Anda di halaman 1dari 6

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah

Kabupaten Bandung | Tahun 2017 - 2037 

BAB - 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dewasa ini kita sering kali dihadapkan pada berbagai permasalahan seputar lingkungan hidup yang
secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi dan berimplikasi terhadap pola dan corak
kehidupan masyarakat di Indonesia. Salah satu permasalahan lingkungan hidup yang acap kali menjadi
sorotan masyarakat saat ini dalam hal pengelolaan sampah. Paradigma yang terealisir saat ini terkait
pengelolaan sampah masih sebatas pada penanganan yang konvensional yaitu sampah ditaruh ditempat
terbuka untuk dibiarkan membusuk dengan sendirinya atau dengan pola angkut-kumpul-buang.
Permasalahan sampah masih tidak kunjung selesai, sampah masih menjadi sumber polusi udara karena
baunya, menjadi polusi air yang dikarenakan penanganan air lindinya (leachate) kurang bagus sehingga
meresap ke dalam tanah pada berbagai tempat yang tidak seharusnya, menjadi penyebab terjadinya
wabah penyakit dan serta menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir. Sumber, jenis dan komposisi
sampah yang ditimbulkan dipengaruhi oleh tingkat budaya masyarakat dan kondisi alamnya. Semakin
maju tingkat ekonomi dan kebudayaan masyarakat maka semakin kompleks pula pengelolaan sampah
yang harus dilakukan. Perilaku dan kesadaran masyarakat serta keterbatasan pelayanan pembuangan
sampah membuat sebagian toko, bengkel, rumah tangga, hotel, perkantoran dan sumber sampah lainnya
melakukan pembuangan sampah pada tempat-tempat yang tidak semestinya seperti sungai, laut, lahan-
lahan kosong, di pinggir jalan dan sebagainya. Kondisi ini membuat kondisi yang tidak nyaman dan sehat.
Inilah salah satu bentuk masalah yang ditimbulkan apabila penanganannya terlambat dan tidak sistematis
dalam pengelolaan sampah.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah telah jelas mengamanatkan
kepada pemerintah beserta pihak-pihak terkait lainnya untuk proaktif dan lebih responsif terhadap
permasalahan pengelolaan sampah dengan kebijakan-kebijakan yang strategis dan partisipatif bagi
masyarakat. Proses penanganan sampah dimulai dari proses pengumpulan sampai dengan pengelolaan
sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) secara umum memerlukan waktu yang berbeda sehingga
diperlukan ruang untuk menampung sampah pada masing-masing proses tersebut. Selain itu ketentuan
penerapan pengurangan dan pemanfaatan sampah melalui program 3R serta tuntuntan untuk
permukiman yang bersih dan sehat dan target akses universal dimana 100% akses untuk sektor
persampahan di Indonesia harus tercapai pada akhir tahun 2019. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81

Laporan Akhir | Bab 1 - 1


Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah
Kabupaten Bandung | Tahun 2017 - 2037 

Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
serta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana
dan Sarana Persampahan mengemukakan bahwa setiap kabupaten/kota wajib untuk memiliki Rencana
Induk Persampahan, yang berlaku untuk minimal 20 (dua puluh) tahun untuk Kota besar dan metropolitan.
Di Kabupaten Bandung, persoalan yang kompleks dalam pengelolaan sampah disebabkan karena tidak
ada intervensi dari pengambil kebijakan setempat. Saat ini operasional pengelolaan sampah di Kabupaten
Bandung masih belum optimal. Hal ini ditandai dengan belum meratanya sarana tempat pembuangan
sampah yang disediakan pemerintah, kurangnya penyuluhan kepada masyarakat serta belum adanya
peraturan daerah berupa regulasi yang mengatur tentang pengelolaan sampah. Hal ini tentunya dapat
memperburuk kondisi lingkungan di Kabupaten Bandung. Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut diatas
diperlukan suatu kajian pengelolaan sampah kota yang optimal sehingga diharapkan kegiatan
pengelolaan sampah yang dilakukan secara komprehensif dapat diaplikasikan menjadi lebih efektif dan
efisien dalam jangka waktu yang panjang baik aspek teknis maupun manajemen. Perwujudan Kabupaten
Bandung yang bersih, indah dan sehat menjadi sasaran yang akan dicapai di masa mendatang.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dilaksanakannya penyusunan Rencana Induk Persampahan Kabupaten Bandung ini adalah
untuk meningkatkan kinerja sistem penanganan sampah jangka panjang yang dapat dilakukan secara
programatik dan terstruktur, sehingga tercapai pemenuhan dokumen yang diakui oleh Pemerintah
Kabupaten sebagai panduan pemrograman dan penganggaran sektor persampahannya secara tepat dan
kuantitatif.
Sedangkan tujuannya adalah :
1. Memetakan kondisi dan permasalahan sektor persampahan.
2. Penetapan target dan tujuan penanganan sampah.
3. Memantapkan Rencana Induk Persampahan yang mudah dilaksanakan (aplikatif).
4. Menetapkan pemrograman dan penganggaran untuk sektor persampahan selama 5-20 tahun

