untuk
menikmati keindahan pantai maupun objek wisata lainnya yang ada di Pelaihari. Dengan hal
tersebut dapat dilihat meningkatnya pengguna kendaraan bermotor, di mana jumlah
kendaraan pribadi (sepeda motor dan mobil) lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah
angkutan umum sehingga menyebabkan peningkatan volume kendaraan lalu lintas terlebih
lagi pada saat hari minggu atau hari libur.

Tingkat penggunaan kendaraan yang ada di kota Pelaihari yang semakin meninggi
apalagi dengan kedatangan pengguna kendaraan dari luar kota Pelaihari merupakan masalah
utama yang memicu timbulnya kepadatan dan ketidakstabilan arus lalu lintas serta tingkat
kesadaran masyarakat yang rendah dalam mematuhi tata tertib berlalu lintas yang sering
menyebabkan konflik atau masalah lalu lintas dan kemacetan di jalan. Selain itu di kota
Pelaihari juga menjadi tempat kegiatan indutri dan juga merupakan jalur pendistribusian
beberapa bahan industri yang secara tidak langsung juga ikut mempengaruhi arus lalu lintas
di jalan. Maka dengan itu sangat perlu dilakukan analisis kapasitas serta tingkat pelayanan di
daerah ini dalam rangka meninjau kondisi jalan maupun lalu lintas serta penanganan yang
diperlukan untuk kedepannya agar tercipta nya jalan yang nyaman dan teratur bagi pengguna
jalan.

Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan di kota Pelaihari
yaitu di jalan Parit Baru-Tanah Laut dan untuk mengetahui kapasitas ruas jalan pada arus lalu
lintas dua jalur (2/2UD) di lokasi penelitian. Pembuatan analisis ini ditujukkan pada
permasalahan utama yaitu sering terjadinya kemacetan pada saat sore hari maupun hari hari
libur arus kendaraan semakin meningkat. Dengan demikian diperlukan analisis tingkat
pelayanan jalan serta peninjauan kinerja jalan tersebut dalam menampung volume kendaraan
pada saat ini maupun kedeapannya. Manfaat dari analisis arus lalu lintas ini adalah untuk
memberikan tolak ukur serta pengetahuan kepada instansi pemerintahan terkait agar menjadi
perhitungaan dan lebih memperhatikan kinerja dan tingkat layanan jalan terhadap pengguna
jalan di kota Pelaihari.

TINJAUAN PUSTAKA
Volume lalu lintas
Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik atau garis
tertentu pada suatu penampang melintang jalan. Data pencacahan volume lalu lintas adalah
informasi yang diperlukan untuk fase perencanaan, desain, manajemen sampai pengoperasian
jalan (Sukirman 1994). Menurut Sukirman (1994), volume lalu lintas menunjukan jumlah
kendaraan yang melintasi satu titi pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit).
Sehubungan dengan penentuan jumlah dan lebar jalur, satuan volume lalu lintas yang umum
dipergunakan adalah lalu lintas harian rata-rata, volume jam perencanaan dan kapasitas.

Jenis kendaraan dalam perhitungan ini diklasifikasikan dalam 3 macam kendaraan


yaitu :

1. Kendaraan Ringan (Light Vechicles = LV) Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4
roda (mobil penumpang),
2. Kendaraan berat ( Heavy Vechicles = HV) Indeks untuk kendaraan bermotor dengan roda
lebih dari 4 ( Bus, truk 2 gandar, truk 3 gandar dan kombinasi yang sesuai),

3. Sepeda motor (Motor Cycle = MC) Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 2 roda.
Kendaraan tak bermotor (sepeda, becak dan kereta dorong), parkir pada badan jalan dan
pejalan kaki anggap sebagai hambatan samping.

