Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN LOKASI

2.1 TINJAUAN RTRW KOTA SEMARANG


Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031 telah diperdakan
melalui Perda Nomor 14 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Semarang. Dalam Perda
tersebut telah dituangkan Rencana Pola Ruang, Rencana Struktur Ruang dan Rencana
Kawasan Strategis. Pada sub bab ini, pembahasan akan dibatasi pada wilayah
perencanaan tata ruang di Kecamatan pesisir, mengingat kajian berada di wilayah pesisir
kota Semarang yaitu kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Utara dan Genuk.

A. Rencana Struktur Ruang


Rencana Struktur Ruang dengan Rencana Pengembangan system pusat
pelayanan yaitu rencana pembagian wilayah kota (BWK), kecamatan pesisir masuk
dalam BWK III, IV dan X dengan fungsi yaitu:

 BWK III meliputi Semarang Barat dan Semarang Utara sebagai transportasi udara
dan laut

 BWK IV dan X meliputi Genuk dan Tugu sebagai kawasan industry.

Berdasarkan Peta Struktur Ruang Kota, terdapat 3 (tiga) kategori struktur ruang
yaitu Pusat Pelayanan Kota, Sub Pusat Pelayanan Kota dan Pelayanan Lingkungan.
Berdasarkan Peta Struktur Ruang Kota dari RTRW tersebut, wilayah Kecamatan
pesisir memiliki struktur ruang kota berupa Sub Pusat Pelayanan Kota dan Pelayanan
Lingkungan yang berada di wilayah Kelurahan Tawangmas, Mangunharjo, Terboyo
Wetan, Tanjung Emas, Kuningan dan Panggung Lor. Sedangkan struktur ruang yang
lain seperti Sub Pusat Pelayanan Kota di Desa Tambakharjo. Untuk lebih jelas dan
detail mengenai Peta Struktur Ruang Kota Semarang dapat dilihat pada gambar.

B. Rencana Pola Ruang


Wilayah perencanaan merupakan kawasan pesisir di Kota Semarang. Rencana
Pola ruang yang menjadi arahan dalam RTRW adalah sebagai kawasan perlindungan

Laporan Pendahuluan II - 1
setempat, khususnya sempadan pantai alami kurang lebih 175 hektar yaitu kelurahan
Mangkang Kulon, Mangunharjo, Mangkang Wetan, Randugarut, dan Tugurejo.
Sedangkan sempadan pantai buatan dengan dilengkapi dinding penahan meliputi
kelurahan Jerakah, Tambakharjo, Tawangsari, Tawangmas, Panggunglor,
Bandarharjo, Tanjung Mas, dan Terboyo Kulon.

Arahan RTRW Kota Semarang dalam kaitannya dengan pola ruang kawasan
lindung dengan kawasan pantai berhutan bakau terdapat di Kelurahan Mangunharjo,
Mangkang Kulon, Mangkang Wetan, Randugarut, Karanganyar, Tugurejo, Terboyo
Kulon dan Trimulyo.

Kawasan Budidaya dalam rencana pola ruang di kecamatan pesisir diperuntukkan


sebagai kawasan industry, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan transportasi,
kawasan peruntukan pelayanan umum, kawasan peruntukan perikanan, dan kawasan
peruntukkan wisata, Untuk lebih detail mengenai Peta Rencana Pola Ruang Kota
Semarang dapat dilihat pada gambar.

C. Rencana Kawasan Strategis


Kawasan strategis meliputi Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi, Kawasan
Strategis Daya Dukung Lingkungan Hidup, Kawasan Strategis Sosial Budaya.

Wilayah perencanaan dengan fungsi sebagai Kawasan Strategis Pertumbuhan


Ekonomi adalah Kawasan pelabuhan Tanjung Mas.Sedangkan wilayah Kawasan
Strategis Daya Dukung Lingkungan Hidup meliputi Kawasan Reklamasi Pantai yaitu di
daerah kecamatan Semarang Utara khususnya Bandarharjo dan Panggung Lor.
Secara detail mengenai Peta Kawasan Strategis ini dapat dilihat pada gambar 4.3.

