PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kondisi geografis Kota Stockholm.
2. Untuk mengetahui jenis teori perkembangan yang ada pada Kota Stockholm.
3. Untuk mengetahui pertumbuhan yang ada pada Kota Stockholm.
4. Untuk mengetahui pola permukiman yang ada di Kota Stockholm.
5. Untuk mengetahui ada tidaknya ruang terbuka hijau di Kota Stockholm.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Kondisi Geografis Kota Stockholm
Istana Stockholm
Munisipalitas Stockholm
Kungsholmen
Norrmalm
3
Sdermalm
stermalm
Sderort
Enskede-rsta-Vantr
Farsta
Hgersten-Liljeholmen
Skarpnck
Skrholmen
lvsj
Vsterort
Bromma
Hsselby-Vllingby
Rinkeby-Kista
Spnga-Tensta
4
Iklim
Stockholm, dengan rata-rata suhu bulan Februari 3.0 C (26.6 F), memiliki iklim
humid continental (Kppen Dfb). Akibat letak kota ini yang berada di utara, sinar matahari
sangat beragam, lebih dari 18 jam pada musim panas dan hanya 6 jam di akhir Desember.
Dengan rata-rata lebih dari 1.800 jam sinar matahari per tahun, kota ini termasuk paling
banyak mendapat sinar di Eropa Utara, bahkan lebih banyak dari Paris, London dan beberapa
kota lain yang terletak lebih selatan.
Di musim panas umumnya suhu akan meningkat sekitar 2025 C (6877 F) dan
rata-rata 13 C (55 F), namun dapat mencapai 30 C (86 F) di beberapa hari. Suhu lebih
dari 30 C (86 F) rata-rata 1,55 hari per tahun (1992-2011). Suhu tertinggi yang pernah
tercatat di Stockholm adalah 36 C (97 F) pada 3 Juli 1811; terendah 32 C (26 F) pada
20 Januari 1814. Temperatur tidak pernah jatuh dibawah 25.1 C (13.2 F) sejak 10 Januari
1987. Curah hujan rata-rata adalah 539 mm (21.2 in) dengan sekitar 170 hari basah per tahun.
Rekor 11. 12. 17.8 26. 29. 32. 36. 35. 27. 20. 14. 12. 36.0
tertin 0 2 (64) 1 0 2 0 4 9 2 0 2 (96.
ggi C (51 (54 (79 (84 (90 (96 (95 (82 (68 (57 (54 8)
(F) .8) ) ) .2) ) .8) .7) .2) .4) .2) )
5
Rata- 0. 0. 3.0 8.6 15. 20. 21. 20. 15. 9.9 4.5 1.1 10.0
rata 7 6 (37. (47 7 7 9 4 1 (49 (40 (34 (50)
tertin (30 (30 4) .5) (60 (69 (71 (68 (59 .8) .1) )
ggi C .7) .9) .3) .3) .4) .7) .2)
(F)
Rata- 2. 3. 0.1 4.6 10. 15. 17. 16. 11. 7.5 2.6 1. 6.6
rata 8 0 (32. (40 7 6 2 2 9 (45 (36 0 (43.
harian (27 (26 2) .3) (51 (60 (63 (61 (53 .5) .7) (30 9)
C ) .6) .3) .1) ) .2) .4) .2)
(F)
Rata- 5 5. 2.7 1.1 6.3 11. 13. 12. 9.0 5.3 0.7 3. 3.6
rata (23 3 (27. (34 (43 3 4 7 (48 (41 (33 2 (38.
terend ) (22 1) ) .3) (52 (56 (54 .2) .5) .3) (26 5)
ah C .5) .3) .1) .9) .2)
(F)
Presip 39 27 26 30 30 45 72 66 55 50 53 46 539
itasi (1. (1. (1.0 (1. (1. (1. (2. (2. (2. (1. (2. (1. (21.
mm 54) 06) 2) 18) 18) 77) 83) 6) 17) 97) 09) 81) 22)
(inci)
Rata- 10 7 7 7 7 7 10 10 10 9 11 10 105
rata
hari
hujan
atau
bersalj
u ( 1.0
mm)
6
2.2 Bentuk Kota Stockholm
Stockholm termasuk kedalam kota yang memiliki bentuk satelit dan pusat pusat baru.
Kota satelit berfungsi sebagai penyerap arus urbanit dari kota utama dengan jalan
peningkatan akses dan fungsi-fungsi di kota satelit sehingga mengingkatkan pula working
opportunities, bentuk model kota yang disarankan (Hudson, 1970).
