Anda di halaman 1dari 35

PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN

PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN


KABUPATEN SUMENEP

BAB 2
KAJIAN KEBIJAKAN
PERMUKIMAN
Bagian ini terdiri atas kebijakan terhadap dokumen tata ruang, baik itu skala kabupaten
(RTRW, RPJM Kab) maupun kecamatan (Rencana Detail Tata Ruang Kec/ Kalianget).
Fungsi utama pada bab ini yaitu agar perencanaan yang dilakukan ini, tidak saling tumpang
tindih kebijakan, sehingga perencanaan tingkat desa ini merupakan turunan dari payung
hukum diatasnya, tanpa ada permasalahan di belakangnya.

2.1 Kebijakan Perencanaan Tata Ruag


2.1.1 Rencana Tata Ruang Propinsi Jawa Timur
Jawa Timur dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu Jawa Timur daratan
dan Kepulauan Madura. Luas wilayah Jawa Timur daratan hampir mencakup 90%
dari seluruh luas wilayah, sedangkan luas Kepulauan Madura hanya sekitar 10%.
Madura adalah pulau terbesar di Jawa Timur, dipisahkan dengan daratan
Jawa oleh Selat Madura. Di sebelah timur Madura terdapat gugusan pulau, paling
timur adalah Kepulauan Kangean, dan paling utara adalah Kepulauan Masalembu.

Tabel 2.1
Pembagian Administrasi Provinsi Jawa Timur
Sumber: Provinsi Jawa Timur dalam Angka 2010
No Kabupaten/Kota Luas (Ha) Kecamatan Desa
38 Kabupaten Sumenep 199.854,00 25,00 332,00
8.413,0
4.779.975,00 640,00
TOTAL 0
Dari segi kependudukan, terdapat ketidakmerataan persebaran penduduk
sebagai human capital untuk modal pembangunan. Sebagian besar penduduk
terkonsentrasi di Kota Surabaya (18,88%) dan Kabupaten Sidoarjo (10,83%),
sementara kabupaten/kota lainnya memiliki jumlah penduduk dengan proporsi
kurang dari kurang dari 6%, bahkan Kepulauan Madura, Kabupaten Ngawi, dan
Kabupaten Pacitan memiliki konsentrasi penduduk terendah, yaitu kurang dari 0,8%
dari total penduduk Jawa Timur. Besaran Surabaya ditinjau dari jumlah penduduk

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-1


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

adalah dua kali Sidoarjo sebagai kabupaten terbesar kedua, dan hampir 4 kali Kota
dan Kabupaten Malang. Surabaya dibandingkan kabupaten terkecil di Jatim, yakni
Pacitan, besarannya hampir enam puluh kali lipat. Demikian, kesenjangan yang
sangat besar terkait dengan besaran kota dan modal sumberdaya manusia untuk
pembangunan.
Keterangan nomor Kabupaten dan Kota:
No. Indeks No. Indeks Nama
Nama Kab/Kota
Kab/Kota Fasilitas Kab/Kota Fasilitas Kab/Kota
37 18.88 Kota Surabaya 2 1.41 Kab. Ponorogo
5 1.83 Kab. Blitar 29 0.77 Kab. Sumenep

Kualitas pembangunan ekonomi serta sarana dan prasarana baik pendidikan


maupun kesehatan sangat berpengaruh terhadap kualitas SDM yang ditunjukkan
dengan indikator IPM.
Persebaran infrastruktur Kota Surabaya sekitar 8% dari kepadatan
infrastruktur Jawa Timur, Kabupaten Malang, Banyuwangi, Gresik dan Sumenep
memiliki proporsi sekitar 4-5%, Kabupaten/kota lainnya memiliki proporsi rata-rata
antara 1 – 3%

A. STRUKTUR PUSAT PERMUKIMAN PERKOTAAN


GERBANGKERTOSUSILA PLUS
STRUKTUR PUSAT PERMUKIMAN PERKOTAAN WILAYAH MADURA
Pusat Permukiman Perkotaan di wilayah Madura dan kepulauan berkembang
memusat disekitar Ibukota Sampang, Ibukota Pamekasan dan Ibukota Sumenep.
Sistem pusat permukiman perkotaan di wilayah Madura dan Kepulauan diarahkan
bersinergi antara pusat permukiman perkotaan satu dengan yang lain, sehingga
dapat mendorong perkembangan Madura dan Kepulauan secara bersama-sama.
Dengan sistem tersebut maka secara struktural pusat permukiman perkotaan di
wilayah Madura dan Kepulauan diarahkan dalam satu pengelolaan.
Keberadaan Jembatan Suramadu diprediksi akan menjadi prime over
perkembangan Madura secara keseluruhan. Kaki jembatan Suramadu pada kedua

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-2


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

sisinya yaitu Sisi Surabaya terletak di ujung Kelurahan Tambak Wedi, Kecamatan
Kenjeran, sedangkan pada sisi Madura berlokasi di desa Sukolilo Barat, Kecamatan
Labang, Kabupaten Bangkalan, secara otomatis akan menjadi pintu gerbang utama
masuknya sirkulasi barang dan orang sehingga dapat mengenerate kegiatan ekonomi
di wilayah tersebut dan kemudian memberikan multiplier effect ke kawasan
sekitarnya pada lingkup lokal dan regional sehingga tercipta suatu kawasan pusat
pertumbuhan baru. Jadi, kawasan kaki SURAMADU sisi Madura menjadi pusat
pertumbuhan yang terkoneksi dengan Gerbangkertosusila dan wilayah
dibelakangnya diantaranya yaitu kawasan industri (EJIIZ) di Kecamatan Tragah dan
Burneh, Kawasan Bangkalan Utara yang memiliki fasilitas regional yaitu Bandara
Udara di Tanjung Bumi dan Pelabuhan Internasional di Klampis, dan sebagai
penarik investasi menuju kawasan Madura Timur (Sampang-Pamekasan-Sumenep).
Rencana struktur ruang wilayah Madura dan kepulauan

B. PENGEMBANGAN SISTEM KEGIATAN


Sistem kegiatan perkotaan diarahkan sebagai berikut :
 PENGEMBANGAN MADURA
Sesuai dengan kondisi dan potensi sumberdaya pengembangan wilayah
Madura dan Kepulauan diprioritaskan pada sektor pertanian, perikanan, industri
dan penggaraman.
Pengembangan sektor pertanian terutama adalah pada kegiatan tanaman
pangan, peternakan dan perkebunan di wilayah Kabupaten Sumenep, wilayah
Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sampang. Kegiatan pariwisata terutama
wisata pantai di Kabupaten Sumenep dan dan Sampang. Kegiatan industri
terutama agroindustri dikembangkan pada Kabupaten Pamekasan dan Sampang.
Kegiatan perikanan dan penggaraman diarahkan pada Kabupaten Sampang dan
Pamekasan. Perkotaan Sumenep diarahkan bagi pengembangan kegiatan
transportasi seperti Pelabuhan Kargo dan Bandara Lokal.
Untuk mendukung kegiatan pembangunan pada WP Madura dan Kepulauan
ini, maka dikembangkan fasilitas umum dan jaringan infrastruktur, baik pada

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-3


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

kota-kota kabupaten maupun kota-kota kecil lainnya. Sedangkan untuk wilayah


kepulauan perlu dilakukan peningkatan sistem jaringan transportasi laut dan
penerbangan/landasan udara lokal dan khusus serta pengembangan
infrastruktur dimana kegiatan yang diarahkan adalah kegiatan perikanan,
perdagangan dan minyak bumi.