Hasil analisis tinjauan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang (RTRW)
Tahun 2011-2031, menunjukkan bahwa Kecamatan pesisir merupakan salah satu
wilayah yang memiliki fungsi yang penting dalam perencanaan tata ruang. Fungsi
penting tersebut antara menjadi kawasan strategis pertumbuhan ekonomi berupa
kawasan pelabuhan, serta kawasan strategis daya dukung lingkungan hidup berupa
kawasan reklamasi pantai.

Kawasan pesisir Kota Semarang menjadi rencana pola ruang kawasan


peruntukan perikanan meliputi perikanan tangkap meliputi (1) pengembangan dan
peningkatan prasarana Tempat Pelelangan Ikan yang berlokasi di Kecamatan
Semarang Utara, Kecamatan Genuk dan Kecamatan Tugu. (2) Rencana
pengembangan budidaya perikanan meliputi area dengan luas kurang lebih 275 (dua
ratus tujuh puluh lima) hektar di Kecamatan Tugu, Kecamatan Gunungpati,
Kecamatan Mijen, Kecamatan Semarang Tengah dan Kecamatan Genuk.

Laporan Pendahuluan II - 2
Gambar 2.1 Peta Struktur Ruang Kota Semarang Berdasarkan RTRW Kota Semarang 2011-2031

Laporan Pendahuluan II - 3
Gambar 2.2 Peta Pola Ruang Kota Semarang Berdasarkan RTRW Kota Semarang 2011-2031

Laporan Pendahuluan II - 4
Gambar 2.3 Peta Kawasan Strategis Kota Semarang Berdasarkan RTRW Kota Semarang 2011-2031

Laporan Pendahuluan II - 5
2.2 TINJAUAN RPJMD KOTA SEMARANG (2010-2015)
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan
dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas
(daerah/masyarakat) di masa datang. Isu strategis juga diartikan sebagai suatu
kondisi/kejadian penting /keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar atau sebaliknya akan menghilangkan peluang apabila tidak
dimanfaatkan. Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat
penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/
keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis diperlukan analisis terhadap berbagai
fakta dan informasi kunci yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis.

Dalam menentukan data atau informasi yang akan dijadikan isu strategis
dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut 1) Memiliki pengaruh yang
besar/ signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional; 2)
Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah; 3) Luasnya dampak yang
ditimbulkannya terhadap publik; 4) Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah;
5) Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan 6) Prioritas janji politik yang
perlu diwujudkan.

Berdasarkan kriteria tersebut setelah dilakukan penilaian terhadap berbagai isu-


isu strategis, maka yang menjadi isu strategis pembangunan 5 (lima) tahun kedepan
pada setiap urusan penyelenggaraan Pemerintah Daerah tahun 2010-2015
diantaranya adalah:

1. Urusan Pendidikan

 Jangkauan akses pelayanan dan mutu pendidikan

 Biaya penyelenggaraan pendidikan

 Relevansi dan daya saing pendidikan menengah umum dan khusus

 Pendidikan karakter berbasis moral dan budi pekerti

2. Urusan Kesehatan

 Derajat kesehatan masyarakat

 Jangkauan dan biaya pelayanan kesehatan

 Semarang sehat

3. Urusan Pekerjaan Umum

Laporan Pendahuluan II - 6
 Kerusakan pantai, Rob dan Banjir

 Kelancaran arus barang dan jasa

 Sanitasi

 Peningkatan kualitas jalan

 Pedestrian (Street Furniture)

4. Urusan Perumahan

 Permukiman Kumuh

 Kepemilikan rumah

 Keterbatasan Lahan Permukiman (vertical housing)

5. Urusan Penataan Ruang

 Alih Fungsi Lahan

 Bangunan Liar

 Ketidaksesuaian tata ruang

6. Urusan Perencanaan Pembangunan

 Ketimpangan pertumbuhan wilayah

 Koordinasi lintas sektoral

 Keserasian pembangunan wilayah perbatasan

7. Urusan Lingkungan Hidup

 Erosi, Abrasi, reklamasi pantai, pengelolaan pesisir, penurunan Muka


Tanah

 Perubahan Iklim

 Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

 Galian mineral non logam (galian C)

