Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN KEBIJAKAN

Peninjauan kebijakan terkait perencanaan dan pembangunan di Kota Tangerang selatan


dilakukan untuk menyelaraskan serta memperkuat dasar dalam pengambilan kebijakan serta
strategi dalam dokumen penataan kawaasan permukiman kumuh khususnya di kecamatan
serpong utara kelurahan pakualam. Dalam peninjauan kebijakan ini akan melihat strategi
pembangunan, serta rencana tata ruang yang telah tersedia maupun yang sedang disusun terkait
dengan pembangunan permukiman dan kawasan permukiman kumuh, serta perencanaan dan tata
kota khususnya di wilayah kecamatan serpong utara untuk mengidentifikasi dan melakukan
kajian sinkronisasi kebijakan dan strategi pembangunan Kota Tangerang Selatan.

2.1. ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

Isu strategis terkait dengan pembangunan dan pengembangan permukiman perkotaan di Kota
Tangerang Selatan dalam beberapa dokumen disusun adalah sebagai berikut;

2.2.1. RPJPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2005-2025


Poin-poin yang menjadi isu strategis dalam RPJPD Kota Tangerang Selatan adalah sebagai
berikut :
a. Mengurangi tingginya pertumbuhan penduduk;
b. Pengurangan kesenjangan kesejahteraan;
c. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana perkotaan;
d. Kebutuhan moda transportasi yang handal;
e. Mengurangi pencemaran lingkungan;
f. Pelibatan masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan;
g. Peningkatan pelayanan birokrasi;
h. Penyediaan hunian sehat;
i. Pemanfaatan kemajuan teknologi

7
2.2.2. RTRW Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2031
Dalam RTRW Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2031 isu strategis yang perlu
dipertimbangkan meliputi :
a. Munculnya wacana pembentukan megapolitan area;
b. Rencana pembangunan jaringan jalan tol;
c. Pengelolaan DAS Cisadane;
d. Pemadu serasian RTRW Kota Tangerang Selatan dengan RTRW wilayah sekitarnya;
e. Perubahan dan alih fungsi lahan;
f. Peningkatan jumlah penduduk;
g. Peningkatan infrastruktur;
h. Transportasi wilayah;
i. Penggunaan lahan
2.2.3. Draft RPJMD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021
Isu strategis pembangunan jangka menengah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 – 2021
adalah sebagai berikut :
a. Tata kelola pemerintah;
b. Pertumbuhan penduduk;
c. Sarana dan prasarana wilayah;
d. Kualitas sumber daya manusia;
e. Perekonomian daerah;
f. Kemiskinan dan kesejahteraan sosial;

2.2.4. RPIJM Kota Tangerang Selatan Tahun 2014


Isu-isu strategis pengembangan permukiman dalam dokumen RPIJM Kota Tangerang
Selatan tahun 2014 adalah sebagai berikut :

a. Isu Strategis Pengembangan Permukiman


 Penurunan proporsi rumahtangga kumuh perkotaan
 Pengembangan permukiman yang pro poor;
b. Isu Strategis Penataan Lingkungan Permukiman
 Penguatan Perda Bangunan dan Gedung
 Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau 20% diperkotaan.

8
 Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal.
 Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan
dan lingkungan.
 Pengendalian frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan.
 Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman dan bangunan bersejarah.
c. Isu Strategis Pengembangan SPAM
 Peningkatan Akses Aman Air Minum
 Pengembangan Pendanaan
 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
 Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan
 Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum
 Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat
 Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis
 Penerapan Inovasi Teknologi.
d. Isu Strategis Penyehatan Lingkungan Permukiman
 Air Limbah
o Akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah permukiman. 6,1%
masyarakat belum memiliki akses terhadap jamban dan masih melakukan BABS.
o Peran Masyarakat Bagi masyarakat yang sudah sadar dan mampu secara finansial
untuk penanganan limbah cair tidak mengalami kesulitan, artinya secara teknis
dan kebutuhan sarana prasarana dapat secara langsung disediakan oleh si
pemrakarsa. Bagi masyarakat yang belum sadar dan mayoritas tidak mampu
(secara finansial) sangat sulit untuk penanganan limbah cair di lingkungannya hal
ini keterbatasan akan kesadaran dan biaya yang harus dikeluarkan.
o Peraturan Perundangan Sudah ada regulasi tentang pengelolaan limbah cair di
Kota Tangerang Selatan.
o Kelembagaan Instansi Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang menangani dan
terkait dalam pengelolaan limbah cair adalah Badan Lingkungan Hidup Kota
Tangerang Selatan. Pendanaan Sumber pendanaan besar berasal dari APBD dan

