Anda di halaman 1dari 58

Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan

Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

BAB 4
ANALISA

4.1 ANALISIS IMPLIKASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN KEBIJAKAN


TATA RUANG NASIONAL DAN DAERAH PROVINSI TERHADAP
PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN

4.1.1 Implikasi Kebijakan Tata Ruang Nasional


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Adapun sasaran nasional yang tercantum dalam RPJMN 2020-2024, yang berkaitan
dengan pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman, yaitu:
a. Proporsi rumah layak huni di Tahun 2024 mencapai 52,78%. Hal tersebut diraih
dengan melakukan beberapa program seperti fasilitasi penyediaan hunian baru
yang layak, fasilitasi pembiayaan perumahan, fasilitasi peningkatan kualitas rumah,
penyediaan infrastruktur dasar permukiman, penyediaan 100.000 unit hunian layak
huni (major project)
b. Untuk sarana transportasi dan jaringan jalan, terwujudnya konektivitas darat yang
andal, terwujudnya aksesibilitas darat dan antar moda, pengembangan sistem
angkutan umum massal berbasis rel, penyediaan subsidi angkutan
massal perkotaan
c. Optimasi kota di arahkan sebagai pengendali (buffer) arus urbanisasi dan
sebagai pusat pertumbuhan utama yang mendorong keterkaitan kota dengan desa
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kota Medan ditetapkan sebagai
Kawasan Pusat Kegiatan (PKN) yaitu Kawasan Perkotaan Mebidangro sebagai kawasan
pengembangan/peningkatan fungsi. Dimana pengertian Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah
kota yang mempunyai potensi sebagai pintu gerbang ke kawasan-kawasan internasional dan

BUKU RENCANA 4- 1
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

mempunyai potensi untuk mendorong daerah sekitarnya serta sebagai pusat jasa, pusat
pengolahan, simpul transportasi yang melayani beberapa Provinsi dan Nasional, dengan
kriteria penentuan: kota yang mempunyai potensi sebagai pintu gerbang ke kawasan
internasional dan mempunyai potensi untuk mendorong daerah sekitarnya, pusat jasa
pelayanan keuangan/bank yang cakupan pelayanannya berskala nasional/beberapa Provinsi,
pusat pengolahan/pengumpul barang secara nasional/beberapa Provinsi, simpul transportasi
secara nasional/beberapa Provinsi, jasa pemerintahan untuk Nasional/beberapa Provinsi, jasa
publik yang lain untuk Nasional/beberapa Provinsi.
Tabel 4.1
Arahan Pengembangan Kota Medan dalam RTRW Nasional
No Provinsi/Kawasan Sektor Unggulan Wilayah Pelabuhan Bandara
Andalan Sungai
SUMATERA UTARA
Kawasan Perkotaan  Industri Belawan- Belawan Kuala Namu
Metropolitan Medan-  Perkebunan Ular- International
Binjai-Deli Serdang-  Pariwisata Padang Airport
Karo  Pertanian
 perikanan
Sumber : RTRW Nasional 2008-2028

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara


Salah satu kebijakan di dalam RTRW Provinsi Sumatera Utara terkait dengan
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman yaitu Meningkatkan Kualitas Standar
Hidup Layak, Kesetaraan dan Keadilan Serta Mengurangi Ketimpangan Antar Wilayah, dan
Menyediakan dan memeratakan fasilitas sarana dan prasarana sosial ekonomi serta
kesejahteraan sosial ekonomi (kesehatan, pendidikan, air minum, perumahan, permukiman,
sanitasi, bantuan dan lainnya).
Pada RTRW Provinsi Sumatera Utara, disebutkan Bentuk-bentuk kegiatan yang
menjadi prioritas Bidang Penataan Ruang dan Permukiman di Provinsi Sumatera
Utara adalah:
1) Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
2) Revitaliasi/Peremajaan kawasan permukiman kumuh melalui pembangunan
jalan lingkungan dan drainase
3) Pembangunan SPAM Regional di Kawasan Mebidangro dan Danau Toba
4) Peningkatan layanan Air Limbah Regional di Mebidangro

BUKU RENCANA 4- 2
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

5) Fasilitasi Penyusunan RISPAM di Kabupaten/Kota


6) Pengurangan luas genangan di kawasan permukiman dan akses- akses
ekonomi strategis

4.2 ANALISIS KETERKAITAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN


DENGAN KAWASAN HINTERLAND KOTA MEDAN
Pembangunan perumahan dan pemukiman di Kota Medan memiliki kendala seperti
keterbatasan lahan di Kota Medan untuk pemenuhan perumahan dan pemukiman masyarakat,
terutama untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Oleh sebab itu untuk mengantisipasi
hal tersebut pembangunan perumahan dan pemukiman di Kota Medan dengan konsep hunian
vertikal. Selain hunian vertikal, antisipasi lainnya dalam hal keterbatasan lahan yaitu dengan
melakukan pembangunan perumahan di kawasan hinterland Kota Medan, melalui kordinasi
dengan Pemerintah kawasan hinterland Kota Medan, yaitu Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.
Adapun kecamatan di Kabupaten Deli Serdang yang merupakan kawasan hinterland Kota Medan
yaitu Kecamatan Hamparan Perak, Kecamatan Sunggal, Kecamatan Percut Sei Tuan,
Kecamatan Patumbak, Kecamatan Tanjung Morawa, Kecamatan Deli Tua, Kecamatan
Namorambe, dan Kecamatan Pancur Batu.

4.3 ANALISIS IMPLIKASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN KEBIJAKAN


TATA RUANG DAERAH KOTA MEDAN TERHADAP PEMBANGUNAN DAN
PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Implikasi kebijakan pembangunan Kota Medan terhadap pembangunan dan
pengembangan perumahan dan Kawasan Permukiman di Kota Medan antara lain:
1. Tersedianya sarana dan prasarana yang modern, handal dan
berwawasan lingkungan
2. Terbangunnya jaringan infrastruktur transportasi yang handal dan terintegrasi di
dalam kota dan juga yang makin memantapkan integrasi MEBIDANG antara lain
dengan membangun Outer-Outer Ringroad
3. Arahan RPIJM Kota Medan pada sektor pengembangan kawasan
permukiman adalah penurunan luas pemukiman kumuh dan penanganan kawasan
permukiman khusus (permukiman nelayan).

BUKU RENCANA 4- 3
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

4.4 ANALISIS SISTEM-SISTEM PUSAT PELAYANAN


Di dalam Review RTRW Kota Medan 2012-2032, telah d tetapkan rencana sistem pusat-
pusat kegiatan dan pelayanan yang berhirarki, dimana semakin tinggi hirarki suatu pusat
kegiatan/pelayanan, akan semakin besar pula daya tariknya terhadap kegiatan penduduk salah
satunya hunian. Dalam hal ini pusat-pusat kegiatan/pelax cyanan yang memiliki hirarki tinggi
harus menyediakan hunian beserta dengan infrastruktur penunjangnya, artinya wilayah/kawasan
sekitarnya harus dipersiapkan untuk pengembangan perumahan dan kawasan permukiman yang
baru. Adapun hirarki pusat kegiatan/pelayanan di Kota Medan mulai dari tertinggi adalah
sebagai berikut :
a. Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota, dengan cakupan pelayanan Kecamatan
Medan Polonia, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Baru, Kecamatan
Medan Petisah, Kecamatan Medan Barat, Kecamatan Medan Timur dan Kecamatan
Medan Kota
b. Pusat Pelayanan Kota di Bagian Utara, dengan cakupan pelayanan
Kecamatan Medan Belawan, Kecamatan Medan Marelan, Kecamatan Medan
Labuhan.
c. Sub pusat pelayanan kota (SPPK) yang terdiri dari SPPK Medan Belawan,
SPPK Medan Labuhan, SPPK Medan Marelan, SPPK Medan Perjuangan, SPPK
Medan Amplas, SPPK Medan Sunggal, SPPK Medan Tuntungan, SPPK Medan
Timur dan SPPK Medan Johor

4.5 ANALISIS KARAKTERISTIK SOSIAL KEPENDUDUKAN


4.5.1 Analisis Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk di Kota Medan terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2013
jumlah penduduk di Kota Medan sebanyak 2.135.516 jiwa, sampai tahun 2018 penduduk di Kota
Medan bertambah sebanyak 128.629 jiwa sehingga pada tahun 2018 Kota Medan memiliki
penduduk sebanyak 2.264.145 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2

BUKU RENCANA 4- 4
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Tabel 4.2
Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Medan
Tahun 2013-2018
Tahun Laju
No Kecamatan Pertumbuhan
2013 2014 2015 2016 2017 2018
(%)
1 Medan Tuntungan 82.534 84.775 85.613 86.425 87.123 87.939 1,28
2 Medan Johor 126.667 130.414 132.012 133.577 134.656 136.069 1,45
3 Medan Amplas 116.922 121.362 123.850 126.340 127.361 129.323 2,04
4 Medan Denai 142.850 145.677 146.061 146.388 147.571 147.981 0,71
5 Medan Area 97.254 98.955 98.992 99.021 99.821 99.993 0,56
6 Medan Kota 73.122 74.406 74.439 74.461 75.063 75.153 0,55
7 Medan Maimun 39.903 40.624 40.663 40.690 41.020 41.092 0,59
8 Medan Polonia 53.873 55.369 55.949 56.513 56.970 57.501 1,31
9 Medan Baru 39.817 40.519 40.540 40.560 40.888 40.963 0,57
10 Medan Selayang 101.057 104.454 106.150 107.831 108.702 109.926 1,70
11 Medan Sunggal 113.644 115.687 115.785 115.837 116.773 117.189 0,62
12 Medan Helvetia 146.391 149.806 150.721 151.581 152.806 153.989 1,02
13 Medan Petisah 62.227 63.333 63.374 63.390 63.902 63.992 0,56
14 Medan Barat 71.337 72.620 72.683 72.717 73.305 73.424 0,58
15 Medan Timur 109.445 111.369 111.420 111.438 112.339 112.482 0,55
16 Medan Perjuangan 94.088 95.790 95.882 95.936 96.711 96.848 0,58
17 Medan Tembung 134.643 137.062 137.178 137.239 138.348 138.884 0,62
18 Medan Deli 171.951 178.147 181.460 184.762 186.255 188.807 1,89
19 Medan Labuhan 113.314 116.357 117.472 118.551 119.509 120.861 1,30
20 Medan Marelan 148.197 156.394 162.267 167.984 169.342 172.456 3,09
21 Medan Belawan 96.280 98.020 98.113 98.167 98.960 99.273 0,62
Jumlah 2.135.516 2.191.140 2.210.624 2.229.408 2.247.425 2.264.145 1,18
Sumber : Kota Medan Dalam Angka Tahun 2013-2018, Analisa, 2019

4.5.2 Analisis Proyeksi Penduduk dan Rumah Tangga


Berdasarkan data jumlah penduduk 6 tahun terakhir di Kota Medan terjadi peningkatan
jumlah penduduk. Untuk kebutuhan proyeksi jumlah penduduk 20 tahun mendatang metode yang
untuk proyeksi adalah metode regresi linier. Penggunaan metode ini dapat dikatakan sejalan
dengan metode grafik. Sebelum menghitung proyeksi penduduk, tahap awal adalah mencari nilai
korelasi (r) Perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau kota dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang berada di di dalam daerah atau kota yang bersangkutan tetapi dapat juga
oleh faktor di luarnya. Dalam pengertian matematika, faktor yang mempengaruhi
perkembangan penduduk ini disebut sebagai faktor penentu, atau variabel bebas. Hubungan
antara variabel bebas Xi dengan jumlah penduduk (yaitu variabel tak bebas Y) perlu dibuktikan
dahulu derajat kaitannya.

BUKU RENCANA 4- 5
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Secara kuantitatif, sebagai ukuran korelasi antara dua variabel dapat digunakan model
matematika. Besarnya korelasi dinyatakan sebagai koefisien korelasi (Dayan, 1974).

Jika r = 0 atau mendekati harga 0, hubungan antara kedua perubah sangat lemah atau
tidak terdapat hubungan sama sekali. Jika r = 1 atau mendekati 1, korelasi antara dua perubah
dikatakan positif dan sangat kuat.
Perkiraan jumlah penduduk dengan menggunakan teknik regresi linier banyak
digunakan. Metode ini dianggap memberikan penyimpangan minimum atas data penduduk masa
lampau (dengan menganggap bahwa karakteristik perkembangan penduduk masa lampau
berlaku untuk masa depan). Secara matematis, regresi linier dinyatakan dengan persamaan
berikut :

Dimana :

Berdasarkan persamaan tersebut maka Konstanta a, Konstanta b, nilai korelasi (r) dan
hasil proyeksi pendudu k Kota Medan untuk 20 tahun kedepan dihitung per 5 (lima) tahun dapat
dilihat pada Tabel 4.3

BUKU RENCANA 4- 6
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Tabel 4.3
Proyeksi Penduduk Kota Medan Tahun 2020-2040
Tahun Tahun
No Kecamatan
2019 2020 2025 2030 2035 2040
1 Medan Tuntungan 89.627 90.710 96.127 101.543 106.960 112.377
2 Medan Johor 139.031 140.918 150.353 159.787 169.222 178.657
3 Medan Amplas 133.120 135.589 147.934 160.279 172.623 184.968
4 Medan Denai 150.086 151.196 156.746 162.295 167.845 173.395
5 Medan Area 101.162 101.764 104.773 107.783 110.793 113.803
6 Medan Kota 76.079 76.534 78.811 81.088 83.366 85.643
7 Medan Maimun 41.607 41.869 43.180 44.491 45.801 47.112
8 Medan Polonia 58.661 59.392 63.048 66.704 70.359 74.015
9 Medan Baru 41.449 41.700 42.958 44.216 45.474 46.732
10 Medan Selayang 112.907 114.715 123.751 132.787 141.823 150.859
11 Medan Sunggal 118.421 119.155 122.828 126.500 130.172 133.845
12 Medan Helvetia 156.275 157.787 165.347 172.907 180.467 188.027
13 Medan Petisah 64.783 65.177 67.143 69.109 71.076 73.042
14 Medan Barat 74.341 74.803 77.113 79.422 81.732 84.042
15 Medan Timur 113.856 114.535 117.930 121.325 124.720 128.115
16 Medan Perjuangan 98.094 98.710 101.790 104.871 107.951 111.031
17 Medan Tembung 140.299 141.168 145.517 149.865 154.214 158.562
18 Medan Deli 194.136 197.518 214.427 231.337 248.246 265.156
19 Medan Labuhan 122.885 124.347 131.656 138.965 146.273 153.582
20 Medan Marelan 181.129 186.139 211.190 236.240 261.291 286.342
21 Medan Belawan 100.371 101.000 104.144 107.288 110.432 113.577
Jumlah 2.308.320 2.334.728 2.466.766 2.598.804 2.730.841 2.862.879
Sumber : Hasil Analisa, 2019

Untuk mengetahui proyeksi jumlah kepala keluarga di Kota Medan digunakan asumsi
untuk setiap 1 KK terdiri dari 4 (empat) jiwa, sehingga diketahui proyeksi jumlah Kepala Keluarga
di Tahun 2020 yaitu 466.946 jiwa. Untuk lebih jelasnya proyeksi jumlah Keluarga dapat dilihat
pada Tabel 4.4.