Arus lalu lintas total dalam smp/jam adalah :

Qsmp = (emp LV × LV + emp HV × HV + emp MC × MC) ……………... (3-1)

Keterangan:

Q : volume kendaraan bermotor ( smp/jam)

EmpLV : nilai ekivalen mobil penumpang untuk kendaraan ringan

EmpHV : nilai ekivalen mobil penumpang untuk kendaraan berat

EmpMC : nilai ekivalen mobil penumpang untuk sepeda motor

LV : notasi untuk kendaraan ringan

HV :notasi untuk kendaraan berat

MC :notasi untuk sepeda motor

Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata ruang (space mean speed) yaitu kecepatan rata-rata waktu tempuh
kendaraan, yang dirumuskan dengan:
V = L/TT..........................................(3.3)
Dengan:
V = kecepatan rerata ruang LV (km/jam ),
L = panjang segmen jalan (km),
TT = waktu tempuh rerata
LV sepanjang segmen jalan (jam).

Kecepatan rata-rata ruang digunakan untuk mengevaluasi kinerja tingkat efektivitas


dari suatu sistem lalu-lintas, yang terkait dengan tundaan, antara lain meliputi: penilaian
efisiensi rute dalam lalu-lintas, identifikasi lokasi kemacetan dalam sistem jalan utama,
pendefinisian kemacetan menurut lokasi, evaluasi efektivitas perbaikan (sebelum dan
sesudah), perhitungan biaya pengguna jalan, perhitungan tingkat pelayan dan kapasitas untuk
arus lalu-lintas menerus, untuk pengembangan model dalam perencanaan transportasi (trip
distribution dan trip assignment).
Derajat Kejenuhan
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), derajat kejenuhan adalah
perbandingan rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas (smp/jam) dan digunakan
sebagai faktor kunci dalam menilai dan menentukan tingkat kinerja suatu segmen jalan. Nilai
derajat kejenuhan menunjukkan apakah simpang tersebut mempunyai masalah kapasitas atau
tidak. Derajat kejenuhan dihitung dengan mengunakan arus dan kapasitas yang dinyatakan
dalam satuan sama yaitu smp/jam. Derajat kejenuhan digunakan untuk analisa perilaku lalu
lintas. Derajat Kejenuhan yang terjadi harus dibawah 0,75 dan perencanaan harus dibawah
0,75 (MKJI, 1997).

Persamaan Derajat Kejenuhan (DJ) adalah sebagai berikut :

Rumus : Q / C (11)

Keterangan :

Q = Arus lalu lintas (skr/jam)

C = Kapasitas (skr/jam)

METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jalan Parit Baru, Kelurahan Sarang Halang, Kecamatan
Pelaihari. Data arus lalu lintas tersebut diambil dua arah yaitu jalan Parit Baru-H.Boejasin
dan jalan Parit Baru-Kemakmuran kondisi di lingkungan sekitar tersebut adalah pertokoan
dan tempat beribadah serta jaln tersebut menuju ke tempat objek wisata pantai.

Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada hari Senin, 20 Maret 2023 dari jam 06.00-18.00 WITA.
Untuk pengambilan data kecepatan diambil 3 kali yaitu pada pagi hari jam 07.00-07.30
WITA, siang hari 13.00-13.30 WITA, sore hari 17.00-17.30 WITA.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan untuk menghitung jumlah kendaraan yaitu :

a. Formulir survey, digunakan untuk mancatat jumlah dan jenis kendaraan.

b. Counter, digunakan untuk menghitung jumlah kendaraan.

c. Jam, digunakan untuk penunjuk waktu saat mulai dan berakhirnya waktu penelitian.

Alat pengukur kecepatan

a. Formulir survai, digunakan untuk mencatat kecepatan dan jenis kendaraan.

b. Meteran, digunakan untuk penunjuk waktu saat mulai dan berakhirnya waktu
penelitian.

c. Stop watch, digunakan untuk menghitung waktu tempuh kendaraan.

Seperangkat komputer untuk memproses dan menganalisis data.