9
APBN, ke depan akan ditekankan dari dana Pemerintah Pusat disamping dana-
dana (APBN/APBD/PDAM/swasta/pinjaman luar negeri/DAK).
 Persampahan
o Kapasitas Pengelolaan Sampah Kapasitas pengelolaan sampah erat kaitannya
dengan: Makin besarnya timbulan sampah berupa peningkatan laju timbulan
sampah perkotaan antara 2-4% per tahun. Dengan bertambahnya penduduk,
pertumbuhan industri dan peningkatan konsumsi masyarakat dibarengi
peningkatan laju timbulan sampah.
o Rendahnya kualitas pengelolaan persampahan terutama pengelolaan TPA memicu
berbagai protes masyarakat. Di sisi lain rendahnya tingkat pengelolaan sampah
mengakibatkan masyarakat yang tidak mendapat layanan membuang sampah
sembarangan atau membakar sampah di tempat terbuka.
o Keterbatasan lahan TPA merupakan masalah terutama di kota-kota besar dan kota
metropolitan. Fenomena keterbatasan lahan TPA memunculkan kebutuhan
pengelolaan TPA Regional namun banyak terkendala dengan banyak faktor
kepentingan dan rigiditas otonomi daerah.
o Masih terjadinya fungsi ganda lembaga pengelola sampah sebagai regulator
sekaligus operator pengelolaan serta belum memadainya SDM (secara kualitas
dan kuantitas) menjadi masalah dalam pelayanan persampahan.
o Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi pendanaan
dari pemerintah daerah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas
penanganan pengelolaan sampah. Selain itu adalah rendahnya dana penarikan
retribusi pelayanan sampah sehingga biaya pengelolaan sampah menjadi beban
APBD. Permasalahan pendanaan secara keseluruhan berdampak pada buruknya
kualitas penanganan sampah.
 Pengembangan Drainase
o Kota Tangerang Selatan memiliki beberapa lokasi yang rawan terkena bencana
banjir. Kondisi ini di akibatkan selain tingginya curah hujan di Kota Tangerang
Selatan, juga didukung oleh saluran drainase yang buruk, sehingga beban air yang
tertampung tidak langsung mengalir ke badan air melainkan tertahan atau
tergenang. Bagi daerah yang relatif sangat padat bangunan sehingga mengurangi

10
luasan air untuk meresap, perlu dibuatkan aturan untuk menyiapkan penampungan
air sementara untuk menghindari aliran puncak. Penampunganpenampungan
tersebut dapat dilakukan dengan membuat sumur-sumur resapan, kolam-kolam
retensi di Halaman | II - 6 atap-atap gedung, didasar-dasar bangunan, waduk,
lapangan, yang selanjutnya di atas untuk dialirkan secara bertahap.
o Penanganan drainase dengan sasaran individu/kelompok/institusi dari berbagai
stakeholder yang terlibat langsung maupun tak langsung dalam penyelenggaraan
Drainase yaitu Insititusi pengelola sistim dan jaringan drainase (Dinas Bina
Marga dan SDA Kota Tangerang Selatan dan di kawasan tertentu oleh swasta
(developer).
o Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan drainase lingkungan di
Kota Tangerang Selatan secara keseluruhan belum maksimal, hal ini terlihat dari
prilaku masyarakat terhadap pemeliharaan sarana drainase lingkungan. Sehingga
perangkat Kelurahan/Desa/lingkungan diharapkan secara aktif dapat menggiatkan
masyarakat dalam melakukan gotong-royong di wilayah masing-masing termasuk
membersihkan drainase dari sampahsampah dan sedimen penyebab penyumbatan
saluran.
o Keterbatasan dana sehingga berpengaruh terhadap operasional pemeliharaan
prasarana dalam hal ini sungai dan drainase tidak berjalan maksimal. Dana yang
sangat terbatas harus dibagi untuk pembangunan saluran baru atau sudetan,
normalisasi saluran/sungai, revitalisasi saluran/sungai, pemeliharaan dan
pengawasan.

2.2.5. RP2KP Kota Tangerang Selatan Tahun 2005-2025

Dalam dokumen RP2KP Kota Tangerang Selatan ada lima aspek yang dilihat sebagai isu
strategis pembangunan dan pegembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan, yaitu
permukiman, air bersih/minum, sanitasi/air limbah, persampahan dan drainase.