1.3 RUANG LINGKUP


1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah pada pekerjaan penyusunan Rencana Induk Persampahan Kabupaten Bandung
dilakukan di seluruh wilayah administrasi Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

1.3.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Pada ruang lingkup kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan Rencana Induk Persampahan Kabupaten
Bandung antara lain:
1. Melakukan kajian studi yang relevan dengan masalah persampahan di Kabupaten Bandung
2. Melaksanakan pengumpulan data yang meliputi:
a. Kondisi fisik Kabupaten Bandung
b. Kondisi sistem penanganan sampah eksisting
c. Identifikasi timbulan dan karakteristik sampah
d. Kondisi infrastruktur penanganan sampah eksisting
3. Melakukan analisis terhadap data yang diperlukan untuk dasar perencanaan peningkatan
pengelolaan sampah jangka panjang. Analisis tersebut antara lain:
a. Kondisi Kota untuk mendapatkan gambaran daerah pelayanan dan pola pelayanan yang
sesuai.
b. Kondisi sistem penanganan sampah yang ada saat ini, untuk mendapatkan gambaran
lompatan peningkatan penanganan sampah jangka panjang sesuai dengan kemampuan
daerah dan produk pengaturan yang berlaku di tingkat nasional serta daerah.

Laporan Akhir | Bab 1 - 2


Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah
Kabupaten Bandung | Tahun 2017 - 2037 

c. Rencana pengembangan kota, untuk mendapatkan gambaran proyeksi kebutuhan


pengembangan pelayanan persampahan dan alokasi lahan untuk Tempat Pengolahan Sampah
Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R), Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA), dan Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.
d. Kondisi penanganan sampah di sumber/kawasan/kegiatan (kegiatan 3R), untuk mendapatkan
gambaran peningkatan upaya pengurangan dan pemanfaatan sampah sesuai dengan target
yang diharapkan serta meningkatkan upaya program kampanye dan edukasi serta
pemberdayaan masyarakat.
e. Kondisi TPA sampah, untuk mendapatkan gambaran tingkat pencemaran dan upaya
rehabilitasi/revitalisasi yang harus dilakukan serta alternatif pengembangan lokasi TPA sampah
baru.
f. Analisis kebutuhan pengembangan persampahan jangka panjang, untuk memperkirakan
prioritas wilayah pelayanan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang berdasarkan
kriteria yang berlaku.
4. Menyusuan perencanaan umum untuk:
a. Rencana pengembangan kelembagaan, yang menggambarkan bentuk kelembagaan yang
sesuai dengan kondisi eksiting kelembagaan di kabupaten/kota.
b. Rencana pengembangan teknis-teknologis, yang menggambarkan kebutuhan jumlah, biaya
investasi, dan biaya operasi-pelihara-rawat untuk pengembangan sistem penanganan sampah
(subsistem pewadahan sampah, subsistem pengumpulan sampah, subsistem pengangkutan
sampah, subsistem pengolahan sampah, dan subsistem pemrosesan akhir sampah) dalam 5-
20 tahun ke depan.
c. Rencana pengembangan pendanaan, yang menggambarkan kebutuhan pendanaan, beserta
sharing antara anggaran APBN, APBD Provinsi, APBD Kota, sektor swasta, dan masyarakat.
d. Rencana pengembangan peran serta masyarakat-swasta-perguruan tinggi, yang
menggambarkan perencanaan sinergitas peran serta masyarakat-swasta-perguruan tinggi
dalam 5-20 tahun ke depan untuk mencapai target-target pencapaian kinerja sistem
penanganan sampah.
e. Rencana pengembangan pengaturan, yang menggambarkan peraturan yang sudah ada dan
kebutuhan peraturan yang mendukung sistem penanganan sampah, dengan mengacu pada
produk-produk pengaturan yang lebih tinggi di tingkat nasional.
5. Membuat rencana final berupa buku Rencana Induk Persampahan Kabupaten Bandung untuk
minimal periode perencanaan 5-20 tahun.

