Anda di halaman 1dari 16

Metode Untuk Mendapatkan Matriks Asal - Tujuan

Wawancara di tepi jalan RSI


Metode
Wawancara di rumah HSI
Langsung
Metode Menggunaka Bendera
Metode Metode Foto Udara
Konvensional
Metode Mengikuti Mobil

Metode Metode Analogi

Metode Tidak Seragam Detroit


Konvensional Metode Tidak Rata-rata Furness
Langsung Fratar

Model Bedasarkan informasi Metode Sintesis


arus lalu lintas Model Opportunity
Estimasi Matriks Entropi Model Gravity

Maksimum (EMEM) Model Gravity Opprtunity

Model Estimasi Kebutuhan

Transportasi
MAT: Matriks Asal Tujuan dipakai dalam berbagai kajian
transportasi

MAT digunakan untuk:


1. Pemodelan kebutuhan akan transportasi untuk daerah pedalaman

atau antar kota.


2. Pemodelan kebutuhan akan transportasi untuk daerah perkotaan.

3. Pemodelan dan perancangan manajemen lalu lintas di daerah

perkotaan maupun antar kota.


4. Pemodelan kebutuhan akan transportasi yang ketersediaan datanya

tidak begitu mendukung baik dari segi kuantitas maupun kualitas.


5. Perbaikan MAT pada masa lalu dan pemeriksaan MAT yang

dihasilkan oleh metode Lainnya.


Metode Menggunakan Bendera
1. Membutuhkan beberapa pengamat yang mengambil posisi pada bebrapa lokasi
inlet dan outlet daerah kajian
2. Beberapa jenis tanda pengenal digunakan untuk mengidentifikasi kendaraan
misalnya stiker.
3. Stiker tersebut bernomor dan berwarna, ditempelkan pada kendaraan di setiap
lokasi masuk kemudian kendaraan tersebut dicatat pada lokasi tertentu da
pada lokasi keluar.Nomor plat mobil sering juga digunakan untuk menggantikan
stiker dan mempunyai keuntungan yaitu tidak mengganggu kendaraan.
4. Untuk daerah kajian yang kecil, hal lain yang dapat dilakukan adalah meminta
pengendara pada saat masuk, menyalakan lampunya dalam selang waktu
tertentu.
5. Pengamat pada beberapa lokasi mencatat jumlah kendaraan yang lampunya
menyala dalam selang waktu ini.
6. Proses ini dilakukan secara berulang pada lokasi masuk dalam beberapa hari.
7. Metode ini hanya dapat dilakukan pada siang hari dan hanya baik untuk daerah
kajian yang kecil saja.
Metode Detroit

Asumsi:
Walaupun jumlah pergerakan dari zona i meningkat sesuai dengan tingkat
pertumbuhan Ei, pergerakan ini harus juga disebarkan ke zone d
sebanding dengan Ed dibagi dengan tingkat pertumbuhan global (E).

Tid = tid . Ei . Ed
E
MAT pada masa sekarang
ZONA 1 2 3 4 Oi Oi Ei
1 10 60 80 50 200 300 1,5
2 80 20 100 50 250 250 1,0
3 20 130 10 50 210 420 2,0
4 100 80 60 20 260 650 2,5
dd 210 290 250 170 920
Dd 420 435 250 515 1,620
Ed 2,0 1,5 1,0 3,03 1,76
MAT pada masa mendatang dengan Detroit ke 1

ZONA 1 2 3 4 Oi Oi Ei
1 17 76.7 68.1 129 290.8 300 1.031
2 90.9 17 56.8 86 250.7 250 0.997
3 45.4 22.5 11.4 172 450.3 420 0.933
4 284 170.4 85.2 86 625.5 650 1.039
dd 437.3 486 221.5 473 1.617
Dd 420 435 250 515 1,620
Ed 0.96 0.896 1.129 1.089 1.009

Proses diulangi sampai diapai tingkat ksesuaian yang diinginkn (Ti =


Ti(G)) tercapai pada iterasi ke 8 sehingga didapat MAT akhir.
MAT pada masa mendatang dengan Detroit ke 8

ZONA 1 2 3 4 Oi Oi Ei
1 16 68 75 141 300 300 1
2 82 15 61 92 250 250 1
3 40 189 12 180 421 420 0.999
4 283 164 101 102 650 650 1
dd 421 436 249 515 1.62
Dd 420 435 250 515 1,620
Ed 0.99 0.999 1.001 1.001 1
Soal

Pada daerah perkotaan terdiri dari 4 zona yang mempunyai matrik


pada tahun dasar ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Pertumbuhan
rat-rata untuk perjalanan asal tujuan diproyeksikan pada periode 25
tahun. Lihat angka-angka di bawah.Gunakan Metode Fratar, hitung Trip
interchange pada soal di bawah ini.