Gambar 2.2
Rencana Struktur Ruang Wilayah Madura

Tabel 2.2

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-4


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

Fungsi Wilayah dan Perkotaan Jawa Timur


Wilayah/ Rencana Fungsi Rencana Pengembangan Rencana Pengembangan
Perkotaan Wilayah/ Perkotaan Fasilitas Yang Dibutuhkan Infrastruktur
Cluster Madura dan Kepulauan
1. Kabupaten  Pusat a. Fasilitas pemerintahan :  Pengembangan
Sumenep pemerintahan,  KantorKota/Kabupaten jaringan jalan
perdagangan,  Polres/Polresta regional
jasa, industri, b. Fasilitas perdagangan :  Pengembangan
pendidikan,  Revitalisasi pasar bandara udara
kesehatan dan tradisional dengan jalur non
pariwisata  Pengembangan pasar ikan reguler
c. Fasilitas jasa :  Pengembangan
 Lembaga keuangan (Bank, pelabuhan laut
koperasi) Kalianget serta
d. Fasilitas industri : mengembangkan
 Home industri pelabuahan laut di
 cold storage Pulau Pagerungan
e. Fasilitas pendidikan :  Konservasi rel mati
 SMA/MA/SMK  Meningkatkan sarana
f. Fasilitas kesehatan : prasarana di
 Pengembangan rumah kawasan tertinggal
sakit pemerintah tipe C
 Puskesmas rawat inap
g. Fasilitas wisata :
 Pengembangan dan
peningkatan fasilitas obyek
wisata

Sumber : Hasil Rencana

1. Sistem perkotaan di wilayah Provinsi Jawa Timur ditetapkan sebagai berikut:


PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Kawasan perkotaan yang diklasifikasikan sebagai
PKL berfungsi sebagai pusat pelayanan pada lingkup lokal, yaitu skala
kabupaten atau beberapa kecamatan. Kawasan perkotaan yang diarahkan untuk
berfungsi sebagai PKL di Provinsi Jawa Timur yakni Jombang, Ponorogo, Ngawi,

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-5


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

Nganjuk, Tulungagung, Lumajang, Sumenep, Magetan, Situbondo, Trenggalek,


Bondowoso, Sampang, Kepanjen, Mejayan, Kraksaan, Kanigoro, dan Bangil.

2. Perwilayahan Jawa Timur dibagi dalam 8 Wilayah Pengembangan (WP), yaitu :


WP Gerbangkertosusila Plus, meliputi : Kota Surabaya, Kabupaten Tuban,
Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Gresik, Kabupaten
Sidoarjo, Kabupaten dan Kota Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten
Bangkalan, Kabupaten dan Kota Pasuruan, Kabupaten Sampang, Kabupaten
Pamekasan dan Kabupaten Sumenep, dengan pusat pelayanan di Kota
Surabaya.

C. RENCANA SISTEM PERDESAAN


Sistem pedesaan dilakukan dengan membentuk pusat pelayanan desa secara
berhirarki yaitu sebagai berikut:
1. Pusat pelayanan antar desa (PPL)
2. Pusat pelayanan setiap desa (PPd)
3. Pusat pelayanan pada satu atau beberapa dusun atau kelompok permukiman
(PPds)
Pusat pelayanan perdesaan tersebut
secara berhirarki memiliki hubungan dengan
pusat pelayanan wilayah kecamatan sebagai
kawasan perkotaan terdekat, dengan
perkotaan sebagai pusat pelayanan sub WP
(Wilayah Pengembangan), dan dengan
Keterangan :
Pusat SSWP
Kota Kecamatan
ibukota kabupaten masing-masing. Struktur
Desa Pusat Pertumbuhan
Pusat Desa
ruang perdesaan tersebut merupakan upaya
1 : Pusat WP
2 : Pusat Sub WP untuk mempercepat efek pertumbuhan dari
3 : Ibu Kota Kecamatan
4 : Pusat Pelayanan Desa pusat-pusat WP. Rencana struktur ruang
pedesaan dapat dilihat dalam Gambar 3.23.
Gambar 2.3
Sistem Pusat Permukiman Perdesaan

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-6


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

Pengelolaan sistem perdesaan merupakan upaya untuk mempercepat efek


pertumbuhan di kawasan perdesaan. Pengelolaan sistem pedesaan di Jawa Timur
konsisten pada konsep pengembangan desa-desa agropolis.

Pengembangan sistem agropolitan regional meliputi:


1. Sistem Agropolitan Wilis
2. Sistem Agropolitan Bromo Tengger Semeru/BTS
3. Sistem Agropolitan Ijen
4. Sistem Agropolitan Madura

Pengembangan desa agropolis secara struktural akan tekait pula dengan


pengembangan interaksi desa-kota, dan membuat keterkaitan antar pusat-pusat
permukiman tersebut dalam pola sistem jaringan (network system), sesuai dengan
konsep penataan struktur tata ruang wilayah Jawa Timur dan pola pengembangan
kegiatan ekonomi lokal yang diarahkan dapat memicu perkembangan wilayah yang
berbasis pada sektor primer.
Skenario Network Sistem secara mikro bersinergi dengan keterhubungan sentra
produksi dan perbaikan aksesibilitas sehingga membentuk pusat pengembangan
pengolahan suatu produk. Untuk mendukung keterkaitan antar wilayah dan sentra
produksi dikembangkan sistem jaringan wilayah Sumenep adalah
“ Strategi pengembangan wilayah akan diarahkan sebagai sub pusat
koleksi dan distribusi dan sub pusat industri pengolahan di Kota
Sumenep. Sub-sub pusat ini akan melayani wilayah yang termasuk pada
Kabupaten Sumenep ”.

D. POTENSI BENCANA ALAM


Sebaran bencana alam di provinsi Jatim disajikan dalam peta-peta rawan
bencana alam berikutnya, yang meliputi peta rawan banjir, peta rawan longsor, dan
peta multi rawan bencana alam.

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-7


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-8


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-9


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

2.1.2 KEBIJAKAN KABUPATEN SUMENEP


2.1.1 KEBIJAKAN RENCANA TATA RUANG
A. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sumenep Tahun
2013-2033
RTRW Kabupaten Sumenep yang kemudian disahkan dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Sumenep Nomor 12 Tahun 2013 memuat tujuan, kebijakan, dan
strategi penataan ruang, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, penetapan
kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang, arahan pengendalian pemanfaatan
ruang, pengawasan penataan ruang. Adapun visi penataan ruang wilayah
Kabupaten Sumenep yaitu:
“Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Bersih, Mandiri,
Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional”

Sumenep Makin Sejahtera di sini memiliki dua makna, potensi sumber daya
(resources) alam yang melimpah dan kaya khazanah kebudayaan. SDA seperti migas,
pertanian, kelautan, perkebunan dan sektor industri (home industri). Untuk
mendukung visi pembangunan tersebut, kaitannya dengan Visi penataan ruang
adalah: “memajukan Kabupaten Sumenep sebagai pusat kawasan minapolitan
yang didukung dengan pengembangan kawasan agropolitan, pariwisata dan
industri untuk mendukung perwujudan Kabupaten Sumenep sebagai Kawasan
Gerbang Timur Pulau Madura “.
Untuk mewujudkan Visi penataan ruang, maka tujuan penataan ruang
Kabupaten Sumenep adalah “mewujudkan ruang wilayah Kabupaten sebagai
pusat kawasan minapolitan yang didukung dengan pengembangan kawasan
agropolitan, pariwisata, dan industri”.

