Anda di halaman 1dari 64

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan pokok bagi makhluk
hidup. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 16 Tahun 2005
tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, yang dimaksud dengan air
minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum. Kabupaten Sukoharjo merupkan salah satu kabupaten yang terletak di
wilayah Jawa Tengah. Kabupaten Sukoharjo memiliki luas wilayah sebesar
466.66 Ha. Sebagian besar penggunaan lahan di Kabupaten Sukoharjo adalah
lahan pertanian.
Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), meliputi sistem
penyediaan air minum non perpipaan (sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak
penampugan air hujan, terminal air, mobil tangki, instalasi air kemasan dan
bangunan perlindungan mata air) dan perpipaan (unit air baku, unit produksi, unit
distribusi, unit pelayanan dan unit pengelolaan), serta, kuantitas, kualitas dan
kontinuitas agar penyaluran air dapat terpenuhi. Dalam segi kuantitas, yang perlu
diperhatikan yaitu pasokan air yang harus mencukupi kebutuhan penduduk. Pada
segi kualitas, pasokan air yang didistribusikan harus diperhatikan dan terjamini
kualitasnya, meskipun sumber air baku mulai tercemar akibat pencemaran
lingkungan. Sedangkan dari segi kontinuitas yaitu pasokan air harus dipastikan
dapat mengalir selama 24 jam, sesuai perhitungan.
Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penyusunan rencana induk sistem
penyediaan air minum (RI-SPAM. RI-SPAM ialah rencana jangka panjang (15-20

S YAR IFAH AYU N IN G U TAM I


21080115120038
1
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum
jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan
air minum baik secara keuangan, kelembagaan, maupun secara sosial budaya.
Salah satu tujuan RI-SPAM ialah untuk merancang RI-SPAM sebagian di
Kabupaten Sukoharjo meliputi: rencana umum, rencana jaringan dan rencana
sumber dan alokasi air baku, serta pembagian blok dan proyeksi penduduk di
Kabupaten Sukoharjo pada tahun eksisting. Selain itu, untuk memberikan
gambaran detail yang jelas dan lengkap tentang upaya pengembangan SPAM di
Kabupaten Sukoharjo secara terpadu, efisien, dan berkelanjutan (sustainability)
maka diperlukan Detail Engineering Design (DED) yang berguna untuk
menunjang rencana induk sistem penyediaan air minum dari unit air baku sampai
unit pelayanan. Maka dibuatlah tugas besar SPAM sebagai pemahaman atas
penerapan ilmu dari mata kuliah Sistem Penyediaan Air Minum.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya
sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat Rancangan Induk Sistem Penyediaan Air Minum
wilayah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah?
2. Bagaimana langkah untuk membuat Perencanaan Teknis atau Detail
Engineering Desain (DED) Sistem Penyediaan Air Minum bagi daerah
sasaran pelayanan yang baik di wilayah Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah?

1.3 Tujuan Perencanaan


Tujuan penyusunan tugas besar sistem penyediaan air minum adalah :
1. Membuat rencana induk SPAM di wilayah Kabupaten Sukoharjo.
2. Merencanakan Detail Engineering Design SPAM bagi daerah sasaran
pelayanan di wilayah Kabupaten Sukoharjo.

S YAR IFAH AYU N IN G U TAM I


21080115120038
2
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

1.4 Manfaat Perencanaan


Penyusunan tugas besar Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten
Sukoharjo memiliki manfaat, antara lain:
1. Bagi Masyarakat
Memenuhi kebutuhan air minum sehingga dapat meningkatkan kondisi
kesehatan dan kesejahteraan penduduk wilayah studi.

2. Bagi Pemerintah
Memberikan alternatif rencana pelayanan air minum bagi masyarakat.

3. Bagi Penulis
Mengetahui cara membuat perencanaan sistem penyediaan air minum

S YAR IFAH AYU N IN G U TAM I


21080115120038
3
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian SPAM


Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), meliputi sistem
penyediaan air minum non perpipaan (sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak
penampugan air hujan, terminal air, mobil tangki, instalasi air kemasan dan
bangunan perlindungan mata air) dan perpipaan (unit air baku, unit produksi, unit
distribusi, unit pelayanan dan unit pengelolaan), serta, kuantitas, kualitas dan
kontinuitas agar penyaluran air dapat terpenuhi. Dalam segi kuantitas, yang perlu
diperhatikan yaitu pasokan air yang harus mencukupi kebutuhan penduduk. Pada
segi kualitas, pasokan air yang didistribusikan harus diperhatikan dan terjamini
kualitasnya, meskipun sumber air baku mulai tercemar akibat pencemaran
lingkungan. Sedangkan dari segi kontinuitas yaitu pasokan air harus dipastikan
dapat mengalir selama 24 jam, sesuai perhitungan.

2.1.1 Air Minum, PAM, SPAM, Pengembangan SPAM


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan SPAM, pengertian dari Air Minum, Penyediaan
Air Minum, Sistem Penyediaan Air Minum dan Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum yaitu ;
a) Air Minum adalah adalah air minum rumah tangga yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum.
b) Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 1
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

c) Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan


satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan nonfisik dari prasarana dan sarana air
minum.
d) Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan nonfisik
(kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam
kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.

2.1.2 Penyelenggaraan Pengembangan SPAM


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan SPAM, pengertian Penyelenggaraan
pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi,
mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem
fisik (teknik) dan nonfisik penyediaan air minum. Penyelenggara pengembangan
SPAM yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah badan usaha milik
negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok
masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan SPAM.

2.1.2.1 Perencanaan : RI-SPAM, Studi Kelayakan, Perencanaan Teknis


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18 Tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM, rencana induk pengembangan
SPAM adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan
bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu
periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama
sistem beserta dimensi-dimensinya.
Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa:
1. Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah
Administrasi Kabupaten atau Kota
2. Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten dan/atau
Kota;

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 2
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

3. Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Provinsi.

2.1.2.2 Konstruksi SPAM


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18 Tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM, pelaksanaan konstruksi
SPAM dilakukan berdasarkan hasil perencanaan teknis pengembangan SPAM
yang telah ditetapkan. Tahapan pelaksanaan konstruksi SPAM adalah sebagai
berikut:
a. Persiapan pelaksanaan konstruksi;
b. Pelaksanaan konstruksi, pengawasan dan uji material;
c. Uji coba laboratorium dan uji coba lapangan (trial run);
d. Uji coba sistem instalasi pengolahan air (Commissioning Test);
e. Masa pemeliharaan; dan
f. Serah terima pekerjaan.
Kegiatan pelaksanaan konstruksi SPAM harus memperhatikan Rencana
Mutu Kontrak/Kegiatan (RMK) dan (Rencana K3 Kontrak/Kegiatan (RK3K)
yang telah disusun oleh penyelenggara atau penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi Kegiatan pelaksanaan konstruksi SPAM dilaksanakan oleh
penyelenggara. Kegiatan pelaksanaan konstruksi dapat
dilaksanakan sendiri atau melalui penyedia jasa pelaksanaan konstruksi. Dalam
hal pelaksanaan konstruksi SPAM dilaksanakan sendiri, penyelenggara
dan/atau Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah harus
memiliki tenaga kerja konstruksi yang bersertifikat. Kegiatan konstruksi yang
dilaksanakan oleh penyedia jasa adalah kegiatan konstruksi yang bersifat
pembangunan baru, rehabilitasi keseluruhan, atau pekerjaan yang bersifat
peningkatan kapasitas dengan tetap berpedoman pada peraturan perundangan
yang berlaku.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 3
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

2.1.2.3 Operasional SPAM


Untuk menjamin agar kegiatan operasi berjalan sesuai norma standar
yang berlaku, maka pelaksanaan kegiatan operasional SPAM dilakukan oleh
sumber daya manusia penyelenggara SPAM yang mempunyai kompetensi dan
ketrampilan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan unit-unit SPAM.
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan SPAM, skema rangkaian proses kegiatan
operasional sistem penyediaan air minum dengan sumber air baku dari Air
Tanah ataupun dari Mata Air

Proses lain bila Desinfektan


dibutuhkan

Air Baku Reservoir Distribusii

Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996


2-1 Skema Proses Operasional SPAM

2.1.2.4 Pemeliharaan dan Rehabilitasi SPAM

Ruang lingkup pedoman pemeliharaan dan rehabilitasi SPAM meliputi


kegiatan pemeliharaan berkala, pemeliharaan rutin, rehabilitasi sebagian
dan/atau rehabilitasi keseluruhan SPAM jaringan perpipaan. Menurut Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No.18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan SPAM, pemeliharaan adalah kegiatan perawatan dan perbaikan
unsur-unsur sarana secara rutin dan berkala yang bertujuan untuk menjaga
agar prasarana dan sarana air minum dapat diandalkan kelangsungannya.
Pemeliharaan SPAM meliputi pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala.
1. Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dan
merupakan pembiayaan habis pakai guna menjaga usia pakai unit SPAM

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 4
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

tanpa penggantian peralatan/suku cadang. Pemeliharaan rutin meliputi


kegiatan-kegiatan pemeliharaan unit air baku, unit produksi dan jaringan,
unit distribusi dan unit pelayanan berdasarkan ketentuan yang berlaku
2. Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang dilakukan secara periodik
dan memerlukan biaya tambahan untuk penggantian peralatan/suku cadang
guna memperpanjang usia pakai unit SPAM. Pemeliharaan berkala
memerlukan waktu yang lebih panjang dalam periode bulanan, triwulan,
atau tahunan. Pemeliharaan berkala dilakukan pada unit air baku, unit
produksi dan jaringan transmisi, unit distribusi dan unit pelayanan beserta
komponennya berdasarkan ketentuan yang berlaku

Sedangkan Rehabilitasi SPAM adalah perbaikan atau penggantian sebagian


atau seluruh unit SPAM yang perlu dilakukan agar dapat berfungsi secara
normal kembali. Rehabilitasi dilaksanakan apabila unit-unit dan komponen
SPAM sudah tidak dapat beroperasi secara optimal. Rehabilitasi dapat
memperoleh bantuan teknis dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah apabila
diperlukan. Rehabilitasi SPAM meliputi rehabilitasi sebagian dan rehabilitasi
keseluruhan.
1. Rehabilitasi sebagian adalah perbaikan unit tertentu SPAM agar berfungsi
sesuai dengan ketentuan yang direncanakan. Rehabilitasi sebagian dilakukan
apabila salah satu komponen dalam unit air baku, unit produksi dan jaringan
transmisi, unit distribusi, serta unit pelayanan mengalami penurunan fungsi
dan memerlukan perbaikan atau penggantian suku cadang.
2. Rehabilitasi keseluruhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 meliputi
penggantian salah satu atau seluruh unit SPAM agar berfungsi secara
normal. Rehabilitasi keseluruhan dilakukan apabila salah satu atau seluruh
unit air baku, unit produksi dan jaringan transmisi, unit distribusi, serta unit
pelayanan mengalami penurunan fungsi dan/atau sudah melebihi umur
teknis.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 5
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

2.1.2.5 Monitoring dan Evaluasi SPAM


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18 Tahun 2007
tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM, Pemantauan kinerja
penyelenggaraan pengembangan SPAM dilaksanakan baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam rangka mendapatkan data dan/atau informasi
kondisi dan kinerja baik sistem fisik maupun sistem non-fisik dalam waktu
tertentu. Pemantauan secara langsung dilaksanakan dengan mengadakan
kunjungan lapangan ke tempat penyelenggara guna memperoleh gambaran
secara langsung tentang penyelenggaraan pengembangan SPAM yang
dilaksanakan oleh penyelenggara. Sedangkan pemantauan secara tidak
langsung dilaksanakan dengan mempelajari data dan laporan penyelenggaraan
pengembangan SPAM yang dikirimkan oleh penyelenggara dan/atau diperoleh
dari instansi terkait lainnya. Pemantauan secara tidak langsung dapat
dilaksanakan dengan suatu sistem informasi manajemen SPAM maupun data
elektronik lainnya.
Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Cipta Karya melaksanakan
pemantauan penyelenggaraan pengembangan SPAM yang dilaksanakan oleh
BUMN dan/atau penyelenggara SPAM Nasional lainnya, serta SPAM lintas
provinsi. Pemerintah Provinsi melaksanakan pemantauan penyelenggaraan
pengembangan SPAM yang dilaksanakan oleh BUMD Provinsi dan/atau
penyelenggara SPAM provinsi di dalam provinsi yang bersangkutan, serta
SPAM lintas kabupaten/kota. Sedangkan Pemerintah Kabupaten/Kota
melaksanakan pemantauan penyelenggaraan pengembangan SPAM yang
dilaksanakan oleh BUMD Kabupaten/Kota dan/atau penyelenggara SPAM
lainnya di dalam wilayah administratif kabupaten/kota, serta SPAM lintas
kabupaten/kota maupun SPAM lintas provinsi yang berada di wilayahnya.
Pemantauan sistem fisik dimaksudkan untuk mengendalikan agar
kinerja teknis SPAM sesuai dengan sasaran perencanaan awal. Sistem fisik
yang dimaksud meliputi:
a. Unit air baku
b. Unit Produksi
c. Unit Distribusi