Tabel 2. 1 Isu Strategis Terkait Pembangunan dan Pengembangan Permukiman dan


Infrastruktur Perkotaan Kota Tangerang Selatan

11
No ASPEK ISU STRATEGIS
Keterbatasan lahan untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur
pendukungnya
1 Permukiman
Enclave permukiman/lingkungan kumuh diantara perumahan formal;
Pembangunan kawasan permukiman mengarah ke vertikal.
Peningkatan Akses Aman Air Minum
Pengembangan Pendanaan
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan


2 Air Bersih/Minum Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum
Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat
Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah
Teknis
Penerapan Inovasi Teknologi.
Akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah
permukiman
6,1% masyarakat belum memiliki akses terhadap jamban dan masih
melakukan BABS.
Peran Masyarakat
Bagi masyarakat yang sudah sadar dan mampu secara finansial untuk
penanganan limbah cair tidak mengalami kesulitan, artinya secara
teknis dan kebutuhan sarana prasarana dapat secara langsung
disediakan oleh si pemrakarsa.
Sanitasi/Air
3 Bagi masyarakat yang belum sadar dan mayoritas tidak mampu
Limbah
(secara finansial) sangat sulit untuk penanganan limbah cair di
lingkungannya hal ini keterbatasan akan kesadaran dan biaya yang
harus dikeluarkan.
Peraturan Perundangan
Sudah ada regulasi tentang pengelolaan limbah cair di Kota Tangerang
Selatan.
Kelembagaan

Instansi Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang menangani dan


terkait dalam pengelolaan limbah cair adalah Badan Lingkungan

12
No ASPEK ISU STRATEGIS
Hidup Kota Tangerang Selatan.
Pendanaan
Sumber pendanaan besar berasal dari DAU/APBD dan APBN, ke
depan akan ditekankan dari dana Pemerintah Pusat disamping dana-
dana (APBN/APBD/PDAM/swasta/pinjaman luar negeri/DAK).
Kota tangerang Selatan saat ini belum memiliki lokasi TPST
Tingkat pengelolaan yang ada di pemerintah sendiri kurang maksimal,
karena tanggung jawab pengelolaan persampahan dengan luas wilayah
Kota yang besar hanya dilayani setingkat UPT.
Jumlah personil/SDM pengelola sampah masih kurang dibandingkan
4 Persampahan jumlah penduduk yang harus dilayani
Masih terbatasnya sarana dan prasarana persampahan yang
mengakibatkan terbatasnya pelayanan;
Masih terbatasnya dana untuk pengelolaan sampah;
Tingkat kesadaran masyarakat dalam pengelolaan persampahan masih
rendah
Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase
Kota Tangerang Selatan memiliki beberapa lokasi yang rawan terkena
bencana banjir. Kondisi ini di akibatkan selain tingginya curah hujan
di Kota Tangerang Selatan, juga didukung oleh saluran drainase yang
buruk, sehingga beban air yang tertampung tidak langsung mengalir
ke badan air melainkan tertahan atau tergenang.
Pengendalian debit puncak
Bagi daerah yang relatif sangat padat bangunan sehingga mengurangi
5 Drainase luasan air untuk meresap, perlu dibuatkan aturan untuk menyiapkan
penampungan air sementara untuk menghindari aliran puncak.
Penampunganpenampungan tersebut dapat dilakukan dengan
membuat sumur-sumur resapan, kolam-kolam retensi di atap-atap
gedung, didasar-dasar bangunan, waduk, lapangan, yang selanjutnya
di atas untuk dialirkan secara bertahap.
Kelengkapan perangkat peraturan
Penanganan drainase dengan sasaran individu/kelompok/institusi dari
berbagai stakeholder yang terlibat langsung maupun tak langsung

13
No ASPEK ISU STRATEGIS
dalam penyelenggaraan Drainase yaitu Insititusi pengelola sistim dan
jaringan drainase (Dinas Bina Marga dan SDA Kota Tangerang
Selatan dan di kawasan tertentu oleh swasta (developer).
Peranserta masyarakat dan dunia Usaha
Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan drainase
lingkungan di Kota Tangerang Selatan secara keseluruhan belum
maksimal, hal ini terlihat dari prilaku masyarakat terhadap
pemeliharaan sarana drainase lingkungan. Sehingga perangkat
Kelurahan/Desa/lingkungan diharapkan secara aktif dapat
menggiatkan masyarakat dalam melakukan gotong-royong di wilayah
masing-masing termasuk membersihkan drainase dari sampah-sampah
dan sedimen penyebab penyumbatan saluran.
Kemampuan Pembiayaan
Keterbatasan dana sehingga berpengaruh terhadap operasional
pemeliharaan prasarana dalam hal ini sungai dan drainase tidak
berjalan maksimal. Dana yang sangat terbatas harus dibagi untuk
pembangunan saluran baru atau sudetan, normalisasi saluran/sungai,
revitalisasi saluran/sungai, pemeliharaan dan pengawasan.
Sumber: RP2KP Kota Tangerang Selatan Tahun 2005-2025

