TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi dasar dari Jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu
lintas dan sebagai akses kerumah-rumah. (silvia Sukirman, 1994). Arus lalu lintas pada suatu
lokasi tergantung pada beberapa faktor yang berhubungan dengan kondisi daerah setempat .
(Clark H. Oglesby ; R. Gary Hicks,1993). Penetapan lalu lintas merupakan bagian dari proses
bersangkutan dengan langkah-langkah yang mengikuti distribusi dan pembagian mode dari
lalu lintas. (Edward K. Morlok ; Johan K. Hainim, 1985). Cara pengaturan dan pengendalian
lalu lintas telah berkembang sejalan dengan perkembangan angkutan beroda serta
konsekuensi sosial dan komersial penggunaanya. Penggunaan tanah dan rencana distribusi
spasialnya merupakan penentu dasar bagi kebutuhan lalu lintas. Jumlah dan jenis lalu lintas
yang terbangkitkan oleh suatu guna tanah dapat diukur. Tiap guna tanah, baik sebagai
sekolah, pabrik , perumahan atau taman adalah pembangkit lalu lintas. (F.D. Hobbs, 1995).
Sebagai pengukur jumlah dari arus lalu lintas digunakan “volume’’. Volume lalu
lintas menunjukan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik pengamatan dalam satu-satuan
waktu (hari,jam,menit) satuan volume lalu lintas yang umum dipergunakan adalah :
Lalu lintas harian rata-rata adalah volume lalu lintas rata-rata dalam satu hari. Dari
cara memeperoleh data tersebut dikenal dua jenis lalu lintas harian rata-rata yaitu alu lintas
harian rata-rata tahuanan (LHRT) dan lalu lintas harian rata-rata (LHR).
LHRT adalah jumlah lalu lintas kendaraan rata-rata yang melewati satu jalur jalan
selama 24 jam dan diperoleh dari data selama satu tahun penuh.
LHRT =
Untuk dapat menghitung LHRT haruslah tersedia jumlah data kedaraan yng terus
menerus selama satu tahun penuh. Mengingat akan biaya yang diperlukan dan
membandingkan dengan ketelitian yang dicapai serta tidak semua tempat di indonesia
mempunyai data volume lalu lintas selama satu tahun, maka untuk kondisi tersebut dapat
dipergunaka satuan lalu lintas harian rata-rata (LHR). LHR adalah hasil bagi jumlah
kendaraan yang diperoleh selama pengamatan dengn lamanya pengamatan. (Silvia Sukirman,
1994).
LHR =
LHR dan LHRT adalah volume lalu lintas dalam satu hari, merupakan volume harian,
sehingga nilai LHR dan LHRT itu tidak dapat memberikan gambaran tentangfluktuasi arus
lalu lintas lebih pendek dari 24 jam, arus lalu lintas bervariasi dari jam ke jam berikutnya
dalam satu hari, maka sangat cocoklah jika volume lalu lintas dalam satu ja digunakan untuk
perencanaan . volume dalam satu jam yang dipakai untuk perencanaan dinamakan “volume
perencanaan (VJP)’’.
Dengan k merupakan faktor VJP yang dipengaruhi oleh jam sibuk . (Silvia Sukirman, 1994).
Pada umumnya lalu lintas pada jalan raya terdiri dari campuran kendaraan cepat,
kendaraan lambat, kendaraan berat, kemdaraan ringan dan kendaraan tak bermotor.
Dalam hubunganya dengan kapasitas jalan, pengaruh dari setiap jenis kendaraan
tersebut terhadap keseluruhan arus lalu lintas, diperhitungkan dengan mebandingkan terhadap
pengaruh dari suatu mobil penumpang. Pengaruh mobil penumpang dalam hal ini dipakai
sebgai satuan dan disebut “ satuan mobil penumpang” atau disingkat “smp”.
Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 untuk jalan perkotaan menentukkan satuan
mobil penumpang kedalam nilai emp (ekuivalen mobil penumpang) sepertu tercantum pada
tabel berikut :
Tabel 2.1. Nilai EMP untuk jalan perkotaan terbagi satu arah
LV : Kendaraan ringan (Light Vehicle) : kendaraan bermotor dua as beroda empat dengan
jarak as 2,0 – 3,0 m (Termasuk mobil penumpang, mikrobus, pik-up, dan truk kecil sesuai
HV : Kendaraan berat (Hight Vehicle) : kendaraan bermotor dengan jarak lebih dari 3,5
meter, biasanya beroda lebih dari empat (termasuk bus, truk 2 as, truk 3 as dan truk
MC : Kendaraan motor (Motor Cycle) : kendaraan bermotor beroda dua atau tiga roda (
termasuk sepeda motor dan kendaraan beroda tiga sesuai sistem klasifikasi Bina Marga)
Jumlah kendaraan yang memakai jalan bertambah dari tahun ke tahun. Faktor yang
pertumbuhan lalu lintas dinyatakan dalam persen (%) per tahun. (Silvia Sukirman, 1994).