A. RENCANA STRUKTUR RUANG


Rencana struktur ruang wilayah kabupaten meliputi sistem pusat pelayanan,
sistem jaringan prasarana wilayah, sistem jaringan transportasi, sistem jaringan
energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, dan sistem

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-10


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

prasarana pengelolaan lingkungan. Arahan kebijakan pengembangan kawasan


permukiman dalam rencana struktur ruang RTRW Kabupaten Sumenep adalah
sebagai berikut.
Tabel 2.3
Arahan Kebijakan Pengembangan Kawasan Permukiman dalam
Rencana Struktur Ruang RTRW Kabupaten Sumenep Tahun 2013-2033
No. Aspek Arahan Kebijakan Pengembangan

1. Jaringan Jalan  Mengembangkan jalur jalan lokal primer sebagai jalur akses tengah
Kabupaten Sumenep, mulai dari arah timur (Perkotaan Sumenep)
hingga masuk ke wilayah Kabupaten Pamekasan melalui jalur :
Kecamatan / Perkotaan Sumenep – Kecamatan / Perkotaan Batuan
– Kecamatan / Perkotaan Lenteng – Kecamatan Ganding dan
Kecamatan / Perkotaan Guluk-guluk.
 Mengembangkan jalur jalan penghubung kawasan Agropolitan
Perkotaan Rubaru ke arah utara (menuju Kecamatan/perkotaan
Ambunten), selatan (Kecamatan / Perkotaan Ganding) dan timur
(Kecamatan / Perkotaan Sumenep).
 Perbaikan dan peningkatan kualitas jalan yang diprioritaskan pada
jaringan jalan utama khususnya yang saat ini mengalami
kerusakan atau mengarah pada kondisi rusak.
2. Jaringan Listrik Adapun rencana pengembangan sistem jaringan listrik di Kabupaten
Sumenep adalah sebagai berikut :
 Untuk rencana pengembangan jaringan listrik diarahkan untuk
pengadaan listrik di wilayah pedesaan yang belum terlayani serta
kawasan kepulauan di Kabupaten Sumenep dengan mengikuti
jaringan utama yang telah ada untuk menekan biaya pengadaan
listrik.
 Sedangkan untuk gardu induk tetap menggunakan gardu induk
yang ada. Kawasan di sekitar gardu induk diberi pagar sehingga
tidak digunakan untuk perumahan maupun pembangunan
bangunan lainnya dan juga tanda bahaya.
 Untuk jaringan udara tegangan tinggi yang melintas Kabupaten
Sumenep, guna menjaga keselamatan dan keamanan, maka dalam
radius 25 meter sekitar SUTT ini merupakan kawasan bebas
bangunan. Namun pada kondisi tertentu bila sekitar jalur SUTT ini
akan digunakan sebagai kawasan terbangun maka diarahkan agar
kanan dan kiri jalur SUTT digunakan untuk jalan sejajar sehingga
tidak langsung berhubungan dengan kawasan terbangun.
3. Jaringan  Pembangunan sistem prasarana telekomunikasi jaringan kabel dan
Telekomunikasi seluler.
4 Menara BTS  Rencana pengembangan menara telekomunikasi ini lebih
diarahkan untuk aspek teknis seperti harus sesuai dengan standar
baku Pembangunan Menara untuk menjamin keamanan
lingkungan dengan memperhitungkan faktor-faktor yang
menentukan kekuatan dan kestabilan konstruksi Menara dengan
penitikberatan pada prinsip-prinsip penggunaan Menara Bersama
serta aspek non teknis yang terkait dengan masalah perijinan,
kebijakan penggunaan menara bersama, mekanisme pengawasan
dan lain sebagainya.

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-11


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

No. Aspek Arahan Kebijakan Pengembangan

4. Jaringan Air Rencana pengembangan jaringan air bersih di Kabupaten Sumenep


Bersih antara lain :
 Peningkatan dan pengelolaan sumber-sumber air yang ada.
 Perbaikan dan pengantian pipa-pipa air yang sudah rusak/ tidak
layak. Usaha ini berguna untuk mengantisipasi kebocoran air.
 Peningkatan pelayanan yaitu dengan penambahan jaringan,
khususnya untuk konsumsi rumah tangga, fasilitas umum, sosial
dan industri.
 Untuk wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh pelayanan air
bersih PDAM dilakukan dengan meningkatkan pelayanan dan
menambah jaringan air bersih melalui jaringan air bersih berbasis
masyarakat.
 Perlu adanya pengamanan dan pengendalian pada daerah resapan
air di sekitar sumber air baku (mata air) yang dapat menjamin
penyediaan air bersih baik untuk daerah pedesaan maupun daerah
perkotaan.
 Pengamanan terhadap kawasan hutan lindung khususnya daerah
yang berfungsi sebagai kawasan lindung bawahannya, yang
memungkinkan terpeliharanya keseimbangan fungsi
hidroorologis.
 Pengembangan sistim penyediaan air bersih untuk kota-kota yang
mendapat prioritas tinggi (Pusat Kota Sumenep dan Ibu Kota
Kecamatan lainnya).
 Mengoptimalkan sumber air baku yang berasal dari sungai yang
melintasi wilayah Kabupaten Sumenep yang mempunyai debit air
yang melimpah dan tidak pernah kering.
 Sehubungan dengan kebutuhan air baku tersebut maka
diupayakan untuk tetap menjaga kadar air baku sungai dengan
jalan program kali bersih dan pengendalian kegiatan industri yang
membuang limbahnya ke badan sungai.
5. Sistem  Penyediaan bak-bak sampah di tiap sumber sampah domestik dan
Persampahan non domestik.
 Pengumpulan sampah oleh petugas kebersihan menggunakan
gerobak-gerobak tangan untuk dibuang ke TPS dan diangkut ke
TPA.
6. Jaringan Drainase  Pengembangan kolam retensi di kawasan permukiman yang
mempunyai permasalahan genangan air.
7. Sistem Sanitasi  Penerapan sistem pengelolaan limbah tiap rumah tangga dan
komunal pada kawasan permukiman padat penduduk.
 Pengembangan jaringan perpipaan dan sistem pengolahan air
limbah cair domestik pada kawasan peruntukan permukiman
terpadu di perkotaan.
 Penyediaan pengolah limbah setempat pada lingkungan
perumahan, fasilitas umum, fasilitas sosial dan perdagangan.
Sumber: RTRW Kabupaten Sumenep Tahun 2013-2033

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-12


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

Rencana Sistem Perkotaan (Urban System)