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 6
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

d. Unit Pelayanan
Pemantauan sistem non-fisik dimaksudkan untuk mengendalikan agar
kinerja non-teknis SPAM sesuai dengan sasaran perencanaan awal. Sistem non-
fisik sekurang-kurangnya meliputi:
a. Data kelembagaan
b. Data manajemen
c. Data keuangan
d. Peran serta masyarakat
e. Hukum

Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Cipta Karya


melaksanakan evaluasi laporan kinerja penyelenggaraan pengembangan SPAM
tingkat nasional dan laporan evaluasi kinerja penyelenggaraan pengembangan
SPAM dari pemerintah provinsi. Pemerintah provinsi melaksanakan evaluasi
laporan kinerja penyelenggaraan pengembangan SPAM tingkat provinsi dan
laporan evaluasi kinerja penyelenggaraan pengembangan SPAM dari
pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah kabupaten/kota melaksanakan evaluasi
laporan kinerja penyelenggaraan pengembangan SPAM tingkat kabupaten/kota.
Evaluasi meliputi sistem fisik dan sistem non-fisik. Evaluasi penyelenggaraan
pengembangan SPAM dilaksanakan secara berkala. Pemerintah melalui BPP
SPAM melaksanakan evaluasi terhadap standar kualitas dan kinerja pelayanan
penyelenggaraan pengembangan SPAM di tingkat Nasional, Provinsi, maupun
Kabupaten/Kota
Evaluasi laporan kinerja didasarkan pada indikator kinerja
penyelenggaraan pengembangan SPAM. Indikator kinerja penyelenggaraan
pengembangan SPAM meliputi aspek keuangan, operasional, pelayanan
pelanggan, dan sumber daya manusia. Pedoman penilaian kinerja
penyelenggara SPAM diatur melalui Peraturan Menteri tersendiri.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 7
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

2.2 Dasar Perencanaan

Dalam perencanaan jaringan distribusi air minum, kita harus mengetahui


terlebih dahulu gambaran umum wilayah perencanaannya. Perencanaan yang di
lakukan penulis yaitu terhadap wilayah Kabupaten Sukoharjo. Pada perencanaan
sistem penyediaan air minum, harus dilakuka peninjauan terhadap aspek fisik,
meliputi posisi geografi, batas-batas administrasi, curah hujan, topografi, hidrologi
dan hidrogeologi serta tata guna lahan, dan keberadaan sumber air bersih yang ada
saat ini. Disamping itu perencanaan jaringan distribusi air minum juga harus
ditinjau dari aspek sosial maupun ekonomi. Semua aspek diatas diperlukan untuk
mendukung perencanaan penyediaan air minum pada daerah pelayanan.

2.2.1 Wilayah Perencanaan


Menurut Budiharjo (1995),Wilayah perencanaan adalah wilayah yang
batasannya didasarkan secara fungsional dalam kaitannya dengan maksud
perencanaan. Wilayah perencanaan mengalami perubahan-perubahan penting dalam
pengembangannya dan memungkinkan persoalan-persoalan perencanaan sebagai
suatu kesatuan. Wilayah perencanaan memiliki ciri-ciri yaitu masyarakat
mempunyai kesadaran terhadap permasalahan yang dihadapi daerah, memiliki
kemampuan untuk merubah industri yang dilaksanakan sesuai dengan tenaga kerja
yang tersedia, menggunakan salah satu model perencannaan, dan memiliki pusat
pertumbuhan.

2.2.1.1 Data Fisik


Menurut Peraturan Menteri No 18 Tahun 2007, data sekunder sebagai dasar
perencanaan dalam penyusunan evaluasi kondisi kota/kawasan, meliputi :
Peta Topografi
Terutama diperlukan yang berskala besar yaitu 1:25.000 atau 1:10.000. Hal-hal
yang bisa dipelajari pada peta topografi antara lain pola garis kontur, kerapatan,
bentuk-bentuk bukit kelurusan punggungan, bentuk lembah atau aliran, pola aliran
sungai dan sebagainya. Yaitu pola dan kerapatan garis kontur, bentuk-bentuk bukit,
kelurusan punggungan, bentuk lembah atau pola aliran sungai.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 8
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Sifat yang menonjol dari topografi:


o Bentuk morfologi yang landai umumnya ditempati oleh endapan aluvial;
o Bentuk perbukitan yang bergelombang biasanya ditempati oleh batuan yang
berselang-seling batuan pasir, lempung atau breksi;
o Bukit yang menonjol dan tersendiri seringkali merupakan suatu batuan
intrusi
Peta Hidrologi
Pada peta ini dapat dipelajari keadaan hidrografi terutama hubungannya dengan
curah hujan dan daerah aliran sungai.
Peta Geologi
Memberikan gambaran tentang penyebaran susunan batuan serta bentuk
struktur geologi daerah yang bersangkutan. Keterdapatan air tanah sangat
tergantung kepada sifat batuan terhadap air, apakah batuan diatas bersifat kedap
atau meluluskan air yang secara langsung mempengaruhi aliran permukaan dan
aliran bawah tanah.
Peta Hidrogeologi
Secara umum memberikan informasi mengenai air tanah termasuk keterdapatan
dan produktifitas akuifernya berikut lokasi serta kapasitas mata air yang muncul.
Peta Tanah
Peta ini menggambarkan penyebaran tanah penutup sampai kedalaman antara
12 meter yang dapat memberikan informasi tentang kisaran kedalaman air
tanahnya.
Peta Aliran Sungai
Selain peta topografi, maka peta aliran sungai ini secara khusus memperlihatkan
pola aliran sungai yang akan mempermudah dalam penentuan dan penelaahan
daerah aliran sungai Lau DAS
Apabila peta topografi dengan skala yang memadai tidak tersedia. Untuk itu
digunakan foto udara dan Citra satelit untuk melokalisir misalnya terdapatnya
sistem patahan dalam batuan padu. Akuifer yang produktif dalam batuan padu yang
mengandung sistem patahan, didalamnya terdapat akumulasi air tanah yang
potensial sebagai sumber air baku.
Data lain yang berkaitan

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 9
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Data-data sekunder lainnya yang penting dan ada hubungannya dengan masalah
tata air seperti data curah hujan, data klimatologi, data kualitas air, lokasi dan debit
sungai, mata air, sumur bor, sumur gali. Keseluruhan data ini sangat penting dan
menunjang dalam memberikan informasi yang diperlukan.

2.2.1.2 Data Non Fisik

2.2.1.2.1 Kependudukan
Berdasarkan Peraturan Menteri No 18 Tahun 2007, kependudukan
atau demografi adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama,
pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi
kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama
serta lingkungan penduduk.

2.2.1.2.2 Sarana Permukiman


Berdasarkan UURI No. 4/1992 (tentang Perumahan dan Permukiman)
dapat diketahui berbagai jenis prasarana permukiman seperti yang tercantum
dalam Pasal 5 - 7, meliputi:
1. Sarana dasar yang utama bagi berfungsinya suatu lingkungan
permukiman adalah (Pasal 5):
a. Jaringan jalan untuk mobilitas manusia dan angkutan barang,
pencegahan perambatan kebakaran, serta untuk menciptakan ruang dan
bangunan yang teratur;
b. Jaringan saluran pembuangan air limbah dan tempat pembuangan
sampah untuk kesehatan lingkungan; dan
c. Jaringan saluran air hujan untuk pengatusan/drainase, dan pencegahan
banjir setempat.
Dalam keadaan tidak terdapat air tanah sebagai sumber air bersih,
jaringan air bersih merupakan sarana dasar.
2. Fasilitas penunjang dimaksud dapat meliputi aspek ekonomi yang
antara lain berupa bangunan perniagaan/perbelanjaan yang tidak
mencemari lingkungan. Sedangkan fasilitas penunjang yang meliputi
aspek sosial-budaya, antara lain berupa bangunan pelayanan umum dan

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 10
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

pemerintahan, pendidikan dan kesehatan, peribadatan, rekreasi dan olah


raga, pemakaman dan pertamanan (Pasal 6).
3. Utilitas umum meliputi antara lain: jaringan air bersih, jaringan
listrik, jaringan telefon, jaringan gas, jaringan transportasi, dan pemadam
kebakaran. Fasilitas umum membutuhkan pengelolaan secara
berkelanjutan dan profesional oleh badan usaha agar dapat memberikan
pelayanan yang memadai kepada masyarakat (Pasal 7).

2.2.2 Proyeksi Kebutuhan Air Minum


Kebutuhan air adalah jumlah air yang dipergunakan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
memerlukan air. Pada umumnya banyak diperlukan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemakaian air oleh masyarakat tidak terbatas
pada keperluan domestik, namun untuk keperluan industry dan keperluan
perkotaan. Besarnya pemakaian oleh masyarakat dipengaruhi oleh banyak factor,
seperti tingkat hidup, pendidikan, tingkat ekonomi dan kondisi social. Dengan
demikian, dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air, kemungkinan
penggunaan air dan variasinya heruslah diperhitungkan secermat mungkin
(Linsley, 1996).
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan SPAM, Kebutuhan air ditentukan berdasarkan:
Proyeksi penduduk
Proyeksi penduduk harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama
periode perencanaan
Pemakaian air (L/o/h)
Laju pemakaian air diproyeksikan setiap interval 5 tahun.
Ketersediaan air

2.2.2.1 Proyeksi Penduduk


Perkembangan penduduk merupakan faktor penting dalam
perencanaan sistem penyediaan air bersih suatu area. Dalam proyeksi

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 11
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

penduduk untuk tahun-tahun berikutnya, diperlukan metode pendekatan yang


diperlukan sesuai kararakteristik daerahnya.
Untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada daerah perencanaan
dibandingkan dengan tiga metode proyeksi. Kemudian, dari ketiga metode
tersebut dipilih yang paling sesuai untuk k`arakteristik daerah yang ditinjau.
Metode yang diperbandingkan adalah arithmatik, geometrik dan least squre
dalam Permen PU No.18/PRT/M/2007 dijelaskan :
a. Metode Aritmatik

Pn = Po + rn
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
Po = Jumlah penduduk pada awal
n = Periode perhitungan
r = Angka pertambahan penduduk
rumus di atas bila dipindah dalm bentuk regresi menjadi:
Pn = Po + rn
Y = b + ax
Dimana :
Pn = y = Jumlah penduduk pada tahun n
Po = b = Koefisien
n = x = Tahun penduduk yang akan dihitung
r = a = Koefisien x
b. Metode Geometrik
Pn = Po (1+r)n
Dimana: Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
Po =Jumlah penduduk pada awal
n = Jumlah interval tahun
r = laju pertambahan penduduk/th
c. Metode Least Square

Y = a + bX
Dimana :

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 12
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Y = Nilai variabel berdasarkan garis regresi


X = Variabel independen
a = Konstanta
b = Koefisien arah regresi linear
Adapun persamaan a dan b adalah sebagai berikut: :

Bila koefisien b telah dihitung terlebih dahulu, maka konstanta a dapat


ditentukan dengan persamaan lain yaitu :
a = Y- bX
Pemilihan metode proyeksi penduduk daerah perencanaan dilakukan
dengan cara pengujian statistik, yaitu dengan koefisien korelasi. Metode
proyeksi yang paling tepat adalah metode yang memberikan nilai R 2
mendekati atau sama dengan 1. Setelah itu, metode tersebut dipakai
untuk memproyeksikan jumlah penduduk yang diinginkan.

