Anda di halaman 1dari 102

Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

BAB 6
ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

6.1. Pengembangan Permukiman


6.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat
peraturan perundangan, antara lain:
1) Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional.
Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan
kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi
tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada
awal tahapan RPJMN berikutnya.
2) Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan
perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d),
pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan
kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).
3) Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum,
rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung
jawab pemerintah.
4) Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan.
Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan
kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan
kumuh.
5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang.
Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh
di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.
Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-1


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat


Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta
standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman.
Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:
a) Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan
permukiman di perkotaan dan perdesaan;
b) Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan
kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan
kawasan perdesaan potensial;
c) Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan
kualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan
pembangunan rumah susun sederhana;
d) Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan
kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah
perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan
bencana alam dan kerusuhan sosial;
e) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan
kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan
permukiman;
f) Pelaksanaan tata usaha Direktorat.

6.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting Permasalahan dan Tantangan


6.1.3. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap
pengembangan permukiman saat ini adalah:
 Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta
mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
 Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi
rumah tangga kumuh perkotaan.
 Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif
Presiden yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.
 Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT,
Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.
 Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-2


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

 Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk


perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan,
dan bertambahnya kawasan kumuh.
 Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah
dibangun.
 Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam
pengembangan kawasan permukiman.
 Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung
pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas
kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat
organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di
bidang pembangunan perumahan dan permukiman.

Kota Tarakan merupakan salah satu daerah yang berkembang di wilayah


Kalimantan Utara. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan kota yang pesat
menyebabkan isu permasalahan perkembangan permukiman di Kota Tarakan
menjadi kompleks.
Tabel 6. 1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Kota
Tarakan
No Isu Stragis Keterangan
(1) (2) (3)
1 Keberadaan beberapa permukiman di sekitar pantai yang cenderung tidak
lokasi permukiman kumuh teratur dan menutup akses publik ke arah laut/sungai,
di wilayah pantai dan di bahkan mengintervensi hutan mangrove
pusat kota
2 Kurangnya Ketersediaan prasarana permukiman seperti penerangan jalan
Prasarana Permukiman (PJU), air bersih, pengolahan air limbah, akses jalan
yang Memadai lingkungan yang masih minim
3 Genangan Banjir Semakin banyaknya bangunan milik penduduk yang
dibangun di atas badan sungai dan tingginya curah
hujan, mengakibatkan aliran sungai meluap pada saat
hujan karena tidak dapat tertampung oleh badan
sungai Sebengkok dan Sungai Karang Anyar/
Kampung Bugis.
4 Tanah Longsor Banyaknya lahan yang berupa lereng bukit di areal
permukiman Kota Tarakan menyebabkan rawan
longsor ketika terjadi intensitas hujan yang tinggi.
5 Genangan Laut Banyaknya permukiman di pantai yang mana
terpengaruh pasang surut air laut.
6 Penurunan Kualitas Penurunan kualitas lingkungan yang terjadi di kawasan
Lingkungan Permukiman permukiman nelayan tepi pantai, terutama di kawasan-
kawasan yang dekat dengan pusat kota seperti di
kelurahan Karang Anyar dan Karang Anyar Pantai.
7 Masalah Kepemilikan Seiring dengan perkembangan kota, banyak
Lahan dan Bangunan pembangunan fisik yang dilakukan masyarakat
maupun pemerintah, sehingga masalah kepemilikan
lahan mulai muncul sebagai suatu masalah yang harus
diantisipasi.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-3


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

No Isu Stragis Keterangan


(1) (2) (3)
8 Kebutuhan Prasarana Sesuai rencana pembangunan Kota Tarakan maka
dan Sarana Umum guna perlu untuk antisipasi kebutuhan permukiman baru di
mengantisipasi wilayah kota baru di Kecamatan Tarakan Utara.
Perkembangan
Permukiman Baru di
wilayah Kota Baru
9 Kurang dimanfaatkannya -
organisasi/ kelembagaan
yang telah ada seperti
Forum Kota dan lain
sebagainya.
10 Perlunya pembentukan -
Badan Pengelola (BP)
Kasiba seiring dengan
upaya pengembangan
Kasiba Kota Baru (New
Town) di Tarakan Utara.
Sumber: Dokumen SPPIP Kota Tarakan
A. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Kondisi eksisting pengembangan permukiman hingga tahun 2012 pada
tingkat nasional mencakup 180 dokumen RP2KP, 108 dokumen RTBL KSK,
untuk di perkotaan meliputi 500 kawasan kumuh di perkotaan yang tertangani,
385 unit RSH yang terbangun, 158 TB unit Rusunawa terbangun. Sedangkan di
perdesaan adalah 416 kawasan perdesaan potensial yang terbangun
infrastrukturnya, 29 kawasan rawan bencana di perdesaan yang terbangun
infrastrukturnya, 108 kawasan perbatasan dan pulau kecil di perdesaan yang
terbangun infrastrukturnya, 237 desa dengan komoditas unggulan yang
tertangani infrastrukturnya, dan 15.362 desa tertinggal yang tertangani
infrastrukturnya.
Kota Tarakan telah memiliki beberapa peraturan daerah terkait dengan
pengembangan permukiman. Tabel 6.2 berikut akan menjelaskan mengenai
peraturan daerah Kota Tarakan yang dapat dijadikan acuan dalam
pengembangan permukiman. Berikut adalah data data eksisting terkait
pengembangan permukiman di Kota Tarakan.

Tabel 6. 2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan


Walikota/Bupati/peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman
Perda/Pergub/Perwal/Perbup/Peraturan
Amanat
lainnya
No Kebijakan
Jenis Produk
No. / Tahun Perihal Daerah
Pengaturan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Perda No. 04 Tahun RTRW Kota
2012 Tarakan
Sumber : Bappeda Kota Tarakan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-4


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Tabel 6. 3 Data Kawasan Kumuh di Kota Tarakan Tahun 2014

Lokasi Luas Jumlah Jumlah Rumah


Kawasan Jumlah
No Kawasan Rumah Semi
2
(M ) Penduduk
Kumuh Permanen Permanen
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kel. Selumit 12.100 156 121 -
2 Kel. Selumit
250.400 268 2.506 -
Pantai
3 Kel.
23.400 374 234 -
Sebengkok
4 Kel. Lingkas
46.700 841 467 -
Ujung

Sumber: Bidang Tata Ruang & Pengawasan Perizinan Bangunan, DPU&TR

Tabel 6. 4 Data Kondisi RSH Kota Tarakan


Kondisi
Tahun Jumlah
No Lokasi RSH Pengelola Prasarana
Pembangunan Penghuni
CK yang Ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Keterangan : Tidak Terdapat data

Tabel 6. 5 Data Kondisi Rusunawa Kota Tarakan


Kondisi
Tahun Jumlah Prasarana
No Lokasi Rusunawa Pengelola Kondisi
Pembangunan Penghuni CK yang
Ada
( 1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Boom Panjang - - - - -
2 ITB Rusun Aset 2007-2008 Upt - Baik Kurang
Baik
3 ITB Rusun Non 2012-2013 Upt - Baik Kurang
Aset Baik
Sumber: UPTD Rusunawa Bidang Cipta Karya, DPU&TR
B. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman pada tingkat
nasional antara lain:
Permasalahan pengembangan permukiman diantaranya:
1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni
sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan
pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.
2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau
kecil, daerah terpencil, dan kawasan perbatasan.
3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-5


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Tantangan pengembangan permukiman diantaranya:


1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat
2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis
Ditjen Cipta Karya sektor Pengembangan Permukiman.
3. Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk didalamnya pencapaian
Program-Program Pro Rakyat (Direktif Presiden)
4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya
khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah
5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa
pembangunan infrastruktur permukiman yang saat ini sudah menjadi
tugas pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota.
6. Penguatan Sinergi RP2KP/RTBL KSK dalam Penyusunan RPI2JM bidang
Cipta Karya pada Kabupaten/Kota.
Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman pada tingkat
Kota khususnya Kota Tarakan antara lain:
Tabel 6. 6 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan
Permukiman Kota Tarakan
Permasalahan
No Pengembangan Tantangan Pengembangan Alternatif solusi
Permukiman
1 Aspek Teknis Kawasan perbukitan didominasi  Pengembangan
1) Kondisi Fisik dasar kota oleh batu lempung dan batu pasir, kawasan permukiman
tarakan terkait dengan di mana batu lempung bersifat baru di daerah dengan
banyaknya permukiman mudah mengembang, pecah- kelerengan di bawah
0
di atas bukit. pecah, gembur, lunak, mudah 15 .
longsor, dan sulit dipadatkan.  Perkuatan tebing bukit
Sedang batu pasir kuarsa dan daerah rawan
tersemen lemah, mudah longsor.
terdesintegrasi, mudah terkikis,
mudah longsor, dan sulit
dipadatkan. Pembukaan kawasan
perbukitan akan mengakibatkan
erosi dan longsoran, sehingga
terjadi banjir lumpur yang akan
mendangkalkan sungai atau alur
drainase lainnya dan akan
menutup kawasan yang lebih
rendah.

2 Aspek Kelembagaan Untuk membentuk lembaga baru  Memasukkan urusan


1) belum terdapat bidang yang khusus menangani pengembangan
yang secara khusus pengembangan permukiman permukiman menjadi
menangani membutuhkan anggaran yang tupoksi salah satu sub
pengembangan besar bidang di Dinas
permukiman Pekerjaan Umum dan
Tata Ruang
3 Aspek Pembiayaan Pemerintah daerah harus  Melakukan koordinasi
1) Anggaran Pemerintah bersaing dengan daerah lain guna untuk usulan rencana
Kota tidak mampu mendapatkan dana pengembangan
membiayai seluruh pengembangan permukiman dari permukiman

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-6


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Permasalahan
No Pengembangan Tantangan Pengembangan Alternatif solusi
Permukiman
kegiatan pengembangan pemerintah pusat  menyiapkan data baik
permukiman berupa perencanaan,
DED maupun
masterplan dengan lebih
rinci
4 Aspek Peran Serta Jumlah polisi bangunan yang  melakukan sosialisasi
Masyarakat/Swasta dimiliki tidak mampu mengcover IMB
1) Banyaknya masyarakat seluruh wilayah Kota Tarakan,  melakukan pendataan
yang membangun tanpa sehingga kontrol terhadap rumah yang belum
IMB pembangunan permukiman memiliki IMB
kurang.
5 Aspek Lingkungan Permasalahan sanitasi yang buruk Peningkatan kualitas
Permukiman di kawasan permukiman pesisir permukiman dengan
1) Banyaknya permukiman perbaikan PSD yang ada
yang berada di atas
kawasan pasang surut
Sumber: Dokumen SPPIP Kota Tarakan
6.1.4. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi
kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target
kebutuhan yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan
penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor
pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat
kabupaten/kota. Di tingkat Pusat acuan kebijakan meliputi RPJMN 2010-2014,
MDGs 2015 (pengurangan proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar
Pelayanan Minimal (SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun
2014 sebesar 10%, arahan MP3EI dan MP3KI, percepatan pembangunan Papua
dan Papua Barat, arahan Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta
Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014. Sedangkan di tingkat kabupaten/kota
meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, maupun Renstra SKPD. Acuan
kebijakan tersebut hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan
pengembangan permukiman.
Tabel 6. 7 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di
Perkotaan Untuk 5 Tahun
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No Uraian Unit I II III IV V Ket
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Jumlah Penduduk Jiwa 253.721 269.337 285.914 303.511 322.191
Kepadatan 2 1.011 1.073 1.140 1.210 1.284
Jiwa/Km
Penduduk
Proyeksi
2
Persebaran Jiwa/Km - - - - -
Penduduk
Proyeksi
2
Persebaran Jiwa/Km
Penduduk Miskin

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-7


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Sasaran
2 Penurunan Ha 33,26 23,26 13,26 3,26 0
Kawasan Kumuh
Kebutuhan
3 TB 0 1 0 1 0
Rusunawa
4 Kebutuhan RSH Unit 300 300 300 300 300
Kebutuhan
5 Pengembangan Kws 2 2 2 2 2
Permukiman Baru
Sumber : Hasil Analisa 2014
6.1.5. Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan
permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan
permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:
1) Pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan
Rusunawa serta
2) Peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.
Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan
permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan RP2KP dan
RTBL KSK ataupun review bilamana diperlukan.
Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
1) Infrastruktur kawasan permukiman kumuh
2) Infrastruktur permukiman RSH
3) Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya
Adapun alur fungsi dan program pengembangan permukiman tergambar
dalam gambar 6.1.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-8


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Sumber: Dit. Pengembangan Permukiman, 2012

Gambar 6. 1 Alur Program Pengembangan Permukiman

Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria)


Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan,
yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut.
1. Umum
 Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.
 ndikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.
 Kesiapan lahan (sudah tersedia).
 Sudah tersedia DED.
 Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP, RTBL KSK,
Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)
 Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah
untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.
 Ada unit pelaksana kegiatan.
 Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-9


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

2. Khusus
Rusunawa
 Kesediaan Pemda untuk penandatanganan MoA dalam rangka
penanganan Kws. Kumuh
 Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, Air Minum, dan
PSD lainnya
 Ada calon penghuni
Selain kriteria kesiapan seperti di atas terdapat beberapa kriteria yang
harus diperhatikan dalam pengusulan kegiatan pengembangan permukiman
seperti untuk penanganan kawasan kumuh di perkotaan. Mengacu pada UU No.
1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman kumuh
memiliki ciri (1) ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yang tinggi, (2)
ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum, (3) penurunan kualitas
rumah, perumahan, dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas umum,
serta (4) pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah. Lebih lanjut kriteria tersebut diturunkan ke
dalam kriteria yang selama ini diacu oleh Ditjen. Cipta Karya meliputi sebagai
berikut:
1. Vitalitas Non Ekonomi
 Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota atau RDTK, dipandang perlu sebagai legalitas kawasan
dalam ruang kota.
 Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh
memiliki indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh
dalam hal kelayakan suatu hunian berdasarkan intensitasbangunan
yang terdapat didalamnya.
 Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang
dinilai, mempunyai indikasi terhadap penanganan kawasan
permukiman kumuh berdasarkan kerapatan dan kepadatan penduduk.
2. Vitalitas Ekonomi Kawasan
 Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada wilayah
kota, apakah apakah kawasan itu strategis atau kurang strategis.
 Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimana keterkaitan
dengan faktor ekonomi memberikan ketertarikan pada investor untuk
dapat menangani kawasan kumuh yang ada. Kawasan yang termasuk
dalam kelompok ini adalah pusat-pusat aktivitas bisnis dan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-10


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun, pertokoan, atau fungsi


lainnya.
 Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharian penduduk
kawasan permukiman kumuh.
3. Status Kepemilikan Tanah
 Status pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman.
 Status sertifikat tanah yang ada.
4. Keadaan Prasarana dan Sarana: Kondisi Jalan, Drainase, Air bersih, dan
Air limbah.
5. Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota
 Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan kawasan
kumuh dengan indikasi penyediaan dana dan mekanisme
kelembagaan penanganannya.
 Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnya rencana
penanganan (grand scenario) kawasan, rencana induk (master plan)
kawasan dan lainnya.

6.1.6. Usulan Program dan Kegiatan


a. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan
antara kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program
dan kegiatan. Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan
kemampuan pendanaan pemerintah kabupaten/kota. Sehingga untuk jangka
waktu perencanaan lima tahun dalam RPI2JM dibutuhkan suatu kriteria untuk
menentukan prioritasi dari tahun pertama hingga kelima.
Tabel 6. 8 Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman
Kota Tarakan
Volume/ Biaya Kriteria
No Program/ Kegiatan Lokasi
Satuan (Rp.) Kesiapan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Infrastruktur permukiman
a)
kumuh
Peningkatan Jalan
1. Lingkungan Kecamatan 16.600.00 Tarakan
Tarakan Barat
Peningkatan Jalan
2. Lingkungan Kecamatan 16.600.00 Tarakan
Tarakan Tengah
Peningkatan Jalan
3. Lingkungan Kecamatan 16.600.00 Tarakan
Tarakan Timur
Peningkatan Jalan
4. Lingkungan Kecamatan 16.000.00 Tarakan
Tarakan Utara

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-11


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Volume/ Biaya Kriteria


No Program/ Kegiatan Lokasi
Satuan (Rp.) Kesiapan
Survey dan Pembuatan
5. Database Jalan Lingkungan 320.00 Tarakan
Se-Kota Tarakan

b) Infrastruktur permukiman RSH


Survey dan Identifikasi
1. 280.00 Tarakan
Perumahan Layak Huni
Fasilitasi Rumah Layak Huni
Bagi Masyarakat
2. 18.600.00 Tarakan
Berpenghasilan Rendah
(MBR)
Sosialisasi dan Bantuan
Teknis Penyelenggaraan
3. 2.420.00 Tarakan
Pelayanan Bidang
Perumahan
Peningkatan Prasarana,
4. Sarana dan Utilitas Umum 17.800.00 Tarakan
Perumahan Layak Huni

Rusunawa dan infrastruktur


b)
pendukung
Sarana dan keperluan UPTD
1. 3.493.86 Tarakan
Rusunawa
2. Pembangunan Rusunawa 40.000.00 Tarakan
Sumber : Hasil Analisa 2014

b. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman


Dalam pengembangan permukiman, Pemerintah Daerah didorong untuk
terus meningkatkan alokasinya pada sektor tersebut serta mencari alternatif
sumber pembiayaan dari masyarakat dan swasta (KPS, CSR).
Tabel 6. 9 Usulan Pembiayaan Proyek
Program/ APBD APBD Masya-
No APBN Swasta CSR Total
Kegiatan Prov Kota rakat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Infrastruktur
a) permukiman
kumuh
Peningkatan Jalan
Lingkungan
1. 4.000 4.000 8.600
Kecamatan
Tarakan Barat
Peningkatan Jalan
Lingkungan
2. 4.000 4.000 8.600
Kecamatan
Tarakan Tengah
Peningkatan Jalan
Lingkungan
3. 4.000 4.000 8.600
Kecamatan
Tarakan Timur
Peningkatan Jalan
Lingkungan
4. 4.000 4.000 8.000
Kecamatan
Tarakan Utara
Survey dan
Pembuatan
5. Database Jalan 320
Lingkungan Se-
Kota Tarakan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-12


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Program/ APBD APBD Masya-


No APBN Swasta CSR Total
Kegiatan Prov Kota rakat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Infrastruktur
b)
permukiman RSH
Survey dan
Identifikasi
1. 280,00
Perumahan Layak
Huni
Fasilitasi Rumah
Layak Huni Bagi
2. Masyarakat 5.000,00 2.000,00 11.600,00
Berpenghasilan
Rendah (MBR)
Sosialisasi dan
Bantuan Teknis
3. Penyelenggaraan 600.00 600.00 1.230,00
Pelayanan Bidang
Perumahan
Peningkatan
Prasarana, Sarana
4. dan Utilitas Umum 4.000,00 4.000,00 9.800,00
Perumahan Layak
Huni

Rusunawa dan
c) infrastruktur
pendukung
Sarana dan 2.000,00 1.493,86
1. keperluan UPTD
Rusunawa
Pembangunan 40.000,00
2.
Rusunawa
Sumber : Hasil Analisa 2014

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-13


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Tabel 6. 10 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kota Tarakan


OUTPUT SUMBER DANA (dalam Juta Rupiah) TAHUN
INDIKATOR OUTPUT VO SAT- APBN
No LOKASI APBD APBD MASYA SWAS
L UAN CSR 1 2 3 4 5
MURN PROV KOTA RAKAT TA
RINCIAN PHLN
I
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
a) Infrastruktur permukiman kumuh
Peningkatan Jalan Lingkungan Kecamatan
1. Tarakan Barat
Tarakan 4.000 4.000 8.600
Peningkatan Jalan Lingkungan Kecamatan
2. Tarakan Tengah
Tarakan 4.000 4.000 8.600
Peningkatan Jalan Lingkungan Kecamatan
3. Tarakan Timur
Tarakan 4.000 4.000 8.600
Peningkatan Jalan Lingkungan Kecamatan
4. Tarakan Utara
Tarakan 4.000 4.000 8.000
Survey dan Pembuatan Database Jalan
5. Lingkungan Se-Kota Tarakan
Tarakan 320

b) Infrastruktur permukiman RSH


Survey dan Identifikasi Perumahan Layak
1. Huni
Tarakan 280
Fasilitasi Rumah Layak Huni Bagi 5.000
2. Masyarakat Berpenghasilan Rendah Tarakan 2.000 11.600
(MBR)
Sosialisasi dan Bantuan Teknis 600
3. Penyelenggaraan Pelayanan Bidang Tarakan 600 1.230
Perumahan
Peningkatan Prasarana, Sarana dan 4.000
4. Utilitas Umum Perumahan Layak Huni
Tarakan 4.000 9.,800

b) Rusunawa dan infrastruktur pendukung

1. Sarana dan keperluan UPTD Rusunawa Tarakan - 2.000 1.493,86


2. Pembangunan Rusunawa Tarakan 40.000

Sumber : Hasil Analisa 2014

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-14


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

6.2. Penataan Bangunan Dan Lingkungan

6.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan PBL


Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang
diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang,
terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di
perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.
Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang-undang
dan peraturan antara lain:
1) UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
memberikan amanat bahwa penyelenggaraan penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan, pembangunan,
pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan
kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang
terkoordinasi dan terpadu. Pada UU No. 1 tahun 2011 juga diamanatkan
pembangunan kaveling tanah yang telah dipersiapkan harus sesuai dengan
persyaratan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan yang tercantum pada
rencana rinci tata ruang dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
2) UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
UU No. 28 tahun 2002 memberikan amanat bangunan gedung harus
diselenggarakan secara tertib hukum dan diwujudkan sesuai dengan fungsinya,
serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung.
Persyaratan administratif yang harus dipenuhi adalah:
a. Status hak atas tanah dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang alas hak;
b. Status kepemilikan bangunan gedung; dan
c. Izin mendirikan bangunan gedung.
Persyaratan teknis bangunan gedung melingkupi persyaratan tata
bangunan dan persyaratan keandalan bangunan. Persyaratan tata bangunan
ditentukan pada RTBL yang ditetapkan oleh Pemda, mencakup peruntukan dan
intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan pengendalian
dampak lingkungan. Sedangkan, persyaratan keandalan bangunan gedung
mencakup keselamatan, kesehatan, keamanan, dan kemudahan. UU No. 28
tahun 2002 juga mengamanatkan bahwa dalam penyelenggaraan bangunan
gedung yang meliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan
pembongkaran, juga diperlukan peran masyarakat dan pembinaan oleh
pemerintah.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-15