1.4 JENIS RENCANA INDUK


Pada penyusunan Rencana Induk Persampahan Kabupaten Bandung ini merupakan rencana induk
kabupaten yang mendukung adanya rencana TPA Regional Legok Nangka sehingga mendukung dari
rencana pengangkutan secara regional di kawasan Metro Bandung.

1.5 KEDUDUKAN RENCANA INDUK PERSAMPAHAN


Dalam penyusunan dokumen perencanaan pengelolaan sampah harus dilakukan perencanaan untuk
jangka panjang dengan mempertimbangkan kelayakan teknis, ekonomi dan lingkungan sehingga dapat
diaplikasikan dengan mudah. Tahapan perencanaan dimulai dari rencana induk, studi kelayakan dan
perencanaan teknis. Pada kegiatan perencanaan pengelolaan sampah untuk kota besar, maka
diharuskan untuk menyusun rencana induk dan dokumen studi kelayakan. Lingkup kegiatan perencanaan
yang tertuang dalam dokumen rencana induk dan dokumen studi kelayakan, yang membedakan adalah
tingkat kedalaman substansi kajiannya serta kebutuhan sumber datanya.

Laporan Akhir | Bab 1 - 3


Pe
enyusunan Renccana Induk Sistem Pengelolaan Sampah
S
Kabupaten Bandung | Tahun 2017 7 - 2037 

Gambaar 1.1 Kedudukan Rencanaa Induk Persaampahan


Dalaam Perencanaaan Umum Sisstem Pengelolaan Persamppahan

Keduddukan dokum men Rencana Induk Persampahan ini berhubungan


b erat dengan berbagai dokkumen
perencanaan pembbangunan, baik tingkat nasioonal, provinsi,, maupun Kabbupaten tersebbut. Oleh kareena itu,
dalam
m penyusunann dokumen Rencana R Induuk Persampahhan Kabupateen Bandung ini disusun dengan d
mempperhatikan hubbungan dengaan dokumen-ddokumen yangg dimaksud diaatas antara lain:
1. Dokumen
D RPJJP dan RPJM M Nasional seelaku dokumenn perencanaaan pembangunnan tingkat naasional
y
yang memuat kebijakan, strrategi dan proogram nasionaal dan kewilayahan maka dimanfaatkan dengan d
m
menselaraska an kebijakan, strategi
s dan prrogram pembaangunan sanittasi di Provinssi Jawa Barat.
2. Dokumen
D RPJPD dan RPJJMD Provinsi Jawa Barat selaku dokum men perencannaan pembanngunan
t
tingkat provinnsi yang mem muat kebijakann, strategi dan program peembangunan sanitasi khussusnya
p
persampahan di wilayah Provinsi
P Jawa Barat maka dimanfaatkann dengan mennselaraskan dengan d
k
kebijakan, straategi dan proggram pembanggunan khusussnya persampahan untuk Kaabupaten Banndung.
3. Dokumen
D RPJJPD dan RTR RW Kabupatenn Jawa Barat sebagai dokumen perencanaan pembanngunan
d pengembbangan wilayaah Kabupaten Bandung maka
dan m dimanfaaatkan sebaggai pedoman dalam
p
perencanaan kebijakan, sttrategi dan prrogram pembaangunan sanitasi khususnya persampahan di
t
tingkat Kabuppaten Bandunng. Hal tersebut dengan memperhatika
m an pola pemaanfaatan ruanng dan
s
struktur ruangg di Kabupatenn Bandung.
4. Dokumen
D Proogram PPSP Kabupaten terdiri dari Buku B Putih Sanitasi
S (BPS), Strategi Sanitasi
K
Kabupaten (S
SSK) dan Mem morandum Prrogram Sektorr Sanitasi (MP PSS) serta Ennvironmental Health
R Assessm
Risk ment (EHRA) sebagai
s dokummen perencannaan, kebijakaan dan strategi dari sektor sanitasi
s
t
tingkat Kabuppaten yang dimanfaatkan sebagai acuaan dasar pengembangan pperencanaan dalam
s
sektor sanitassi khususnya persampahan
p di Kabupaten Bandung.
5. Dokumen
D Rennstra SKPD teerkait Sanitasi khususnya peersampahan di d Kabupaten Bandung. Dokumen
p
perencanaan program SKP PD terkait sanitasi khusussnya persamppahan tersebuut dijadikan seebagai
p
pedoman dan panduan dalaam pengembaangan kebijakkan, strategi dan program bidang persam mpahan
d tingkat Kabupaten Banduung.
di
6. Dokumen
D Kabupaten Banddung Dalam Angka sebaggai dokumen yang memuaat data dan kondisi k
K
Kabupaten seecara statisik untuk dimanffaatkan sebaggai acuan daata dasar dan validasi dataa yang
m
memuat seluruh wilayah di Kabupaten Baandung.

