TINJAUAN KEBIJAKAN
Isu strategis terkait dengan pembangunan dan pengembangan permukiman perkotaan di Kota
Tangerang Selatan dalam beberapa dokumen disusun adalah sebagai berikut;
7
2.2.2. RTRW Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2031
Dalam RTRW Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2031 isu strategis yang perlu
dipertimbangkan meliputi :
a. Munculnya wacana pembentukan megapolitan area;
b. Rencana pembangunan jaringan jalan tol;
c. Pengelolaan DAS Cisadane;
d. Pemadu serasian RTRW Kota Tangerang Selatan dengan RTRW wilayah sekitarnya;
e. Perubahan dan alih fungsi lahan;
f. Peningkatan jumlah penduduk;
g. Peningkatan infrastruktur;
h. Transportasi wilayah;
i. Penggunaan lahan
2.2.3. Draft RPJMD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021
Isu strategis pembangunan jangka menengah Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 – 2021
adalah sebagai berikut :
a. Tata kelola pemerintah;
b. Pertumbuhan penduduk;
c. Sarana dan prasarana wilayah;
d. Kualitas sumber daya manusia;
e. Perekonomian daerah;
f. Kemiskinan dan kesejahteraan sosial;
8
Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal.
Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan
dan lingkungan.
Pengendalian frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan.
Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman dan bangunan bersejarah.
c. Isu Strategis Pengembangan SPAM
Peningkatan Akses Aman Air Minum
Pengembangan Pendanaan
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan
Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum
Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat
Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis
Penerapan Inovasi Teknologi.
d. Isu Strategis Penyehatan Lingkungan Permukiman
Air Limbah
o Akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah permukiman. 6,1%
masyarakat belum memiliki akses terhadap jamban dan masih melakukan BABS.
o Peran Masyarakat Bagi masyarakat yang sudah sadar dan mampu secara finansial
untuk penanganan limbah cair tidak mengalami kesulitan, artinya secara teknis
dan kebutuhan sarana prasarana dapat secara langsung disediakan oleh si
pemrakarsa. Bagi masyarakat yang belum sadar dan mayoritas tidak mampu
(secara finansial) sangat sulit untuk penanganan limbah cair di lingkungannya hal
ini keterbatasan akan kesadaran dan biaya yang harus dikeluarkan.
o Peraturan Perundangan Sudah ada regulasi tentang pengelolaan limbah cair di
Kota Tangerang Selatan.
o Kelembagaan Instansi Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang menangani dan
terkait dalam pengelolaan limbah cair adalah Badan Lingkungan Hidup Kota
Tangerang Selatan. Pendanaan Sumber pendanaan besar berasal dari APBD dan
9
APBN, ke depan akan ditekankan dari dana Pemerintah Pusat disamping dana-
dana (APBN/APBD/PDAM/swasta/pinjaman luar negeri/DAK).
Persampahan
o Kapasitas Pengelolaan Sampah Kapasitas pengelolaan sampah erat kaitannya
dengan: Makin besarnya timbulan sampah berupa peningkatan laju timbulan
sampah perkotaan antara 2-4% per tahun. Dengan bertambahnya penduduk,
pertumbuhan industri dan peningkatan konsumsi masyarakat dibarengi
peningkatan laju timbulan sampah.
o Rendahnya kualitas pengelolaan persampahan terutama pengelolaan TPA memicu
berbagai protes masyarakat. Di sisi lain rendahnya tingkat pengelolaan sampah
mengakibatkan masyarakat yang tidak mendapat layanan membuang sampah
sembarangan atau membakar sampah di tempat terbuka.
o Keterbatasan lahan TPA merupakan masalah terutama di kota-kota besar dan kota
metropolitan. Fenomena keterbatasan lahan TPA memunculkan kebutuhan
pengelolaan TPA Regional namun banyak terkendala dengan banyak faktor
kepentingan dan rigiditas otonomi daerah.
o Masih terjadinya fungsi ganda lembaga pengelola sampah sebagai regulator
sekaligus operator pengelolaan serta belum memadainya SDM (secara kualitas
dan kuantitas) menjadi masalah dalam pelayanan persampahan.
o Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi pendanaan
dari pemerintah daerah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas
penanganan pengelolaan sampah. Selain itu adalah rendahnya dana penarikan
retribusi pelayanan sampah sehingga biaya pengelolaan sampah menjadi beban
APBD. Permasalahan pendanaan secara keseluruhan berdampak pada buruknya
kualitas penanganan sampah.