2.2.2.2 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik


Menurut Ditjen Cipta Karya, Dep. PU (2000). Kebutuhan air domestik
yaitu kebutuhan air yang digunakan pada tempat-tempat hunian pribadi untuk
memenuhi keperluan sehari-hari memasak, minum, mencuci. Kebutuhan domestic
merupakan aspek penting dalam menganalisis kebutuhan penyediaan di masa
mendatang. Analisis sektor domestik untuk masa mendatang dilaksanakan dengan

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 13
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

dasar analisis pertumbuhan penduduk pada wilayah yang direncanakan. Kebutuhan


air domestik untuk kota dibagi dalam beberapa kategori, yaitu :
Kota Kategori I (Metropolitan)
Kota Kategori II (Kota Besar)
Kota Kategori III (Kota Sedang)
Kota Kategori IV (Kota Kecil)
Kota Kategori V (Desa)

2-2 Tabel Perencanaan Air untuk Tiap Kategori

NO URAIAN KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH JIWA


>1.000.00 500.000 100.000 20.000 <20.000
0 S/D S/D S/D
1.000.000 500.000 100.000
METRO BESAR SEDANG KECIL DESA
1 Konsumsi unit 190 170 130 100 80
sambungan
rumah (SR)
l/o/h
2 Konsumsi unit 30 30 30 30 30
hidran umum
(HU) l/o/h
3 Konsumsi unit 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
non domestik
l/o/h (%)
4 Kehilangan air 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
(%)
5 Factor hari 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
maksimum
6 Factor jam 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
puncak
7 Jumlah jiwa per 5 5 5 5 5
SR
8 Jumlah jiwa per 100 100 100 100 100
HU
9 Sisa tekan di 10 10 10 10 10
penyediaan

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 14
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

distribusi (mka)
10 Jam operasi 24 24 24 24 24
11 Volume 20 20 20 20 20
reservoir (%
max day
demand)
12 SR : HR 50:50 s/d 50:50 s/d 80:20 70:30 70:30
80:20 80:20
13 Cakupan *)90 90 90 90 **)70
pelayanan
Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU, 2000

2.2.2.3 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik Non Industri


Analisis sektor non domestik dilaksanakan dengan berpegangan pada analisis
data pertumbuhan terakhir fasilitas-fasilitas social ekonomi yang ada pada
wilayah perencanaan. Kebutuhan air non domestik menurut kriterian
perencanaan pada Dinas PU dapat dilihat pada tabel berikut :

2-3 Tabel Kebutuhan Air Non Domestik

SEKTOR NILAI SATUAN


Sekolah 10 Liter/murid/hari
Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari
Puskesmas 2000 Liter/unit/hari
Masjid 3000 Liter/unit/hari
Kantor 10 Liter/pegawai/hari
Pasar 12000 Liter/hektar/hari
Hotel 150 Liter/bed/hari
Rumah Makan 100 Liter/tempat duduk/hari
Komplek Militer 60 Liter/orang/hari
Kawasan Industri 0,2 0,8 Liter/detik/hektar
Kawasan Pariwisata 0,1 0,3 Liter/detik/hektar
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

2-4 Pemakaian Air ata-rata untuk Kebutuhan Non Domestik

No Jenis Kebutuhan Pemakaian air rata- Keterangan

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 15
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

rata per hari (liter)


1 SD,SLTP 40 - 50 Per murid, guru : 100 liter
2 SLTA dan lebih tinggi 80 Per murid, guru : 100 liter
Sumber : NSPM Kimpraswil, 2002

2.2.3 Pola Fluktuasi Pemakaian Air Minum


Menurut Permen PU No. 18 Tahun 2007 menyatakan bahwa terdapat dua
jenis fluktuatif dalam pemakaian air bersih sebagai berikut :
1. Fluktuasi pemakaian air pada waktu hari maksimum adalah variasi
pemakaian air oleh konsumen dimana pemakaian air lebih tinggi dari
kebutuhan airHari Maksimum = 1,15 x Kebutuhan Rata-Rata
rata-rata.

2. Fluktuasi pemakaian air pada saat jam puncak adalah variasi pemakaian
air tertinggi oleh konsumen pada jam tertentu setiap hari.

Jam Puncak = 1,75 x Kebutuhan Rata-Rata

2.2.4 Kapasitas Air Baku


Menurut Permen PU No. 18 Tahun 2007 bahwa kapasitas utama sistem air
minum harus mampu untuk mengalirkan air pada kebutuhan air maksimum.
Untuk unit air baku direncanakan kapasitas berdasarkan kebutuhan hari puncak
yang besarnya berkisar 130% dari kebutuhan rata-rata.

2.2.5 Kapasitas Distribusi


Selain mengatur mengenai kapasitas air baku pada Permen PU No. 18
Tahun 2007 menerangkan bahwa kapasitas utama sistem air minum harus mampu
untuk jaringan distribusi harus disesuaikan dengan kebutuhan jam puncak. Unit
distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan jam puncak yang besarnya
berkisar 115%-300% dari kebutuhan rata-rata.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 16
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

2.3 SPAM Perpipaan


Menurut Peraturan Kementrian Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 18 Tahun
2007 menjelaskan pengoperasian sarana SPAM melalui jaringan perpipaan
bertujuan untuk menjalankan,mengamati dan menghentikan unit-unit agar berjalan
secara berkesinambungan pada keseluruhan dan/atau sebagian unit, meliputi:
a. unit air baku;
b. unit produksi;
c. unit distribusi;
d. unit pelayanan.

2.3.1 Unit Air Baku


Unit air baku adalah sarana dan prasarana pengambilan dan/atau
penyedia air baku, meliputi bangunan penampungan air, bangunan
pengambilan/penyadapan, alat pengukuran, dan peralatan pemantauan, sistem
pemompaan, dan/atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya

2.3.1.1 Fungsi dan Komponen Unit Air Baku


Berdasarkan Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2007
bahwa terdapat 4 komponen air baku, yang akan dijelaskan dalam tabel 2-4
berikut :

2-5 Komponen Air Baku

No Komponen Air Baku Fungsi


1 Bangunan Intake a. Mengumpulkan air dari
sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang di butuhkan oleh
instalasai.
b. Menyaring benda-benda kasar
dengan menggunakan bar screen
c. Mengambil air baku sesuai
debit yang diperlukan instalasi
pengolahan yang di rencanakan demi
menjaga kontinuitas penyediaan dan

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 17
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

pengambilan air dari sumbernya

Sebagai bangunan pengambilan


sumber air baku yang berasal dari air
Sumur Bor Air Tanah tanah dalam yang berada pada
2
Dalam lapisan aquifer di bawah tanah
dengan rata-rata kedalaman 60 - 200
m
Sebagai bangunan penangkap air
3 Broncapturing
yang keluar dari suatu sumber.
Untuk mendapatkan air baku bagi air
4 Penampung Air Hujan minum dengan melalui tahap
penampungan.

2.3.1.2 Sumber dan Alokasi Air Baku


Sumber air baku harus memenuhi ketentuan tertentu sebagaimana
tertulis pada UU No. 18 Tahun 2007. Ketentuan tersebut yaitu:
a. Debit minimum dari sumber air baku;
b. Kuantitas sumber air baku harus terjamin kontinuitasnya;
c. Kualitas air baku harus memenuhi ketentuan baku mutu air yang
berlaku;
d. Jarak sumber air baku ke daerah pelayanan maksimum sesuai dengan
ketentuan untuk masing-masing sumber air baku

Dari sekian banyak sumber air baku yang ada, dibuat skala prioritas
penggunaan sumber air tersebut, dan harus sudah mendapat izin tertulis
(SIPA/surat izin pemakaian air) dari instansi terkait. Kebutuhan kapasitas air
baku disusun untuk menentukan rencana alokasi air baku yang dibutuhkan
untuk SPAM yang direncanakan. Kebutuhan kapasitas sumber air baku
ditentukan berdasarkan kebutuhan air.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 18
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

2.3.1.3 Cara Pengambilan Air Baku

2.3.1.4 Sistem Transmisi Air Baku


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18 Tahun 2007,
Sistem transmisi harus menerapkan metode-metode yang mampu
mengendalikan pukulan air (water hammer) yaitu bilamana sistem aliran
tertutup dalam suatu pipa transmisi terjadi perubahan kecepatan aliran air
secara tiba-tiba yang menyebabkan pecahnya pipa transmisi atau berubahnya
posisi pipa transmisi dari posisi semula. Sistem pipa transmisi air baku yang
panjang dan berukuran diameter relatif besar dari diameter nominal ND-600
mm sampai dengan ND -1000 mm perlu dilengkapi dengan aksesoris dan
perlengkapan pipa yang memadai.

2.3.1.4.1 Jalur Transmisi

Jalur transmisi air minum Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum


No.18 Tahun 2007 :
a. Untuk pipa yang tertanam, periksa apakah pipa masih tertanam
dengan baik. Bila tidak misalnya terkena erosi, longsor, kena
galian, sering dilewati orang atau binatang ternak, maka segera
timbun kembali.
b. Perhatikan apa ada rembesan-rembesan, tanda ada kebocoran pipa,
perlu digali untuk diperiksa, dan diganti pipa yang bocor.
c. Untuk pipa yang tidak tertanam, bersihkan dari sampah-sampah,
timbunan tanah atau puing-puing bangunan, tumbuhan liar yang
dapat mengganggu.
d. Setiap sambungan diperiksa apa ada kebocoran.
e. Tekanan Air: Selalu dimonitor agar tekanan air selalu sama dengan
yang direncanakan.

2.3.1.4.2 Bahan Pipa Transmisi


Pemilihan bahan pipa harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI,
antara lain:q

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 19
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

a. Spesifikasi pipa PVC mengikuti standar SNI 03-6419-2000 tentang


Spesifikasi Pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315 mm untuk Air
Bersih dan SK SNI S-20-1990-2003 tentang Spesifikasi Pipa PVC
untuk Air Minum.
b. SNI 06-4829-2005 tentang Pipa Polietilena Untuk Air Minum;
c. Standar BS 1387-67 untuk pipa baja kelas medium.
d. Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-
0822-1989 atau SII 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457.
e. Standar untuk pipa ductile menggunakan standar dari ISO 2531 dan
BS 4772.

Persyaratan bahan pipa lainnya dapat menggunakan standar nasional


maupun internasional lainnya yang berlaku. Data yang diperlukan untuk
rancangan teknik pipa transmisi air minum dan perlengkapannya adalah:
Hasil survei dan pengkajian potensi dan kebutuhan air minum;
Hasil survei dan pengkajian topografi berupa:
a. Peta situasi rencana jalur pipa transmisi skala 1:1.000
b. Potongan memanjang rencana jalur pipa transmisi skala vertikal
1:100, horizontal 1:1.000
c. Potongan melintang rencana jalur pipa transmisi skala 1:100
d. Peta situasi rencana lokasi bangunan perlintasan skala 1:100 dengan
interval: 1 ketinggian 1 m

2.3.1.4.3 Asesoris/Perlengkapan Pipa Transmisi


Perlengkapan penting dan pokok dalam sistem transmisi air baku
air minum antara lain sebagai berikut:
a. Katup pelepas udara, yang berfungsi melepaskan udara yang
terakumulasi dalam pipa transmisi, yang dipasang pada titik-titik
tertentu dimana akumulasi udara dalam pipa akan terjadi.
b. Katup pelepas tekanan, yang berfungsi melepas atau mereduksi
tekanan berlebih yang mungkin terjadi pada pipa transmisi.
c. Katup penguras (Wash-out Valve), berfungsi untuk menguras
akumulasi lumpur atau pasir dalam pipa transmisi, yang umumnya
dipasang pada titik-titik terendah dalam setiap segmen pipa
transmisi.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 20
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

d. Katup ventilasi udara perlu disediakan pada titik-titik tertentu guna


menghindari terjadinya kerusakan pada pipa ketika berlangsung
tekanan negatif atau kondisi vakum udara.

2.3.1.5 Disain Intake

a) Konstruksi Intake:

Bendung-Bangunan Peninggi Muka Air:


Bendungan biasanya terbuat dari konstruksi beton dengan umur pakai
sampai 20 tahun. Akibat banjir terjangan batu-batu/kayu gelondongan yang
hanyut terbawa banjir, maka bendung dapat roboh. Rehabilitasi biasanya
termasuk pondasi bendung atau dapat juga bendungan masih baik. Akan
tetapi akibat berpindahnya aliran sungai maka posisi bendung perlu
direlokasi pada tempat yang benar.

b) Bangunan Penangkap Air:


Bangunan Penangkap Air dapat berupa Broncaptering (mata air), atau
receiving well, pipe gallery dipinggir sungai. Akibat tanah longsor,
Broncaptering dapat rusak atau banjir bandang dapat merusak receiving
well, pipe gallery infiltration kerusakan dapat berupa timbunan tanah/ pasir
dan batu-batuan.