Lap
poran Akhir | Bab
B 1-4
Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah
Kabupaten Bandung | Tahun 2017 - 2037 

1.6 LANDASAN HUKUM


Dalam penyusunan Rencana Induk Persampahan Kabupaten Bandung ini memiliki arahan acuan normatif
yang didasarkan pada:
1. Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Persampahan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Cipta Karya dan Penataan Ruang
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana
dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga
12. Perpres No 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca,
Kebijakan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
13. Kebijakan Universal Accsess, Akses 100 % pelayanan pada 2019, yang terdiri atas:
 20 % pengurangan sampah 3R (50 %)
 80 % pengangkutan sampah ke TPA (50 %)

1.7 STANDAR TEKNIS DAN KELUARAN


Standar teknis dalam penyusunan masterplan ini mengacu pada Pedoman/Peraturan Pemerintah Nomor
81 Tahun 2012, Peraturan Menteri PU Nomor 3 Tahun 2013 dan Peraturan Menteri PU Nomor
21/PRT/M/2006.
Keluaran dalam kegiatan ini yaitu tersusunnya dokumen Rencana Induk Persampahan Kabupaten
Bandung Tahun 2017-2037.

1.8 SISTEMATIKA LAPORAN


Laporan akhir Rencana Induk Persampahan Kabupaten Bandung ini mempunyai sistematika laporan
sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan
Berisikan uraian mengenai latar belakang pekerjaan, maksud dan tujuan, ruang lingkup Masterplan
Persampahan Kabupaten Bandung meliputi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup kegiatan, kedudukan
dokumen perencanaan, acuan normatif dan sistematika penulisan.

Bab 2 Tinjauan Studi


Pada bab ini berisikan mengenai tinjauan studi eksisting yang relevan,periode perencanaan, kriteria
perencanaan, metodologi survey,keterpaduan perencanaan dengan sektor lain dan kontribusi sistem
pengelolaan sampah dalam program perubahan iklim.

Laporan Akhir | Bab 1 - 5


Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah
Kabupaten Bandung | Tahun 2017 - 2037 

Bab 3 Gambaran Umum Wilayah


Berisikan mengenai uraian wilayah perencanaan, arahan pengembangan wilayah perencanaan, kondisi
fisik wilayah, kondisi sosial ekonomi budaya dan kesehatan, kondisi eksisting sistem pengelolaan
sampah, hasil survey sosial, dan isu strategis. Selain itu menguraikan mengenai operasional teknis-
teknologis, evaluasi beban operasional penanganan sampah, evaluasi kinerja sistem operasional
penanganan sampah, manajemen persampahan meliputi aspek pengaturan, aspek kelembagaan,aspek
keuangan dan aspek peran serta masyarakat.

Bab 4 Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah


Berisikan mengenai uraian kebijakan nasional, visi dan misi pembangunan Kabupaten Bandung, visi dan
misi pembangunan sanitasi Kabupaten Bandung, kebijakan dan strategi pengembangan sistem
pengelolaan sampah baik teknis operasional maupun aspek non teknis.

Bab 5 Rencana Program dan Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


Dalam bab ini menguraikan tentang pentahapan rencana program, pelaksanaan program dari aspek
teknis dan non teknis yang akan dilaksanakan untuk Rencana Induk Persampahan Kabupaten Bandung.

Bab 6 Penutup
Dalam bab ini menjelaskan tentang secara keseluruhan kesimpulan berupa uraian singkat mengenai
penyusunan Rencana Induk Persampahan Kabupaten Bandung serta rekomendasi dalam operasional
sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Bandung secara menyeluruh.

Laporan Akhir | Bab 1 - 6

Anda mungkin juga menyukai