Pengembangan Drainase
o Kota Tangerang Selatan memiliki beberapa lokasi yang rawan terkena bencana
banjir. Kondisi ini di akibatkan selain tingginya curah hujan di Kota Tangerang
Selatan, juga didukung oleh saluran drainase yang buruk, sehingga beban air yang
tertampung tidak langsung mengalir ke badan air melainkan tertahan atau
tergenang. Bagi daerah yang relatif sangat padat bangunan sehingga mengurangi
10
luasan air untuk meresap, perlu dibuatkan aturan untuk menyiapkan penampungan
air sementara untuk menghindari aliran puncak. Penampunganpenampungan
tersebut dapat dilakukan dengan membuat sumur-sumur resapan, kolam-kolam
retensi di Halaman | II - 6 atap-atap gedung, didasar-dasar bangunan, waduk,
lapangan, yang selanjutnya di atas untuk dialirkan secara bertahap.
o Penanganan drainase dengan sasaran individu/kelompok/institusi dari berbagai
stakeholder yang terlibat langsung maupun tak langsung dalam penyelenggaraan
Drainase yaitu Insititusi pengelola sistim dan jaringan drainase (Dinas Bina
Marga dan SDA Kota Tangerang Selatan dan di kawasan tertentu oleh swasta
(developer).
o Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan drainase lingkungan di
Kota Tangerang Selatan secara keseluruhan belum maksimal, hal ini terlihat dari
prilaku masyarakat terhadap pemeliharaan sarana drainase lingkungan. Sehingga
perangkat Kelurahan/Desa/lingkungan diharapkan secara aktif dapat menggiatkan
masyarakat dalam melakukan gotong-royong di wilayah masing-masing termasuk
membersihkan drainase dari sampahsampah dan sedimen penyebab penyumbatan
saluran.
o Keterbatasan dana sehingga berpengaruh terhadap operasional pemeliharaan
prasarana dalam hal ini sungai dan drainase tidak berjalan maksimal. Dana yang
sangat terbatas harus dibagi untuk pembangunan saluran baru atau sudetan,
normalisasi saluran/sungai, revitalisasi saluran/sungai, pemeliharaan dan
pengawasan.
Dalam dokumen RP2KP Kota Tangerang Selatan ada lima aspek yang dilihat sebagai isu
strategis pembangunan dan pegembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan, yaitu
permukiman, air bersih/minum, sanitasi/air limbah, persampahan dan drainase.
11
No ASPEK ISU STRATEGIS
Keterbatasan lahan untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur
pendukungnya
1 Permukiman
Enclave permukiman/lingkungan kumuh diantara perumahan formal;
Pembangunan kawasan permukiman mengarah ke vertikal.
Peningkatan Akses Aman Air Minum
Pengembangan Pendanaan
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
12
No ASPEK ISU STRATEGIS
Hidup Kota Tangerang Selatan.
Pendanaan
Sumber pendanaan besar berasal dari DAU/APBD dan APBN, ke
depan akan ditekankan dari dana Pemerintah Pusat disamping dana-
dana (APBN/APBD/PDAM/swasta/pinjaman luar negeri/DAK).
Kota tangerang Selatan saat ini belum memiliki lokasi TPST
Tingkat pengelolaan yang ada di pemerintah sendiri kurang maksimal,
karena tanggung jawab pengelolaan persampahan dengan luas wilayah
Kota yang besar hanya dilayani setingkat UPT.
Jumlah personil/SDM pengelola sampah masih kurang dibandingkan
4 Persampahan jumlah penduduk yang harus dilayani
Masih terbatasnya sarana dan prasarana persampahan yang
mengakibatkan terbatasnya pelayanan;
Masih terbatasnya dana untuk pengelolaan sampah;
Tingkat kesadaran masyarakat dalam pengelolaan persampahan masih
rendah
Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase
Kota Tangerang Selatan memiliki beberapa lokasi yang rawan terkena
bencana banjir. Kondisi ini di akibatkan selain tingginya curah hujan
di Kota Tangerang Selatan, juga didukung oleh saluran drainase yang
buruk, sehingga beban air yang tertampung tidak langsung mengalir
ke badan air melainkan tertahan atau tergenang.
Pengendalian debit puncak
Bagi daerah yang relatif sangat padat bangunan sehingga mengurangi
5 Drainase luasan air untuk meresap, perlu dibuatkan aturan untuk menyiapkan
penampungan air sementara untuk menghindari aliran puncak.
