Anda di halaman 1dari 7

DED LANDASAN KONTAINER

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau sengaja dibuang yang
berasal dan hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai
ekonomis. Pada dasamya sampah sering kali dijumpai di semua tempat di
perkotaan, baik itu sampah yang bersumber dari Rumah Tangga, Pertanian,
Perkantoran, Perusahaan, Rumah Sakit, Pasar, dll. Sampah dapat menimbulkan
berbagai dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan. Besamya timbunan
sampah yang tidak dapat ditangani akan menyebabkan berbagai permasalahan
baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota.

Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya


adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan
pemafasan, sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya
banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang
timbunan sampah yang dibuang ke sungai. Pengumpulan sampah pada Iokasi
timbunan sampah merupakan hal selanjutnya yang perlu ditangani.

Permasalahan pada kegiatan pengumpulan sampah seperti banyaknya timbunan


sampah yang terkumpul tapi tidak tertangani (diangkut dan ditanam) sehingga
pada saat sampah tersebut menjadi terdekomposisi dan menimbulkan bau yang
akan mengganggu pernafasan dan mengundang lalat yang merupakan
pembawa dari berbagai jenis penyakit. Pengelolaan sampah sementara ini
dipandang hanya sebagai tanggung jawab pemerintah.
Peningkatan jumlah penduduk di wilayah perkotaan sebagai dampak dari
pembangunan wilayah, industrialisasi, urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi

CV HERITAGE KARYA KONSULTAN 1


DED LANDASAN KONTAINER

kerap memicu permasalahan pembangunan. Salah satu permasalahan


pembangunan yang juga menjadi masalah global adalah peningkatan produksi
sampah. Peningkatan produksi sampah tersebut berasal dari kegiatan yang
bersumber dari perumahan, industri, perdagangan dan jasa, fasilitas kesehatan,
pasar maupun fasilitas umum.

Masalah sampah dapat menimbulkan dampak terhadap aspek sosial, ekonomi,


kesehatan dan lingkungan bahkan menimbulkan efek rumah kaca yang menjadi
penyebab perubahan iklim. Kondisi ini semakin diperburuk dengan
ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan sarana dan prasarana
pengelolaan lingkungan, rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat,
keterlibatan peran swasta, masalah SDM, anggaran dan kesesuaian regulasi.

Untuk mengatasi dampak yang lebih luas, dibutuhkan pengelolaan sampah yang
sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan baik dalam pengurangan
maupun penanganan sampah sebagaimana diatur dalam Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Dalam peraturan tersebut
penanggungjawab pengelolaan sampah tidak saja dibebankan kepada
pemerintah namun juga sumber sampah baik rumah tangga, masyarakat
maupun swasta.

Faktanya tanggung jawab pengelolaan sampah kerap dibebankan kepada


pemerintah maupun pemerintah daerah sebagai konsekuensi dari pembebanan
retribusi terhadap jasa layanan persampahan yang dilakukan oleh pemerintah
kepada masyarakat. Keterbatasan kemampuan pemerintah dan rendahnya
kesadaran dan partisipasi masyarakat, masalah koordinasi, mengakibatkan
persoalan pengelolaan sampah belum dapat dituntaskan. Oleh karena
manajemen pengelolaan sampah yang efisien dan efektif sangat dibutuhkan

CV HERITAGE KARYA KONSULTAN 2


DED LANDASAN KONTAINER

untuk mencegah timbulnya dampak yang lebih besar baik terhadap aspek sosial,
lingkungan, kesehatan dan aspek lainnya,

Pekanbaru merupakan salah satu kota yang menghadapi masalah pengelolaan


sampah sehingga penanganan sampah belum optimal dilakukan. Pada tahun
2020, produksi sampah kota setiap harinya mencapai kurang lebih 1.052,16 ton
atau setara dengan 384.039 ton pertahun namun sampah yang sampai ke TPA
selama lima tahun terakhir ratarata belum mencapai setengahnya ( 46,72%) (BPS,
2020). Kondisi ini juga didukung oleh hasil Riset Kesehatan Dasar Provinsi Riau
Tahun 2018 yang menemukan hanya 25 % sampah yang terangkut sementara itu
proporsi terbesar (64%) dibakar atau dibuang ke kali/selokan (4%) dan bahkan
dibuang sembarangan.

Untuk mengatasi permasalahan sampah, Dinas Lingkungan Hidup dan


Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) teknis yang bertanggungjawab terhadap urusan kebersihan dan
lingkungan hidup melakukan pengelolaan sampah bekerjasama dengan dua
pihak swasta. Namun permasalahan pengelolaan sampah setiap tahun kerap
menjadi sorotan publik bahkan masuk ke ranah hukum.

Salah satu upaya untuk mengurangi timbulan sampah dengan mengoptimalkan


peran TPS yaitu sebagai tempat pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan,
pemilahan, serta pengomposan sampah (SNI 19-2454-2002). TPS memainkan
peran penting dalam sistem pengelolaan sampah sebagai penghubung antara
pengumpulan sampah di sumber dengan TPA. TPS di Kota Pekanbaru masih
banyak berupa bangunan terbuka sehingga masyarakat disekitar TPS terganggu
dengan bau yang ditimbulkan. Jika dilihat dari segi estetika, terdapat sampah
yang berserakan disekitar TPS dan juga bangunan TPS yang mulai rusak.

