Anda di halaman 1dari 13

1.1.

LATAR BELAKANG

Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat, berakibat pada meningkatnya


volume pencemar khususnya yang berasal dari buangan domestik, baik air limbah cucian dan
kamar madi (grey water) dan limbah WC (black water). Sehingga baik dalam jangka pendek
atau menengah maupun jangka panjang diperlukan suatu pengelolaan air limbah yang
terpadu dalam mendukung pembangunan sanitasi di Kabupaten Probolinggo.

Sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup


perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya (Notoadmojo, 2003).
Sanitasi pada dasarnya adalah usaha masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan
terhadap struktur fisik, dimana orang menggunakannya sebagai tempat berlindung yang
mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sarana tersebut antara lain adalah ventilasi, suhu,
kelembaban, kepadatan hunian, penerangan alami, konstruksi bangunan, sarana
pembuangan sampah, sarana pembuangan kotoran manusia, dan penyediaan air bersih
(Azwar, 1990).

Kondisi sanitasi tersebut sangat berkaitan dengan angka bibit penyakit berbasis
lingkungan yang menular diantaranya penyakit kulit. Kulit merupakan bagian tubuh manusia
yang cukup sensitif terhadap berbagai macam penyakit. Penyakit kulit bisa disebabkan oleh
banyak factor, diantaranya, faktor lingkungan dan kebiasaan hidup sehari hari. Lingkungan
yang sehat dan bersih akan membawa efek yang baik bagi kulit. Demikian pula sebaliknya,
lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit (Faulkner,
2008). Menurut Dwi (2008), penyakit yang dapat berkembang pada keadaan lingkungan yang
padat penduduk dan personal hygiene yang buruk antara lain; diare, disentri, penyakit
cacingan, poliomyelitis, hepatitis A, kolera, thypoid, leptospirosis, malaria, Demam Berdarah
Dengue (DBD), dan skabies.

Laporan Pendahuluan I -1
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya
pengendalian terhadap seluruh faktor - faktor fisik, kimia dan biologi yang menimbulkan
suatu kerusakan atau terganggunya perkembangan dan kesehatan manusia baik fisik, mental
maupun sosial serta kelangsungan kehidupan manusia dalam lingkungan. Upaya
pengendalian tersebut dapat dilakukan melalui pembangunan dan penyediaan prasarana dan
sarana sanitasi seperti penyediaan air minum, penyaluran dan pengolahan air limbah,
pengelolaan persampahan dan drainase lingkungan.

Ada banyak masalah lingkungan di Kabupaten Probolinggo, sanitasi yang kurang baik,
dan sampah yang tidak terkelola dengan baik menjadi ancaman yang serius yang merusak
lingkungan disekitar, hal ini ditambah lagi dengan kesadaran dan perilaku warga masyarakat
yang kurang peduli. Pengelolaan air limbah di Kabupaten Probolinggo belum sepenuhnya
berjalan optimal. Terlihat dengan masih banyaknya masyarakat yang melakukan praktek
Buang Air Besar Sembarangan (BABs). Pemerintah kabupaten juga belum memiliki sarana
dan prasarana pendukung pengolahan lumpur tinja IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja). Masyarakat Probolinggo biasanya memakai jasa sedot tinja swasta yang pembuangan
lumpurnya “terkadang” di buang di IPLT dan ada yang di buang kelaut / kali.

Oleh karena diperlukan suatu kebijakan strategis dengan sistem pengolahan air
limbah sehingga dirasa perlu untuk melakukan kegiatan Fasilitasi Penyusunan Outline Plan
dan DED Air Limbah di Kabupaten Probolinggo.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pekerjaan “Penyusunan Outline Plan dan DED Air Limbah Kabupaten
Probolinggo” adalah adalah mewujudkan lingkungan perumahan dan permukiman yang
layak, sehat, bersih, aman dan serasi dengan lingkungan sekitarnya dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan hidup, sedangkan tujuannya adalah :

 menyusun Outline Plan Air Limbah yang komprehensif, efektif dan efisien dan telah
mempertimbangkan berbagai aspek, baik teknis, sosial/ekonomi, finansial dan
aspek legal kelembagaan;
 menyusun Detail Engeenering Design (DED) prasarana dan sarana pengelolaan air
limbah untuk lokasi terpilih.