2.2. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

2.2.6. RPJPD Kota Tangerang Selatan Tahun 2005-2025


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tangerang Selatan
mencerminkan cita-cita kolektif yang akan dicapai oleh masyarakat Kota Tangerang Selatan.
RPJPD merupakan komitmen dan konsistensi kebijakan Pemerintah Kota Tangerang Selatan
yang disusun dengan benar-benar memperhatikan keberpihakan kepada rakyat, dengan
melibatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha secara aktif, sehingga Visi Pembangunan
Kota Tangerang Selatan Tahun 2005 – 2025 “Tangerang Selatan Kota Berkeadilan, Sejahtera
dan Nyaman (BERKESAN)”.

Untuk mewujudkan visi jangka panjang Kota Tangerang Selatan akan dicapai melalui 4
(empat) misi pembangunan jangka panjang Kota Tangerang Selatan yakni :

14
1. Membangun Sumber Daya Manusia yang produktif melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan kesehatan serta penguasaan IPTEK yang dilandasi oleh nilai – nilai
keagamaan, hukum dan sosial budaya;
2. Meningkatkan perekonomian berbasis perdagangan dan jasa yang berdaya saing,
berkeadilan serta berwawasan lingkungan;
3. Menyediakan sarana dan prasarana kota dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk
mengimbangi pertumbuhan pembangunan kota;
4. Mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik, bersih, profesional, transparan dan
bertanggung jawab.
Adapun arahan dalam tahapan RPJPD Kota Tangerang Selatan untuk jangka waktu 2016-
2020 (sesuai periode jabatan Walikota dan Wakil Walikota, perlu disesuaikan menjadi 2016-
2021) yang merupakan rencana pembangunan jangka menengah ke-2 ini diprioritaskan pada
upaya peningkatan pencapaian hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai pada tahapan lima
tahunan pertama.Selanjutnya prioritas pembangunan pada tahap pembangunan lima tahunan ke-2
(2016-2020) adalah:
1. Peningkatan penyelenggaraaan Tata Pemerintahan yang Baik dan Bersih Peningkatan
kualitas penyelenggaraan pemerintahan tetap dilakukan melalui peningkatan akses
pelayanan publik, kapasitas keuangan daerah, ketaatan hukum, kehidupan demokrasi,
ketentraman dan ketertiban umum, peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah
lainnya, pengembangan IT dalam penyelenggaraan pemerintahan.
2. Pengendalian pertumbuhan penduduk kota Pengendalian jumlah penduduk kota tetap
dilakukan dengan peningkatan program Keluarga Berencana, pengendalian arus migrasi
kota serta kegiatan lainnya sebagai upaya guna percepatan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
3. Pemeliharaan dan Peningkatan penyediaan Prasarana dan Sarana Kota Dalam
pembangunan prasarana dan sarana dasar kota diarahkan pada pemeliharaan atas sarana
prasarana yang sudah baik serta tetap dilakukan peningkatan atas sarana dan prasarana
kota yang masih kurang terutama sampah, drainase kota, infrastuktur jalan, air bersih,
revitalisasi kawasan kumuh serta sinkronisasi Rencana Tata Ruang Wilayah.
Penanganannya dilakukan dengan pelibatan masyarakat/swasta dalam penyediaan sarana
prasarana kota.

15
4. Pembangunan Kualitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia Pembangunan kualitas
dan kompetensi SDM dilakukan dengan peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM),
Angka Partisipasi Kasar (APK), dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), penghapusan buta
aksara, peningkatan akses layanan kesehatan bermutu, peningkatan pemberdayaan
perempuan, perlindungan anak, kepemudaan dan olah raga, serta pembinaan penyandang
masalah kesejahteraan sosial.

2.2.7. Draft RPJMD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021


Alternatif Visi pembangunan lima tahunan ke-2 (2016-2021) adalah : Alternatif yang
pertama, “Terwujudnya Tangerang Selatan Kota Aman, Maju dan Sejahtera” (AMANAH) Atau
alternatif yang kedua, “Terwujudnya Tangerang Selatan Kota Sejahtera, Maju, Aman, Ramah
Lingkungan dan Tertata” (SMART) Kedua alternatif visi di atas selain sebagai sebuah cita-cita
perubahan kondisi yang didambakan, juga merupakan jawaban atas permasalahan-permasalahan
dan isu strategis di Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021.