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

3) PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002


tentang Bangunan Gedung
Secara lebih rinci UU No. 28 tahun 2002 dijelaskan dalam PP No. 36
Tahun 2005 tentang peraturan pelaksana dari UU No. 28/2002. PP ini
membahas ketentuan fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung,
penyelenggaraan bangunan gedung, peran masyarakat, dan pembinaan dalam
penyelenggaraan bangunan gedung. Dalam peraturan ini ditekankan pentingnya
bagi pemerintah daerah untuk menyusun Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) sebagai acuan rancang bangun serta alat pengendalian
pengembangan bangunan gedung dan lingkungan.
4) Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan
Sebagai panduan bagi semua pihak dalam penyusunan dan pelaksanaan
dokumen RTBL, maka telah ditetapkan Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Dalam peraturan
tersebut, dijelaskan bahwa RTBL disusun pada skala kawasan baik di perkotaan
maupun perdesaan yang meliputi kawasan baru berkembang cepat, kawasan
terbangun, kawasan dilestarikan, kawasan rawan bencana, serta kawasan
gabungan darijenis-jenis kawasan tersebut. Dokumen RTBL yang disusun
kemudian ditetapkan melalui peraturan walikota/bupati.
5) Permen PU No.14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Permen PU No: 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengamanatkan jenis dan mutu
pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal. Pada Permen tersebut dilampirkan indikator pencapaian SPM pada
setiap Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian PU beserta sektor-
sektornya.
Lingkup Tugas dan Fungsi Direktorat PBL
Sebagaimana dinyatakan pada Permen PU No.8 tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PU, pada Pasal 608 dinyatakan bahwa
Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang perumusan dan
pelaksanakan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan
pengawasan serta fasilitasi di bidang penataan bangunan dan lingkungan
termasuk pembinaan pengelolaan gedung dan rumah negara.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-16


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Kemudian selanjutnya pada Pasal 609 disebutkan bahwa Direktorat


Penataan Bangunan dan Lingkungan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi penyelenggaraan penataan
bangunan dan lingkungan termasuk gedung dan rumah negara;
b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik, fasilitasi serta pembinaan
pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara termasuk fasilitasi
bangunan gedung istana kepresidenan;
c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi penyelenggaraan
penataan bangunan dan lingkungan dan pengembangan keswadayaan
masyarakat dalam penataan lingkungan;
d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi revitalisasi kawasan
dan bangunan bersejarah/tradisional, ruang terbuka hijau, serta
penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;
e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan
kelembagaan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan; dan
f. Pelaksanaan tata usaha Direktorat.
Lingkup tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan sesuai dengan kegiatan
pada sektor PBL, yaitu kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan
penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara dan kegiatan
pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan seperti
ditunjukkan pada Gambar 6.2.

Sumber : Dit. PBL, DJCK, 2012

Gambar 6. 2 Lingkup Tugas PBL

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-17


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik


sehingga terjadi peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan meliputi:
a. Kegiatan penataan lingkungan permukiman
 Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);
 Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);
 Pembangunan Prasarana dan Sarana peningkatan lingkungan
pemukiman kumuh dan nelayan;
 Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan
pemukiman tradisional.
b. Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung
 Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan bangunan
dan lingkungan;
 Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung;
 Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur;
 Pelatihan teknis.
c. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan
 Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan;
 Paket dan Replikasi.

6.2.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan


A. Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan
Untuk dapat merumuskan isu strategis Bidang PBL, maka dapat dilihat
dari Agenda Nasional dan Agenda Internasional yang mempengaruhi sektor PBL.
Untuk Agenda Nasional, salah satunya adalah Program PNPM Mandiri, yaitu
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, sebagai wujud kerangka
kebijakan yang menjadi dasar acuan pelaksanaan program-program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Agenda
nasional lainnya adalah pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, khususnya untuk sektor PBL yang
mengamanatkan terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB di
kabupaten/kota dan tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan Gedung
Negara (HSBGN) di kabupaten/kota.
Agenda internasional yang terkait diantaranya adalah pencapaian MDG’s
2015, khususnya tujuan 7 yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup. Target
MDGs yang terkait bidang Cipta Karya adalah target 7C, yaitu menurunkan
hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum layak
dan sanitasi layak pada 2015, serta target 7D, yaitu mencapai peningkatan yang

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-18


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun


2020.
Agenda internasional lainnya adalah isu Pemanasan Global (Global
Warming). Pemanasan global yang disebabkan bertambahnya karbondioksida
(CO2) sebagai akibat konsumsi energi yang berlebihan mengakibatkan naiknya
suhu permukaan global hingga 6.4 °C antara tahun 1990 dan 2100, serta
meningkatnnya tinggi muka laut di seluruh dunia hingga mencapai 10-25 cm
selama abad ke-20. Kondisi ini memberikan dampak bagi kawasan-kawasan
yang berada di pesisir pantai, yaitu munculnya bencana alam seperti banjir,
kebakaran serta dampak sosial lainnya.
Agenda Habitat juga merupakan salah satu Agenda Internasional yang
juga mempengaruhi isu strategis sektor PBL. Konferensi Habitat I yang telah
diselenggarakan di Vancouver, Canada, pada 31 Mei-11 Juni 1976, sebagai
dasar terbentuknya UN Habitat pada tahun 1978, yaitu sebagai lembaga PBB
yang mengurusi permasalahan perumahan dan permukiman serta pembangunan
perkotaan. Konferensi Habitat II yang dilaksanakan di lstanbul, Turki, pada 3 - 14
Juni 1996 dengan dua tema pokok, yaitu "Adequate Shelter for All" dan
"Sustainable Human Settlements Development in an Urbanizing World", sebagai
kerangka dalam penyediaan perumahan dan permukiman yang layak bagi
masyarakat.
Dari agenda-agenda tersebut maka isu strategis tingkat nasional untuk
bidang PBL dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1) Penataan Lingkungan Permukiman
a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;
b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan;
c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau
(RTH) di perkotaan;
d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan
bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh
kembangnya ekonomi lokal;
e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar
Pelayanan Minimal;
f. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam
penataan bangunan dan lingkungan.
2) Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung
(keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-19


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda


bangunan gedung di kab/kota;
c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional,
tertib, andal dan mengacu pada isu lingkungan/berkelanjutan;
d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan
rumah negara;
e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung
dan rumah Negara.
3) Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
a. Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2012 sebesar 29,13 juta orang
atau sekitar 11,96% dari total penduduk Indonesia;
b. Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk
sharing in-cash sesuai MoU PAKET;
c. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah
dalam penanggulangan kemiskinan.
Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR,
skenario pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala prioritas dan
manfaat dari rencana tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan
Tradisional/bersejarah dan d) penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian
terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri,
produktif dan berkelanjutan.
Tabel 6. 11 Isu-Isu Strategis Sektor PBL di Kota Tarakan
No Kegiatan Sektor PBL Isu Stragis
(1) (2) (3)
Penataan Lingkungan Permukiman  Permukiman kumuh di kawasan
sempadan pantai
 kondisi sarana prasarana dasar yang
1 masih minim
 Permukiman nelayan pantai barat kurang
terlayani oleh fasilitas skala lingkungan
dan kota
Penyelenggaraan Bangunan Gedung  Perda bangunan gedung yang belum
dan Rumah Negara sesuai dengan standar yang diharapkan
 Tertib dalam penyelenggaraan dan
pengelolaan aset gedung dan rumah
2 negara
 Tantangan untuk mewujudkan
bangunan gedung yang fungsional,
tertib, andal dan mengacu pada isu
lingkungan/berkelanjutan
Pemberdayaan Komunitas dalam  Keberlanjutan dan sinergi program
3 Penanggulangan Kemiskinan bersama pemerintah daerah dalam
penanggulangan kemiskinan
Sumber: Hasil Analisa 2014

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-20


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

B. Kondisi Eksisting
Untuk tahun 2012 capaian nasional dalam pelaksanaan program
direktorat PBL adalah jumlah kelurahan/desa yang telah mendapatkan fasilitasi
berupa peningkatan kualitas infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/nelayan
melalui program P2KP/PNPM 10.925 kelurahan/desa. Untuk jumlah
Kabupaten/Kota yang telah menyusun Perda Bangunan Gedung (BG) hingga
tahun 2012 adalah sebanyak 106 Kabupaten/Kota. Untuk RTBL yang sudah
tersusun berupa Peraturan Bupati/Walikota adalah sebanyak 2 Kabupaten/Kota,
9 Kabupaten/Kota dengan perjanjian bersama, dan 32 Kabupaten/Kota dengan
kesepakatan bersama.
Berdasarkan Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014, di samping kegiatan
non-fisik dan pemberdayaan, Direktorat PBL hingga tahun 2013 juga telah
melakukan peningkatan prasarana lingkungan permukiman di 1.240 kawasan
serta penyelenggaraan bangunan gedung dan fasilitasnya di 377
kabupaten/kota. Dalam RPI2JM bidang Cipta Karya pencapaian di
Kabupaten/Kota perlu dijabarkan sebagai dasar dalam perencanaan.
Tabel 6. 12 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan
Walikota/Bupati/peraturan lainnya terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan
Perda / Pergub / Perwal / Perbup / Peraturan lainnya
No Jenis Produk Amanat
No. / Tahun Tentang
Pengaturan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Perda Kota 24 tahun 2000 Bangunan
Tarakan
2 Perda Kota 04 Tahun 2012 RTRW Kota
Tarakan Tarakan
Sumber : Bappeda dan DPU&TR Kota Tarakan
Tabel 6. 13 Penataan Lingkungan Permukiman
Kawasan Tradisional RTH Pemenuhan SPM Penanganan
dan Bersejarah Kebakaran
Nama Dukungan Lokasi/ Nama Luas % Ketersediaan % HSBGN Instansi Prasarana
Kawasan Infrastruktur RTH RTH Luas IMB IMB Kebakaran
CK (Ha) RTH
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) ( 10 )
HK Panglima 15,7 769 (terbit)
batur
Hutan Penelitian 30
UBT
Hutan Mangrove 27,3
blkg pasar boom
panjang
Wana wisata 121,7
persemaian
HK Amal 1 38,2
HK gunung pasir 3,6
Agro Foresty 613 22,5
HK Sawah Lunto 6,7
KKMB 21
HK Batu Mapan 4
Sumber : Dishutamben dan DPU&TR Kota Tarakan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-21


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Tabel 6. 14 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara


Jml BG Negara Status Kondisi Ketersediaan
No Kawasan
Berdasarkan Fungsi Kepemilikan Bangunan Utilitas BG
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Fungsi Hunian…Unit
Fungsi Keagamaan
….Unit
Fungsi Usaha ... unit
Fungsi Sosial Budaya
.... unit
Fungsi Khusus ... unit
Ket : Tidak Terdapat data
Tabel 6. 15 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
Kegiatan PNPM Kegiatan
No. Kecamatan Perkotaan (P2KP) Pemberdayaan
lainnya
(1) (2) (3) (4)
1 Tarakan Tengah Pembangunan Jalan Beton
Siring/Tembok Penahan

Sumber : P2KP/PNPM Mandiri Kota Tarakan


C. Permasalahan dan Tantangan
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa
permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:
Penataan Lingkungan Permukiman:
 Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi
kebakaran;
 Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL
untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan
infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;
 Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan
ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;
 Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan
permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran
daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan
SPM.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:
 Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi
efektif dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah
Negara;
 Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan, besar,
sedang, kecil di seluruh Indonesia;

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-22


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

 Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan


pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan,
kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);
 Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan
Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;
 Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan
kurang mendapat perhatian;
 Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah
serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;
 Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi
persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan;
 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib
dan efisien;
 Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.
Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:
 Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan
hijau/terbuka, sarana olah raga.
Kapasitas Kelembagaan Daerah:
 Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam
pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;
 Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan
peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;
 Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan
gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

Tabel 6. 16 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan


Lingkungan
No Aspek PBL Permasalahan Yang Tantangan Alternatif solusi
Dihadapi Pengembangan
(1) (2) (3) (4) (5)
I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
1 Aspek Teknis kawasan permukiman Membutuhkan Membuat DED
kumuh di tepi pantai teknologi dan sesuai kondisi
teknis
2 Aspek belum terdapat lembaga Kebutuhan Memasukkan
Kelembagaan yang khusus anggaran tupoksi
pembentukan permukiman ke
lembaga DPU&TR
3 Aspek Pembiayaan Dana yang dibutuhkan Bersaing untuk Penyempurnaan
besar mendapatkan data dan usulan
dana APBN ke pusat
4 Aspek Peran Serta peran serta msyarakat SDM mayarakat Sosialisasi
Masyarakat/Swasta rendah

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-23


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

5 Aspek Lingkungan Daya Dukung Pencemaran


Membuat kajian
Permukiman Lingkungan Lingkungan
dan rekayasa
teknologi
II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
1 Aspek Teknis SDM aparatur kurang - Mengikuti seminar
dan Bimtek
2 Aspek belum terdapat perda - Bantek
Kelembagaan bangunan gedung yang penyusunan
standar ranperda
bangunan gedung
3 Aspek Pembiayaan Dana yang dibutuhkan Bersaing untuk Penyempurnaan
besar mendapatkan data dan usulan
dana APBN ke pusat
4 Aspek Peran Serta peran serta msyarakat SDM mayarakat Sosialisasi
Masyarakat/Swasta rendah

5 Aspek Lingkungan Daya Dukung Pencemaran


Membuat kajian
Permukiman Lingkungan Lingkungan
dan rekayasa
teknologi
III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
1 Aspek Teknis SDM aparatur kurang - Mengikuti seminar
dan Bimtek
2 Aspek belum terdapat lembaga Kebutuhan Memasukkan
Kelembagaan yang khusus anggaran tupoksi
pembentukan permukiman ke
lembaga DPU&TR
3 Aspek Pembiayaan Dana yang dibutuhkan Bersaing untuk Penyempurnaan
besar mendapatkan data dan usulan
dana APBN ke pusat
4 Aspek Peran Serta peran serta msyarakat SDM mayarakat Sosialisasi
Masyarakat/Swasta rendah

5 Aspek Lingkungan Daya Dukung Pencemaran Membuat kajian


Permukiman Lingkungan Lingkungan dan rekayasa
teknologi
Sumber : Hasil Analisa 2014
6.2.3. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh
Kab/Kota, hendaknya mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sector PBL
yang dinyatakan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010, seperti yang telah
dijelaskan pada Subbab 6.2.1.
Pada Permen PU No.8 tahun 2010, dijabarkan kegiatan dari Direktorat
PBL meliputi:
A. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
Dengan kegiatan yang terkait adalah penyusunan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
(RISPK), pembangunan prasarana dan sarana lingkungan permukiman
tradisional dan bersejarah, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan
pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-24


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan)


RTBL berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman
Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan didefinisikan sebagai panduan
rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk
mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta
memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana
umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian
rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan
lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan meliputi:
 Program Bangunan dan Lingkungan;
 Rencana Umum dan Panduan Rancangan;
 Rencana Investasi;
 Ketentuan Pengendalian Rencana;
 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.
RISPK atau Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
RISPK atau Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran seperti yang
dinyatakan dalam Permen PU No. 26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, bahwa
Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan adalah
sistem yang terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang
maupun terbangun pada bangunan yang digunakan baik untuk tujuan sistem
proteksi aktif, sistem proteksi pasif maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka
melindungi bangunan dan lingkungannya terhadap bahaya kebakaran.
Penyelenggaraan sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan
lingkungan meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi,
serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran sistem proteksi
kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungannya. RISPK terdiri dari
Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran dan Rencana Sistem Penanggulangan
Kebakaran di Kabupaten/Kota untuk kurun waktu 10 tahun. RISPK memuat
rencana kegiatan pencegahan kebakaran yang terdiri dari kegiatan inspeksi
terhadap ancaman bahaya kebakaran pada kota, lingkungan bangunan dan
bangunan gedung, serta kegiatan edukasi pencegahan kebakaran kepada
masyarakat dan kegiatan penegakan Norma, Standar, Pedoman dan Manual
(NSPM). RISPK juga memuat rencana tentang penanggulangan kebakaran yang
terdiri dari rencana kegiatan pemadaman kebakaran serta penyelamatan jiwa
dan harta benda.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-25


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah


Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan Penataan Lingkungan
Permukiman Tradisional adalah:
 Koordinasi dan sinkronisasi dengan Pemerintah Daerah;
 Pendekatan Tridaya sebagai upaya pemberdayaan terhadap aspek
manusia, lingkungan dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat;
 Azas "berkelanjutan" sebagai salah satu pertimbangan penting untuk
menjamin kelangsungan kegiatan;
 Rembug warga dalam upaya menggali sebanyak mungkin aspirasi
masyarakat, selain itu juga melakukan pelatihan keterampilan teknis
dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

Standar Pelayanan Minimal (SPM)


Analisa kebutuhan Program dan Kegiatan juga mengacu pada Permen
PU No.14 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang. Khusus untuk sektor PBL, SPM juga terkait dengan
SPM Penataan Ruang dikarenakan kegiatan penataan lingkungan permukiman
yang salah satunya melakukan pengelolaan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) di perkotaan. Standar SPM terkait dengan sektor PBL sebagaimana
terlihat pada tabel 6.16, yang dapat dijadikan acuan bagi Kota Tarakan untuk
menyusun kebutuhan akan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.
Tabel 6. 17 SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Standar Pelayanan Minimal Waktu
No Jenis Pelayanan Dasar Keterangan
Indikator Nilai Pencapaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
VI Penataan Izin 15. Terlayaninya 100 % 2014 Dinas yang
Bangunan mendirikan masyarakat membidangi
dan bangunan dalam Perijinan
lingkungan (IMB) pengurusan IMB (IMB).
di kabupaten/
kota.
Harga 16. Tersedianya 100 % 2014 Dinas yang
Standar pedoman Harga membidangi
Bangunan Standar Pekerjaan
Gedung Bangunan Umum.
Negara Gedung Negara
(HSBGN) di
kabupaten/kota.
VIII Penataan Penyediaan 23. Tersedianya 25 % 2014 Dinas/SKPD
Ruang Ruang luasan RTH Yang
Terbuka publik membidangi
Hijau (RTH) sebesar 20% dari Penataan
Publik luas wilayah kota/ Ruang.
kawasan
perkotaan
Sumber : Dit. PBL, DJCK, 2012

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-26


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

B. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara


Kegiatan penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
meliputi:
1. Menguraikan kondisi bangunan gedung negara yang belum memenuhi
persyaratan keandalan yang mencakup (keselamatan, keamanan,
kenyamanan dan kemudahan);
2. Menguraikan kondisi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah
Negara;
3. Menguraikan aset negara dari segi administrasi pemeliharaan.
Untuk dapat melakukan pendataan terhadap kondisi bangunan gedung
dan rumah negara perlu dilakukan pelatihan teknis terhadap tenaga pendata
HSBGN, sehingga perlu dilakukan pendataan kegiatan pembinaan teknis
penataan bangunan gedung.
C. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan
Kemiskinan
Program yang mencakup pemberdayaan komunitas dalam
penanggulangan kemiskinan adalah PNPM Mandiri, yang dilaksanakan dalam
bentuk kegiatan P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan).
P2KP merupakan program pemerintah yang secara substansi berupaya
menanggulangi kemiskinan melalui pemberdayaaan masyarakat dan pelaku
pembangunan lokal lainnya, termasuk Pemerintah Daerah dan kelompok peduli
setempat.
Tabel 6. 18 Kebutuhan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Kebutuhan
No Uraian Satuan Ket.
Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
1 Ruang Terbuka Hijau
(RTH)
2 Ruang Terbuka
3 PSD Paket 3 3 3 3 3
4 PS Lingkungan
5 HSBGN
6 Pelatihan Teknis Paket 1 1 1 1 1
Tenaga Pendata
HSBGN
7 lainnya Paket 1 1 1 1 1
II Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
1 Bangunan Fungsi
Hunian
2 Bangunan Fungsi
Keagamaan
3 Bangunan Fungsi
Usaha
4 Bangunan Fungsi
Sosial Budaya
5 Bangunan Fungsi
Khusus
6 Bintek Pembangunan Paket 1 1 1 1 1
Gedung Negara
7 lainnya