Laporan Pendahuluan I -2
1.3. TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP KEGIATAN

1.3.1 Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan Penyusunan Outline Plan dan DED Air Limbah Kabupaten
Probolinggo berada di Kabupaten Probolinggo dilaksanakan dengan perincian kegiatan
sebagai berikut:

1. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengumpulan data sekunder :

 RTRW
 Peta
 Data Pendukung
 Study EHRA, SSK, dan MPSS
 Peraturan – peraturan
 Data – data lain yang diperlukan

b. Melakukan survey dan pengambilan data diantaranya adalah:

 Survey untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat tentang aspek topografi,
demografi dan rencana pengembangan wilayah serta produk hukum yang berkaitan
dengan pengelolaan air limbah;
 Melakukan survey buangan limbah penduduk, rata-rata buangan, debit buangan per
kawasan, dan sarana prasarana pengelolaan air limbah;
 Melakukan survey sosial-ekonomi untuk mengetahui jumlah penduduk, kondisi
sosial ekonomi, kebiasaan, persepsi dan keinginan masyarakat termasuk identifikasi
jenis kontribusi masyarakat dan tingkat kemampuan
 masyarakat;
 Sampling dan analisa kualitas air pada badan air di wilayah studi;
 Sampling dan analisa kualitas air untuk keperluan DED. Lingkup Wilayah Kajian

c. Melakukan konsultasi dengan pihak Pemerintah dan masyarakat Kab. Probolinggo.

d. Melakukan kajian terhadap:

 Hasil studi sanitasi yang sudah dilakukan terdahulu


 Rencana Umum Tata Ruang Kab. Probolinggo
 Peraturan-peraturan yang berlaku yang berkaitan dengan air limbah dan sanitasi.

Laporan Pendahuluan I -3
 Kondisi sosial ekonomi dan demografi
 Kemampuan dan kemauan masyarakat untuk membayar (willingness and
affordability to pay) serta kapasitas fiscal kab. Probolinggo (hal ini penting
untuk kepentingan pembiayaan proyek, jika harus dibiayai loan)

e. Kajian Pengelolaan Air Limbah Eksisting

 Mengkaji volume buangan limbah rumah tangga baik berasal dari WC (black water)
maupun dari kamar mandi, tempat cuci dan dapur (grey water).
 Prasarana dan sarana air limbah yang ada.
 Kelembagaanpengelola air limbahsaatini dan rencanakedepan.
 Memetakan secara rinci kondisi fisik lingkungan,
 Profil kesehatan masyarakat saat ini, dan kondisi sanitasi (peta sanitasi).

f. Menyusun Ouline Plan pengelolaan air limbah hinggá 20 tahun mendatang

 Membuat proyeksi hingga 20 tahun mendatang volume buangan limbah rumah


tangga baik berasal dari WC (black water) maupun dari kamar mandi, tempat cuci
dan dapur (grey water). Proyeksi berdasarkan hasil survey dan hasil perhitungan
produksi air limbah dari proyeksi jumlah penduduk.
 Melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang akan terkena proyek, berkaitan
dengan rencana pembebasan lahan, kemauan dan kesediaan masyarakat untuk
menerima proyek dimaksud.
 Menyusun alternatif sistem pengelolaan air limbah secara umum di Kab.
Probolinggo berdasarkan RUTK, (sistem cluster, sistem terpusat dll).
 Menyusun kebutuhan prasarana dan sarana air limbah berdasarkan kondisi sosial
ekonomi masyarakat.
 Mendapatkan informasi ekonomi makro, dan identifikasi pembatasan dan kendala
ekonomi,
 Mengkaji kapasitas dan kemampuan institusi pengelola, SDM yang ada serta
perangkat-perangkat peraturan/produk hukum yang ada untuk mendukung
pengelolaan air limbah yang sesuai.
 Berdasarkan hasil analisis dapat dirumuskan:
 Kebutuhan IPAL terpusat, meliputi perkiraan diameter jaringan pipa induk,
pembawa, pipa collector, teknologi pengolahan IPAL.
 Kebutuhan IPAL Kawasan dan penempatannya.
 Kebutuhan IPLT