Upaya perwujudan visi pembangunan jangka menengah tersebut akan dicapai melalui 5
(lima) misi pembangunan jangka menengah Tangerang Selatan Tahun 2016-2021 sebagai berikut
:

1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan berbasis sistem dan teknologi;


2. Meningkatkan kepedulian, kerjasama dan peranserta masyarakat dan dunia usaha dalam
pelaksanaan pembangunan;
3. Memantapkan ketersedian dan kesiapan sarana, prasarana, dan infrastruktur wilayah;
4. Meningkatkan akses layanan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial;
5. Mengembangkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menghadapi perubahan
lingkungan global serta persaingan pasar bebas. Uraian keterkaitan visi dengan misi serta
penjelasan misi bisa dilihat pada tabel halaman berikut.

16
Tabel 2. 2 Penjelasan Korelasi Isu Strategis dengan Visi

No Sasaran Indikator Sasaran Arah Kebijakan Strategi


Tujuan 1: Penyelenggaraan pemerintahan lebih optimal dan akuntabel

Pengelolaan keuangan daerah


Optimalisasi anggaran daerah yang
Pengelolaan keuangan Opini BPK Persentase daerah yang efektif, efisien dan
1 akuntabel dan berbasis teknologi
daerah meningkat kenaikan PAD akuntabel berbasis teknologi
informasi
informasi

Peningkatan kapasitas, kualitas dan


Meningkatnya kinerja dan efektifitas
akuntabilitas lembaga pemerintah
pelayanan publik pemerintah daerah
daerah
Meningkatkan kapasitas aparatur
Peningkatan budaya aparatur yang melalui pendidikan dan pelatihan
disiplin, berintegritas dan kompeten diimbangi dengan optimalisasi
Pengelolaan kinerja manajemen kepegawaian
Persentase Gap
2 pembangunan daerah
pencapaian sasaran Membangun layanan yang ramah dan
meningkat
menarik dengan pengembangan sistem
Peningkatan pelayanan publik yang informasi disemua pelayanan publik
dapat diakses dengan mudah, cepat termasuk optimalisasi penggunaan
dan transparan teknologi informasi yang terintegrasi
bagi seluruh pelayanan publik menuju
cyber city
Tujuan 2: Perekonomian daerah tumbuh, didukung semua pihak dan dinikmati seluruh lapisan masyarakat
Peningkatan Jumlah Optimalisasi kinerja pelayanan perijinan
Meningkatnya nilai Peningkatan jaminan keamanan dan
1 Investasi PMA dan investasi dan menjaga iklim investasi
investasi kepastian iklim investasi
PMDN yang kondusif

17
No Sasaran Indikator Sasaran Arah Kebijakan Strategi
Peningkatan peran industri mikro,
kecil, menengah dan koperasi, Mengembangkan dan mengaktifkan
sentra industri potensial dan UMKM, koperasi dan lembaga keuangan
industri kreatif yang berwawasan lainnya
lingkungan
Meningkatkan aktivitas usaha yang
Peningkatan produktivitas sektor– berdaya saing di bidang perdagangan,
sektor unggulan daerah jasa, pariwisata dan ekonomi kreatif
berbasis potensi lokal
Meningkatnya pendapatan Pendapatan per kapita Mengembangkan sarana prasarana
2
masyarakat (juta rupiah) Pengembangan Kota Tangerang utama dan pendukung bagi
Selatan sebagai Kota MICE pengembangan MICE yang dapat secara
(Meetings, Incentives, Conventions, signifikan menjadi factor penarik
Exhibitions) wisatawan serta trigger bangkitan
ekonomi lainnya

Tujuan 3: Aksesibilitas orang, barang dan jasa semakin lancar, kualitas prasarana dan sarana wilayah semakin mantap dan sesuai
peruntukannya. Transportasi memadai, pemanfaatan ruang terkendali, ramah lingkungan dan menjadi sebuah kota yang tertata dan
berkelanjutan
Meningkatkan infrastruktur jalan dan
jembatan dengan kapasitas dan kualitas
Peningkatan kepuasan masyarakat
Meningkatnya untuk aksesibilitas pergerakan kegiatan
terhadap pelayanan infrastruktur
ketersediaan transportasi Indeks kepuasan antar wilayah dan energi guna
dasar
publik yang terintegrasi layanan infrastruktur mendukung kegiatan perekonomian dan
1 layanan pemerintahan
dan infrastruktur dasar dasar Load factor
yang berkualitas dan angkutan perkotaan
memadai Meningkatkan pengelolaan sumberdaya
Peningkatan sarana prasarana air
air untuk menjaga ketersediaan air bagi
bersih kota berkelanjutan
kehidupan masyarakat