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum yang melewati suatu titik dijalan per
satuan jam dalam kondisi tertentu. Kapasitas untuk jalan dua lajur dua arah didefinisikan
untuk arus dua arah ( kedua arah kombinasi), tetapi untuk jalan dengan banyak ajur, arus
dipisahkan per arah perjalanan dan kapasitas didefinisikan per lajur. (MKJI, 1997)
Pertambahan jalur lalu lintas akan menyebabakan peningkatan lalu lintas sehingga
kapasitas jalanpun meningkat pula. Jalur lalu lintas (travelled way = carriage way) adalah
bagian perkerasan jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas kendaraan. Jalur lalu lintas
terdiri dari beberapa lajur (lane) kendaraan. Lajur kendaraan yaitu bagian jalur lalu lintas
yang khusus untuk dilewati oleh satu rangkaian kendaraan beroda empat atau lebih dalam
satu arah. Lebar lajur lalu lintas adalah bagian yang paling menentukan lebar melintang
jalan secara keseluruhan. Lebar lajur lalu lintas merupakan lebar kendaraan ditambah
dengan ruang bebas atara kendaraan yang besarnya sangat ditentukkan oleh keamanan
dan kenyamanan yang diharapkan. Jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kecepatan
tinggi, membutuhkan ruang bebas untuk menyalip dan bergerakn yang lebih besar
Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang
a. Ruangan untuk tempat berhenti sementara kendaraan yang mogok atau yang sekedar
berhenti.
b. Ruangan untuk tempat menghindarkan diri dari saat – saat darurat, sehingga dapat
yang bersangkutan.
jalan atau untuk penempatan alat- alat, dan penimbunana bahan material.
Faktor lalu lintas meliputi : distribusi arah dan komposisi lalu lintas. Komposisi lalu
lintas terdiri dai jumlah kendaraan ringan ( misal jeep, pik-up, dan mikrobus), jumlah
kendaraan berat ( misal Bus, truk kombinasi dan truk 2 as dan 3 as), jumlah sepeda
motor dan kendaraan tidak bermotor (misal sepeda, becak, kereta kuda dan lain-lain).
(MKJI, 1997)
Faktor lingkungan : seperti daerah pasar, tempat pelayanan jasa, daerah industri,
(MKJI, 1997)
pengaruh yang membatasi akibat peningkatan volume. Tolak ukur terbaik untuk melihat
tingkat pelayanan pada suatu kondisi lalu lintas arus terganggu adalah kecepatan operasi atau
kecepatan perjalanan dan perbandingan antara volume dan kecepatan, serta kepadatan lalu
Higway Caaciy Manual mendefinisikan tingkat pelayanan jalan atas enam keadaan, yaitu :
1. Tingkat pelayanan A
Arus lalu lintas bebas hambatan, volume dan kepadatan lalu lintas rendah.
2. Tingkat pelayanan B
Arus lalu lintas stabil, kecepatan mulai dipengaruhi oleh keadaan lalu lintas tetapi
3. Tingkat pelayanan C
Arus lalu lintas stabil, kecepatand dan kemampuan bergerak dipengaruhi oleh
4. Tingkat pelayanan D
Arus lalu lintas sudah mulai tidak stabil perubahan volume lalu lintas sangat
5. Tingkat pelayanan E
Arus lalu lintas sudah tidak stabil, volume lalu lintas mendekati kapasitas jalan, sering
terjadi kemacetan.
6. Tingkat pelayanan F
Arus lalu lintas tertahan pada kecepatan rendah, seringkali terjadi kemacetan.
Kinerja ruas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk melayani kebutuhan arus lalu
lintas sesuai dengan fungsinya yang dapat diukur dan dibandingkan dengan standar tingkat
pelayanan jalan. Nilai tingkat pelayanan jalan dijadikan sebagai parameter kinerja ruas jalan
Parkir pada badan jalan sering disebut (curb parking). Pada dasarnya parkir ini
memanfaatkan sebagian ruas jalan baik satu sisi maupun dua sisi sehingga menyebabkan
terjadinya pengurangan lebar efektif jalan yang akan mempengaruhi volume lalu lintas
kendaraan yang dapat ditampung oleh ruas jalan tersebut. (Imam T, Jurnal Dampak Kegiatan
Berparkir Pada Badan Jalan Terhadap Kinerja Ruas Jalan FSTPT 2011).