7
2.3 Faktor yang Menyebabkan Terbentuknya Kota Stockholm
a. Natural Force
b. Regional Force
c. Security Force
d. Man-Made Forces
e. Kegiatan Sosial dan Ekonomi
f. Kegiatan Politik dan Agama
Selanjutnya Homer Hoyt beranggapan bahwa kota dapat berkembang melalui tiga cara:
Pertama, sebuah kota tumbuh secara menegak,ini disebabkan karena stuktur keluarga tunggal
semakin lama menjadi struktur keluarga ganda. Dengan demikian tiimbul rumah-rumah flat
atau apartemen yang memisahkan keluarga satu dengan keluarga lainnya. Bila perluasan
keluar menjadi terbatas maka terjadi rumah-rumah flat yang bertingkat.
Kedua, sebuah kota yang masih memiliki cukup ruang kosong dapat diisi atau terisi oleh
bangunan-bangunan perumahan dan kantor-kantor di sela kota.
Ketiga, sebuah kota dapat meluas dengan arah sentrifugal atau lateral keluar. Sebagai
tambahan keterangaan dapat dijelaskan disini, bahwa pola perluasan atau pemekaran atau
ekspansi kota dapat terjadi dalm 3 bentuk:
8
Perluasan mengikuti pertumbuhan sumbu atau perluasanya mengikuti jalur-jalur
transportasi kearah daerah-daerah perbatasan kota
Daerah-daerah diluar kota yang terisolir semakin lama semakin berkembang juga dan
akirnya menggabung pada kota
Dengan bergabungnya nucleus utama dengan nukleus-nukleus dikota kota kecil yang
berada diluar kota dapat terbentuk konurbasi
Kota Stockholm memiliki pola permukiman yang memusat pada daerah kegiatan,
seperti contoh gambar diatas dengan pusat kegiatan berada di daerah Kungsholmen.
Berdasarkan gambar yang diambil melalui Google Earth terlihat kota Stockholm terdapat di
sepanjang sungai, hal tersebut mengakibatkan pola permukimannya adalah memanjang.
Terlihat pula permukiman yang teratur dan masih banyak wilayah yang tertutup vegetasi
hijau.
9
Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open
spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi (endemik
maupun introduksi) guna mendukung manfaat ekologis, sosial-budaya dan arsitektural yang
dapat memberikan manfaat ekonomi (kesejahteraan) bagi masyarakatnya (Lokakarya RTH,
30 November 2005). Ruang terbuka hijau dapat meningkatkan estetika dan kenyamanan kota
dengan adanya taman-taman kota, kebun-kebun bunga, dan jalur-jalur hijau di jalan-jalan
kota. Sementara itu RTH juga dapat memiliki fungsi ekonomi, baik secara langsung seperti
pengusahaan lahan-lahan kosong menjadi lahan pertanian/ perkebunan (urban agriculture)
dan pengembangan sarana wisata hijau perkotaan yang dapat mendatangkan wisatawan.
Ruang terbuka hijau merupakan komponen utama untuk mencapai suatu kota yang
berkelanjutan, dimana RTH ini untuk masa depan lingkungan kota yang manusiawi dalam
kesehatan dan kesejahteraan penghuninya. Apabila suatu kota tidak didukung oleh ruang
terbuka hijau yang memadai dikhawatirkan dapat membuat penurunan kualitas ligkungan
perkotaan yang mengakibatkan sering terjadinya banjir, polusi udara dan juga masalah sosial
masyarakat.
10
Dari sisi regulasi, sejak 2006, Stockholm membebankan pajak emisi pada semua
mobil yang terdaftar di Swedia yang masuk dan keluar pusat Kota Stockholm di luar jam
kantor. Kebijakan ini berhasil mengurangi emisi dan kepadatan lalu lintas sbesar 10-15%.
Di bidang energi, Kota Stockholm memiliki tradisi pengelolaan sampah dan
pengolahan energi dsri limbah makanan yang telah dikumpulkan. Dalam Rencana
Pengelolaan Limbah Strategis (Strategic Waste Management Plan) untuk tahun 2008-2012,
Stockholm berupaya meningkatkan jumlah limbah makanan yang dikumpulkan yang
kemudian diolah.
Target kota ini adalah mengolah 35% limbah makanan yang berasal dari restoran dan
toko kelontong dan 10% limbah makanan rumah tangga. Guna mencapai target tersebut,
pemerintah memromosikan pengumpulan dan pemilahan limbah makanan yang berasal dari
restoran. Saat ini, panas yang dihasilkan dalam pengolahan limbah makanan digunakan untuk
sistem pemanas ruangan rumah tangga dn sudah memasok lebih dari 70% rumah.