CV HERITAGE KARYA KONSULTAN 3


DED LANDASAN KONTAINER

Faktor yang menghambat terwujudnya pengurangan timbulan di Tempat


Penampungan Sampah Sementara adalah jumlah armada pengangkut sampah di
Kota Pekanbaru pada umumnya tidak sebanding dengan jumlah timbulan
sampah yang dihasilkan sangat memungkinkan adanya timbulan sampah yang
bermalam sehingga timbulan sampah tadi menjadi berlipat ganda menyebabkan
wadah container yang disediakan 6 m3 tidak mencukupi sehingga seringkali
sampahnya keluar berceceran dari container. Ceceran sampah yang ada disekitar
Tempat Penampungan Sampah Sementara juga disebabkan oleh kapasitas dan
bentuk Tempat Penampungan Sampah Sementara yang belum sesuai dengan
standar, seperti misalnya pada Tempat Penampungan Sampah Sementara BIN
atau Tempat Penampungan Sampah Sementara bak terbuka yang tidak
dilengkapi dengan penutup akan beresiko mencemari lingkungan akibat air
hujan yang masuk ke sampah dapat menghasilkan lindi. Proses pengangkutan
yang sulit dan membutuhkan waktu yang lama serta sempitnya lahan TPS dapat
menggangu fungsi publik lainnya yaitu trotoar untuk pejalan kaki.

Penyusunan DED landasan container dalam penanganan infrastruktur


permukiman merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dalam
penyelenggaraan infrastruktur. Justifikasi teknis yang mendukung penyusunan
DED landasan container seperti halnya letak geografis, geologi Teknik, tipologi
tanah, kelerengan, curah hujan dan asumsi teknis lainnya sangat berperan
dalam melakukan kajian penyusunan DED ini. Analisa harga satuan dan
metode dalam pelaksanaan konstruksi memiliki keterkaitan yang erat, karena
desain kawasan dan metode pekerjaan yang akan dilaksanakan akan
berpengaruh langsung terhadap biaya pekerjaan konstruksi. Oleh karena itu,
dibutuhkan perencanaan (DED) landasan container tempat penampungan
sementara sampah yang baik untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan
oleh sampah itu sendiri. Perencanaan tersebut mengacu pada SNI 19-2454-2002
dan Materi Bidang Sampah 1 Diseminasi dan Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP

CV HERITAGE KARYA KONSULTAN 4


DED LANDASAN KONTAINER

Kementrian PU tahun 2013. Perencanaan ini dilakukan agar mampu menunjang


program pemerintah Kota Pekanbaru khususnya pengelolaan disektor
pengelolaan sampah.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud DED landasan container tempat penampungan sementara Kota Pekanbaru yaitu
untuk mengetahui bagaimana prototipe landasan container TPS yang memenuhi standar
kriteria SNI 19-2454-2002 dan Kementrian PU tahun 2013 untuk proyeksi 10 tahun
mendatang dan berapa anggaran biaya yang dibutuhkan untuk penyediaan fasilitas
landasan container TPS.

Tujuan dari DED landasan container tempat penampungan sementara Kota Pekanbaru
adalah :

1. Untuk mengkaji kondisi pelayanan landasan container TPS eksisting di Kota


Pekanbaru
2. Merencanakan prototipe landasan container TPS yang memenuhi kriteria SNI 19-
2454-2002 dan Kementrian PU tahun 2013 untuk 10 tahun mendatang.
3. Memperkirakan rencana anggaran biaya yang dibutuhkan untuk penyediaan
fasilitas landasan container TPS.

1.3 SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah terlaksananya penyusunan DED Landasan
Kontainer Kota Pekanbaru.

1.4 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup dari kegiatan ini adalah :
1. Persiapan perencanaan termasuk survei
2. Perencanaan detail desain
3. Pembuatan gambar-gambar desain

CV HERITAGE KARYA KONSULTAN 5


DED LANDASAN KONTAINER

4. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

1.5 SISTEMATIKA LAPORAN


Sitematika laporan disusun sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran kegiatan, ruang


lingkup dan sistematika laporan dari kegiatan ini.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KOTA PEKANBARU

Menjelaskan mengenai gambaran kondisi fisik Kota Pekanbaru yang


meliputi: letak dan topografi, hidrologi, klimatologi, tata guna lahan,
geologi dan jenis tanah, serta menjelaskan kondisi sosial budaya
masyarakat, kondisi eksisting pengelolaan persampahan di Kota
Pekanbaru.

BAB 3 METODOLOGI DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS

Menguraikan tentang tahapan-tahapan dalam perencanaan DED


Landasan Kontainer serta menjelaskan kriteria teknis dan formula-
formula yang akan digunakan dalam mendesain sebagai acuan dalam
menyelesaikan kegiatan ini.

BAB 4 RANCANGAN UMUM

Berisi periode desain perencanaan, proyeksi jumlah penduduk dan


timbulan sampah, dan jumlah sampah yang masuk, ketersediaan dan
kebutuhan lahan.

BAB 5 RENCANA DETAIL

CV HERITAGE KARYA KONSULTAN 6


DED LANDASAN KONTAINER

Berisi penjelasan detail tentang elemen-elemen dari landasan kontainer


yang direncanakan, fasilitas umum dan fasilitas penunjang lainnya.

BAB 6 RENCANA ANGGARAN BIAYA

Menguraikan tentang perencanaan biaya yang akan dinvestasikan


dalam pembangunan landasan kontainer yang direncanakan.

BAB 7 PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari pekerjaan DED yang


telah direncanakan.

CV HERITAGE KARYA KONSULTAN 7

Anda mungkin juga menyukai