Penampung Lumpur/Grit Chamber;

Casing Pipa;

Saluran Pembuang:
Saluran pembuang bisa untuk pembuang air baku yang berlebihan,
Lumpur, pasir atau pembuangan endapan-endapan lainnya. Kerusakan
dapat berupa, dinding saluran pecah. Rehabilitasi yang dilakukan adalah
rehabilitasi sebagian.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 21
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

2.3.1.6 Disain Transmisi Air Baku

2.3.1.6.1 Kriteria Disain Transmisi


Perencanaan teknis unit transmisi harus mengoptimalkan jarak antara
unit air baku menuju unit produksi dan/atau dari unit produksi menuju
reservoir/jaringan distribusi sependek mungkin, terutama untuk sistem
transimisi distribusi (pipa transmisi dari unit produksi menuju reservoir). Hal
ini terjadi karena transmisi distribusi pada dasarnya harus dirancang untuk
dapat mengalirkan debit aliran untuk kebutuhan jam puncak, sedangkan pipa
transmisi air baku dirancang mengalirkan kebutuhan maksimum.

Pipa transmisi sedapat mungkin harus diletakkan sedemikian rupa


dibawah level garis hidrolis untuk menjamin aliran sebagaimana diharapkan
dalam perhitungan agar debit aliran yang dapat dicapai masih sesuai dengan
yang diharapkan.

Dalam pemasangan pipa transmisi, perlu memasang angker penahan


pipa pada bagian belokan baik dalam bentuk belokan arah vertikal maupun
belokan arah horizontal untuk menahan gaya yang ditimbulkan akibat
tekanan internal dalam pipa dan energi kinetik dari aliran air dalam pipa
yang mengakibatkan kerusakan pipa maupun kebocoran aliran air dalam pipa
tersebut secara berlebihan.

Sistem transmisi harus menerapkan metode-metode yang mampu


mengendalikan pukulan air (water hammer) yaitu bilamana sistem aliran
tertutup dalam suatu pipa transmisi terjadi perubahan kecepatan aliranair
secara tiba-tiba yang menyebabkan pecahnya pipa transmisi atau berubahnya
posisi pipa transmisi dari posisi semula.

Sistem pipa transmisi air baku yang panjang dan berukuran diameter
relatif besar dari diameter nominal ND-600 mm sampai dengan ND-1000
mm perlu dilengkapi dengan aksesoris dan perlengkapan pipa yang memadai.

Perlengkapan penting dan pokok dalam sistem transmisi air baku air
minum antara lain sebagai berikut:

1. Katup pelepas udara, yang berfungsi melepaskan udara yang terakumulasi

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 22
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

dalam pipa transmisi, yang dipasang pada titik-titik tertentu dimana


akumulasi udara dalam pipa akan terjadi.

2. Katup pelepas tekanan, yang berfungsi melepas atau mereduksi tekanan


berlebih yang mungkin terjadi pada pipa transmisi.

3. Katup penguras (Wash-out Valve), berfungsi untuk menguras akumulasi


lumpur atau pasir dalam pipa transmisi, yang umumnya dipasang pada
titik-titik terendah dalam setiap segmen pipa transmisi.

4. Katup ventilasi udara perlu disediakan pada titik-titik tertentu guna


menghindari terjadinya kerusakan pada pipa ketika berlangsung tekanan
negatif atau kondisi vakum udara.

2-6 Kriteria Pipa Transmisi

No Uraian Notasi K
1 Debit Perencanaan Q max r hari
Kebutuhan air
maksimum Q max = F
2 Faktor hari maksimum F.max 1,10 1,50
3 Jenis saluran - Pipa atau saluran
4 Kecepatan aliran air dalam pipa terbuka*
a) Kecepatan minimum V min 0,3-0,6 m/det

b) Kecepatan maksimum
V.max 3,0-4,5 m/det
- Pipa PVC
5 Tekanan air dalam pipa V.max
a) Tekanan minimum H min H 1 atm

b) Tekanan maksimum maks


6-8 atm
- Pipa PVC
10 atm
- Pipa DCIP
12.4 MPa
6 - Pipa PE
Kecepatan 100 terbuka
saluran
a) Kecepatan minimum V.min 0,6 m/det

b) Kecepatan maksimum V.maks 1,5 m/det


7 Kemiringan saluran terbuka S (0,5 1 ) 0/00

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 23
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

8 Tinggi bebas saluran terbuka Hw 15 cm( minimum)


9 Kemiringan tebing terhadap - 45 ( untuk bentuk
dasar saluran trapesium)

* Saluran terbuka hanya digunakan untuk transmisi air baku

Perancangan sub unit transmisi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1) Survei dan pengkajian sub unit transmisi air baku meliputi:

a. Penyelidikan tanah, mengacu pada Tata Cara Survei dan Pengkajian Hasil
Penyelidikan Tanah;

b. Survei topografi, mengacu pada tata Cara Survei dan Pengkajian Topografi;

c. Survei lokasi sistem, mengacu pada Tata Cara Survei dan Pengkajian
Lokasi Sistem Penyediaan Air Minum.

2) Perhitungan perancangan teknik sub unit transmisi air baku dan air bersih
meliputi:

a. Perhitungan hidrolis pipa.

3) Desain dan gambar

a. gambar denah (layout);

b. gambar lokasi;

c. gambar detail jaringan transmisi.


Debit pompa transmisi air minum ke reservoir ditentukan bardasarkan debit
hari maksimum. Perioda operasi pompa antara 2024 jam per hari. Ketentuan
jumlah dan debit yang digunakan sesuai Tabel 2-6.

2-7 Jumlah dan Debit Pompa Sistem Transmisi Air

Debit (m3/hari) Jumlah Pompa Total Unit


Sampai 2.800 1 (1) 2

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 24
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

2.500 s.d. 10.000 2 (1) 3


Lebih dari 90.000 Lebih dari 3 (1) Lebih dari 4

Head pompa ditentukan berdasarkan perhitungan hidrolis.

Pompa
Hitung daya pompa yang diperlukan berdasarkan data total tekanan (head) yang
tersedia dengan formula:

Q . w. H
P

HP

75.

dengan pengertian:

P: daya pompa (tenaga kuda)

3
Q : debit (m /detik)

3
w: densitas atau kepadatan (density) (kg/cm )

H: total tekanan (m)

: efisiensi pompa ( 60 %75 %)

HP : daya kuda (horse power)

Pipa Transmisi

1) Jalur Pipa
Perencanaan jalur pipa transmisi harus memenuhi ketentuan teknis sebagai
berikut:

a. Jalur pipa sependek mungkin;

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 25
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

b. Menghindari jalur yang mengakibatkan konstruksi sulit dan mahal;

c. Tinggi hidrolis pipa minimum 5 m diatas pipa, sehingga cukup menjamin


operasi air valve;

d. Menghindari perbedaan elevasi yang terlalu besar sehingga tidak ada


perbedaan kelas pipa.

2) Dimensi Pipa
Penentuan dimensi pipa harus memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut:

a. Pipa harus direncanakan untuk mengalirkan debit maksimum harian;

b. Kehilangan tekanan dalam pipa tidak lebih air 30% dari total tekanan statis
(head statis) pada sistem transmisi dengan pemompaan. Untuk sistem
gravitasi, kehilangan tekanan maksimum 5 m/1000 m atau sesuai dengan
spesifikasi teknis pipa.

3) Bahan Pipa
Pemilihan bahan pipa harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI, antara
lain:

Spesifikasi pipa PVC mengikuti standar SNI 03-6419-2000 tentang


Spesifikasi Pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315 mm untuk Air Bersih
dan SK SNI S-20-1990-2003 tentang Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum.

SNI 06-4829-2005 tentang Pipa Polietilena Untuk Air Minum;


Standar BS 1387-67 untuk pipa baja kelas medium.

Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-
1989 atau SII 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457.

Standar untuk pipa ductile menggunakan standar dari ISO 2531 dan BS 4772.

Persyaratan bahan pipa lainnya dapat menggunakan standar nasional maupun


internasional lainnya yang berlaku.

4) Data yang diperlukan

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 26
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Data yang diperlukan untuk rancangan teknik pipa transmisi air minum dan
perlengkapannya adalah:

(a) Hasil survei dan pengkajian potensi dan kebutuhan air minum;

(b) Hasil survei dan pengkajian topografi berupa:

Peta situasi rencana jalur pipa transmisi skala 1:1.000

Potongan memanjang rencana jalur pipa transmisi skala vertikal 1:100,


horizontal 1:1.000

Potongan melintang rencana jalur pipa transmisi skala 1:100

Peta situasi rencana lokasi bangunan perlintasan skala 1:100 dengan


interval: 1 ketinggian 1 m.

2.3.2 Unit Produksi


Menurut Peraturan Menteri PU No 18 Tahun 2007, unit produksi adalah
adalah sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah air baku
menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi an/atau biologi, meliputi bangunan
pengolahan dan perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukuran dan
peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air minum. Unit produksi
terdiri dari unit koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, netralisasi, dan desinfeksi.

2.3.2.1 Unit Pengolahan


Menurut Peraturan Menteri PU No 18 Tahun 2007, persiapan operasi suatu unit
pengolahan air minum meliputi kegiatan-kegiatan:
- Pembuatan larutan bahan kimia.
Pembuatan larutan alum sulfat (Al2 (SO4)3) 10% atau koagulan lain seperti PAC.
Pembuatan larutan soda abu (Na2CO3) 10%.
Pembuatan larutan kaporit 1% atau bahan desinfektan lain seperti: gas chlor,
Ozon, dan Ultra Violet.
- Pengaturan kapasitas alat pembubuhan.
Pengaturan kapasitas pompa pembubuhan larutan bahan kimia untuk sistem
pembubuhan dengan pompa.
Pengaturan katup pembubuhan larutan dengan sistem gravitasi.
- Penentuan Dosis Bahan Kimia.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 27
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap: pH,


kekeruhan warna, dan alkalinitas air baku.

2.3.2.1.1 Koagulasi
Koagulasi adalah penambahan dan pengadukan cepat (flash mixing)
koagulan yang bertujuan untuk mendestabilisasi partikel-partikel koloid dan
suspended solid (Reynolds, 1982). Sedangkan menurut Kawamura (2001)
koagulasi didefinisikan sebagai proses destabilisasi muatan koloid dan padatan
tersuspensi termasuk bakteri dan virus, dengan suatu koagulan. Pengadukan cepat
(flash mixing) merupakan bagian integral dari proses koagulasi. Tujuan pengadukan
cepat adalah untuk mempercepat dan menyeragamkan penyebaran zat kimia
melalui air yang diolah (Nasrullah, 2005).
Jenis koagulan yang sering dipakai (Reynolds, 1982) adalah:
1. Alumunium Sulfat (Alum)
2. Ferrous Sulfate (FeSO4)
3. Ferric Sulfate dan Ferric Chloride
Menurut Kawamura (1991), pengadukan cepat bisa dilakukan dengan
sistem hidraulik. Pengadukan hidrolis dapat dilakukan dengan menggunakan V-
notch, saluran air, office, aliran turbulen sederhana yang disebabkan oleh kecepatan
dalam pipa, fitting atau saluran. Total headloss untuk pengadukan zat kimia
koagulan tidak lebh dari 3,2 m. Energi dari suatu terjunan efektif setinggi 30 cm
menyediakan nilai G sebesar 1000 S-1 pada suhu 20oC (AWWA, 1997)
Gradien Kec. (G) : 400-1000/dt
Waktu detensi (td) : 60 detik (untuk kekeruhan tinggi)
G x td : 20.000-30.000

G =[ ]1/2

Dimana, G = gradien kecepatan (l/detik)


g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tinggi terjunan
v = viskositas kinematis

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 28
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Faktor-faktor yang mempengaruhi koagulasi yaitu waktu detensy, gradien


kecepatan dan lain-lain. Oleh karena itu perlu diketahui kriteria desain unit
koagulasi. Berikut adalah tabel kriterian desain unit koagulasi dikutip dari
Nasrullah, 2005 :
2-8 Kriteria Desain Unit Koagulasi

Ket. Unit Kawamura Al-Layla2 Reyno Darmase Peavy Montgo


1
lds3 tiawan4 5
mery6
G /detik 300 700 - 700 - 600- 1000
1000 1000 1000
Td detik 10 - 30 30-60 20 - 20 - 40 10 -
60 60
G x Td 300 - 1600 20.000 1000 -
-30.000 2000
pH 4 4,5 - 5,0 -
opt. 8,0 7,5
1 2 3
Sumber : Kawamura,1991 ; Al-Layla,1980 ; Reynolds,1982 ;
4
Darmasetiawan,2001 ; 5Peavy,985 ; 6Montgomery,1985

2.3.2.1.2 Flokulasi
Menurut Kawamura (1991), flokulasi merupakan pengadukan lambat
yang mengiringi dispersi koagulan secara cepat melalui pengadukan cepat.
Tujuannya adalah memperepat tumbukan yang menyebabkan terjadinya gumpalan
partikel koloid yang tidak stabil sehingga dapat diendapkan. Proses fllokulasi bisa
dilakukan melalui pengadukan mekanis dengan tipe paddle horizontal.