Laporan Pendahuluan I -4
 Menyusun rencana anggaran biaya yang diperlukan setiap tahapan pembangunan
dan Bill of Quantity yang diperlukan untuk konstruksi,
 Membuat peta kontur dengan interval 5 m dan melakukan pengukuran topografi,
long section, dan cross section serta jalur pipa collector menuju IPAL.
 Melakukan Feasibility Study (FS)
 Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat tentang rencana pengelolaan air
limbah dan rencana pembebasan lahan (jika diperlukan).
 Melakukan kajian ekonomi dan finansial terhadap rencana pengelolaan air
limbah.
 Melakukan kajian output dan outcome
 Berdasarkan rencana anggaran biaya dan Bill of Quantity yang diperlukan
untuk konstruksi, dilakukan analisa cost recovery, finansial dan analisa tarif
yang layak,
 Menyusun pentahapan program pembangunan sesuai dengan tingkat kebutuhan
hingga 20 tahun mendatang:
 Mendesak (tahunan)
 Jangka menengah (5 tahunan)
 Jangka Panjang (20 tahun)

g. Rekomendasi kebutuhan Peraturan Daerah sesuai kebutuhan pengelolaan Air Limbah.

h. Menyusun Draft Materi Sosialisai dan Pemberdayaan sesuai kebutuhan Outline Plan.

i. Menyusun DED sistem pengolahan air limbah pada lokasi Strategis terpilih

 Membuat perhitungan mendetail sistem pengelolaan air limbah termasuk di


dalamnya prasarana dan sarana sesuai dengan kebutuhan pada Master Plan.
 Malakukan pengukuran topografi, jarak tiap 5 meter (jika berupa jaringan).
 Melakukan tes tanah terhadap lokasi bangunan pasarana dan sarana pengolahan air
limbah ( terutama lokasi IPAL/IPLT).
 Merekomendasikan peralatan untuk operasi dan pemeliharaan PS air limbah.
 Menyiapkan gambar DED;
 Menyusun spesifikasi teknis dan rencana anggaran biaya untuk PS air limbah
termasuk segala peralatan yang diperlukan.
 Menyiapkan rencana kerja dan syarat-syarat album gambar dalam ukuran A1, A2,
dan A3 sesuai dengan kebutuhan

Laporan Pendahuluan I -5
 Menyusun SOP yaitu ketersedian pedoman, petunjuk, panduan, dan spesifikasi
teknis yang berkaitan dengan operasi dan pemeliharaan serta pengelolaan sistem.

j. Mengikuti Pembahasan di Provinsi dan Daerah serta konsinyasi di pusat yang diadakan
oleh Direktorat Pengembangan PLP, Direktorat Jenderal Cipta Karya

1.3.2 Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah kajian adalah di Kabupaten Probolinggo. Kabupaten Probolinggo


terletak pada posisi koordinat 111° 50' –113° 13' Bujur Timur dan 7° 40' – 8° 10'
Lintang Selatan, yang membentang sepanjang 56 Km di pesisir utara Pulau Jawa dengan
luas wilayah + 169.615,71 Ha. Secara geografis Kabupaten Probolinggo memiliki
batas-batas wilayah administrasi, antara lain sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Selat Madura


 Sebelah Selatan : Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember
 Sebelah Timur : Kabupaten Situbondo
 Sebelah Barat : Kabupaten Pasuruan

Tabel 1.1 Luas Wilayah Kabupaten Problinggo

Laporan Pendahuluan I -6
1.3.3 Iklim dan Hidrologi

Pada umumnya musim kemarau jatuh pada bulan April hingga bulan Oktober,
sedangkan musim hujan terjadi antara bulan Oktober hingga bulan April. Jika dilihat
dari posisi geografis, Kabupaten Probolinggo terletak antara wilayah pegunungan dan
wilayah pesisir, karena itu pada masa peralihan musim terjadi angin kencang yang bertiup
dari Tenggara ke arah Barat Laut dan bersifat kering.

Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember sampai dengan Maret.
Curah hujan selama tahun 2006 berkisar antara 800–1.500 mm untuk dataran rendah,
dan berkisar 1.500–2.650 mm untuk dataran tinggi dengan rata-rata intensitas hujan
sebesar 22.226 mm/hari. Jumlah curah hujan rata-rata dalam setahun di Kabupaten
Probolinggo sebesar 1,713 mm/tahun dengan hari hujan rata-rata 75.41 hari. Suhu udara
di Kabupaten Probolinggo beragam, rata-rata antara 27oC - 32oC pada bagian Utara,
sedangkan di wilayah pegunungan Argopuro dan Tengger, yaitu di Kecamatan Tiris, Krucil,
Sumber dan Sukapura suhu udaranya berkisar antara 5oC- 15oC.

Di wilayah Kabupaten Probolinggo, terdapat 25 buah sungai besar dan kecil yang
mengalir dan mengairi wilayah Kabupaten Probolinggo. Sungai terpanjang adalah
Rondoningo 95,2 Km, sedangkan sungai terpendek adalah Afour Bujel 2 Km. Hulu sungai-
sungai tersebut kebanyakan berada di bagian tengah maupun selatan wilayah Kabupaten
Probolinggo (yang merupakan daerah agak tinggi dan banyak terdapat hutan) dan bermuara
di Selat Madura. Sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Probolinggo sebagian besar
digunakan untuk irigasi di samping untuk industri, air minum dan mandi cuci.

Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Probolinggo tersebut sangat


dipengaruhi oleh iklim yang berlangsung tiap tahun. Pada saat musim kemarau, sebagian
besar sungai yang mengalir mengalami kekeringan kecuali sungai-sungai besar (yaitu sungai-
sungai utama) yang masih tergenang terus sepanjang tahun. Selain sungai di Kabupaten
Probolinggo juga terdapat danau/ranu yaitu Ranu Segaran, Ranu Agung, Ranu Segaran
Duwas, Ranu Gedong dan Ranu Petak (Taman Hidup) yang belum didayagunakan
sebagaimana mestinya. Lokasi semua danau tersebut berada di Kecamatan Tiris.

1.3.4 Geologi dan Topografi

Dari jenis tanah yang ada, Kabupaten Probolinggo mempunyai jenis tanah yang
didominasi oleh jenis tanah latosol, yaitu sebesar 31,6 % kemudian diikuti oleh jenis tanah
andosol (22,1%), grumusol (15,9%), aluvial (11,3%), mediteran (10,9%), dan regosol (8,2%).
Persebaran jenis tanah yang ada di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat tabel di

Laporan Pendahuluan I -7
bawah. Luas jenis tanah latosol yang paling luas terdapat di Kecamatan Tiris, andosol di
Kecamatan Krucil, dan grumusol di Kecamatan Lumbang. aluvial di Kecamatan Gending dan
tanah regosol di Kecamatan Maron. Sedangkan untuk jenis tanah mediteran tersebar di
sedikit kecamatan, yang paling luas terdapat di Kecamatan Tongas.

Tabel 1.2 Struktur Geologi Kabupaten Probolinggo

Sumber : Kab. Probolinggo dalam Angka, 2014

1.3.5 Demografi

Di Kabupaten Probolinggo hingga tahun 2010 jumlah penduduknya mencapai


1.119.744 jiwa yang tersebar di 24 kecamatan. Jumlah dan kepadatan penduduk
Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut :

Laporan Pendahuluan I -8
Tabel 1.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Probolinggo Tahun 2010

Sumber : Kab. Probolinggo dalam Angka, 2014

Laporan Pendahuluan I -9
Laporan Pendahuluan I -10
1.4. LANDASAN HUKUM

Pengelolaan Air Limbah

1. UU No. 23 Th 1992 tentang Kesehatan


2. UU No. 7 th 2004 tentang SDA
3. UU No. 32 Th 2009 tentang Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah

1. PP No. 27/1999 tentang AMDAL


2. PP 82/2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
3. Permen LH 11/2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi Amdal
4. KepMen LH 86/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan LH dan Upaya
Pemantauan LH
5. KepMen LH 110/2003 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemar
Air dan Sumber Air
6. KepMen LH 111/2003 tentang Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke air atau
Sumber Air
7. Kepmen LH 112/2003 tentang Baku Mutu Limbah Domeatik
8. Permen PU/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman
9. Permen PU 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang PU dan
Penataan Ruang.