BUKU RENCANA 4- 7
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Tabel 4.4
Proyeksi Kepala Keluarga Kota Medan Tahun 2020-2040
Proyeksi jumlah Rumah Tangga Kota Medan
No Kecamatan 2019
2020 2025 2030 2035 2040
1 Medan Tuntungan 22.407 22.678 24.032 25.386 26.740 28.094
2 Medan Johor 34.758 35.230 37.588 39.947 42.306 44.664
3 Medan Amplas 33.280 33.897 36.983 40.070 43.156 46.242
4 Medan Denai 37.522 37.799 39.186 40.574 41.961 43.349
5 Medan Area 25.290 25.441 26.193 26.946 27.698 28.451
6 Medan Kota 19.020 19.134 19.703 20.272 20.841 21.411
7 Medan Maimun 10.402 10.467 10.795 11.123 11.450 11.778
8 Medan Polonia 14.665 14.848 15.762 16.676 17.590 18.504
9 Medan Baru 10.362 10.425 10.740 11.054 11.369 11.683
10 Medan Selayang 28.227 28.679 30.938 33.197 35.456 37.715
11 Medan Sunggal 29.605 29.789 30.707 31.625 32.543 33.461
12 Medan Helvetia 39.069 39.447 41.337 43.227 45.117 47.007
13 Medan Petisah 16.196 16.294 16.786 17.277 17.769 18.261
14 Medan Barat 18.585 18.701 19.278 19.856 20.433 21.010
15 Medan Timur 28.464 28.634 29.483 30.331 31.180 32.029
16 Medan Perjuangan 24.524 24.678 25.448 26.218 26.988 27.758
17 Medan Tembung 35.075 35.292 36.379 37.466 38.553 39.641
18 Medan Deli 48.534 49.380 53.607 57.834 62.062 66.289
19 Medan Labuhan 30.721 31.087 32.914 34.741 36.568 38.395
20 Medan Marelan 45.282 46.535 52.797 59.060 65.323 71.585
21 Medan Belawan 25.093 25.250 26.036 26.822 27.608 28.394
Jumlah 577.080 583.682 616.691 649.701 682.710 715.720
Sumber : Analisa, 2019

4.5.3 Analisis Kepadatan dan Persebaran Penduduk


Kepadatan penduduk diklasifikasikan pada kepadatan sangat padat, tinggi, sedang dan
rendah. Kriteria kepadatan penduduk dibedakan menjadi :
 Kepadatan Sangat Padat : jika angka kepadatan penduduk > 400 jiwa/ha
 Kepadatan Tinggi : Jika angka kepadatan penduduk 200-400 jiwa/ha
 Kepadatan Sedang : Jika angka kepadatan penduduk 150-200 jiwa/ha
 Kepadatan Rendah : Jika angka kepadatan penduduk < 150 jiwa/ha

BUKU RENCANA 4- 8
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Selain proyeksi penduduk, proyeksi kepadatan penduduk juga perlu dilakukan untuk
mengetahui besarnya penggunaan lahan oleh penduduk di masa mendatang di Kota Medan.
Proyeksi kepadatan penduduk di Kota Medan dihitung berdasarkan hasil proyeksi jumlah
penduduk untuk 20 tahun mendatang yang akan dihitung per 5 tahun. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5
Proyeksi Kepadatan Penduduk di Kota Medan Tahun 2020-2040
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) Keterangan
No Kecamatan 2019
2020 2025 2030 2035 2040
1 Medan Tuntungan 43 44 46 49 52 54 Rendah
2 Medan Johor 95 97 103 110 116 123 Rendah
3 Medan Amplas 119 121 132 143 154 165 Sedang
4 Medan Denai 166 167 173 179 185 192 Sedang
5 Medan Area 183 184 190 195 201 206 Tinggi
6 Medan Kota 144 145 150 154 158 163 Sedang
7 Medan Maimun 140 141 145 149 154 158 Sedang
8 Medan Polonia 65 66 70 74 78 82 Rendah
9 Medan Baru 71 71 74 76 78 80 Rendah
10 Medan Selayang 88 90 97 104 111 118 Rendah
11 Medan Sunggal 77 77 80 82 84 87 Rendah
12 Medan Helvetia 119 120 126 131 137 143 Rendah
13 Medan Petisah 95 96 98 101 104 107 Sedang
14 Medan Barat 139 140 145 149 153 158 Sedang
15 Medan Timur 147 148 152 156 161 165 Sedang
16 Medan Perjuangan 240 241 249 256 264 271 Tinggi
17 Medan Tembung 176 177 182 188 193 198 Sedang
18 Medan Deli 93 95 103 111 119 127 Rendah
19 Medan Labuhan 34 34 36 38 40 42 Rendah
20 Medan Marelan 76 78 89 99 110 120 Rendah
21 Medan Belawan 38 38 40 41 42 43 Rendah
Jumlah 87 88 93 98 103 108
Sumber : Analisa, 2019

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui kepadatan penduduk Kota Medan pada
tahun 2040 adalah 108 jiwa/ha, dimana Kecamatan Perjuangan merupakan kecamatan dengan
kepadatan tertinggi yaitu 271 jiwa/ha dengan status kepadatan tinggi.

4.5.4 Sosial Budaya


Dari segi sosial budaya masayarakat di Kota Medan dilihat dari interaksi-interaksi yang
terjadi dimana di dalam interaksi tersebut mengandung norma-norma, ada istiadat dan
gaya hidup yang dpat diamati. Kota Medan di huni oleh penduduk dengan latar belakang suku
dan agama yang beragam-ragam. Hal tersebut dapat dilihat dari fasilitas peribatan yang

BUKU RENCANA 4- 9
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

beragam-ragam pula sesuai dengan agama yang ada di Kota Medan. Walau demikian
penduduk di Kota Medan tetap hidup rukun dan saling tolong menolong.

4.6 ANALISIS KARAKTERISTIK PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


Pengkajian karakteristik perumahan dan kawasan permukiman berdasarkan kualitas
fisik, terdiri dari kondisi dinding bangunan dan jenis lantai rumah. Sedangkan bahasan dalam
analisis karakteristik perumahan dan kawasan permukiman mengkaji mengenai kondisi fisik
perumahan dan kawasan permukiman, kondisi arsitektur tradisional, dan mengenai pola
permukiman di Kota Medan.
Karakteristik bangunan rumah berdasarkan kualitas fisik dibagi menjadi kondisi rumah
menurut dinding bangunan dan kondisi rumah menurut kondisi penutup lantai. Hal ini bertujuan
apakah kondisi fisik rumah tersebut masih bisa dikatakan layak huni atau tidak.
4.6.1 Identifikasi Permasalahan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Medan
Perrmasalahan pengembangan dan pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman di Kota Medan yang mendesak ditangani adalah adalah sebagai berikut :
1. Masih terdapatnya kawasan permukiman kumuh yang cukup luas dan tersebar
di Kota Medan (lokasi perumahan dan permukiman kumuh di Kota Medan meliputi
39 kelurahan dan 17 kecamatan dengan luas total mencapai 200,292 Ha).
2. Kawasan permukiman pesisir yang belum tertata dan kumuh (Luas perumahan
dan kawasan permukiman kumuh di Kecamatan Medan Belawan dan Medan
Labuhan mencapai 114,137 Ha atau 56,98% luas kawasan kumuh Kota Medan)
3. Masih terdapatnya penduduk miskin di Kota medan yang mencapai 204.220
jiwa atau mencapai 9,08% dari penduduk Kota Medan.
4. Masih tingginya Rumah Tidak Sehat di Kota Medan (Data BPS Tahun 2018
mencapai 25%).
5. Lahan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman yang terbatas
dan nilai lahannya yang tinggi.
6. Belum tumbuhnya budaya dan kurangnya minat dalam masyarakat untuk tinggal
di rumah susun.

BUKU RENCANA 4- 10
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

7. Sarana dan prasarana permukiman yang kurang dengan adanya daerah


genangan dan banjir yang tersebar di Kota Medan, serta masih rentannya bahaya
kebakaran di Perumahan dan permukiman padat Kota Medan
8. Belum terbentuknya mitigasi bencana pada kawasan permukiman
Berdasarkan hasil analisis teridentifikasi perrmasalahan pengembangan dan
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di Kota Medan yang perlu diantisipasi
adalah sebagai berikut :
1. Antisipasi pengembangan perumahan dan kawasan permukiman yang secara
alami menempati wilayah/kawasan
2. Perlu diupayakan pengembangan hunian vertical dengan menerapkan
teknologi sebagai antisipasi bencana, mengingat ketersediaan lahan yg
sangat terbatas untuk hunian tapak.
3. Antisipasi meluasnya kawasan kumuh di kawasan permukiman perkotaan karena
terkonsentrasinya kegiatan dan aktivitas penduduk
Gambar 4.1
Permasalahan Pemukiman di Kota Medan

4.6.2 Karakteristik Rumah Dilihat dari Kondisi Bangunan


Menurut kondisi dinding suatu rumah diklasifikasikan menjadi rumah berdinding tembok,
kayu, bambu, dan lainnya. Dalam wilayah perencanaan (Kota Medan) terlihat orang semakin
memilih dinding tembok batu bata atau batako. Alasannya menggunakan dinding permanen ini
yaitu karena tidak membutuhkan perawatan dalam kurun waktu lama. Sedangkan masyarakat

BUKU RENCANA 4- 11
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

yang memilih dinding kayu dan bambu cenderung mengalami penurunan dan umumnya berada
pada pinggiran sungai/pantai/rel kereta api.
Secara keseluruhan Kota Medan, dapat dikatakan bahwa kondisi atau karakteristik
rumah di Kota Medan umumnya berkeinginan untuk menjadi dinding permanen. Namun
dikarenakan kemampuan ekonomi dan teknis seringkali menjadikan dinding ini kurang ventilasi,
kurang cahaya, dan tidak memenuhi kriteria bangunan yang lebih aman dan sehat. Rumah
menurut kondisi lantai bangunan dapat dibagi menjadi bangunan berlantai
keramik/granit/marmer, tegel/teraso, semen, kayu, bambu/kayu kualitas rendah, dan tanah. Dari
keseluruhan rumah di Kota Medan, sebagian besar telah memiliki lantai dengan perkerasan
marmer/keramik/granit dan semen. Sedangkan bangunan rumah dengan lantai kayu dan tanah
banyak di jumpai di pinggiran kota dan rumah-rumah di pinggiran sungai/pantai/rel kereta
api. Dari pengamatan di lapangan, kondisi rumah dengan lantai tanah selain berkesan kumuh
juga tidak sehat bagi kesehatan penghuninya. Jadi kondisi atau karakteristik rumah di Kota
Medan pada umumnya sudah memenuhi persyaratan rumah sehat berdasarkan kategori
penutup lantai

4.6.3 Karakteristik Berdasarkan Pola Permukiman


Di masa lalu sebuah permukiman secara hirarki, pola maupun bentuk rumah dipengaruhi
faktor religi, budaya, sosial, ekonomi, kemampuan teknologi, pemilihan material, iklim dan lokasi.
Namun sejalan perkembangan zaman, aspek ekonomi dan kepraktisan memperoleh bahan
bangunan lebih diprioritaskan dibandingkan dengan aspek lainnya.
Umumnya pola perumahan dan kawasan permukiman di Kota Medan yaitu pola linier
(ribbon pattern). Rumah berderet mengikuti jalan sampai dengan lapis tiga atau lebih. Pola
pemukiman ini pada umumnya timbul dan berkembang menurut jalur pergerakan utama.
Persoalan sering kali muncul ketika jalan lingkungan bertemu dengan jalan arteri yang dilalui
kenderaan dengan kecepatan tinggi.

4.6.4 Ketersediaan Rumah/Backlog


Jumlah rumah hunian yang tersedia tahun 2019 di Kota Medan adalah 502.574 unit
yang tersebar di 21 kecamatan. Sedangkan jumlah KK pada tahun yang sama sebesar
577.080.KK. Secara ideal 1 KK memiliki atau menghuni 1 unit rumah. Maka dapat dihitung
kelebihan dan kekurangan rumah yang ada di Kota Medan.

BUKU RENCANA 4- 12
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Dari perhitungan dari data Tahun 2019 terdapat kelebihan rumah sebanyak 14.628 unit
di Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan Maimun dan Kecamatan Medan Labuhan.
Kekurangan rumah sebanyak 89.134 unit di Kecamatan Medan Johor, Medan Amplas,
Kecamatan Medan Denai, Kecamatan Medan Area, Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan
Polonia, Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan Medan Sunggal,
Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Petisah, Kecamatan Medan Barat, Kecamatan
Medan Timur, Kecamatan Medan Perjuangan, Kecamatan Medan Tembung, Kecamatan Medan
Deli, Kecamatan Medan Marelan, dan Kecamatan Medan Belawan
Berdasarkan kepemilikan rumah untuk setiap kepala keluarga Backlog dapat
dihitung dari jumlah rumah yang tersedia pada tahun awal perencanaan dan dibandingkan
dengan jumlah KK di tahun awal perencanaan
Dari hasil perhitungan backlog tersebut dapat mengetahui mana kelurahan yang masih
kekurangan rumah sehingga membutuhkan pengembangan rumah yang baru dan kelurahan
mana yang memiliki jumlah rumah yang lebih. Perhitungan backlog berdasarkan kepemilikan
rumah setiap kepala keluarga dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut
Tabel 4.6
Kekurangan dan Kelebihan Rumah Kota Medan Tahun 2019
Jumlah Kepala Jumlah Rumah
No Kecamatan Kelebihan Kekurangan
Keluarga (unit)
1 Medan Tuntungan 22.407 26.853 4.446 -
2 Medan Johor 34.758 34.672 - 86
3 Medan Amplas 33.280 26.340 - 6.940
4 Medan Denai 37.522 30.910 - 6.612
5 Medan Area 25.290 20.975 - 4.315
6 Medan Kota 19.020 18.100 - 920
7 Medan Maimun 10.402 11.227 825 -
8 Medan Polonia 14.665 10.786 - 3.879
9 Medan Baru 10.362 8.092 - 2.270
10 Medan Selayang 28.227 26.463 - 1.764
11 Medan Sunggal 29.605 23.695 - 5.910
12 Medan Helvetia 39.069 32.329 - 6.740
13 Medan Petisah 16.196 13.551 - 2.645
14 Medan Barat 18.585 15.401 - 3.184
15 Medan Timur 28.464 22.998 - 5.466
16 Medan Perjuangan 24.524 22.478 - 2.046
17 Medan Tembung 35.075 23.975 - 11.100
18 Medan Deli 48.534 38.450 - 10.084
19 Medan Labuhan 30.721 40.078 9.357 -
20 Medan Marelan 45.282 30.967 - 14.315
21 Medan Belawan 25.093 24.234 - 859
Jumlah 577.080 502.574 14.628 89.134
Sumber: Analisa, 2019

BUKU RENCANA 4- 13
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

4.6.5 Lokasi Permukiman Kumuh


Pada Tahun 2018, sesuai dengan Keputusan Walikota Medan Nomor 640/580.K/XI/2018
tentang Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota Medan,
kawasan permukiman kumuh seluas 200,292 Ha yang berada di 18 Kecamatan yang terdiri dari
43 kelurahan dengan tingkat kekumuhan ringan. Dimana dapat terlihat Kecamatan Medan
Belawan merupakan kecamatan yang memiliki lokasi kumuh terbanyak yaitu di 6 kelurahan
dengan luasan 81,21 Ha dibanding dengan kecamatan lainnya. Terdapat lima kecamatan yang
hanya memiliki satu kelurahan sebagai lokasi kumuh dengan tingkat kekumuhan ringan, yaitu
Kecamatan Medan Sunggal, Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan Medan Petisah,
Kecamatan Medan Baru dan Kecamatan Medan Polonia.
Penanganan kawasan kumuh pada dasarnya disesuaikan dengan tingkat
kekumuhannya agar lebih tepat sasaran dalam penanganan kumuhnya. Berdasarkan UU
Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, pola penanganan yang
dapat dilakukan pada pemukiman kumuh antara lain:
a) Pencegahan
Pola penanganan pencegahan dilakukan untuk menghindari tumbuh
dan berkembangnya perumahan dan permukiman kumuh baru, terdiri atas:
1) Pengawasan dan pengendalian : kesesuaian terhadap perizinan, standar
teknis, dan pemeriksaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
2) Pemberdayaan masyarakat : pelaksanaan melalui pendampingan dan
pelayanan formal
b) Peningkatan Kualitas
Pola peningkatan kualitas kawasan kumuh terdiri atas:
1) Pemugaran yaitu kegiatan memperbaiki, memulihkan kembali rumah serta
prasarana, sarana dan utilitas umum ke bentuk aslinya, dilakukan untuk
klasifikasi kumuh ringan dengan status tanah legal
2) Peremajaan yaitu kegiatan perombakan dan penataan mendasar secara
menyeluruh meliputi rumah dan prasarana, sarana, utilitas umum perumahan
dan permukiman, dilakukan untuk klasifikasi kumuh berat dan sedang dengan
status tanah legal