Penampunganpenampungan tersebut dapat dilakukan dengan
membuat sumur-sumur resapan, kolam-kolam retensi di atap-atap
gedung, didasar-dasar bangunan, waduk, lapangan, yang selanjutnya
di atas untuk dialirkan secara bertahap.
Kelengkapan perangkat peraturan
Penanganan drainase dengan sasaran individu/kelompok/institusi dari
berbagai stakeholder yang terlibat langsung maupun tak langsung
13
No ASPEK ISU STRATEGIS
dalam penyelenggaraan Drainase yaitu Insititusi pengelola sistim dan
jaringan drainase (Dinas Bina Marga dan SDA Kota Tangerang
Selatan dan di kawasan tertentu oleh swasta (developer).
Peranserta masyarakat dan dunia Usaha
Peran serta masyarakat dan gender dalam pengelolaan drainase
lingkungan di Kota Tangerang Selatan secara keseluruhan belum
maksimal, hal ini terlihat dari prilaku masyarakat terhadap
pemeliharaan sarana drainase lingkungan. Sehingga perangkat
Kelurahan/Desa/lingkungan diharapkan secara aktif dapat
menggiatkan masyarakat dalam melakukan gotong-royong di wilayah
masing-masing termasuk membersihkan drainase dari sampah-sampah
dan sedimen penyebab penyumbatan saluran.
Kemampuan Pembiayaan
Keterbatasan dana sehingga berpengaruh terhadap operasional
pemeliharaan prasarana dalam hal ini sungai dan drainase tidak
berjalan maksimal. Dana yang sangat terbatas harus dibagi untuk
pembangunan saluran baru atau sudetan, normalisasi saluran/sungai,
revitalisasi saluran/sungai, pemeliharaan dan pengawasan.
Sumber: RP2KP Kota Tangerang Selatan Tahun 2005-2025
Untuk mewujudkan visi jangka panjang Kota Tangerang Selatan akan dicapai melalui 4
(empat) misi pembangunan jangka panjang Kota Tangerang Selatan yakni :
14
1. Membangun Sumber Daya Manusia yang produktif melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan kesehatan serta penguasaan IPTEK yang dilandasi oleh nilai – nilai
keagamaan, hukum dan sosial budaya;
2. Meningkatkan perekonomian berbasis perdagangan dan jasa yang berdaya saing,
berkeadilan serta berwawasan lingkungan;
3. Menyediakan sarana dan prasarana kota dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk
mengimbangi pertumbuhan pembangunan kota;
4. Mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik, bersih, profesional, transparan dan
bertanggung jawab.
Adapun arahan dalam tahapan RPJPD Kota Tangerang Selatan untuk jangka waktu 2016-
2020 (sesuai periode jabatan Walikota dan Wakil Walikota, perlu disesuaikan menjadi 2016-
2021) yang merupakan rencana pembangunan jangka menengah ke-2 ini diprioritaskan pada
upaya peningkatan pencapaian hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai pada tahapan lima
tahunan pertama.Selanjutnya prioritas pembangunan pada tahap pembangunan lima tahunan ke-2
(2016-2020) adalah:
1. Peningkatan penyelenggaraaan Tata Pemerintahan yang Baik dan Bersih Peningkatan
kualitas penyelenggaraan pemerintahan tetap dilakukan melalui peningkatan akses
pelayanan publik, kapasitas keuangan daerah, ketaatan hukum, kehidupan demokrasi,
ketentraman dan ketertiban umum, peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah
lainnya, pengembangan IT dalam penyelenggaraan pemerintahan.
2. Pengendalian pertumbuhan penduduk kota Pengendalian jumlah penduduk kota tetap
dilakukan dengan peningkatan program Keluarga Berencana, pengendalian arus migrasi
kota serta kegiatan lainnya sebagai upaya guna percepatan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
3. Pemeliharaan dan Peningkatan penyediaan Prasarana dan Sarana Kota Dalam
pembangunan prasarana dan sarana dasar kota diarahkan pada pemeliharaan atas sarana
prasarana yang sudah baik serta tetap dilakukan peningkatan atas sarana dan prasarana
kota yang masih kurang terutama sampah, drainase kota, infrastuktur jalan, air bersih,
revitalisasi kawasan kumuh serta sinkronisasi Rencana Tata Ruang Wilayah.