Penetapan kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di Kabupaten
Sumenep mengacu berdasarkan Undang-undang Nomor : 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang. Berdasarkan undang-undang tersebut dijelaskan
sebagai berikut :
1. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi;
2. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Pembentukan sistem pusat-pusat perkotaan dan perdesaan


merupakan satu kesatuan sistem yang saling berintegrasi dan mendukung.
Keduanya merupakan dua sistem yang berbeda, namun menjadi satu kesatuan
dalam pembentukan karakter kawasan dan kegiatan pembangunannya. Sistem
pusat-pusat perkotaan dan perdesaan tidak terlepas dari kelengkapan dan
kualitas fasilitas pelayanan yang dimiliki kabupaten, termasuk juga potensi
strategis dan aksesibilitas lokasi yang dimiliki dibandingkan dengan kabupaten
lain. Penetapan sistem dan fungsi kota mengacu pada ketentuan sebagai
berikut :
1. Penetapan fungsi dilakukan dengan mempertimbangkan potensi lokasi
yang dimiliki kabupaten yang berimplikasi terhadap pembangunan di masa
yang akan datang.
2. Potensi sumberdaya alam hinterland suatu kawasan yang menunjang
pemantapan fungsi pelayanannya.
3. Laju pertumbuhan ekonomi wilayah kabupaten sebagai wilayah hinterland
kecamatan pelayanan yang berimplikasi terhadap cepatnya laju
pertumbuhan kota, meningkatnya daya beli dan interaksi ekonomi dan

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-13


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

sosial yang terjadi, yang tergambarkan dari kelengkapan sarana dan


prasarana yang dapat disediakan sesuai dengan permintaan pasar.
4. Adanya peluang-peluang ekonomi maupun rencana-rencana
pengembangan sektoral wilayah hinterland dan rencana pengembangan
kabupaten itu sendiri untuk masa yang akan datang.
5. Arah dan tujuan pembangunan yang akan dikembangkan pada masing-
masing kota dan kecamatan tersebut.

Tabel 2.4 Rencana Sistem Perkotaan/Perdesaan


Kabupaten Sumenep
Sistem Perkotaan/ Perdesaan
Pusat Pelayanan Fungsi Pelayanan
Perkotaan Perdesaan
Sumenep Pusat pemerintahan, pusat perdagangan Seluruh Wilayah -
(PKL) dan jasa, pusat pendidikan, pusat Kecamatan
kesehatan, pusat pariwisata, pusat
permukiman perkotaan, dan pusat
transportasi.
Arjasa Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Arjasa Desa Buddi
(PKLp) dan jasa, pendidikan, pariwisata, Desa Kalikatak Desa Gelaman
pengembangan permukiman perkotaan, Desa Desa Pajanangger
pusat minapolitan, pertanian, kesehatan, Sumbernangka Desa Sawahsumur
dan peruntukan industri. Desa Duko Desa Paseraman
Desa Angon- Desa Kolo Kolo
angon Desa Angkatan
Desa Kalianyar Desa Kalisangka
Desa Pabian Desa Laok Jangjang
Desa Sambakati Desa Bilis-bilis
Desa Pandenan
Rubaru Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Rubaru Desa Basoka
(PKLp) dan jasa, pendidikan, kesehatan, Desa Mandala
pengembangan permukiman perkotaan, Desa Karangnangka
pusat agropolitan, dan peruntukan Desa Pakondang
industri. Desa Matanair
Desa Tambaksari
Desa Banasare
Desa Bunbarat
Desa Kalebengan
Desa Duko
Pasongsongan Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Desa Montorna
(PKLp) dan jasa, pendidikan, pariwisata, Pasongsongan Desa Prancak
kesehatan, pusat minapolitan, pertanian, Desa Panaongan Desa Campaka
peruntukan industri, dan pengembangan Desa Desa Rajun
permukiman perkotaan. Padangdangan Desa Lebeng Timur
Desa Lebeng Barat
Desa Soddara
Batang-batang Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Batang- Desa Tamendung
(PKLp) dan jasa, pendidikan, kesehatan, batang Daya Desa Totosan
pariwisata, perikanan, pertanian, dan Desa Batang- Desa Banuaju Barat
pengembangan permukiman perkotaan. batang Laok Desa Banuaju Timur
Desa Pajanangger
Desa Nyabakan Timur
Desa Lombang
Desa Bilangan
Desa Dapenda

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-14


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

Sistem Perkotaan/ Perdesaan


Pusat Pelayanan Fungsi Pelayanan
Perkotaan Perdesaan
Desa Legung Timur
Desa Legung Barat
Desa Jangkung
Desa Nyabakan Barat
Desa Kolpo
Kalianget Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Kalianget Desa Pinggirpapas
(PKLp) dan jasa, pendidikan, kesehatan, Timur Desa Desa Karanganyar
pariwisata, peruntukan industri garam, Kalianget Barat Desa Marengan Laok
dan pengembangan permukiman Desa Kalimo’ok Desa Kertasada
perkotaan.
Bluto Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Bluto Desa Aengdake
(PKLp) dan jasa, pendidikan, kesehatan, pusat Desa Desa Pakandangan Sangrah
minapolitan, pertanian, peruntukan Bungbungan Desa Pakandangan Tengah
industri, dan pengembangan permukiman Desa Aengbaja Desa Pakandangan Barat
perkotaan. Kenek Desa Kapedi
Desa Lobuk Desa Guluk Manjung
Desa Sera Barat
Desa Sera Tengah
Desa Sera Timur
Desa Karang Cempaka
Desa Aengbaja Raja
Desa Polongan
Desa Masaran
Desa Gingging
Desa Gilang
Desa Errabu
Gayam Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Gayam , Desa Jambuir
(PKLp) dan jasa, pendidikan, Desa Pancor Desa Prambanan
Pariwisata, perikanan, Desa Gendang Timur
Pertanian, peternakan sapi, dan Desa Karang Tengah
pengembangan permukiman perkotaan. Desa Nyamplong
Desa Gendang Barat
Desa Kalowang
Desa Tarebung
Masalembu Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Masalima, Desa Karamian
(PKLp) dan jasa, pendidikan, kesehatan, Desa Sukajeruk Desa Masakambing
pariwisata bahari, perikanan, dan
pengembangan permukiman perkotaan.
Gapura Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Panagan Desa Mandala
(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, Desa Gapura Desa Andulang,
perikanan, pertanian, dan pengembangan Barat Desa Longos,
permukiman perkotaan. Desa Gapura Desa Grujugan,
Tengah Desa Gapura Timur,
Desa Gersik Putih,
Desa Palokloan,
Desa Banjar Barat, Desa Banjar
Timur,
Desa Batudinding, Desa Baban,
Desa Karangbuddi, Desa Beraji,
Desa Poja.
Saronggi Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Saronggi Desa Aeng Tongtong
(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, (pusat) Desa Juluk
minapolitan, pertanian, dan Desa Tanah Desa Langsar
pengembangan permukiman perkotaan. Merah Desa Pagarbatu
Desa Tanjung
Desa Kebundadap Timur
Desa Kebundadap Barat
Desa Saroka
Desa Nambakor
Desa Muangan
Desa Talang
Desa Kambingan Timur

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-15


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

Sistem Perkotaan/ Perdesaan


Pusat Pelayanan Fungsi Pelayanan
Perkotaan Perdesaan
Talango Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Talango Desa Cabbiya
(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, (pusat) Desa Essang
pariwisata, perikanan, pertanian, dan Desa Padike Desa Kombang
pengembangan permukiman perkotaan. Desa Poteran
Desa Palasa
Desa Gapurana
Batuan Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Batuan Desa Patean
(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, (pusat) Desa Babbalan
pariwisata, pertanian, dan pengembangan Desa Torbang Desa Gedungan
permukiman perkotaan. Desa Gelugur Desa Gunggung

Lenteng Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Lenteng Desa Bilaporare