Dokumen yang Terkait dengan Outline-SPAL

 Kajian Risiko Kesehatan Lingkungan atau sering disebut EHRA (Environmental Health
Risk Assesment)
 Strategi Sanitasi Kota (SSK)
 Buku Putih Sanitasi (BPS)

Standar Teknis dan Keluaran

Standar teknis yang dapat diacu sebagai berikut:

 SNI 03-1733-2004: Tata Cara Perencanaan Lingkungan Permukiman


 SNI-03-2398-2002: Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan Tangki Septik
denganSistem Resapan
 SNI-03-2399-2002: Tata Cara Perencanaan BangunanUmum MCK

Laporan Pendahuluan I -11


 SNI-19-6410-2000: Tata Cara Penimbunan Tanah Bidang Resapan pada Pengolahan Air
Limbah RumahTangga.
 SNI-03-6379-2000: Spesifikasi dan Tata Cara Pemasangan Perangkap Bau
 SNI-03-6368-2000: Spesifikasi Pipa Beton untuk Saluran Air Limbah, Saluran Air Hujan
dan Gorong-gorong
 SNI-19-6409-2000: Tata Cara Pengambilan Contoh Limbah Tanpa Pemadatan dan Truk
 SNI-19-6466-2000: Tata Cara Evaluasi Lapangan Untuk System Perencanaan
Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dalam Laporan Pendahuluan pekerjaan “Fasilitasi


Penyusunan Outline Plan dan DED Air Limbah Kabupaten Probolinggo” adalah sebagai
berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan, berisi tentang maksud dan tujuan, ruang lingkup kegiatan serta sistematika
penulisan dari Outline Plan dan DED Air Limbah Kabupaten Probolinggo.

BAB II KONSEP DAN KRITERIA PENYUSUNAN OUTLINE PLAN

Pada bab ini berisi tentang visi dan misi pengelolaan air limbah, konsep dan periode
perencanaan IPAL serta kriteria perencanaan pengelolaan air limbah.

BAB III METODOLOGI

Pada bab ini membahas mengenai inventarisasi dan identifikasi pengelolaan air limbah,
pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder serta metode pengelolaan data.

BAB IV ORGANISASI PROYEK

Pada bab IV berisi mengenai rencana staff scheduling, tugas dan tanggung jawab tenaga ahli,
jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal kerja personil dan sistematika pelaporan

BAB V TAHAPAN PELAPORAN

Bab ini akan membahas tahapan dalam pembuatan laporan yang meilputi laporan
pendahuluan, laporan interim dan laporan akhir pekerjaan outline plan dan DED air limbah
Kabupaten Probolinggo..

Laporan Pendahuluan I -12


Contents
1.1. LATAR BELAKANG................................................................................1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN...........................................................................2
1.3. TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP KEGIATAN.........................................3
1.3.1 Lingkup Kegiatan............................................................................3
1.3.2 Lingkup Wilayah.............................................................................6
1.3.3 Iklim dan Hidrologi.........................................................................7
1.3.4 Geologi dan Topografi......................................................................7
1.3.5 Demografi......................................................................................8
1.4. LANDASAN HUKUM.............................................................................11
Pengelolaan Air Limbah.............................................................................11
Peraturan Pemerintah...............................................................................11
Dokumen yang Terkait dengan Outline-SPAL................................................11
Standar Teknis dan Keluaran......................................................................11
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN...................................................................12

Laporan Pendahuluan I -13

Anda mungkin juga menyukai