Penanganannya dilakukan dengan pelibatan masyarakat/swasta dalam penyediaan sarana
prasarana kota.
15
4. Pembangunan Kualitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia Pembangunan kualitas
dan kompetensi SDM dilakukan dengan peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM),
Angka Partisipasi Kasar (APK), dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), penghapusan buta
aksara, peningkatan akses layanan kesehatan bermutu, peningkatan pemberdayaan
perempuan, perlindungan anak, kepemudaan dan olah raga, serta pembinaan penyandang
masalah kesejahteraan sosial.
Upaya perwujudan visi pembangunan jangka menengah tersebut akan dicapai melalui 5
(lima) misi pembangunan jangka menengah Tangerang Selatan Tahun 2016-2021 sebagai berikut
:
16
Tabel 2. 2 Penjelasan Korelasi Isu Strategis dengan Visi
17
No Sasaran Indikator Sasaran Arah Kebijakan Strategi
Peningkatan peran industri mikro,
kecil, menengah dan koperasi, Mengembangkan dan mengaktifkan
sentra industri potensial dan UMKM, koperasi dan lembaga keuangan
industri kreatif yang berwawasan lainnya
lingkungan
Meningkatkan aktivitas usaha yang
Peningkatan produktivitas sektor– berdaya saing di bidang perdagangan,
sektor unggulan daerah jasa, pariwisata dan ekonomi kreatif
berbasis potensi lokal
Meningkatnya pendapatan Pendapatan per kapita Mengembangkan sarana prasarana
2
masyarakat (juta rupiah) Pengembangan Kota Tangerang utama dan pendukung bagi
Selatan sebagai Kota MICE pengembangan MICE yang dapat secara
(Meetings, Incentives, Conventions, signifikan menjadi factor penarik
Exhibitions) wisatawan serta trigger bangkitan
ekonomi lainnya
Tujuan 3: Aksesibilitas orang, barang dan jasa semakin lancar, kualitas prasarana dan sarana wilayah semakin mantap dan sesuai
peruntukannya. Transportasi memadai, pemanfaatan ruang terkendali, ramah lingkungan dan menjadi sebuah kota yang tertata dan
berkelanjutan
Meningkatkan infrastruktur jalan dan
jembatan dengan kapasitas dan kualitas
Peningkatan kepuasan masyarakat
Meningkatnya untuk aksesibilitas pergerakan kegiatan
terhadap pelayanan infrastruktur
ketersediaan transportasi Indeks kepuasan antar wilayah dan energi guna
dasar
publik yang terintegrasi layanan infrastruktur mendukung kegiatan perekonomian dan
1 layanan pemerintahan
dan infrastruktur dasar dasar Load factor
yang berkualitas dan angkutan perkotaan
memadai Meningkatkan pengelolaan sumberdaya
Peningkatan sarana prasarana air
air untuk menjaga ketersediaan air bagi
bersih kota berkelanjutan
kehidupan masyarakat
18
No Sasaran Indikator Sasaran Arah Kebijakan Strategi
Peningkatan pengelolaan dan
pembangunan fasiltas pengolahan Meningkatkan rasio saluran drainase
air limbah perkotaan dan drainase dan trotoar yang berkualitas
lingkungan yang memadai
Mengupayakan pencegahan dan
Peningkatan konservasi Konstruktif
pengendalian banjir secara efektif
(bangunan pengendali) dan
dengan mengintegrasikan kegiatan
Vegetatif (penanaman pohon pada
konservasi, pendayagunaan,sistem
lokasi yang tepat dan dengan jenis
informasi, dan pemberdayaan
tanaman yang sesuai)
masyarakat
19
No Sasaran Indikator Sasaran Arah Kebijakan Strategi
Meningkat dan mantapnya
Angka Kematian Bayi Meningkatkan pelayanan dan upaya
derajat kesehatan dan Peningkatan kualitas pelayanan
1 (AKB) Angka Kematian kesehatan berbasis pemberdayaan
kualitas pelayanan kesehatan
Ibu (AKI) masyarakat
kesehatan masyarakat
Meningkatnya kualitas dan
Rasio penyerapan Peningkatan dan perluasan Memperluas lapangan pekerjaan melalui
2 produktivitas angkatan
tenaga kerja kesempatan kerja penciptaan wirausaha baru
kerja
20
No Sasaran Indikator Sasaran Arah Kebijakan Strategi
Pemberdayaan pemuda melalui
dorongan, dukungan, kesempatan ,
Mendorong peran pemuda untuk lebih
pelatihan dan pendampingan,
aktif dalam pembangunan dan dalam
sehingga mempunyai kemampuan
berwirausaha
untuk berjiwa wirausaha, produktif,
dan bertanggung jawab
21
No Sasaran Indikator Sasaran Arah Kebijakan Strategi