G=

Dimana, = koefisien drag (1,8)

A = luas daerah paddle (m2)


v = viskositas kinematik fluida (m/s2) = 1,0306.10-6 m2/s pada 10oC
V = volume tangki flokulai (m3)
v = kecepatan aliran (m/s)
Berikut adalah tabel kriteria desain unit flokulasi dikutip dari Nasrullah, 2005 :
2-9 Kriteria Desain Unit Flokulasi

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 29
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Keterang Kawam Al- Reyno Darmas Pea Mon


an ura1 Layla2 lds3 etiawan vy5 tgom
4
ery6
G 60 10 10 - 80 - 70-20 >50
(/detik) 75 20
Td 30 40 10 - 10 - 20 10 15 -
(detik) 90 - 20
30
G x Td 104 - 104 - 104
105 105 -
105
Dalam 4,8
bak
kec. 1,0 0,15 0,1 1
Maks 1,0 1,0
(m/s)
Luas 52% 15 15 20
paddle area 20 % 20 % %
bak area area area
bak bak bak
1 2 3
Sumber : Kawamura,1991 ; Al-Layla,1980 ; Reynolds,1982 ;
4
Darmasetiawan,2001 ; 5Peavy,985 ; 6Montgomery,1985

2.3.2.1.3 Sedimentasi
Menurut Reynolds (1982), sedimentasi adalah pemisahan zat padat-cair
yang memanfaatkan pengendapan secara gravitasi untuk menyisihkan padatan
tersuspensi. Faktor-faktor yang mempengaruhi sedimentasi yaitu waktu detensy,
tinggi air dan lain-lain. Oleh karena itu perlu diketahui kriteria desain unit
sedimentasi. Berikut adalah tabel kriterian desain unit sedimentasi dikutip dari
Nasrullah, 2005 :
2-10 Kriteria Desain Bak Pengendap Rectangular

Ket Unit Kawamu Drost Ric Marti JWW Layl Reynol Fai
ra1 c2 h3 n4 A5 a6 ds7 r8
Beban M/ja 0.83-2.5 20- 4-5

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 30
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

permuka m 70
an
Tinggi M 3-5 2.5-5 2.4- 3-4 2-5 1.8
air 3
Td Jam 1.5-4 0.5-
1
Kemirin 60-90 60 45-60
gan plate
Panjang M 70- 30 >75 90
75
Lebar M 2-5 10 1.5-6
P:L 6:1-4:1 3:1- 2:1
5:1
L:H 3:1-6:1
Freeboar M 0.6 0.3-0.7
d
Re <2000 <50 <500
0
-5
Fr >10 >10 >10-5
-5

Kecepat m/me 0.3-1.7 0.6


an nit
Removal 50- 50-
Efisiensi 70 75
Faktor 0-1
keamana
n
1 2 3 4
Sumber : Kawamura,1991 ; Drostc,1997 ; Rich,1961 ; Martin,2001 ;
5
JWWA,1978 ; 6Layla,1978 ; 7Reynolds,1982 ; 8 Fair &Geyer,1986

2.3.2.1.4 Filtrasi
Menurut Reynolds (1982), filtrasi adalah pemisahan zat padat-cair yang
mana zat cair dilewatkan melalui media berpori atau material berpori lainnya untuk
menyisihkan sebanyak mungkin padatan tersuspensi yang halus. Faktor-faktor yang
mempengaruhi filtrasi yaitu kecepatan penyaringan, ukuran pasir, tinggi filter dan
lain-lain. Oleh karena itu perlu diketahui kriteria desain unit filtrasi. Berikut adalah
tabel kriteria desain unit filtrasi dikutip dari Nasrullah, 2005 :

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 31
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

2-11 Kriteria Desain Unit Saringan Pasir Cepat (Rapid Sand Filter)

Keterangan Unit Kawamura Al- Reynolds Darmasetiaw Peavy


1
Layla2 3
an4 5

Kec. m/jam 5 7,5 4,8 - 15 4,9 7 - 10 2,5


Penyaringa 12,2 5
n
Ukuran Mm 0,3 0,7 0,35
pasir 1,0
Tinggi filter M 3,2 6 0,6 0,8 0,3 0,6
Tinggi bak M < 18 2,4 5
filtrasi
bak M 34 16

filtrasi
Luas filter m2 25 80
Air pencuci 1 5% Q 1 6% Q 1 5% Q
Waktu menit 10 3 10
pencucian
Kec. m/jam 56 18 25
Backwash
Ekspansi 90 160 20 50 h
pasir
H air di atas Cm 90 160 90 - 120 300 400
media
Headloss M 0,2 3
filte bersih
1 2 3
Sumber : Kawamura,1991 ; Al-Layla,1980 ; Reynolds,1982 ;
4
Darmasetiawan,2001 ; 5Peavy,985 .

2.3.2.1.5 Desinfeksi
Air yang telah disaring di unit filtrasi pada prinsipnya sudah memenuhi
standar kualitas tetapi untuk keperluan menghindari kontaminasi air oleh
mikroorganisme selama penyimpanan dan pendistribusian perlu dilakukan proses
desinfeksi. Desinfeksi yang umum digunakan adalah dengan cara klorinasi,
walaupun ada beberapa cara lain seperti dengan ozon dan ultra violet (UV) yang
jarang digunakan. Sebagai desinfektan, pembubuhan klorin dilakukan di lokasi

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 32
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

reservoir (akhir proses pengolahan) dan disebut sebagai postklorinasi. Metode


pembubuhan klorin dapat dilakukan dengan cara gravitasi atau dengan pompa
pembubuh (Darmasetiawan, 2001)
Menurut Al-Layla (1980), desinfektan yang digunakan dalam desinfeksi haruslah:
1. Dapat mematikan semua jenis organisme patogen
2. Ekonomis dan dapat dilaksanakan dengan mudah
1. Tidak menyebabkan air menjadi toksik dan berasa.
2. Dosis diperhitungkan agar terdapat residu untuk mengatasi adanya kontaminan
dalam bakteri
Metode yang desinfeksi yang paling sering digunakan (Reynolds, 1982)
adalah klorinasi, klorinasi merupakan senyawa yang paling sering digunakan
sebagai desinfektan. Sebagai oksidan klorin dipakai untuk mengoksidasi Fe dan
Mn, menghilangkan rasa, warna dan amonia nitrogen dalam air. Klorin yang
digunakan umumnya berupa gas klorin atau klorin cair atau senyawa klorin yang
terdiri dari CaCOCl3 dan Ca(OCl)2 (Nasrullah, 2005).

2.3.3 Unit Distribusi

Unit distribusi adalah sarana untuk mengalirkan air minum dari titik akhir
pipa transmisi air minum sampai unit pelayanan. (komponennya belum)
Tujuan pengoperasian unit distribusi ini untuk mengalirkan air hasil olahan
keseluruh jaringan distribusi sampai di semua unit pelayanan sesuai dengan standar
pelayanan yang telah ditetapkan baik dari segi kuantitas, kualitas, dan kontinuitas,
yaitu:

a. Kuantitas:

Jumlah air mencukupi minimal untuk mandi, makan, dan minum, atau sesuai
yang telah ditetapkan dalam perencanaan;

Tekanan air di pelanggan (titik jangkauan pelayanan terjauh) minimum 1


atm.

b. Kualitas:

pH antara 6,0 7,5;

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 33
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Bakteriologis, yaitu bakteri E-colli = 0;

sisa chlor minimal 0,2 ppm.

c. Kontinuitas:

Air harus mengalir di pelanggan selama 24 jam perhari.

2.3.3.1 Fungsi dan Komponen Unit Distribusi


Menurut Peraturan Menteri No 18 Tahun 2007, tujuan pengoperasian unit
distribusi ini untuk mengalirkan air hasil olahan keseluruh jaringan distribusi
sampai di semua unit pelayanan sesuai dengan standar pelayanan yang telah
ditetapkan baik dari segi kuantitas, kualitas, dan kontinuitas.

2.3.3.2 Metode Pengaliran Distribusi


Rencana jaringan dibuat untuk perluasan pelayanan dan cakupan dari
SPAM dengan jaringan perpipaan yang telah ada saat ini, maupun untuk
meningkatkan pelayanan dari SPAM bukan jaringan perpipaan menjadi SPAM
dengan jaringan perpipaan.

Untuk SPAM dengan jaringan perpipaan, langkah-langkah pengerjaan


perencanaan jaringan distribusi air minum dilaksanakan sebagai berikut:

1. Tentukan daerah pelayanan

2. Kumpulkan data untuk daerah pelayanan


Metoda analisis penentuan daerah pelayanan dengan administratif kebijaksanaan
pemerintah daerah, dan rencana penerapan jaringan distribusi utama pelayanan
air minum:

a. jumlah penduduk

b. peta topografi, situasi lokasi, peta jaringan yang sudah ada di daerah
pelayanan

c. asumsi konsumsi pemakaian air domestik

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 34
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

d. asumsi konsumsi pemakaian air nondomestik

e. daya dukung tanah

f. hasil pengukuran lapangan

3. Gambarkan sistem jaringan distribusi utama dalam bentuk melingkar atau


bercabang yang disesuaikan dengan data pendukung

4. Tentukan kebutuhan air di setiap titik sampul jaringan distribusi utama lingkaran

5. Tentukan diameter pipa dan perhitungan hidrolis sebagai berikut:

a. tentukan kecepatan aliran dalam, pipa sesuai dengan kriteria perencanaan


antara dua titik simpul

b. hitung diameter pipa berdasarkan rumus: Q = AV


6. Gambarkan sistem jaringan distribusi utama yang memuat data sebagai
berikut:

a. nomor simpul

b. konsumsi setiap simpul

c. elevasi setiap simpul

2.3.3.3 Pola Jaringan Distribusi


Dalam mengetahui pola jaringan distribusi, perlu dimengerti zona
jaringan distribusi. Menurut Permen PU No. 18, zona distribusi suatu sistem
penyediaan air minum adalah suatu area pelayanan dalam wilayah pelayanan
air minum yang dibatasi oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer).
Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer yaitu rangkaian pipa
distribusi yang membentuk zona distribusi dalam suatu wilayah pelayanan
SPAM. Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah jalur pipa
yang menghubungkan antara JDU dengan Sel Utama. Jaringan distribusi
pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian pipa yang membentuk jaringan
tertutup Sel Utama.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 35
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

2.3.3.4 Komponen Jaringan Distribusi


Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk
memudahkan pengendalian kehilangan air

a. Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum adalah suatu area pelayanan
dalam wilayah pelayanan air minum yang dibatasi oleh pipa jaringan distribusi
utama (distribusi primer). Pembentukan zona distribusi didasarkan pada batas
alam (sungai, lembah, atau perbukitan) atau perbedaan tinggi lebih besar dari 40
meter antara zona pelayanan dimana masyarakat terkonsentrasi atau batas
administrasi. Pembentukan zona distribusi dimaksudkan untuk memastikan dan
menjaga tekanan minimum yang relatif sama pada setiap zona. Setiap zona
distribusi dalam sebuah wilayah pelayanan yang terdiri dari beberapa Sel Utama
(biasanya 5-6 sel utama) dilengkapi dengan sebuah meter induk.

b. Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer yaitu rangkaian pipa
distribusi yang membentuk zona distribusi dalam suatu wilayah pelayanan
SPAM.

c. Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah jalur pipa yang
menghubungkan antara JDU dengan Sel Utama.

d. Jaringan distribusi pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian pipa yang
membentuk jaringan tertutup Sel Utama.

e. Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan distribusi


pembagi dengan Sambungan Rumah. Pendistribusian air minum dari pipa
pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle.

f. Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona
distribusi dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier) yang
membentuk suatu jaringan tertutup. Setiap sel utama akan membentuk beberapa
Sel Dasar dengan jumlah sekitar 5-10 sel dasar. Sel utama biasanya dibentuk bila
jumlah sambungan rumah (SR) sekitar 10.000 SR.

g. Sel dasar (Elementary Zone) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah sel
utama dan dibatasi oleh pipa pelayanan. Sel dasar adalah rangkaian pipa
yang membentuk jaringan tertutup dan biasanya dibentuk bila jumlah

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 36
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

sambungan rumah SR mencapai 1.000-2.000 SR. Setiap sel dasar dalam sebuah
Sel Utama dilengkapi dengan sebuah Meter Distrik.