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-27


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Kebutuhan
No Uraian Satuan Ket.
Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
III Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
1 P2KP paket 1 1 1 1 1
2 lainnya
Sumber : Hasil Analisa 2014
6.2.4. Program-Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Penataan Bangunan
dan Lingkungan
Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri dari:
a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman;
b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;
c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan.
Untuk penyelenggaraan program-program pada sektor Penataan
Bangunan dan Lingkungan (PBL) maka dibutuhkan Kriteria Kesiapan (Readiness
Criteria) yang mencakup antara lain rencana kegiatan rinci, indikator kinerja,
komitmen Pemda dalam mendukung pelaksanaan kegiatan melalui penyiapan
dana pendamping, pengadaan lahan jika diperlukan, serta pembentukan
kelembagaan yang akan menangani pelaksanaan proyek serta mengelola aset
proyek setelah infrastruktur dibangun.
Kriteria Kesiapan untuk sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
adalah:
Fasilitasi RanPerda Bangunan Gedung
Kriteria Khusus:
 Kabupaten/kota yang belum difasilitasi penyusunan ranperda Bangunan
Gedung;
 Komitmen Pemda untuk menindaklanjuti hasil fasilitasi Ranperda BG

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis


Komunitas
Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Penataan
 Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas:
 Kawasan di perkotaan yang memiliki lokasi PNPM-Mandiri Perkotaan;
 Pembulatan penanganan infrastruktur di lokasi-lokasi yang sudah ada
PJM Pronangkis-nya;
 Bagian dari rencana pembangunan wilayah/kota;
 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan
masyarakat;
 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-28


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL) Kriteria


Lokasi :
 Sesuai dengan kriteria dalam Permen PU No.6 Tahun 2006;
 Kawasan terbangun yang memerlukan penataan;
 Kawasan yang dilestarikan/heritage;
 Kawasan rawan bencana;
 Kawasan gabungan atau campuran (fungsi hunian, fungsi usaha, fungsi
sosial/ budaya dan/atau keagamaan serta fungsi khusus, kawasan sentra
niaga (central business district);
 Kawasan strategis menurut RTRW Kab/Kota;
 Komitmen Pemda dalam rencana pengembangan dan investasi
Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan
rencana tata ruang dan/atau pengembangan wilayahnya;
 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat;
 Pekerjaan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat.
Penyusunan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan, Ruang Terbuka Hijau
(RTH) dan Permukiman Tradisional/Bersejarah
Rencana Tindak berisikan program bangunan dan lingkungan termasuk
elemen kawasan, program/rencana investasi, arahan pengendalian rencana dan
pelaksanaan serta DAED/DED.
Kriteria Umum:
 Sudah memiliki RTBL atau merupakan turunan dari lokasi perencanaan
RTBL (jika luas kws perencanaan > 5 Ha) atau;
 Turunan dari Tata Ruang atau masuk dlm skenario pengembangan
wilayah (jika luas perencanaan < 5 Ha);
 Komitmen pemda dalam rencana pengembangan dan investasi
Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan
Rencana Tata Ruang dan/atau pengembangan wilayahnya;
 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan
Revitalisasi Kawasan:
 Kawasan diperkotaan yang memiliki potensi dan nilai strategis;
 Terjadi penurunan fungsi, ekonomi dan/atau penurunan
 kualitas;
 Bagian dari rencana pengembangan wilayah/kota;
 Rencana pengembangan dan investasi pemda, swasta, dan masyarakat;
 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-29


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Ruang Terbuka Hijau:


 Ruang publik tempat terjadi interaksi langsung antara manusia dengan
taman (RTH Publik);
 Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya
bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik alamiah maupun ditanam
(UU No. 26/2007 tentang Tata ruang);
 Dalam rangka membantu Pemda mewujudkan RTH publik minimal 20%
dari luas wilayah kota;
 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, masyarakat;
 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
Kriteria Fasilitasi Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
(RISPK):
 Ada Perda Bangunan Gedung;
 Kota/Kabupaten dengan jumlah penduduk > 500.000 orang;
 Tingginya intensitas kebakaran per tahun dengan potensi resiko tinggi
 Kawasan perkotaan nasional PKN, PKW, PKSN, sesuai PP No.26/2008
ttg Tata Ruang;
 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan
masyarakat;
 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
Kriteria dukungan PSD Untuk Revitalisasi Kawasan, RTH Dan Permukiman
Tradisional/Ged Bersejarah:
 Mempunyai dokumen Rencana Tindak PRK/RTH/Permukiman
Tradisional-Bersejarah;
 Prioritas pembangunan berdasarkan program investasinya;
 Ada DDUB;
 Dukungan Pemerintah Pusat maksimum selama 3 tahun anggaran;
 Khusus dukungan Sarana dan Prasarana untuk permukiman tradisional,
diutamakan pada fasilitas umum/sosial, ruang-ruang publik yang menjadi
prioritas masyarakat yang menyentuh unsur tradisionalnya;
 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan
masyarakat;
 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
Kriteria dukungan Prasarana dan Sarana Sistem Proteksi Kebakaran:
 Memiliki dokumen RISPK yang telah disahkan oleh Kepala Daerah
(minimal SK/peraturan bupati/walikota);

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-30


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

 Memiliki Perda BG (minimal Raperda BG dalam tahap pembahasan


dengan DPRD);
 Memiliki DED untuk komponen fisik yang akan dibangun;
 Ada lahan yg disediakan Pemda;
 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan
masyarakat;
 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

6.2.5. Usulan Program dan Kegiatan PBL


Pada bagian ini usulan program dan kegiatan Penataan Bangunan dan
Lingkungan Kota Tarakan akan dirangkum dalam tabel 8.18.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-31


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Tabel 6. 19 Usulan Program dan Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan


OUTPUT SUMBER DANA TAHUN
No INDIKATOR OUTPUT LOKASI VOL SATUAN APBN APBD APBD MASYA SWAS
CSR 1 2 3 4 5
RINCIAN MURNI PHLN PROV KOTA RAKAT TA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
KEGIATAN: PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENYELENGGARAAN DALAM
PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN TERMASUK PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA
2 Peraturan Pengembangan Permukiman
Jumlah NSPK Bid Penataan Bangunan dan
Lingkungan
2.a Penyusunan NSPK, Legalisasi Draft
NSPK
Pembinaan Pelaksanaan Penataan Bangunan dan
3 Lingkungan, Pengelolaan Gedung dan Rumah
Negara
Jumlah Laporan Pembinaan
Penyelenggaraan Bidang Penataan
Bangunan dan Lingkungan
3.a Bantek dan Pendampingan
penyusunan Ranperda BG
pembinaan teknis penataan Tarakan 250.00 250.00
bangunan gedung
pelatihan teknis terhadap tenaga Tarakan 250.00 250.00
pendata HSBGN
Fasilitasi Penyusunan Ranperda Tarakan 1.000.00 250.00 250.00
Bangunan Gedung Kota Tarakan
3.b Fasilitasi penyusunan RTBL
Penyusunan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan Kawasan
750.00 280.00
New Town dan Pemerintahan Juata
Laut
Penyusunan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan Kawasan 750.00 140.00
Jl. Kusuma Bangsa
Penyusunan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan Kawasan 1,000.00 160.00
Jl. Aji Iskandar
Penyusunan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan Kawasan 1,000.00 160.00
Jl. Pantai Amal Lama s.d Binalatun

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-32


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

OUTPUT SUMBER DANA TAHUN


No INDIKATOR OUTPUT LOKASI VOL SATUAN APBN APBD APBD MASYA SWAS
CSR 1 2 3 4 5
RINCIAN MURNI PHLN PROV KOTA RAKAT TA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Penyusunan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan Kawasan 750.00 100.00
Jl. Sei. Sesayap
Penyusunan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan Kawasan 750.00 140.00
Jl. Bhayangkara dan Pasir Putih
Penyusunan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan Kawasan 750.00 140.00
Jl. Lestari dan Jl. Cahaya Baru
Fasilitasi penyusunan Rencana
3.c Induk Sistem Proteksi kebakaran
(RISPK) Laporan
Fasilitasi Penyusunan Rencana
3.d Tindak Penataan dan Revitalisasi
Kawasan
Fasilitasi Rencana Tindak Sistem
3.e
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Fasilitasi penyusunan Rencana
Tindak Pengembangan Kawasan
3.f
Permukiman Tradisional
Bersejarah
Fasilitasi Penguatan
3.g Kelembagaan Penataan
Bangunan dan Lingkungan
Pengawasan Pelaksanaan Penataan
4 Bangunan dan Lingkungan, Pengelolaan
Gedung dan Rumah Negara
Jumlah Laporan Pengawasan
Penyelenggaraan Bidang Penataan
Bangunan dan Lingkungan
Pemeriksaan Keandalan
4.a
Bangunan Gedung
5 Bangunan Gedung dan Fasilitasnya
Pengembangan Bangunan Gedung
Negara/Bersejarah
Pengembangan Bangunan
5.a Gedung Negara dan Bersejarah

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-33


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

OUTPUT SUMBER DANA TAHUN


No INDIKATOR OUTPUT LOKASI VOL SATUAN APBN APBD APBD MASYA SWAS
CSR 1 2 3 4 5
RINCIAN MURNI PHLN PROV KOTA RAKAT TA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
6 Sarana Dan Prasarana Lingkungan Permukiman
Jumlah Kawasan Yang Tertata Bangunan
dan Lingkungannya
Pengembangan Sarana dan
6.a Prasarana untuk Proteksi
kebakaran
Pengembangan Sarana dan
6.b
Prasarana untuk Aksesibilitas BG
Sarana dan Prasarana
6.c
Revitalisasi Kawasan
Sarana dan Prasarana Ruang
6.d
Terbuka Hijau
Sarana dan Prasarana pada
6.e Pemukiman Tradisional dan
Bersejarah
Pengembangan Sarana dan
6.f Prasarana untuk Proteksi
kebakaran
6.g Pengembangan PIP2B
7 Keswadayaan / Pemberdayaan Masyarakat (P2KP)
Jumlah Kel/Desa yang Mendapatkan
Pendampingan Pemberdayaan Sosial
(P2KP/PNPM)
7.a Pendampingan Pemberdayaan
Sosial (P2KP/PNPM)

P2KP (PNPM-Mandiri Perkotaan) Tarakan 20.000.00 5,000.00 13,200.00


BOP PNPM-Mandiri Perkotaan Tarakan 1,020.00
TOTAL
Sumber : Hasil Analisa 2014

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-34


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

6.3. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

6.3.1. Arahan Kebijakan Dan Lingkup Kegiatan


Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,
dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.
Penyelenggara pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara
(BUMN)/ badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta,
dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan
pengembangan sistem penyediaan air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat
melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa
pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan liar, dan
sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.
Beberapa peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam
pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) antara lain:
i) Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Pada pasal 40 mengamanatan bahwa pemenuhan kebutuhan air baku
untuk air minum rumah tangga dilakukan dengan pengembangan sistem
penyediaan air minum (SPAM). Untuk pengembangan sistem penyediaan
air minum menjadi tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
ii) Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Program Jangka
Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025
Perundangan ini mengamanatkan bahwa kondisi sarana dan prasarana
masih rendah aksesibilitas, kualitas, maupun cakupan pelayanan.
iii) Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum
Bahwa Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan
membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik)
dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat,
dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan
air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
Peraturan tersebut juga menyebutkan asas penyelenggaraan
pengembangan SPAM, yaitu asas kelestarian, keseimbangan,
kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keberlanjutan,
keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas.
iv) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2006 tentang
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-35


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Peraturan ini mengamanatkan bahwa dalam rangka peningkatan


pelayanan/ penyediaan air minum perlu dilakukan pengembangan SPAM
yang bertujuan untuk membangun, memperluas, dan/atau meningkatkan
sistem fisik dan non fisik daam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan
penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih
baik dan sejahtera.
v) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Peraturan ini menjelaskan bahwa tersedianya akses air minum yang
aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan
dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok
minimal 60 liter/orang/hari.
SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan
jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air
baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan.
Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi sumur dangkal,
sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air,
instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air. Pengembangan
SPAM menjadi kewenangan/ tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah
Daerah untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi
kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif sesuai dengan peraturan perundangundangan, seperti yang
diamanatkan dalam PP No. 16 Tahun 2005.
Pemerintah dalam hal ini adalah Direktorat Pengembangan Air Minum,
Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum yang mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan produk pengaturan,
pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang pengembangan sistem
penyediaan air minum. Adapun fungsinya antara lain mencakup:
 Menyusun kebijakan teknis dan strategi pengembangan sistem
penyediaan air minum;
 Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan
sistem penyediaan air minum termasuk penanggulangan bencana alam
dan kerusuhan sosial;
 Pengembangan investasi untuk sistem penyediaan air minum;
 Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan
kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang air minum.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-36


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

6.3.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan


A. Isu Strategis Pengembangan SPAM
Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya
Indonesia untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum. Isu ini
didapatkan melalui serangkaian konsultasi dan diskusi dalam lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya. Isu-
isu strategis tersebut adalah:
1) Peningkatan Akses Aman Air Minum;
2) Pengembangan Pendanaan;
3) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;
4) Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan;
5) Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum;
6) Rencana Pengamanan Air Minum;
7) Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat; dan
8) Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah
Teknis dan Penerapan Inovasi Teknologi
Kota Tarakan sebagai salah satu kota di wilayah Negara Kesatuan
Indonesia harus turut ikut serta dalam pencapaian target pembangunan bidang
air minum. proses pencapaian target pembangunan bidang air minum khususnya
untuk wilayah Kota Tarakan dalam perkembangannya terdapat isu,
permasalahan dan tantangan. Berikut adalah isu strategis yang diperkirakan
akan mempengaruhi upaya Pemerintah Kota Tarakan dalam mencapai target
pembangunan di bidang air minum;
1) Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pengelolaan Infrastruktur Air Bersih
2) Ketersediaan sumber air baku air bersih
3) Tingkat kebocoran air bersih
4) Tingkat pelayanan air bersih

B. Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM


Aspek Teknis
Saat ini pendistribusian air pada umumnya belum merata sehingga ada
beberapa wilayah yang aliran airnya kecil dan kurang lancar. Hal ini disebabkan
oleh adanya daerah-daerah pengembangan baru di luar rencana pengembangan
PDAM, disamping kondisi jaringan pipa yang digunakan sebagian sudah tua
sehingga rawan terjadi kebocoran dan penyumbatan-penyumbatan.
Sistem pendistribusian air pada wilayah pelayanan IPA Persemaian,
Kampung Bugis dan Kampung Satu, sebagian masih menggunakan sistem

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-37


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

penggiliran. Wilayah dengan kondisi pengaliran air cukup dan yang secara
bergiliran dapat dijelaskan berdasarkan tabel berikut ini.
Tabel 6. 20 Jalur distribusi dan kondisi pengaliran air tiap wilayah
Kondisi pengaliran air
No. Uraian Jalur pipa induk distribusi
Cukup Kurang Giliran
1. Wilayah I Jl. Aki Balak   
Jl. Mulawarman   -
Jl. Cendrawasih   -
Jl. Gajah Mada   -
Jl. Karang Anyar   -

2. Wilayah II Jl. Yos Sudarso  - -


Jl. Karang Balik  - -
Jl. Karang Rejo  - -
Jl. Selumit  - 
Jl. Sebengkok  - 

3. Wilayah III Jl. Lingkas Ujung  - 


Jl. Jendral Sudirman  -
Jl. Kesuma Bangsa  - 
Jl. Imam Bonjol  -
Jl. Kampung I, Kampung IV, Kampung VI  - 
Jl. Skip  - 
Sumber : PDAM Kota Tarakan

Kondisi demikian secara bertahap dapat ditanggulangi dengan adanya


pengembangan jaringan baru yang diimbangi dengan penambahan kapasitas
produksi. Total perpipaan yang telah terpasang diseluruh Kota Tarakan sampai
tahun 2009 ini adalah yang berdiameter dari 400 mm s/d 50 mm adalah 250.227
meter. Sistem perpipaan pada jaringan air bersih Kota Tarakan sampai dengan
tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 6.21.
Tabel 6. 21 Jaringan Pipa Air Bersih PDAM Kota Tarakan Sampai Dengan Tahun
2014
Tahun/ panjang pipa Panjang Pipa s.d. Tahun 2009

Uraian Yang Belum Sudah


s/d 2005 2006 2007 2008 2009 total
diganti digunakan digunakan
Meter meter meter meter meter meter meter meter meter
Pipa  400 mm 500 - - 750 - 1.250
Pipa  300 mm 2.068 - - 3.000 6.252 11.320
Pipa  250 mm 34.854 - - - 1.750 36.604
Pipa  200 mm 23.219 - 6.000 - - 29.219
Pipa  150 mm 10.163 - - - - 10.163
Pipa  100 mm 26.195 - 1.007 667 550 28.419
Pipa  75 mm 50.447 - 2.416 1.833 7.930 62.626
Pipa  50 mm 63.788 - 1.968 - 4.870 70.626
Jumlah: 211.234 - 11.391 6.250 21.352 250.227
Sumber : PDAM Kota Tarakan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Tarakan saat ini mempunyai
4 (empat) lokasi instalasi yaitu Instalasi Kampung Bugis, Instalasi Persemaian,
Instalasi Kampung Satu, dan Instalasi Juata Laut. Jumlah sambungan pada akhir
tahun 2009 ialah  13.108 unit sambungan dimana 85% dari sambungan ialah

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-38


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

termasuk non niaga/rumah tangga (Tabel 3.4). Konsumsi per capita domestik
dalam kota ialah 200 liter per hari. PDAM Kota Tarakan memerlukan kapasitas
tambahan untuk pengembangan di masa mendatang.
Sistem PDAM Kota Tarakan pada umumnya berada dalam kondisi
operasional yang baik. Namun demikian diketahui bahwa pemeliharaan
terhadap beberapa pompa kurang memadai, dengan demikian mengurangi
kapasitas dan membatasi sambungan baru yang potensial pada daerah-daerah
tertentu. Kehilangan air di seluruh PDAM 40% dalam sistem distribusi.
IPA yang dimiliki saat ini oleh PDAM Kota Tarakan tersebar di 4 (empat)
lokasi yaitu : Kampung Bugis, Persemaian, Kampung Satu dan Juata Laut. Total
kapasitas terpasang sebesar 400 lt/det (Tabel 3.5). Sedangkan lokasi reservoar
beserta kapasitasnya dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 6. 22 Jumlah Pelanggan PDAM Menurut Kategori Pelanggan dan Jumlah
Sambungan Baru PDAM Di Kota Tarakan Tahun 2009
Kategori Pelanggan
Sambungan
No Kelurahan Rumah
Niaga Industri Sosial baru PDAM
Tangga

Kec. Tarakan Barat


1 Karangrejo 463 177 0 3 27
2 Karangbalik 537 223 0 9 11
3 Karanganyar 2359 256 1 31 98
4 Karanganyar Pantai 1335 152 0 18 61
5 Karang Harapan 398 14 0 5 21
Kec. Tarakan Tengah
6 Selumit Pantai 640 141 0 5 71
7 Selumit 400 103 0 3 13
8 Sebengkok 1039 145 4 20 42
9 Pamusian 1165 192 0 22 63
10 Kampung I/Skip 677 31 0 7 109
Kec. Tarakan Timur
11 Lingkas Ujung 612 35 0 7 0
12 Gunung Lingkas 335 47 0 6 0
13 Mamburungan 83 7 0 5 0
14 Kampung Empat 239 22 0 4 0
15 Kampung Enam 112 2 0 0 0
16 Pantai Amal 0 0 0 0 0
17 Mamburungan Timur 0 0 0 0 0
Kec. Tarakan Utara
18 Juata Permai 3 0 0 1 0
19 Juata Kerikil 17 1 0 1 0
20 Juata Laut 429 7 1 8 37
Sumber : Kecamatan Tarakan Dalam Angka, 2009

Tabel 6. 23 Lokasi IPA (Instalasi Pengolahan Air) Kota Tarakan


Kapasitas Kapasitas Kapasitas Sumber
Lokasi IPA
Terpasang Beroperasi Produksi Efektif Air Baku
- IPA Kamp. Bugis 120 L/det 60 L/det 58,99 L/det Sungai Kampung Bugis
- IPA Persemaian 155 L/det 155 L/det 139,11 L/det
Sungai Persemaian dan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-39


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Kapasitas Kapasitas Kapasitas Sumber


Lokasi IPA
Terpasang Beroperasi Produksi Efektif Air Baku
- IPA Kamp.Satu 90 L/det 60 L/det 51,73 L/det Embung Persemaian
Sungai Binalatung &
- IPA Juata Laut 35 L/det 30 L/det 23,99 L/det
Sungai Semunti
Total 400 L/det 305 L/det 273,82 L/det
Sumber: PDAM Kota Tarakan, 2011

Tabel 6. 24 Lokasi Reservoar Kota Tarakan

LOKASI RESERVOAR KAP.TERPASANG KAP.BEROPERASI


3 3
- IPA Kamp. Bugis 1.644 m 644 m
3 3
- IPA Persemaian 700 m 700 m
3 3
- IPA Kamp.Satu 500 m 500 m
3 3
- IPA Juata Laut 300 m 300 m
3 3
- Peningki 750 m 750 m
3 3
Total 3.894 m 2.894 m
Sumber: PDAM Kota Tarakan, 2011

Kondisi instalasi pengolahan air (IPA) beserta jenisnya dapat dilihat pada
tabel rekapitulasi IPA PDAM Kota Tarakan berikut ini.
Tabel 6. 25 Rekapitulasi IPA PDAM Kota Tarakan
Q beroperasi Q belum
No. IPA Jenis IPA
(L/detik) beroperasi (L/detik)
1 Juata Laut 30 - Fiber Glass
- 5 Plat Baja
2 Persemaian
IPA – A 60 - Plat Baja
IPA – B 30 - Beton
IPA – C 25 - Plat Baja
IPA – D 10 - Plat Baja
IPA – E 30 - Fiber Glass
Beton
3 Kampung Bugis 60 -
Konvensional
- 60 Fiber Glass
4 Kampung Satu 30 - Fiber Glass
30 30 Plat Baja
Sumber: PDAM Kota Tarakan, 2011

Uraian mengenai unit-unit pada tiap instalasi pengolahan air (IPA) dapat
dijelaskan sebagai berikut :

 IPA Kampung Bugis


Pada IPA Kampung Bugis terdapat 2 buah IPA, yaitu IPA konvensional
kapasitas 60 L/dtk dan IPA Paket kapasitas 60 L/dtk. IPA yang beroperasi adalah
IPA konvensional kapasitas 60 L/dtk.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-40


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Gambar 6. 3 IPA Konvensional Kampung Bugis 60 L/detik (Kiri)


IPA Paket Kampung Bugis 60 L/detik (Kanan)
Sedangkan sumber air yang
digunakan saat ini adalah sumber air
permukaan yaitu Sungai Kampung Bugis.
Pengambilan air baku dari Sungai
Kampung Bugis dilakukan melalui
bangunan sadap (intake) yang dilengkapi
dengan pintu air untuk mengatur
masuknya air ke sumur pengumpul.
Bangunan pintu air terbuat dari konstruksi Gambar 6. 4 Bangunan Sadap (Intake)
IPA Kampung Bugis
beton.
Pipa distribusi IPA Kampung Bugis mempunyai jenis dan diameter yang
bervariasi dari jenis ACP, GIP, dan PVC dengan diameter antara 400 mm sampai
dengan 100 mm. Jalur distribusi IPA Kampung Bugis menjadi satu sistem yang
tergabung dengan IPA Persemaian dan IPA Kampung Satu. Jalur distribusi dan
daerah pelayanan IPA Kampung Bugis juga dapat dilihat pada Gambar 6.4

Gambar 6. 5 Skema Sistem Air Bersih Eksisting Wilayah Pelayanan IPA Kampung
Bugis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-41


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

 IPA Persemaian
Pada IPA Persemaian terdapat 5 buah IPA yang semuanya beroperasi,
yaitu IPA-A dari bahan plat baja kapasitas 60 L/dtk, IPA-B dari bahan beton
kapasitas 30L/dtk, IPA-C bahan plat baja kapasitas 25 L/dtk, IPA-D bahan plat
baja kapasitas 10 L/dtk, dan IPA-E bahan fiber glass kapasitas 30 L/dtk.
Beberapa unit IPA pada IPA Persemaian dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 6. 6 IPA Persemaian


Sedangkan sumber air
yang digunakan adalah dari
Sungai Persemaian dan
Embung Persemaian. Embung
Persemaian hanya menyuplai
air baku untuk IPA-A jenis Plat
Baja Kapasitas 60 L/dtk.
Sedangkan IPA lainnya
menggunakan air baku dari Sungai Persemaian. Pipa distribusi IPA Persemaian
mempunyai jenis dan diameter yang bervariasi dari jenis ACP, GIP, dan PVC
dengan diameter antara 250 mm sampai dengan 100 mm. Jalur distribusi untuk
sistem jaringan IPA Persemaian, IPA Kampung Bugis dan Kampung Satu serta

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-42


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

daerah pelayanannya dapat dilihat pada Gambar 3.6.). Jalur distribusi ini
melayani Kecamatan Tarakan Barat, Tengah, dan Timur. Sedangkan daerah
pelayanan IPA Persemaian sendiri meliputi Kecamatan Tarakan Barat, Tarakan
Tengah, dan sebagian Tarakan Timur.