Sementara itu dari sisi pengelolaan limbah, 25% limbah kota berhasil di daur ulang dn
dikomposkan sehingga menciptakan sistem pengelolaan limbah yang efektif. Stockholm juga
memiliki dua pusat pengelolaan air limbah yang mampu memasok air bagi 1 juta penduduk.
Air limbah diproses dengan teknologi canggih guna memisahkan unsur nitrogen dan fodfor.
Standar pengelolaan air zlimh perkotaan yang ditetapkan oleh Uni Eropa.
Biogas yang dihasilkan oleh pabrik pengelolaan air limbah ditingkatkan kualitasnya
untuk digunakan sebahgai bahan bakar bus umum, taksi, kendaraan pribadi. Sementara panas
yang dihasilkan dipakai untuk kebutuhan rumah tangga. Semua kebijakan ini saling berkaitan
dan mendukung Stockholm menjadi Ibu Kota Hijau Pertama di Eropa.
Dengan perkiraan biaya SEK 16.8 milyar (Januari 2007) (2,44 milyar USD), Jalur
Kota Stockholm adalah terowongan sepanjang 6 km (3.7 mi) untuk kereta komuter dibawah
kota dengan 2 stasiun baru (Stockholm City dan Stockholm Odenplan), serta jembatan kereta
sepanjang 1.4 km (0.87 mi) di rsta. Jalur Kota dibangun oleh Administrasi Transportasi
Swedia bekerjasama dengan Kota Stockholm, Dewan County Stockholm, dan SL. Karena
Stasiun Stockholm Central sudah terlalu penuh, tujuan proyek ini adalah menduakali lipatkan
kapasitas jalur yang ada. Diperkirakan mulai beroperasi 2017.
Antara Riddarholmen dan Sder Mlarstrand, Jalur Kota akan berjalan melalui
terowongan beton dalam air. Sebagai proyek hijau, Jalur Kota ini dibangun bersamaan
11
dengan pemurnian air limbah, minimalisir polusi suara, penggunaan diesel sintetis, dan
penggunaan ulang batuan yang diangkat.
Jalur Kota
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kota Stockholm adalah Ibu Kota dari negara Swedia. Stockholm terletak di pantai
timur-selatan Swedia dan merupakan pusat kota. Stockholm secara geografis terletak dalam
air, di Teluk Riddarfjrden. Lebih dari 30% luas kota terdiri dari jalur air dan 30% terdiri dari
ruang hijau. Stockholm memiliki pola permukiman yang memusat pada daerah kegitan atau
lebih dikenal dengan Teori Sektor. Yaitu menyatakan perkembangan kota terjadi mengarah
melalui jalur-jalur sektor tertentu, Humer Hyot (1939).
Kota Stockholm merupakan kota yang didominasi pada sektor pusat bisnis yang di
dalamnya terdapat pusat pertokoan besar, gedung perkantoran yang bertingkat, bank, hotel,
restoran, dan sebagainya Zona ini terdiri dari 2 bagian, yaitu: (1) Bagian paling inti disebut
RBD (Retail Business District). Merupakan daerahpaling dekat dengan pusat kota. Di daerah
ini terdapat toko, hotel, restoran, gedung, bioskop dan sebagainya. Bagian di luarnya disebut
sebagai WBD (Wholesale Business District) yang ditempati oleh bangunan yang
diperuntukkan kegiatan ekonomi dalam jumlah yang lebih besar antara lain seperti pasar,
pergudangan dan gedung penyimpan barang supaya tahan lebih lama.
Kota Stockholm merupakan Kota Ramah Lingkungan Pertama di Eropa, karena masih
banyak terdapat ruang terbuka hijau yang menyumbangkan peningkatan prosuksi oksigen di
bumi guna mengurangi polusi akibat bahan bakar fosil. Selain itu Stockholm juga
merencakan pelaksanakan proyek terowongan hijau bersamaan dengan pemurnian air limbah,
minimalisir polusi suara, penggunaan diesel sintetis, dan penggunaan ulang batuan yang
diangkat.
Adapun kekurangan yang terdapat dalam penyusunan makalah ini adalah peta yang
akurat tentang luasan ruang terbuka hijau dan pola permukiman yang ada, selain itu karena
13
sedikitnya sumber yang membahas Kota Stockholm juga menyebabkan informasi kurang
lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
14