(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, Timur Desa Moncek Barat
pariwisata, agropolitan, dan Desa Lembung Desa Moncek Tengah
pengembangan permukiman perkotaan. Timur Desa Moncek Timur
Desa Banaresep Desa Banaserep Barat
Timur Desa Lembung Barat
Desa Kambingan Barat
Desa Tarogan
Desa Poreh
Desa Cangkreng
Desa Medelan
Desa Sendir
Desa Daramista
Desa Jambu
Desa Ellak Daya
Desa Ellak Laok
Desa Lenteng Barat
Ganding Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Parebaan Desa Ketawang Parebaan
(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, (pusat) Desa Bataal Barat
agropolitan, dan pengembangan Desa Ketawang Desa Bataal Timur
permukiman perkotaan. Karay Desa Rombiya Barat
Desa Ketawang Desa Rombiya Timur
Larangan Desa Talaga
Desa Ketawang Desa Bilapora Barat
Daleman Desa Bilapora Timur
Desa Ganding
Desa Gadu Timur
Desa Gadu Barat
Guluk-guluk Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Guluk- Desa Bakeong
(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, guluk Desa Payudan Dungdang
pariwisata, agropolitan, dan Desa Ketawang Desa Pordapor
pengembangan permukiman perkotaan. Laok Desa Bragung
Desa Desa Tambuko
Pananggungan Desa Payudan Nangger
Desa Payudan Daleman
Desa Payudan Karangsokon
Desa Batuampar
Ambunten Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Ambunten Desa Ambunten Barat
(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, Tengah Desa Tambaagung Barat
minapolitan, pertanian, dan Desa Ambunten Desa Tambaagung Tengah
pengembangan permukiman perkotaan. Timur Desa Tambaagung Ares
Desa Sogian
Desa Keles
Desa Tambaagung Timur
Desa Bukabu
Desa Campor Barat
Desa Campor Timur
Desa Beluk Ares
Desa Beluk Kenek
Desa Beluk Raja
Dasuk Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Nyapar Desa Batubelah Barat

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-16


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

Sistem Perkotaan/ Perdesaan


Pusat Pelayanan Fungsi Pelayanan
Perkotaan Perdesaan
(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, Desa Jelbudan Desa Batubelah Timur
pariwisata, minapolitan, pertanian, dan Desa Kertatimur Desa Kecer
pengembangan permukiman perkotaan. Desa Bates
Desa Bringin
Desa Mantajun
Desa Dasuk Laok
Desa Dasuk Timur
Desa Dasuk Barat
Desa Kerta Barat
Desa Semaan
Desa Slopeng
Dungkek Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Dungkek Desa Jadung
(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, (pusat) Desa Romben Barat
pariwisata, perikanan, pertanian, dan Desa Lapalaok Desa Romben Rana
pengembangan permukiman perkotaan. Desa Romben Guna
Desa Bicabi
Desa Lapadaya
Desa Lapataman
Desa Bungin-bungin
Desa Bunpenang
Desa Tamansang
Dea Candi
Desa Bancamara
Desa Banraas
Batuputih Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Batuputih Desa Larangan Barma
(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, Laok Desa Batuputih Kenek
pariwisata, perikanan, pertanian, dan Desa Aeng Merah
pengembangan permukiman perkotaan. Desa Tengedan
Desa Juruan Laok
Desa Juruan Daya
Desa Badur
Desa Gedang-gedang
Desa Batuputih Daya
Desa Bantelan
Desa Larangan Kerta
Desa Bulaan
Desa Sergang
Manding Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Manding Desa Giring
(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, Daya Desa Gadding
pariwisata, pertanian, dan pengembangan Desa Manding Desa Tenonan
permukiman perkotaan. Timur Desa Lanjuk
Desa Manding Desa Kasengan
Laok Desa Gunung Kembar
Desa Jabaan
Desa Lalangon
Giligenting (PPK) Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Aenganyar Desa Gedugan
dan jasa, pendidikan, kesehatan, Desa Galis Desa Bringsang
minapolitan, pertanian, dan Desa Lombang
pengembangan permukiman perkotaan. Desa Jate
Desa Banbaru
Desa Banmaleng
Pragaan Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Prenduan Desa Kaduara Timur
(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, Desa Pragaan Desa Sendang
minapolitan, pertanian, dan Laok Desa Rombasan
pengembangan permukiman perkotaan. Desa Jaddung Desa Sentol Laok
Desa Larangan Perreng
Desa Sentol Daya
Desa Pakamban Daya
Desa Pakamban Laok
Desa Pragaan Daya
Desa Aengpanas
Desa Karduluk

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-17


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

Sistem Perkotaan/ Perdesaan


Pusat Pelayanan Fungsi Pelayanan
Perkotaan Perdesaan
Sapeken Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Sapeken Desa Sabunten
(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, Desa Paliat
pariwisata, minapolitan, pertanian, dan Desa Sasili
pengembangan permukiman perkotaan. Desa Sepanjang
Desa Tanjungkiaok
Desa Pagerungan Kecil
Desa Pagerungan Besar
Desa Sakala
Kangayan Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Kangayan Desa Saobi
(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, Desa Tarjek Desa Cangkramaan
pariwisata, minapolitan, pertanian, dan Desa Tembayangan
pengembangan permukiman perkotaan. Desa Batuputih
Desa Daandung
Desa Timur Jangjang
Desa Jukong-jukong
Nonggunong Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Sukarame Desa Sukarame Timur
(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, Pesisir Desa Tanahmerah
pariwisata, perikanan, pertanian, dan Desa Somber
pengembangan permukiman perkotaan. Desa Sonok
Desa Nonggunong
Desa Rosong
Desa Talaga
Ra’as Pemerintahan kecamatan, perdagangan Desa Berakas Desa Ketupat
(PPK) dan jasa, pendidikan, kesehatan, Desa Poteran Desa Jungkat
pariwisata, perikanan, pertanian, dan Desa Keropo
pengembangan permukiman perkotaan. Desa Karangnangka
Desa Alasmalang
Desa Tonduk
Desa Guwa-guwa
Sumber : RTRW Kabupaten Sumenep 2013-2033

Keterangan : - PKL = Pusat Kegiatan Lokal


- PKLp = Pusat Kegiatan Lokal Promosi
- PPK = Pusat Pelayanan Kawasan
- PPL = Pusat Pelayanan Lingkungan.

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-18


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-19


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

B. RENCANA POLA RUANG


Rencana pola ruang wilayah kabupaten meliputi kawasan lindung dan
kawasan budidaya. Kawasan permukiman sebagai salah satu jenis penggunaan
lahan yang juga merupakan bentuk pemanfaatan kawasan budidaya sehingga harus

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-20


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

singkron dengan fungsi kawasan lindung. Arahan kebijakan pengembangan


kawasan permukiman dalam rencana pola ruang RTRW Kabupaten Sumenep adalah
sebagai berikut.
Tabel 2.2
Arahan Kebijakan Pengembangan Kawasan Permukiman dalam
Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Sumenep Tahun 2013-2033
No. Aspek Arahan Kebijakan Pengembangan