2.3.3.5 Bahan Pipa Distribusi

Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau investasi


yang tersedia. Hal yang terpenting adalah harus dilaksanakannya uji pipa yang
terwakili untuk menguji mutu pipa tersebut. Tata cara pengambilan contoh uji
pipa yang dapat mewakili tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam
SNI 06-2552-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk
Air Minum, atau standar lain yang berlaku.

2.3.3.6 Asesoris/Perlengkapan Pipa Distribusi

a) Katup/valve

Katup berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam pipa, dipasang
pada:

lokasi ujung pipa tempat aliran air masuk atau aliran air keluar;

setiap percabangan;

pipa outlet pompa;

pipa penguras atau wash out

Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi adalah Katup
Gerbang (Gate Valve) dan Katup kupu-kupu (Butterly Valve).
b) Katup penguras (Wash Out/Blow Off)
Dipasang pada tempat-tempat yang relatif rendah sepanjang jalur pipa, ujung
jalur pipa yang mendatar dan menurun dan titik awal jembatan

c) Katup Udara (Air Valve)

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 37
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Dipasang pada titik tertinggi di sepanjang pipa distribusi, di jembatan pipa


dengan perletakan panjang bentang pipa dari arah aliran, pada jalur lurus
setiap jarak tertentu.

d) Hidran Kebakaran

Dipasang pada jaringan pipa distribusi dengan jarak antar hidran maksimum
tidak boleh lebih dari 300 m di depan gedung perkantoran kran komersil.

2.3.3.7 Reservoir Distribusi

2.3.3.7.1 Jenis Reservoir Distribusi


Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, jenis-jenis reservoir distribusi
adalah sebagai berikut:

a. Reservoir Pelayanan
b. Reservoir Penyeimbang

2.3.3.7.2 Peletakan Reservoir Distribusi

Menurut Permen PU no 18 tahun 2007, lokasi dan tinggi reservoir


ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

a. Reservoir pelayanan di tempat sedekat mungkin dengan pusat daerah


pelayanan, kecuali kalau keadaan tidak memungkinkan. Selain itu harus
dipertimbangkan pemasangan pipa paralel;

b. Tinggi reservoir pada sistem gravitasi ditentukan sedemikian rupa sehingga


tekanan minimum sesuai hasil perhitungan hidrolis di jaringan pipa
distribusi. Muka air reservoir rencana diperhitungkan berdasarkan tinggi
muka air minimum;
Jika elevasi muka tanah wilayah pelayanan bervariasi, maka wilayah pelayanan
dapat dibagi menjadi beberapa zona wilayah pelayanan yang dilayani masing-
masing dengan satu reservoir.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 38
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

2.3.3.7.3 Volume Reservoir Distribusi


Menurut Permen PU No 18 tahun 2007, volume reservoir distribusi
dibagi menjadi :
a. Reservoir Pelayanan
Volume reservoir pelayanan (service reservoir) ditentukan berdasarkan :

- Jumlah volume air maksimum yang harus ditampung pada saat pemakaian
air minimum ditambah volume air yang harus disediakan pada saat
pengaliran jam puncak karena adanya fluktuasi pemakaian air di wilayah
pelayanan dan periode pengisian reservoir.

- Cadangan air untuk pemadam kebakaran kota sesuai dengan peraturan


yang berlaku untuk daerah setempat Dinas Kebakaran.

- Kebutuhan air khusus, yaitu pengurasan reservoir, taman dan peristiwa


khusus.
b. Reservoir Penyeimbang
Volume efektif reservoir penyeimbang (balance reservoir) ditentukan
berdasarkan keseimbangan aliran keluar dan aliran masuk reservoir selama
pemakaian air di daerah pelayanan. Sistem pengisian reservoir dapat dengan
sistem pompa maupun gravitasi. Suplai air ke konsumen dilakukan secara
gravitasi.

Metoda Perhitungan Volume Efektif Reservoir

(1) Secara tabulasi

Dengan cara tabulasi, volume efektif adalah jumlah selisih terbesar

3 3
yang positif (M ) dan selisih terbesar yang negatif (M ) antara
fluktuasi pemakaian air dan suplai air ke reservoir. Hasil perhitungan
nilai kumulatif dibuat dalam bentuk tabel.

(2) Metoda kurva masa


Volume efektif didapat dari jumlah persentase akumulasi surplus terbesar
pemakaian air ditambah akumulasi defisit terbesar pemakaian air

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 39
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

terhadap akumulasi pengaliran air ke reservoir (bila pengaliran air ke


reservoir dilakukan selama 24 jam).

(3) Secara persentase


Volume efektif ditentukan sebesar sekian persen dari kebutuhan air
maksimum per hari minimal 15%. Penentuan dengan cara ini tergantung
pada kebiasaan kota yang bersangkutan, karena itu harus berdasarkan
pengalaman.

2.3.3.8 Pengendalian Kehilangan Air


Berikut adalah cara pengendalian kehilangan air menurut Permen PU No. 18
Tahun 2007 :
Dalam pemasangan pipa transmisi, perlu memasang angker penahan pipa
pada bagian belokan baik dalam bentuk belokan arah vertikal maupun belokan
arah horizontal untuk menahan gaya yang ditimbulkan akibat tekanan internal
dalam pipa dan energi kinetik dari aliran air dalam pipa yang mengakibatkan
kerusakan pipa maupun kebocoran aliran air dalam pipa tersebut secara
berlebihan.

Sistem transmisi harus menerapkan metode-metode yang mampu


mengendalikan pukulan air (water hammer) yaitu bilamana sistem aliran tertutup
dalam suatu pipa transmisi terjadi perubahan kecepatan aliran air secara tiba-tiba
yang menyebabkan pecahnya pipa transmisi atau berubahnya posisi pipa
transmisi dari posisi semula.

Sistem pipa transmisi air baku yang panjang dan berukuran diameter
relatif besar dari diameter nominal ND-600 mm sampai dengan ND-1000 mm
perlu dilengkapi dengan aksesoris dan perlengkapan pipa yang memadai.

Perlengkapan penting dan pokok dalam sistem transmisi air baku air minum
antara lain sebagai berikut:

5. Katup pelepas udara, yang berfungsi melepaskan udara yang terakumulasi


dalam pipa transmisi, yang dipasang pada titik-titik tertentu dimana
akumulasi udara dalam pipa akan terjadi.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 40
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

6. Katup pelepas tekanan, yang berfungsi melepas atau mereduksi tekanan


berlebih yang mungkin terjadi pada pipa transmisi.

7. Katup penguras (Wash-out Valve), berfungsi untuk menguras akumulasi


lumpur atau pasir dalam pipa transmisi, yang umumnya dipasang pada titik-
titik terendah dalam setiap segmen pipa transmisi.
Katup ventilasi udara perlu disediakan pada titik-titik tertentu guna menghindari
terjadinya kerusakan pada pipa ketika berlangsung tekanan negatif atau kondisi
vakum udara.

2.3.3.9 Disain Distribusi

2.3.3.9.1 Kriteria Disain Pipa Distribusi

Denah (Lay-out) Jaringan Pipa Distribusi

Perencanaan denah (lay-out) jaringan pipa distribusi ditentukan


berdasarkan pertimbangan:
1. Situasi jaringan jalan di wilayah pelayanan; jalan-jalan yang tidak
saling menyambung dapat menggunakan sistem cabang. Jalan- jalan
yang saling berhubungan membentuk jalur jalan melingkar atau
tertutup, cocok untuk sistem tertutup, kecuali bila konsumen jarang
2. Kepadatan konsumen; makin jarang konsumen lebih baik dipilih
denah (lay-out) pipa berbentuk cabang
3. Keadaan topografi dan batas alam wilayah pelayanan
4. Tata guna lahan wilayah pelayanan
Komponen Jaringan Distribusi
Jaringan pipa distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk
memudahkan pengendalian kehilangan air, yaitu :
a. Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum adalah suatu area
pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang dibatasi oleh pipa
jaringan distribusi utama (distribusi primer). Pembentukan zona
distribusi didasarkan pada batas alam (sungai, lembah, atau
perbukitan) atau perbedaan tinggi lebih besar dari 40 meter antara

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 41
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

zona pelayanan dimana masyarakat terkonsentrasi atau batas


administrasi. Pembentukan zona distribusi dimaksudkan untuk
memastikan dan menjaga tekanan minimum yang relatif sama pada
setiap zona. Setiap zona distribusi dalam sebuah wilayah pelayanan
yang terdiri dari beberapa Sel Utama (biasanya 5-6 sel utama)
dilengkapi dengan sebuah meter induk.
b. Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer yaitu
rangkaian pipa distribusi yang membentuk zona distribusi dalam suatu
wilayah pelayanan SPAM.
c. Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah jalur pipa
yang menghubungkan antara JDU dengan Sel Utama.
d. Jaringan distribusi pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian
pipa yang membentuk jaringan tertutup Sel Utama.
e. Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan
distribusi pembagi dengan Sambungan Rumah. Pendistribusian air
minum dari pipa pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle.
f. Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah
zona distribusi dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi
(distribusi tersier) yang membentuk suatu jaringan tertutup. Setiap sel
utama akan membentuk beberapa Sel Dasar dengan jumlah sekitar 5-
10 sel dasar. Sel utama biasanya dibentuk bila jumlah sambungan
rumah (SR) sekitar 10.000 SR.
g. Sel dasar (Elementary Zone) adalah suatu area pelayanan dalam
sebuah sel utama dan dibatasi oleh pipa pelayanan. Sel dasar
adalah rangkaian pipa yang membentuk jaringan tertutup dan biasanya
dibentuk bila jumlah sambungan rumah SR mencapai 1.000-2.000 SR.
Setiap sel dasar dalam sebuah Sel Utama dilengkapi dengan sebuah
Meter Distrik.
h. Bahan Pipa. Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau
investasi yang tersedia. Hal yang terpenting adalah harus
dilaksanakannya uji pipa yang terwakili untuk menguji mutu pipa
tersebut. Tata cara pengambilan contoh uji pipa yang dapat mewakili
tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI 06-2552-1991
tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk Air

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 42
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Minum, atau standar lain yang berlaku.


i. Diameter Pipa Distribusi. Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan
berdasarkan aliran pada jam puncak dengan sisa tekan minimum di
jalur distribusi, pada saat terjadi kebakaran jaringan pipa mampu
mengalirkan air untuk kebutuhan maksimum harian dan tiga buah
hidran kebakaran masing-masing berkapasitas 250 gpm dengan jarak
antara hidran maksimum 300 m. Faktor jam puncak terhadap debit
rata-rata tergantung pada jumlah penduduk wilayah terlayani sebagai
pendekatan perencanaan dapat digunakan tabel 2-7.

2-12 Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan Jaringan Pipa Distribusi

Faktor Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi


Utama Pembawa Pembagi
Jam puncak 1.15 1.7 2 3
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Ukuran diameter pipa distribusi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

2-13 Diameter Pipa Distribusi

Cakupan Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa


Sistem Utama Pembawa Pembagi Pelayanan
Sistem 100 75-100 mm 75 mm 50 mm
Kecamatan mm
Sistem Kota 150 mm 100-150 mm 75-100 mm 50-75 mm
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Analisis jaringan pipa distribusi antara lain memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Jika jaringan pipa tidak lebih dari empat loop, perhitungan dengan metoda
hardy-cross masih diijinkan secara manual. Jika lebih dari empat loop harus
dianalisis dengan bantuan program komputer.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 43
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

2. Perhitungan kehilangan tekanan dalam pipa dapat dihitung dengan rumus


Hazen Williams:

-1,85 -4,87
Hf = 10,66 D L

Kecepatan aliran dengan rumus:

0,63 0,54
V = 0,38464 C.D I

Debit aliran dihitung dengan rumus:

2,63 0,54
Q = 0,27853 C.D I

Dimana:

Q = debit air dalam pipa


(m/detik) C = koefisien
kekasaran pipa

D = diameter pipa (m)

S = slope/kemiringan
hidrolis

Ah = kehilangan
tekanan (m)

L = panjang pipa (m)

V = kecepatan aliran dalam pipa


(m/detik)

A = luas penampang pipa (m)

2.3.3.9.2 Kriteria Disain Reservoir Distribusi


Menurut Permen PU No. 18 tahun 2007, Reservoir air
dibangun dalam bentuk reservoir tanah yang umumnya untuk menampung

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 44
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

produksi air dari sistem IPA, atau dalam bentuk menara air yang umumnya
untuk mengantisipasi kebutuhan puncak di daerah distribusi. Reservoir air
dibangun baik dengan konstruksi baja maupun konstruksi beton bertulang,
dan rapat air.