BUKU RENCANA 4- 14
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

3) Pemukiman kembali yaitu kegiatan memindahkan masyarakat terdampak dari


lokasi perumahan dan permukiman kumuh yang tidak mungkin dibangun
kembali karena tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan/atau rawan
bencana, dilakukan untuk klasifikasi kumuh berat, sedang dan ringan dengan
status tanah ilegal
c) Pengelolaan
Pengelolaan pada kawasan kumuh yang telah di tangani agar tidak kembali
kumuh dilakukan dalam bentuk:
1) Pemeliharaan yaitu untuk rumah dilakukan oleh setiap orang. Untuk
prasarana, sarana dan utilitas umum dilakukan oleh pemerintah dan/atau
setiap orang
2) Perbaikan yaitu untuk rumah dilakukan oleh setiap orang. Untuk prasarana,
sarana dan utilitas umum dilakukan oleh pemerintah daerah dan/atau setiap
orang.
Kawasan kumuh di Kota Medan pada umumnya merupakan kumuh rendah
dimana kekumuhan terjadi diakibatkan oleh menurunya kualitas bangunan hunian (tidak
layak huni), menurunnya kualitas lingkungan (pelayanan dan akses terhadap sarana
prasarana lingkungan rendah seperti sistem pengelolaan sampah, pembuangan limbah,
drainase). Sesuai dengan tingkat kekumuhannya, maka dapat ditetapkan penanganan
kawasan kumuh di Kota Medan seperti terlihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Sebaran Lokasi Kumuh di Kota Medan
No Kecamatan Kelurahan Tingkat Luas Wilayah Penanganan
Kumuh Kumuh (Ha)
1 Medan Belawan Belawan Sicanang Ringan 50,45 Pemugaran
Belawan I Ringan 4,07 Pemugaran
Belawan II Ringan 5 Pemugaran
Belawan Bahagia Ringan 5,36 Pemugaran
Bagan Deli Ringan 7,43 Pemugaran
Belawan Bahari Ringan 8,9 Pemugaran
2 Medan Labuhan Pekan Labuhan Ringan 6,46 Pemugaran
Nelayan Indah Ringan 16,467 Pemugaran
Sei Mati Ringan 5 Pemugaran
Tangkahan Ringan 5 Pemugaran
3 Medan Deli Kota Bangun Ringan 3,5 Pemugaran
Mabar Ringan 1,2 Pemugaran
4 Medan Timur Pulo Brayan Darat I Ringan 0,48 Pemugaran
Pulo Brayan Darat II Ringan 0,6 Pemugaran

BUKU RENCANA 4- 15
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

No Kecamatan Kelurahan Tingkat Luas Wilayah Penanganan


Kumuh Kumuh (Ha)
Gaharu Ringan 1,7 Pemugaran
5 Medan Marelan Labuhan Deli Ringan 20 Pemugaran
Terjun Ringan 2,45 Pemugaran
6 Medan Perjuangan Sei Kera Hulu Ringan 1,06 Pemugaran
Sei Kera Hilir II Ringan 0,4 Pemugaran
Tegal Rejo Ringan 2,6 Pemugaran
7 Medan Tembung Bandar Selamat - 0 Pemugaran
Bantan - 0 Pemugaran
8 Medan Helvetia Dwikora Ringan 1,2 Pemugaran
Tanjung Gusta Ringan 0,71 Pemugaran
Helvetia - 0 Pemugaran
9 Medan Sunggal Sunggal Ringan 2,77 Pemugaran
10 Medan Denai Tegal Sari Mandala III Ringan 5,83 Pemugaran
Tegal Sari Mandala II Ringan 11,1 Pemugaran
11 Medan Area Tegal Sari I Ringan 1,16 Pemugaran
Tegal Sari III Ringan 2,08 Pemugaran
12 Medan Maimun Hamdan Ringan 5,77 Pemugaran
Aur Ringan 2,843 Pemugaran
13 Medan Johor Titi Kuning Ringan 6,91 Pemugaran
Kedai Durian Ringan 0,75 Pemugaran
Suka Maju Ringan 2,93 Pemugaran
Gedung Johor Ringan 1,84 Pemugaran
14 Medan Selayang Tanjung Sari Ringan 0,61 Pemugaran
15 Medan Petisah Petisah Tengah Ringan 1,45 Pemugaran
16 Medan Baru Petisah Hulu Ringan 1,14 Pemugaran
17 Medan Amplas Harjo sari I Ringan 1,032 Pemugaran
Amplas Ringan 0,17 Pemugaran
18 Medan Polonia Polonia Ringan 1,87 Pemugaran
Sumber : Analisa, 2019

4.6.6 Lokasi Prioritas Penanganan


Menurut data RP2KPKP Kota Medan Tahun 2016 menyatakan bahwa lokasi prioritas
penaganan kawasan kumuh yaitu seluas 201,17 Ha yang terdiri dari kelurahan yang
dapat terlihat pada Tabel 4.8. Dari Tabel 4.8, terlihat terjadi penurunan luas kawasan kumuh di
lokasi prioritas penangan Kumuh Tahun 2016. Kelurahan Tegal Sari Mandala III yang tidak
mengalami penurunan.

BUKU RENCANA 4- 16
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Tabel 4.8
Lokasi Prioritas Penanganan Kumuh di Kota Medan
No Nama Kelurahan Luasan Ha)
RP2KPKP 2016 SK Kumuh 2018
1 Belawan Sicanang 67,22 50,45
2 Polonia 9,91 1,87
3 Petisah Tengah 4,04 1,45
4 Tegal Sari Mandala III 5,83 5,83
5 Sukamaju 10,00 2,93
6 Titi Kuning 35,52 6,91
7 Sei Kera Hilir II 4,80 0,4
8 Tegal Rejo 8,39 2,6
9 Sunggal 18,86 2,77
10 Tanjung Gusta 36,60 0,71
Sumber : Buku RP2KPKP, 2016 dan SK Kumuh 2018 (Keputusan Walikota Medan Nomor 640/580.K/XI/2018)

4.7 ANALISIS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN DAN OPTIMASI
PEMANFAATAN RUANG
Pembangunan wilayah dilaksanakan untuk mengendalikan fungsi ruang berdasarkan
karateristik lingkungan dan daya dukungnya. Pemanfaatan ruang untuk bermukim di wilayah
perkotaan terbatas dikarenakan oleh pertumbuhan penduduk dan pembangunan fasilitas
perkotaan. Ketersediaan lahan potensial untuk kawasan permukiman perkotaan dibatasi oleh
ruang fungsional, seperti: kawasan lindung, kawasan rawan bencana dan kemiringan lereng.
Metode analisis untuk mengetahui luas lahan potensial yang tersedia dengan teknik tumpeng
susun data luas kawasan fungsional.
4.7.1 Kawasan Negatif List
Analisis kawasan Negative list bertujuan untuk mendapatkan kawasan-kawasan yang
dilarang, dikembangkan terbatas, dan tidak diperkenankan dalam pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman. Analisis negative list merupakan hasil superimpose peta-
peta tematik yang bersumber dari data matriks genangan Kota Medan dari KOTAKU,
pendekatan kawasan yang bertopografi rendah, Revisi RTRW Kota Medan serta RDTR dan
peraturan zonasi Kota Medan terdiri dari kawasan rawan bencana, topografi, kawasan terbangun
non perumahan dan permukiman. kawasan lindung. Berdasarkan Tabel 4.9 Kawasan Negative
List di Kota Medan sebesar 2.777,42 Ha.

BUKU RENCANA 4- 17
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Tabel 4.9
Kawasan Negative List di Kota Medan
Luas Kawasan Negative List (Ha)
No Kecamatan Rawan Sempadan Sempadan Sempadan Rel Jumlah
Genangan
Kebakaran Sungai Sutet Kereta Api
1 Medan Tuntungan 7,16 - 7,83 - 6,38 21,37
2 Medan Johor 9,80 - 14,57 2,93 20,54 47,84
3 Medan Amplas 22,44 259,56 22,81 7,06 0,56 312,43
4 Medan Denai 22,82 240,16 4,98 0,76 1,58 270,3
5 Medan Area 13,88 291,17 - - 4,76 309,81
6 Medan Kota 2,24 7,06 4,78 - 8,01 22,09
7 Medan Maimun 14,15 21,37 12,07 - 14,75 62,34
8 Medan Polonia 3,95 - 2,59 - 8,74 15,28
9 Medan Baru 4,43 - 10,43 - - 14,86
10 Medan Selayang 5,85 - 2,88 - 8,74 17,47
11 Medan Sunggal 21,82 - 12,63 - 0,37 34,82
12 Medan Helvetia 28,67 94,67 9,75 2,49 17,47 153,05
13 Medan Petisah 12,14 143,56 14,81 - 4,87 175,38
14 Medan Barat 12,21 - 17,04 2,04 16,04 47,33
15 Medan Timur 42,41 - - - 17,81 60,22
16 Medan Perjuangan 51,87 - - - 0,11 51,98
17 Medan Tembung 18,33 299,40 0,07 - 7,18 324,98
18 Medan Deli 39,22 91,05 4,76 0,41 19,03 154,47
19 Medan Labuhan 17,38 29,66 22,45 5,96 22,02 97,47
20 Medan Marelan 121,01 135,22 5,07 9,11 - 270,41
21 Medan Belawan 62,42 185,91 38,49 7,42 19,28 313,52
Jumlah 534,20 1798,79 208,01 38,18 198,24 2777,42
Sumber data :
 Genangan : KOTAKU (Matrix Genangan Kota Medan)
Pendekatan Kawasan yang bertopografi rendah
 Kebakaran : RTRW Kota Medan Tahun 2014
 Sempadan Sungai, SUTET, Rel Kereta Api : RDTR Kota Medan

Berdasarkan hasil analisis negative list teridentifikasi adanya rumah/hunian yang berada
pada kawasan yang dilarang namun secara eksisting telah ada hunian. Untuk itu diperlukan
beberapa penanganan terhadap hunian yang berada di kawasan negative list tersebut,
antara lain seperti terlihat pada Tabel 4.10

BUKU RENCANA 4- 18
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Tabel 4.10
Penanganan Perumahan dan Kawasan Permukiman Pada Kawasan Terlarang (Negative List)
No Perumahan dan Kawasan Permukiman Penanganan
pada Kawasan Terlarang (Negative List)
1 Perumahan dan kawasan permukiman  Pada kawasan yang secara eksisting
eksisting yang berada pada kawasan berada pada kawasan ini, teknologinya
rawan banjir disesuaikan dengan daya dukung
kawasannya
 Dilarang membangun dan mengembangkan
perumahan/kawasan permukiman yang baru
 Diupayakan untuk direlokasi
2 Perumahan dan kawasan permukiman  Pada kawasan yang secara eksisting
yang berada pada kawasan lindung, seperti berada pada kawasan ini, teknologinya
sempadan sungai/pantai/kereta api/tol, dll disesuaikan dengan daya dukung
kawasannya
 Dilarang membangun dan mengembangkan
perumahan/kawasan permukiman yang baru
 Diupayakan untuk direlokasi dan bagi yang
tidak dapat direlokasi diperlakukan aturan
khusus/izin khusus agar fungsi kawasan
Sumber: Analisa, 2019 lindung tetap terjaga.

4.7.2 Kawasan Rawan Bencana


Kawasan permukiman yang memiliki luas tertinggi di dalam kawasan dengan resiko
bencana di Kota Medan terdapat di Kecamatan Medan Perjuangan dengan luas 1.509,27 Ha
dan Kecamatan Medan Area dengan luas 404,86 Ha. Jenis bencana tersebut berupa bencana
banjir dan bencana kebakaran
Tabel 4.11
Luas Kawasan Rawan Bencana di Kota Medan
Luas Kawasan Rawan
No Kecamatan Bencana (Ha) Luas (Ha)
Genangan Kebakaran
1 Medan Tuntungan 7,16 - 7,16
2 Medan Johor 9,80 - 9,8
3 Medan Amplas 22,44 259,56 282
4 Medan Denai 22,82 240,16 262,98
5 Medan Area 13,88 291,17 305,05
6 Medan Kota 2,24 7,06 9,3
7 Medan Maimun 14,15 21,37 35,52
8 Medan Polonia 3,95 - 3,95
9 Medan Baru 4,43 - 4,43

BUKU RENCANA 4- 19
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Luas Kawasan Rawan


No Kecamatan Bencana (Ha) Luas (Ha)
Genangan Kebakaran
10 Medan Selayang 5,85 - 5,85
11 Medan Sunggal 21,82 - 21,82
12 Medan Helvetia 28,67 94,67 123,34
13 Medan Petisah 12,14 143,56 155,7
14 Medan Barat 12,21 - 12,21
15 Medan Timur 42,41 - 42,41
16 Medan Perjuangan 51,87 - 51,87
17 Medan Tembung 18,33 299,40 317,73
18 Medan Deli 39,22 91,05 130,27
19 Medan Labuhan 17,38 29,66 47,04
20 Medan Marelan 121,01 135,22 256,23
21 Medan Belawan 62,42 185,91 248,33
TOTAL LUAS 534,20 1798,79 2332,99
Sumber data :
 Genangan : KOTAKU (Matrix Genangan Kota Medan)
Pendekatan Kawasan yang bertopografi rendah
 Kebakaran : RTRW Kota Medan Tahun 2014

4.7.3 Analisa Daya Dukung Lahan Permukiman


Analisis daya dukung wilayah untuk permukiman, dapat diartikan sebagai kemampuan
suatu wilayah dalam menyediakan lahan permukiman guna menampung jumlah penduduk
tertentu untuk bertempat tinggal secara layak. Ketersediaan ruang di dalam kota tetap dan
terbatas, maka secara alamiah terjadi pemilihan alternatif dalam memenuhi kebutuhan ruang
untuk tempat tinggal dan kedudukan fungsi-fungsi selalu akan mengambil ruang di daerah
pinggiran kota. Teknik analisis daya dukung kebutuhan ruang permukiman dengan
menggunakan formulasi atau rumus sebagai berikut :

DDPm =
Keterangan :
DDPm : Daya dukung permukiman
JP : Jumlah penduduk
α : Koefisien luas kebutuhan ruang/kapita (m²), sedangkan menurut peraturan Menteri
Perumahan Rakyat No 11/PERMEN/M/2008, kebutuhan bervariasi menurut kawasan.