Metode yang digunakan


3.1 Survei Volume Lalu Lintas
Untuk memperoleh data survei yang akurat, perlu diadakan mobilisasi atau
pengarahan kepada semua surveyor atau pihak yang terlibat dalam kegiatan survei yang
terdiri dari pembagian tugas, penjelasan mengenai cara pengisian formulir survei,
penempatan tempat atau lokasi sehingga memudahkan surveyor. Survei dilakukan dengan
cara menghitung langsung jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan dengan
mencatat pada formulir survei yang telah tersedia. Survei dilakukan oleh satu surveyor pada
titik pengamatan untuk setiap arah lalu lintas, setiap surveyor akan menghitung tiap jenis
kendaraan berdasarkan klasifikasi kendaraan. Jenis kendaraan yang diamati adalah sepeda
motor (MC), kendaraan ringan (LV) dan kendaraan berat (HV).

3.2 Survei Geometrik Jalan


Jalan lokasi penelitian merupakan jalan lintas kalimantan, lalu lintas yang ada
kebanyakan berasal dari aktivitas pengguna jalan antar provinsi. Data geometrik jalan
didapat melalui pengukuran secara langsung. Adapun data geometrik jalan tersebut meliputi
panjang segmen jalan yang diamati, lebar jalan, jumlah lajur, lebar bahu jalan dan lebar
drainase jalan.
3.3 Analisis Derajat Kejenuhan dan Tingkat Pelayanan Jalan
Perbandingan antara volume lalu lintas harian rata-rata yang didapatkan selama 1 hari
dengan kapasitas jalan di lokasi penelitian akan menghasilkan nilai Degree of Saturation
(DS) atau derajat kejenuhan. Derajat kejenuhan menjadi salah satu tolak ukur kinerja jalan.
Dalam MKJI 1997 jika DS < 0,75 berarti jalan tersebut masih dalam keadaan stabil dan
aman begitu juga sebaliknya.

Tabel 1 Hubungan tingkat pelayanan dengan derajat kejenuhan

Tingkat Derajat Keterangan

Pelayanan Kejenuh
an (DS)

A 0,00 – Arus bebas, kecepatan bebas


0,20 0,20
B Arus stabil, kecepatan mulai terbatas
– 0,44
C 0,45 – Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak
0,74 kendaraan dikendalikan
D
Arus tidak stabil, kecepatan menurun
E 0,75 –
0,84 Arus stabil, kendaraan tersendat
F
0,85 –
Arus terhambat, kecepatan rendah
1,00 ≥
1,00
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan


4.1 Volume Lalu Lintas
Berdasarkan hasil survei, volume total pada hari Senin Jalan Parit Baru sebesar
689,565 smp/jam dengan memerlukan waktu 12 jam dilapangan. LHR ini diperoleh dengan
menganalisa volume lalu lintas perjam dengan menggunakan analisis pada aplikasi ms office excel.

Untuk jenis kendaraan di dapatkan dari pengamatan di lapangan yang terbagi menjadi 3
bagian yaitu MC, HV dan LV. Lalu didapatkan hasil data grafik total volume kendaraan sebagai
berikut:

Berdasarkan gambar grafik volume total tertinggi pada hari Senin Jalan Parit Baru
sebesar 904,9 smp/jam pada saat pagi hari jam 08.00-09.00 WITA.Karena Jalan Parit Baru
adalah Jalan Provinsi jadi saat pelaksanaan survei juga ikut mempengaruhi volume lalu lintas.

Geometrik Jalan
Pengambilan data dalam satu titik lokasi. Jalan tersebut terdiri dari dua lajur dua arah tak
terbagi (2/2 UD) dengan dibatasi marka jalan, lebar jalur 12 meter, lebar per lajur 6 meter dan
memiliki bahu jalan sebelah kanan 2 meter dan sebelah kiri memiliki drainase 1,07 meter sedangkan
drainase yang diukur hanya sebelah kanan yaitu memiliki lebar 1,10 meter.