Kerusakan dapat terjadi karena ada gempa, tanah longsor,


banjir, ataupun bocor karena umur pakai. Akar pohon beringin dapat
merusakkan struktur reservoir. Rehabilitasi sebagian dengan injeksi beton
atau rehabilitasi keseluruhan untuk kerusakan-kerusakan menyeluruh.

2.3.4 Unit Pelayanan


Unit pelayanan adalah sarana untuk mengambil air minum langsung oleh
masyarakat yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran
kebakaran (Permen No. 18 Tahun 2007)

2.3.4.1 Fungsi dan Komponen Unit Pelayanan


Fungsi dari unit pelayanan adalah sebagai titik pengambilam air
(Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015). Unit pelayanan berfungsi untuk
sarana pengambilan air minum langsung oleh masyarakat (Permen No. 18 Tahun
2007). Komponen unit pelayanan terdiri atas (Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun
2015):
a. sambungan langsung;
b. hidran umum; dan/atau
c. hidran kebakaran.

2.3.4.2 Sambungan Rumah


Menurut Permen No. 18 Tahun 2007 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum, yang dimaksud dengan pipa sambungan rumah adalah pipa dan
perlengkapannya, dimulai dari titik penyadapan sampai dengan meter air. Fungsi
utama dari sambungan rumah adalah:
- mengalirkan air dari pipa distribusi ke rumah konsumen;
- untuk mengetahui jmlah air yang dialirkan ke konsumen.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 45
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Perlengkapan minimal yang harus ada pada sambungan rumah adalah:


- bagian penyadapan pipa;
- meter air dan pelindung meter air atau flowrestrictor;
- katup pembuka/penutup aliran air;
- pipa dan perlengkapannya.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada sambungan rumah adalah:
Water Meter
Water meter pelanggan diperiksa, tidak boleh ada kebocoran, jaga kebersihan,
tumbuh-tumbuhan liar harus segera dimusnahkan.
Clamp Saddle:
Periksa rembesan air disekitar clamp saddle.
Tekanan Air:
Tekanan air selalu diperiksa agar memenuhi dan sesuai dengan yang direncanakan,
paling tidak mencapai 0.5-1 atm pada titik pelayanan terjauh.
Kualitas Air:
Kualitas air selalu diperiksa dengan mengambil sampel secara acak dan terencana.
Kualitas meliputi pH, sisa chlor, dan turbiditi.
Kontinuitas Air
Kontinuitas Air, yaitu air selalu ada selama 24 jam per hari.

2.3.4.3 Hidran Umum


Menurut Permen No. 18 Tahun 2007 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum, Pelayanan Hidran Umum/Kran Umum (KU) meliputi pekerjaan perpipaan
dan pemasangan meteran air berikut konstruksi sipil yang diperlukan sesuai gambar
rencana. KU menggunakan pipa pelayanan dengan diameter 1 dan meteran air
berukuran . Panjang pipa pelayanan sampai meteran air disesuaikan dengan
situasi di lapangan/pelanggan. Konstruksi sipil dalam instalasi sambungan
pelayanan merupakan pekerjaan sipil yang sederhana meliputi pembuatan bantalan
beton, meteran air, penyediaan kotak pengaman dan batang penyangga meteran air
dari plat baja beserta anak kuncinya, pekerjaan pemasangan, plesteran dan lain-lain

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 46
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

sesuai gambar rencana. Instalasi KU dibuat sesuai gambar rencana dengan


ketentuan sebagai berikut:
- lokasi penempatan KU harus disetujui oleh pemilik tanah
- saluran pembuangan air bekas harus dibuat sampai mencapai
saluran air kotor/selokan terdekat yang ada
- KU dilengkapi dengan meter air diameter
Hal-hal yang harus diperhatikan pada sambungan rumah adalah periksa selalu:
Water Meter;
Perpipaan;
Tekanan Air/Manometer;
Kualitas Air;
Kontinuitas Air.

2.3.4.4 Hidran Kebakaran


Menurut Permen No. 18 Tahun 2007 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum, Hidran kebakaran adalah suatu hidran atau sambungan keluar yang
disediakan untuk mengambil air dari pipa air minum untuk keperluan pemadam
kebakaran atau pengurasan pipa. Unit hidran kebakaran (fire hydrant) pada
umumnya dipasang pada setiap interval jarak 300 m, atau tergantung kepada
kondisi daerah/peruntukan dan kepadatan bangunannya. Tekanan Air pada hidran
kebakaran setidak-tidaknya mencapai 1 atm. Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi
2, yaitu:
- Tabung basah, mempunyai katup operasi diujung air keluar dari kran kebakaran.
Dalam keadaaan tidak terpakai hidran jenis ini selalu terisi air.
- Tabung kering, mempunyai katup operasi terpisah dari hidran. Dengan menutup
katup ini maka pada saat tidak dipergunakan hidran ini tidak berisi air.
Pada umumnya hidran kebakaran terdiri dari empat bagian utama, yaitu:
bagian yang menghubungkan pipa distribusi dengan hidran kebakaran
badan hidran
kepala hidran
katup hidran

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 47
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

2.3.4.5 Meter Pelanggan


Meter pelanggan atau biasa yang disebut dengan meter air Alat untuk
mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan
yang dilengkapi dengan unit sensor, unit penghitung, dan unit indikator pengukur
untuk menyatakan volume air yang lewat. Sedangkan badan meter air merupakan
bagian utama yang ditengahnya merupakan ruang untuk menempatkan alat hitung
dan mempunyai saluran masuk dan saluran keluar pada sisi yang berlawanan. (SNI
2547:2008). Meter air memastikan kepada pelanggan mengenai biaya yang
dikenakan sesuai dengan proporsi air yang dikonsumsi. Komponen meter air terdiri
dari Rumah Meter Air, Badan Meter Air, Kepala Meter Air, Tutup Meter Air, Katup
Meter Air, Rib, Inner, Rumah Katup, Katup Pintu, Poros Katup, Debit.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 48
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

BAB 3
METODOLOGI PERENCANAAN INDUK DAN TEKNIS/DESAIN SPAM

3.1 Metodologi Perencanaan Induk SPAM


3.1.1 3.1.1 Tujuan Operasional
Dari tujuan perencanaan di Bab I yaitu menyusun rencana induk SPAM
di operasionalkan untuk mencapai hasil berupa muatan dalam rencana induk.
Menurut Permen PU No 18 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan pengembangan
SPAM diketahui muatan isi rencana induk ada 8, namun untuk tugas besar ini akan
disusun 4 muatan isi sebagai berikut :
1. Kriteria standar pelayanan
2. Rencana umum
3. Rencana sumber dan alokasi air baku
4. Rencana jaringan distribusi utama
Dari kajian pustaka muatan tersebut dapat diketahui kebutuhan data untuk masing
masing muatan sebagai berikut :
1. Kriteria standar pelayanan
Mencakup kriteria teknis yang dapat diaplikasikan dalam perencanaan
yang sudah umum digunakan, namun jika ada data hasil survei maka kriteria
teknis menjadi bahan acuan. Standar pelayanan ditentukan sejak awal seperti
tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan
yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.
2. Rencana umum
Rencana umum meliputi evaluasi kondisi kota/kawasan,
yang bertujuan untuk mengetahui karakter, fungsi strategis dan
konteks regional nasional kota/kawasan yang bersangkutan.
3. Rencana sumber dan alokasi air baku
Dari sekian banyak sumber air baku yang ada, dibuat skala prioritas
penggunaan sumber air tersebut, dan harus sudah mendapat izin tertulis
(SIPA/surat izin pemakaian air) dari instansi terkait. Kebutuhan kapasitas air
baku disusun untuk menentukan rencana alokasi air baku yang dibutuhkan untuk
SPAM yang direncanakan. Kebutuhan kapasitas sumber air baku ditentukan
berdasarkan kebutuhan air.
4. Rencana jaringan distribusi utama

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 1
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Rencana jaringan meliputi perencanaan sistem transmisi air minum dan


distribusi. Sistem distribusi meliputi reservoir, jaringan pipa distribusi dan tata
letak, baik untuk SPAM jaringan perpipaan maupun SPAM bukan jaringan
perpipaan.
Ringkasan dari tujuan operasional dapat dilihat dari tabel
Table 3.1
Tujuan Operasional
N Tujuan Operasional Data yang Diperlukan/Dihasilkan
o.
1. Menyusun Kriteria 1. Periode perencanaan
2. Sasaran dan prioritas
dan Standar Pelayanan 3. Strategi penanganan
4. Kebutuhan air
5. Kapasitas system
6. Sumber air baku dan
keandalannya
7. Lokasi unit produksi
8. Jalur transmisi
9. Lokasi reservoir distribusi
10.Jaringan distribusi
2. Menyusun Rencana 1. Wilayah pelayanan
2. Proyeksi penduduk
Umum SPAM 3. Proyeksi sarana
4. Proyeksi kebutuhan air
5. Sumber air baku yang
memenuhi kebutuhan air
6. Lokasi intake
7. Jalur transmisi
8. Lokasi instalasi pengolahan air
9. Lokasi reservoir
10. Jalur transmisi air minum
11. Jaringan distribusi
3. Menyusun Sumber 1. Sumber-sumber air yang
dan Alokasi Air Baku handal
2. Pentahapan kebutuhan air
SPAM Kabupaten
3. Pentahapan ketersediaan
Sukoharjo
sumber air baku
4. Menyusun Jaringan 1. Jalur transmisi dari intake ke
Pipa Transmisi dan Unit produksi
2. Lokasi intake dan unit
Distribusi
produksi

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 2
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

3. Jalur transmisi dari unit


produksi ke reservoir
distribusi

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data


Dari kebutuhan data akan ditentukan teknik pengumpulan data yang
dapat dilihat dari tabel
Tabel 3.2
Teknik Pengumpulan Data

Alat
N Sumber
Data Metode Pengumpula
o Data
n
1 Data BAPPE Dokumentasi Alat tulis,
administratif
DA flashdisk dan
Kabupaten
Sukoharjo laptop

2 Peta Wilayah BAPPE Dokumentasi Alat tulis,


studi yang
DA flashdisk dan
meliputi :
-peta topograf laptop
-peta
administrasi
-peta tata guna
lahan eksisting
-peta tata guna
lahan rencana

3 Jumlah BPS Dokumentasi Alat tulis,


penduduk flashdisk dan
Kabupaten laptop
Sukoharjo
4 Data sumber air Dinas Dokumentasi Alat tulis,
baku PSDA flashdisk dan
laptop
5 Data sarana dan BPS Dokumentasi Alat tulis,
prasarana flashdisk dan

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 3
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

laptop
6 Data eksisting BPS Dokumentasi Alat tulis,
flashdisk dan
laptop
7 Kondisi BPS Dokumentasi Alat tulis,
geografis, flashdisk dan
topografi, laptop
hidrologi,
klimatologi, tata
guna lahan,
geologi.
8 RUTRK BAPPE Dokumentasi Alat tulis,
Kabupaten DA flashdisk dan
Sukoharjo laptop
9 BQQ Cipta Dokumentasi Alat tulis,
Karya flashdisk dan
Jawa laptop
Tengah
1 Peta umum BAPPE Dokumentasi Alat tulis,
0 Kabupaten DA flashdisk dan
Sukoharjo laptop
1 Gambaran BPS Dokumentasi Alat tulis,
1 umum kondisi flashdisk dan
Kabupaten laptop
Sukoharjo