BUKU RENCANA 4- 20
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

LPm : Luas lahan yang layak untuk permukiman (m²), dapat menggunakan beberapa batasan
diantaranya Areal yang layak untuk lahan permukiman adalah di luar kawasan lindung dan
kawasan rawan bencana, sehingga:
LPm = LW- LNL
LW : Luas wilayah
LNL : Luas Negatif List

Menggunakan batasan kelas kemampuan lahan, dimana dapat diasumsikan kelas


kemampuan lahan I-IV dapat dan layak digunakan untuk permukiman. Berdasarkan formulasi
tersebut dapat diartikan tentang kelayakan daya dukung untuk permukiman yaitu:
a. DDP > 1, mampu menampung penduduk untuk bermukim.
b. DDP = 1, terjadi keseimbangan antara penduduk yang bermukim
atau membangun rumah dengan luas yang ada.
c. DDP < 1, tidak mampu menampung penduduk untuk bermukim
atau membangun rumah dalam wilayah tersebut karena keterbatasan
kesediaan tanah.
Tabel 4.12
Analisa Daya Dukung Lahan di Kota Medan
Jumlah
Luas Luas Negatif
No Kecamatan Penduduk LPM DDPM
Wilayah (Ha) List (Ha)
Tahun 2040
a b c d e g = c-e h
1 Medan Tuntungan 2.068 112.377 21,37 2.047 1,8
2 Medan Johor 1.458 178.657 47,84 1.410 0,8
3 Medan Amplas 1.119 184.968 312,43 807 0,4
4 Medan Denai 905 173.395 270,3 635 0,4
5 Medan Area 552 113.803 309,81 242 0,2
6 Medan Kota 527 85.643 22,09 505 0,6
7 Medan Maimun 298 47.112 62,34 236 0,5
8 Medan Polonia 901 74.015 15,28 886 1,2
9 Medan Baru 584 46.732 14,86 569 1,2
10 Medan Selayang 1.281 150.859 17,47 1.264 0,8
11 Medan Sunggal 1.544 133.845 34,82 1.509 1,1
12 Medan Helvetia 1.316 188.027 153,05 1.163 0,6
13 Medan Petisah 682 73.042 175,38 507 0,7
14 Medan Barat 533 84.042 47,33 486 0,6
15 Medan Timur 776 128.115 60,22 716 0,6
16 Medan Perjuangan 409 111.031 51,98 357 0,3
17 Medan Tembung 799 158.562 324,98 474 0,3
18 Medan Deli 2.084 265.156 154,47 1.930 0,7
19 Medan Labuhan 3.667 153.582 97,47 3.570 2,3

BUKU RENCANA 4- 21
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Jumlah
Luas Luas Negatif
No Kecamatan Penduduk LPM DDPM
Wilayah (Ha) List (Ha)
Tahun 2040
a b c d e g = c-e h
20 Medan Marelan 2.382 286.342 270,41 2.112 0,7
21 Medan Belawan 2.625 113.577 313,52 2.311 2,0
Jumlah 26.510 2.862.879 2777,42 23.733
Sumber: Analisa, 2019
Keterangan : DPPm = Daya Dukung Pemukiman
LPm = Luas Wilayah Pemukiman

4.7.4 Analisa Daya Tampung Lingkungan


Berdasarkan analisis daya dukung lahan di Kota Medan maka dapat di simpulkan bahwa
daya tampung untuk kawasan permukiman terkendala lahan yang sangat minim, hal ini
mengingat luas peruntukan lahan permukiman yang tersedia berdasarkan Pola Ruang RDTR
Kota Medan Hanya seluas 23.941,82 Ha dan luas Kawasan permukiman terbangun mencapai
± 17.761,72 Ha. Hal ini menjadi pertimbangan yang sangat serius mengingat kebutuhan
lahan untuk permukiman di Kota Medan semakin bertambah.
Tabel 4.13
Analisa Daya Tampung di Kota Medan
No Kecamatan LPM DDPM Keterangan Solusi
1 Medan Tuntungan 2.047 1,8 mampu menampung Hunian tapak dan vertikal
untuk bermukim
2 Medan Johor 1.410 0,8 Ketersediaan lahan untuk  rusun yang terintergrasi dengan PSU
bermukim terbatas  untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di hinterland (Kabupaten
Deli Serdang) dikarenakan Kec Medan
Johor berbatasan langsung dengan
Kabupaten Deli Serdang (Kec
Namorambe)
 untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di Kecamatan Medan
Tuntungan yang masih menampung
hunian dan berbatasan dengan
Kecamatan Medan Johor
3 Medan Amplas 807 0,4 Ketersediaan lahan untuk  rusun yang terintergrasi dengan PSU
bermukim terbatas  untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di hinterland (Kabupaten
Deli Serdang) dikarenakan Kec Medan
Amplas berbatasan langsung dengan
Kabupaten Deli Serdang

BUKU RENCANA 4- 22
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

No Kecamatan LPM DDPM Keterangan Solusi


4 Medan Denai 635 0,4 Ketersediaan lahan untuk  rusun yang terintergrasi dengan PSU
bermukim terbatas  untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di hinterland (Kabupaten
Deli Serdang) dikarenakan Kec Medan
Denai berbatasan langsung dengan
Kabupaten Deli Serdang
5 Medan Area 242 0,2 Ketersediaan lahan  rusun yang terintergrasi dengan PSU
untuk bermukim terbatas  untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di hinterland (Kabupaten
Deli Serdang)
6 Medan Kota 505 0,6 Ketersediaan lahan  rusun yang terintergrasi dengan PSU
untuk bermukim terbatas  untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di hinterland (Kabupaten
Deli Serdang)
 untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di Kecamatan Medan
Polonia
7 Medan Maimun 236 0,5 Ketersediaan lahan untuk  rusun yang terintergrasi dengan PSU
bermukim terbatas  untuk rumah tapak dapat disediakan
menampung pada lahan di Kecamatan Medan
Polonia yang masih menampung
hunian dan berbatasan dengan
Kecamtan Medan Maimun
8 Medan Polonia 886 1,2 mampu menampung Hunian tapak dan vertikal
untuk bermukim
9 Medan Baru 569 1,2 mampu menampung  rusun yang terintergrasi dengan PSU
untuk bermukim  untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di Kecamatan Medan
Polonia yang masih menampung
hunian dan berbatasan dengan
Kecamtan Medan Baru
10 Medan Selayang 1.264 0,8 tidak mampu  rusun yang terintergrasi dengan PSU
menampung  untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di Kecamatan Medan
Tuntungan yang masih menampung
hunian dan berbatasan dengan
Kecamatan Medan Selayang
 untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di hinterland (Kabupaten
Deli Serdang) dikarenakan Kec Medan
Selayang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Deli Serdang
11 Medan Sunggal 1.509 1,1 mampu menampung Hunian tapak dan vertikal
untuk bermukim

BUKU RENCANA 4- 23
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

No Kecamatan LPM DDPM Keterangan Solusi


12 Medan Helvetia 1.163 0,6 Ketersediaan lahan untuk  rusun yang terintergrasi dengan PSU
bermukim terbatas  untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di Kecamatan Medan
Sunggal yang masih menampung
hunian dan berbatasan dengan
Kecamatan Medan Helvetia
 untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di hinterland (Kabupaten
Deli Serdang) dikarenakan Kec Medan
Helvetia berbatasan langsung dengan
Kabupaten Deli Serdang
13 Medan Petisah 507 0,7 Ketersediaan lahan untuk  rusun yang terintergrasi dengan PSU
bermukim terbatas  untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di Kecamatan Medan
Sunggal yang masih menampung
hunian dan berbatasan dengan
Kecamatan Medan Petisah
14 Medan Barat 486 0,6 Ketersediaan lahan untuk  rusun yang terintergrasi dengan PSU
bermukim terbatas  untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di Kecamatan Medan
Labuhan yang masih menampung
hunian
15 Medan Timur 716 0,6 Ketersediaan lahan untuk  rusun yang terintergrasi dengan PSU
bermukim terbatas  untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di hinterland (Kabupaten
Deli Serdang)
16 Medan Perjuangan 357 0,3 Ketersediaan lahan untuk  rusun yang terintergrasi dengan PSU
bermukim terbatas  untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di hinterland (Kabupaten
Deli Serdang)
17 Medan Tembung 474 0,3 Ketersediaan lahan untuk  rusun yang terintergrasi dengan PSU
bermukim terbatas  untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di hinterland (Kabupaten
Deli Serdang)
18 Medan Deli 1.930 0,7 Ketersediaan lahan untuk  rusun yang terintergrasi dengan PSU
bermukim terbatas  untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di Kecamatan Medan
Labuhan dan Kecamatan Medan
Belawan yang masih menampung
hunian dan berbatasan dengan
Kecamatan Medan Deli
 untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di hinterland (Kabupaten
Deli Serdang) dikarenakan Kec Medan
Helvetia berbatasan langsung dengan
Kabupaten Deli Serdang

BUKU RENCANA 4- 24
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

No Kecamatan LPM DDPM Keterangan Solusi


19 Medan Labuhan 3.570 2,3 mampu menampung Hunian tapak dan vertikal
untuk bermukim
20 Medan Marelan 2.112 0,7 Ketersediaan lahan untuk  rusun yang terintergrasi dengan PSU
bermukim terbatas  untuk rumah tapak dapat disediakan
menampung pada lahan di Kecamatan Medan
Labuhan dan Kecamatan Medan
Belawan yang masih menampung
hunian dan berbatasan dengan
Kecamatan Medan Marelan
 untuk rumah tapak dapat disediakan
pada lahan di hinterland (Kabupaten
Deli Serdang) dikarenakan Kec Medan
Helvetia berbatasan langsung dengan
Kabupaten Deli Serdang
21 Medan Belawan 2.311 2,0 mampu menampung Hunian tapak dan vertikal
untuk bermukim
Sumber: Analisa, 2019

4.7.5 Optimasi Pemanfaatan Ruang


Analisisi Optimasi Pemanfaatan Ruang ini bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan
ruang kawasan permukiman di Kota Medan. Analsis ini dibuat dengan pendekatan
menyesuaikan kebutuhan bermukim/permukiman yang terus berkembang. Optimalisasi
pemanfaatan lahan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui :
revitalisasi penggunaan lahan dan bangunan, intensifikasi pemanfaatan ruang vertikal pada
kawasan kepadatan tinggi, pengembangkan lahan-lahan perumahan yang efisien dan layak huni
melalui pembangunan rumah susun dan peremajaan kota.
Berdasarkan arahan Revisi RTRW Kota Medan dan RDTR Kota Medan strategi untuk
optimalisasi pemanfaatan lahan Permukiman di Kota Medan dengan cara memperhatikan daya
dukung dan daya tampung lingkungan meliputi:
a. Merevitalisasi penggunaan lahan dan bangunan;
b. Intensifikasi pemanfaatan ruang vertikal pada kawasan kepadatan tinggi;
c. Mengembangkan lahan-lahan perumahan yang efisien dan layak huni melalui
pembangunan rumah susun dan peremajaan kota;

BUKU RENCANA 4- 25
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

4.8 ANALISIS ARAH PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


DI PERKOTAAN YANG BERBATASAN TERHADAP RENCANA PENGEMBANGAN
WILAYAH KOTA SECARA KESELURUHAN
Arah pengembangan PKP di Kota Medan saat ini sangat ditentukan oleh kebutuhan
hunian masyarakat baik untuk kebutuhan pribadi maupun untuk kebutuhan investasi. Sebagai
Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Kota Medan merupakan kota penting dalam melaksanakan
perannya pada konteks regional yakni Pusat Pemerintahan Provinsi, Perdagangan-Jasa,
Keuangan, Budaya dan peran lokal sebagai pusat pemerintahan skala Kota.
Faktor kebutuhan hunian sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi lokal dan
regional, yang implikasinya pembangunan perumahan dan kawasan permukiman dilakukan
untuk mendukung gerak pertumbuhan ekonomi kota Medan dan sekitarnya. Laju pertumbuhan
ekonomi Provinsi Sumatera Utara akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan.
LPE Kota Medan yang awalnya di tahun 2012 mencapai 7,67% menjadi 3,18%. Artinya
penurunan ini diakibatkan adanya inflasi serta investasi ekonomi yang rendah.
Untuk memahami kondisi terkini, dapat dilihat dari analisis dengan menggunakan alat
sistem analisis geospasial, terlihat bahwa pengembangan Perumahan Kawasan Permukiman
berada di semua Kecamatan dengan intensitas yang dinamis. Pada Gambar 4.5, dapat
dijelaskan bahwa untuk Kecamatan Medan Barat, Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan
Kota, Kecamatan Medan Polonia dan Kecamatan Medan Selayang, ketersediaan lahan
pengembangan PKP sudah semakin terbatas. Sedangkan kecamatan lainnya masih tersedia
cukup luas antara 500-1000 Ha. Dengan kondisi tersebut, diharapkan pengembangan PKP di
Kecamatan yang terbatas lahannya mulai diarahkan kepada pengembangan hunian vertikal.
Pendekatan pengembangan hunian vertikal berbasis (Transit Oriented Development) TOD dapat
dilakukan pada Pusat Pelayanan Kota dengan menyusun Masterplan Pengembangan TOD.
Untuk pengembangan Perumahan Kawasan Permukiman Kota Medan dapat dilihat
pada Tabel 4.14.

BUKU RENCANA 4- 26
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Tabel 4.14
Arah Pengembangan Perumahan Kawasan Permukiman di Kota Medan
NO Kecamatan Arah Pengembangan Perumahan Kawasan
1 Medan Tuntungan Tapak , Vertikal dan PSU
Permukiman
2 Medan Johor Vertikal dan PSU
3 Medan Amplas Vertikal dan PSU
4 Medan Denai Vertikal dan PSU
5 Medan Area Vertikal dan PSU
6 Medan Kota Vertikal dan PSU
7 Medan Maimun Vertikal dan PSU
8 Medan Polonia Tapak , Vertikal dan PSU
9 Medan Baru Tapak , Vertikal dan PSU
10 Medan Selayang Vertikal dan PSU
11 Medan Sunggal Tapak , Vertikal dan PSU
12 Medan Helvetia Vertikal dan PSU
13 Medan Petisah Vertikal dan PSU
14 Medan Barat Vertikal dan PSU
15 Medan Timur Vertikal dan PSU
16 Medan Perjuangan Vertikal dan PSU
17 Medan Tembung Vertikal dan PSU
18 Medan Deli Vertikal dan PSU
19 Medan Labuhan Tapak , Vertikal dan PSU
20 Medan Marelan Vertikal dan PSU
21 Medan Belawan Tapak , Vertikal dan PSU
Sumber: Analisa, 2019

BUKU RENCANA 4- 27
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Gambar 4.2
Grafik Proporsi Ketersediaan dan Pemanfaatan Lahan Pemukiman Tahun 2019

BUKU RENCANA 4- 28
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

4.9 ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM TERMASUK


SARANA PEMAKAMAN UMUM
4.9.1 Prasarana
A. Jalan
Sebagai media pergerakan penduduk, dalam lingkungan perumahan dan
permukiman harus disediakan prasarana jalan. Dalam perencanaan pembangunan
prasarana jalan harus mengacu pada ketentuan teknis tentang pembangunan
prasarana jalan perumahan yang dalam hal ini mengikuti acuan Standar
Nasional Indonesia 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan. Klasifikasi jalan di lingkungan perumahan dapat dilihat
pada Tabel 4.15
Tabel 4.15
Klasifikasi Jalan Lingkungan Perumahan

Sumber : Standar Nasional Indonesia 03-1733-2004

B. Drainase
Drainase adalah pembuangan massa air secara alami atau buatan dari permukaan
atau bawah permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini dapat dilakukan dengan
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Drainase ramah lingkungan didefinisikan sebagai upaya mengelola air kelebihan
dengan cara meresapkan sebanyak-banyaknya air ke dalam tanah secara alamiah
atau mengalirkan air ke sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai
sebelumnya. Dalam drainase ramah lingkungan, justru air kelebihan pada musim
hujan harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak mengalir secepatnya ke
sungai. Namun diusahakan meresap ke dalam tanah, guna meningkatkan
kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau. Konsep ini sifatnya
mutlak di daerah beriklim tropis dengan perbedaan musim hujan dan kemarau yang
ekstrim seperti di Indonesia.

BUKU RENCANA 4- 29
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

C. Air Bersih
Kebutuhan air bersih di Kota Medan dibedakan dalam dua kategori yaitu,
kebutuhan air untuk keperluan domestik yaitu: untuk rumah tangga, dan non
domestik yaitu: untuk sekolah, rumah sakit, rumah ibadah, pertokoan , hotel,
perkantoran, industri dan asrama ABRI. Sebagai dasar proyeksi pemakaian air
bersih untuk masa datang digunakan asumsi pemakaian air bersih untuk domestik
dengan standar 60 liter/orang/hari (Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No.14/PRT/M/2010 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang). Berdasarkan hasil analisis
terhadap jumlah penduduk sampai tahun perencanaan, untuk kebutuhan air
minum Kota Medan sampai tahun perencanaan 2040 terus meningkat. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.16
Tabel 4.16
Kebutuhan Air Bersih Kota Medan Sampai Tahun 2040
Jumlah Kabutuhan air bersih
No Tahun
Penduduk (jiwa) (Liter/Hari)
1 2017 2.247.425 134.845.500
2 2018 2.281.913 136.914.760
3 2019 2.308.320 138.499.214
4 2020 2.334.728 140.083.669
5 2025 2.466.766 148.005.940
6 2030 2.598.804 155.928.211
7 2035 2.730.841 163.850.483
8 2040 2.862.879 171.772.754
Sumber : Analisa, 2019
RPIJM, 2018
Secara umum, setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang memenuhi
persyaratan untuk keperluan rumah tangga. Untuk itu, lingkungan perumahan harus
dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur
dalam peraturan/perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara
perencanaan umum jaringan air bersih lingkungan perumahan di perkotaan.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia 03-1733-2004 tentang Tata Cara
Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan Jenis-jenis elemen perencanaan
pada jaringan air bersih yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di
perkotaan beserta persyaratan, kriteria dan kebutuhannya adalah sebagai berikut:

BUKU RENCANA 4- 30
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

1. Penyediaan kebutuhan air bersih


 Lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup dari
perusahaan air minum atau sumber lain sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; dan
 Apabila telah tersedia sistem penyediaan air bersih kota atau sistem
penyediaan air bersih lingkungan, maka tiap rumah berhak mendapat
sambungan rumah atau sambungan halaman.
2. Penyediaan jaringan air bersih
 harus tersedia jaringan kota atau lingkungan sampai dengan sambungan
rumah;
 pipa yang ditanam dalam tanah menggunakan pipa PVC, GIP atau fiber
glass; dan
 pipa yang dipasang di atas tanah tanpa perlindungan menggunakan GIP.
3. Penyediaan kran umum
 satu kran umum disediakan untuk jumlah pemakai 250 jiwa;
 radius pelayanan maksimum 100 meter;
 kapasitas minimum untuk kran umum adalah 30 liter/orang/hari; dan
 ukuran dan konstruksi kran umum sesuai dengan SNI 03-2399-1991
tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum.
4. Penyediaan hidran kebakaran
 untuk daerah komersial jarak antara kran kebakaran 100 meter;
 untuk daerah perumahan jarak antara kran maksimum 200 meter
 jarak dengan tepi jalan minimum 3.00 meter;
 apabila tidak dimungkinkan membuat kran diharuskan membuat sumur-
sumur kebakaran; dan perencanaan hidran kebakaran mengacu pada SNI
03-1745-1989 tentang Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung.