Kapasitas Jalan
Hasil yang diperoleh dari data kapasitas jalan selama 1 hari sebesar 3.241,701 smp/jam.
Jalan ini memiliki lebar efektif sebesar 12 meter dengan lebar lajur 6 meter.

Kapasitas jalan merupakan arus maksimum perjam dimana orang atau barang diharapkan
melintasi suatu titik atau suatu ruas jalan yang uniform pada satu waktu tertentu pada kondisi
jalan, lalu lintas dan pengaturan yang ada. Kondisi jalan adalah kondisi fisik jalan. Menurut
MKJI 1997, untuk menghitung kapasitas jalan tersebut dengan tipe jalan dua lajur dua arah tak
terbagi (2/2 UD) nilai Co sebesar 2900 smp/jam, faktor penyesuaian lebar jalan FCw sebesar
1,34 (interpolasi linear) lalu nilai faktor penyesuaian pemisah arah FCsp sebesar 1,00
kemudian untuk nilai faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan FCsf sebesar 0,97
dan FCcs untuk faktor penyesuaian ukuran kota adalah 0,86. Dari hasil perkalian berbagai
faktor tersebut nilai kapasitas jalan yang di hasilkan sebesar 3.241,701 smp/jam.

Derajat Kejenuhan
Hasil rekapitulasi dari kapasitas dan derajat kejenuhan yang di peroleh berdasarkan
penelitian selama 12 jam adalah:

Hari Q LHR C kapasitas smp/jam DS Derajat Kejenuhan

Selasa 392,85 3.241,70 0,12

Total derajat kejenuhan/DS jalan Parit Baru tersebut adalah 0,12 masuk dalam kategori A
yaitu arus bebas dengan kecepatan tinggi, pengemudi dapat memilih kecepatan yang
diinginkan tanpa tundaan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:

1. Berdasarkan gambar grafik volume total tertinggi pada hari Senin Jalan Parit Baru sebesar
904,9 smp/jam pada saat pagi hari jam 08.00-09.00 WITA. Karena Jalan Parit Baru adalah
Jalan Provinsi jadi saat pelaksanaan survei juga ikut mempengaruhi volume lalu lintas.

2. Menurut MKJI 1997, untuk menghitung kapasitas jalan tersebut dengan tipe jalan dua
lajur dua arah tak terbagi (2/2 UD) nilai Co sebesar 2900 smp/jam, faktor penyesuaian lebar
jalan FCw sebesar 1,34 (interpolasi linear) lalu nilai faktor penyesuaian pemisah arah FCsp
sebesar 1,00 kemudian untuk nilai faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan
FCsf sebesar 0,97 dan FCcs untuk faktor penyesuaian ukuran kota adalah 0,86.

3. Derajat kejenuhan yang diperoleh yaitu 0,12 lebih kecil dari 0,75 masih berada dalam level aman
(MKJI 1997) serta menunjukkan pula bahwa tingkat pelayanan jalan (Level of Service/LOS) yang
diperoleh dalam kategori kelas A yaitu arus lalu lintas stabil tidak ada kemacetan.

Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas dapat diberikan saran-saran
sebagai berikut:

1. Agar kinerja jalan berdasarkan tingkat pelayanan jalan tetap dalam kondisi stabil diperlukan suatu
tatanan manajemen lalu lintas yang senantiasa aktif dalam meninjau kelayakan suatu jalan,
khususnya jalan lintas provinsi

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Marga, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Sweroad
dan PT. Bina Karya, Jakarta

ME Bolla, 2015, Kajian Penerapan Rekayasa Lalu Lintas Sistem Satu Arah Pada Simpang
Tiga Straat A Kota Kupang, Jurnal Teknik Sipil Vol. IV, Kupang.

Ak Wicaksana, Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas Di Kawasan Pasar Pamenang


Kabupaten Kediri, Desember 2020, Kediri

Anda mungkin juga menyukai