 Pengelolaan sampah

8. Urusan Perikanan dan Kelautan

 Rendahnya pengelolaan dan pemasaran dan Kelautan

 Semakin terbatasnya lahan budidaya

Laporan Pendahuluan II - 7
 Semakin meluasnya kerusakan pantai

Dari berbagai macam isu strategis disemua urusan penyelenggaraan


Pemerintahan, yang menjadi prioritas untuk ditangani dalam jangka menengah
(2010-2015) adalah sebagaimana tertuang dalam “Sapta Program” berikut :
Penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, Penanggulangan Rob dan Banjir,
Peningkatan infrastruktur, Peningkatan Pelayanan Publik, Kesetaraan Gender,
Peningkatan pelayanan pendidikan dan Peningkatan pelayanan kesehatan.

Kawasan pesisir kota Semarang merupakan daerah yang menjadi prioritas


pembangunan dan penanggulangan permasalahan sosial budaya dan bencana
pesisir. Oleh karena itu diperlukan kegiatan kajian dalam rangka penyelamatan pantai
Kota Semarang akibat erosi dan degradasi lingkungan yang semakin tinggi. Melalui
RPJMD Kota Semarang diharapkan rencana pengembangan lebih dititikberatkan di
kawasan pesisir, karena pesisir Semarang merupakan pusat perindustrian dan
perdagangan.

2.3 TINJAUAN BERDASARKAN GRAN DESAIN SABUK PANTAI KOTA


SEMARANG
Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Kelautan dan Perikanan telah
menyusun Studi grand desain sabuk pantai. Lokasi studi sepanjang pesisir pantai
kota semarang. Lokasi grand desain sabuk pantai di semarang timur terletak
memanjang dari kelurahan Tanjung mas kecamatan Semarang Utara sampai dengan
kelurahan Trimulyo Kecamatan Genuk.

Laporan Pendahuluan II - 8
Gambar 2.4 Peta Kecamatan Genuk
Pada tahun anggaran 2014 badan lingkungan hidup kota semarang
menganggarkan dana untuk membangun sabuk pantai dan groin sepanjang 100 m di
kelurahan Trimulyo. Posisi pembangunan sabuk pantai dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

Gambar 2.5 Peta Lokasi Sabuk Pantai yang Sudah di Bangun Tahun 2014

Berdasarkan grand desain sabuk pantai untuk wilayah timur kota semarang akan
menyambung dari kelurahan tanjungmas ke kelurahan trimulyo membentuk garis
lurus. Fungsi dari pembangunan sabuk pantai yaitu menahan laju abrasi dan untuk
mengembalikan ekosistem pesisir pantai.

Pembangunan sabuk pantai di kelurahan Trimulyo berfungsi untuk melindungi


kawasan pemukiman dan kawasan konservasi yang berada pada lokasi tersebut.
Kelurahan trimulyo merupakan batas terluar dari Kota Semarang, menurut batas
administrasi Kota Semarang dari daratan ke batas administrasi sepanjang 391 m.
saat ini sudah dibangun bangunan sabuk pantai sepanjang 100 m sehingga masih
kurang 291 m bangunan sabuk pantai untuk mengamankan wilayah administrasi Kota
Semarang. Gambar dapat dilihat sebagai berikut.

di pesisir pantai timur Kota Semarang terdapat sungai/kali babon, sehingga


pembangunan bangunan sabuk pantai tidak menghambat atau menutup dari alur
sungai/kali babon. Berdasarkan grand desain sabuk pantai Kota Semarang wilayah

Laporan Pendahuluan II - 9
timur, jika ingin merencanakan ke arah barat harus berkoordinasi dengan perusahaan
swasta yang bergerak di pengolahan batu bara, karena berdasarkan trase gran
desain sabuk pantai melewati tanah perusahaan tersebut.

Gambar 2.6 Jarak daratan dengan batas Adminstrasi Kota Semarang

Gambar 2.7 Pembangunan sabuk pantai di kelurahan Trimulyo.

Laporan Pendahuluan II - 10

Anda mungkin juga menyukai