BUKU RENCANA 4- 31
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

D. Air Limbah
Air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan kualitas karena pengaruh
manusia. Di kawasan Perkotaan di Kota Medan biasanya di alirkan di saluran air
kombinasi atau saluran sanitasi dan diolah difasilitas pengolahan air limbah atau
septic tank. Pengelolaan air limbah merupakan upaya penting untuk menjaga
kualiatas lingkungan perkotaan. Oleh karena penanganannya perlu dilakukan sedini
mungkin agar tidak menimbulkan pencemaran. Sedangkan, untuk air limbah yang
berasal dari mandi, cuci dan dapur (grey water), umumnya dibuang langsung ke
saluran drainase yang ada di depan rumah. Namun sebagian masyarakat juga
masih melakukan pembuangan air limbah langsung ke badan air seperti sungai dan
laut, terutama bagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan tersebut.
Volume air limbah grey water dari suatu daerah biasanya sekitar 80% dari volume
air bersih yang digunakan dan volume air limbah black water adalah sebesar 20%
dari volume air bersih yang digunakan. Pengelolaan air limbah domestik ini
sebagian besar menggunakan pengolahan setempat (on site), yaitu berupa tangki
septik di halaman rumahnya.
Seperti yang kita ketahui, kawasan permukiman di Kota Medan merupakan
kawasan permukiman yang padat dengan bangunan-bangunannya baik hunian
maupun industri. Dari bangunan-bangunan tersebut tentu masing-masing
menghasilkan limbah yang pastinya tidak sedikit setiap harinya.
Berdasarkan hasil analisa, proyeksi limbah domestik pada akhir tahun perencanaan
yaitu tahun 2040 dengan jumlah penduduk 2.862.879 jiwa dapat memproduksi
137.418.203 liter air limbah. Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.17
Tabel 4.17
Proyeksi Produksi Limbah Kota Medan Sampai Tahun 2040
Jumlah Penduduk Kabutuhan air bersih Limbah Domestik (80%
No Tahun (jiwa) (Liter/Hari) air domestik)
1 2017 2.247.425 134.845.500 107.876.400
2 2018 2.281.913 136.914.760 109.531.808
3 2019 2.308.320 138.499.214 110.799.371
4 2020 2.334.728 140.083.669 112.066.935
5 2025 2.466.766 148.005.940 118.404.752
6 2030 2.598.804 155.928.211 124.742.569
7 2035 2.730.841 163.850.483 131.080.386
8 2040 2.862.879 171.772.754 137.418.203
Sumber : Analisa, 2019 , RPIJM, 2018

BUKU RENCANA 4- 32
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

E. Persampahan
Untuk mengetahui volume sampah yang dihasilkan di Kota Medan akan
dihitung timbulan sampah dari tahun ke tahun. Dasar perhitungannya adalah
perkiraan timbulan sampah sebesar 3 lietr/orang/hari serta perhitungan kebutuhan
alat pengumpul sampah yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia 03-1733-
2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18
Timbulan Sampah Domestik dan Kebutuhan Alat Pengangkut Sampah
Kota Medan Tahun 2020-2040
Tahun Jumlah Domestik Kebutuhan Alat Pengumpul Sampah
Prnduduk (3L/Org/Hari) Alat Skala Kecamatan Alat Skala Kota
(Jiwa)
Tong Sampah Gerobak TPS Truk Sampah Bak Sampah Besar
(1 Unit/50l*) Sampah 3 (1 unit/18 3
(1unit/6m ) (1 unit/25 m *)
3 3
(1unit/2m ) m *)
2020 2.334.728 7.004.183 140.084 3.502 1.167 389 280
2025 2.466.766 7.400.297 148.006 3.700 1.233 411 296
2030 2.598.804 7.796.411 155.928 3.898 1.299 433 312
2035 2.730.841 8.192.524 163.850 4.096 1.365 455 328
2040 2.862.879 8.588.638 171.773 4.294 1.431 477 344
Sumber : Analisa, 2019 , RPIJM, 2018

F. Listrik
Proyeksi kebutuhan tambahan pelayanan daya listrik Listrik di Kawasan Permukiman
Kota Medan sampai tahun 2040 mengacu pada Standar Nasional Indonesia 03-1733-
2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.
Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi adalah:
1. Penyediaan kebutuhan daya listrik
 setiap lingkungan perumahan harus mendapatkan daya listrik dari PLN atau
dari sumber lain; dan
 setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minimum 450 VA
per jiwa dan untuk sarana lingkungan sebesar 40% dari total
kebutuhan rumah tangga

BUKU RENCANA 4- 33
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

2. Penyediaan jaringan listrik


 disediakan jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti hirarki pelayanan,
dimana besar pasokannya telah diprediksikan berdasarkan jumlah unit
hunian yang mengisi blok siap bangun;
 disediakan tiang listrik sebagai penerangan jalan yang ditempatkan
pada area damija (daerah milik jalan) pada sisi jalur hijau yang tidak
menghalangi sirkulasi pejalan kaki di trotoar (lihat Gambar 1 mengenai
bagian-bagian pada jalan);
 disediakan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik yang
ditempatkan pada lahan yang bebas dari kegiatan umum;
 adapun penerangan jalan dengan memiliki kuat penerangan 500 lux
dengan tinggi > 5 meter dari muka tanah; sedangkan untuk daerah di
bawah tegangan tinggi sebaiknya tidak dimanfaatkan untuk tempat tinggal
atau kegiatan lain yang bersifat permanen karena akan membahayakan
keselamatan;
3. Berdasarkan hasil analisa pada tahun akhir perencanaa yaitu tahun 2040
kebutuhan listrik rumah tangga sebesar 1.288.296 KVA sedangkan untuk sarana
lingkungan membutuhkan 40% dari kebutuhan rumah tangga yaitu 515.318 KVA
dan membutuhkan 9.018 gardu listrik yang di bagi per setiap 200 KVA. Untuk
lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19
Perkiraan Kebutuhan Jaringan Listrik di Kota Medan Tahun 2020-2040
Kebutuhan Listrik Kebutuhan
Jumlah Rumah Tangga Sarana Lingkungan Gardu
Tahun Penduduk Listrik
VA KVA VA KV
2020 2.334.728 1.050.627.514 1.050.628 420.251.006 A
420.251 7.354
2025 2.466.766 1.110.044.550 1.110.045 444.017.820 444.018 7.770
2030 2.598.804 1.169.461.586 1.169.462 467.784.634 467.785 8.186
2035 2.730.841 1.228.878.621 1.228.879 491.551.449 491.551 8.602
2040 2.862.879 1.288.295.657 1.288.296 515.318.263 515.318 9.018
Sumber : Analisa, 2019 , RPIJM, 2018

BUKU RENCANA 4- 34
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

4.9.2 Sarana
Berdasarkan perbandingan antara kondisi jumlah penduduk yang perlu dilayani,
ketersediaan fasilitas yang telah ada serta dengan mengacu pada pedoman SNI-03-1733-2004
Tata Cara Perencanaan Lingkungan, kebutuhan sarana di Kota Medan dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus:

A. Pendidikan
Berdasarkan analisa, pada akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2040, di Kota
Medan kebutuhan fasilitas pendidikan diperkirakan sebanyak 6.418 unit dengan
luas 1.771,88 Ha. Analisis kebutuhan fasilitas pendidikan dari Tahun 2020
sampai tahun 2040 dirinci pada Tabel 4.20
Tabel 4.20
Kebutuhan Sarana Pendidikan Kota Medan Sampai Tahun 2040
Jumlah Tahun 2020 Tahun 2025 Tahun 2030 Tahun 2035 Tahun 2040
Luas lahan
Penduduk
No Jenis Fasilitas Minimal Eksisting Jumlah Luas Lahan Jumlah Luas Lahan Jumlah Luas Lahan Jumlah Luas Lahan Jumlah Luas Lahan
Pendukung
(M²) (unit) (Ha) (unit) (Ha) (unit) (Ha) (unit) (Ha) (unit) (Ha)
(jiwa)
1 TK 1.250 500 - 1.868 93,39 1.973 98,67 2.079 103,95 2.185 109,23 2.290 114,52
2 SD 1.600 2.000 936 1.459 291,84 1.542 308,35 1.624 324,85 1.707 341,36 1.789 357,86
3 SLTP 4.800 9.000 464 486 437,76 514 462,52 541 487,28 569 512,03 596 536,79
4 SLTA 4.800 12.500 393 486 608,00 514 642,39 541 676,77 569 711,16 596 745,54
5 Taman bacaan 2.500 150 - 934 14,01 1.040 15,59 1.040 15,59 6 0,09 1.145 17,18
Jumlah 1.793 5.234 1.445,00 5.582 1.527,51 5.826 1.608,44 5.035 1.673,87 6.418 1.771,88
Sumber : Analisa, 2019

B. Kesehatan
Sarana kesehatan yang sangat vital harus ada di wilayah yang ada penduduknya.
Kota Medan telah memiliki beberapa sarana kesehatan. Berdasarkan pedoman dan
rumus yang ada, hasil analisa kebutuhan sarana kesehatan di Kota Medan pada
tahun akhir perencanaan sebanyak 4.318 unit dengan luas 569,36 Ha. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.21

BUKU RENCANA 4- 35
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Tabel 4.21
Kebutuhan Sarana Kesehatan Kota Medan Sampai Tahun 2040
Jumlah Tahun 2020 Tahun 2025 Tahun 2030 Tahun 2035 Tahun 2040
Penduduk Luas/Unit
No Jenis Fasilitas Eksisting Jumlah Luas Lahan Jumlah Luas Lahan Jumlah Luas Lahan Jumlah Luas Lahan Jumlah Luas Lahan
Pendukung (M²)
(jiwa) (unit) (Ha) (unit) (Ha) (unit) (Ha) (unit) (Ha) (unit) (Ha)

1 Posyandu 1.250 1.500 1.390 1.868 280,17 1.973 296,01 2.079 311,86 2.185 327,70 2.290 343,55
2 Balai Pengobatan Warga 2.500 1.500 281 934 140,08 987 148,01 1.040 155,93 1.092 163,85 1.145 171,77
3 Klinik Bersalin /BKIA 30.000 1.500 117 78 11,67 82 12,33 87 12,99 91 13,65 95 14,31
Puskesmas Pembantu dan
4 Balai Pengobatan 30.000 4.000 41 78 31,13 82 32,89 87 34,65 91 36,41 95 38,17
Lingkungan
Puskesmas dan Balai
5 120.000 650 39 19 1,26 21 1,34 22 1,41 23 1,48 24 1,55
Pengobatan
6 Tempat Praktek Dokter 5.000 467 - 493 - 520 - 546 - 573 -
7 Apotik / Rumah Obat 30.000 250 78 1,95 82 2,06 87 2,17 91 2,28 95 -
Jumlah 3.522 466,26 3.721 492,63 3.920 519,00 4.119 545,37 4.318 569,36

Sumber : Analisa, 2019

C. Peribadatan
Untuk meningkatkan kebutuhan kualitas iman masyarakat dibutuhkan
sarana peribadatan, karena dengan adanya sarana peribadatan pesan-pesan
keagamanan dapat disampaikan. Rumah ibadah akan dibutuhkan seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk. Namun dalam perencanaan fasilitas ibadah
harus mempertimbangkan struktur penduduk menurut jenis agama/kepercayaan.
Kebutuhan sarana ibadah islam di Kota Medan pada tahun 2040 mencapai 12.716
unit dengan kebutuhan luas 888,45 Ha. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada
Tabel 4.22. Sedangkan untuk sarana ibadah agama lainnya, kebutuhan ruang dan
lahan disesuaikan dengan kebiasaan penganut agama setempat dalam melakukan
ibadah.
Tabel 4.22
Kebutuhan Sarana Peribadatan Kota Medan Sampai Tahun 2040
Jumlah Tahun 2020 Tahun 2025 Tahun 2030 Tahun 2035 Tahun 2040
Luas Lahan
Penduduk
No Jenis Fasilitas Minimal Eksisting Jumlah Luas Lahan Jumlah Luas Lahan Jumlah Luas Jumlah Luas Jumlah Luas
Pendukung
(M²) (unit) (Ha) (unit) (Ha) (unit) Lahan (Ha) (unit) Lahan (Ha) (unit) Lahan (Ha)
(jiwa)
1 Langgar / Mushola 250 750 682 9.339 700,42 9.867 740,03 10.395 779,64 10.923 819,25 11.452 858,86
2 Mesjid Warga 2.500 100 934 9,34 987 9,87 1.040 10,40 1.092 10,92 1.145 11,45
3 Mesjid Lingkungan 30.000 1.500 1.034 78 11,67 82 12,33 87 12,99 91 13,65 95 14,31
4 Mesjid Kecamatan 120.000 1.600 19 3,11 21 3,29 22 3,47 23 3,64 24 3,82
5 Sarana Ibadah Lainnya
Jumlah 10.370 724,54 10.957 765,52 11.543 806,50 12.129 847,47 12.716 888,45
Sumber : Analisa, 2019

BUKU RENCANA 4- 36
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

D. Sarana Rekreasi dan Budaya


sarana rekreasi dan budaya disediakan kepada masyarakat, sesuai dengan kondisi
dan situasi pemukiman masyarakat yang dilayani. Sehubungan dengan kesegaran
jasmani masyarakat disuatu daerah pemukiman, maka dibutuhkanlah pelayanan
olah raga dan lapangan serta pemakaman umum. Sarana ini fungsinya selain
sebagai kesegaran lingkungan juga dapat berfungsi sebagai taman dan tempat
bermain anak-anak. Berdasarkan acuan SNI No.03-1733-2004 tentang tata cara
perencanaan lingkungan perumahan diperkotaan proyeksi kebutuhan Utilitas
Umum dapat dilihat pada Tabel 4.23.
Tabel 4.23
Kebutuhan Sarana Rekreasi dan Budaya Kota Medan Sampai Tahun 2040
Jumlah Tahun 2020 Tahun 2025 Tahun 2030 Tahun 2035 Tahun 2040
Penduduk Luas/Unit
No Jenis Fasilitas Jumlah Luas Jumlah Luas Jumlah Luas Jumlah Luas Jumlah Luas
Pendukung (M²)
(jiwa) (unit) Lahan (Ha) (unit) Lahan (Ha) (unit) Lahan (Ha) (unit) Lahan (Ha) (unit) Lahan (Ha)

1 Taman RT 250 250 9.339 233,47 9.867 246,68 10.395 259,88 10.923 273,08 11.452 286,29
2 Taman RW 2.500 1.250 934 116,74 1.040 129,94 1.040 129,94 1.092 136,54 1.145 0,00
Taman dan Lapngan Olah Raga
3 30.000 9.000 78 70,04 91 81,93 87 77,96 91 81,93 95 85,89
Kelurahan
Taman dan Lapangan Olah Raga
5 120.000 24.000 19 46,69 24 57,26 22 51,98 23 54,62 24 0,00
Kecamatan
6 Jalur Hijau Terletak Menyebar
7 Tempat Pemakaman Umum 120.000 19 21 22 23 24
Jumlah 10.390 466,95 11.042 515,80 11.565 519,76 12.152 546,17 12.740 372,17
Sumber : Analisa, 2019

4.10 ANALISIS ARAH PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


DAN DUKUNGAN POTENSI WILAYAH, KEMAMPUAN PENYEDIAAN RUMAH DAN
JARINGAN PRASARANA DAN SARANA SERTA UTILITAS UMUM
Arah Pembangunan Kewilayahan Kota Medan sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Medan, pada dasarnya berfungsi sebagai matra ruang dalam rencana strategis dan
program pembangunan Kota Medan. Oleh karena itu, perumusan konsep pengembangan
wilayah tetap mengacu pada tujuan, sasaran serta arah pembangunan jangka panjang yang
telah ditetapkan dalam rencana strategis yang menyebutkan bahwa titik berat pembangunan
wilayah Kota Medan dalam jangka panjang adalah dalam bidang ekonomi dengan sasaran utama
menciptakan struktur perekonomian daerah yang seimbang antar sektor perdagangan dan jasa,
industri dengan sektor-sektor lainnya serta menciptakan struktur ruang yang mendukung
perkembangan ekonomi kota secara keseluruhan.