1. Sempadan Sungai  Perlindungan pada sungai besar minimum 100 meter dan
anak sungai minimum 50 meter diukur dari tepi sungai.
2. Sempadan Jaringan  Perlindungan saluran irigasi minimum 1 meter untuk debit
Irigasi air kurang dari 1 m3/detik, minimum 2 meter untuk debit
air antara 1-4 m3/detik, dan minimum 3 meter untuk debit
air lebih dari 4 m3/detik diukur dari tepi saluran irigasi.
3. Sempadan Waduk  Perlindungan pada waduk minimum 50 meter diukur dari
titik pasang tertinggi ke arah darat.
4. Kawasan SUTT  Perlindungan kawasan SUTT berjarak 20 meter dan
dan SUTET kawasan SUTET berjarak 25 meter diukur dari kanan dan
kiri menara tower.
5. Kawasan Jaringan  Perlindungan kawasan jaringan rel kereta api minimum 12
Rel Kereta Api meter diukur dari rel kereta api terluar.
6. Kawasan Ruang  Pengadaan kawasan ruang terbuka hijau seluas 30% dari
Terbuka Hijau luas kawasan perkotaan, meliputi 20% RTH publik dan
10% RTH privat.
7. Kawasan Rawan  Pengoptimalan fungsi kawasan lindung dan resapan air.
Bencana Alam  Pengkoordinasian pengelolaan dan pengembangan
drainase.
Sumber: RTRW Kabupaten Sumenep Tahun 2013-2033

Berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang “Penataan Ruang”


disebutkan bahwa pola ruang suatu kabupaten dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu
Kawasan lindung dan Kawasan Budidaya.
Rencana Pola Ruang di Kabupaten Sumenep sampai tahun 2033 seperti
tertuang di dalam RTRW Kabupaten Sumenep Tahun 2013 – 2033 disebutkan bahwa
luas kawasan lindung adalah 34.099,3 Ha atau 17,56 % dari luas wilayah Kabupaten

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-21


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

Sumenep sedang luas kawasan budidaya adalah 160.077,5 Ha atau 82,44 % dari luas
wilayah Kabupaten Sumenep. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 2.5
Rencana Pola Ruang Kabupaten Sumenep Tahun 2033
Prosentase
Rencana Pola Ruang Luas (Ha)
(%)

A. Kawasan Lindung 34,099.30 17.56


A.1. Kawasan Hutan Lindung 20,974.30 10.80
A.2. Kawasan Perlindungan Bawahan 2,534.00 1.30
A.2.1. Resapan Air 2,534.00 1.30
A.3 Kawasan Perlindungan Setempat 10,150.00 5.23
A.3.1. Sungai 1,560.00 0.80
A.3.2. Waduk/Embung 1,280.00 0.66
A.3.3. Sumber Air 1,890.00 0.97
A.3.4. Pantai 5,420.00 2.79
A.4. Kawasan Suaka Alam 441.00 0.23
A.4.1. Cagar Alam 430.00 0.22
A.4.2. Cagar Budaya 11.00 0.01
0.00
B. Kawasan Budidaya 160,077.50 82.44
B.1. Kawasan Hutan Produksi 21,280.40 10.96
B.2. Kawasan Hutan Rakyat 1,277.00 0.66
B.3. Kawasan Pertanian 103,016.69 53.05
B.3.1. Tanaman Pangan (Lahan Basah & Kering) 23,852.00 12.28
B.3.2. Hortikultura 72,156.69 37.16
B.3.3 Perkebunan 7,008.00 3.61
B.4. Kawasan Perikanan 1,723.41 0.89
B.5. Kawasan Permukiman 32,530.00 16.75
B.6. Kawasan Industri 250.00 0.13
0.00
Total 209,426.8 100.00
Sumber : RTRW Kabupaten Sumenep Tahun 2013 - 2033

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-22


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

B. Arahan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Kota Sumenep Tahun 2009-
2029

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-23


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

Wilayah BWP Kota Sumenep, pusat pertumbuhan tertinggi adalah di Kelurahan


Bangselok dan pusat pertumbuhan terendah adalah Desa Paberasan. Berdasarkan hasil
perhitungan, dapat diketahui bahwa pusat kegiatan di BWP Kota Sumenep adalah
Kelurahan Bangselok, Kepanjin, Pajagalan dan Karangduak. Sebagai pusat kegiatan
Bangselok, Kepanjin, Pajagalan dan Karangduak memiliki fasilitas-fasilitas yang lebih
lengkap dibanding kelurahan-kelurahan yang lain di BWP Kota Sumenep. Selain itu juga
Aksesibilitas menuju Bangselok, Kepanjin, Pajagalan dan Karangduak cukup terjangkau.
Berdasarkan analisa daya tampung penduduk Kelurahan Bangselok untuk jangka
waktu 20 tahun yang akan datang akan mendekati ambang batas sehingga terdapat arahan
pemindahan pusat kegiatan. Hal ini didasarkan pada perhitungan hasil indeks sentralitas
dengan nilai tertinggi setelah Kelurahan Bangselok adalah Kelurahan Pajagalan, Kelurahan
Kepanjin dan Kelurahan Karangduak yang sama-sama memiliki kelengkapan fasilitas dan
memiliki potensi pertumbuhan. Potensi pusat pertumbuhan wilayah diidentifikasi dari
kelengkapan fasilitas dan utilitas, kawasan pengelompokan penduduk, kemudahan
aksesibilitas (ketersediaan jaringan jalan) serta fungsi sebagai daerah pemerintahan.
Untuk menjawab tujuan penataan BWP Kota Sumenep tentang disparitas pelayanan
maka dibuat rencana sebagai berikut :
1. Di wilayah utara akan dikembangkan pusat kegiatan baru di Desa Parsanga
dan Paberasan dengan kegiatan unggulan berupa kawasan permukiman
baru, perdagangan dan jasa berbentuk linier. Untuk menghubungkan wilayah
ini langsung menuju selatan tanpa melalui pusat kota maka dikembangkan
jalan tembus baru melalui Desa Kacongan hingga ke Desa Pabian.
2. Di wilayah selatan dikembangkan pusat kegiatan baru di Desa Pabian untuk
menjawab perkembangan seputar keberadaan Bandar Udara Trunojoyo. Pada
pusat kegiatan baru ini dikembangkan kegiatan yang menunjang pola
pergerakan dari dan menuju bandara.
3. Di Desa Kolor sebagai pintu masuk selatan menuju BWP Kota Sumenep
dikembangkan kegiatan yang menunjang kota budaya antara lain :
 Mengembangkan terminal Kota Sumenep sebagai akses penyedia
transportasi wisata budaya.

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-24


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-25


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

Tabel 2.6 Pembagian Sub BWP Kota Sumenep


No SUB BWP Pusat Pelayanan Wilayah Pelayanan Fungsi

1 SUB BWP 1 Kelurahan Kelurahan  Fungsi Primer :


Bangselok Bangselok, Kepanjin, Perdagangan dan Jasa,
Karangduak, pusat wisata budaya,
Pajagalan, Desa Pusat Perkantoran
Pangarangan,  Fungsi Sekunder :
Kacongan Pabian Permukiman, RTH dan
Fasilitas umum
2 SUB BWP 2 Desa Pamolokan Desa Pandian  Fungsi Primer : Fasilitas
Kebonagung, umum Skala Regional,
Pamolokan, Bangkal, wisata budaya dan
Kebunan permukiman
 Fungsi Sekunder :
perdagangan skala
kecamatan, pertanian
dan RTH
3 SUB BWP 3 Desa Kolor Desa Kolor dan  Fungsi Primer :
Pabian Perdagangan dan jasa,
kegiatan wisata budaya
serta Pertanian
 Fungsi Sekunder :
Permukiman, fasilitas
umum
4 SUB BWP 4 Desa Parsanga Desa Parsanga,  Fungsi Primer :
Bangkal, Kacongan, perdagangan dan jasa,
Paberasan, Kebunan permukiman
 Fungsi Sekunder :
Pertanian dan RTH
5 SUB BWP 5 Desa Pabian Desa Kacongan,  Fungsi Primer :
Pabian, Marengan perdagangan dan jasa,
Daya pelayanan umum,
pertanian dan Buffer
Zone
 Fungsi Sekunder :
permukiman, RTH
Sumber : RDTRK Kota Sumenep 2013-2033