Gambar 6. 7 Skematik Sistem Air Bersih Eksisting Wilayah Pelayanan IPA


Persemaian
 IPA Juata Laut
Pada IPA Juata Laut terdapat 2 buah IPA. Akan tetapi hanya 1 buah IPA
yang beroperasi. Dua unit IPA tersebut antara lain :
 IPA Fiber Glass kapasitas 30 L/dtk : beroperasi
 IPA Plat Baja kapasitas 5 L/dtk : tidak beroperasi

Gambar 6. 8 IPA Fiber Glass Juata Laut Kapasitas 30 L/detik (kiri), IPA Plat Baja
Juata Laut Kapasitas 5 L/detik (kanan)

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-43


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Adapun sumber air baku yang


digunakan oleh PDAM Kota Tarakan berasal
dari air permukaan yaitu Sungai Semunti yang
berhulu di Hutan Lindung Pulau Tarakan.
Pipa distribusi IPA Juata Laut yang
telah terpakai adalah menggunakan jenis pipa
PVC dan diameter 200 mm yang telah
melayani 360 pelanggan yang tersebar di
Gambar 6. 9 Sumber Air Baku
Kelurahan Juata Laut. Penyempurnaan sistem Sungai Semunti
distribusi sedang dan telah dilakukan
menggunakan jenis pipa HDPE untuk melayani pemukiman penduduk di
Perumahan PNS, Perumahan Korpri dan Perumahan Intraca di Kelurahan Juata
Kerikil dan Kelurahan Juata Permai. Gambar jalur pipa distribusi serta daerah
pelayanannya dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 6. 10 Skematik Sistem Air Bersih Eksisting Wilayah Pelayanan IPA Juata
Laut

 IPA Kampung Satu


Pada IPA Kampung Satu, terdapat 2 buah IPA. Akan tetapi hanya 1 buah
IPA yang beroperasi. Dua unit IPA tersebut antara lain :
 IPA Fiber Glass kapasitas 30 L/dtk : belum beroperasi
 IPA Plat Baja kapasitas 2x30 L/dtk : beroperasi

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-44


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Gambar 6. 11 IPA Fiber Glass Kampung Satu Kapasitas 30 L/detik (Kiri),


IPA Plat Baja Kampung Satu Kapasitas 2x30 L/detik (Kanan)

Gambar 6. 12 Sumber Air Baku Binalatung dan Intake


Adapun sumber air baku yang digunakan oleh PDAM Kota Tarakan
berasal dari air permukaan yaitu Sungai dan Embung Binalatung. Untuk
mengambil sumber air baku dari embung digunakan intake tipe sumuran. Tipe ini
digunakan untuk mengantisipasi fluktuasi permukaan air embung.
Pipa distribusi IPA Kampung Satu mempunyai jenis dan diameter yang
bervariasi dari jenis PVC dengan diameter antara 250 mm sampai dengan 100
mm. Daerah pelayanan IPA Kampung Satu sebagian besar merupakan wilayah
yang termasuk dalam Kecamatan Tarakan Timur dan sebagian kecil wilayah
Kecamatan Tarakan Tengah.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-45


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Gambar 6. 13 Skematik Sistem Air Bersih Eksisting Wilayah Pelayanan IPA Juata
Laut
Tabel 6. 26 Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM Kota Tarakan
Wilayah Pelayanan (WP) Tingkat Pelayanan Sumber Air
Sistem Jumlah
Luas Jumlah % %
Jaringan Pddk Lokasi Debit
WP Pddk WP Penduduk Wilayah
Terlayani
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Perpipaan - 101.088 48.603 48,08 58,93 Sungai Kamp
60
Bugis
Sungai
155
Persemaian
Sungai Semunti 30
Sungai Binalatung 150
Sungai Kamp
60
Bugis
Sungai
155
Persemaian
Sungai Semunti 30
Sumber: Profil PDAM Tahun 2013
6.3.3. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan SPAM
A. Permasalahan Pengembangan SPAM
Pada bagian ini, perlu dijabarkan permasalahan pengembangan SPAM
sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Adapun permasalahan
pengembangan AM pada tingkat nasional antara lain:
1) Peningkatan Cakupan dan Kualitas
 Tingkat pertumbuhan cakupan pelayanan air minum sistem perpipaan
belum seimbang dengan tingkat perkembangan penduduk
 Perkembangan pesat SPAM non-perpipaan terlindungi masih
memerlukan pembinaan.
 Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan cukup besar dan tekanan
air pada jaringan distribusi umumnya masih rendah.
 Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas dan harus
membayar lebih mahal.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-46


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

 Ketersediaan data yang akurat terhadap cakupan dan akses air minum
masyarakat belum memadai.
 Sebagian air yang diproduksi PDAM telah memenuhi kriteria layak
minum, namun kontaminasi terjadi pada jaringan distribusi.
 Masih tingginya angka prevalensi penyakit yang disebabkan buruknya
akses air minum yang aman.

2) Pendanaan
 Penyelenggaraan SPAM mengalami kesulitan dalam masalah pendanaan
untuk pengembangan, maupun operasional dan pemeliharaan.
 Investasi untuk pengembangan SPAM selama ini lebih tergantung dari
pinjaman luar negeri.
 Komitmen dan prioritas pendanaan dari pemerintah daerah dalam
pengembangan SPAM masih rendah.

3) Kelembagaan dan Perundang-Undangan


 Lemahnya fungsi lembaga/dinas di daerah terkait penyelenggaraan
SPAM.
 Prinsip pengusahaan belum sepenuhnya diterapkan oleh penyelenggara
SPAM (PDAM).
 Pemekaran wilayah di beberapa kabupaten/kota mendorong pemekaran
badan pengelola SPAM di daerah.

4) Air Baku
 Kapasitas daya dukung air baku di berbagai lokasi semakin terbatas.
 Kualitas sumber air baku semakin menurun.
 Adanya peraturan perijinan penggunaan air baku di beberapa daerah
yang tidak selaras dengan peraturan yang lebih tinggi.
 Belum mantapnya alokasi penggunaan air baku sehingga menimbulkan
konflik kepentingan di tingkat pengguna.

5) Peran Masyarakat
 Air masih dipandang sebagai benda sosial meskipun pengolahan air baku
menjadi air minum memerlukan biaya relatif besar dan masih dianggap
sebagai urusan pemerintah.
 Potensi yang ada pada masyarakat dan dunia usaha belum sepenuhnya
diberdayakan oleh Pemerintah.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-47


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

 Fungsi pembinaan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat yang


mencukupi kebutuhannya sendiri.
Tabel 6. 27 Identifikasi permasalahan SPAM di kota Tarakan
Tindakan
No Aspek Pengelolaan Air Minum Permasalahan Yang Sedang
Yang Telah Dilakukan
Dilakukan
(1) (2) (3) (4) (5)
A Kelembagaan/Perundangan - - -
1 Organisasi SPAM
2 Tata Laksana (SOP, koordinasi, Belum terdapat - -
dll) SOP
3 SDM SDM masih minim Bimtek & pelatihan Bimtek & pelatihan
B Teknis Operasional Air baku masih mengusulkan mengusulkan
1 Sumber Air Baku kurang pembangunan pembangunan
2 Bangunan Intake - - -
3 IPA IPA masih kurang mengusulkan mengusulkan
pembangunan pembangunan
4 Reservoir dan Pompa Distribusi Masih Kurang Di usulkan Di Usulkan
5 Jaringan Transmisi Kebocoran tinggi Kontrol dan perawatan Kontrol & perawatan
6 Jaringan Distribusi Kebocoran tinggi Kontrol dan perawatan Kontrol & perawatan
7 Sambungan Rumah - - -
8 Meter Pelanggan Kualitas & kuantitas Qualiti kontrol & Qualiti kontrol &
pengadaan pengadaan
C Pembiayaan Dana minim Usulan ke pemerintah Usulan ke pemerintah
1 Sumber Pembiayaan pusat pusat
2 Tarif Retribusi Tarif masih rendah Usulan penyesuaian Usulan penyesuaian
tarif tarif
3 Mekanisme penarikan retribusi - - -
4 Realisasi penerimaan retribusi - - -
D Peran Serta Masyarakat Peran pengawasan Sosialisasi Sosialisasi
1 Penyuluhan rendah
2 Kemampuan membayar retribusi - - -
3 Kemauan berpartisipasi - - -
Sumber : Hasil Analisa 2014
Tabel 6. 28 Analisis Permasalahan melalui Perbandingan Alternatif Pemecahan
Masalah
No Parameter yang Alternatif-1 Alternatif-2 Alternatif-3
diperbandingkan Teknis Manfaat Biaya Teknis Manfaat Biaya Teknis Manfaat Biaya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
A Kelembagaan - - - - - - - - -
1 Organisasi SPAM
2 Tata Laksana - - - - - - - - -
(SOP, koordinasi,
dll)
3 SDM bimtek Meningkat Sedang pelatihan Meningkat Rendah Sekolah Meningkat Tinggi
B Teknis Pembangunan bertambah tinggi - - - - - -
1 Operasional baru
Sumber Air Baku
2 Bangunan Intake - - - - - - - - -
3 IPA Pembangunan bertambah Sedang - - - - - -
baru
4 Reservoir dan Pengembangan bertambah Tinggi - - - - - -
Pompa Distribusi
5 Jaringan penggantian Kebocoran Tinggi perawatan Kebocoran Sedang - - -
Transmisi menurun menurun
6 Jaringan penggantian Kebocoran Tinggi perawatan Kebocoran Sedang - - -
Distribusi menurun menurun
7 Sambungan - - - - - - - - -
Rumah
8 Meter Pelanggan Qualiti kontrol & Kualitas & Sedang - - - - - -
pengadaan kuantitas
meningkat

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-48


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

C Pembiayaan - - - - - - - - -
1 Sumber
Pembiayaan
2 Tarif Retribusi
3 Mekanisme - - - - - - - - -
penarikan
retribusi
4 Realisasi - - - - - - - - -
penerimaan
retribusi
D Peran Serta Sosialisasi Peran rendah - - - - - -
1 Masyarakat serta
Penyuluhan meningkat
2 Kemampuan - - - - - - - - -
membayar
retribusi
3 Kemauan - - - - - - - - -
berpartisipasi
Sumber:Hasil Analisa 2014
B. Tantangan Pengembangan SPAM
Beberapa tantangan dalam pengembangan SPAM yang cukup besar ke
depan, agar dapat digambarkan, misalnya :
1) Tantangan Internal:
a) Tantangan peningkatan cakupan kualitas air minum adalah masih banyaknya
masyarakat yang belum memiliki akses air minum yang aman tercermin dari
tingginya angka prevalensi penyakit yang berkaitan dengan air. Tantangan
lainnya adalah adanya tuntutan PP 16/2005 untuk memenuhi kualitas air
minum sesuai kriteria yang telah disyaratkan.
b) Banyak potensi dalam hal pendanaan pengembangan SPAM yang belum
dioptimalkan. Sedangkan adanya tuntutan penerapan tarif dengan prinsip full
cost recovery merupakan tantangan besar dalam pengembangan SPAM.
c) Adanya tuntutan untuk penyelenggaraan SPAM yang profesional merupakan
tantangan dalam pengembangan SPAM di masa depan.
d) Adanya tuntutan penjaminan pemenuhan standar pelayanan minimal
sebagaimana disebutkan dalam PP No. 16/2005 serta tuntutan kualitas air
baku untuk memenuhi standar yang diperlukan.
e) Potensi masyarakat dan swasta dalam pengembangan SPAM belum
diberdayakan.
2) Tantangan Eksternal
a) Tuntutan pembangunan yang berkelanjutan dengan pilar pembangunan
ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
b) Tuntutan penerapan Good Governance melalui demokratisasi yang menuntut
pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan.
c) Komitmen terhadap kesepakatan Millennium Development Goals (MDGs)
2015 dan Protocol Kyoto dan Habitat, dimana pembangunan perkotaan harus
berimbang dengan pembangunan perdesaan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-49


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

d) Tuntutan peningkatan ekonomi dengan pemberdayaan potensi lokal dan


masyarakat, serta peningkatan peran serta dunia usaha, swasta
e) Kondisi keamanan dan hukum nasional yang belum mendukung iklim
investasi yang kompetitif.

6.3.4. Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum


Kebutuhan sistem penyediaan air minum terjadi karena adanya gap
antara kondisi yang ada saat ini dengan target yang akan dicapai pada kurun
waktu tertentu. Kondisi pelayanan air minum secara nasional sebesar 47, 71%,
dilihat dari proporsi penduduk terhadap sumber air minum terlindungi (akses
aman) yang mencakup 49,82% di perkotaan dan 45,72 di perdesaan.
A. Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM Kota Tarakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan Sistem
Penyediaan Air Minum, baik sistem perpipaan maupun bukan perpipaan adalah
menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penyediaan air minum.
Melakukan analisis atas dasar besarnya kebutuhan penyediaan air minum, baik
itu untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat (basic need) maupun kebutuhan
pengembangan kota (development need). Pada bagian ini sudah harus diuraikan
penetapan kawasan/daerah yang memerlukan penanganan dari komponen
penyediaan air minum baik sistem perpipaan maupun bukan perpipaan, serta
diperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana kota yang telah
disepakati.
Analisis kebutuhan Pengembangan SPAM merupakan hasil rangkaian
analisis diantaranya adalah analisis hasil survey kebutuhan nyata (real demand
survey), analisis kebutuhan dasar air minum, analisis kebutuhan program
pengembangan, analisis kualitas dan tingkat pelayanan serta analisis ekonomi.
Hasil analisis kebutuhan dituangkan dalam tabel 6.29 berikut ini:
Tabel 6. 29 Analisis Kebutuhan SPAM
Kondisi Kebutuhan
No Uraian Eksisting
Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V
2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Sistem Perpipaan (PDAM)
a Kebocoran (%) 39,99% 35% 32% 30% 27% 25%
Cakupan Pelayanan
b 48,08%
Penduduk (%) 68% 75% 80% 100% 100%
c Kebutuhan (liter/org/hari) 175 295 339 376 490 595
2 Sistem Non Perpipaan
a Kebocoran (%)
Cakupan Pelayanan
b
Penduduk (%)
c Kebutuhan (liter/org/hari)
Sistem Perpipaan Non
3
PDAM

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-50


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

a Kebocoran (%)
Cakupan Pelayanan
b
Penduduk (%)
c Kebutuhan (liter/org/hari)
4 Kebocoran Total 39,99% 35% 32% 30% 27% 25%
5 Jumlah Pelanggan
Proporsi Sambungan
a 70% 70% 70% 70% 70% 70%
Langsung
Proporsi Sambungan
b 30% 30% 30% 30% 30% 30%
Umum
Jumlah Sambungan
c
Langsung 69,993 95,226 216,829 282,215 293,855 169,993
d Jumlah Sambungan Umum
6 Unit Konsumsi
a Sambungan Langsung, SL
b Sambungan Umum, SU
c Non Domestic
7 Kebutuhan Air
a Kebutuhan Air Domestik 175 295 339 376 490 595
b Kebutuhan Non Domestik 89 102 113 147 179 189
c Sub Total Kebutuhan Air
Kebutuhan Air Rata-rata
8
(Qr)
9 Kebutuhan Air Maksimum
319
(Qmax) 518 582 636 809 967
10 Peak Hour Factor (Faktor
1,75 1,75 1,75 1,75 1,75 1,75
Jam Puncak)
Sumber: Profil PDAM 2014
B. Kebutuhan Pengembangan SPAM Daerah
Berikut ini adalah kebutuhan Pengembangan SPAM yang mengacu dari
Renstra DJCK tahun 2010-2014 khususnya dalam Kegiatan: Pengaturan,
Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan Dan Pola
Investasi, Dan Penyelenggaraan Serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum.
Kebutuhan pengembangan SPAM Kota Tarakan dapat dirumuskan
melalui realisasi dan target pengembangan sistem penyediaan air minum.
Gambaran mengenai realisasi dan target tersebut dapat dilihat dalam tabel 6.30
berikut ini:
Tabel 6. 30 Analisis Kebutuhan Program Pengembangan SPAM
Kebutuhan
No Output Satuan
Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Layanan Perkantoran
Peraturan Pengembangan
2 Sistem Air Minum
Laporan Pembinaan
3 Pelaksanaan Pengembangan
SPAM
a. RISPAM Paket 1
b. NSPK SPAM Paket 1
Laporan Pengawasan
4 Pelaksanaan Pengembangan
SPAM
Percontohan Re-Use dan Daur
5 Ulang Air Minum
a. Kampanye hemat air
b. Aktivitas reuse & daur ulang
air

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-51


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Penyelenggaraan
6 SPAM terfasilitasi
a. PDAM yang memperoleh
pembinaan
b. Pengelola air minum non
PDAM yang memperoleh
pembinaan
c. Laporan pra-studi kelayakan
KPS
d. PDAM terfasilitasi untuk
mendapatkan pinjaman Bank
e. Studi Alternatif Pembiayaan
7 SPAM Regional
8 SPAM Di kawasan MBR Kegiatan 18 7 7 7 7
SPAM di Ibu kota Kecamatan
9 (IKK)
Kegiatan 7 7 7 7 7
SPAM Kawasan
10 Khusus
a. Kawasan pulau terluar,
perbatasan, terpencil
b. Kawasan pemekaran, KAPET
c. Pelabuhan perikanan dan
Pro Rakyat KKP
i. Pelabuhan perikanan
ii. Pro Rakyat KKP
Sumber: Hasil Analisa 2014
6.3.5. Program-Program dan Kriteria Penyiapan, serta Skema Kebijakan
Pendanaan Pengembangan SPAM
A. Program-Program Pengembangan SPAM
Program SPAM yang dikembangkan oleh Pemerintah antara lain:
1) Program SPAM IKK
Kriteria Program SPAM IKK adalah:
Sasaran: IKK yang belum memiliki SPAM
Kegiatan:
Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama)
Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan Rumah (SR) total
Indikator:
Peningkatan kapasitas (liter/detik)
Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM
2) Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
Kriteria Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah:

Sasaran: Optimalisasi SPAM IKK

Kegiatan: Stimulan jaringan pipa distribusi maksimal 40% dari target total
SR untuk MBR

Indikator:

Peningkatan kapasitas (liter/detik)

Penambahan jumlah kawasan kumuh/nelayan yang terlayani SPAM
3) Program Perdesaan Pola Pamsimas
Kriteria Program Perdesaan Pola Pamsimas adalah:
Sasaran: IKK yang belum memiliki SPAM
Kegiatan:

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-52


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama)
Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan Rumah (SR) total
Indikator:
Peningkatan kapasitas (liter/detik)
Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM
4) Program Desa Rawan Air/Terpencil
Kriteria Program SPAM IKK adalah:

Sasaran: Desa rawan air, desa miskin dan daerah terpencil (sumber air
baku relatif sulit)

Kegiatan: Pembangunan unit air baku, unit produksi dan unit distribusi
utama

Indikator: Penambahan jumlah desa yang terlayani SPAM
5) Program Pengamanan Air Minum
Kriteria Program Pengamanan Air Minum adalah:
Sasaran: PDAM-PDAM dalam rangka mengurangi resiko
Kegiatan: Pengendalian kualitas pelayanan air minum dari hulu
sampai hilir
Indikator: Penyediaan air minum memenuhi standar 4 K.