18
No Sasaran Indikator Sasaran Arah Kebijakan Strategi
Peningkatan pengelolaan dan
pembangunan fasiltas pengolahan Meningkatkan rasio saluran drainase
air limbah perkotaan dan drainase dan trotoar yang berkualitas
lingkungan yang memadai
Mengupayakan pencegahan dan
Peningkatan konservasi Konstruktif
pengendalian banjir secara efektif
(bangunan pengendali) dan
dengan mengintegrasikan kegiatan
Vegetatif (penanaman pohon pada
konservasi, pendayagunaan,sistem
lokasi yang tepat dan dengan jenis
informasi, dan pemberdayaan
tanaman yang sesuai)
masyarakat

Meningkatkan sarana prasarana


perhubungan dan transportasi umum
Peningkatan manajemen yang aman dan memadai
transportasi publik sertameningkatkan sarana dan
prasarana komunikasi dan informasi
yang mudah diakses oleh masyarakat
Rasio tempat Meningkatkan pengelolaan
Meningkatnya pengelolaan pembuangan sampah Peningkatan kualitas pengelolaan persampahan, dengan kebijakan yang
2
sampah (TPS) per satuan persampahan diarahkan pada intensifikasi dan
penduduk ekstensifikasi pengelolaan sampah
Mengembangkan kerangka regulasi
Rasio ruang terbuka Peningkatan upaya pemantauan, dalam penataan ruang dan data spasial
3 Meningkatnya RTH hijau per satuan luas pengawasan dan penertiban dan mewujudkan ruang-ruang publik
wilayah ber HPL/HGB pemanfaatan ruang berkelanjutan untuk memacu dan mendorong aktivitas
dan kreatifitas masyarakat.
Meningkatkan pemanfaatan SDA,
Meningkatnya kelestarian Indeks Kualitas Pengendalian lingkungan hidup dan
4 lingkungan dan energi yang seimbang
lingkungan hidup Lingkungan pencemaran lingkungan
dan berkelanjutan
Tujuan 4 : Kesejahteraan masyarakat semakin membaik

19
No Sasaran Indikator Sasaran Arah Kebijakan Strategi
Meningkat dan mantapnya
Angka Kematian Bayi Meningkatkan pelayanan dan upaya
derajat kesehatan dan Peningkatan kualitas pelayanan
1 (AKB) Angka Kematian kesehatan berbasis pemberdayaan
kualitas pelayanan kesehatan
Ibu (AKI) masyarakat
kesehatan masyarakat
Meningkatnya kualitas dan
Rasio penyerapan Peningkatan dan perluasan Memperluas lapangan pekerjaan melalui
2 produktivitas angkatan
tenaga kerja kesempatan kerja penciptaan wirausaha baru
kerja

Penumbuhan dan Peningkatan


kepedulian peran serta masyarakat
dalam rangka pembudayaan
Mendorong keluarga berencana yang
keluarga melalui pendewasaan usia
kecil, mandiri dan sejahtera
perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga dan
peningkatan kesejahteraan keluarga
Meningkatnya
pengendalian jumlah Pemberdayaan kehidupan
Laju Pertumbuhan
3 pendudukdan perempuan dalam berbagai bidang,
Penduduk
pemberdayaan masyarakat termasuk ekonomi, edukasi atau
& perempuan Mendorong peran perempuan untuk
pendidikan, sosial, komunikasi,
lebih aktif dalam pembangunan
informasi, dan lain sebagainya agar
mereka terbebas dari belenggu
kemiskinan dan keterbelakangan

Meningkatkan kerjasama dalam


Percepatan pengentasan penanggulangan kemiskinan berbasis
kemiskinan pemberdayaan masyarakat dan dunia
usaha

20
No Sasaran Indikator Sasaran Arah Kebijakan Strategi
Pemberdayaan pemuda melalui
dorongan, dukungan, kesempatan ,
Mendorong peran pemuda untuk lebih
pelatihan dan pendampingan,
aktif dalam pembangunan dan dalam
sehingga mempunyai kemampuan
berwirausaha
untuk berjiwa wirausaha, produktif,
dan bertanggung jawab

Peningkatan upaya pembibitan dan


pengembangan prestasi olahraga
Meningkatkan apresiasi terhadap
dengan didukung oleh sarana dan
pelaku/atlet olahraga disertai dengan
prasarana yang memadai,
peningkatan sarana dan prasarana
mengembangkan system
olahraga yang memadai
penghargaan serta meningkatkan
kesejahteraan atlet.