BUKU RENCANA 4- 37
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

4.10.1 Arah Pekembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Dukungan Potensi
Wilayah
Perkembangan penduduk yang pesat memerlukan tempat tinggal, sehingga
meningkatkan kebutuhan akan perumahan. Perumahan penduduk tersebar diseluruh Kota
Medan. Pemerintah Kota Medan terus berupaya menyediakan perumahan guna memenuhi
kebutuhan warganya. Upaya tersebut diantaranya dengan:
1) Mendorong pembangunan perumahan oleh pengembang dengan menciptakan iklim
usaha yang kondusif. Mempermudah proses dalam pemenuhan persyaratan
administrasi.
2) Mendorong pembangunan rumah susun baik milik maupun sewa yang dilaksanakan
oleh Perum Perumas, REI, maupun instansi lainnya. Proses pembangunan
perumahan di Kota Medan di kelola lembaga yang dimotori oleh Dinas Perumahan
Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (PKP2R) sebagai lembaga yang
bertanggung jawab mengawal kegiatan pembangunan dibidang perumahan.
3) Pola pengembangan permukiman di Kota Medan mengarah pada kawasan
pinggiran, seperti di kawasan barat, timur, dan selatan kota dalam bentuk
perumahan real estate. Sedangkan jenis permukiman-permukiman yang berada
di tengah kota dalam bentuk perumahan-perumahan formal non perkampungan.

4.10.2 Kemampuan Penyediaan Rumah


Jenis-jenis permukiman yang ada di Kota Medan sangat variatif dari jenis permukiman
formal dalam bentuk rumah susun, Perumnas, Real Estate, dan Ruko, hingga jenis perumahan
informal dalam bentuk perumahan perkampungan, hunian liar dan rumah-rumah kumuh.
Permasalahan perumahan yang terjadi di Kota Medan diantaranya:
1) keterbatasan kemampuan ekonomi sebagian besar masyarakatnya menyebabkan
kemampuan memenuhi kebutuhan rumah terbatas pula.
2) keterbatasan penyediaan rumah murah yang layak dan terjangkau oleh MBR
Berbagai permasalahan perkotaan tersebut berakibat pada rendahnya tingkat
pemenuhan kebutuhan rumah di Kota Medan yang berakibat pada munculnya permukiman
kumuh di Kota Medan. Jika permasalahan perumahan dan permukiman tidak segera ditangani
maka akan semakin banyak munculnya permukiman kumuh di Kota Medan, sehingga tata ruang
Kota Medan semakin semrawut.

BUKU RENCANA 4- 38
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

A. Proyeksi Kebutuhan Rumah Hunian Berimbang


Proyeksi kebutuhan rumah di wilayah Kota Medan dengan menggunakan
pendekatan peraturan terkait pembangunan hunian berimbang 1:2:3 menunjukkan
bahwa hingga tahun 2040 penduduk wilayah Kota Medan akan berjumlah 572.576
unit dengan kebutuhan luas lahan 6.498,74 Ha. Namun memperhatikan
pertumbuhan properti rumah komersil dan apartemen komersil menunjukkan bahwa
wilayah Kota Medan merupakan daerah investasi properti. Berbagai aktifitas yang
ada di wilayah Kota Medan seperti Industri, Pendidikan dan lainnya meningkatkan
permintaan terhadap kebutuhan hunian skala menengah dan atas.
Acuan untuk memperkirakan kebutuhan hunian berimbang (perumahan) di kawasan
perencanaan sampai tahun 2040 adalah sebagai berikut;
1) Rata-rata jumlah penduduk setiap unit : 4 jiwa/rumah;
2) Luas kapling rumah mewah : 200 m²;
3) Luas kapling rumah menengah adalah : 150 m²;
4) Luas kapling rumah sederhana adalah : 60 m².
5) Proporsi rumah mewah : menengah: sederhana : 1 : 2 : 3

Dengan menggunakan standar tersebut diperoleh perkiraan kebutuhan


hunian berimbang (perumahan) kawasan perencanaan pada Tabel 4.24.

BUKU RENCANA 4- 39
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Dengan menggunakan standar tersebut diperoleh perkiraan kebutuhan hunian berimbang (perumahan) kawasan perencanaan pada Tabel 4.24
Tabel 4.24
Perkiraan Kebutuhan Hunian Berimbang Sampai Tahun 2040
Tahun 2020 Tahun 2025 Tahun 2030 Tahun 2035 Tahun 2040
Kecil (60 m²) Sedang (150 m²) Besar (200 m²) Kecil (60 m²) Sedang (150 m²) Besar (200 m²) Kecil (60 m²) Sedang (150 m²) Besar (200 m²) Kecil (60 m²) Sedang (150 m²) Besar (200 m²) Kecil (60 m²) Sedang (150 m²) Besar (200 m²)
No Kecamatan
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha) Luas (Ha)
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
1 Medan Tuntungan 11.339 68,03 7.484 112,25 3.855 77,10 12.016 72,10 7.930 118,96 4.085 81,71 12.693 76,16 8.377 125,66 4.316 86,31 13.370 80,22 8.824 132,36 4.546 90,916 14.047 84,28 9.271 139,07 4.776 95,52
2 Medan Johor 17.615 105,69 11.626 174,39 5.989 119,78 18.794 112,76 12.404 186,06 6.390 127,80 19.973 119,84 13.182 197,74 6.791 135,82 21.153 126,92 13.961 209,41 7.192 143,8387 22.332 133,99 14.739 221,09 7.593 151,86
3 Medan Amplas 16.949 101,69 11.186 167,79 5.763 115,25 18.492 110,95 12.205 183,07 6.287 125,74 20.035 120,21 13.223 198,35 6.812 136,24 21.578 129,47 14.241 213,62 7.336 146,7296 23.121 138,73 15.260 228,90 7.861 157,22
4 Medan Denai 18.900 113,40 12.474 187,11 6.426 128,52 19.593 117,56 12.932 193,97 6.662 133,23 20.287 121,72 13.389 200,84 6.898 137,95 20.981 125,88 13.847 207,71 7.133 142,6683 21.674 130,05 14.305 214,58 7.369 147,39
5 Medan Area 12.721 76,32 8.396 125,93 4.325 86,50 13.097 78,58 8.644 129,66 4.453 89,06 13.473 80,84 8.892 133,38 4.581 91,62 13.849 83,09 9.140 137,11 4.709 94,17405 14.225 85,35 9.389 140,83 4.837 96,73
6 Medan Kota 9.567 57,40 6.314 94,71 3.253 65,05 9.851 59,11 6.502 97,53 3.349 66,99 10.136 60,82 6.690 100,35 3.446 68,92 10.421 62,52 6.878 103,17 3.543 70,8611 10.705 64,23 7.066 105,98 3.640 72,80
7 Medan Maimun 5.234 31,40 3.454 51,81 1.779 35,59 5.398 32,39 3.562 53,44 1.835 36,70 5.561 33,37 3.671 55,06 1.891 37,82 5.725 34,35 3.779 56,68 1.947 38,93085 5.889 35,33 3.887 58,30 2.002 40,05
8 Medan Polonia 7.424 44,54 4.900 73,50 2.524 50,48 7.881 47,29 5.201 78,02 2.680 53,59 8.338 50,03 5.503 82,55 2.835 56,70 8.795 52,77 5.805 87,07 2.990 59,80515 9.252 55,51 6.106 91,59 3.146 62,91
9 Medan Baru 5.213 31,28 3.440 51,60 1.772 35,45 5.370 32,22 3.544 53,16 1.826 36,51 5.527 33,16 3.648 54,72 1.879 37,58 5.684 34,11 3.752 56,27 1.933 38,6529 5.842 35,05 3.855 57,83 1.986 39,72
10 Medan Selayang 14.339 86,04 9.464 141,96 4.875 97,51 15.469 92,81 10.209 153,14 5.259 105,19 16.598 99,59 10.955 164,32 5.643 112,87 17.728 106,37 11.700 175,51 6.027 120,5496 18.857 113,14 12.446 186,69 6.412 128,23
11 Medan Sunggal 14.894 89,37 9.830 147,45 5.064 101,28 15.354 92,12 10.133 152,00 5.220 104,40 15.813 94,88 10.436 156,54 5.376 107,53 16.272 97,63 10.739 161,09 5.532 110,6462 16.731 100,38 11.042 165,63 5.688 113,77
12 Medan Helvetia 19.723 118,34 13.017 195,26 6.706 134,12 20.668 124,01 13.641 204,62 7.027 140,54 21.613 129,68 14.265 213,97 7.349 146,97 22.558 135,35 14.889 223,33 7.670 153,397 23.503 141,02 15.512 232,68 7.991 159,82
13 Medan Petisah 8.147 48,88 5.377 80,66 2.770 55,40 8.393 50,36 5.539 83,09 2.854 57,07 8.639 51,83 5.701 85,52 2.937 58,74 8.885 53,31 5.864 87,96 3.021 60,4146 9.130 54,78 6.026 90,39 3.104 62,09
14 Medan Barat 9.350 56,10 6.171 92,57 3.179 63,58 9.639 57,83 6.362 95,43 3.277 65,55 9.928 59,57 6.552 98,28 3.375 67,51 10.217 61,30 6.743 101,14 3.474 69,4722 10.505 63,03 6.933 104,00 3.572 71,44
15 Medan Timur 14.317 85,90 9.449 141,74 4.868 97,35 14.741 88,45 9.729 145,94 5.012 100,24 15.166 90,99 10.009 150,14 5.156 103,13 15.590 93,54 10.289 154,34 5.301 106,012 16.014 96,09 10.569 158,54 5.445 108,90
16 Medan Perjuangan 12.339 74,03 8.144 122,15 4.195 83,90 12.724 76,34 8.398 125,97 4.326 86,52 13.109 78,65 8.652 129,78 4.457 89,14 13.494 80,96 8.906 133,59 4.588 91,75835 13.879 83,27 9.160 137,40 4.719 94,38
17 Medan Tembung 17.646 105,88 11.646 174,70 6.000 119,99 18.190 109,14 12.005 180,08 6.184 123,69 18.733 112,40 12.364 185,46 6.369 127,39 19.277 115,66 12.723 190,84 6.554 131,0819 19.820 118,92 13.081 196,22 6.739 134,78
18 Medan Deli 24.690 148,14 16.295 244,43 8.395 167,89 26.803 160,82 17.690 265,35 9.113 182,26 28.917 173,50 19.085 286,28 9.832 196,64 31.031 186,18 20.480 307,20 10.550 211,0091 33.145 198,87 21.875 328,13 11.269 225,38
19 Medan Labuhan 15.543 93,26 10.259 153,88 5.285 105,69 16.457 98,74 10.862 162,92 5.595 111,91 17.371 104,22 11.465 171,97 5.906 118,12 18.284 109,70 12.068 181,01 6.217 124,3321 19.198 115,19 12.671 190,06 6.527 130,54
20 Medan Marelan 23.267 139,60 15.356 230,35 7.911 158,22 26.399 158,39 17.423 261,35 8.976 179,51 29.530 177,18 19.490 292,35 10.040 200,80 32.661 195,97 21.557 323,35 11.105 222,0974 35.793 214,76 23.623 354,35 12.170 243,39
21 Medan Belawan 12.625 75,75 8.333 124,99 4.293 85,85 13.018 78,11 8.592 128,88 4.426 88,52 13.411 80,47 8.851 132,77 4.560 91,19 13.804 82,82 9.111 136,66 4.693 93,8672 14.197 85,18 9.370 140,55 4.827 96,54
Jumlah 291.841 1.751,04 192.615 2.889,22 99.226 1.984,52 308.346 1.850,07 203.508 3.052,62 104.838 2.096,75 324.850 1.949,10 214.401 3.216,02 110.449 2.208,98 341.355 2.048,13 225.294 3.379,41 116.061 2.321,21 357.860 2.147,16 236.188 3.542,82 121.672 2.433,45
Sumber : Hasil Analisa, 2019

BUKU RENCANA 4- 40
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Ketersediaan lahan masih cukup sesuai RDTR Kota Medan, Berdasarkan


pola ruang kota, tata guna lahan Kota Medan disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.25
Kebutuhan Lahan Untuk Hunian Berimbang di Kota Medan sampai Tahun 2040
Luas Penggunaan Lahan Perumahan (Ha)
Eksisting RDTR Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
No Kecamatan
Kota 2020 2025 2030 2035 2040
Medan
1 Medan Tuntungan 925,47 1594,62 257,39 268,16 288,13 303,50 318,87
2 Medan Johor 863,63 1060,87 399,85 418,61 453,40 480,17 506,94
3 Medan Amplas 520,35 702,51 384,73 409,27 454,79 489,82 524,85
4 Medan Denai 651,87 570,26 429,02 440,05 460,51 476,26 492,01
5 Medan Area 296,08 210,6 288,76 294,74 305,83 314,38 322,92
6 Medan Kota 359,2 251,77 217,17 221,69 230,09 236,55 243,01
7 Medan Maimun 158,49 158,69 118,80 121,41 126,24 129,96 133,68
8 Medan Polonia 352,50 173,1 168,52 175,79 189,27 199,64 210,02
9 Medan Baru 241,91 193,42 118,32 120,82 125,46 129,03 132,60
10 Medan Selayang 793,87 931,04 325,50 343,46 376,78 402,42 428,06
11 Medan Sunggal 677,41 658,18 338,10 345,40 358,94 369,36 379,79
12 Medan Helvetia 806,71 781,33 447,72 462,75 490,62 512,08 533,53
13 Medan Petisah 315,74 213,56 184,94 188,85 196,10 201,68 207,26
14 Medan Barat 328,77 247,16 212,25 216,84 225,36 231,91 238,47
15 Medan Timur 565,21 432,02 324,99 331,74 344,26 353,89 363,53
16 Medan Perjuangan 352,66 59,52 280,09 286,21 297,57 306,31 315,05
17 Medan Tembung 575,88 466,47 400,56 409,21 425,24 437,58 449,92
18 Medan Deli 831,99 726,38 560,46 594,06 656,42 704,40 752,38
19 Medan Labuhan 575,49 941,72 352,83 367,36 394,31 415,05 435,79
20 Medan Marelan 914,93 1875,73 528,17 577,96 670,33 741,41 812,50
21 Medan Belawan 252,57 396,33 286,59 292,84 304,43 313,35 322,27
TOTAL 11360,73 12645,28 6.625 6.887 7.374 7.749 8.123
Sumber : Analisa, 2019
Kebutuhan Lahan diperoleh dari total perkiraan luas lahan permukiman 2020-2040 yang diperoleh dari
rumus:

B. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Pemukiman


Arahan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman di perkotaan antara lain:
1) Penyediaan lingkungan permukiman perkotaan yang berkualitas, aman,
nyaman dan terkoneksi dengan pusat kegiatan di wilayah Kota Medan

BUKU RENCANA 4- 41
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

2) Mengembangkan permukiman perkotaan secara intensif dengan mendorong


penggunaan tanah yang lebih efisien melalui pembangunan perumahan secara
vertikal pada wilayah perkotaan yang cepat tumbuh
3) Mengembangkan permukiman yang diprioritaskan kepada hunian yang
terintegrasi dengan sistem angkutan massal
4) Mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% (tiga
puluh persen) dari luas kawasan perkotaan
5) Mengendalikan dan penataan pertumbuhan kawasan permukiman di daerah
rawan bencana dan berfungsi lindung
6) Pengembangan kawasan dengan konsep Transit Oriented Development
merupakan kawasan campuran permukiman dan komersil dengan aksesibilitas
tinggi terhadap angkutan umum massal, dimana stasiun angkutan umum
massal dan terminal angkutan umum massal sebagai pusat kawasan dengan
bangunan berkepadatan tinggi.
7) Pengembangan permukiman perkotaan kepadatan tinggi diarahkan pada:
 Kecamatan Medan Tuntungan
 Kecamatan Medan Johor
 Kecamatan Medan Amplas
 Kecamatan Medan Denai
 Kecamatan Medan Area
 Kecamatan Medan Kota
 Kecamatan Medan Maimun
 Kecamatan Medan Polonia
 Kecamatan Medan Baru
 Kecamatan Medan Selayang
 Kecamatan Medan Sunggal
 Kecamatan Medan Helvetia
 Kecamatan Medan Petisah
 Kecamatan Medan Barat
 Kecamatan Medan Timur
 Kecamatan Medan Perjuangan

BUKU RENCANA 4- 42
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

 Kecamatan Medan Tembung


 Kecamatan Medan Deli
 Kecamatan Medan Labuhan
 Kecamatan Medan Marelan
 Kecamatan Medan Belawan
8) Pengembangan permukiman perkotaan kepadatan sedang diarahkan pada:
 Kecamatan Medan Tuntungan
 Kecamatan Medan Johor
 Kecamatan Medan Kota
 Kecamatan Medan Maimun
 Kecamatan Medan Polonia
 Kecamatan Medan Baru
 Kecamata Medan Selayang
 Kecamatan Medan Sunggal
 Kecamatan Medan Helvetia
 Kecamatan Medan Petisah
 Kecamatan Medan Barat
 Kecamatan Medan Timur
 Kecamatan Medan Tembung
 Kecamatan Medan Deli
 Kecamatan Medan Labuhan
 Kecamatan Medan Marelan
 Kecamatan Medan Belawan
9) Pengembangan permukiman perkotaan kepadatan rendah diarahkan pada:
 Kecamatan Medan Tuntungan
 Kecamatan Medan Maimun
 Kecamatan Medan Polonia
 Kecamatan Medan Baru
 Kecamatan Medan Selayang
 Kecamatan Medan Sunggal
 Kecamatan Medan Deli

BUKU RENCANA 4- 43
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

 Kecamatan Medan Labuhan


 Kecamatan Medan Marelan
 Kecamatan Medan Belawan

4.10.3 Analisis Arah Pengembangan Jaringan Prasarana dan Sarana Serta Utilitas
Umum
A. Jaringan Prasarana
1) Jalan
Arahan pengembangan sistem prasarana transportasi jalan terdiri atas
prasarana jalan umum yang dinyatakan dalam status dan fungsi jalan, serta
prasarana terminal penumpang jalan. Berdasarkan fungsi jalan di Kota
Medan terbagi menjadi jalan arteri, jalan Kolektor, Jalan Lokal, dan Jalan
Lingkungan.
Jalan Arteri, yang terdiri dari jalan arteri primer dan jalan arteri sekunder.
Pada umumnya perkembangan Jalan Arteri di wilayah Kota Medan sudah
baik, tertata sesuai dengan hirarki dan tingkat perkembangan wilayah, arahan
struktur wilayah Kota Medan, arahan pengembangan wilayah perkotaan dan
perdesaan maupun sentra-sentra perekonomian wilayah.
Jalan Kolektor, terdiri dari kolektor primer dan kolektor sekunder. Jalan ini
merupakan jalan penghubung antara PKN (Pusat Kegiatan Nasional)
dengan PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) dan antar PKW (Pusat Kegiatan
Wilayah).
Terminal yang terdapat di Kota Medan yaitu Teminal Amplas, Terminal
Pinang Baris, Terminal Pancur Batu.
Fasilitas parkir di Kota Medan masih memanfaatkan ruang jalan dan
halaman kantor, sekolah dan sebagainya. Belum tersedia areal khusus
parkir pada kawasan pusat kegiatan. Dari sekian banyak jalan yang
terdapat di Kota Medan beberapa diantaranya sudah memiliki trotoar yang
berfungsi sebagai tempat pejalan kaki. Jalan yang bertrotoar di kiri dan kanan
jalan di antaranya: Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Dr. Mansyur, Jalan Imam
Bonjol, Jalan Diponegoro, dan sebagainya. Jalan-jalan di Kota Medan banyak
yang melintasi jembatan, seperti yang terdapat di Jalan Avros, Jalan Raden

BUKU RENCANA 4- 44
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Saleh, dan sebagainya. Konstruksi jembatan-jembatan tersebut ada yang


memakai beton bertulang dan ada pula yang memakai konstruksi rangka
besi, sedangkan kondisinya ada yang berkondisi baik, sedang, dan yang
rusak.
2) Drainase
Kota Medan belum memiliki Dukungan sistem drainase yang memadai, hal ini
Dapat dilihat dengan seringnya terjadi genangan pada beberapa kawasan,
bila terjadi hujan. Genangan tersebut membawa kerugian bagi masyarakat,
diantaranya terganggunya aktivitas masyarakat, rusaknya jalan, terendamnya
daerah permukiman, dan timbulnya wabah penyakit. Kondisi drainase yang
ada, baik sistem sekundernya maupun tersiernya, sebagian besar kurang
berfungsi dengan baik. Baik karena kapasitasnya kecil, adanya kerusakan
saluran, maupun pendangkalan (akibat kurang terawat/ terpelihara).
3) Air Minum
Pengembangan sistem penyediaan air minum di Kota Medan meliputi sistem
penyediaan air minum perpipaan, yaitu penyediaan air minum yang
diselenggarakan oleh PDAM dan sistem penyediaan air minum non
perpipaan, meliputi penyediaan air minum swadaya oleh masyarakat,
dan sarana prasarana air bersih skala kecil. Sistem sarana dan prasarana air
minum sebagaimana dimaksud meliputi pengembangan sumber daya air
permukaan dan sumber air tanah yang dikembangkan dengan penyediaan air
minum melalui sistem perpipaan. Pengembangan prasarana sumber air tanah
untuk air minum dengan melakukan penurapan mata air dan membangun
sumur bor, serta pencegahan pencemaran pada Cekungan Air Tanah
(CAT) Sistem sarana dan prasarana air minum.
Dari hasil demand survey pada tingkat konsumsi air sambungan langsung
sekitar 160 liter/orang/hari, kemudian untuk kebutuhan air minum rata-
rata tersebut terus bertambah sesuai dengan peningkatan pertumbuhan
penduduk, sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah perencanaan.
Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan analisa kebutuhan air bersih
dan data sumber air baku yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air
bersih di wilayah perencanaan ternyata jumlah kapasitas penambahan

BUKU RENCANA 4- 45
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

sumber air baku di wilayah perencanaan belum mencukupi jumlah


kebutuhan air bersih sehari–hari, sehingga perlu adanya penambahan
sumber air baku baru.
4) Persampahan
Penanganan sampah di Kota Medan, secara umum menggunakan sistem off
site dan on site. Sistem off site (pengangkutan) terutama dilakukan pada
kawasan perdagangan dan permukiman padat perkotaan. Fasilitas
pengelolaan sampah terdiri dari bak sampah atau tong-tong sampah sebagai
tempat pengumpulan sementara yang kemudian diangkut dengan gerobak
dan truk menuju TPA. Sistem on site masih dilakukan masyarakat pinggiran
dengan memasukkan sampah pada lubang-lubang/tempat-tempat yang
dibuat sendiri oleh penduduk kemudian ditimbun atau dibakar.
5) Air Limbah
Adapun saluran limbah yang ada (berfungsi juga sebagai pendukung
drainase) pada kawasan pusat kota telah memakai saluran tertutup. Tetapi
masih banyak pula yang menggunakan sistem terbuka, khususnya pada
daerah-daerah pinggiran kota. Arah aliran dari rumah-rumah melalui saluran
quartier, yang sebagian merupakan saluran tertutup, terus mengalir melalui
saluran-saluran tersier ke saluran sekunder, kemudian masuk ke saluran
induk yang mengalir ke arah utara melalui Sungai Deli sebagai tempat
pembuangan akhir. Limbah permukiman yang berupa limbah tinja umumnya
dikelola secara on site dengan sistem cubluk (septicktank) secara mandiri.
Bagi masyarakat yang belum memiliki septicktank sendiri (utamanya
pada permukiman padat) disediakan MCK bersama. Kota Medan sudah
memiliki IPLT (Instalasi Pengolah Limbah Tinja) guna mengelola limbah
permukiman secara lebih baik.
Khusus limbah industri besar (yang mungkin mengandung B3) telah diolah
terlebih dahulu dalam IPAL sesuai dengan arahan pengelolaan
lingkungan yang ada.

BUKU RENCANA 4- 46
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

B. Sarana
Jumlah dan kualitas fasilitas pelayanan umum juga turut mempengaruhi faktor
pengembangan suatu kota atau wilayah. Fasilitas pelayanan umum yang
dimaksud meliputi fasilitas perkantoran, perdagangan dan jasa, pendidikan,
peribadatan dan kesehatan.

C. Jaringan Utilitas Umum


1) Listrik
Kebutuhan akan energi listrik terus meningkat sejalan dengan
berkembangnya roda pembangunan perekonomian daerah dan
meningkatnya jumlah penduduk. Jaringan listrik di Kota Medan sudah
mencakup seluruh kelurahan yang ada di Kota Medan. Dalam
pendistribusiannya, sebelum sampai ke rumah masyarakat terlebih dahulu
melalui beberapa gardu distribusi yang tersebar di beberapa tempat.
Pelayanan listrik dilakukan sehari penuh 24 jam kecuali untuk hal-hal
tertentu seperti Pelayanan Jalan Umum (PJU) dan sebagainya.
2) Telekomunikasi
Rencana pengembangan sistm jaringan telekomunikai di Kota Medan terdiri
jaringan kabel dan nir kabel. Adapun arahpengembangannya adalah sebagai
berikut:
 Sistem jaringan kabel, meliputi:
a) Pengembangan jaringan primer melintasi ruas jalan arteri
b) Pengembangan jaringan sekunder di seluruh kecamatan
c) Peningkatan kapasitas sambungan telepon kabel pada kawasan
perdagangan dan jasa, industri, fasilitas umum dan sosial, terminal,
permukiman dan kawasan yang baru dikembangkan
 Sistem nirkabel berupa menara telekomunikasi untuk mendukung
penyediaan layanan telepon, pengiriman data, internet, penyiaran radio
dan televisi.
 Sistem nirkabel diarahkan pada upaya pemanfaatan menara
telekomunikasi secara bersama pada zona-zona telekomunikasi yang
tersebar di seluruh kecamatan dalam rangka efisiensi ruang

BUKU RENCANA 4- 47
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

 Penggunaan gelombang untuk komunikasi dan penyiaran diatur tata


laksananya sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan]
 Pelaksanaan pembangunan, perluasan, rehabilitasi dan pemeliharaan
sarana dan prasarana telekomunikasi disesuaikan dengan kebutuhan
dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
 Penataan menara telekomunikasi serta pengembangan prasarana
telekomunikasi dan informatika dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan
Arahan pengembangan sistem jaringan telekomunikasi terus ditingkatkan
perkembangannya hingga mencapai pelosok wilayah yang belum terjangkau
sarana prasarana telekomunikasi dalam upaya mendorong kualitas
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.Pengendalian pembangunan
menara Base Transceiver Station (BTS) untuk keterpaduan penggunaan
bersama atau tower bersama.

4.11 ANALISIS BESARNYA PERMINTAAN MASYARAKAT TERHADAP RUMAH


Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia selain sandang dan pangan.
Hak memiliki rumah merupakan hak setiap orang atau warga negara untuk memilikinya.
Kebutuhan rumah akan terus meningkat terutama di daerah perkotaan seperti Kota Medan
sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Banyak faktor yang mempengaruhi permintaan
rumah pada wilayah tersebut. Permintaan suatu properti dipengaruhi oleh perubahan pada
tingkat harga atau sewa properti, harapan-harapan konsumen, jumlah bersih keluarga baru,
jumlah baru imigrasi, keinginan pasar, jenis penduduk berdasarkan umur, pertumbuhan
pendapatan penduduk.
Berdasarkan umur, saat ini 30 persen dari jumlah penduduk di Indonesia adalah kaum
milenial. Tahun 2020, jumlah milenial dalam populasi penduduk di Indonesia diperkirakan naik
hingga dua kali lipat. Keluarga milenial ini sendiri yaitu rumah tangga dimana kepala keluarganya
lahir Tahun 1980-2000. Menurut Susenas BPS per Maret 2017, proporsi belanja kalangan
milenial di 17 Kabupaten/Kota besar didominasi kebutuhan konsumsi alih-alih belanja
perumahan. Seperti dilihat pada Gambar 4.6, di Kota Medan belanja keluarga milenial untuk
perumahan di Tahun 2017 kurang lebih 21%.

BUKU RENCANA 4- 48
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Gambar 4.3
Proporsi Belanja Keluarga Milenial Tahun 2017 di 17 Kabupaten/Kota Besar

Arahan skema penyediaan rumah untuk keluarga milenial yaitu:


1. Untuk keluarga usia 25-29 tahun, penyediaan rumah akan diwujudkan dengan
rumah susun atau apartemen sewa
2. Untuk keluarga usia 30-35 tahun, penyediaan rumah dalam wujud subsidi
3. Untuk keluarga usia diatas 35 tahun, diasumsikan telah memiliki penghasilan tetap
maka penyediaan rumah berupa apartemen, rusunami.