Selanjutnya pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)


mengacu pada Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) yang
disusun berdasarkan:
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;
2. Rencana pengelolaan Sumber Daya Air;
3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM;
4. Kondisi Lingkungan, Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat;
5. Kondisi Kota dan Rencana Pengembangan SPAM.

B. Kriteria Penyiapan (Readiness Criteria)


Kelengkapan (readiness criteria) usulan kegiatan Pengembangan SPAM
pemerintah kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
1. Tersedia Rencana Induk Pengembangan SPAM (sesuai PP No. 16 /2005
Pasal 26 ayat 1 s.d 8 dan Pasal 27 tentang Rencana Induk
Pengembangan SPAM.
2. Tersedia dokumen RPI2JM bidang Cipta Karya
3. Tersedia studi kelayakan/justifikasi teknis dan biaya
– Studi Kelayakan Lengkap: Penambahan kapasitas ≥ 20 l/detik atau
diameter pipa JDU terbesar ≥ 250 mm

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-53


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

– Studi Kelayakan Sederhana: Penambahan kapasitas 15-20 l/detik atau


diameter pipa JDU terbesar 200 mm;
– Justifikasi Teknis dan Biaya: Penambahan kapasitas ≤ 10 l/detik atau
diameter pipa JDU terbesar ≤ 150 mm;
4. Tersedia DED/Rencana Teknis (sesuai Permen No. 18/2007)
5. Ada indikator kinerja untuk monitoring
– Indikator Output: 100 % pekerjaan fisik
– Indikator Outcome: Jumlah SR/HU yang dimanfaatkan oleh
masyarakat pada tahun yang sama
6. Tersedia lahan/ada jaminan ketersediaan lahan
7. Tersedia Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB) sesuai kebutuhan
fungsional dan rencana pemanfaatan sistem yang akan dibangun
8. Institusi pengelola pasca konstruksi sudah jelas (PDAM/PDAB,UPTD atau
BLUD)
9. Dinyatakan dalam surat pernyataan Kepala Daerah tentang
kesanggupan/ kesiapan menyediakan syarat-syarat di atas.

C. Skema Kebijakan Pendanaaan


1. Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM
Adapun skema kebijakan pendanaan pengembangan SPAM adalah
tergambar dalam tabel berikut:
Tabel 6. 31Skema Kebijakan Pendananaan Pengembangan SPAM
Kegiatan SPAM Air Baku Unit Produksi Transmisi dan Distribusi
(SR dan HU)
KOTA APBN APBD, PDAM, APBN, PDAM, KPS, APBN
KPS, (APBN) (MBR)
IKK APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)
Desa Rawan Air APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)
Desa dengan air APBN APBN, APBD, PAMSIMAS (APBN : 70%,
baku mudah Masyarakat APBD : 10%, dan
(Pamsimas) Masyarakat : 20%.
Catatan:
• Semua sistem yang sudah jadi dikelola oleh pemda/PDAM/Masyarakat;
• Keikutsertaan Pemda/PDAM/Masyarakat dalam proses pembangunan adalah keharusan;
• HU = Hidran Umum;
• SR = Sambungan rumah;
• MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-54


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Gambar 6. 14 Pembagian Kewenangan Pengembangan SPAM

2. Pendekatan Pembiayaan APBN


a) Non Cost-Recovery
 Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) pada
IKK, kawasan perbatasan/ pulau terdepan;
 Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) bagi
kawasan-kawasan tertinggal (kawasan kumuh, kawasan nelayan, dan
ibu kota kabupaten pemekaran;
 Fasilitasi pengembangan SPAM bagi perdesaan (desa rawan air)
melalui pemicuan perubahan perilaku menjadi hidup bersih dan sehat,
pembangunan modal sosial, capacitu building bagi masyarakat, serta
pembangunan dan pengelolaan SPAM berbasis masyarakat; dan
 pengembangan SPAM skala kecil (perdesaan) pembiayaannya
didorong melalui DAK.
b) Cost recovery
 Fasilitasi penyediaan air baku untuk air minum melalui kerjasama
dengan Ditjen Sumber Daya Air; dan
 Fasilitasi penyediaan air minum (PDAM) di kawasan strategis (PKN,
PKW, PKL, dll) dengan pendanaan melalui perbankan, Pemda/PDAM,
serta KPS.

3. Alternatif Pola Pembiayaan


 Equity adalah merupakan sumber pendanaan dari internal cash PDAM
dan Pemda untuk program penambahan sambungan rumah (SR).
Dilaksanakan oleh PDAM yang memiliki kecukupan dana untuk
memenuhi sebagian kebutuhan investasi;

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-55


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

 Pinjaman Bank Komersial adalah merupakan sumber pembiayaan dari


pinjaman bank komersial dengan jumlah equity tertentu sebagai
pendamping pinjaman. Dilaksanakan oleh PDAM yang memiliki
kecukupan dana pendamping dan menerapkan tarif minimal diatas harga
pokok produksi (tarif dasar);
 Trade Credit adalah merupakan sumber pembiayaan dari pinjaman bank
komersial melalui pihak ke tiga (kontraktor/supplier) dan dibayar dengan
angsuran dari pendapatan PDAM dalam masa tertentu (10 tahun atau
lebih). Dilaksanakan oleh PDAM yang diperkirakan dapat mengangsur
sesuai dengan perjanjian;
 Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) merupakan sumber
pembiayaan dari badan usaha swasta (BUS) berdasarkan kontrak
kerjasama antara BUS dengan pemerintah (BOT/Konsesi). Dilaksanakan
di kabupaten/kota yang memiliki pasar potensial (captive market) dan
telah dilengkapi dengan studi pra-FS dan kesiapan pemerintah daerah;
 Obligasi adalah merupakan sumber dana dari penerbitan surat utang
yang akan dibayar dari pendapatan PDAM. Dilaksanakan oleh PDAM
yang telah memiliki rating minimal BBB;
 CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan yang
dilakukan suatu perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab terhadap
sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.

6.3.6. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM


1. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM
Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan SPAM disusun
berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas program
seperti pada RPJM. Penyusunan tersebut memperhatikan kebutuhan air minum
berkaitan dengan pengembangan atau pembangunan sektor dan kawasan
unggulan. Dengan demikian usulan sudah mencakup pemenuhan kebutuhan
dasar dan kebutuhan pembangunan ekonomi.
Usulan program yang diajukan perlu dievaluasi kesesuaiannya dengan
hasil analisis dan identifikasi yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga dicek
keterpaduan dengan sektor-sektor lainnya. Usulan program harus dapat
mencerminkan besaran dan prioritas program, dan manfaatnya ditinjau dari segi
fungsi, kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan dan pendanaannya.Penjabaran

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-56


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

program-program tersebut disesuaikan dengan struktur tatanan program RPJMN


yang diwujudkan dalam paket-paket kegiatan/program.

2. Pembiayaan Proyek Pengembangan SPAM


Pembiayaan proyek perlu disusun berdasarkan klasifikasi tanggung jawab
masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat, Swasta dan
Masyarakat. Jika ada indikasi program pengembangan SPAM yang melibatkan
swasta perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan kelayakannya.
Untuk program yang memerlukan analisis kelayakan keuangan, hasil analisis
harus dilampirkan dan merupakan bagian dari kajian pembiayaan dan keuangan.
Pembiayaan kegiatan pengembangan SPAM sebagaimana diusulkan dapat
berasal dari dana Pemerintahan Kabupaten/Kota, masyarakat, swasta, dan
bantuan Pemerintah Pusat. Bantuan Pemerintah Pusat dapat berbentuk proyek
biasa (pemerataan dalam pemenuhan prasarana sarana dasar), bantuan
stimulan, dan bantuan proyek khusus (menurut pengembangan kawasan).
Adapun jenis bantuan disesuaikan dengan tingkat kebutuhannya.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-57


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Tabel 6. 32 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM


OUTPUT SUMBER DANA TAHUN
No INDIKATOR OUTPUT LOKASI VOL SATUAN APBN APBD APBD MASYA SWAS
CSR 1 2 3 4 5
RINCIAN MURNI PHLN PROV KOTA RAKAT TA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
KEGIATAN: PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, PENGEMBANGAN SUMBER PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI,
DAN PENYELENGGARAAN SERTA PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

7 Spam Di Kawasan Mbr


Jumlah Kawasan Yang Terlayani

a) Pekerjaan rehabilitasi pipa jaringan Tarakan 5,000.00 2,000.00


lingkas ujung

b) P/P Jaringan Perpipaan Ortimalisasi, Tarakan 6,500.00 3,000.00 6,000.00


Mamburungan, Kec. Tarakan Timur

c) P/P Pipa HDPE dia. 150 - 75 mm, Lingkas Tarakan 6,200.00 1,000.00
Ujung Kec. Tarakan Timur

d) Pekerjaan rehabilitasi pipa jaringan Tarakan 3,500.00 1,000.00


gunung lingkas – sebengkok 9,400.00

e) Pekerjaan rehabilitasi pipa jaringan Tarakan 7.000.00 1,000.00


kelurahan pamusian

f) Pekerjaan penggantian pipa asbes jln Tarakan 7.000.00 5,000.00


jend. Sudirman depan thm – gitajalatama

g) Pekerjaan jaringan perpipaan jalan aji Tarakan 10,000.00 5,000.00 5.000.00


iskandar

h) Pekerjaan pengembangan jaringan Tarakan 4,500.00 2,000.00


pelayanan air bersih intraca tahap 3

i) Pekerjaan pengembangan jaringan Tarakan 3,000.00 3,000.00


pelayanan air bersih kawasan perumahan
pns

j) Pekerjaan perpipaan kawasan kampung Tarakan 4,000.00 3,000.00


baru

k) Pekerjaan booster dan reservoar Tarakan 6,000.00 6,000.00


mamburungan

l) Pekerjaan perpipaan kawasan kampung Tarakan 8,500.00 8,500.00 8,800.00


bugis

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-58


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

OUTPUT SUMBER DANA TAHUN


No INDIKATOR OUTPUT LOKASI VOL SATUAN APBN APBD APBD MASYA SWAS
CSR 1 2 3 4 5
RINCIAN MURNI PHLN PROV KOTA RAKAT TA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

m) Pekerjaan perpipaan kawasan Tarakan 5, 500.00 5,500.00 6,400.00


persemaian dan karang harapan

n) Pekerjaan perpipaan kawasan karang Tarakan 6,000.00 6,000.00


anyar pantai

o) Pekerjaan perpipaan kawasan kampung Tarakan 6,000.00 6,000.00 7,000.00


satu

p) Pekerjaan perpipaan kawasan kecamatan Tarakan 5, 500.00 5,500.00


tarakan timur

q) P/P Jaringan Distribusi Air Minum Tarakan


Kawasan Pantai Amal

 Jaringan Perpipaan Transmisi dia.200 Tarakan 3,300.00 3,000.00


mm
 Reservoar kapasitas 1000 m3 Tarakan 4,700.00 4,500.00
kawasan pantai amal 24,000,0
 Pemasangan Jaringan Distribusi dan Tarakan 6,600.00 6,500.00 00.00
Tersier perpipaan dia.50 s/d 150 mm
 Pembangunan Booster Pump Gunung Tarakan 3,400.00 3,000.00
amal

r) Pekerjaan perpipaan kawasan Sungai Tarakan 5.500.00 5,000.00


Bengawan

8 Spam Di Ibu Kota Kecamatan (Ikk)


Jumlah IKK yang Terlayani

a) P/P Pipa HDPE dia. 100 - 50 mm, IKK 3,902.30 3,000.00 5,200.00
Tarakan
Juata

P/P Pipa HDPE dia. 100 - 50 mm, IKK Kp. 3,767.14 3,000.00 7,000.00
b) Tarakan
Satu Kec. Tarakan Timur

c) P/P Pipa HDPE dia. 150 - 50 mm, IKK 4,860.58 4,000.00


Tarakan
Mamburungan

P/P Pipa HDPE dia. 150 - 75 mm, IKK 2,181.00 1,500.00 3,000.00
d) Tarakan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-59


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

OUTPUT SUMBER DANA TAHUN


No INDIKATOR OUTPUT LOKASI VOL SATUAN APBN APBD APBD MASYA SWAS
CSR 1 2 3 4 5
RINCIAN MURNI PHLN PROV KOTA RAKAT TA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Persemaian Kec. Tarakan Barat, Karang
Harapan

e) Pembangunan IPA Bengawan Tarakan 15.000.00 5,000.00 5.000.00

f) Pembangunan IPA Pantai Amal Tarakan 25.000.00 5,000.00 5.000.00

g) P/P Pompa Intake dan Pipa Transmisi Air Tarakan 6.000.00 2,000.00 1.000.00
Baku Rawasari

TOTAL
Sumber : Hasil Analisa 2014

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-60


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

6.4. Penyehatan Lingkungan Hidup

Mengacu pada Permen PU Nomor. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi


dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan
Penyehatan Lingkungan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang kebijakan, pengaturan,
perencanaan, pembinaan, pengawasan, pengembangan dan standardisasi
teknis di bidang air limbah, drainase dan persampahan permukiman.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 656,
Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan air limbah,
drainase dan persampahan;
b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan
air limbah, drainase dan persampahan termasuk penanggulangan
bencana alam dan kerusuhan sosial;
c. Pembinaan investasi di bidang air limbah dan persampahan;
d. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan
kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang air limbah,
drainase dan persampahan; dan
e. Pelaksanaan tata usaha direktorat.
6.4.1. Air Limbah
6.4.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Air Limbah
1) Arahan Kebijakan Pengelolaan Air Limbah
Beberapa peraturan perundangan yang mengatur pengelolaan air limbah,
antara lain:
 Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional
Pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk
mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan
sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan, transportasi,
pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
 Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Pasal 21 ayat (2) butir d mengamanatkan pentingnya pengaturan
prasarana dan sarana sanitasi dalam upaya perlindungan dan pelestarian
sumber air.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-61


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

 Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem


Penyediaan Air Minum
Peraturan ini mengatur penyelenggaraan prasarana dan sarana air limbah
permukiman secara terpadu dengan penyelenggaraan sistem penyediaan
air minum.
 Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air
Pengaturan Sarana dan Prasarana Sanitasi dilakukan salah satunya
melalui pemisahan antara jaringan drainase dan jaringan pengumpul air
limbah pada kawasan perkotaan.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Mensyaratkan tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai dan
tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota.
 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/I/1998 tentang
Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan
Mengamanatkan bahwa Pengolahan yang dilakukan terhadap air
buangan dimaksudkan agar air buangan tersebut dapat dibuang ke badan
air penerima menurut standar yang diterapkan, yaitu standar aliran
(stream standard) dan standar efluen (effluent standard).

2) Lingkup Pengelolaan Air Limbah


Air Limbah yang dimaksud disini adalah air limbah permukiman (Municipal
Wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal
dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman
serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun
dan Berbahaya (B3). Air buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dapat
menimbulkan pengaruh yang merugikan terhadap kualitas lingkungan sehingga
perlu dilakukan pengolahan.
Pengolahan air limbah permukiman di Indonesia ditangani melalui dua
sistem yaitu sistem setempat (onsite) ataupun melalui sistem terpusat (offsite).
Sanitasi sistem setempat (onsite) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air
limbah berada dalam batas tanah yang dimiliki dan merupakan fasilitas sanitasi
individual sedangkan sanitasi sistem terpusat (offsite) adalah sistem dimana
fasilitas pengolahan air limbah dipisahkan dengan batas jarak dan mengalirkan
air limbah dari rumah rumah menggunakan perpipaan (sewerage) ke Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-62


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

6.4.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Air


Limbah Permukiman
1) Isu Strategis Pengembangan Air Limbah Permukiman
Untuk melakukan rumusan isu strategis ini dilakukan dengan melakukan
identifikasi data dan informasi dari dokumen-dokumen perencanaan
pembangunan terkait dengan pengembangan permukiman tingkat nasional
maupun daerah, seperti dokumen RPJMN, RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota,
Renstra Dinas, RP2KP, SSK dan dokumen lainnya yang selaras menyatakan isu
strategis pengembangan air limbah sesuai dengan karakteristik di masing-
masing Kabupaten/Kota.
Tujuan dari bagian ini adalah:
• Teridentifikasinya rumusan isu strategis pengelolaan air limbah di
Kabupaten/Kota;
• Tereviewnya isu strategis pengembangan air limbah dari dokumen terkait.
Berikut adalah isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah permukiman
di Indonesia antara lain:
1. Akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah
permukiman
Sampai saat ini walaupun akses masyarakat terhadap prasarana sanitasi
dasar mencapai 90,5% di perkotaan dan di pedesaan mencapai 67%
(Susenas 2007) tetapi sebagian besar fasilitas pengolahan air limbah
setempat tersebut belum memenuhi standar teknis yang ditetapkan.
Sedangkan akses layanan air limbah dengan sistem terpusat baru
mencapai 2,33% di 11 kota (Susenas 2007 dalam KSNP Air Limbah).
2. Peran Masyarakat
Peran masyarakat berupa rendahnya kesadaran masyakat dan belum
diberdayakannya potensi masyarakat dan dunia usaha dalam
pengelolaan air limbah serta terbatasnya penyelenggaraan
pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman berbasis
masyarakat.
3. Peraturan perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan meliputi lemahnya penegakan hukum
dan belum memadainya perangkat peraturan perundangan yang
dibutuhkan dalam sistem pengelolaan air limbah permukiman serta belum
lengkapnya NSPM dan SPM pelayanan air limbah.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-63


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

4. Kelembagaan
Kelembagaan meliputi kapasitas SDM yang masih rendah, kurang
koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan di bidang air limbah,
belum terpisahnya fungsi regulator dan operator, serta lemahnya fungsi
lembaga bidang air limbah.
5. Pendanaan
Pendanaan terutama berkaitan dengan terbatasnya sumber pendanaan
pemerintah dan rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah yang
merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan
pengelolaan air limbah. Selain itu adalah rendahnya tarif pelayanan air
limbah sehingga berakibat pihak swasta kurang tertarik untuk melakukan
investasi di bidang air limbah.

2) Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah Permukiman


Gambaran secara umum kondisi eksisting sistem pengelolaan air limbah
yang ada saat ini di Kota Tarakan baik pada aspek teknis maupun pada aspek
non teknis perlu dijabarkan. Untuk menggambarkan kondisi eksisting
pengembangan air limbah yang telah dilakukan pemerintah Kota Tarakan, perlu
diuraikan hal-hal berikut ini:
Aspek teknis
Berisi hal-hal yang berkaitan dengan prasarana dan sarana air limbah
yang mencakup:
1. Sistem prasarana dan sarana air limbah (sistem setempat/onsite, sistem
terpusat/off-site);
2. Jumlah, masalah, dan kondisi prasarana dan sarana air limbah;
3. Tingkat pelayanan prasarana dan sarana air limbah.
Kondisi eksisiting pengembangan air limbah secara teknis dapat
ditampilkan sebagaimana digambarkan pada tabel-tabel berikut:
Tabel 6. 33 Kapasitas Pelayanan Eksisting Skala Kabupaten/Kota
Prasarana Lembaga Keterangan
Jumlah Kapasitas Sistem Pengolahan
dan Sarana Pengelola Kondisi
IPAL 2 Unit 370 SR RBC DKPP BAIK
3
IPLT 1 Unit 105 M Filter/ Pengendapan DKPP BAIK
3
Truk Tinja 1 Unit 105 M /Bulan Convensional DKPP BAIK

Sumber : DKPP Kota Tarakan


Tabel 6. 34 Cakupan Pelayanan Sistem On Site
Jumlah PS Sanitasi Sistem On Site
No Kecamatan Pengumpulan Pengolahan
Jamban Keluarga MCK Lainnya Septik Tank Cubluk Lainnya
- - - - - - -

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-64


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Tabel 6. 35 Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis Masyarakat


Sistem
Dibangun Cakupan
No Lokasi MCK Kondisi
IPAL Komunal Tahun Pelayanan
++
1. Kelurahan Karang - Convensional 2014 50 SR BAIK
Rejo Kec. Tarakan (Filter)
Barat

Sumber : DKPP Kota Tarakan


Tabel 6. 36 Parameter Teknis Wilayah
No Uraian Besaran Keterangan

Karakteristik Fisik Kota


1 Jumlah Penduduk 212.100 Jiwa
Tingkat Kepadatan
- Sangat Tinggi (>400 jiwa/hektar)
- Tinggi (300-400 jiwa/ hektar)
- Sedang (200-300 jiwa/ hektar)
- Rendah (<200 jiwa/hektar) rendah
2 Tipe Bangunan Rumah Tangga
- Permanen -
- Semi Permanen -
- Tidak Permanen -
3 Badan Air
- Nama Sungai/ danau/ waduk Lihat Kondisi Eksisting
- Peruntukan Drainase
- Debit
- kualitas
Sumber : Kota Tarakan Dalam Angka Tahun 2013
6.4.1.3. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Air Limbah
Identifikasi Permasalahan Air Limbah
Identifikasi permasalahan dilakukan dengan membandingkan antara
kondisi yang ada dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk memenuhi
kebutuhan dasar (basic need) dan kebutuhan pengembangan (development
need) yang ditinjau dari aspek teknis, keuangan dan kelembagaan. Selain itu,
dilakukan inventarisasi persoalan setiap masalah yang sudah dirumuskan
dengan mempertimbangkan tipologi serta parameter-parameter teknis yang ada
di kawasan tersebut.
Tabel 6. 37 Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi
Tindakan
Aspek Pengelolaan Air
No Limbah
Permasalahan Yang Sudah Yang akan
Dilakukan Dilakukan
A. Kelembagaan:
- Bentuk Organisasi Koordinasi masih rendah - -
- Tata Laksana (Tupoksi, Belum terdapat SOP - -
SOP,dll)
- Kualitas dan Kuantitas SDM masih rendah Bimtek dan Bimtek dan
SDM pelatihan pelatihan
B. Perundangan terkait sektor Belum ada perda - -
air limbah (Perda, Pergub,
Perwali,)
C. Pembiayaan:

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-65


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Tindakan
Aspek Pengelolaan Air
No Limbah
Permasalahan Yang Sudah Yang akan
Dilakukan Dilakukan
- Sumber-sumber Pembiayaan masih rendah Usulan ke Usulan ke
pembiayaan (APBD Prov / pemerintah pusat pemerintah
Kab / kota / swasta / pusat
masyarakat)
- Retribusi
D. Peran serta Masyarakat
dan swasta
E. Teknis Operasional:
1. Sistem On-Site Sanitation:
- MCK - truk tinja masih kurang Usulan ke Usulan ke
- Jamban keluarga / cubluk / - banyak masyarakat yang pemerintah pusat pemerintah
septik tank masih menggunakan cubluk pusat
- Septik tank komunal - Setik tank komunal masih
- PS Sanimas kurang
- Truk tinja - belum terdapat sanimas
- IPLT - belum terdapat IPLT
2. Sistem Off Site Sanitation:
- Sambungan rumah - - -
- Sistem jaringan pengumpul
- Sistem sanitasi berbasis
masyarakat
- IPAL
Sumber: Hasil Analisa 2014
Permasalahan Pembangunan Sektor Air Limbah di Indonesia, secara
umum adalah:
(1) Belum optimalnya penanganan air limbah
(2) Tercemarnya badan air khususnya air baku oleh limbah
(3) Belum optimalnya manajemen air limbah:
a. Belum optimalnya perencanaan;
b. Belum memadainya penyelenggaraan air limbah.