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-26


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-27


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

Tabel 2.7 Arahan Kebijakan Pengembangan Kawasan


Permukiman Perkotaan Kabupaten Sumenep
No. Aspek Arahan Kebijakan Pengembangan
1. Bagian Wilayah  Pengembangan bertahap area terbangun di daerah dengan kepadatan rendah.
Kota  Pengawasan area terbangun dengan ketat di daerah dengan kepadatan tinggi.
2. Sarana  Peningkatan kapasitas pelayanan dan kualitas fasilitas pendidikan, kesehatan, dan
pelayanan umum lainnya.
 Perbaiki dan peningkatan fasilitas yang sudah ada.
 Pengembangan fasilitas baru yang dibutuhkan.
3. Prasarana A. Jaringan Jalan
 Penambahan atau perluasan jaringan jalan.
 Penyediaan jalur pejalan kaki berupa trotoar tepi jalan.
B. Jaringan Listrik dan Air Bersih
 Peningkatan pelayanan listrik dan air bersih.
C. Sistem Sanitasi
 Penerapan sistem jaringan riolering yang lebih baik.
 Pengembangan instalasi pengelolaan air limbah di kawasan padat.
D. Jaringan Drainase
 Peningkatan kualitas dan kuantitas dimensi saluran drainase.
 Pengadaan sumur-sumur resapan di kawasan permukiman dan ruang terbuka
hijau.
E. Sistem Persampahan
 Pengembangan sistem pengelolaan sampah terpadu yang melibatkan
kelompok masyarakat.
 Pengelolaan sampah berupa tindakan daur ulang atau komposting di daerah
masing-masing.
Sumber: RDTRK Sumenep

B. Arahan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Kecamatan Kalianget


PEMBAGIAN SUB BWP DAN BLOK
Pembagian wilayah perencanaan ke dalam Sub BWP merupakan usaha untuk
mempermudah perwujudan perencanaan dengan merinci pada skala yang lebih
kecil, yaitu Sub BWP. Maksud dari langkah pembagian ini adalah:
 Memberi batasan kawasan fungsional di tiap Sub BWP, berdasarkan kondisi
fisik dan sosial yang ada, misalnya jaringan jalan, kepadatan penduduk, dan
dominasi kegiatan.

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-28


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

 Menciptakan keseimbangan dan keserasian kawasan, serta keseimbangan


antar Sub BWP
 Meningkatkan daya guna fasilitas serta pengoptimalan pelayanan.
 Memudahkan dalam membentuk struktur pusat pelayanan yang terarah.
 Memberikan kemudahan bagi aparat terkait dalam mengelola dan melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan dan hasil-hasil perencanaan
pembangunan.
Pembagian Sub BWP ditetapkan dengan hasil perhitungan indeks sentralitas
serta batas administrasi kelurahan dengan pertimbangan ;
1. Pola struktur atau fungsi ruang yang relatif lebih jelas dan tegas terutama antara
batas-batasnya.
2. Agar dalam pola distribusi penduduk, fasilitas, utilitas dan jaringan sistem
transportasinya akan relatif lebih realistis. Karena sumber data yang ada banyak
yang dibatasi oleh batas administrasi (kelurahan/Desa, dan kecamatan).
3. Pola kedekatan antar batas administrasi menjadi salah satu pertimbangan utama,
dalam upaya kesatuan struktur ruang dan hubungan akses antar struktur ruang
Tabel 2.8 Pembagian Sub BWP dan Blok Kecamatan Kalianget
No Sub BWP Pusat Fungsi
. Pelayanan
1 Sub BWP 1 Desa Kalinget Pemerintahan, pendidikan,pelayanan
Timur Umum, perkantoran, perdagangan
dan Jasa, Cagar Budaya

2 Sub BWP 2 Desa Kalainget Kesehatan, Pendidikan, Peribadatan


Barat Perdagangan dan Jasa, perkantoran

3 Sub BWP 3 Desa Kalimo’ok Pelayanan Umum, Pendidikan,


Peribadatan, Perdagangan dan Jasa,
Cagar Budaya

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-29


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-30


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-31


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

2.1.2 KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN SEKTOR


Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Sumenep
Tahun 2016-2021
RPJM Kabupaten Suemenep memuat gambaran umum kondisi daerah (yang
meliputi aspek geografis dan demografis, kesehatan masyarakat, pelayanan umum,
dan daya saing daerah). Selain itu, juga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,
dan arah kebijakan pembangunan daerah. Adapun visi perencanaan pembangunan
daerah Kabupaten Sumenep jangka menengah yang juga merupakan visi Bupati
Kabupaten Sumenep yaitu:
“SUPER MANTAP”
Yaitu “Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan Mandiri, Agamis,
Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional”
Di dalam visi tersebut terdapat 7 makna kata kunci yaitu : Sumenep Makin
Sejahtera, Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan
Profesional.
1. Sumenep Makin Sejahtera di sini memiliki dua makna. Pertama, Sumenep sebagai
sebuah wilayah mempunyai potensi sumber daya (resources) alam yang melimpah
dan kaya khazanah kebudayaan. Apabila SDA yang melimpah seperti migas,
pertanian, kelautan, perkebunan dan sektor industri (home industri) lainnya dapat
dikelola dengan baik dan dimaksimalkan niscaya akan berdampak pada
peningkatan kesejahteraan (daya beli) masyarakat Sumenep.
2. Pemerintahan yang Mandiri adalah konsep yang berangkat dari suatu keyakinan
bahwa masyarakat Sumenep yang didukung stakeholders pada dasarnya
mempunyai kemampuan dan potensi swakarsa untuk mengatur dan mengurus
proses pembangunan Daerah di Kabupaten Sumenep. Kemandirian di sini bukan
berarti tidak menjalin kerjasama dengan pihak lain, namun pengertian kemandirian
di sini difokuskan kepada proses pembangunan berdasar prakarsa/usul/inovasi
Masyarakat Sumenep dan direalisasikan oleh Masyarakat dan Pemerintah Daerah
Sumenep sendiri.

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-32


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

3. Agamis di sini dalam pengertian bahwa semua proses dan output pembangunan
di Kabupaten Sumenep tidak semata-mata dikembangkan untuk tujuan meraih
kesejahteraan ekonomi, namun harus diimbangi dengan pendekatan spiritual
(Agama) untuk membentuk masyarakat Sumenep ber-akhlaqul karimah.
4. Nasionalis adalah kesadaran dan sikap politik yang tidak mengedepankan ego
kewilayahan dan jati diri masyarakat yang sempit, melainkan sebuah sikap politik
yang menyadari sepenuhnya bahwa masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten
Sumenep adalah bagian dari wilayah Provinsi Jawa Timur, dan merupakan bagian
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
5. Transparan atau keterbukaan untuk umum sebagai salah satu unsur penting
dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih (good government). Good
Governance di sini dimaknai sebagai pengejawantahan nilai-nilai luhur dalam
mengarahkan warga negara (citizen) kepada masyarakat dan pemerintahan yang
berkeadaban melalui wujud pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
6. Adil adalah ikhtiar politik pembangunan di Sumenep untuk meminimalisir
‘ketimpangan’ distribusi pembangunan antara daratan dan Kepulauan. Keadilan di
sini tidaklah bersifat kuantitatif fifty-fifty, namun pola distribusi hasil-hasil
pembangunan dikembangkan secara proporsional berdasar kebutuhan (need
assesment) masyarakat.
7. Profesional bahwa semua proses dan pelaksanaan pembangunan Sumenep
dilakukan secara profesional yang mengarah kepada kemampuan skill dan sesuai
dengan keahlian masing-masing pihak. Penegasan ini penting agar pelaksanaan
pembangunan lebih terarah, fokus dan tepat sasaran sesuai dengan perencanaan.