Tingkat kinerja jalan berdasarkan MKJI 1997 adalah ukuran kuantitatif yang
kejenuhan, kecepatan rata-rata dan waktu tempuh. Ukuran kualitatif yang menerangkan
operasional dengan arus lalu lintas dan presepsi pengemudi tentang kualitas perkendaraan
a. Kapasitas
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimal melalui suatu titik dijalan yang
dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua lajur dua
arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua
arah ( kombinasi dua arah ), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan
Dengan :
sebagai berikut :
Tabel 2.4. Penyesuaian Kapasitas Untuk Pengaruh Lebar Jalur Lalu Lintas ( FCw )
lintas dari kedua arah jalan atau untuk tipe jalan tanpapembatas median. Faktor penyesuaian
Tabel 2.5. Faktor Penyesuaian Untuk Pemisah Arah ( FCsp ) Untuk Jalan Dua Arah (2/2)
Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping untuk ruas jalan yang
memiliki kereb didasarkan pada dua faktor yaitu lebar kereb (WK) dan kelas hambatan
samping. Nilai faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping ini dapat dilihat pada
Tabel 2.6. Faktor penyesuaian kapasitas hambatan samping dan lebar bahu (FCsf)
Tipe Jalan Kelas Faktor Penyesuaian Untuk Hambatan Samping dan Lebar Bahu
Hambatan ( FCsf)
Samping Lebar Bahu Efektif Ws ( meter )
≤ 0,5 meter 1,0 meter 1,5 meter ≥2,0 meter
4/2 D VL 0,99 1,00 1,01 1,03
L 0,96 0,97 0,99 1,01
M 0,93 0,95 0,96 0,99
H 0,90 0,92 0,95 0,97
VH 0,88 0,90 0,93 0,96
2/2 UD VL 0,97 0,99 1,00 1,02
4/2 UD L 0,93 0,95 0,97 1,00
M 0,88 0,91 0,94 0,98
H 0,84 0,87 0,91 0,95
VH 0,80 0,83 0,88 0,93
Sumber : MKJI 1997
konflik dan berpengaruh terhadap pergerakan arus lalu lintas serta menurunkan
Kendaraan lambat
Tingkat hambatan samping dikelompokan ke dalam lima kelas dari yang rendah
sampai sangat tinggi sebagai fungsi dari frekuensi kejadian hambatan samping sepanjang
segmen jalan yang diamati. Menurut MKJI 1997 kelas hambatan samping dikelompokan
setiap jenis kendaraan yang dicatat kedalam satuan mobil penumpang (smp) sesuai
dengan nilai emp nya masing- masing berasarkan ketentuan MKJI 1997. Selanjutnya
data disajikan dalam bentuk grafis supaya dapat dilihat fluktuasinya setiap jam secara
jelas. Adapun rumus Volume lalu lintas dengan persamaan berikut ini :
Q= ……………………………….(2.5.)
Dimana :
Q = Volume (smp/jam)
d. Derajat kejenuhan
kapasitas, yang digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja
simpang dan segmen jalan. Nilai DS menunjukan apakah segmen jalan tersebut
mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Persamaan dasar untuk menentukan drajat
DS = .............................. (2.6.)
DS = Derajat Kejenuhan
Jika derajat kejenuhan (DS) > 0,75 berarti jalan tersebut mendekati lewat
jenuh, yang akan mengakibatkan antrian panjang pada kondisi lalu lintas puncak.
Kecepatan arus bebas (FV) didefinisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus
kendaraan bermotor tanpa halangan kendaraan bermotor lain di jalan ( yaitu saat arus
= 0).
Dengan :
Fvo : Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang diamati (km/jam)
FVw : Faktor penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan yang diamati (km/jam)
FFVsf : Faktor penyesuaian kecepatan untuk hambatan samping dan lebar bahu atau jarak
kerb penghalang.
Tabel 2.8. Kecepatan Arus bebas dasar FVo untuk jalan perkotaan
Tipe jalan Lebar jalur lalu lintas efektif (We) FVw (km/jam)
(meter)
Empat lajur terbagi Per lajur
atau jalan satu arah 3,00 -4
3,25 -2
3,50 -
3,75 2
4,00 4
Empat lajur tak Per lajur
terbagai 3,00 -4
3,25 -2
3,50 0
3,75 2
4,00 4
Dua lajur tak Total
terbagi 5,00 -9,5
6,00 -3
7,00 0
8,00 3
9,00 4
10,00 6
11,00 7
Sumber : MKJI 1997
Tipe jalan Kelas Hambatan Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan
samping (SFC) lebar bahu
Lebar bahu efektif rata-rata Ws
≤ 0,5 m 1,0 m 1,5 m ≥2m
Empat lajur terbagi Sangat rendah 1,02 1,03 1,03 1,04
4/2D Rendah 0,98 1,00 1,02 1,03
Sedang 0,94 0,97 1,00 1,02
Tinggi 0,89 0,93 0,96 0,99
Sangat Tinggi 0,84 0,88 0,92 0,96
Empat lajur tak Sangat rendah 1,02 1,03 1,03 1,04
terbagi 4/2UD Rendah 0,98 1,00 1,02 1,03
Sedang 0,93 0,96 0,99 1,02
Tinggi 0,87 0,91 0,94 0,98
Sangat Tinggi 0,80 0,86 0,90 0,95
Dua lajur tak terbagi Sangat rendah 1,00 1,01 1,01 1,01
2/2 UD atau jalan Rendah 0,96 0,98 0,99 1,00
satu arah Sedang 0,90 0,93 0,96 0,99
Tinggi 0,82 0,86 0,90 0,95
Sangat Tinggi 0,73 0,79 0,85 0,91
Sumber : MKJI 1997
Tabel 2.11. penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota pada kecepatan arus bebas kendaraan
ringan (FFVcs), jalan perkotaan.
Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir
pada suatu lokasi dalam satuan waktu tertentu. Volume parkir dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Vparkir = Ei + X ………………….(2.5.)
Dimana :