Tantangan dan Peluang Pengembangan Sektor Air Limbah


Tantangan Sektor Air Limbah meliputi tantangan internal dan tantangan
eksternal. Tantangan internal berhubungan dengan cakupan pelayanan air
limbah, kejadian penyakit karena buruknya pengelolaan air limbah, perlindungan
sumber air baku, kualitas kelembagaan, penggalian sumber dana serta
pembagian porsi dana APBN dan APBD. Sedangkan tantangan eksternal
berkaitan dengan target RPJMN bebas pembuangan tinja secara terbuka di
tahun 2014 dan Target MDGs 7c terlayaninya 50% masyarakat yang belum
mendapatkan akses air limbah sampai tahun 2015.
Selain itu, Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimum menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU
yang menjadi tanggungjawab pemerintah kota. Target pelayanan dasar yang
ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-66


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

bagian dari beban dan tanggung jawab kelembagaan yang menangani bidang ke
PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam
dokumen RPI2JM yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan
pengelolaan Air Limbah. Target pelayanan dasar bidang Air Limbah sesuai
dengan Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui tabel 6.38.
Tabel 6. 38 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU
No.14/PRT/M/2010
Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Batas Keterangan
Indikator Nilai Waktu
Pencapaian
Penyehatan Air Tersedianya 60% 2014 Dinas yg
Lingkungan Limbah sistem air limbah membidangi
Permukiman Permukiman setempat yang PU
memadai.
Tersedianya 5% 2014 Dinas yg
sistem air limbah membidangi
skala komunitas/ PU
kawasan/kota

Peluang dalam pengelolaan air limbah adalah telah diaturnya kewajiban


penanggulangan pencemaran terhadap lingkungan dan perlindungan sumber air
baku dalam tataran undang-undang sampai dengan peraturan daerah. Peraturan
perundangan juga telah mengatur keterpaduan penanganan air limbah dengan
pengembangan sistem penyediaan air minum. Peluang yang lain adalah adanya
peningkatan kesadaran masyarakat dalam penyelenggaraan air limbah
permukiman.

6.4.1.4. Analisis Kebutuhan Air Limbah


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan Sistem Air
Limbah adalah menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem
pengelolaan air limbah kota. Melakukan analisis atas dasar besarnya kebutuhan
penanganan air limbah, baik itu untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat (basic
need) maupun kebutuhan pengembangan kota (development need).
Kebutuhan komponen pengelolaan air limbah secara teknis dan non
teknis baik sistem setempat individual, komunal maupun terpusat skala kota,
serta memperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana kota yang telah
disepakati. Analisis yang terkait dengan kebutuhan air limbah adalah analisis
sistem pengelolaan air limbah (on site dan off site), analisis jaringan perpipan air
limbah untuk sistem terpusat, analisis kualitas dan tingkat pelayanan serta
analisis ekonomi. Hasil analisis kebutuhan dituangkan dalam tabel 6.39:

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-67


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Tabel 6. 39 Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah


Kondisi Kebutuhan
No Uraian
Eksisting Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
A Peraturan terkait
sektor air limbah
- Ketersediaan - - - - - -
Peraturan bidang
Air Limbah (Perda,
Pergub, Perwali dst)
B Kelembagaan
- Bentuk organisasi - - - - - -
- Ketersediaan tata - - - - - -
laksana (Tupoksi,
SOP, dll)
- Kualitas dan - - - - - -
kuantitas SDM
C Pembiayaan
- Sumber
pembiayaan (APBD
Prov/ Kab/ kota/
swasta/
masyarakat/ dll)
- Tarif Retribusi - - - - - -
- Realisasi penarikan - - - - - -
retribusi (%terhadap
target)
D Peran swasta dan Belum ada - - - - -
Masyarakat
(Sudah ada/belum
ada/ bentuk
kontribusi, dll)
E Sistem setempat
(on site)
- Ketersediaan dan
kondisi IPLT Belum ada
- Kapasitas IPLT -
- Tingkat cakupan -
Pelayanan IPLT
- Ketersediaan dan -
kondisi Truk tinja
- Biaya O&P -
- Kualitas efluen IPLT -
(BOD dan COD)
- Ketersediaan 2 2 2 2 2 2
Sistem pengolahan
air limbah skala
kecil/ kawasan/
komunitas
F Sistem Terpusat - - - - - -
(off site)
- Ketersediaan dan
kondisi IPAL
- Kapasitas IPAL
- Tingkat cakupan
Pelayanan IPAL
- Biaya O&P
Sumber: Hasil Analisa 2014

6.4.1.5. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah


A. Program Pembangunan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (on-
site) dan Komunal
Kriteria kegiatan infrastruktur air limbah sistem setempat dan komunal

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-68


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Kriteria Lokasi

Kawasan rawan sanitasi (padat, kumuh, dan miskin) di perkotaan yang
memungkinkan penerapan kegiatan Sanitasi berbasis masyarakat
(Sanimas);

Kawasan rumah sederhana sehat (RSH) yang berminat.
Lingkup Kegiatan:

Rekruitmen dan pembiayaan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) untuk
kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat;

Pelatihan TFL secara regional termasuk refreshing / coaching;

Pengadaan material dan upah kerja untuk pembangunan prasarana air
limbah (septic tank komunal, MCK++, IPAL komunal);

TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat melaksanakan
pelatihan KSM / mandor / tukang dan pemberdayaan masyarakat;

Pembangunan jaringan pipa air limbah dan IPAL untuk kawasan RSH;

Membangun / rehabilitasi unit IPLT dan peralatannya dalam rangka
membantu pemulihan atau meningkatkan kinerja pelayanan;

Sosialisasi / diseminasi NSPM pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat
dan pengelolaan Septic Tank;

Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan layanan
masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).
Kriteria Kesiapan:

Sudah memiliki RPI2JM CK dan SSK/Memorandum Program atau sudah
mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;

Tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan sudah
dibebaskan);

Sudah terdapat dokumen perencanaan yang lengkap, termasuk dokumen
lelang (non Sanitasi Berbasis Masyarakat), termasuk draft dokumen RKM
untuk kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat ;

Sudah ada MoU antara Pengembang dan pemerintah kab./kota (IPAL
RSH);

Sudah terdapat institusi yang nantinya menerima dan mengelola
prasarana yang dibangun;

Pemerintah kota bersedia menyediakan alokasi dana untuk biaya operasi
dan pemeliharaan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-69


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Skema Kebijakan Pendanaan Pengolahan Air Limbah Sistem Setempat


(on-site) dan Komunal dipaparkan pada gambar 6.15.

Gambar 6. 15 Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat dan Komunal

Gambar 6.15 menunjukan pembagian peran antara pemerintah pusat dan


pemerintah kabupaten/kota dalam pembangunan infrastruktur pengolahan air
limbah sistem setempat (on-site). Peran pemerintah pusat adalah membantu
pendanaan fasilitator dan konstruksi PS air limbah skala kawasan, serta
membangun IPLT. Pemerintah daerah mempunyai peran dalam penyediaan
lahan, penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan, serta pemberdayaan
masyarakat pasca konstruksi.

B. Pembangunan Prasarana Air Limbah Terpusat (off-site)


Kriteria kegiatan infrastruktur air limbah sistem terpusat (off-site) skala
kota adalah:
Kriteria Lokasi:

Kota yang telah mempunyai infrastruktur air limbah sistem terpusat
(sewerage system) seperti Medan, Parapat, Batam, Cirebon, Manado,
Tangerang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surakarta, Denpasar,
Balikpapan dan Banjarmasin;

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-70


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019


Kota yang telah menyusun Master Plan Air Limbah serta DED untuk
tahun pertama, yang terdiri dari 8 kota yaitu Bandar Lampung, Batam,
Bogor, Cimahi, Palembang, Makassar, Surabaya dan Pekanbaru;

Sasaran kota (pusat kota) besar/metropolitan dengan penduduk > 1 juta
jiwa.
Lingkup Kegiatan:

Rehabilitasi unit IPAL dan peralatannya dalam rangka membantu
pemulihan atau meningkatkan kinerja pelayanan;

Pengadaan/pemasangan pipa utama (main trunk sewer) dan pipa utama
sekunder (secondary main trunk sewer) yaitu pengembangan jaringan
perpipaan untuk mendukung perluasan kemampuan pelayanannya dalam
rangka pemanfaatan kapasitas idle;

TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat melaksanakan
pelatihan operator IPAL;

Sosialisasi/diseminasi NSPM pengelolaan IPAL;

Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan layanan
masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).
Kriteria Kesiapan:

Sudah memiliki RPI2JM CKdan SSK/Memorandum Program atau sudah
mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;

Tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan sudah
dibebaskan), dan disediakan oleh Pemda (±6000 m²);

Terdapat dokumen perencanaan yang lengkap, termasuk dokumen
lelang;

Sudah ada institusi yang menerima dan mengelola prasarana yang
dibangun;

Pemerintah kota bersedia menyediakan alokasi dana untuk
pembangunan pipa lateral & sambungan rumah dan biaya operasi dan
pemeliharaan.
Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan Air Limbah Sistem
Terpusat (off-site) dipaparkan dalam gambar 6.16.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-71


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Gambar 6. 16 Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat/Off Site (skala kota)

Dalam pengembangan pengolahan air limbah sistem terpusat, pemerintah


pusat memiliki peran melakukan pembangunan IPAL dan mengembangkan
jaringan pipa sewer sampai dengan pipa lateral. Sedangkan pemerintah kota
mempunyai peran dalam penyediaan lahan, penyediaan biaya operasi dan
pemeliharaan, serta pembangunan sambungan rumah.

6.4.2. Persampahan
6.4.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Persampahan
1) Arahan Kebijakan Pengelolaan Persampahan
Beberapa peraturan perundangan yang mengamanatkan tentang sistem
pengelolaan persampahan, antara lain:
 Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional.
Berdasarkan undang-undang No. 17 tahun 2007, aksesibilitas, kualitas,
maupun cakupan pelayanan sarana dan prasarana masih rendah, yaitu baru
mencapai 18,41 persen atau mencapai 40 juta jiwa.
 Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Pasal 21 ayat (2) butir d mengamanatkan akan pentingnya pengaturan
prasarana dan sarana sanitasi (air limbah dan persampahan) dalam upaya
perlindungan dan pelestarian sumber air.
 Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Peraturan ini mengatur penyelenggaraan pengelolaan sampah yang
mencakup pembagian kewenangan pengelolaan sampah, pengurangan dan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-72


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

penanganan sampah, maupun sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan


sampah. Pasal 20 disebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib
melakukan kegiatan
penyelenggaraan pengelolaan sampah sebagai berikut:
- Menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam jangka
waktu tertentu;
- Memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan;
- Memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan;
- Memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang; dan
- Memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.
Pasal 44 disebutkan bahwa pemerintah daerah harus menutup tempat
pemrosesan akhir sampah (TPA) yang dioperasikan dengan sistem pembuangan
terbuka (open dumping) paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak
diberlakukannya Undang-Undang 18 tahun 2008 ini
 Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum.
Peraturan ini menyebutkan bahwa PS Persampahan meliputi proses
pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pengolahan dan
pembuangan akhir, yang dilakukan secara terpadu.
 Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga
Peraturan Pemerintah ini merupakan pengaturan tentang pengelolaan
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang meliputi:
a. kebijakan dan strategi pengelolaan sampah;
b. penyelenggaraan pengelolaan sampah;
c. kompensasi;
d. pengembangan dan penerapan teknologi;
e. sistem informasi;
f. peran masyarakat; dan
g. pembinaan.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-73


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Peraturan ini mensyaratkan tersedianya fasilitas pengurangan sampah di


perkotaan dan sistem penanganan sampah di perkotaan sebagai persyaratan
minimal yang harus dipenuhi oleh Pemerintah/Pemda.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam
Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga.
Ruang lingkup Peraturan menteri ini meliputi Perencanaan Umum,
Penanganan Sampah, Penyediaan Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir
Sampah, dan Penutupan/Rehabilitasi TPA.

2) Ruang Lingkup Pengelolaan Persampahan


Sampah dapat didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah yang dikelola dibedakan
menjadi 3 jenis berdasarkan UU 18 tahun 2008 yaitu:
a) Sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam
rumah tangga (tidak termasuk tinja);
b) Sampah sejenis sampah rumah tangga berasal dari kawasan komersial,
kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dll;
c) Sampah spesifik meliputi sampah beracun, sampah akibat bencana,
bongkaran bangunan, sampah yang tidak dapat diolah secara teknologi,
dan sampah yang timbul secara periodik. Sampah spesifik harus
dipisahkan dan diolah secara khusus. Apabila belum ada penanganan
sampah B3 maka perlu ada tempat penampungan khusus di TPA secara
aman sesuai peraturan perundangan.
Pengelolaan sampah dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengendalian timbulan sampah, pengumpulan, transfer dan
transportasi, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah dengan
mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi,
konservasi, estetika, dan faktor lingkungan lainnya.

6.4.2.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan


Persampahan
Isu Strategis Pengembangan Persampahan
Untuk merumuskan isu strategis ini, perlu dilakukan identifikasi data dan
informasi dari dokumen-dokumen perencanaan pembangunan terkait dengan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-74


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

pengembangan permukiman tingkat nasional maupun daerah, seperti dokumen


RPJMN, MDGs, RPJMD, RTRW Kota, Renstra Dinas, Dokumen RP2KP,
Rencana Induk Persampahan dan dokumen lainnya yang selaras menyatakan
isu strategis pengembangan permukiman di Kota Tarakan.
Berikut adalah isu-isu strategis dan permasalahan dalam pengelolaan
persampahan di Indonesia antara lain:
 Kapasitas Pengelolaan Sampah
Kapasitas pengelolaan sampah erat kaitannya dengan:
a. Makin besarnya timbulan sampah berupa peningkatan laju timbulan
sampah perkotaan antara 2-4% per tahun. Dengan bertambahnya
penduduk, pertumbuhan industri dan peningkatan konsumsi masyarakat
dibarengi peningkatan laju timbulan sampah.
b. Rendahnya kualitas pengelolaan persampahan terutama pengelolaan
TPA memicu berbagai protes masyarakat. Di sisi lain rendahnya tingkat
pengelolaan sampah mengakibatkan masyarakat yang tidak mendapat
layanan membuang sampah sembarangan atau membakar sampah di
tempat terbuka.
c. Keterbatasan lahan TPA merupakan masalah terutama di kota-kota besar
dan kota metropolitan. Fenomena keterbatasan lahan TPA memunculkan
kebutuhan pengelolaan TPA Regional namun banyak terkendala dengan
banyak faktor kepentingan dan rigiditas otonomi daerah.
 Kemampuan Kelembagaan
Masih terjadinya fungsi ganda lembaga pengelola sampah sebagai
regulator sekaligus operator pengelolaan serta belum memadainya SDM
(secara kualitas dan kuantitas) menjadi masalah dalam pelayanan
persampahan.
 Kemampuan Pembiayaan
Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi
pendanaan dari pemerintah daerah yang merupakan akibat dari
rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan sampah. Selain itu
adalah rendahnya dana penarikan retribusi pelayanan sampah sehingga
biaya pengelolaan sampah menjadi beban APBD. Permasalahan
pendanaan secara keseluruhan berdampak pada buruknya kualitas
penanganan sampah.
 Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan
sampah dan belum dikembangkan secara sistematis potensi masyarakat

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-75


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

dalam melakukan sebagian sistem pengelolaan sampah, serta rendahnya


minat pihak swasta berinvestasi di bidang persampahan karena belum
adanya iklim kondusif membuat pengelolaan sampah sulit untuk
ditingkatkan.
 Peraturan perundangan dan Lemahnya Penegakan Hukum
Lemahnya penegakan hukum terkait pelanggaran dalam pengelolaan
sampah dan kurangnya pendidikan masyarakat dengan PHBS sejak dini
juga menjadi kendala dalam penanganan sampah.
Isu-isu strategis dan permasalahan dalam pengelolaan persampahan di
Kota Tarakan dapat dirumuskan sebagai berikut ini:
1) Sarana pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan sampah kota
Tarakan berupa 16 unit kendaraan, 184 TPS, serta TPA seluas ± 6 ha
yang dikelola dengan menggunakan metode, yaitu Controled Landfill.
2) Masih adanya pandangan di masyarakat, pengelolaan sampah
merupakan tanggung jawab Pemerintah Kota.
3) Pengolahan IPLT yang belum maksimal
4) Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan kompos (pupuk
organik)
5) Terbatasnya jaringan distribusi pemasaran kompos
6) Penurunan kualitas udara karena bau limbah cair dan tinja serta
peningkatan kadar debu
7) Berkembangbiaknya vektor penyakit
8) Potensi timbulnya ledakan karena pembentukan gas methane dan gas
yang lainnya
9) Pencemaran air tanah karena timbulan air lindi.

Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan


Untuk menggambarkan kondisi eksisting pengembangan persampahan
yang telah dilakukan pemerintah Kota Tarakan, perlu diuraikan hal hal berikut ini:
A. Aspek teknis
Menguraikan sistem pengelolaan persampahan aspek teknis saat ini yang
dilaksanakan oleh masyarakat (individu/komunal), pemerintah/dinas dan swasta,
meliputi hal-hal berikut:
1) Teknik Operasional pengelolaan persampahan:
- Sumber sampah yang dihasilkan dan ditangani (m3/hari);
- Jumlah sampah terkumpul, terangkut dan terolah sd TPA (m3/hari);
- Cakupan pelayanan (ha).
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-76
Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

2) Daerah Pelayanan dan Kondisi Spesifiknya (fisik dan sosial);


3) Upaya pengurangan sampah di sumber melalui kegiatan 3R (reduce,
reuse, recycle);
4) Kapasitas kerja dan efisiensi pemanfaatan;
5) Dampak negatif yang terjadi akibat sistem pengelolaan persampahan
yang ada;
6) Pola Penanganan (Pewadahan, pengumpulan, pemindahan,
pengangkutan, pengolahan, pembuangan akhir);
7) Rentang tanggung jawab instansi terkait dalam teknik operasional.

Kondisi eksisting pengembangan persampahan sebagaimana diuraikan di


atas dapat ditampilkan dalam tabel-tabel 6.40 dan 6.41.