Meningkatkan akselerasi
Peningkatan layanan pendidikan penyelenggaraan pendidikan di
dasar dan pendidikan anak usia dini kecamatan yang angka partisipasi
pendidikannya masih rendah
Meningkatnya Kecukupan
Rasio murid terhadap Peningkatan kuantitas dan kualitas Menyiapkan formasi dan kompetensi
2 Tenaga Pendidik dan
guru Tenaga Pendidik dan Kependidikan tenaga pendidik dan kependidikan
Kependidikan
Meningkatnya Minat Baca Jumlah kunjungan Peningkatan budaya baca Menguatkan dan mengembangkan
3
Masyarakat perpustakaan masyarakat pendidikan non formal dan informal
Sumber : Draft RPJMD Kota Tangerang Selatan Tahun 2016-2021
22
2.2.8. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2031
Penataan Ruang Kota Tangerang Selatan bertujuan untuk mewujudkan Kota Tangerang Selatan
sebagai pusat pelayanan pendidikan, perumahan, perdagangan dan jasa, berskala regional dan
nasional yang mandiri, aman, nyaman, asri, produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan serta
berkeadilan dalam mendukung Kota Tangerang Selatan sebagai bagian dari Kawasan Strategis
Nasional Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur (Jabodetabekpunjur).
Berdasarkan Rencana pola ruang dan struktur ruang provinsi banten terdapat beberapa kebijakan
terkait penataan dan perencaan di lokasi kegiatan ini yaitu;
a. Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu pusat kegiatan nasional (PKN) di
Indonesia yang menunjang dan mendukung kegiatan secara nasional. Oleh karena itu
untuk mendukung kebijakan tersebut adapun strategi yang diambil berdasarkan RTRW
Kota Tangerang selatan yaitu;
Mengembangkan infrastruktur dalam rangka mendukung kota sebagai kota satelit dan
gerbang utama Kota Inti Jakarta; dan
Memperkuat kota agar dapat berfungsi dan berpotensi sebagai pusat kegiatan
perdagangan dan jasa skala regional dan nasional
b. Peningkatan aksesibilitas pusat pelayanan Kota yang terintegrasi dan berhirarki sebagai
pusat pelayanan pendidikan, perumahan, perdagangan dan jasa, berskala regional dan
nasional, yang aman, nyaman, religius, produktif, berdaya saing, serta berkelanjutan
adapun strategi yang diambil berdasarkan RTRW Kota Tangerang selatan yaitu;
Menetapkan 3 (tiga) PPK yang membawahi 3 (tiga) SPK dan 3 (tiga) PL yang
dihubungkan melalui jaringan jalan berjenjang dengan pola pergerakan merata;
Mengembangkan fungsi kegiatan yang mendukung kegiatan SPK;
23
Menyediakan fasilitas yang memadai pada tiap pusat pelayanan sesuai skala
pelayanannya;
Menetapkan ruang sepanjang jaringan jalan rel kereta api sebagai RTH;
Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana jalan pejalan kaki pada kawasan
fungsional kota termasuk penyediaan jalur pejalan kaki bagi penyandang cacat;
24
mengembangkan sarana dan prasarana pendukung untuk mengurangi terjadinya
kebakaran.
25
c. Pengembangan kawasan budi daya dengan meningkatkan produktivitas kawasan namun
tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Mengembangkan kegiatan budi daya unggulan beserta prasarana secara sinergis dan
berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian;
Mengurangi dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak menurunkan kualitas
lingkungan hidup dan efisiensi kawasan;
Mengembangkan fungsi-fungsi perkotaan dengan tetap memperhatikan penyediaan
RTH melalui pengaturan intensitas ruang;
Mengembangkan kawasan perumahan berdasarkan tingkat hunian padat dan sedang
disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan kawasan dan didukung dengan akses
yang baik.
d. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara:
Mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan;
Mengembangkan budi daya secara selektif di dalam dan sekitar kawasan untuk
menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;
Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun di
sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga;
Turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.
26
27