Meningkatkan peran pemerintah Mendorong aparatur dan swadaya


dan masyarakat dalam masyarakat untuk terlibat aktif dalam
pemeliharaan ketertiban umum dan pemeliharaan keamanan dan ketertiban
Meningkatknya keamanan ketentraman masyarakat lingkungan
4 Angka Kriminalitas
dan ketertiban kota
Peningkatan toleransi, komunikasi
intensif diantara umat beragama Melakukan pembinaan keagamaan dan
untuk mewujudkan kerukunan dan kemasyarakatan dengan melibatkan
keharmonisan. pemuka agama dan tokoh masyarakat
Tujuan 5 : Pembangunan manusia seutuhnya dapat terwujud dan daya saingnya meningkat
1 Meningkatnya angka APK (Angka Partisipasi Peningkatan jaminan kualitas Meningkatkan kualitas penyelenggaraan
partisipasi pendidikan Kasar) APM (Angka (quality assurance) pelayanan pendidikan
dasar dan menengah Partisipasi Murni) pendidikan
Meningkatnya RLS
(Rata-rata Lama
Sekolah)

21
No Sasaran Indikator Sasaran Arah Kebijakan Strategi
Meningkatkan akselerasi
Peningkatan layanan pendidikan penyelenggaraan pendidikan di
dasar dan pendidikan anak usia dini kecamatan yang angka partisipasi
pendidikannya masih rendah
Meningkatnya Kecukupan
Rasio murid terhadap Peningkatan kuantitas dan kualitas Menyiapkan formasi dan kompetensi
2 Tenaga Pendidik dan
guru Tenaga Pendidik dan Kependidikan tenaga pendidik dan kependidikan
Kependidikan
Meningkatnya Minat Baca Jumlah kunjungan Peningkatan budaya baca Menguatkan dan mengembangkan
3
Masyarakat perpustakaan masyarakat pendidikan non formal dan informal
Sumber : Draft RPJMD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021

22
2.2.8. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2031

Penataan Ruang Kota Tangerang Selatan bertujuan untuk mewujudkan Kota Tangerang Selatan
sebagai pusat pelayanan pendidikan, perumahan, perdagangan dan jasa, berskala regional dan
nasional yang mandiri, aman, nyaman, asri, produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan serta
berkeadilan dalam mendukung Kota Tangerang Selatan sebagai bagian dari Kawasan Strategis
Nasional Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur (Jabodetabekpunjur).
Berdasarkan Rencana pola ruang dan struktur ruang provinsi banten terdapat beberapa kebijakan
terkait penataan dan perencaan di lokasi kegiatan ini yaitu;

A. Struktur Ruang Kota Tangerang Selatan


Rencana struktur ruang kota Tangerang selatan memeiliki beberapa kebijakan dan strategi terkait
dengan sarana prasarana dan Kawasan permukiman di Tangerang selatan yang terkait dengan
pengentasan permukiman kumuh di kota Tangerang selatan. Adapun kebijakan serta strategi
tersebut yaitu;

a. Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu pusat kegiatan nasional (PKN) di
Indonesia yang menunjang dan mendukung kegiatan secara nasional. Oleh karena itu
untuk mendukung kebijakan tersebut adapun strategi yang diambil berdasarkan RTRW
Kota Tangerang selatan yaitu;

 Mengembangkan infrastruktur dalam rangka mendukung kota sebagai kota satelit dan
gerbang utama Kota Inti Jakarta; dan

 Memperkuat kota agar dapat berfungsi dan berpotensi sebagai pusat kegiatan
perdagangan dan jasa skala regional dan nasional

b. Peningkatan aksesibilitas pusat pelayanan Kota yang terintegrasi dan berhirarki sebagai
pusat pelayanan pendidikan, perumahan, perdagangan dan jasa, berskala regional dan
nasional, yang aman, nyaman, religius, produktif, berdaya saing, serta berkelanjutan
adapun strategi yang diambil berdasarkan RTRW Kota Tangerang selatan yaitu;