3.1.3 Teknik Analisis Data/ Teknik Perencanaan Induk SPAM

3.1.1.1 Kriteria Dan Standard Pelayanan


Kriteria dan standar pelayanan, mencakup kriteria teknis yang dapat
diaplikasikan dalam perencanaan yang sudah umum digunakan, namun jika ada
data hasil survei maka kriteria teknis menjadi bahan acuan. Standar pelayanan
ditentukan sejak awal seperti tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 4
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

pelayanan, dan jenis pelayanan yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan
ini direalisasikan.
Kriteria dan standar pelayanan diperlukan dalam perencanaan dan
pembangunan SPAM untuk dapat memenuhi tujuan tersedianya air dalam jumlah
yang cukup dengan kualitas yang memenuhi persyaratan air minum, tersedianya air
setiap waktu atau kesinambungan, tersedianya air dengan harga yang terjangkau
oleh masyarakat atau pemakai.
Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah
berkepadatan tinggi dan kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan
diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan
induk kota.
3.1.1.2 3.1.3.2 Rencana Umum
Perencanaan umum didasarkan pada hasil studi pustaka
dan data sekunder yang ada, kemudian digunakan untuk
menentukan dan menggunakan kriteria desain untuk menyusun
perencanaan sistem penyediaan air bersih.
1. Mengetahui daerah pelayanan non-perpipaan dan perpipaan.
2. Membuat rencana sistem pelayanan yang telah dikaitkan
dengan RUTRK dan kebijakan pemerintah, serta melihat
komposisi SR:HU dan tingkat pelayanaan/target MDGs.
3. Mengetahui kebutuhan air (kebutuhan air eksisting dan
proyeksi pemakaian air domestik dan non demestik;
kebocoran air; debit air (Qrata-rata, Qhari maksimum, Q jam
puncak).
4. Dapat menentukan sumber air baku.
5. Dapat membuat tiga alternatif sistem pengaliran air (gravitasi,
pompa atau kombinasi, mulai dari sumber air terpilih sampai
penentuan lokasi IPA, Reservoir Distribusi, dan pola jaringan
distribusi).
6. Dapat mencari alternatif sistem pengaliran.
7. Membuat skema sistem pengaliran terpilih
8. Membuat peta layout sistem penyediaan air minum.
3.1.1.3 3.1.3.3 Rencana Sumber Dan Alokasi Air Baku
1. Tentukan kebutuhan air berdasarkan:

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 5
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

a. Proyeksi penduduk, harus dilakukan untuk interval 5 tahun


selama periode perencanaan untuk perhitungan
kebutuhan domestik
b. Identifkasi jenis penggunaan nondomestik sesuai RSNI T-
01-2003 butir 5.2 tentang Tata Cara Perencanaan
Plambing
c. Pemakaian air untuk setiap jenis penggunaan sesuai RSNI
T-01-2003 butir 5.2 tentang Tata Cara Perencanaan
Plambing
d. Perhitungan kebutuhan air domestik dan nondomestik
berdasarkan perhitungan butir a, b, dan c.
e. Kehilangan air fsik/teknis maksimal 15%, dengan
komponen utama penyebab kehilangan atau kebocoran air
sesuai gambar 1, adalah sebagai berikut:
1. kebocoran pada pipa transmisi dan pipa
induk
2. kebocoran dan luapan pada tangki reservoir
3. kebocoran pada pipa dinas hingga meter
pelanggan
Sedangkan kehilangan non-teknis dan konsumsi resmi tak
berekening sebagaimana diperlihatkan pada gambar 1 harus diminimalkan
hingga mendekati nol.
Kebutuhan air baku rata-rata dihitung berdasarkan jumlah
perhitungan kebutuhan air domestik, nondomestik, dan air tak berekening.
Rencana alokasi air baku dihitung 130% dari kebutuhan air baku rata-
rata.
2. Tentukan sumber air baku yang akan dipilih sesuai hasil
investigasi atau identifkasi awal.
3. Analisa Sumber Air Baku
Pemilihan sumber air baku berguna untuk menentukan sumber air baku
bagi sistem penyediaan air bersih rencana. Pemilihan alternatif air baku
dilakukan berdasarkan analisis kuantitas sumber air baku, sehingga dapat dapat
diketahui apakah kuantitas atau ketersediaan air baku masih mencukupi bila

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 6
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

diambil untuk keperluan penyediaan air bersih. Dasar dalam perhitungan


ketersediaan air baku adalah:
a. Debit atau volume maksimum dan minimum air baku
selama beberapa tahun terakhir.
b. Pemanfaatan sumber air baku.
Selain itu pemilihan sumber air baku juga didasarkan pada perkiraan
kualitas air baku tersebut, dimana air baku yang baik akan memudahkan proses
pengolahan. Analisa sumber air baku ini meliputi :
4. Inventarisasi Sumber Air baku
Inventarisasi sumber air baku adalah menentukan sumber air baku
rencana yang akan digunakan dalam pemenuhan kebutuhan air. Sumber air baku
yang akan dimanfaatkan bisa dapat berupa air permukaan, air bawah permukaan
dan mata air.
5. Alternatif Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi penempatan sistem penyediaan air bersih rencana
bertujuan untuk menentukan lokasi penempatan yang tepat. Pemilihan lokasi
didasarkan pada analisis masingmasing alternatif lokasi. Pertimbangan dalam
pemilihan lokasi rencana antara lain :
a. Elevasi lokasi, dimana direncanakan pengaliran air dilakukan secara gravitasi.
b. Kepemilikan lahan sekitar lokasi rencana.
c. Jarak lokasi dengan daerah layanan.
d. Lokasi sumber air baku.
e. Kebutuhan pipa transmisi.
6. Analisis Kualitas Air Baku
Analisis kualitas air baku bertujuan untuk mengetahui parameter apa saja
dalam air baku yang melebihi baku mutu yang ditetapkan. Data kualitas air baku
dibandingkan dengan standar kualitas air baku maupun air minum yang berlaku
saat ini. Standar kualitas air yang digunakan adalah Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 907/MENKES/SK/VII/2002, tanggal 29
Juli 2002 tentang Syarat syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
Berdasarkan perbandingan tersebut parameter parameter yang melebihi standar

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 7
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

baku mutu berarti memerlukan pengolahan agar konsentrasinya turun sesuai


dengan standar.
Evaluasi kondisi sistem penyediaan air baku eksisting digunakan sebagai
salah satu acuan untuk menentukan perencanaan sistem penyediaan yang
digunakan.
3.1.1.4 3.1.3.4 Rencana Jaringan Distribusi Utama
Direncanakan sesuai dengan:
a. Rencana pengembangan tata kota
b. Jaringan distribusi utama
Rencana jaringan dibuat untuk perluasan pelayanan dan cakupan dari
SPAM dengan jaringan perpipaan yang telah ada saat ini, maupun untuk
meningkatkan pelayanan dari SPAM bukan jaringan perpipaan menjadi SPAM
dengan jaringan perpipaan.
Untuk SPAM dengan jaringan perpipaan, langkah-langkah pengerjaan
perencanaan jaringan distribusi air minum dilaksanakan sebagai berikut:
1. Tentukan daerah pelayanan
2. Kumpulkan data untuk daerah pelayanan
Metoda analisis penentuan daerah pelayanan dengan administratif kebijaksanaan
pemerintah daerah, dan rencana penerapan jaringan distribusi utama pelayanan
air minum:
a. Jumlah penduduk
b. Peta topografi, situasi lokasi, peta jaringan yang sudah ada di daerah
pelayanan
c. Asumsi konsumsi pemakaian air domestik
d. Asumsi konsumsi pemakaian air nondomestik
e. Daya dukung tanah
f. Hasil pengukuran lapangan
3. Gambarkan sistem jaringan distribusi utama dalam bentuk melingkar atau
bercabang yang disesuaikan dengan data pendukung
4. Tentukan kebutuhan air di setiap titik sampul jaringan distribusi utama
lingkaran
5. Tentukan diameter pipa dan perhitungan hidrolis sebagai berikut:

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 8
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

a. Tentukan kecepatan aliran dalam, pipa sesuai dengan kriteria perencanaan


antara dua titik simpul
b. Hitung diameter pipa berdasarkan rumus: q = av
6. Gambarkan sistem jaringan distribusi utama yang memuat data sebagai
berikut:
a. Nomor simpul
b. Konsumsi setiap simpul
c. Elevasi setiap simpul
3.2 Metodologi Perencanaan Teknis SPAM
3.1.2 3.2.1 Tujuan Operasional
Dari tujuan perencanaan di Bab I yaitu menyusun perencanaan teknis
dan kajian pustaka pada Bab II maka tujuan dioperasionalkan untuk dapat mencapai
muatan perencanaan teknis meliputi :
1. Disain Unit Air Baku
2. Disain Unit Produksi
3. Disain Unit Distribusi
4. Disain Unit Pelayanan
Dari kajian pustaka dapat diketahui kebutuhan data untuk menyusun perencanaan
teknis atau disain terhadap 4 muatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 3. 1

Tujuan Operasional

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 9
No. Tujuan Operasional Data yang diperlukan Keterangan
1. Desain Unit Air Baku Sumber air baku
SISTEM PENYEDIAAN
- Peta lokasi dan elevasi. AIR MINUM
KABUPATEN
- KualitasSUKOHARJO (data TAHUN 2017
pemeriksaan
laboratorium).
- Kuantitas (debit air).
- Kontinuitas ( durasi
pelayanan, fluktuasi
debit).
- Lokasi dan kondisi
bangunan penangkap mata
air.
2. Desain Unit Produksi Kapasitas Produksi
- Kapasitas terpasang dan
kapasitas pelayanan.
- Proses pengolahan pada
unit produksi (desinfeksi :
jenis bahan, cara
pembubuhan, dosis
desinfektan)
3. Desain Unit Distribusi Sistem distribusi
- Sistem pengaliran
distribusi (gravitasi ,
pompa, atau gabungan)
dan debit pengaliran air.
- Sistem jaringan distribusi
(branch, grid iron, atau
loop).
- Sistem pompa distribusi
(jenis, kapasitas,
penggunaan).
- Peta jaringan dan jalur
pipa distribusi.
- Jenis, panjang, diameter,
dan kondisi pipa
distribusi.
- Tekanan dan kecepatan air
S Y A R I F A H A Y U N I N G U T A Mpada
I saat distribusi.
21080115120038 10
- Tingkat kehilangan atau
kebocoran air saat
distribusi.
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

3.1.3 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data


Data yang diperlukan untuk menyusun perencanaan teknis akan
dikumpulkan dengan metoda sesuai dengan suber data. Sedangkan alat
pengumpulan data disesuaikan dengan metoda pengumpulan dan sumber data.
Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel. berikut ini.
Tabel
Pengumpulan Data
Metode Alat
No. Data yang dikumpulkan Sumber Data Pengumpulan Pengumpulan
Data Data
1. Disain Unit Air Baku
a. Data PDAM Dokumentasi Alat tulis,
sumber air baku Sukoharjo flashdisk dan
laptop
2. Disain Unit Produksi.
a. Data Analsis Dokumentasi Alat tulis,
perhitungan penulis dan flashdisk dan
kapasitas buku laptop
produksi literature
3. Disain Unit Distribusi
a. Data sarana dan BAPPEDA Dokumentasi Alat tulis,
prasarana flashdisk dan
laptop
b,. Kondisi geografis, Dokumentasi
topografi, hidrologi, BAPPEDA Alat tulis,
klimatologi, tata flashdisk dan
guna lahan, geologi laptop
beserta analisa biaya
kebutuhan
perencanaan
4. Disan Unit Pelayanan
a. Data administratif BAPPEDA Dokumentasi Alat tulis,
Kabupaten flashdisk dan

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 11
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Sukoharjo laptop
Peta wilayah studi,
yang meliputi :
- Peta administrasi
- Peta topografi
- Peta tata guna lahan
- Peta jaringan jalan
- Peta jaringan sungai
- Peta wilayah
perencanaan

b. Jumlah
penduduk
selama 5 tahun
terakhir

3.1.4 3.2.3 Teknik Analisa Data/Perencanaan Teknis


Data-data yang sudah diperoleh kemudian diolah sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.
1. Informasi dan data mengenai sumber air baku dianalisis dan dipilih dari segi
kualitas, kuantitas, dan kriteria yang sesuai, agar dapat dijadikan sumber air
baku pada wilayah studi.
2. Data sarana dan prasarana yang ada di wilayah tersebut diolah untuk dapat
memperkirakan jumlah kebutuhan air wilayah studi.
3. Peta topografi dianalisis agar dapat melihat bentuk-bentuk kenampakan bumi
di wilayah studi untuk membuat desain jaringan distribusi air minum
4. Peta wilayah studi, diolah agar dapat menentukan daerah layanan. Daerah
layanan dibuat boundary agar terlihat batasannya dengan daerah-daerah lain.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 12
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

5. Data jumlah penduduk diolah untuk dapat memproyeksikan jumlah penduduk


20 tahun mendatang. Metode pengolahan dapat menggunakan metode
aritmatik, geometrik, maupun ekspoAnensial.

S YAR IFAH AYU N I N G U TAM I


21080115120038 13

Anda mungkin juga menyukai