DESTINATION ORIGIN
ORIGIN
1 2 3 4 GROW FACTOR
1 3 5 8 12 28 2
2 4 1 9 10 24 1
3 2 4 2 7 15 4
4 9 12 8 4 33 2
DESTINATION 18 21 27 33 100
GROW FACTOR 3 0,5 4 1
JAWAB
D/D 1 2 3 4
1 X X X X 56
2 X X X X 24
3 X X X X 60
4 X X X X 66
54 11 108 33

D/D 1 2 3 4 AT DT RF
1 9 2,5 32 12 55,5 56 1
2 12 0,5 36 10 58,5 24 0,41
3 6 2 8 7 23 60 2,61
4 27 6 31 4 69 66 0,95
54 11 108 33
O/D 1 2 3 4
1 9 3 32 12 56
2 5 0 15 4 24
3 16 5 21 18 60
4 26 6 30 4 66
AT 56 14 98 38
DT 54 11 108 33
CF 0,96 0,76 1,1 0,87

D/D 1 2 3 4 AT DT RF
1 8.64 2.37 35.2 10.44 56.65 56 0.99
2 4.8 0 16.5 3.48 24.78 24 0.97
3 15.36 3.95 23.1 15.66 58.07 60 1.03
4 24.96 4.74 33 3.48 66.18 66 0.99
53.76 11.06 107.8 33.06 205.68
O/D 1 2 3 4
1 9 2 35 10 56
2 5 0 16 3 24
3 16 4 24 16 60
4 25 5 33 3 66
AT 55 11 108 32
DT 54 11 108 33
CF 0.98 1 1 1.03

D/D 1 2 3 4
1 9 2 35 10 56
2 5 0 16 3 24
3 16 4 24 16 60
4 2 5 33 4 66
54 11 108 33
Trip Interchange

CF Konvergen
CF
1 2 3 4
Iterasi ke 1 0.96 0.18 1.1 0.87
Iterasi ke 2 0.98 1 1.1 1.03
Iterasi ke 3 1 1 1.1 1

RF Konvergen
RF
1 2 3 4
Iterasi ke 1 1 0.41 2.61 0.95
Iterasi ke 2 0.99 0.97 1.103 0.99
Iterasi ke 3 1 1 1 1
Metode Furness

Pada metode ini sebaran pergerakan pada saat sekarang diulang ke


tabel pergerakan pada masa mendatang secara bergantian antara total
penjumlahan pergerakan (baris dan kolom), secara matematis metode
Furness dnyatakan sebagai berikut :

Tid = tid . Ei

Pada metode ini, pergerakan awal (masa sekarang) pertama kali dikalikan
dengan tingkat pertumbuhan zone asal. Kemudian dikalikan dengan
tingkat pertumbuhan zone tujuan dan zone asal secara bergantian
(modifikasi dilakukan setelah setiap perkalian) sampai total sel MAT untuk
setiap awal (baris atau kolom) kira-kira sama dengan total sel MAT yang
diinginkan.
MAT pada masa mendatang dengan metode Furness (Hasil
Pengulangan Ke 1)

ZONA 1 2 3 4 Oi Oi Ei
1 15 90 120 75 300 300 1
2 80 20 100 50 250 250 1
3 40 260 20 100 420 420 1
4 250 200 150 50 650 650 1
dd 385 570 390 275 1.62
Dd 420 435 250 515 1,620
Ed 1.091 0.763 0.641 1.873 1

Selanjutnya pada iterasi ke 2, se MAT yang dihasilkan pada


pengulangan ke 1 dikalikan dengn tingkat pertumbuhan zone
tujuan (Ed) untuk menghasilkan MAT interasi ke 2.
MAT pada masa mendatang dengan metode Furness (Hasil
Pengulangan Ke 2)

ZONA 1 2 3 4 Oi Oi Ei
1 16.4 68.7 76.9 140.5 302.4 300 0.992
2 87.3 15.3 64.1 93.6 260.3 250 0.961
3 43.6 198.4 12.8 187.3 442.2 420 0.95
4 272.7 152.6 96.2 93.6 615.1 650 1.057
dd 420 435 250 515 1.62
Dd 420 435 250 515 1,620
Ed 1 1 1 1 1

Hasil tersebut dilakukan terus-menerus secara bergantian sehingga


total sel MAT yang dihasikan (baris ataupun kolom) sesuai dengan
total sel MAT yang diinginkan.
MAT pada masa mendatang dengan metode Furness (Hasil Pengulangan
Ke 6)

ZONA 1 2 3 4 Oi Oi Ei
1 16 68 75 141 300 300 1
2 82 15 61 92 250 250 1
3 40 188 12 180 421 420 0.999
4 282 164 102 102 649 650 1.001
dd 420 435 250 515 1.62
Dd 420 435 250 515 1,620
Ed 1 1 1 1 1

Metode Furness selalu mempunyai satu solusi akhir dan terbukti lebih
efisien dibandingkan metode analogi lainnya.
Solusi akhir selalu sama, tidak tergantung darimana pengulangan
dimulai ( baris atau kolom)
Metode Analogi
Pada dasarnya metode ini berusaha untuk mengestimasikan
distribusi perjalanan dengan menggunakan angka faktor
pertumbuhan. Metode-metode ini memerlukan data distribusi
perjalanan pada kondisi existing, sehingga untuk perencanaan
yang sifatnya baru sama sekali atau perencanaan yang
mengikut sertakan pertumbuhan yang sifatnya radikal tidak
dapat digunakan. Metode ini akan lebih tepat digunakan untuk
perencanaan yang bersifat jangka pendek.

Metode Syntetis
Metode ini digunakan pendekatan yang sifatnya sintetis
(buatan) berdasarkan hukum fisika tertentu. Model grafitasi
memerlukan dilakukannya proses kalibrasi koefisien friksi
terhadap kondisi existing.

Anda mungkin juga menyukai