 Menetapkan 3 (tiga) PPK yang membawahi 3 (tiga) SPK dan 3 (tiga) PL yang
dihubungkan melalui jaringan jalan berjenjang dengan pola pergerakan merata;
 Mengembangkan fungsi kegiatan yang mendukung kegiatan SPK;
23
 Menyediakan fasilitas yang memadai pada tiap pusat pelayanan sesuai skala
pelayanannya;

c. Pengembangan dan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem infrastruktur


Kota, prasarana dan sarana perkotaan secara terpadu, merata dan berkelanjutan dengan
mengutamakan kelestarian lingkungan hidup. adapun strategi yang diambil berdasarkan
RTRW Kota Tangerang selatan yang terkait dengan penataan Kawasan permukiman
yaitu;

 Menetapkan ruang sepanjang jaringan jalan rel kereta api sebagai RTH;

 Mewajibkan penyediaan sumur resapan dalam setiap kegiatan pembangunan;

 Meningkatkan penyediaan dan persebaran infrastruktur perkotaan ke seluruh


wilayah kota;

 Mengembangkan distribusi jaringan energi dan pelayanan ke seluruh wilayah


kota;

 Meningkatkan jangkauan pelayanan telekomunikasi ke seluruh wilayah Kota


untuk mendukung pengembangan perdagangan dan jasa;

 Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan prasarana sumber daya air ke


seluruh wilayah Kota;

 Mewajibkan penyediaan instalasi pengelolaan limbah khusus pada setiap kegiatan


yang menghasilkan limbah;

 Meningkatkan sistem pengolahan persampahan yang ramah lingkungan;

 Meningkatkan pelayanan prasarana drainase dalam rangka mengatasi


permasalahan banjir dan genangan;

 Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana jalan pejalan kaki pada kawasan
fungsional kota termasuk penyediaan jalur pejalan kaki bagi penyandang cacat;

 Meningkatkan penyediaan jalur evakuasi bencana pada lokasi permukiman padat,


kawasan perdagangan, dan kawasan industri serta menyediakan ruang dan gedung
pemerintah sebagai titik pengumpulan pengungsi; dan

24
 mengembangkan sarana dan prasarana pendukung untuk mengurangi terjadinya
kebakaran.

B. Pola Ruang Kota Tangerang Selatan


a. pengembangan kawasan lindung dengan meningkatkan kualitas kawasan lindung agar
sesuai dengan fungsi perlindungannya sehingga terjaga kelestariannya;
b. pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
c. pengembangan kawasan budi daya dengan meningkatkan produktivitas kawasan namun
tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan;
d. peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara.
Dengan strategi :
a. Pengembangan kawasan lindung dengan meningkatkan kualitas kawasan lindung agar
sesuai dengan fungsi perlindungannya sehingga terjaga kelestariannya;
 Menetapkan kawasan lindung di wilayah kota untuk mendukung RTH kota;
 Meningkatkan dan mengembalikan fungsi kawasan lindung yang telah menurun
akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan
memelihara keseimbangan ekosistem;
 Mempertimbangkan daya tampung dan daya dukung lingkungan hidup dalam
mengarahkan kegiatan pembangunan fisik;
 Meningkatkan jumlah RTH hingga mencapai 30 (tiga puluh) persen pada akhir tahun
perencanaan.
b. Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
 Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung
menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup
tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;
 Mengarahkan orientasi pembangunan sepanjang sungai dengan menjadikan sungai
sebagai bagian dari latar depan;
 Mendorong terselenggaranya pembangunan kawasan yang dapat menjamin tetap
berlangsungnya konservasi air dan tanah, menjamin tersedianya air tanah dan air
permukaan, serta menanggulangi banjir dengan mempertimbangkan daya dukung
lingkungan yang berkelanjutan dalam pengelolaan kawasan.

25
c. Pengembangan kawasan budi daya dengan meningkatkan produktivitas kawasan namun
tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.
 Mengembangkan kegiatan budi daya unggulan beserta prasarana secara sinergis dan
berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian;
 Mengurangi dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak menurunkan kualitas
lingkungan hidup dan efisiensi kawasan;
 Mengembangkan fungsi-fungsi perkotaan dengan tetap memperhatikan penyediaan
RTH melalui pengaturan intensitas ruang;
 Mengembangkan kawasan perumahan berdasarkan tingkat hunian padat dan sedang
disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan kawasan dan didukung dengan akses
yang baik.
d. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara:
 Mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan;
 Mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan sekitar kawasan untuk
menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;
 Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun di
sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga;
 Turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.

26
27

Anda mungkin juga menyukai