4.12 ANALISIS KEBUTUHAN TANAH/LAHAN


Analisis yang telah dilakukan untuk pemenuhan perumahan bagi penduduk di Kota
Medan khususnya untuk pengembangan kawasan permukiman baru akan di lakukan melalui dua
pendekatan yaitu perumahan swadaya, dan perumahan bagi pengembang/pemerintah.
Perumahan swadaya lebih di utamakan di kembangkan pada kawasan-kawasan permukiman
lama dan padat (permukiman eksisting). Sedangkan perumahan developer/pemerintah akan di
kembangkan di wilayah dari tiap kecamatan yang memiliki lahan yang luas dan masih sesuai
dengan peruntukan lahan untuk permukiman dengan pola penyediaan perumahan skala besar
(KASIBA) akan didistribusikan pada kawasan-kawasan di pusat kota dengan demand rumah

BUKU RENCANA 4- 49
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

tinggi atau pada kawasan-kawasan yang di remajakan/direvitalisasi. Yang perlu diperhatikan


selanjutnya adalah pola alokasi ruang bagi pembangunan perumahan, karena setiap
pembangunan fisik akan diikuti dampak perkembangan fisik lainnya yang dapat mengubah
struktur pemanfaatan lahan yang sudah di tata sebelumnya.
Rincian mengenai tambahan kebutuhan lahan untuk perumahan di Kota Medan dapat
dilihat pada Tabel 4.26
Tabel 4.26
Jumlah Kebutuhan Lahan di Kota Medan Tahun 2020- 2040
Luas Penggunaan Lahan Perumahan (Ha)
Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
No Kecamatan
2020 2025 2030 2035 2040
1 Medan Tuntungan 257,39 268,16 288,13 303,50 318,87
2 Medan Johor 399,85 418,61 453,40 480,17 506,94
3 Medan Amplas 384,73 409,27 454,79 489,82 524,85
4 Medan Denai 429,02 440,05 460,51 476,26 492,01
5 Medan Area 288,76 294,74 305,83 314,38 322,92
6 Medan Kota 217,17 221,69 230,09 236,55 243,01
7 Medan Maimun 118,80 121,41 126,24 129,96 133,68
8 Medan Polonia 168,52 175,79 189,27 199,64 210,02
9 Medan Baru 118,32 120,82 125,46 129,03 132,60
10 Medan Selayang 325,50 343,46 376,78 402,42 428,06
11 Medan Sunggal 338,10 345,40 358,94 369,36 379,79
12 Medan Helvetia 447,72 462,75 490,62 512,08 533,53
13 Medan Petisah 184,94 188,85 196,10 201,68 207,26
14 Medan Barat 212,25 216,84 225,36 231,91 238,47
15 Medan Timur 324,99 331,74 344,26 353,89 363,53
16 Medan Perjuangan 280,09 286,21 297,57 306,31 315,05
17 Medan Tembung 400,56 409,21 425,24 437,58 449,92
18 Medan Deli 560,46 594,06 656,42 704,40 752,38
19 Medan Labuhan 352,83 367,36 394,31 415,05 435,79
20 Medan Marelan 528,17 577,96 670,33 741,41 812,50
21 Medan Belawan 286,59 292,84 304,43 313,35 322,27
TOTAL 6.625 6.887 7.374 7.749 8.123
Sumber : Analisa, 2019
Kebutuhan Lahan diperoleh dari total perkiraan luas lahan permukiman 2020-2040 yang diperoleh dari
rumus:

BUKU RENCANA 4- 50
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

4.13 ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH


Peningkatan jumlah penduduk di Kota Medan akan diiringi dengan peningkatan
kebutuhan hunian serta infrastruktur penunjangnya. Kondisi ini mendesak pemerintah daerah
untuk menyediakan kebutuhan akan perumahan dan kawasan permukiman serta infrastruktur
penunjangnya.
A. Komponen Pendapatan.
Secara umum sumber-sumber pendapatan daerah Pemerintahan Kota Medan dapat
dikelompokkan kepada 3 (tiga) jenis pendapatan, yakni:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu penerimaan dari pajak daerah dan
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-
lain pendapatan daerah yang sah. Khusus terhadap penerimaan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) yang berasal dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
secara khusus diatur oleh Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang seterusnya diganti dengan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009.
2. Dana Perimbangan merupakan penerimaan daerah yang diatur dalam Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2004 terdiri atas: (a) Dana Bagi Hasil pajak/bagi hasil
bukan pajak. (b) Dana Alokasi Umum (DAU) dan (c) Dana Alokasi Khusus
(DAK). Penetapan dan penyesuaian alokasi pagu dana perimbangan pada
masing-masing daerah diatur melalui Peraturan Presiden dan Menteri
Keuangan.
3. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah seperti, Pendapatan Hibah, Dana
Bagi Hasil dari Pajak Provinsi, bantuan dari Provinsi, Dana Penyesuaian dan
Dana Otonomi Khusus, bantuan keuangan dari Provinsi dan Pemerintah
Lainnya.
Berdasarkan atas komponen pendapatan daerah tersebut di atas, diketahui bahwa
pendapatan daerah ada yang bersumber dari pendapatan asli daerah sendiri dan
ada juga yang berasal dari subsidi pemerintah tingkat atasan (provinsi/pusat).

BUKU RENCANA 4- 51
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

B. Komponen Belanja
Anggaran Belanja terdiri atas belanja tidak langsung dan belanja langsung.
1. Belanja Tidak Langsung Daerah adalah belanja yang dianggarkan tidak terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja daerah
ini terdiri atas:
a. belanja pegawai;
b. belanja bunga;
c. belanja hibah;
d. belanja bantuan sosial;
e. belanja tak terduga; dan
f. belanja bantuan keuangan.
2. Belanja Langsung Daerah adalah belanja daerah yang dikeluarkan dan
dianggarkan terkait secara langsung kepada pelaksanaan program dan
kegiatan. Belanja daerah ini terdiri atas:
a. belanja pegawai;
b. belanja barang dan jasa; dan
c. belanja modal.
Sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan daerah, maka setiap
daerah diharapkan dapat lebih mengoptimalkan pengelolaan daerahnya dengan
cara lebih mengoptimalkan belanja langsungnya dari pada belanja tidak langsung.
C. Komponen Pembiayaan
Pembiayaan daerah terdiri atas Penerimaan Pembiayaan Daerah dan Pengeluaran
Pembiayaan Daerah. Selanjutnya:
1. Penerimaan Pembiayaan Daerah yang didalamnya terdiri atas Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Lalu, Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman, dan Penerimaan Piutang Daerah;
2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah yang didalamnya terdiri atas Pembentukan
Dana Cadangan, Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah, dan
Pembayaran Pokok Utang; serta
3. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan.

BUKU RENCANA 4- 52
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

Secara umum komponen pembiayaan difungsikan untuk tetap menjaga


keseimbangan antara pendapatan daerah dan belanja daerah bila terjadi surplus
atau defisit.

D. Proyeksi Belanja Daerah


Dalam 5 (lima) tahun ke depan meningkatnya fungsi Kota Medan akan berpengaruh
terhadap peningkatan belanja, baik belanja langsung maupun belanja tidak
langsung. Jumlah belanja daerah ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah,
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sendiri.
Penggunaan belanja langsung tersebut tercermin dalam RAPBD Pemerintah Kota
Medan tahun bersangkutan yang penggunaannya diarahkan kepada lebih prioritas
untuk membiayai berbagai urusan Pemerintah Daerah baik urusan wajib maupun
urusan pilihan dan menstimulus kegiatan ekonomi dan sosial budaya masyarakat.
Fokus belanja daerah 2016-2021 diarahkan kepada program kebutuhan infrastruktur
dasar, sesuai dengan SPM yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Selain itu anggaran belanja juga diarahkan penggunaannya untuk mendorong
berkembangnya kegiatan-kegiatan di wilayah pusat pertumbuhan yang baru, sesuai
dengan apa yang telah tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang Dan
Karo, bahwa Kota Medan diperuntukkan sebagai Kawasan Perkotaan inti yang
terdiri dari pusat-pusat kegiatan utama dan sebagai pendorong pengembangan
kawasan perkotaan sekitar. Sedangkan belanja tidak langsung penggunaannya
lebih diarahkan untuk membiayai gaji pegawai, pemberian hibah, subsidi, dan
bantuan serta pengalokasian pengeluaran belanja tak terduga.
Besarnya anggaran belanja Kota Medan untuk periode tahun 2016-2021 terjadi
diakibatkan karena:
1. Kota Medan merupakan salah satu kota di Indonesia sebagai Pilot Project
Indo-Sutri (Indonesia Sustainable Urban Transport Initiative), sehingga
diperlukan anggaran yang cukup besar untuk mencapai target kinerja tersebut.

BUKU RENCANA 4- 53
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

2. Penyediaan sarana dan prasarana kebutuhan dasar masyarakat sesuai


dengan SPM (standard pelayanan minimum) yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat, seperti kesehatan, pendidikan, transportasi, tenaga kerja,
ketahanan pangan, dan lain- lain yang sesuai.
3. Dalam kerjasama Sub-Bilateral IMT-GT, Kota Medan di persiapkan sebagai
kota dengan konsep Green City.

E. Kebijakan Pembiayaan Infrastruktur Perumahan


Di sisi lain masih terdapat permasalahan yaitu terbatasnya anggaran pemerintah
daerah. Anggaran pemerintah masih belum bisa memenuhi pembiayaan perumahan
di daerah masing-masing. Kondisi ini menunjukkan perlu adanya pembiayaan
alternatif dalam penyediaan perumahan dengan melibatkan sektor swasta.
Terdapat dua kebijakan utama dalam pembiayaan infrastruktur perumahan, yaitu
sebagai berikut:
a. Subsidi
Program subsidi yang diberikan dalam penyediaan perumahan meliputi:
1. FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan)
Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) adalah dukungan
fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan kepada MBR yang
pengelolaannya dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
FLPP bertujuan untuk menyediakan dana dalam mendukung
kredit/pembiayaan pemilikan rumah sederhana sehat bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR). Dana FLPP disalurkan dari PPDPP
(Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan) kepada kelompok
sasaran KPR Sejahtera melalui Bank Pelaksana. FLPP memberikan suku
bunga 5 % per tahun sepanjang masa pinjaman atau paling lama 20
tahun.

BUKU RENCANA 4- 54
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

2. SSB (Subsidi Selisih Bunga)


Kredit Pemilikan Rumah Subsidi Selisih Bunga, yang selanjutnya disingkat
KPR SSB adalah kredit pemilikan rumah yang diterbitkan oleh Bank
Pelaksana secara konvensional yang mendapat pengurangan suku bunga
melalui Subsidi Bunga Kredit Perumahan. Bank pelaksana bertanggung
jawab untuk menyediakan seluruh pokok kredit atau pembiayaan KPR
SSB. SSB memberikan suku bunga 5 % per tahun sepanjang masa
pinjaman atau paling lama 20 tahun.
3. SBUM (Subsidi Bantuan Uang Muka)
Subsidi Bantuan Uang Muka Perumahan yang selanjutnya disingkat
SBUM adalah subsidi Pemerintah yang diberikan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah dalam rangka pemenuhan sebagian/seluruh uang
muka perolehan rumah. Besaran Subsidi Bantuan Uang Muka Perumahan
yang diberikan kepada penerima KPR Bersubsidi sebesar Rp 4.000.000
(empat juta rupiah).
4. BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan)
BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan) adalah
kredit kepemilikan rumah bersubsidi yang merupakan program kerja sama
antara Bank dengan Kementerian PUPR yang diberikan bersama dengan
subsidi uang muka kepada masyarakat yang telah mempunyai tabungan
untuk pembelian rumah tapak dan pembangunan rumah swadaya. BP2BT
memberikan beberapa manfaat yaitu sebagai berikut:
 BP2BT digunakan untuk pembelian rumah tapak, rumah susun serta
pembangunan rumah swadaya.
 Uang muka minimal 5%
 Jangka waktu pinjaman hingga 20 tahun.
 Bebas PPN
b. Stimulan
Salah satu bantuan stimulan yang diberikan kepada masyarakat adalah
program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). BSPS merupakan
bantuan pemerintah berupa stimulan bagi masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) untuk meningkatkan keswadayaan dalam pembangunan atau

BUKU RENCANA 4- 55
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

peningkatan kualitas rumah beserta prasarana, sarana dan utilitas umum


(PSU). BSPS memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas RTLH. Besarnya
bantuan BSPS cukup beragam mulai dari Rp 7,5 juta, Rp 10 juta hingga Rp 15
juta yang diberikan dalam bentuk bahan bangunan. Pemberian bantuan
stimulan ini dapat digunakan untuk keperluan memperbaiki rumah masyarakat
menjadi lebih layak huni.

4.14 ANALISIS KEBUTUHAN KELEMBAGAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN


PERMUKIMAN DI KOTA MEDAN
Kebutuhan kelembagaan Perumahan dan Kawasan Permukiman dapat dilihat dari sisi
urgensi penanganan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Kelembagaan yang
dibutuhkan mulai dari fungsi dan perannya. Kelembagaan yang kini telah ada meliputi:
Pemerintah, Swasta, Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan Masyarakat.
Kelembagaan Pusat Kelembagaan Provinsi
4. Kementrian Terkait Urusan Perumahan 1. Dinas/Bidang terkait urusan Perumahan
dan Kawasan Permukiman. dan Kawasan Permukiman
5. Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan 2. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
Perumahan (PPDPP) 3. Perbankan Daerah seperti Bank
6. Balai/Badan Jasa, Teknologi, Sumut
Material/Peralatan Kontruksi. 4. Kelompok Kerja Pemerintah, Swasta,
7. Perbankan (BTN, BTN syariah, BRI, BRI Perguruan Tinggi, Asosiasi dan Lembaga
syariah, Mandiri, BNI, Artha Graha, Penelitian Bidang Perumahan dan
Bukopin, Mayora) Kawasan Permukiman.
Kelembagaan Kabupaten/Kota Masyarakat, Pendidikan Tinggi dan
1. Dinas/Bidang terkait urusan Perumahan Asosiasi
dan Kawasan Permukiman 1. Lembaga Pengkajian Urusan Perumahan
2. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Kawasan Permukiman
3. Perbankan Daerah seperti Bank Sumut. 2. Asosiasi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI)
4. Kelompok Kerja Pemerintah, Swasta, 3. Asosiasi Ikatan Perencanaan Indonesia
Perguruan Tinggi, Asosiasi dan (IAP)
Lembaga Penelitian Bidang Perumahan 4. Real Estate Indonesia (REI)
dan Kawasan Permukiman 5. APERSI
6. Pengembang MBR lainnya

BUKU RENCANA 4- 56
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

A. Pemerintah Pusat
Kelembagaan Pemerintah dibutuhkan mulai dari level pemerintah pusat, provinsi
hingga daerah. Sesuai amanat UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah urusan perumahan dan kawasan permukiman dibagi habis antar level
pemerintah. Berbagai kelembagaan di pusat seperti:
1. Kementerian/Lembaga Terkait Urusan Perumahan dan Kawasan
Permukiman (KemenPUPR, Kementerian ATR/BPN, Kementerian Dalam
Negeri, KemenPPN/Bappenas)
2. Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP)-PUPR
3. Balai/Badan Jasa, Teknologi, Material/Peralatan Konstruksi.
4. Perbankan (BTN, BTN syariah, BRI, BRI syariah, Mandiri, BNI, Artha Graha,
Bukopin, Mayora)
5. Lembaga Pengkajian Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman
6. Asosiasi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI)
7. Asosiasi Ikatan Perencanaan Indonesia (IAP)
8. Real Estate Indonesia (REI)
9. APERSI
10. Pengembang MBR lainnya

B. Permerintah Provinsi dan Pemerintah Kota


Kelembagaan di level provinsi diperlukan mulai dari pembinaan, pengawasan dan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan bidang perumahan dan kawasan
permukiman terutama terkait pembangunan perumahan bagi MBR.
1. Dinas/Bidang terkait urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman
2. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
3. Perbankan Daerah seperti Bank Sumut, Bank Mandiri dan Syariah, Bank BTN
dan Syariah, Bank BRI dan Syariah
4. Kelompok Kerja Pemerintah, Swasta, Perguruan Tinggi, Asosiasi dan Lembaga
Penelitian Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
5. Lembaga Pengkajian Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman
6. Asosiasi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI)
7. Asosiasi Ikatan Perencanaan Indonesia (IAP)

BUKU RENCANA 4- 57
Review Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Kota Medan

8. Real Estate Indonesia (REI)


9. APERSI
10. Pengembang MBR lainnya

C. OPD Bidang perumahan dan Kawasan Permukiman


Mengingat begitu kompleksnya masalah PKP, dimana tidak saja menyinggung
kondisi fisik perumahan dan kawasan permukiman yang ada, tetapi juga
menyinggung masalah sosial budaya, sosial ekonomi, kesehatan lingkungan, dan
pertumbuhan wilayah yang menopang perekonomian wilayah, maka
diperlukan kerja sama antar instansi yang saling berperan dalam setiap
permasalahannya. Harus disadari pengembangan suatu wilayah atau kawasan
pemukiman perkotaan adalah merupakan pekerjaan yang tidak mudah atau bisa
dikatakan cendrung rumit, karena itu merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait padanya batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
aspek fungsional. Dalam merencanakan dan memprogram hal tersebut, maka
Lembaga Pemerintah harus berpedoman atau mengacu pada prinsip atau konsep
KISS (Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan Symplifikasi) agar implementasi kerja
bisa berjalan dengan padu, solid dan berkualitas.
Selain Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang yang
membawahi bidang PKP, dinas/ SKPD lainnya yang dapat terlibat langsung
maupun tidak langsung dalam pengembangan dan pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman adalah sebagai berikut.
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
2. Dinas Pekerjaan Umum
3. Dinas Sosial
4. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
5. Dinas Perikanan, Ketahanan Pangan dan Pertanian
6. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
7. Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

BUKU RENCANA 4- 58

Anda mungkin juga menyukai