BAB III
PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
A.
Kendaraan Rencana
Kendaraan Kecil
Kendaraan Besar
: mobil penumpang
Dimensi Kendaraan
(cm)
Tonjolan
(cm)
Radius Putar
(cm)
(cm)TonjolanRadius
RencanaKendaraanKategori
Tinggi
Lebar
Panjang
Depan
Belakang
Min.
Maks
.
Kecil
130
210
580
90
150
420
730
780
Sedang
410
260
1210
210
240
740
1280
1410
Besar
410
260
2100
120
90
290
1400
1370
2.
Kendaraan kecil
m. koster silaen
: mobil penumpang
jurusan teknik sipil
3-1
Kendaraan besar
Dimensi kendaraan
Tinggi
Lebar
Panjang
Dimensi tonjolan
Depan
Belakang
Radius
putar
minimum
Radius
tonjolan
minimum
1,3
2,1
5,8
0,9
1,5
7,3
4,4
4,1
2,4
9,0
1,1
1,7
12,8
8,6
3,4
2,5
18,0
2,5
2,9
12,1
6,5
4,1
2,4
13,9
0,9
0,8
12,2
5,9
4,1
2,5
16,8
0,9
0,6
13,7
5,2
3,2
2,4
10,9
0,8
3,7
11,9
7,3
3,2
2,5
12,0
2,0
2,3
12,8
7,5
m. koster silaen
3-2
m. koster silaen
3-3
m. koster silaen
3-4
Fungsi Jalan
Arteri
Kolektor
Lokal
Dimensi Kendaraan
Lebar (m)
Panjang (m)
2,50
18,00
2,50
18,00
2,50
18,00
2,50
18,00
2,50
12,00
2,10
9,00
MST (ton)
> 10,00
10,00
8,00
8,00
8,00
8,00
Tabel 3.4 Nilai emp kendaraan rencana untuk jalan antar kota
m. koster silaen
3-5
Jenis Kendaraan
1
2
Medan
Datar/Perbukitan
1,0
1,2 2,4
1,2 5,0
Pegunungan
1,0
1,9 3,5
2,2 6,0
dua arah
HV
(kend./jam)
0 s.d. 1.800
1,3
(2/2 UD)
Empat lajur tak terbagi
> 1.800
0 s.d. 3.700
1,2
1,3
> 3.700
1,2
(4/2 UD)
MC
Lebar jalur lalu lintas, Wc (m)
6
>6
0,50
0,40
0,35
0,25
0,40
0,25
Tabel 3.6 Nilai emp untuk jalan perkotaan satu arah dan terbagi (D)
Arus lalu lntas per lajur
(kend./jam)
0 s.d. 1050
HV
1,3
MC
0,40
> 1.050
0 s.d. 1.100
1,2
1,3
0,25
0,40
> 1.100
1,2
0,25
Tipe Jalan
Dua lajur satu arah (2/1)
emp
HV :
MC :
K
F
(3.1)
3-6
K (%)
46
68
68
8 10
10 12
12 16
F (%)
0,9 1
0,8 1
0,8 1
0,6 0,8
0,6 0,8
< 0,6
Jalan perkotaan
Volume lalu lintas jam sibuk rencana (VJR) merupakan prakiraan volume lalu
lintas pada jam sibuk tahun rencana. Pada jalan 2-lajur-2-arah tak terbagi, VJR
dinyatakan dalam smp/jam untuk dua arah. Pada jalan berlajur banyak, misal
jalan 4 lajur-2-arah terbagi, maka VJR dihitung dalam smp/jam untuk arah
tersibuk (Fsp). VJR dihitung dengan rumus:
Untuk jalan 2-lajur-2-arah:
VJR VLR x
k
1
x
100 F
(3.2)
Fsp 1
k
x
x
100 100 F
(3.3)
di mana:
k
= faktor variasi tingkat lalu lintas per-15 dalam jam sibuk = 0,8.
Fsp
= koefisien volume lalu lintas dalam arah tersibuk per arah = 60.
3. Kecepatan rencana
Kecepatan rencana (VR) adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar
perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak
dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas yang
lengang, dan pengaruh samping jalan tidak berarti.
m. koster silaen
3-7
Fungsi jalan
Arteri
Kolektor
Lokal
C. Jarak Pandang
Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada
saat mengemudi sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan yang
membahayakan, maka pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk menghindari
bahaya tersebut dengan aman.
Jarak pandang dibedakan atas jarak pandang henti (J h) dan jarak pandang
mendahului (Jd).
1.
m. koster silaen
3-8
Jarak pandang henti (Jh) diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata
pengemudi adalah 105 cm dan tingggi halangan 15 cm diukur dari permukaan
jalan.
Jarak pandang henti (Jh) dapat dihitung dengan rumus:
VR
V
3,6
Jh R T
3,6
2g.fp
(3.4)
di mana:
VR
fp
(3.5)
Nilai jarak pandang henti (Jh) minimum untuk jalan antar kota yang dihitung
berdasarkan rumus diatas dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Jarak pandang henti (Jh) minimum untuk jalan antar kota
VR (km/jam)
120
100
80
60
50
40
30
20
Jh minimum (m)
250
175
120
75
55
40
27
16
Nilai jarak pandang henti (Ss) minimum untuk jalan perkotaan dapat dihitung
dengan rumus:
S s 0,278 VR T 0,039
VR
a
(3.6)
di mana:
VR
= kecepatan rencana (km/jam)
T
3-9
Tabel 3.11 Jarak pandang henti (Ss) minimum untuk jalan perkotaan
VR (km/jam)
Ss minimum (m)
100
185
90
160
80
130
70
105
60
85
50
65
40
50
30
35
Sebelum
melakukan
gerakan
mendahului,
kendaraan
harus
m. koster silaen
3-10
Gerakan mendahului pada jalan tak terbagi, dapat dilihat pada gambar 3.2.
Jarak pandang mendahului total = DE
Jarak pandang mendahului minimum
TAHAP PERTAMA
V1
kendaraan
yang disalip
yang
dibutuhkan
V2
C
A
V1
V1
TAHAP KEDUA
C
d1
1/3d2
B
d2
d3
d4
= d1 + d2 + d3+ d4
(3.7)
d1
d2
d3
d4
3-11
a.T1
d1 0,278 T1 VR m
(3.8)
d2 = 0,278 VR T2
(3.9)
d3 = antara 30 100 m
d4 = 2/3 d2
(3.10)
di mana:
T1
T2
Nilai jarak pandang mendahului (J d) untuk jalan antar kota yang dihitung
berdasarkan rumus di atas dapat dilihat pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12 Panjang jarak pandang mendahului (J d)
VR (km/jam)
Jd (m)
120
800
100
670
80
550
60
350
50
250
40
200
30
150
20
100
m. koster silaen
3-12
Daerah bebas samping di tikungan (E) untuk jalan antar kota dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut:
90 0 Jh
1). Jika Jh < Lt. E R 1 cos
(3.11)
Lt
Jh
90 0 Jh 1
90 0 Jh
E Jh L t sin
R 2
R
Lajur luar
Garis
pandang
R
Lajur dalam
Penghalang
pandangan
Lt
jurusan teknik sipil
m. koster silaen
Lajur luar
Jh
(3.12)
Garis pandang
Penghalang
pandangan
E
R'
3-13
R
Lajur dalam
28,65 S s
M R 1 cos
(3.13)
Gambar
3.5
Garis
pandang
Penghalang
pandangan
Sumbu
lajur dalam
m. koster silaen
3-14