Tabel 6. 40 Teknis Operasional Pelayanan Persampahan Saat Ini

No Uraian Volume Keterangan


1. Cakupan pelayanan 65 %

2. Perkiraan timbulan sampah 440,6 M3/hari

3. Timbulan sampah yang ± 249 M3/hari


terangkut: ± 12 M3/hari
- Permukiman ± 261 M3/hari
- Non Permukiman
- Total
4. Kapasitas Pelayanan TPA M3/hari
Sumber : DKPP Kota Tarakan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-77


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Tabel 6. 41 Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan


Sistem Pengadaan
Kapasitas
Pengelolaan/ Prasarana dan Sarana Jumlah Lokasi Kondisi
Satuan per unit Sumber Jumlah Ket.
Sub Sistem Layanan Tahun
Dana Biaya
DIKELOLA OLEH MASYARAKAT
Pewadahan a. Bin/Tong Sampah
Pengumpulan a. Gerobak sampah
b. Becak sampah
c. Lainnya
Penampungan a. Transfer depo
Sementara b. Container
Pengangkutan a. Dump Truck
b. Arm Roll Truck
Pengolahan a. Pengomposan 9538 Depo
Unit 1 Kr. Rejo 2007 APBD Baik
kg/bln Lestari
Kr. Anyar
- 1 Pantai
2006 APBD Baik Depo Asri
Depo
350 kg/bln 2008 Baik
1 Kampung VI APBD Ramah
Lingkungan
4000 Depo
1 Kampung I 2011 APBD Baik
kg/bln Nibung

b. Daur ulang 1094 Depo


Unit 1 Kr. Rejo 2007 APBD Baik
kg/bln Lestari
Kr. Anyar
157 kg/bln 1 Pantai
2006 APBD Baik Depo Asri
Deo Ramah
817 kg/bln 1 Kampung VI 2008 APBD Baik
Lingkungan
10962 Depo
1 Kampung I 2011 APBD Baik
kg/bln Nibung

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-78


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Sistem Pengadaan
Kapasitas
Pengelolaan/ Prasarana dan Sarana Jumlah Lokasi Kondisi
Satuan per unit Sumber Jumlah Ket.
Sub Sistem Layanan Tahun
Dana Biaya
DIKELOLA OLEH PEMERINTAH
3
Pewadahan a. Bin/Tong Sampah Unit 0.7 m 438 Tarakan 2009-2013
Pengumpulan a. Gerobak sampah
b. Becak sampah
c. Lainnya
Penampungan a. Transfer depo 2009-2013
Sementara b. Container 3 APBD Baik
Unit 6m 15 Tarakan
3
Pengangkutan a. Dump Truck Unit 8m 3 Tarakan 2008 APBD, CSR Baik
3
8m 2 Tarakan 2012 APBD Baik
3
10 m 1 Tarakan 2008 CSR Baik
3
10 m 1 Tarakan 2014 APBD Rp. 338.340.000,- Baik
3
b. Dump Truck Press Unit 9m 5 Tarakan 2005 Hibah Jepang Kurang Baik
3
6m 2 Tarakan 2011,2012 APBD Baik
3
c. Arm Roll Truck 6m 1 Tarakan 2006 Kurang Baik
3
6m 1 Tarakan 2008 Baik
3
6m 1 Tarakan 2014 APBD Rp. 412.070.000.- Baik
Pengolahan a. Pengomposan Unit 75 kg/bln 1 TPA 2007 APBD Baik
b. Daur ulang Unit 150 kg/bln 1 DKPP APBD Rp. 6.000.000.- Taling Kantor
Unit 80 kg/bln 7 Sekolah 2013 APBD Rp. 42.000.000.- Taling Kantor
Tempat Pengelolaan Akhir (TPA)
Nama dan Lokasi TPA:
A. TPA……………….Lokasi ……………..(sistem yang digunakan………………….)
1. Pembuangan Akhir
a. Alat berat
b. Luas area TPA
2. Pengendalian pencemaran
di TPA
a. Lapisan kedap air
b. Perpipaan pengumpul lindi
c. Instalasi pengolahan lindi
d. Buffer zone

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-79


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Sistem Pengadaan
Kapasitas
Pengelolaan/ Prasarana dan Sarana Jumlah Lokasi Kondisi
Satuan per unit Sumber Jumlah Ket.
Sub Sistem Layanan Tahun
Dana Biaya
e. pipa gas metan
f. Sumur monitoring
g. Drainase air hujan
3. Sarana penunjang
a. Jalan masuk
b. Kantor
c. Pos jaga
d. Bengkel, garasi, cuci
kendaraan
e. Jembatan timbang
DIKELOLA OLEH SWASTA
Pewadahan a. Bin/Tong Sampah
Pengumpulan a. Gerobak sampah
b. Becak sampah
c. Lainnya
Penampungan a. Transfer depo
Sementara b. Container
Pengangkutan a. Dump Truck
b. Arm Roll Truck
Pengolahan a. Pengomposan
b. Daur ulang

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-80


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Sistem Pengadaan
Kapasitas
Pengelolaan/ Prasarana dan Sarana Jumlah Lokasi Kondisi
Satuan per unit Sumber Jumlah Ket.
Sub Sistem Layanan Tahun
Dana Biaya
Tempat Pengelolaan Akhir (TPA)
Nama dan Lokasi TPA:
A. TPA DKPP Lokasi Aki BAbu (sistem yang digunakan………………….)
1. Pembuangan Akhir
a. Alat berat Unit 3 TPA 2007/2012 APBD Rp. 5.372 M
b. Luas area TPA Hektar ± 5.2
2. Pengendalian pencemaran
di TPA
a. Lapisan kedap air Hektar ±1
b. Perpipaan pengumpul -
lindi Bak
c. Instalasi pengolahan lindi -
d. Buffer zone -
e. pipa gas metan Sumur
f. Sumur monitoring -
g. Drainase air hujan -
3. Sarana penunjang
a. Jalan masuk Pintu 4 2013 APBD
b. Kantor Unit 1 2012
c. Pos jaga Unit 1 2009
d. Bengkel, garasi, cuci Unit 3 2012/13/14
kendaraan
e. Jembatan timbang Unit 1 2009 APBD Rp 218.000.000,-

Sumber : Hasil Analisa 2014

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-81


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

6.4.2.3. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Persampahan


A. Identifikasi Permasalahan Persampahan
Identifikasi permasalahan persampahan dengan membandingkan antara
kondisi yang ada dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk memenuhi
kebutuhan dasar (basic need) dan kebutuhan pengembangan (development
need) yang ditinjau dari aspek teknis, keuangan dan kelembagaan. Selain itu,
dilakukan inventarisasi persoalan setiap masalah yang sudah dirumuskan
dengan mempertimbangkan tipologi serta parameter parameter teknis yang ada
di kawasan tersebut.
Hasil dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan data-data
permasalahan pada sub sektor persampahan. Hasil identifikasi permasalahan
dapat digambarkan dalam tabel 6.42 berikut ini:
Tabel 6. 42 Permasalahan Persampahan Yang Dihadapi
No Tindakan
Aspek Pengelolaan Permasalahan
Yang Sudah Yang akan
Persampahan
Dilakukan Dilakukan
A Kelembagaan:
- Bentuk Organisasi - - -
Pengelola
- Tata Laksana (Tupoksi, Belum terdapat SOP Usulan Banek Usulan Banek
SOP, Dll)
- Kuantitas dan Kualitas SDM masih minim Bimtek & Bimtek &
SDM pelatihan pelatihan
B Pembiayaan:
- Sumber-sumber Pendanaan Masih Usulan Usulan
pembiayaan (APBD Prov/ Minim pembiayaan ke pembiayaan ke
Kab / kota / swasta / APBN APBN
masyarakat / dll)
- Retribusi
C Perundangan
(Perda, Pergub, Perwali,dst) - - -
D Peran serta Masyarakat Kesadaran Masyarakat Sosialisasi Sosialisasi
dan swasta masih rendah
E Teknis Operasional:
1. Dokumen perencanaan - - -
(MP, FS, DED)
2. Pewadahan
3. Pengumpulan
4. Penampungan
Sementara
5. Pengangkutan
6. Pengolahan 3R
7. Pengelolaan Akhir di
TPA
8. Pengendalian
pencemaran di TPA
9. Sarana penunjang TPA
Sumber: Hasil Analisa 2014
Permasalahan Pembangunan Sektor Persampahan di Indonesia, secara
umum adalah:
1) Makin tingginya timbulan sampah (jumlah penduduk makin tinggi, jumlah
sampah per kapita meningkat);

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-82


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

2) Belum optimalnya manajemen persampahan:


a. Belum optimalnya sistem perencanaan (rencana sampai dengan
monitoring dan evaluasi);
b. Belum memadainya pengelolaan layanan perencanaan persampahan
(kapasitas, pendanaan dan asset manajemen);
c. Belum memadainya penanganan sampah.

B. Tantangan Pengembangan Persampahan


Tantangan dalam sektor persampahanan meliputi peningkatan cakupan
pelayanan, peningkatan kelembagaan, penggalian sumber dana dari pihak
swasta, peningkatan kondisi dan kualitas TPA melalui peningkatan komitmen
stakeholder kota/kabupaten dalam hal alokasi pembiayaan dan inovasi teknologi
pengolahan sampah, peningkatan pelaksanaan program 3R, serta peningkatan
upaya penegakan hukum atas pelanggaran pembuangan sampah.
Tantangan lainnya adalah dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan
Minimum. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen PU
No.14/PRT/M/2010 yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari
beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an,
khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen
RPI2JM bdang Cipta Karya yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan
pengelolaan Persampahan. Target pelayanan dasar bidang Persampahan sesuai
dengan Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui tabel 6.43.
Tabel 6. 43 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU
No.14/PRT/M/2010
Standar Pelayanan
Minimal Waktu Ket
Jenis Pelayanan Dasar
Indikator Nilai Pencapaian

Penyehatan Pengelolaan Tersedianya . 20% 2014 Dinas yg


Lingkungan sampah fasilitas membidangi
Permukiman pengurangan PU
sampah di
perkotaan
Tersedianya 70% 2014 Dinas yg
sistem membidangi
penanganan PU
sampah di
perkotaan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-83


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

6.4.2.4. Analisis Kebutuhan Pengembangan Persampahan


A. Analisis Kebutuhan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan Sistem
Persampahan adalah uraian faktor-faktor yang mempengaruhi sistem
pengelolaan persampahan kota, baik itu untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan kota (development
need).
Pada bagian ini diuraikan kebutuhan komponen pengelolaan
persampahan yang meliputi aspek teknis operasional (sejak dari sumber sampai
dengan pengolahan akhir sampah), aspek kelembagaan, aspek pendanaan,
aspek peraturan perundangan dan aspek peran serta masyarakat, serta
memperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana kota yang telah
disepakati. Analisis yang terkait dengan kebutuhan persampahan adalah analisis
sistem pengelolaan persampahan, analisis kualitas dan tingkat pelayanan serta
analisis ekonomi. Hasil analisis kebutuhan dituangkan dalam tabel 6.44 berikut
ini:
Tabel 6. 44 Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah
Kondisi Kebutuhan
No Uraian
Eksisting Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
A Peraturan terkait
Persampahan
Ketersediaan - - - - - -
Peraturan bidang
Persampahan (Perda,
Pergub, Perwali dst)
B Kelembagaan
- Bentuk organisasi - - - - - -
- Ketersediaan tata - - - - - -
laksana (Tupoksi,
SOP, dll)
- Kualitas dan - - - - - -
kuantitas SDM
C Pembiayaan
- Sumber pembiayaan - - - - - -
(APBD Prov/ Kab/
kota/ swasta/
masyarakat/ dll)
- Tarif Retribusi - - - - - -
- Realisasi penarikan - - - - - -
retribusi (%terhadap
target)
D Peran swasta dan - - - - - -
Masyarakat
(Sudah ada/belum
ada/ bentuk
kontribusi, dll)
E Teknis Operasional
1 Perencanaan (Dok. - - - - - -
MP, FS, DED)
2 Prasarana & Sarana
Pewadahan -
a. Bin/Tong Sampah

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-84


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Kondisi Kebutuhan
No Uraian
Eksisting Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Pengumpulan -
a. Gerobak sampah 200 50 50 50 50
b. Becak sampah - - - - -
c. Lainnya
Penampungan
Sementara
a. Transfer depo 20 20 20 - -
b. Container 80 5 4 6 6
c. lainnya
Pengangkutan
a. Dump Truck 9 1 1 2 1
b. Arm Roll Truck 4 2 2 1 2
c. Lainnya
Pengolahan
a. Pengomposan
b. Daur ulang
TPA
1. Pemerosesan Akhir
a. Alat berat - 1 - 1 -
(excavator, dll)
b. Lahan TPA - - - - -
2. Fasilitas umum
a. Jalan masuk
b. Air bersih 1 1 1 1 1
c. Kantor - - - - -
3. Pengendalian
pencemaran di TPA
a. Lapisan kedap air - - - - -
b. pipa pengumpul
lindi
c. Instalasi
pengolahan lindi
d. Buffer zone
e. pipa gas metan
f. Sumur monitoring
g. Drainase air hujan
4. Sarana penunjang
a. Jalan operasi
b. Pos jaga
c. Bengkel, garasi,
tempat cuci
kendaraan
d. Jembatan timbang
e. Tanah penutup
Sumber: Hasil Analisa 2014
6.4.2.5. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Sistem
Persampahan
A. Pembangunan Prasarana TPA
Kriteria kegiatan infrastruktur tempat pemrosesan akhir sampah (TPA)
Lingkup Kegiatan :
- Peningkatan Kinerja TPA

Pembuatan tanggul keliling TPA, jalan operasional, perbaikan saluran gas
dan saluran drainase serta pembuatan sel dan lapisan bawah yang kedap
sesuai persyaratan sanitary landfill;

Pengadaan alat berat setelah TPA selesai dibangun dan pemerintah
kab./kota bersedia mengoperasikan TPA secara sanitary landfill;
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-85
Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019


Pembuatan jalan akses, pagar hijau (buffer zone) di sekeliling TPA,
pembangunan pos pengendali, sumur pemantau, jembatan timbang,
kantor operasional oleh pemerintah kab./kota ;

Pemerintah kab./kota bersedia menyediakan dana untuk pengolahan
sampah di TPA serta pengadaan alat angkut sampah (melalui MoU
Pemda dan Dit. PPLP);

TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat melaksanakan
pelatihan operator Instalasi Pengolahan Leachate (IPL);

Sosialisasi/diseminasi NSPM pengelolaan IPL;

Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan layanan
masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).
- Pengembangan TPA Regional

Penyiapan MOU antara 2 (dua) atau lebih kab./kota untuk pengelolaan
TPA bersama secara regional;

Penetapan daerah yang akan memanfaatkan TPA, serta yang bersedia
menyediakan lahan sebagai lokasi TPA regional;

Penyerahan urusan pengelolaan teknis TPA regional kepada Provinsi,
selanjutnya Pemerintah Provinsi membentuk unit pelaksana teknis
pengelolaan TPA regional;

Fasilitasi pembentukan unit pelaksana teknis pengelolaan TPA regional.
- Pemanfaatan Prasarana dan Sarana yang ada

Rehabilitasi Prasarana Sarana;

Melengkapi Prasarana Sarana yang telah ada;

Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan.
- Penyediaan Prasarana dan Sarana Persampahan atau Pembinaan
Sistem Modul Persampahan:

Pengadaan dan penambahan peralatan;

Pembangunan Prasarana dan sarana;

Pilot Project TPA.
- Piranti Lunak

Peningkatan kelembagaan;

Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta;

Penyiapan hukum dan kelembagaan.

Kriteria Kesiapan
Kondisi dan persyaratan perolehan program tersebut di atas adalah:

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-86


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

(1) Sudah memiliki RPI2-JM dan SSK/Memorandum Program atau sudah


mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;
(2) Adanya minat/permohonan dari Pemerintah Kabupaten/Kota untuk
prasarana yang direncanakan;
(3) Adanya dokumen Master Plan Persampahan/Studi/DED;
(4) Adanya kesiapan lahan;
(5) Adanya kesiapan institusi pengelola.

B. Pembangunan Prasarana Persampahan 3R


Kriteria kegiatan infrastruktur tempat pengolahan sampah terpadu 3R
Lokasi:

Kawasan permukiman di perkotaan yang memungkinkan penerapan
kegiatan berbasis masyarakat;

Kawasan rumah sederhana sehat (RSH) yang berminat.
Lingkup Kegiatan:

Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat (sebagai pengelola),
penyusunan rencana kegiatan;

Pembangunan hanggar, pengadaan alat pengumpul sampah, alat
komposting;

Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R dapat difungsikan sebagai pusat
pengolahan sampah tingkat kawasan, daur ulang atau penanganan
sampah lainnya dari kawasan yang bersangkutan;

TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat melaksanakan
pelatihan KSM dan pemberdayaan masyarakat;

Sosialisasi/diseminasi/ kampanye NSPM TPS 3R;

Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan layanan
masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).
Kriteria Kesiapan:

Sudah memiliki RPI2-JM CK dan SSK/Memorandum Program atau sudah
mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;

Tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan sudah
dibebaskan);

Penanganan secara komunal yang melayani sebagian/seluruh sumber
sampah yang ada di dalam kawasan;

Mendorong peningkatan upaya minimalisasi sampah untuk mengurangi
beban sampah yang akan diangkut ke TPA;

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-87


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019


Pengoperasian dan pemilahan sistem ini dibiayai dan dilaksanakan oleh
kelompok masyarakat di kawasan itu sendiri;

Pemerintah Kabupaten/Kota akan melakukan penyuluhan kepada
masyarakat.

Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Pengelolaan Persampahan


dipaparkan pada gambar 6.17 berikut.

Sumber: Direktorat Pengembangan PLP


Sumber: Direktorat Pengembangan PLP

Gambar 6. 17 Sistem Pengelolaan Sampah

Dalam pembangunan infrastruktur TPA, pemerintah pusat mempunyai


peran membangun TPA Regional dan pengadaan alat berat yang diperlukan,
revitalisasi TPA menjadi semi sanitary/control landfill; pilot pembangunan TPA
kota dengan sistem semi sanitary/control landfill dan pilot pembangunan STA
antara. Dalam pembangunan TPST 3R pemerintah pusat melakukan Pilot
pembangunan TPS 3R serta penyediaan tenaga fasilitator pada waktu persiapan
pelaksanaan dan program pelatihan. Sedangkan Pemerintah Kota Tarakan
mempunyai peran dalam penyiapan lahan, biaya operasi dan pemeliharaan,
penyiapan transportasi dari sumber ke TPA, serta pemberdayaan masyarakat
pasca konstruksi.
6.4.3. Drainase
6.4.3.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Drainase

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-88


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

A. Arahan Kebijakan Pengelolaan Drainase


Beberapa peraturan perundangan yang mengatur tentang sistem
pengelolaan drainase, antara lain:
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional.
Aksesibilitas, kualitas, maupun cakupan pelayanan sarana dan prasarana
masih rendah berdasarkan UU No.17 tahun 2007. Untuk sektor drainase,
cakupan pelayanan drainase baru melayani 124 juta jiwa.
2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Mengatur Pembagian wewenang dan tanggungjawab Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kab./Kota dan Pemerintah Desa dalam
pengelolaan sumber daya air
3. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air
Pengaturan Sarana dan Prasarana Sanitasi dilakukan salah satunya
melalui pemisahan antara jaringan drainase dan jaringan pengumpul air
limbah pada kawasan perkotaan.
4. Peraturan Presiden No.5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014
Sasaran pembangunan Nasional bidang AMPL telah ditetapkan dalam
RPJMN tahun 2010-2014 khususnya drainase adalah menurunnya luas
genangan sebesar 22.500 ha di 100 kawasan strategis perkotaan.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata
Ruang.
Dalam upaya pengelolaan sistem drainase perkotaan guna memenuhi
SPM perlu tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala
kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan
tidak lebih dari 2 kali setahun.

B. Ruang Lingkup Pengelolaan Drainase


Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di
Indonesia dan pembangunan tempat tinggal penduduk yang tidak sesuai dengan
Rencana Tata Ruang (RTR) seperti di daerah-daerah yang seharusnya jadi
resapan/tempat parkir air (Retarding Pond) dan daerah-daerah bantaran sungai
mengakibatkan peningkatan volume air yang masuk ke saluran drainase dan
sungai sehingga terlampauinya kapasitas penyediaan prasarana dan sarana

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-89


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

drainase perkotaan dan daya tampung sungai. Sebagai akibat dari permasalahan
tersebut adalah terjadinya banjir atau genangan yang semakin meningkat.
Drainase yang dimaksud disini adalah drainase perkotaan yang
didefinisikan sebagai drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk mengelola
dan mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu dan/atau
merugikan masyarakat. Dalam upaya pengelolaan sistem drainase di banyak
kota di Indonesia pada umumnya masih bersifat parsial, sehingga tidak
menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas. Pengelolaan
drainase perkota an harus dilaksanakan secara menyeluruh, mengacu kepada
SIDLACOM dimulai dari tahap Survey, Investigation (investigasi), Design
(perencanaan), Operation (Operasi) dan Maintanance (Pemeliharaan), serta
ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi
masyarakat.

6.4.3.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan


Drainase
A. Isu Strategis Pengembangan Drainase
Dalam melakukan rumusan isu strategis Pemerintah Kota Tarakan perlu
melakukan identifikasi data dan informasi dari dokumen-dokumen perencanaan
pembangunan terkait dengan pengembangan permukiman tingkat nasional
maupun daerah, seperti dokumen RPJMN, RPJMD, RTRW Kota, Renstra Dinas,
Dokumen RP2KP, Rencana Induk Drainase dan dokumen lainnya yang selaras
menyatakan isu strategis pengembangan Drainase di Kota Tarakan.
Isu-isu strategis dalam pengelolaan Sistem Drainase Perkotaan di
Indonesia antara lain:
1. Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase
Belum ada ketegasan fungsi saluran drainase, untuk mengalirkan
kelebihan air permukaan/mengalirkan air hujan, apakah juga berfungsi
sebagai saluran air limbah permukiman (“grey water”). Sedangkan fungsi
dan karakteristik sistem drainase berbeda dengan air limbah, yang
tentunya akan membawa masalah pada daerah hilir aliran. Apalagi
kondisi ini akan diperparah bila ada sampah yang dibuang ke saluran
akibat penanganan sampah secara potensial oleh pengelola sampah dan
masyarakat.

2. Pengendalian debit puncak

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-90


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Untuk daerah-daerah yang relatif sangat padat bangunan sehingga


mengurangi luasan air untuk meresap, perlu dibuatkan aturan untuk
menyiapkan penampungan air sementara untuk menghindari aliran
puncak. Penampungan-penampungan tersebut dapat dilakukan dengan
membuat sumur-sumur resapan, kolam-kolam retensi di atap-atap
gedung, didasar-dasar bangunan, waduk, lapangan, yang selanjutnya di
atas untuk dialirkan secara bertahap.
3. Kelengkapan perangkat peraturan
Aspek hukum yang dipertimbangkan dalam rencana penanganan
drainase permukiman di daerah adalah:
 Peraturan Daerah mengenai ketertiban umum perlu disiapkan seperti
pencegahan pengambilan air tanah secara besarbesaran,
pembuangan sampah di saluran, pelarangan pengurugan lahan basah
dan penggunaan daerah resapan air (wet land), termasuk sanksi yang
diterapkan.
 Peraturan koordinasi dengan utilitas kota lainnya seperti jalur,
kedalaman, posisinya, agar dapat saling menunjang kepentingan
masing-masing.
 Kejelasan keterlibatan masyarakat dan swasta, sehingga masyarakat
dan swasta dapat mengetahui tugas, tanggung jawab dan
wewenangnya.
 Bentuk dan struktur organisasi, uraian tugas dan kualitas personil yang
dibutuhkan dalam penanganan drainase harus di rumuskan dalam
peraturan daerah.
4. Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan
saluran drainase terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang
membuang sampah ke dalam saluran drainase, kurang peduli dalam
perawatan saluran, maupun penutupan saluran drainase dan pengalihan
fungsi saluran drainase sebagai bangunan, kolam ikan dll.
5. Kemampuan Pembiayaan
Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi
pendanaan dari pemerintah daerah yang merupakan akibat dari
rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan drainase baik dari
segi pembangunan maupun biaya operasi dan pemeliharaan.
Permasalahan pendanaan secara keseluruhan berdampak pada
buruknya kualitas pengelolaan drainase perkotaan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-91


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

6. Penanganan Drainase Belum Terpadu


Pembangunan sistem drainase utama dan lokal yang belum terpadu,
terutama masalah peil banjir, disain kala ulang, akibat banjir terbatasnya
masterplan drainase sehingga pengembang tidak punya acuan untuk
sistem lokal yang berakibat pengelolaan sifatnya hanya pertial di wilayah
yang dikembangkannya saja.

B. Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase


Kondisi umum pembangunan Drainase di Indonesia dapat diuraikan
secara garis besar adalah sebagai berikut:
a. Proporsi rumah tangga yang telah terlayani saluran drainase dengan
kondisi berfungsi baik/mengalir lancar mencapai 52,83%
b. Proporsi rumah tangga dengan kondisi saluran drainase mengalir lambat
atau tergenang mencapai 14,49%
c. Proporsi rumah tangga yang tidak memiliki saluran drainase 32,68%.
Untuk menggambarkan kondisi eksisting pengembangan drainase yang
telah dilakukan pemerintah Kota/Kabupaten, perlu diuraikan hal-hal berikut ini:
Aspek teknis
Dimensi Luas Pengadaan
No Nama Jalan/Lokasi Panjang Catchment Kondisi Sumber Jumlah
Tinggi Lebar Area (Ha) Tahun
dana Biaya
1 Sungai Maya 13.000 3 7 2.093 Saluran Sungai Alami 2013 - -
2 Sungai Mangatal 12.463 3 6 1.033 Saluran Sungai Alami 2013 - -
3 Sungai Mentayan 7.812 2 7 841 Saluran Sungai Alami 2013 - -
4 Sungai Selabui 12.679 2 5 2.033 Saluran Sungai Alami 2013 - -
5 Sungai Bekasai Besar 13.986 2 5 1.694 Saluran Sungai Alami 2013 - -
6 Sungai Hanjulung 2.639 2 4 642 Saluran Sungai Alami 2013 - -
7 Sungai Binalatung 14.400 2 7 2.242 Saluran Sungai Alami 2013 - -
8 Sungai Merarang 2.450 2 2 608 Saluran Sungai Alami 2013 - -
9 Sungai Kuli 4.883 2 3 378 Saluran Sungai Alami 2013 - -
10 Sungai Amal Baru 3.142 2 5 343 Saluran Sungai Alami 2013 - -
11 Sungai Batu Mapan 3.787 2 3 309 Saluran Sungai Alami 2013 - -
Saluran Sungai Alami 2013
12 Sungai SeLipi 2.305 2 5 143 dan Sheet Pile
- -
13 Sungai Tg. Batu 6.920 2 6 448 Saluran Alami 2013 - -
14 Sungai Mentogog 3.375 2 5 490 Saluran Alami 2013 - -
15 Sungai Karungan 5.504 2 8 694 Saluran Alami 2013 - -
16 Sungai Nangitan 1.405 2 3 231 Saluran Alami 2013 - -
Pasangan Batu,
17 Sungai Pamusian 29.178 1 3 2.191 Saluran ALami dan 2013 - -
Sheet Pile
Pasangan Batu dan 2013
18 Sungai Sebengkok 1.838 2 2 161 Saluran Alami
- -
Pasangan Batu dan 2013
19 Sungai Selumit 2.786 1 2 475 Saluran Alami
- -
Pasangan Batu dan 2013
20 Sungai Karang Anyar 7.151 2 4 561 Saluran Alami
- -

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-92


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Pasangan Batu dan 2013


21 Sungai Sesanif 11.566 2 3 1.569 Saluran Alami
- -
Pasangan Batu dan 2013
22 Sungai Persemaian 7.861 2 7 1.466 Saluran Alami
- -
Pasangan Batu dan 2013
23 Sungai Bengawan 10.250 3 8 1.925 Saluran Alami
- -
24 Sungai Belalung 6.974 2 3 999 Saluran Alami 2013 - -
25 Sungai Bunyu 3.860 2 3 981 Saluran Alami 2013 - -
26 Sungai Semunti 4.310 1 3 892 Saluran Alami 2013 - -
Sumber : Bidang PSDA DPU&TR Kota Tarakan
6.4.3.3. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Drainase
Identifikasi Permasalahan Drainase Perkotaan
Permasalahan yang dihadapi berdasarkan perbandingan antara kondisi
yang ada dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk memenuhi kebutuhan dasar
(basic need) dan kebutuhan pengembangan (development need) yang ditinjau
dari aspek teknis, keuangan dan kelembagaan. Selain itu dilakukan inventarisasi
persoalan setiap masalah yang sudah dirumuskan dengan mempertimbangkan
tipologi serta parameter-parameter teknis yang ada di kawasan tersebut.
Dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan data-data
permasalahan teknis dan non teknis pada sub sektor drainase. Permasalahan
Pembangunan Sektor Drainase di Indonesia secara umum adalah:
 Kapasitas sistem drainase tidak sesuai dengan kondisi saat ini;
 Belum memadainya penyelenggaraan sistem drainase.

Tabel 6. 45 Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Drainase Kota Tarakan


No Tindakan
Aspek Pengelolaan Permasalahan
Yang Sudah Yang akan
Persampahan
Dilakukan Dilakukan
A Kelembagaan:
- Bentuk Organisasi - - -
Pengelola
- Tata Laksana (Tupoksi, - - -
SOP, Dll)
- Kuantitas dan Kualitas SDM Masih Rendah Bimtek dan Bimtek dan
SDM Pelatihan Pelatihan
B Pembiayaan:
- Sumber-sumber Pedanaan Masih Usulan ke APBN Usulan ke
pembiayaan (APBD Prov/ Minim APBN
Kab / kota / swasta /
masyarakat / dll)
- Retribusi
C Perundangan Terkait
Sektor Drainase
(Perda, Pergub, Perwali,dst) - - -
D Peran serta Masyarakat Peran serta Sosialisasi Sosialisasi
dan swasta masyrakat minim
E Teknis Operasional:
1 Dokumen perencanaan - - -
(MP, FS, DED)
2 A. Saluran
 Primer Kapasitas Tidak Peningkatan Peningkatan
mencukupi kapasitas kapasitas
 Skunder - - -
 Tersier - - -

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-93


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

B. Turap - - -
C. Bangunan pelengkap - - -
(gorong-gorong, pintu air,
pompa, talang, dst)
D. Waduk,kolam retensi, - - -
sumur resapan
Sumber : Hasil Analisa 2014
Tantangan Pengembangan Drainase
Tantangan yang dihadapi secara umum di Indonesia adalah mencegah
penurunan kualitas lingkungan permukiman di perkotaan, optimalisasi fungsi
pelayanan dan efisiensi prasarana dan sarana drainase yang sudah terbangun,
peningkatan dan pengembangan sistem yang ada, pembangunan baru secara
efektif dan efisien yang menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah dan
menunjang terwujudnya lingkungan perumahan dan permukiman yang bersih
dan sehat serta meningkatkan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah.
Tantangan lainnya adalah adanya Peraturan Menteri PU Nomor
14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum menekankan tentang
target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah
kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal
5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab
kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang
Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen RPI2-JM CK yang merupakan
tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Drainase. Target pelayanan
dasar bidang Drainase sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor
14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui tabel
6.46.

Tabel 6. 46 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan Permen PU


No.14/PRT/M/2010

Jenis Pelayanan Standar Pelayanan Minimal Waktu Ket


Dasar Indikator Nilai Pencapaian
Penyehatan Drainase Tersedianya sistem 50% 2014 Dinas yg
Lingkungan jaringan drainase membidangi
Permukiman skala kawasan dan PU
skala kota sehingga
tidak terjadi
genangan (lebih dari
30 cm, selama 2 jam)
dan tidak lebih dari 2
kali setahun

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-94


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

6.4.3.4. Analisis Kebutuhan Drainase


Analisis Kebutuhan akan menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi
sistem drainase kota. Melakukan analisis atas dasar besarnya kebutuhan
penanganan drainase, baik itu untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat (basic
need) maupun kebutuhan pengembangan kota (development need). Analisis
yang terkait dengan kebutuhan drainase adalah analisis Bidang Teknis maupun
non teknis yang mencakup kelembagaan, pembiayaan, peraturan dan peran
serta masyarakat dan swasta. Analisis kebutuhan dituangkan dalam tabel 6.47 berikut
ini.

Tabel 6. 47 Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Sektor Drainase


Kota Tarakan
Kondisi Kebutuhan
No Uraian
Eksisting Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
A Peraturan terkait
Sektor Drainase
Ketersediaan - - - - - -
Peraturan bidang
Persampahan (Perda,
Pergub, Perwali dst)
B Kelembagaan
- Bentuk organisasi - - - - - -
- Ketersediaan tata - - - - - -
laksana (Tupoksi,
SOP, dll)
- Kualitas dan - - - - - -
kuantitas SDM
C Pembiayaan
- Sumber pembiayaan - - - - - -
(APBD Prov/ Kab/
kota/ swasta/
masyarakat/ dll)
- Tarif Retribusi - - - - - -
- Realisasi penarikan - - - - - -
retribusi (%terhadap
target)
D Peran swasta dan - - - - - -
Masyarakat
(Sudah ada/belum
ada/ bentuk
kontribusi, dll)
E Teknis Operasional
PS
1 Perencanaan (Dok. - - - - - -
MP, FS, DED)
2 A. Saluran
 Primer - 5 5 5 5 5
 Skunder 15 15 15 15 15
 Tersier - - - - - -
B. Turap - - - - - -
C. Bangunan - - - - - -
pelengkap (gorong-
gorong, pintu air,
pompa, talang, dst)
D. Waduk,kolam - - - - - -
retensi,
sumur resapan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-95


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

6.4.3.5. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Sistem Drainase


Pembangunan Prasarana Drainase
Kriteria kegiatan infrastruktur drainase perkotaan
Kriteria Lokasi :

Kota-kota yang sudah memiliki Master Plan Drainase Perkotaan dan
DED untuk tahun pertama;

Kawasan-kawasan permukiman dan strategis di perkotaan
(Metropolitan/Kota Besar) yang rawan genangan.

Lingkup Kegiatan :

Pembangunan saluran drainase primer (macro drain), pembangunan
kolam retensi, dan bangunan pelengkap utama lainnya (pompa,
saringan sampah, dsb);

Pembangunan saluran drainase sekunder dan tersier (micro drain) oleh
pemerintah kota;

Sosialisasi/diseminasi/ kampanye NSPM pengelolaan saluran drainase
termasuk kegiatan pembersihan sampah di sekitar saluran drainase;

Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan layanan
masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).
Kriteria Kesiapan :

Sudah memiliki RPI2JM dan SSK/Memorandum Program atau sudah
mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;

Dilaksanakan dalam rangka pengurangan lokasi genangan di perkotaan;

Terintegrasi antara makro drain dan mikro drain, serta dengan sistem
pengendali banjir;

Terdapat institusi yang menerima dan mengelola prasarana yang
dibangun;

Tidak ada permasalahan lahan (lahan sudah dibebaskan, milik
Pemkot/kab);

Pemerintah kab./kota bersedia menyediakan alokasi dana untuk biaya
operasi dan pemeliharaan;

Pemerintah Kabupaten/Kota akan melaksanakan penyuluhan kepada
masyarakat.
Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Drainase Perkotaan dipaparkan
pada gambar 6.18 berikut.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-96


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Sumber: Direktorat Pengembangan PLP

Gambar 6. 18 Sistem Drainase Perkotaan

Dalam pembangunan sistem drainase perkotaan, pemerintah pusat


mempunyai peran dengan mengembangkan sistem yang terintegrasi dengan
sistem makro, serta memfasilitasi pilot drainase mandiri.
Sedangkan, pemerintah kabupaten kota berperan dalam penyediaan
lahan, penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan, dan pemberdayaan
masyarakat pasca konstruksi

6.4.4. Usulan Program Dan Kegiatan


I. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sanitasi
Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan Sanitasi disusun
berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas program
seperti pada RPJM. Penyusunan usulan program tersebut memperhatikan
kebutuhan RPP berkaitan denganpengembangan atau pembangunan sektor dan
kawasan unggulan.
Dengan demikian usulan sudah mencakup pemenuhan kebutuhan dasar
dan kebutuhan pembangunan ekonomi. Usulan program yang diajukan sesuai
dengan hasil analisis dan identifikasi yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga
diperhatikan keterpaduan dengan sektor-sektor lainnya. Usulan program harus
dapat mencerminkan besaran dan prioritas program, dan manfaatnya ditinjau
dari segi fungsi, kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan dan pendanaannya.
Penjabaran program-program tersebut disesuaikan dengan struktur
tatanan program RPJMN yang diwujudkan dalam paket-paket proyek/program.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-97
Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Program yang dicakup dalam Pengelolaan Air Limbah meliputi kegiatan-kegiatan


berikut ini:
1. Pembangunan pengelolaan air limbah setempat dan pembangunan
Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT);
2. Pembangunan sistem perpipaan air limbah sederhana komunitas
berbasis masyarakat (khusus bagi kawasan kumuh dan padat);
3. Pembangunan pengelolaan air limbah sistem terpusat (IPAL);
4. Operasi dan pemeliharaan;
5. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan air limbah;
6. Penyuluhan meningkatkan pemahaman pentingnya sanitasi dan
pemeliharaan sarana yang telah dibangun.
7. Piranti lunak: MP/outline plan, FS atau DED.
Program yang dicakup dalam Pengelolaan Persampahan meliputi
kegiatan berikut ini:
1. Pembangunan prasarana dan sarana TPA sampah;
2. Pembangunan prasarana dan sarana TPST 3R;
3. Operasi dan pemeliharaan;
4. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan
persampahan;
5. Penyuluhan meningkatkan pemahaman pentingnya sanitasi dan 3R;
6. Piranti lunak: MP/outline plan, FS atau DED.
Program yang dicakup dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan
meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:
1. Pelaksanaan rehabilitasi saluran yang ada;
2. Pembangunan saluran yang baru;
3. Operasi dan pemeliharaan;
4. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan drainase;
5. Penyuluhan dan pengelolaan dan pemeliharaan bangunan drainase bagi
Pemerintahan Kabupaten/Kota dan masyarakat;
6. Piranti lunak: MP/outline plan, FS atau DED.

II. Pembiayaan Proyek Pengembangan Sanitasi


Pembiayaan proyek perlu disusun berdasarkan klasifikasi tanggung jawab
masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat, Swasta dan
masyarakat. Jika ada indikasi program pengelolaan sanitasi (air limbah,
persampahan dan drainase) yang melibatkan swasta perlu dilakukan kajian lebih
mendalam untuk menentukan kelayakannya.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-98


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Untuk program yang memerlukan analisis kelayakan keuangan, hasil


analisis harus dilampirkan dan merupakan bagian dari kajian pembiayaan dan
keuangan.
Pembiayaan kegiatan pengelolaan sanitasi sebagaimana diusulkan dapat
berasal dari dana Pemerintahan Kabupaten/Kota, masyarakat, swasta, dan
bantuan Pemerintah Pusat. Bantuan Pemerintah Pusat dapat berbentuk proyek
biasa (pemerataan dalam pemenuhan prasarana sarana dasar), bantuan
stimulan, bantuan proyek khusus (menurut pengembangan kawasan). Macam
bantuan disesuaikan dengan tingkat kebutuhannya.
Format pembiayaan kegiatan drainase disesuaikan dengan arahan
bidang keuangan, secara garis besar terdiri dari tabel program belanja
(expenditures programme), tabel financing plan, dan tabel memorandum proyek
seperti pada tabel 6.48.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-99


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Tabel 6. 48 Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan PLP Kota Tarakan
OUTPUT SUMBER DANA TAHUN
No INDIKATOR OUTPUT LOKASI VOL SATUAN APBN APBD APBD MASYA SWAS
CSR 1 2 3 4 5
RINCIAN MURNI PHLN PROV KOTA RAKAT TA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
KEGIATAN: PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, PENGEMBANGAN SUMBER PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI,
DAN PENYELENGGARAAN SERTA PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
1 Infrastruktur Air Limbah
Jumlah Kawasan yang Terlayani
Infrastruktur Air Limbah Dengan
Sistem Off-Site dan Sistem On-Site

Penyediaan prasarana dan sarana air 10,000.00 5,000.00 1,600.00


limbah

Program Sanitasi Berbasis Masyarakat 10,000.00 5,000.00 5.000.00


(SANIMAS)

2 Infrastruktur Drainase Perkotaan


Kawasan yang Terlayani infrastruktur
Drainase Perkotaan Terlayani
Tarakan
a). Pembangunan Saluran Sungai 24,000.00 32,000.00 24,000.00
Mulawarman V

b). Pembangunan Saluran Pasir Putih 2,000.00 600.00


(Jembatan Bhayangkara

c). Pembangunan Saluran Pasir Putih ( 1,000.00 400.00


Kompleks Brimob )

d). Pembangunan Saluran Pasir Putih - 15,000.00 5,200.00


Kampung Sayur, Karang Anyar

e). Pembangunan dan Pelebaran Sungai 50,000.00 50,000.00 2,400.00


Karang Anyar Tahap I

f). Pembangunan Saluran Karang Anyar Dan 10,000.00


Sekitarnya

g). Pembangunan Saluran Karang Anyar 10,000.00


Pantai Dan Sekitarnya

h). Pembangunan Saluran Karang Rejo Dan 10,000.00


Sekitarnya

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-100


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

OUTPUT SUMBER DANA TAHUN


No INDIKATOR OUTPUT LOKASI VOL SATUAN APBN APBD APBD MASYA SWAS
CSR 1 2 3 4 5
RINCIAN MURNI PHLN PROV KOTA RAKAT TA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
i). Pembangunan Saluran Karang Balik Dan 10,000.00
Sekitarnya

j). Pembangunan saluran induk Sebengkok 30,000.00 30,000.00 24,000.00

k). Pembangunan Saluran Kusuma Bangsa 1 25,000.00 25,000.00 13,000.00

l). Pembangunan Saluran Kusuma Bangsa 3 15,000.00 15,000.00 13,000.00

m). Pembangunan Saluran Hulu Sungai 5,000.00 400.00


Pepabri

n). Pembangunan Saluran Lumpuran, 400.00


Kampung I

o). Pembangunan Saluran Paralel Jl. 10,000.00 10,000.00 4,000.00


Mulawarman

p). Pembangunan Saluran Kr.Anyar (5 tahap) 75,000.00 25,000.00 74,000.00

q). Pembangunan Saluran Belakang Masjid 5,000.0 800.0


Raya

r). Pembangunan Saluran induk 25,000.00 10,000.00


Mulawarman II

s). Pembangunan Saluran induk 25,000.00 10,000.00


Mulawarman III

t). Pembangunan Saluran induk 25,000.00 10,000.00


Mulawarman IV

Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah


3
Terpadu/ 3R
Jumlah Kawasan yang Telayani
Infrastruktur Tempat Pengolah
Sampah Terpadu/3R

Penyediaan prasarana dan sarana 20,000.00 5,000.00 8,310.00


pengelolaan persampahan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-101


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

OUTPUT SUMBER DANA TAHUN


No INDIKATOR OUTPUT LOKASI VOL SATUAN APBN APBD APBD MASYA SWAS
CSR 1 2 3 4 5
RINCIAN MURNI PHLN PROV KOTA RAKAT TA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

Peningkatan operasi dan pemeliharaan 10,000.00 5,000.00 9,004.82


prasarana dan sarana persampahan

Peningkatan peran serta masyarakat 1,000.00 1,000.00 3,340.00


dalam pengelolaan persampahan
250.00 839,000.00
Sosialisasi kebijakan pengelolaan
persampahan
TOTAL
Sumber : Hasil Analisa 2014

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan VI-102

Anda mungkin juga menyukai