Secara garis besar Misi Prioritas Pembangunan Kabupaten Sumenep Tahun 2016-
2021 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Melalui Pendidikan,
Kesehatan dan Pengentasan Kemiskinan.
2. Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Wilayah Kepulauan dan Daratan
yang Didukung Pengelolaan SDA serta Lingkungan.

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-33


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

3. Meningkatkan Kemandirian Perekonomian Pedesaan dan Perkotaan dengan


Memperhatikan Potensi Ekonomi Lokalyang Unggul Berdaya Saing Tinggi.
4. Meningkatkan Kultur dan Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional dan
Accountable
5. Meningkatkan Tata Kelola Kehidupan Masyarakat Aman dan Kondusif
Melalui Partisipasi Masyarakat serta Stakeholder Dalam Proses
Pembangunan.
6. Meningkatkan dan mengembangkan nilai-nilai keagamaan, budaya serta
nasionalisme yang didukung kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat.

Tabel 2.5 Arahan Kebijakan Pengembangan Kawasan


Permukiman Kabupaten Sumenep Tahun 2016-2021
No. Aspek Kebijakan
1. Mencetak 5000  Terciptanya 5000 wirausaha muda selama 5 tahun
wirausaha muda  Wirausaha muda yang dimaksud adalah usia 16 – 35 tahun
 Adanya lembaga inkubator yang mengacu pada ketentuan dan
perundang- undangan yang berlaku sebagai acuan bagi seluruh
SKPD terkait dan lembaga kemitraan lainnya dalam pelaksanaan
gerakan 5000 wirausaha muda
 Jenis wirausaha berbasis Sumber Daya Alam (SDA) yang ada dan
disertai dengan bisnis plane
2. Optimalisasi  Desa Siaga aktif (Percepatan Masyarakat desa peduli
pelayanan  Proyeksi setiap kecamatan 3 – 7 desa unggulan.
kesehatan gratis  Membangun tujuh unit gawat darurat (UGD) di daratan tiga di
kepulauan.
 Rawat Inap 24 jam di Puskesmas
 SPM Melalui Kades, tidak ada retrebusi bg yang melahirkan dan
rawat jalan (menunjukkan KTP)
 Akreditasi Puskesmas, terpenuhinya standar pelayanan kesehatan
 Optimalisasi Pelayanan Kesehatan Gratis melalui JAMKESDA berupa
pengadaaan mobil sehat tiap desa siaga aktif.
3. Peningkatan  Pengembangan Pendidikan Berbasis pesantrean
kualitas pendidikan  Peningkatan Kompetensi Guru dan pengambangan Guru
 Peningkatan mutu dan relevansi pembelajaran dalam pelestarian
kebudayaan, pengembangan bahasa, penguatan soft skill dan
pembentukan karakter
 Program holistic PAUD Holistik
 SMK berbasis maritim dan atau potensi daerah sumenep yang
lainnya
 Pemenuhan kebutuhan dan optimalisasi guru tidak tetap (GTT) di
kepulauan dengan insentif kesejahteraan @ Rp. 500.000, 00/bula
 Penanganan khusus terhadap siswa, guru dan penyelenggara
pendidikan yang berprestasi
4. Peningkatan  Asistensi bagi 6000 orang lanjut usia terlantar yaitu berpa bantuan
pemberdayaan biaya hidup Rp. 200.000/bulan
penyandang  Bedah Rumah bagi Rumah tidak layak huni (RTLH) Rp.
masalah 10.000.000/Ruma

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-34


Kabupaten Sumenep Tahun 2016
PRA PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
KABUPATEN SUMENEP

No. Aspek Kebijakan


kesejahteraan  Bantuan Peralatan bagi pedagang kaki lima (PKL) dan pedagang
sosial (PMKS) keliling
 Penguatan sektor ekonomi melalui pelatihan keterampilan dan
subsidi produktif PMKS
 Adanya Rumah rehabilitasi PMKS
5. Peningkatan dan  Peningkatan jalan dan pembangunan jalan Lingkungan Kawasan
percepatan  Mempercepat pembangunan pelabuhan dan dermaga di kepulauan
pembangunan  Pemenuhan saluran irigasi dan Penyedian air bersih di daerah
infrastruktur kering
wilayah kepulauan  Pengembangan Wisata Kepulauan
dan daratan  Pembangunan bidang kelistrikan
 Peningkatan sarana dan prasarana transportasi kepulauan
 Pembangunan jaringan telekomunikasi pedesaan
 Pemenuhan kualiitas lingkungan pemukiman atau perumahan
secara memadai
6. Optimalisasi dan  Peningkatan sarana dan prasarana pasar tradisonal
revitalisasi pasar  Optimalisasi pengelolaan pasar tradisional
tradisionalPerundangan  Penguatan sistem manajemen pasar beserta sumberdaya
manusia yang terlibat didalamnya
7. Peningkatan  Implementasi pengarus utamaan gender dalam segala aspek
pengarus utamaan pembangunan dari aspek perencanaan, pelaksanaan, monev dan
gender serta aspek manfaat
perlindungan  Meningkatkan sistem perlindungan bagi perempuan dan anak
perempuan dan terhadap tindak pelecehan dan kekerasan
anak  Kota sumenep layak anak
8. Mewujudkan kota  Penataan kota berkarakter budaya lokal yang mencerminkan
berseri dan desa sumenep sebagai etalase peradaban Nusantara (Indonesia)
sejahtera  Pemenuhan RTH &Penataan dan penertiban transportasi Kota
 Kota bebas banjir dan tidak kumuh
 Pembangunan saluran drainase dan pembangunan jalan
lingkungan kawasan
 Pembangunan Trotoar
 Penataan dan penertiban PKL
 Ketersediaan sentra-sentra kuliner, souvenir, dan produk unggulan
sumenep
 Peningkatan produksi & Produktifitas
 Reward desa terbaik setiap tahun
 Pemberdayaan pelaku ekonomi dan aparatur desa
9. Peningkatan  Optimalisasi pelayanan administrasi terpadu kecamatan (PATEN)
profesionalitas dan dengan Konsep on call 24 jam
inovasi birokrasi  Smart City untuk kecamatan Kota Sumenep (pilot project)
 Penerapan Kartu Smart Choice Super mantap pada pelayanan
kesehaatan di RSUD dr. MOH. Anwar Sumenep yang Terintegrasi
antara system di RSUD dg BPJS Kesehatan, Disdukcapil serta
Dinkes
 Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur birokrasi
 Tata kelola pemerintahan berbasis e-government
Sumber: RPJM Kabupaten Sumenep Tahun 2016-2021

PROGRAM KOTA TANPA KUMUH II-35


Kabupaten Sumenep Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai